s bio 0805967 chapter5
83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penguasaan konsep siswa di kelas eksperimen yang mengggunakan model
pembelajaran experiential learning dan di kelas kontrol dengan model
pembelajaran secara konvensional sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)
dilakukan pembelajaran pada konsep transpor membran tidak terdapat perbedaan
yang signifikan. Namun rata-rata indeks gain penguasaan konsep siswa pada kelas
yang menggunakan model pembelajaran experiential learning lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran secara
konvensional, yakni 0,56 untuk kelas eksperimen dan 0,47 untuk kelas kontrol.
Selain itu kemampuan berpikir kritis siswa di kelas eksperimen dan di kelas
kontrol sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) dilakukan pembelajaran pun tidak
terdapat perbedaan yang signifikan. Akan tetapi rata-rata indeks gain kemampuan
berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas kontrol, yaitu 0,64 untuk kelas eksperimen dan 0,53 untuk kelas kontrol.
Kemampuan berpikir kritis siswa tersebut meliputi 10 indikator diantaranya
yaitu (1) memfokuskan pertanyaan; (2) menganalisis argumen; (3) bertanya dan
menjawab tentang suatu penjelasan dan pertanyaan yang menantang; (4)
mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi; (5) membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi; (6) membuat induksi dan mempertimbangkan
hasil induksi; (7) membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan; (8)
Putri Rizky Lestari, 2012
Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
84
mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi; (9) mengidentifikasi
asumsi; (10) memutuskan suatu tindakan.
Respon siswa terhadap model pembelajaran experiential learning pada
umumnya memberikan respon yang positif. Hasil analisis perhitungan koefisien
korelasi antara kemampuan berpikir kritis dengan penguasaan konsep siswa pada
kelas kontrol yaitu sebesar 0,602 termasuk ke dalam kategori moderat. Sedangkan
pada kelas eksperimen yaitu sebesar 0,751 termasuk ke dalam kategori kuat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan mengenai model pembelajaran
experiential learning dalam penelitian ini, maka terdapat beberapa saran yang
disampaikan oleh peneliti, diantaranya:
1.
Sebelum melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
experiential learning, guru diharapkan memiliki pengetahuan yang lebih
mengenai model yang hendak digunakan. Selain itu pada model pembelajaran
experiential learning, guru ditantang untuk dapat menyusun berbagai macam
pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa. Hal ini menyebabkan
guru tersebut harus menyiapkan dan menyusun perangkat pembelajaran
sebaik mungkin.
2.
Model pembelajaran experiential learning membutuhkan waktu yang relatif
lama. Maka dari itu guru hendaknya memperhatikan alokasi waktu,
karakteristik bahan ajar, dan pengelolaan kelas yang baik pada saat akan
menggunakan model pembelajaran experiential learning.
Putri Rizky Lestari, 2012
Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
85
3.
Iindikator memfokuskan pertanyaan pada penelitian ini masih banyak
kekurangan, maka dari itu perlu kegiatan khusus untuk melatihkan siswa agar
dapat mencapai indikator memfokuskan pertanyaan tersebut.
4.
Penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran experiential learning
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa masih dapat dikembangkan lebih
luas lagi. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini hanya dibatasi pada sepuluh
indikator dari dua belas indikator kemampuan berpikir kritis menurut Ennis
(1985).
Putri Rizky Lestari, 2012
Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Penguasaan konsep siswa di kelas eksperimen yang mengggunakan model
pembelajaran experiential learning dan di kelas kontrol dengan model
pembelajaran secara konvensional sebelum (pretest) dan sesudah (posttest)
dilakukan pembelajaran pada konsep transpor membran tidak terdapat perbedaan
yang signifikan. Namun rata-rata indeks gain penguasaan konsep siswa pada kelas
yang menggunakan model pembelajaran experiential learning lebih tinggi
dibandingkan dengan siswa yang menggunakan model pembelajaran secara
konvensional, yakni 0,56 untuk kelas eksperimen dan 0,47 untuk kelas kontrol.
Selain itu kemampuan berpikir kritis siswa di kelas eksperimen dan di kelas
kontrol sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) dilakukan pembelajaran pun tidak
terdapat perbedaan yang signifikan. Akan tetapi rata-rata indeks gain kemampuan
berpikir kritis siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan
kelas kontrol, yaitu 0,64 untuk kelas eksperimen dan 0,53 untuk kelas kontrol.
Kemampuan berpikir kritis siswa tersebut meliputi 10 indikator diantaranya
yaitu (1) memfokuskan pertanyaan; (2) menganalisis argumen; (3) bertanya dan
menjawab tentang suatu penjelasan dan pertanyaan yang menantang; (4)
mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi; (5) membuat deduksi dan
mempertimbangkan hasil deduksi; (6) membuat induksi dan mempertimbangkan
hasil induksi; (7) membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan; (8)
Putri Rizky Lestari, 2012
Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
84
mengidentifikasi istilah dan mempertimbangkan definisi; (9) mengidentifikasi
asumsi; (10) memutuskan suatu tindakan.
Respon siswa terhadap model pembelajaran experiential learning pada
umumnya memberikan respon yang positif. Hasil analisis perhitungan koefisien
korelasi antara kemampuan berpikir kritis dengan penguasaan konsep siswa pada
kelas kontrol yaitu sebesar 0,602 termasuk ke dalam kategori moderat. Sedangkan
pada kelas eksperimen yaitu sebesar 0,751 termasuk ke dalam kategori kuat.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan mengenai model pembelajaran
experiential learning dalam penelitian ini, maka terdapat beberapa saran yang
disampaikan oleh peneliti, diantaranya:
1.
Sebelum melakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
experiential learning, guru diharapkan memiliki pengetahuan yang lebih
mengenai model yang hendak digunakan. Selain itu pada model pembelajaran
experiential learning, guru ditantang untuk dapat menyusun berbagai macam
pengalaman belajar yang akan diberikan kepada siswa. Hal ini menyebabkan
guru tersebut harus menyiapkan dan menyusun perangkat pembelajaran
sebaik mungkin.
2.
Model pembelajaran experiential learning membutuhkan waktu yang relatif
lama. Maka dari itu guru hendaknya memperhatikan alokasi waktu,
karakteristik bahan ajar, dan pengelolaan kelas yang baik pada saat akan
menggunakan model pembelajaran experiential learning.
Putri Rizky Lestari, 2012
Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
85
3.
Iindikator memfokuskan pertanyaan pada penelitian ini masih banyak
kekurangan, maka dari itu perlu kegiatan khusus untuk melatihkan siswa agar
dapat mencapai indikator memfokuskan pertanyaan tersebut.
4.
Penelitian mengenai pengaruh model pembelajaran experiential learning
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa masih dapat dikembangkan lebih
luas lagi. Hal ini dikarenakan pada penelitian ini hanya dibatasi pada sepuluh
indikator dari dua belas indikator kemampuan berpikir kritis menurut Ennis
(1985).
Putri Rizky Lestari, 2012
Pengaruh Model Pembelajaran Experiential Learning Terhadap Penguasaan Konsep Dan
Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMA Pada Konsep Transpor Membran
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu