S PJKR 0900013 Chapter1
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
merupakan bagian yang integral dari pendidikan secara keseluruhan dan bertujuan
untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampikan motorik/gerak,
ketrampilan berpikir kritis, kemampuan sosial, penalaran, stabilitas, emosional,
tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui
aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara
sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam
mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan
manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan
kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar
melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara
sistematis, terarah, dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan
untuk membina, sekaligus untuk membentuk gaya hidup sehat aktif sepanjang
hayat.
Meskipun olahraga sesungguhnya diorientasikan untuk pembinaan atlet.
Tentunya atlet juga berperan sebagai siswa yang mempunyai kewajiban
menempuh berbagai mata pelajaran termasuk mata pelajaran pendidikan jasmani.
Mata pelajaran pendidikan jasmani adalah salah satu pelajaran yang wajib
diajarkan disekolah menengah tingkat atas dan memiliki ciri-ciri menekankan
pada aspek psikomotor, dibanding aspek kognitif dan afektif. Sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP) permainan bolavoli masuk
dalam mata pelajaran pendidikan jasmani yang wajib diberikan kepada siswa.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan dapat
mengajar berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan
(olahraga), internalisasi nilai-nilai (sportivitas, kejujuran, kerja sama, disiplin, dan
bertanggung jawab), dan pembiasaan pola hidup sehat. Proses pembelajaran
SENA SEFTIA FAJAR, 2014
Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
pendidikan jasmani yang dilakukan ini berbeda dengan proses pembelajaran mata
pelajaran lain yang didominanasi oleh kegiatan di dalam kelas yang lebih bersifat
kajian teoritis. Kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani lebih dominan pada
aktivitas unsur fisik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat multi
dimensi (aspek psikomotorik, kognitif, dan apektif).
Selain itu pemahaman siswa tentang pentingnya pendidikan jasmani dalam
meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani tinggi, karena sebagian besar
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar pembelajaran pendidikan jasmani merasa
penting untuk kehidupan sehari-harinya, dan minat siswa mengikuti kegiatan
pembelajaran penjas semakin tinggi apabila pelaksanaan pembelajaran penjas
dilakukan dengan baik dan benar.
Pada umumnya setiap orang akan setuju bahwa dalam diri manusia bukan
aspek jasmani saja yang berperan, tetapi juga aspek jiwa atau rohani memiliki
peran dalam hidup manusia. Jasmani manusia dapat dilihat secara jelas atau
konkrit, sedangkan jiwa tidak dapat diamati secara langsung. Untuk mengamati
aspek jiwa adalah dari perilaku manusia misalnya, seseorang dalam melalukan
suatu kegiatan antara lain sungguh-sungguh, semangat, memiliki perasaan
gembira melalui tertawa dan raut muka yang cerah. Aspek jasmani dan rohani
merupakan satu kesatuan dalam diri manusia dalam melakukan suatu kegiatan.
Selaras dengan penjelasan Harsono (1988, hlm. 242) sebagai berikut:
Manusia adalah kesatuan dari jiwa dan raga, satu psychomatic unity, yang
satu dengan yang lainnya selalu akan saling pengaruh mempengaruhi.
Pengaruh yang dirasakan oleh jiwa akan pula berpengaruh terhadap raga
kita, demikian pula sebaliknya.
Salah satu aspek jiwa adalah minat yang juga memiliki peranan dalam diri
seseorang untuk melakukan satu kegiatan. Seseorang tidak akan bersungguhsungguh dalam melakukan suatu kegiatan tanpa minat. Siswa tidak akan belajar
secara sungguh-sungguh terhadap suatu bidang pelajaran tanpa minat terhadap
bidang pelajaran tersebut. Seseorang dalam melakukan sesuatu tidak akan
mencapai tujuan tanpa ada minat. Sesuai dengan penjelasan Zuhairini dan Sardjoe
SENA SEFTIA FAJAR, 2014
Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
(1984, hlm. 35) sebagai berikut: “Berhasil tidaknya suatu tujuan yang akan
dicapai oleh seseorang bergantung pada ada dan tidaknya minat seseorang”.
Dengan kata lain untuk dapat melakukan sesuatu kegiatan harus ada rasa
minat terlebih dahulu di dalam diri seseorang. Disamping itu minat siswa sangat
diperlukan untuk menunjang jalannya proses belajar mengajar pendidikan
jasmani. Berdasarkan studi pendahuluan, ternyata tidak semua siswa SMAN 26
Kota Bandung aktif dalam mengikuti ektrakurikuler bolavoli. Ada yang malas,
ada yang kurang serius, bahkan ada diantaranya dengan berbagai dalih berusaha
untuk tidak mengikuti ekstrakurikuler bolavoli.
Berdasarkan kecendurungan perilaku siswa di atas, kemungkinan faktor
minat merupakan salah satu faktor penyebab terhadap ketidak aktifan sebagian
besar siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli, ini berarti minat siswa
SMAN 26 Kota Bandung dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli dikategorikan
masih rendah.
Minat seseorang terhadap suatu kegiatan akan terbentuk melalui proses
pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari seperti di sekolah, keluarga dan di
masyarakat. Melalui pembelajaran dalam suatu kegiatan, seseorang akan
memperoleh pengalaman-pengalaman selanjutnya melalui pengalaman itulah
seseorang timbul minatnya penjelasan tersebut diperkuat oleh penjelasan
Soemanto (1990, hlm. 38) sebagai berikut:
Oleh karena minat berdasarkan hasil belajar, maka pendidikan mempunyai
peranan penting dalam mengendalikan minat anak didik untuk belajar
lebih lanjut. Untuk itu, pendidikan hendaknya mampu memberikan
pengalaman belajar sedemikian rupa, sehingga pengalaman itu
memperkuat kemampuan anak didik untuk belajar lebih lanjut.
Dari penjelasan tersebut bermakna pula bahwa sudah sewajarnya dalam
proses pembelajaran, guru memberikan pengalaman-pengalaman yang berharga
kepada siswa sebagai subjektif diri, sehingga siswa memiliki minat dalam belajar.
Demikian pula di keluarga dan di masyarakat agar siswa memiliki minat terhadap
suatu kegiatan yang positif diberikan pengalaman-pengalaman kepada siswa yang
positif pula. Siswa pada waktu luang diharapkan diarahkan dan dibina pada
SENA SEFTIA FAJAR, 2014
Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
kegiatan yang positif seperti di sekolah dalam kegiatan ekstrakulikuler. Menurut
pengamatan penulis di lapangan khususnya siswa SMAN 26 Kota Bandung
disela-sela kesibukan belajar di sekolah dan di rumah terdapat beberapa siswa
yang melakukan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler, salah satunya Bolavoli.
Oleh karena itu, di SMAN 26 Kota Bandung guru pendidikan jasmani dan
kesehatan mengajarkan tentang permainan bolavoli. Karena permainan bolavoli
merupakan salah satu materi yang terdapat pada mata pelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan. Pembelajaran pendidikan jasmani dirasa masih
kurang karena hanya diberikan satu kali pertemuan yaitu 2 x 45 menit sehingga
dalam mengajarkan bolavoli hasilnya kurang maksimal. Maka dari itu pihak
sekolah memberikan tambahan jam pelajaran melalui program ekstrakurikuler
bolavoli. Selain kegiatan kelas olahraga dilaksanakan untuk menambah jam
pelajaran yang dirasa masih kurang, kegiatan tersebut dilakukan untuk
mempersiapkan siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan antar SMA.
Hampir semua cabang olahraga dan pendidikan jasmani memerlukan
sarana prasarana yang cukup agar dalam pembelajaran dapat berjalan dengan
optimal dan mendapatkan prestasi yang baik. Di SMAN 26 Kota Bandung sarana
dan prasarana untuk cabang olahraga bolavoli sudah cukup memadai sehingga
menunjang dalam berprestasi cabang olahraga bolavoli. Meskipun tim bolavoli
SMAN 26 Kota Bandung belum mendapatkan juara dalam setiap kejuaraan,
namun guru pendidikan jasmani belum pernah mengukur tingkat keterampilan
dasar bermain bolavoli siswanya terutama siswa yang ikut ekstrakurikuler.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil
permasalahan tentang bagaimana pengaruh keikutsertaan siswa pada pembelajaran
penjasorkes terhadap minat dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN
26 Bandung?
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka penulis
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana keikutsertaan siswa pada pembelajaran penjasorkes di SMAN 26
Bandung?
SENA SEFTIA FAJAR, 2014
Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
2. Bagaimana minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN
26 Bandung?
3. Bagaimana pengaruh keikutsertaan siswa pada pembelajaran penjasorkes
terhadap minat dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26
Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian, tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keikutsertaan siswa pada pembelajaran penjasorkes di
SMAN 26 Bandung?
2. Untuk mengetahui minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di
SMAN 26 Bandung?
3. Untuk mengetahui pengaruh keikutsertaan siswa pada pembelajaran
penjasorkes terhadap minat dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di
SMAN 26 Bandung?
D. Manfaat Penelitian
Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus berguna bagi pribadi maupun
orang lain, maka penelitian ini sangat bermanfaat diantaranya:
1. Secara teoritis dapat memberikan sumbangan teori konseptual untuk
memecahkan masalah mengenai pengaruh pembelajaran penjaskes terhadap
minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung
2. Diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan bermain bolavoli
menjadi lebih baik melalalui ekstrarikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung
E. Batasan Penelitian
Untuk menghindari timbulnya penafsiran agar tidak menyimpang dari
permasalahan dan tujuan penelitian, maka masalah yang telah penulis uraikan
perlu dibatasi sebagai berikut:
1. Masalah penelitian yang penulis lakukan adalah seberapa besar pengaruh
pembelajaran penjaskes terhadap minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler
bolavoli di SMAN 26 Bandung?
SENA SEFTIA FAJAR, 2014
Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
2. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 26
Bandung sebanyak 246 orang
3. Penelitian ini difokuskan dikegiatan ekstrakulikuler bolavoli.
4. Lokasi penelitian adalah SMAN 26 Bandung.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terdapat kesalahpahaman dan untuk menghindari penafsiran
yang salah dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan mengenai
definisi istilah dalam penelitian ini. Adapun definisi istilah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengaruh adalah daya yang ada atau
timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau
perbuatan seseorang
2. Pembelajaran
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pembelajaran adalah proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Dalam penelitian ini
yang di maksud dengan pembelajaran adalah proses pemberian materi yang
melibatkan terjadinya interaksi antara pengajar dengan peserta didik untuk
pencapaian tujuan pendidikan.
3. Minat
Menurut Djaali (2008, hlm. 121) minat adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
4. Bolavoli
Menurut wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Bolavoli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan.
Masing-masing grup memiliki enam orang pemain.
5. Pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan
kemampuan jasmani. (Nanang, 2003, hlm. 2)
SENA SEFTIA FAJAR, 2014
Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya mata pelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
merupakan bagian yang integral dari pendidikan secara keseluruhan dan bertujuan
untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampikan motorik/gerak,
ketrampilan berpikir kritis, kemampuan sosial, penalaran, stabilitas, emosional,
tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui
aktifitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara
sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam
mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan
manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan
kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar
melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara
sistematis, terarah, dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan
untuk membina, sekaligus untuk membentuk gaya hidup sehat aktif sepanjang
hayat.
Meskipun olahraga sesungguhnya diorientasikan untuk pembinaan atlet.
Tentunya atlet juga berperan sebagai siswa yang mempunyai kewajiban
menempuh berbagai mata pelajaran termasuk mata pelajaran pendidikan jasmani.
Mata pelajaran pendidikan jasmani adalah salah satu pelajaran yang wajib
diajarkan disekolah menengah tingkat atas dan memiliki ciri-ciri menekankan
pada aspek psikomotor, dibanding aspek kognitif dan afektif. Sesuai dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP) permainan bolavoli masuk
dalam mata pelajaran pendidikan jasmani yang wajib diberikan kepada siswa.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan dapat
mengajar berbagai keterampilan gerak dasar, teknik dan strategi permainan
(olahraga), internalisasi nilai-nilai (sportivitas, kejujuran, kerja sama, disiplin, dan
bertanggung jawab), dan pembiasaan pola hidup sehat. Proses pembelajaran
SENA SEFTIA FAJAR, 2014
Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
pendidikan jasmani yang dilakukan ini berbeda dengan proses pembelajaran mata
pelajaran lain yang didominanasi oleh kegiatan di dalam kelas yang lebih bersifat
kajian teoritis. Kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani lebih dominan pada
aktivitas unsur fisik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang bersifat multi
dimensi (aspek psikomotorik, kognitif, dan apektif).
Selain itu pemahaman siswa tentang pentingnya pendidikan jasmani dalam
meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani tinggi, karena sebagian besar
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar pembelajaran pendidikan jasmani merasa
penting untuk kehidupan sehari-harinya, dan minat siswa mengikuti kegiatan
pembelajaran penjas semakin tinggi apabila pelaksanaan pembelajaran penjas
dilakukan dengan baik dan benar.
Pada umumnya setiap orang akan setuju bahwa dalam diri manusia bukan
aspek jasmani saja yang berperan, tetapi juga aspek jiwa atau rohani memiliki
peran dalam hidup manusia. Jasmani manusia dapat dilihat secara jelas atau
konkrit, sedangkan jiwa tidak dapat diamati secara langsung. Untuk mengamati
aspek jiwa adalah dari perilaku manusia misalnya, seseorang dalam melalukan
suatu kegiatan antara lain sungguh-sungguh, semangat, memiliki perasaan
gembira melalui tertawa dan raut muka yang cerah. Aspek jasmani dan rohani
merupakan satu kesatuan dalam diri manusia dalam melakukan suatu kegiatan.
Selaras dengan penjelasan Harsono (1988, hlm. 242) sebagai berikut:
Manusia adalah kesatuan dari jiwa dan raga, satu psychomatic unity, yang
satu dengan yang lainnya selalu akan saling pengaruh mempengaruhi.
Pengaruh yang dirasakan oleh jiwa akan pula berpengaruh terhadap raga
kita, demikian pula sebaliknya.
Salah satu aspek jiwa adalah minat yang juga memiliki peranan dalam diri
seseorang untuk melakukan satu kegiatan. Seseorang tidak akan bersungguhsungguh dalam melakukan suatu kegiatan tanpa minat. Siswa tidak akan belajar
secara sungguh-sungguh terhadap suatu bidang pelajaran tanpa minat terhadap
bidang pelajaran tersebut. Seseorang dalam melakukan sesuatu tidak akan
mencapai tujuan tanpa ada minat. Sesuai dengan penjelasan Zuhairini dan Sardjoe
SENA SEFTIA FAJAR, 2014
Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
(1984, hlm. 35) sebagai berikut: “Berhasil tidaknya suatu tujuan yang akan
dicapai oleh seseorang bergantung pada ada dan tidaknya minat seseorang”.
Dengan kata lain untuk dapat melakukan sesuatu kegiatan harus ada rasa
minat terlebih dahulu di dalam diri seseorang. Disamping itu minat siswa sangat
diperlukan untuk menunjang jalannya proses belajar mengajar pendidikan
jasmani. Berdasarkan studi pendahuluan, ternyata tidak semua siswa SMAN 26
Kota Bandung aktif dalam mengikuti ektrakurikuler bolavoli. Ada yang malas,
ada yang kurang serius, bahkan ada diantaranya dengan berbagai dalih berusaha
untuk tidak mengikuti ekstrakurikuler bolavoli.
Berdasarkan kecendurungan perilaku siswa di atas, kemungkinan faktor
minat merupakan salah satu faktor penyebab terhadap ketidak aktifan sebagian
besar siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli, ini berarti minat siswa
SMAN 26 Kota Bandung dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli dikategorikan
masih rendah.
Minat seseorang terhadap suatu kegiatan akan terbentuk melalui proses
pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari seperti di sekolah, keluarga dan di
masyarakat. Melalui pembelajaran dalam suatu kegiatan, seseorang akan
memperoleh pengalaman-pengalaman selanjutnya melalui pengalaman itulah
seseorang timbul minatnya penjelasan tersebut diperkuat oleh penjelasan
Soemanto (1990, hlm. 38) sebagai berikut:
Oleh karena minat berdasarkan hasil belajar, maka pendidikan mempunyai
peranan penting dalam mengendalikan minat anak didik untuk belajar
lebih lanjut. Untuk itu, pendidikan hendaknya mampu memberikan
pengalaman belajar sedemikian rupa, sehingga pengalaman itu
memperkuat kemampuan anak didik untuk belajar lebih lanjut.
Dari penjelasan tersebut bermakna pula bahwa sudah sewajarnya dalam
proses pembelajaran, guru memberikan pengalaman-pengalaman yang berharga
kepada siswa sebagai subjektif diri, sehingga siswa memiliki minat dalam belajar.
Demikian pula di keluarga dan di masyarakat agar siswa memiliki minat terhadap
suatu kegiatan yang positif diberikan pengalaman-pengalaman kepada siswa yang
positif pula. Siswa pada waktu luang diharapkan diarahkan dan dibina pada
SENA SEFTIA FAJAR, 2014
Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
kegiatan yang positif seperti di sekolah dalam kegiatan ekstrakulikuler. Menurut
pengamatan penulis di lapangan khususnya siswa SMAN 26 Kota Bandung
disela-sela kesibukan belajar di sekolah dan di rumah terdapat beberapa siswa
yang melakukan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler, salah satunya Bolavoli.
Oleh karena itu, di SMAN 26 Kota Bandung guru pendidikan jasmani dan
kesehatan mengajarkan tentang permainan bolavoli. Karena permainan bolavoli
merupakan salah satu materi yang terdapat pada mata pelajaran pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan. Pembelajaran pendidikan jasmani dirasa masih
kurang karena hanya diberikan satu kali pertemuan yaitu 2 x 45 menit sehingga
dalam mengajarkan bolavoli hasilnya kurang maksimal. Maka dari itu pihak
sekolah memberikan tambahan jam pelajaran melalui program ekstrakurikuler
bolavoli. Selain kegiatan kelas olahraga dilaksanakan untuk menambah jam
pelajaran yang dirasa masih kurang, kegiatan tersebut dilakukan untuk
mempersiapkan siswa dalam mengikuti kegiatan-kegiatan antar SMA.
Hampir semua cabang olahraga dan pendidikan jasmani memerlukan
sarana prasarana yang cukup agar dalam pembelajaran dapat berjalan dengan
optimal dan mendapatkan prestasi yang baik. Di SMAN 26 Kota Bandung sarana
dan prasarana untuk cabang olahraga bolavoli sudah cukup memadai sehingga
menunjang dalam berprestasi cabang olahraga bolavoli. Meskipun tim bolavoli
SMAN 26 Kota Bandung belum mendapatkan juara dalam setiap kejuaraan,
namun guru pendidikan jasmani belum pernah mengukur tingkat keterampilan
dasar bermain bolavoli siswanya terutama siswa yang ikut ekstrakurikuler.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil
permasalahan tentang bagaimana pengaruh keikutsertaan siswa pada pembelajaran
penjasorkes terhadap minat dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN
26 Bandung?
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka penulis
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana keikutsertaan siswa pada pembelajaran penjasorkes di SMAN 26
Bandung?
SENA SEFTIA FAJAR, 2014
Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
2. Bagaimana minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN
26 Bandung?
3. Bagaimana pengaruh keikutsertaan siswa pada pembelajaran penjasorkes
terhadap minat dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26
Bandung?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan masalah penelitian, tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui keikutsertaan siswa pada pembelajaran penjasorkes di
SMAN 26 Bandung?
2. Untuk mengetahui minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di
SMAN 26 Bandung?
3. Untuk mengetahui pengaruh keikutsertaan siswa pada pembelajaran
penjasorkes terhadap minat dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di
SMAN 26 Bandung?
D. Manfaat Penelitian
Setiap kegiatan yang dilaksanakan harus berguna bagi pribadi maupun
orang lain, maka penelitian ini sangat bermanfaat diantaranya:
1. Secara teoritis dapat memberikan sumbangan teori konseptual untuk
memecahkan masalah mengenai pengaruh pembelajaran penjaskes terhadap
minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung
2. Diharapkan siswa dapat meningkatkan keterampilan bermain bolavoli
menjadi lebih baik melalalui ekstrarikuler bolavoli di SMAN 26 Bandung
E. Batasan Penelitian
Untuk menghindari timbulnya penafsiran agar tidak menyimpang dari
permasalahan dan tujuan penelitian, maka masalah yang telah penulis uraikan
perlu dibatasi sebagai berikut:
1. Masalah penelitian yang penulis lakukan adalah seberapa besar pengaruh
pembelajaran penjaskes terhadap minat siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler
bolavoli di SMAN 26 Bandung?
SENA SEFTIA FAJAR, 2014
Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
2. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMAN 26
Bandung sebanyak 246 orang
3. Penelitian ini difokuskan dikegiatan ekstrakulikuler bolavoli.
4. Lokasi penelitian adalah SMAN 26 Bandung.
F. Definisi Operasional
Agar tidak terdapat kesalahpahaman dan untuk menghindari penafsiran
yang salah dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan mengenai
definisi istilah dalam penelitian ini. Adapun definisi istilah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pengaruh adalah daya yang ada atau
timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau
perbuatan seseorang
2. Pembelajaran
Dalam Kamus Bahasa Indonesia pembelajaran adalah proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Dalam penelitian ini
yang di maksud dengan pembelajaran adalah proses pemberian materi yang
melibatkan terjadinya interaksi antara pengajar dengan peserta didik untuk
pencapaian tujuan pendidikan.
3. Minat
Menurut Djaali (2008, hlm. 121) minat adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.
4. Bolavoli
Menurut wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.
Bolavoli adalah olahraga permainan yang dimainkan oleh dua grup berlawanan.
Masing-masing grup memiliki enam orang pemain.
5. Pendidikan jasmani
Pendidikan jasmani diartikan sebagai proses pendidikan melalui aktivitas
jasmani dan sekaligus merupakan proses pendidikan untuk meningkatkan
kemampuan jasmani. (Nanang, 2003, hlm. 2)
SENA SEFTIA FAJAR, 2014
Pengaruh Keikutsertaan Siswa Pada Pembelajaran Penjasorkes Terhadap Minat Dalam Mengikuti
Ekstrakurikuler Bolavoli Di SMAN 26 Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu