Patogenesis Infeksi Laten Epstein Barr Virus.
ABSTRAK
PATOGENESIS
William Sugandhi (0010178)
INFEKSI LATEN EBV
Pembimbing I
Pembimbing II
: Djaja Rusmana, dr.,.Msi
: Widura, dr., Ms
Epstein Barr virus (EBV) merupakan salah satu virus penyerang manusia yang
mempunyai prevalensi tinggi dan menginfeksi lebih dari 90% populasi dunia melalui
transfer virus dalam saliva, dan setelah infeksi primer virus hidup persisten dalam
tubuh host. Sebagian besar infeksi yang ditimbulkan oleh EBV hadir dalam bentuk
laten. Limfosit B merupakan target EBV untuk mengadakan infeksi laten. EBV juga
merupakan penyebab beberapa keganasan seperti Burkitt's Lymphoma dan
Undifferentiated nasopharyngeal carcinoma (UNPC). Oleh karena itu patogenesis
infeksi latcn oleh EBV ini mcnjadi pcnting untuk disimak
Untuk maksud ini tclah dipclajari cara masuknya EBV kc dalam scl hospcs yang
dapat menyebabkan infeksi laten, protein-protein laten yang diekspresikan untuk
mendukung pertahanan hidup virus dalam sel hospes, dan tipe infeksi laten yang
menjurus pada perkembangan beberapa keganasan.
Struktur genom EBV adalah linear, double stranded DNA dengan panjang kirakira 172 sampai I 84kbp yang terdiri dari 60 mol% guanin dan sitosin. Infeksi EBV
biasa bermula di epitel orofaring. Pada tahap awal infeksi, limfosit B yang melewati
orofaring juga terinfeksi oleh EBV. Saat EBV mcnginfeksi scbuah scl. genom EBV
akan berubah menjadi episom, pada limfosit B yang terinfeksi laten akan
diekspreskan enam antigen nuklear (EBNAs), dua protein membran (LMP), Epstein
Barr encoded RNA (EBERs) dan BarnA rightward transcript (BARTs)
Terdapat tiga tipe infeksi laten. Pada infeksi laten tipe I, karakteristik Burkitt's
lymphoma (BL) diekspresikan EBNAl, EBERs, dan transkrip BarnA. Pada infeksi
laten tipe II, yang ditemukan pada Hodgkin disease yang berhubungan dengan EBV,
dan UNPC, EBERs, EBNAl, dan Transkrip BarnA dieksprcsikan bcrsama-sama
dengan LMPI dan LMP2. Pada infeksi laten tipe III, semua gen laten diekspresikan.
Infeksi laten tipe III ini merupakan karakteristik dari Lymphoblastoid cell lines
(LCLs) dan kebanyakan limfoma post transplant
Sebagai kesimpulan, sebagian besar infeksi EBV kebanyakan hadir dalam
bentuk laten dan mengekspresikan protein-protein laten untuk pcrtahanan hidup
dalam sel hospes, dan menjadi penyebab teIjadinya beberapa keganasan.
IV
ABSTRACT
PathogenRsis of Latent Infection by Epstein Barr Vims
William Sugandhi (00J0178)
Tutor I
Tutor II
Djaja Rusmana, dr.,.Msi
Widura, dr., Ms
Epstein Barr vims fEB V) is one of the most prevalent human vims and infect more
than 90% world population via transfer of virus in saliva. After a primary infection
the vims persist in the host for life. Most infection caused by EBV present in latent
form, in which B lymphocytes is the target of EBV. EBV cause the development of
several malignant tumours, including Burkitt's lymphoma and Undifferentiated
nasopharyngeal carcinoma (UNPC). Therefore it is verry important to discuss the
pathogenesis of latent injection by Epstein Barr Vims.
For this purpose it has been studied about the wiry EBV infect the host cells and
causes latent injections, about latent proteins expressed during latent infection to
support viral lifelong persistence inside the host cells, and types of latent infection
which are responsible in the development of some malignancies.
The EBV genome is a linear, double stranded. J84kbp DNA composed of60 mole
percent guaninR or cytosine. EBV infection usually begins at oropharyngeal
epithelium. During the early phase of infection, B-Iymphocytes which transit the
oropharynx are also infected by EBV. When EBV infects a cell, the genome becomes
an episome.
In latently infected B lymphocytes, EBVezprej'ses six nue/ear antigen (EBNAs), two
Liryer Membran Proteins (LMP), E-pstein Barr encoded RNA (EBERs) and BamA
rightward transcript (BARTs)
There are three types of latent infection. In type I latent infection, characterized by
Burkitt '.'Ilymphoma (BL) EBNAJ, EBERs, dan transkrip BarnA are expressed. In type
II latent irrtection, which are found in Hodgkin dissease related EBV, and
Undifferentiated nasopharyngeal carcinoma (UNPC), EBE&, EBNAJ, and BamA
rightward transcript are expressed together with LMPldan LMP2. In type III latent
infection, all latent genes are expressed. This type III latent infection is the
characteristic of Lymphobla'itoid cell IinRS (LCLs) and most post transplant
lymphomas
In conclusion, EBV mostly present in latent infection'i and expresses latent
proteins for lifelong persistence inside host cell and miry become the cause of some
malignancies
v
DAFT AR ISI
DAFT AR ISI
HALAMAN
JUDUL DALAM
LEMBAR
PERSETUJUAN
II
SURAT PERNY ATAAN
iii
ABSTRAK
IV
ABSTRACT
v
PRAKATA
VI
OAFTAR
ISI
VIII
DAFT AR TABEL
x
DAFT AR GAMBAR
XI
BAB I PENDAI fULUAN
1. I I.atar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
I.4 Kegunaan Penelitian
1.5 Metode Penelitian
BAB 11TINJAUAN
2
2
PUST AKA
2.1 Epstein Barr Virus
2.1.1 Klasifikasi
2.1.2 Struktur virus
2.1.3 Struktur genom
3
3
4
6
2.2 Aspek umum infeksi EBV
8
2.3 Tahapan infeksi EBV
2.3. 1Adsorbsi
2.3.2 Penelrasi dan uncoaling
2.3.3 Proses intraseluler awal pada infeksi
2.3.4 Infeksi laten pada limtosit B yang primer dan
transformasi pertumbuhan
2.3.4.1 Ekspresi gen viral pada infeksi laten
2.3.4.2 Protein infeksi laten
14
14
15
16
VIII
18
18
19
2.4 Siklus litik EBV
29
2.5 Perubahan infeksi laten menjadi infeksi litik
32
2.6 Penyakit-penyakit dan malignansi yang disebabkan oleh EBV
2.6.1 Burkitt's lymphoma
2.6.2 Undifferentiated nasopharyngeal carcinoma
2.6.3 Lymphoproliferative disease
32
35
36
38
2.7 Terapi infeksi EBV
39
BAB 1lJ PEMBAHASAN
40
BAB IV KESIMPULAN
4.\ Kesimpulan
4.2 Saran
DAN SARAN
45
46
DArTAR PUSTAKA
47
RIWAYAT HIDUP
50
IX
DAFTAR TABEL
TABEL
HALAMAN
Tabel 2. J
Protein laten pada infeksi EBV
14
x
DAFT AR GAMBAR
DAFT AR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 2.1
Klasifikasi virus herpes
3
Gambar 2.2
Struktur virus EBV
5
Gambar 2.3
Struktur genom EAV
7
Gambar 2.4
Infeksi EBV di orofaring yang dapat menjadi infeksi persisten
dan menyebarkan virus kembali melalui saliva
9
Gambar 2.5
Infeksi EAV pada epitel dan sel B pada orang sehat karier
10
Gambar 2.6
Tahapan Infeksi pada EBV
17
Gambar 2.7
Mekanismc tcrjadinya infcksi latcn EBV
18
Gambar 2.8
EBNA-2, -LP, -3A, dan -3C, dan LMP-l bekerjasama
menginduksi transformasi pertumbuhan limfosit B dan
pertahanan hidup
22
Gambar 2.9
Urutan mekanisme LMP 1 yang mengaktifkan NF-KB
XI
24
Gambar 2.10
Diagram skematiik mekanisme LMP 1 dalam pertumbuhan
sel dan pertahanan
hidup
25
Gambar 2.11
Aktivitas beberapa protein EBV yang penting untuk infeksi laten
dan penghindaran dari sistem imun host (Panel B)
27
Gambar 2.12
Gen pcngkodc Zta dan faktor-faktor
penginduksi masuk kedalam siklus litik
31
Gambar 2.13
Progresifitas Infeksi EBV
34
Gambar 2.14
Hipotcsis Tumorigenesis Karsinoma Nasofaring
37
Gambar 3.1
Skcma perkembangan
infeksi EBV
44
XII
BABI
PENDAHULUAN
1. 1 Latar belakang
Dalam keadaan infeksi laten, virus dapat bertahan dalam waktu yang lama didalam
hospes dan tidak menimbulkan gejala-gejala penyakit, dan keadaan ini seringkali terjadi
dalam waktu bertahun-tahun. Semua virus herpes manusia dapat bertahan dalam sel
inang (hospes) sampai seumur hidup host tersebut.
Keadaan imunosupresi dapat
mereaktivasi virus herpes yang menetap dalam tubuh hospes, sehingga infeki ulangan ini
dapat menimbulkan kcadaan yang lcbih fatal.. Salah satu virus herpes yang dapat
mcnimbulkan infcksi latcn adalah Epstein Barr Virus (EBV). (Tortora. 2001)
EB V merupakan virus herpes yang sering menyerang manusia dan menginfeksi lebih
dari 90% populasi dunia. EBV ditransmisikan melalui saliva. Sctelah infeksi primer.
virus ini dapat mcnctap dalam tubuh host.. (Middeldrop, 200 I)
EBV menginfeksi limfosit B dan sel epitel. Infeksi oleh EBV dapat menyebabkan
infectious mononucleosis (IM) yang disebut juga glandular fever atau kissing disease.
1M menyebabkan demam dan lemah badan diasertai respon sel T yang kuat.. EBV juga
dapat menyebabkan timbulnya beberapa tumor maligna, yaitu neoplasma sel B seperti
Burkitt's lymphoma dan Hodgkin's disease. Beberapa bentuk T-eel/lymphoma,
bcberapa
tumor epitel seperti undifferentiated nasopharyngeal carcinoma (NPC tipe 3) dan gastric
cancers.
Yang khas pada semua tumor tersebut di atas adalah adanya salinan
ekstrakromosom multipel dari genom sirkular virus di dalam sel tumor dan adanya gcn
laten EBV.
Pengetahuan tentang fungsi protein laten EBV dan terjadinya respon imun terhadap
virus memberi memungkinkan dan pencegahan terjadinya penyakit keganasan yang
diakibatkan olch EBV. (Murray and Young, 2001)
2
1.2 Identifikasi masalah
Bagaimana patogenesis terjadinya inteksi laten EBV ?
1.3 Maksud dan tujuan
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui protein-protein yang bcrpcran dalam
infcksi latcn EBV, dan penyakit-penyakit yang berhubungan dcngan infcksi latcn EBV
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui patogenesis infeksi laten EBV
1.4 Manfaat karya tulis ilmiah
Karya tulis ini diharapkan dapat bennanfaat bagi para pembaca, civitas akademika
fakultas kedokteran khususnya di Universitas Kristen Maranatha dalam mcmpclajari
patogcnesis terjadinya infeksi laten EB V yang dapat menycbabkan bcrbagai tumor
maligna.
Karya tulis ilmiah ini juga diharapkan bennanfaat bagi masyarakat umum untuk
mengetahui penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh EBV, karena penularan EBV saat
ini sudah semakin mudah.
BABIV
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Infeksi oleh EBV terdapat
lebih dari 90% orang dewasa, dan lebih benyak
menyebabkan infeksi laten daripada infeksi litik. Infeksi laten EBV terjadi pada sel
limfosit B. Limfosit B akan mengalami imortalisasi dengan diekspresikan protein-protein
laten untuk pertahanan
hidup virus dan perkembangan
infeksi sampai terjadinya
keganasan. Protein-protein terpenting pada patogenesis infeksi laten tersebut adalah
EBNA-I, EBNA-2, EBNA-3A, EBNA-3B, EBNA-3C, LMP-I, LMP-2, EBERs, dan
BARTs
Tahap pertama masuknya EBV kedalam sel hospes, yaitu adsorbsi, yang diikuti oleh
penetrasi dan uncoating. EBV memasuki sel B melalui interaksi glikoprotein virus gp
350/220 dengan rcseptor komplemen CR2/CD21. EBV mcmasuki sel B melalui interaksi
glikoprotcin virus gp 350/220 dengan reseptor komplemen CR2/CD21, yang merupakan
reseptor untuk komplemen C3-d . Penetrasi sel B oleh EBV juga melibatkan viral
glycoprotein gp25 (gL) dan gp42/38 yang bersama gen viral gp 85 (gH) membentuk
suatu kompleks
yang memerantarai
interaksi antara EBV dan molekul
Major
Histocompatibility
Complex (MHC) kelas 2 yang berpcran sebagai ko-reseptor untuk
masuknya virus ke dalam sel B. Infeksi primer limfost B oleh EBV di inisiasi oleh
adsorbsi gp350/220 ke CD21 pada membran plasma limfosit B, agregasi CD21 dalam
membtan plasma, dan masuknya EBV ke dalam vesikel sitoplasmik. Envelop virus akan
berfusi dengan membran vesikel dan melepaskan materi viral kedalam sitoplasma set.
Pembelajaran tentang infeksi laten oleh EBV ini dilakukan dengan penanaman sel
keganasan ke dalam kultur. Dari basil penelian-penelitian, pada burkitt's lymphoma,
EBV akan mengekspresikan protein laten EBNA-I, EBERs serta BARTs. Infeksi laten
tipe 2 dipelajari dari Hodgkin disease atau NPC dengan diekspresikannya LMP-I, LMP2, EBERs dan BARTs. . Sedangkan infeksi laten tipe 3 dipelajari dari LCLs, dengan
diekspresikan semua protein laten.
46
4.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk patogenesis
infeksi EBV dan eara
pengobatan infeksi EBV dan vaksinasi yang lebih baik dan efektifseperti
·
Terapi
gen untuk mengirimkan
protein-protein
sitotoksik
:
atau protein yang
menghambat fungsi gen-gen EBV
·
Terapi dengan non degradable-IKBa mutant yang menghambat
Nf-KB, sehingga
dengan tidak aktifuya Nf-KB akan menyebabkan teljadinya proses apoptosis pada
LCLs
DAFT AR PUST AKA
Brunner J., 2004. Epstein Barr Virus. http://www.camlt.orgldlweb/905EBV.htm!.
Agustus 2004
t
Carter L K., McFarland
e.E.,Kieff
E.2002. Epstein-Barr
Virus-Induced
I
Changes in
B-Lymphocyte Gene Expression. J of virology 76(20):10427-10436.
http://ivi.asm.org, 10 Agustus 2004
Ceccarelli D.F.1.,Frappier L. 2000 Functional analysis of the EBNA I origin DNA
binding protein of Epstein Barr virus.1 of virology, 74( II ):4939-4948
Chan A.T.e., Teo P.M.L., Johnson P.1., 2001. Nampharyngeal
Carcinoma.,
http://annonc.oupjoumals.orglcgi/content/full/13/7/1007., J5 September 2004
Chien Y.e.,Chen Col. 2003. Epidemioligy and Etioligy of Nasopharyngeal
Carcinoma:Gene Environment Interaction.Cancer Review, J(J): J-2
Cohen J.L. 2001 Epstein Barr virus infection. Mucosal Imunology Course Book, 3:
481-492
Cooper G., fowler e., Solomon J.
2000.
Epstein - Barr Virus.,
http://www .brown.edu/Courses/Bio 160/Proiects2000/Herpes/EB V/EpsteinBarr.htm!., J2 November 2004
Davenport M.G.,Pagano J.S. 1999. Ekspression ofEBNAI mRNA is regulated by cell
cycle during Epstein Barr virus type 1 latency..! of virology, 73(4): 3 I54-3 161.
flint Sol.,Enquist L.W., Krug R.M., Racaniello V.R.,Skalka A.M. 2000.Principles of
virology. P 267-578
Iioisinger F.C., Myers J.N. 2003. Carcinoma of the Oral Cavity and Pharynx In:
Lee K.1., editor: Essential Otolaryngology Head and Neck Surgery. 8th Ed.
United States of America: The McGraw Hill Companies, Inc. P. 586 - 9
Huang D.P., Kwok-wai Lo. 1999. Aetiological factors and Pathogenesis In: Van
Hasselt e.A., Gibb A.G., editors: Nasopharyngeal Carcinoma. 2nd Ed. Hong
Kong: Chinese University Press. P. 33 - 50
Mackey D.,Sugden B., I999.The linking regions of EBNA I are esential for its support
of replication and transcription. http://Jvi.asm.org. ,5 Juli 2004
47
48
Maggio.,
2003.,
Mononuc/eosi
E
Virus
Epstein
Barr.,
http://www.dietamed.itlmedicina scienzalmalattie infettive epidemiologialmono
nuc1eosi virus epstein barr.html., 21 November 2004
Middeldorp,J .M. 200 I. Viruses and epithelia:EB V. Mucosal
3: 106-122.
Imunology
Course Book.
Middeldorp J.M., Brink A.A.T.P., Van Den Brule AJ.C., Meijer C.J.L.M. 2002.,
Pathogenic Roles for Epslein
Associated Pro liferative
28 Desember 2004
-
Barr Virus (EBV) Gene Products in EBV-
Disorders.,
www.clscvicr.com/locatc/critrovonc
..
Murray P G.,Young LS. 2001.Epstein Barr virus infection:Basis of malignancy and
potential for therapy. http:www-ermm.cbcu.cam.ac.uk,
6 Juli 2004
Maruo S., Johannsen E.. Illanes D., Cooper A.,KiefT E. 2003. Epstein-Barr Virus
Nuclear Protein EBNA3A Is Critical for Maintaining Lymphoblastoid Cell Line
Growth. J of virology 77( 19): 10437-10447. http://ivi.asm.org, 5 Agustus 2004
Murray P.R.,Rosenthal K.S.,Kobayashi G.S.,
MicrobiologyAthedition. Mosby Inc.P. 487-492
Pfaller
M.A.
2002
Medical
Murray P.G., Young LS. 200l.Epstein Barr virus infection in normal healthy virus
carrier.http://www-ermm.cbcu.cam.ac.uk. 6J uli 2004
Murray P.G., Young L.S. 2001. The Epstein Barr Virus Genome. http://wwwermm.cbcu.cam.ac.uk, 5Juli 2004.
Niedobitek G.
2000.
Epstein
Barr
Virus Injection
Pathogenesis
of
Nasopharyngeal
http://mp.bmiioumals.com!cgi/content/f ull/5 3/5/248?maxtoshow=&H
s=60&RESUL TFORMA T=&searchid=1 079279307300 194&stored
FSTINDEX = 1280
in the
Carcinoma.,
n'S=60&h it
search=&FI
Tortora G.J. 2001. Microbial Disease of Cardiovascular and Lymphatic System In:
Earl W., editor: Microbiology an Introduction. th Ed. San Francisco: Addison
Wesley Longman Inc. P. 639
Tortora GJ., Grabowski S.R. 2003. The Respiratory System In: Roesch B.,
Ford E., editors: Principles of Anatomy & Physiology. lOth Ed. Hoboken:
John Wiley & Sons Inc. P. 809
Young L.S.,Dawson C.W..Eliopoulos A.G., 2001. Mucosal lmunology Course Book.
3: 493-503
49
Young L.S., Dawson C.W., Eliopoulos A.G. 2000. The Expression and Function
of
Epstein
Barr
Virus
Encoded
Latent
Genes.,
http://mp.bmiioumals.com/cgi/content/fuIl/53/5/238..
3 Agustus 2004
Zachos G., Koffa M., Preston C M., Clements J B., Conner J. 2001. Herpes Simplex
Virus Type I Blocks the Apoptotic Host Cell Defense Mechanisms That Target
Bcl-2 and Manipulates Activation of p38 Mitogen-Activated Protein Kinase To
Improve Viral Replication. J of Virology 75(6):2710-2728. http://jvi.asm.org., 1
Agustus 2004
PATOGENESIS
William Sugandhi (0010178)
INFEKSI LATEN EBV
Pembimbing I
Pembimbing II
: Djaja Rusmana, dr.,.Msi
: Widura, dr., Ms
Epstein Barr virus (EBV) merupakan salah satu virus penyerang manusia yang
mempunyai prevalensi tinggi dan menginfeksi lebih dari 90% populasi dunia melalui
transfer virus dalam saliva, dan setelah infeksi primer virus hidup persisten dalam
tubuh host. Sebagian besar infeksi yang ditimbulkan oleh EBV hadir dalam bentuk
laten. Limfosit B merupakan target EBV untuk mengadakan infeksi laten. EBV juga
merupakan penyebab beberapa keganasan seperti Burkitt's Lymphoma dan
Undifferentiated nasopharyngeal carcinoma (UNPC). Oleh karena itu patogenesis
infeksi latcn oleh EBV ini mcnjadi pcnting untuk disimak
Untuk maksud ini tclah dipclajari cara masuknya EBV kc dalam scl hospcs yang
dapat menyebabkan infeksi laten, protein-protein laten yang diekspresikan untuk
mendukung pertahanan hidup virus dalam sel hospes, dan tipe infeksi laten yang
menjurus pada perkembangan beberapa keganasan.
Struktur genom EBV adalah linear, double stranded DNA dengan panjang kirakira 172 sampai I 84kbp yang terdiri dari 60 mol% guanin dan sitosin. Infeksi EBV
biasa bermula di epitel orofaring. Pada tahap awal infeksi, limfosit B yang melewati
orofaring juga terinfeksi oleh EBV. Saat EBV mcnginfeksi scbuah scl. genom EBV
akan berubah menjadi episom, pada limfosit B yang terinfeksi laten akan
diekspreskan enam antigen nuklear (EBNAs), dua protein membran (LMP), Epstein
Barr encoded RNA (EBERs) dan BarnA rightward transcript (BARTs)
Terdapat tiga tipe infeksi laten. Pada infeksi laten tipe I, karakteristik Burkitt's
lymphoma (BL) diekspresikan EBNAl, EBERs, dan transkrip BarnA. Pada infeksi
laten tipe II, yang ditemukan pada Hodgkin disease yang berhubungan dengan EBV,
dan UNPC, EBERs, EBNAl, dan Transkrip BarnA dieksprcsikan bcrsama-sama
dengan LMPI dan LMP2. Pada infeksi laten tipe III, semua gen laten diekspresikan.
Infeksi laten tipe III ini merupakan karakteristik dari Lymphoblastoid cell lines
(LCLs) dan kebanyakan limfoma post transplant
Sebagai kesimpulan, sebagian besar infeksi EBV kebanyakan hadir dalam
bentuk laten dan mengekspresikan protein-protein laten untuk pcrtahanan hidup
dalam sel hospes, dan menjadi penyebab teIjadinya beberapa keganasan.
IV
ABSTRACT
PathogenRsis of Latent Infection by Epstein Barr Vims
William Sugandhi (00J0178)
Tutor I
Tutor II
Djaja Rusmana, dr.,.Msi
Widura, dr., Ms
Epstein Barr vims fEB V) is one of the most prevalent human vims and infect more
than 90% world population via transfer of virus in saliva. After a primary infection
the vims persist in the host for life. Most infection caused by EBV present in latent
form, in which B lymphocytes is the target of EBV. EBV cause the development of
several malignant tumours, including Burkitt's lymphoma and Undifferentiated
nasopharyngeal carcinoma (UNPC). Therefore it is verry important to discuss the
pathogenesis of latent injection by Epstein Barr Vims.
For this purpose it has been studied about the wiry EBV infect the host cells and
causes latent injections, about latent proteins expressed during latent infection to
support viral lifelong persistence inside the host cells, and types of latent infection
which are responsible in the development of some malignancies.
The EBV genome is a linear, double stranded. J84kbp DNA composed of60 mole
percent guaninR or cytosine. EBV infection usually begins at oropharyngeal
epithelium. During the early phase of infection, B-Iymphocytes which transit the
oropharynx are also infected by EBV. When EBV infects a cell, the genome becomes
an episome.
In latently infected B lymphocytes, EBVezprej'ses six nue/ear antigen (EBNAs), two
Liryer Membran Proteins (LMP), E-pstein Barr encoded RNA (EBERs) and BamA
rightward transcript (BARTs)
There are three types of latent infection. In type I latent infection, characterized by
Burkitt '.'Ilymphoma (BL) EBNAJ, EBERs, dan transkrip BarnA are expressed. In type
II latent irrtection, which are found in Hodgkin dissease related EBV, and
Undifferentiated nasopharyngeal carcinoma (UNPC), EBE&, EBNAJ, and BamA
rightward transcript are expressed together with LMPldan LMP2. In type III latent
infection, all latent genes are expressed. This type III latent infection is the
characteristic of Lymphobla'itoid cell IinRS (LCLs) and most post transplant
lymphomas
In conclusion, EBV mostly present in latent infection'i and expresses latent
proteins for lifelong persistence inside host cell and miry become the cause of some
malignancies
v
DAFT AR ISI
DAFT AR ISI
HALAMAN
JUDUL DALAM
LEMBAR
PERSETUJUAN
II
SURAT PERNY ATAAN
iii
ABSTRAK
IV
ABSTRACT
v
PRAKATA
VI
OAFTAR
ISI
VIII
DAFT AR TABEL
x
DAFT AR GAMBAR
XI
BAB I PENDAI fULUAN
1. I I.atar Belakang
1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
I.4 Kegunaan Penelitian
1.5 Metode Penelitian
BAB 11TINJAUAN
2
2
PUST AKA
2.1 Epstein Barr Virus
2.1.1 Klasifikasi
2.1.2 Struktur virus
2.1.3 Struktur genom
3
3
4
6
2.2 Aspek umum infeksi EBV
8
2.3 Tahapan infeksi EBV
2.3. 1Adsorbsi
2.3.2 Penelrasi dan uncoaling
2.3.3 Proses intraseluler awal pada infeksi
2.3.4 Infeksi laten pada limtosit B yang primer dan
transformasi pertumbuhan
2.3.4.1 Ekspresi gen viral pada infeksi laten
2.3.4.2 Protein infeksi laten
14
14
15
16
VIII
18
18
19
2.4 Siklus litik EBV
29
2.5 Perubahan infeksi laten menjadi infeksi litik
32
2.6 Penyakit-penyakit dan malignansi yang disebabkan oleh EBV
2.6.1 Burkitt's lymphoma
2.6.2 Undifferentiated nasopharyngeal carcinoma
2.6.3 Lymphoproliferative disease
32
35
36
38
2.7 Terapi infeksi EBV
39
BAB 1lJ PEMBAHASAN
40
BAB IV KESIMPULAN
4.\ Kesimpulan
4.2 Saran
DAN SARAN
45
46
DArTAR PUSTAKA
47
RIWAYAT HIDUP
50
IX
DAFTAR TABEL
TABEL
HALAMAN
Tabel 2. J
Protein laten pada infeksi EBV
14
x
DAFT AR GAMBAR
DAFT AR GAMBAR
HALAMAN
Gambar 2.1
Klasifikasi virus herpes
3
Gambar 2.2
Struktur virus EBV
5
Gambar 2.3
Struktur genom EAV
7
Gambar 2.4
Infeksi EBV di orofaring yang dapat menjadi infeksi persisten
dan menyebarkan virus kembali melalui saliva
9
Gambar 2.5
Infeksi EAV pada epitel dan sel B pada orang sehat karier
10
Gambar 2.6
Tahapan Infeksi pada EBV
17
Gambar 2.7
Mekanismc tcrjadinya infcksi latcn EBV
18
Gambar 2.8
EBNA-2, -LP, -3A, dan -3C, dan LMP-l bekerjasama
menginduksi transformasi pertumbuhan limfosit B dan
pertahanan hidup
22
Gambar 2.9
Urutan mekanisme LMP 1 yang mengaktifkan NF-KB
XI
24
Gambar 2.10
Diagram skematiik mekanisme LMP 1 dalam pertumbuhan
sel dan pertahanan
hidup
25
Gambar 2.11
Aktivitas beberapa protein EBV yang penting untuk infeksi laten
dan penghindaran dari sistem imun host (Panel B)
27
Gambar 2.12
Gen pcngkodc Zta dan faktor-faktor
penginduksi masuk kedalam siklus litik
31
Gambar 2.13
Progresifitas Infeksi EBV
34
Gambar 2.14
Hipotcsis Tumorigenesis Karsinoma Nasofaring
37
Gambar 3.1
Skcma perkembangan
infeksi EBV
44
XII
BABI
PENDAHULUAN
1. 1 Latar belakang
Dalam keadaan infeksi laten, virus dapat bertahan dalam waktu yang lama didalam
hospes dan tidak menimbulkan gejala-gejala penyakit, dan keadaan ini seringkali terjadi
dalam waktu bertahun-tahun. Semua virus herpes manusia dapat bertahan dalam sel
inang (hospes) sampai seumur hidup host tersebut.
Keadaan imunosupresi dapat
mereaktivasi virus herpes yang menetap dalam tubuh hospes, sehingga infeki ulangan ini
dapat menimbulkan kcadaan yang lcbih fatal.. Salah satu virus herpes yang dapat
mcnimbulkan infcksi latcn adalah Epstein Barr Virus (EBV). (Tortora. 2001)
EB V merupakan virus herpes yang sering menyerang manusia dan menginfeksi lebih
dari 90% populasi dunia. EBV ditransmisikan melalui saliva. Sctelah infeksi primer.
virus ini dapat mcnctap dalam tubuh host.. (Middeldrop, 200 I)
EBV menginfeksi limfosit B dan sel epitel. Infeksi oleh EBV dapat menyebabkan
infectious mononucleosis (IM) yang disebut juga glandular fever atau kissing disease.
1M menyebabkan demam dan lemah badan diasertai respon sel T yang kuat.. EBV juga
dapat menyebabkan timbulnya beberapa tumor maligna, yaitu neoplasma sel B seperti
Burkitt's lymphoma dan Hodgkin's disease. Beberapa bentuk T-eel/lymphoma,
bcberapa
tumor epitel seperti undifferentiated nasopharyngeal carcinoma (NPC tipe 3) dan gastric
cancers.
Yang khas pada semua tumor tersebut di atas adalah adanya salinan
ekstrakromosom multipel dari genom sirkular virus di dalam sel tumor dan adanya gcn
laten EBV.
Pengetahuan tentang fungsi protein laten EBV dan terjadinya respon imun terhadap
virus memberi memungkinkan dan pencegahan terjadinya penyakit keganasan yang
diakibatkan olch EBV. (Murray and Young, 2001)
2
1.2 Identifikasi masalah
Bagaimana patogenesis terjadinya inteksi laten EBV ?
1.3 Maksud dan tujuan
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui protein-protein yang bcrpcran dalam
infcksi latcn EBV, dan penyakit-penyakit yang berhubungan dcngan infcksi latcn EBV
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui patogenesis infeksi laten EBV
1.4 Manfaat karya tulis ilmiah
Karya tulis ini diharapkan dapat bennanfaat bagi para pembaca, civitas akademika
fakultas kedokteran khususnya di Universitas Kristen Maranatha dalam mcmpclajari
patogcnesis terjadinya infeksi laten EB V yang dapat menycbabkan bcrbagai tumor
maligna.
Karya tulis ilmiah ini juga diharapkan bennanfaat bagi masyarakat umum untuk
mengetahui penyakit-penyakit yang ditimbulkan oleh EBV, karena penularan EBV saat
ini sudah semakin mudah.
BABIV
KESIMPULAN
DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Infeksi oleh EBV terdapat
lebih dari 90% orang dewasa, dan lebih benyak
menyebabkan infeksi laten daripada infeksi litik. Infeksi laten EBV terjadi pada sel
limfosit B. Limfosit B akan mengalami imortalisasi dengan diekspresikan protein-protein
laten untuk pertahanan
hidup virus dan perkembangan
infeksi sampai terjadinya
keganasan. Protein-protein terpenting pada patogenesis infeksi laten tersebut adalah
EBNA-I, EBNA-2, EBNA-3A, EBNA-3B, EBNA-3C, LMP-I, LMP-2, EBERs, dan
BARTs
Tahap pertama masuknya EBV kedalam sel hospes, yaitu adsorbsi, yang diikuti oleh
penetrasi dan uncoating. EBV memasuki sel B melalui interaksi glikoprotein virus gp
350/220 dengan rcseptor komplemen CR2/CD21. EBV mcmasuki sel B melalui interaksi
glikoprotcin virus gp 350/220 dengan reseptor komplemen CR2/CD21, yang merupakan
reseptor untuk komplemen C3-d . Penetrasi sel B oleh EBV juga melibatkan viral
glycoprotein gp25 (gL) dan gp42/38 yang bersama gen viral gp 85 (gH) membentuk
suatu kompleks
yang memerantarai
interaksi antara EBV dan molekul
Major
Histocompatibility
Complex (MHC) kelas 2 yang berpcran sebagai ko-reseptor untuk
masuknya virus ke dalam sel B. Infeksi primer limfost B oleh EBV di inisiasi oleh
adsorbsi gp350/220 ke CD21 pada membran plasma limfosit B, agregasi CD21 dalam
membtan plasma, dan masuknya EBV ke dalam vesikel sitoplasmik. Envelop virus akan
berfusi dengan membran vesikel dan melepaskan materi viral kedalam sitoplasma set.
Pembelajaran tentang infeksi laten oleh EBV ini dilakukan dengan penanaman sel
keganasan ke dalam kultur. Dari basil penelian-penelitian, pada burkitt's lymphoma,
EBV akan mengekspresikan protein laten EBNA-I, EBERs serta BARTs. Infeksi laten
tipe 2 dipelajari dari Hodgkin disease atau NPC dengan diekspresikannya LMP-I, LMP2, EBERs dan BARTs. . Sedangkan infeksi laten tipe 3 dipelajari dari LCLs, dengan
diekspresikan semua protein laten.
46
4.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk patogenesis
infeksi EBV dan eara
pengobatan infeksi EBV dan vaksinasi yang lebih baik dan efektifseperti
·
Terapi
gen untuk mengirimkan
protein-protein
sitotoksik
:
atau protein yang
menghambat fungsi gen-gen EBV
·
Terapi dengan non degradable-IKBa mutant yang menghambat
Nf-KB, sehingga
dengan tidak aktifuya Nf-KB akan menyebabkan teljadinya proses apoptosis pada
LCLs
DAFT AR PUST AKA
Brunner J., 2004. Epstein Barr Virus. http://www.camlt.orgldlweb/905EBV.htm!.
Agustus 2004
t
Carter L K., McFarland
e.E.,Kieff
E.2002. Epstein-Barr
Virus-Induced
I
Changes in
B-Lymphocyte Gene Expression. J of virology 76(20):10427-10436.
http://ivi.asm.org, 10 Agustus 2004
Ceccarelli D.F.1.,Frappier L. 2000 Functional analysis of the EBNA I origin DNA
binding protein of Epstein Barr virus.1 of virology, 74( II ):4939-4948
Chan A.T.e., Teo P.M.L., Johnson P.1., 2001. Nampharyngeal
Carcinoma.,
http://annonc.oupjoumals.orglcgi/content/full/13/7/1007., J5 September 2004
Chien Y.e.,Chen Col. 2003. Epidemioligy and Etioligy of Nasopharyngeal
Carcinoma:Gene Environment Interaction.Cancer Review, J(J): J-2
Cohen J.L. 2001 Epstein Barr virus infection. Mucosal Imunology Course Book, 3:
481-492
Cooper G., fowler e., Solomon J.
2000.
Epstein - Barr Virus.,
http://www .brown.edu/Courses/Bio 160/Proiects2000/Herpes/EB V/EpsteinBarr.htm!., J2 November 2004
Davenport M.G.,Pagano J.S. 1999. Ekspression ofEBNAI mRNA is regulated by cell
cycle during Epstein Barr virus type 1 latency..! of virology, 73(4): 3 I54-3 161.
flint Sol.,Enquist L.W., Krug R.M., Racaniello V.R.,Skalka A.M. 2000.Principles of
virology. P 267-578
Iioisinger F.C., Myers J.N. 2003. Carcinoma of the Oral Cavity and Pharynx In:
Lee K.1., editor: Essential Otolaryngology Head and Neck Surgery. 8th Ed.
United States of America: The McGraw Hill Companies, Inc. P. 586 - 9
Huang D.P., Kwok-wai Lo. 1999. Aetiological factors and Pathogenesis In: Van
Hasselt e.A., Gibb A.G., editors: Nasopharyngeal Carcinoma. 2nd Ed. Hong
Kong: Chinese University Press. P. 33 - 50
Mackey D.,Sugden B., I999.The linking regions of EBNA I are esential for its support
of replication and transcription. http://Jvi.asm.org. ,5 Juli 2004
47
48
Maggio.,
2003.,
Mononuc/eosi
E
Virus
Epstein
Barr.,
http://www.dietamed.itlmedicina scienzalmalattie infettive epidemiologialmono
nuc1eosi virus epstein barr.html., 21 November 2004
Middeldorp,J .M. 200 I. Viruses and epithelia:EB V. Mucosal
3: 106-122.
Imunology
Course Book.
Middeldorp J.M., Brink A.A.T.P., Van Den Brule AJ.C., Meijer C.J.L.M. 2002.,
Pathogenic Roles for Epslein
Associated Pro liferative
28 Desember 2004
-
Barr Virus (EBV) Gene Products in EBV-
Disorders.,
www.clscvicr.com/locatc/critrovonc
..
Murray P G.,Young LS. 2001.Epstein Barr virus infection:Basis of malignancy and
potential for therapy. http:www-ermm.cbcu.cam.ac.uk,
6 Juli 2004
Maruo S., Johannsen E.. Illanes D., Cooper A.,KiefT E. 2003. Epstein-Barr Virus
Nuclear Protein EBNA3A Is Critical for Maintaining Lymphoblastoid Cell Line
Growth. J of virology 77( 19): 10437-10447. http://ivi.asm.org, 5 Agustus 2004
Murray P.R.,Rosenthal K.S.,Kobayashi G.S.,
MicrobiologyAthedition. Mosby Inc.P. 487-492
Pfaller
M.A.
2002
Medical
Murray P.G., Young LS. 200l.Epstein Barr virus infection in normal healthy virus
carrier.http://www-ermm.cbcu.cam.ac.uk. 6J uli 2004
Murray P.G., Young L.S. 2001. The Epstein Barr Virus Genome. http://wwwermm.cbcu.cam.ac.uk, 5Juli 2004.
Niedobitek G.
2000.
Epstein
Barr
Virus Injection
Pathogenesis
of
Nasopharyngeal
http://mp.bmiioumals.com!cgi/content/f ull/5 3/5/248?maxtoshow=&H
s=60&RESUL TFORMA T=&searchid=1 079279307300 194&stored
FSTINDEX = 1280
in the
Carcinoma.,
n'S=60&h it
search=&FI
Tortora G.J. 2001. Microbial Disease of Cardiovascular and Lymphatic System In:
Earl W., editor: Microbiology an Introduction. th Ed. San Francisco: Addison
Wesley Longman Inc. P. 639
Tortora GJ., Grabowski S.R. 2003. The Respiratory System In: Roesch B.,
Ford E., editors: Principles of Anatomy & Physiology. lOth Ed. Hoboken:
John Wiley & Sons Inc. P. 809
Young L.S.,Dawson C.W..Eliopoulos A.G., 2001. Mucosal lmunology Course Book.
3: 493-503
49
Young L.S., Dawson C.W., Eliopoulos A.G. 2000. The Expression and Function
of
Epstein
Barr
Virus
Encoded
Latent
Genes.,
http://mp.bmiioumals.com/cgi/content/fuIl/53/5/238..
3 Agustus 2004
Zachos G., Koffa M., Preston C M., Clements J B., Conner J. 2001. Herpes Simplex
Virus Type I Blocks the Apoptotic Host Cell Defense Mechanisms That Target
Bcl-2 and Manipulates Activation of p38 Mitogen-Activated Protein Kinase To
Improve Viral Replication. J of Virology 75(6):2710-2728. http://jvi.asm.org., 1
Agustus 2004