Respon Suseptibilitas Magnetik Terhadap Mineralisasi Cu-Au Daerah Sekotong,Lombok Barat, NTB.

BAB V
KESIMPULAN
5.1

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa data magnet (RTP Magnet), nilai susceptibilitas

magnetik dan analisa kadar unsur Cu dan Au- (mencakup data geologi/data bor 1
dan bor 2 ), disamping itu dilakukan analisa statistik uji komparatif untuk
mengestimasi korelasi antara nilai susceptibilitas magnetik terhadap unsur Cu dan
Au, maka dibuat kesimpulan sebagai berikut :
1.

Respon magnetik tinggi cenderung tersebar berarah dari selatan menuju
utara yang menunjukkan distribusi batuan magnetik juga tersebar di
sepanjang arah tersebut. Bor 1 (QD2) sebagai zona diorit dengan alterasi
relatif sedikit/alterasi lemah mempunyai respon magnetik relatif rendah
dibandingkan dengan Bor 2 (QD1), hal ini kemungkinan disebabkan oleh
kandungan mineral magnetite yang relatif sedikit. Bor 2 (QD1) merupakan
zona diorit dengan alterasi yang lebih kuat, mempunyai respon magnetik
tinggi menunjukkan


kandungan mineral

magnetite tinggi,

disertai

keberadaan zona advancedargillic yang merupakan indikasi adanya patahan
tersebut diisi oleh mineral magnetik dalam bentuk vein atau diseminasi
mineral magnetik dan mineral sulfida chalcopyrite dan pyrite. Respon
susceptibilitas magnetik dari bor 1 (QD) relatif kecil sebanding dengan
respon magnetik yang kecil, mencerminkan mineral magnetite yang
berasosiasi dengan mineralisasi Cu-Au sangat sedikit karena dari bor ini.

2.

lebih didominasi dengan mineral clay dengan low mineral sulfida dan low
magnetite. Sebaliknya bor 2 (QD2) merupakan zona dominan alterasi,
mempunyai respon susceptibilitas yang tinggi, hal ini disebabkan oleh
kandungan mineral magnetite yang tinggi hadir bersamaan dengan

mineralisasi

sulfida

dominan

chalcopyrite,

yang

mencerminkan

keterdapatan mineralisasi Cu-Au. Dimana grade mineralisasi Cu-Au lebih
tinggi di bor 2 daripada di bor 1.
5.2

Saran
Penelitian yang dilakukan ini berorientasi pada data intensitas magnetik dan
susceptibilitas magnetik yang diintegrasikan dengan geologi permukaan,
menerangkan bahwa daerah porfiri tembaga (mineralisasi Cu-Au) identik

dengan nilai magnetik tinggi yang ekuivalen dengan nilai susceptibilitas
magnetik yang tinggi, sehingga pemilihan titik bor pada intensitas magnetik
tinggi sangat tepat. Saran untuk mengetahui bentangan tubuh porfiri
dibagian terdalam bawah permukaan dapat ditelusuri dengan CSAMT
(Controlled Source Audio Magnetic Tellurric) yang mencapai hingga ribuan
meter kedalaman.