BHP, Undang-undang yang "Kebablasan".

I(OMPAS
. o o
Se/asa -

Senin

4

123
17
OJan

18

6

20

21

o Mar


OApr

19
8Peb

5

Rabu

7
22

o Kamis 0 Jumat o Sabtu

8 lID
10
11
23
24

25
26

OMei

OJun

OJul

12

o

13
27

0 Ags OSep

Minggu


14
28

15
29

OOkt

16
30

ONov

31

ODes

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

BH£--- -- _--Undang-un

dang yang ~~KebabZasan~~
atu kata terlewat dalam sebuah undang-undang akan
fatal akibatnya. Dampak
inilah yang dialami Undang-Undang Badan Hukum Pendidikan
atau 00 BHP.
00 BHP hingga kini menimbulkan kontroversial dan banyak
pihak yang menolaknya. 00 tersebut dituding mengarahkan
sistern pendidikan pada komersialisrne dan mernbuat biaya
pendidikan semakin rnahal.
Di sisi lain, pemerintah mernbant;ili jiwa korporasi lantaran
BHP bersifat nirlaba. Mereka
menyangkal pula niatan lepas
tangan dari pernbiayaan pendidikan karena akan rnembiayai
wajib pendidikan dasar dan
rnernbatasi pungutan rnaksimal
dari masyarakat hanya sepertiga
dari biaya operasional.
Pasal53 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) berbunyi, "Penyelenggara dan/atau satuan
pendidikan yang didirikan pemerintah atau masyarakat berbentuk badan hukum pendidikan".


S

..- ---

Pasal itulah yang menjadi pegangan lahirnya 00 BHP. Namun, landasan tersebut sendiri
ternyata produk "keseleo".
''Waktu kami mernbahas
ROO BHP-kini Undang-Undang Nornor 9 Tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan-diakui oleh yang ikut terlibat di dalam pembuatan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional kata-kata tersebut
agak 'kebablasan' karena disebut
hanya satuan pendidikan saja.
Bukannya untuk satuan pendidikan tinggi dan tidak pula