Permendikbud Tahun 2016 Nomor 71 Tentang Pedoman Pengumpulan Sumber Sejarah

S AL INAN

PE R ATUR AN ME NT E R I PE ND ID IK AN D AN K E B UD AY AAN
R E PUB L IK IND ONE S IA
NOMOR 71 TAHUN 2016
TE NTANG
PE D OMAN PE NG UMPUL AN S UMB E R S E J AR AH

D E NG AN R AHMAT T UHAN Y ANG MAHA E S A

ME NTE R I PE ND ID IK AN D AN K E B UD AY AAN R E PUB L IK IND ONE S IA,

Menimbang

: a.

bahwa

sebagai

acuan


dalam

mengidentifik asi

dan

menelusuri sumber sejarah, perlu membuat pedoman
pengumpulan sumber sejarah;
b.

bahwa

berdasark an

pertimbangan

sebagaimana

dimak sud dalam huruf a, perlu menetapk an Peraturan

Menteri Pendidik an dan K ebudayaan tentang Pedoman
Pengumpulan S umber S ejarah;

Mengingat

: 1.

Peraturan

Presiden

Nomor 14

Tahu n

2015

tentang

K ementerian Pendidik an dan K ebudayaan (L embaran

Negara R epublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 15);
2.

Peraturan Menteri Pendidik an Nasional Nomor 2 Tahun
2008 tentang B uk u;

3.

Peraturan Menteri Pendidik an dan K ebu dayaan Nomor 23
Tahun 2015 tentang Penumbuhan B u di Pek erti (B erita
Negara R epublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1072);

4.

Peraturan Menteri Pendidik an dan K ebudayaan Nomor 8
Tahun 2016 tentang B uk u yang D igunak an oleh S atuan
Pendidik an (B erita Negara R epublik Indonesia Tahun
2016 Nomor 351);

- 2-


ME MUTUS K AN:
Menetapk an

: PE R ATUR AN ME NTE R I

PE ND ID IK AN D AN K E B UD AY AAN

TE NTANG PE D OMAN PE NG UMPUL AN S UMB E R S E J AR AH.

Pasal 1
Pedoman Pengumpulan S umber S ejarah digunak an sebagai
acuan

dalam

mengidentifik asi

dan


menelusuri

sumber

sejarah.

Pasal 2
Pedoman

Pengumpulan

S umber

S ejarah

sebagaimana

dimak sud dalam Pasal 1 tercantum dalam L ampiran yang
merupak an bagian tidak terpisahk an dari Peraturan Menteri
ini.


- 3-

Pasal 3
Peraturan

Menteri

ini

mulai

berlak u

pada

tanggal

diundangk an.


Agar

setiap

orang

mengetahuinya,

memerintahk an

pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam B erita Negara R epublik Indonesia.

D itetapk an di J ak arta
pada tanggal 23 D esember 2016

ME NTE R I PE ND ID IK AN D AN K E B UD AY AAN
R E PUB L IK IND ONE S IA,

T TD .


MUHAD J IR E F F E ND Y

D iundangk an di J ak arta
pada tanggal 30 D esember 2016

DIR E K TUR J E NDE R AL
PE R ATUR AN PE R UND ANG-UND ANGAN
K E ME NTE R IAN HUK UM D AN HAK AS AS I MANUS IA
R E PUB LIK IND ONE S IA,

TTD .

WID ODO E K ATJ AHJ ANA

B E R ITA NE GAR A R E PUB LIK IND ONE S IA TAHUN 2016 NOMOR 2106
S alinan sesuai dengan aslinya.
K epala B iro Huk um dan Organisasi
K ementerian Pendidik an dan K ebudayaan,


ttd.
D ian Wahyuni
NIP 196210221988032001

-4-

S AL INAN L AMPIR AN
PE R ATUR AN ME NT E R I PE ND ID IK AN D AN K E B UD AY AAN
NOMOR 71 TAHUN 2016
TE NTANG
PE D OMAN PE NG UMPUL AN S UMB E R S E J AR AH

B AB I
PE ND AHUL UAN

A. L atar B elak ang
K arya sejarah sek arang terus berk embang, seiring ditemuk annya
sumber-sumber sejarah. Perk embangan ilmu sejarah tak lepas dari
perk embangan ilmu-ilmu sosial lain. D alam ilmu sejarah, sumber
sejarah menjadi hal yang sangat penting, k arena dari sumber sejarah

itulah k ita menentuk an sebuah penulisan sejarah.
S ebuah tulisan sejarah dapat disebut sebagai k arya ilmiah sejarah,
apabila k arya tersebut mengandung fak ta yang ditemuk an dari sumbersumber sejarah. Apabila suatu k arya yang mengisahk an tentang masa
lampau tanpa didasari oleh suatu sumber sejarah, dan hanya hasil
imajinasi penulis, mak a k arya tersebut merupak an k arya fik si. S umber
sejarah inilah yang membedak an suatu k arya sejarah sebagai ilmu
dengan k arya fik si. D alam penulisan sejarah secara ilmiah pun, seorang
penulis

disamping

diharapk an

dapat

menggunak an
menghadirk an

sumber-sumber
suasana


masa

sejarah
lampau

juga
sesuai

zamannya. Hal ini diperluk an agar sebuah k arya sejarah tidak k ering
dengan fak ta-fak ta yang membosank an.
D alam penulisan sejarah, sumber sejarah adalah bagian dari langk ah
awal dalam proses penulisan sejarah. S umber sejarah merupak an
buk ti dan fak ta terhadap suatu peristiwa yang pernah terjadi. S eorang
sejarawan tidak dapat menulisk an su atu peristiwa masa lalu tanpa
adanya sumber sejarah. Oleh k arena itu, bagi seorang sejarawan
penemuan sumber sejarah adalah suatu hal yang penting. D apat
dik atak an “pas document pas d’histoire, no document no history ” ,
begitulah tanpa dok umen, tidak ada sejarah.
D alam historiografi sejarah Indonesia, sumber-sumber sejarah ini
masih banyak yang belum diungk ap oleh peneliti sejarah. Ada beberapa

-5-

fak tor sumber sejarah perlu mendapatk an perhatian. Pertama, adanya
k endala bahasa dalam mengungk apk an sumber-sumber itu. K edua,
sumber itu belum dapat diak ses sesuai dengan k etentuan k onvensi
internasional, bahwa suatu dok umen baru dapat diak ses setelah 50
tahun. K etiga, banyak sumber sejarah berupa dok umen-dok umen,
maupun nask ah-nask ah yang telah berpindah tangan pada masa
penjajahan.

K eempat,

k arena

k urangnya

pengetahuan

k ita

ak an

pentingnya sumber sejarah, sumber-sumber sejarah itu dijual k epada
orang asing. S ementara itu, secara fisik sumber-sumber sejarah yang
k ita milik i juga semak in lapuk termak an oleh wak tu.
Mengingat pentingnya sumber sejarah dalam penulisan sejarah, mak a
diperluk an

peningk atan

pemanfaatan

sumber

untuk

sejarah.

penyelamatan

B erdasar

hal

dan

tersebut,

k esadaran
D irek torat

S ejarah, D irek torat J enderal K ebudayaan, K ementerian Pendidik an dan
K ebudayaan menyusun Pedoman Pengumpulan S umber S ejarah.

B . D asar Huk um
Pelak sanaan program penyusunan Pedoman Pengumpulan S umber
S ejarah ini berdasark an:
1.

Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang K ementerian
Pendidik an dan K ebudayaan.

2.

Peraturan Menteri Pendidik an Nasional R epublik Indonesia Nomor
2 Tahun 2008 tentang B uk u.

3.

Peraturan Menteri Pendidik an dan K ebudayaan Nomor 23 T ahun
2015 tentang Penumbuhan B udi Pek erti.

4.

Peraturan Menteri Pendidik an dan K ebudayaan Nomor 8 Tahun
2016 tentang B uk u yang D igunak an oleh S atuan Pendidik an.

C . Tujuan
Untuk mengenalk an sumber-sumber sejarah k epada masyarak at;
1. S ebagai acuan dalam mengidentifik asi dan menelusuri sumber
sejarah; dan
2. S ebagai pedoman dalam memanfaatk an sumber sejarah.

-6-

D . R uang L ingk up
R uang lingk up dalam Pedoman Pengumpulan S umber S ejarah adalah
1. Pendahuluan;
2. Mengenal sumber sejarah;
3. L angk ah-langk ah pengumpulan sumber sejarah;
4. L angk ah-langk ah pengumpulan sumber sejarah lisan;
5. Pemanfaatan sumber sejarah; dan
6. Penutup.
E . S asaran
1. pemerhati dan penggiat sejarah;
2. guru;
3. mahasiswa;
4. pelajar di tingk at sek olah menengah atas/ sederajat;
5. wartawan/ jurnalis; dan
6. k omunitas k esejarahan;
F . Asas
1. K omprehensif: penyusunan buk u Pedoman Pengumpulan S umber
S ejarah bertujuan untuk mendorong masyarak at agar tergerak
untuk

mengidentifik asi

dan

menggali

segala

bentuk

sumber

sejarah, baik lisan, tulisan, maupun audiovisual.
2. K ritis: dalam menilai sumber sejarah diperluk an sik ap k ritis, baik
menyangk ut fisik sumber maupun isi sumber.
3. Berbasis Problem: dalam pencarian sumber sejarah terlebih dahulu
dirumusk an persoalan-persoalan k esejarahan yang ak an diangk at,
sehingga

dapat

membimbing

peneliti

dalam

mencari

sumber

sejarah.
G . Pengertian Umum
1. S ejarah adalah R ek onstruk si masa lalu umat manusia.
2. S umber sejarah adalah k umpulan hasil k ebudayaan baik bersifat
fisik

(artefak ),

tertulis,

lisan,

maupun

audiovisual

untuk

membuk tik an suatu peristiwa sejarah.
3. S umber sejarah primer adalah k esak sian seorang sak si yang
menyak sik an peristiwa secara langsung, atau dengan alat audio
maupun

visual,

serta

dok umen-dok umen/ arsip,

nask ah/ manusk rip, surat k abar. S umber primer adalah sumber
sejarah tertulis, lisan, audiovisual yang sezaman dengan peristiwa.

-7-

4. S umber sejarah sek under adalah k esak sian dari siapapun yang
buk an merupak an sak si langsung, yak ni dari pandangan orang
yang tidak hadir pada peristiwa yang dik isahk annya, serta buk ubuk u, surat k abar yang tidak sezaman. S umber sek under adalah
sumber sejarah tertulis, lisan, audiovisual, yang tidak sezaman
dengan peristiwa.
5. S umber tertulis adalah sumber sejarah yang diperoleh melalui
peninggalan-peninggalan tertulis, catatan peristiwa yang terjadi di
masa

lampau,

misalnya

prasasti,

dok umen/ arsip,

nask ah/ manusk rip, piagam, babad, surat k abar, buk u harian, dan
sebagainya.
6. S umber lisan adalah bagian dari sumber sejarah yang diperoleh
melalui wawancara terhadap pelak u dan sak si sejarah atau orangorang yang pernah hidup pada masa yang sedang diteliti.
7. S umber

audio-visual

adalah

sumber sejarah

yang berbentuk

rek aman suara dan bergambar tentang peristiwa masa lampau.
C ontoh sumber audiovisual adalah film.
8. K ritik intern adalah ak tivitas k ritik yang diberik an terhadap aspek
dalam isi sumber sejarah.
9. K ritik ek stern adalah k ritik yang diberik an terhadap aspek luar dari
sumber sejarah dengan cara melak uk an verifik asi atau pengujian
terhadap aspek -aspek luar atau fisik dari sumber sejarah.
10. Arsip adalah k umpulan dok umen yang disimpan secara teratur,
terencana, k arena mempunyai nilai sesuatu k egunaan, agar setiap
k ali diperluk an dapat cepat ditemuk an k embali, contoh lembaran
negara, besluit (k eputusan yang dibuat di masa pemerintahan
k olonial), staatblad (lembaran negara masa pemerintahan k olonial),
laporan k enegaraan, surat-surat perjanjian, dsb.
11. D ok umen adalah setiap proses pembuk tian yang didasark an atas
jenis sumber apapu n, baik yang bersifat tulisan, lisan, gambaran,
atau ark eologis.

-8-

B AB II
ME NG E NAL S UMB E R S E J AR AH

A. Pengertian
S umber sejarah adalah k umpulan hasil k ebudayaan baik bersifat fisik
(artefak ), tertulis, lisan, maupun audiovisual untuk membuk tik an
suatu peristiwa sejarah. D alam penulisan sejarah, sumber sejarah
merupak an
sejarah.

hal

penting untuk

L angk ah

merek onstruk si

awal dalam sebuah

sebuah

penulisan

peristiwa

sejarah

adalah

mengumpulk an sumber sejarah atau dalam ilmu sejarah dik enal
dengan istilah heuristik . Tahapan awal ini menjadi penting, k arena
dalam penulisan sejarah diperluk an k eahlian dan k ejelian dalam
mencari sumber sejarah. Tanpa adanya sumber, seorang penulis
sejarah tidak dapat menulisk an k isah mengenai suatu peristiwa masa
lampau.

B . S umber S ejarah B erdasark an S ifat
D ilihat dari sifatnya, sumber sejarah dapat dik ategorik an k e dalam dua
bentuk yaitu sumber primer dan sumber sek under. S umber primer
adalah k esak sian seorang sak si yang menyak sik an peristiwa secara
langsung, atau dengan alat audio maupun visual, serta dok umendok umen/ arsip,

nask ah/ manusk rip,

surat k abar. S umber primer

merupak an sumber sejarah tertulis, lisan, audiovisual yang sezaman
dengan peristiwa. Oleh sebab itu, sumber primer harus dihasilk an oleh
orang yang hidup sezaman dengan peristiwa yang dik isahk annya.
S umber primer dapat juga k ita peroleh buk an dalam bentuk aslinya,
tetapi dapat berupa hasil duplik asi atau copy dari bahan aslinya.
K arena yang k ita perluk an adalah isi atau k onten dari sumber primer
tersebut. S umber sejarah dalam bentuk lembaran k ertas biasanya ak an
mudah lapuk dimak an zaman, hal ini menyebabk an sumber tersebut
rentan ak an k erusak an. S umber-sumber primer contohnya adalah
memoar, catatan pribadi, surat-surat, ak ta k elahiran, ijazah, sertifik at,
notulen

rapat,

dok umen-dok umen,

rek aman-rek aman

pidato,

wawancara, berita-berita surat k abar yang sezaman, dan lain-lain.
S umber

sek under

adalah

k esak sian

dari

siapapun

yang buk an

merupak an sak si langsung, yak ni dari pandangan orang yang tidak
hadir pada peristiwa yang dik isahk annya, serta buk u-buk u, surat

-9-

k abar yang tidak sezaman. S umber sek under merupak an sumber
sejarah

tertulis,

lisan,

audiovisual,

yang tidak

sezaman

dengan

peristiwa. S umber-sumber sek under contohnya adalah buk u, tesis,
disertasi, majalah, surat k abar, yang tidak sezaman. S umber sek under
juga dapat diperoleh melalui wawancara seperti mewawancarai penulis
atau wartawan yang pernah menulis dan melak uk an wawancara
tentang sebuah peristiwa atau seorang tok oh.

C . S umber S ejarah B erdasark an B entuk
Apabila dilihat dari bentuk nya, sumber sejarah dapat dik ategorik an
menjadi sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber audiovisual.
1. S umber Tertulis
S umber tertulis adalah sumber sejarah yang diperoleh melalui
peninggalan-peninggalan tertulis, catatan peristiwa yang terjadi di
masa lampau, misalnya prasasti, dok umen, nask ah, piagam, surat
k abar, babad, dan tambo (catatan tahu nan dari Minang). S umber
tertulis dapat memberik an informasi aspek -aspek yang ak an k ita
teliti, misalnya aspek sosial, ek onomi, budaya, politik , dan lain-lain.
D ilihat dari segi bentuk nya, sumber tertulis dapat berbentuk
tulisan yang tercetak dan tulisan tangan atau manusk rip. Ada
beberapa contoh sumber tertulis yang dapat dijadik an sumber
penelitian sejarah, yaitu sebagai berik ut:
a. L aporan-laporan
L aporan-laporan

dapat

berupa

laporan

yang

dibuat

oleh

lembaga pemerintah atau lembaga non pemerintah. Pembu atan
laporan biasanya dilak uk an per tahun. D apat juga laporan dari
suatu

k egiatan,

memanfaatk an
L aporan-laporan

juga

suatu

laporan
non

k ejadian.

tahunan

pemerintah

untuk

J adi,

k ita

bisa

mencari informasi.

misalnya adalah

laporan

perusahaan. D engan adanya laporan tahunan perusahaan, k ita
ak an mengetahui bagaimana perk embangan perusahaan dalam
periode tertentu.
b. Notulen rapat
Notulen rapat adalah catatan-catatan yang berisi tentang halhal yang menjadi materi penting dalam pembicaraan rapat.
C atatan dibuat biasanya oleh salah seorang yang ditunjuk atau

-10-

ditugask an untuk menjadi pencatat atau sek retaris. Notulen
rapat memberik an informasi yang berharga dalam penelitian
sejarah, terk ait dengan subyek yang diteliti. D alam sejarah
politik , misalnya notulen rapat S arek at Islam, B udi Utomo,
notulen rapat persiapan K ongres Pemuda tahun 1926, dan
lainnya menjadi penting bagi penulisan sejarah organisasi
k ebangsaan Indonesia. Apabila k ita menemuk an bentuk notulen
rapat yang demik ian, mak a itu termasuk sumber primer. D alam
notulen rapat, biasanya terdapat materi penting yang menjadi
bahasan rapat.
c. S urat-menyurat
S urat menyurat adalah prihal tulis-menulis surat, k orepondensi
(K B B I). S urat-surat dapat menjadi sumber sejarah baik suratsurat pribadi maupun surat-surat resmi yang dibuat oleh
pemerintah. D alam surat k ita bisa melihat tanggal, ditujuk an
k epada siapa, dari siapa (pembuat), dan isi dari surat itu. Isi
surat ini ak an memberik an suatu informasi penting apa yang
terjadi pada saat itu. S urat biasanya dapat berupa tulisan yang
singk at, dapat pula surat yang panjang dan ada lampirannya.
B aik

surat

yang

pendek

maupun

surat

yang

panjang

merupak an sesuatu yang berharga dalam penelitian sejarah.
Apabila k ita menemuk an surat yang ada lampirannya, mak a
k ita

k emungk inan

ak an

menemuk an

banyak

data

atau

informasi yang k ita butuhk an dalam penelitian.
d. S urat k abar
D alam surat k abar biasanya banyak berita yang memuat
tentang
tersebut

hal-hal

yang

merupak an

terjadi
sumber

di

masyarak at.

yang

berharga

B erita-berita
bagi

peneliti

sejarah. Peneliti sejarah dapat menyelek si bagian mana dari
berita itu yang dapat dijadik an sumber bagi penelitiannya.
S umber tertulis ini banyak merek am dan mencatat k ejadiank ejadian sehari-hari yang terjadi di masyarak at. B erita yang
dimuat dalam surat k abar sangat beragam, ada berita ek onomi,
politik , sosial dan budaya. B erita yang disajik an oleh surat
k abar yang satu dengan yang lainnya, k emungk inan ak an
menunjuk k an suatu analisis yang beragam. Perbedaan ini
disebabk an oleh k epentingan dari masing-masing penerbit surat

-11-

k abar. S etiap surat k abar memilik i k epentingan atau misi untuk
membentuk opini atau pendapat masyarak at. S urat k abar yang
diterbitk an oleh pemerintah dan non-pemerintah tentu ak an
memilik i perbedaan dalam menilai suatu peristiwa.
e. C atatan pribadi
C atatan pribadi, biasanya adalah catatan harian, merupak an
catatan yang dibuat oleh seorang individu yang menceritak an
pengalamannya

yang

ia

pandang

penting

untuk

dicatat.

B iasanya ada orang-orang tertentu yang memilik i k ebiasaan
untuk menulis pengalamannya. B ahk an yang ia catat bu k an
sek edar apa yang terjadi pada dirinya, tetapi mungk in juga
mencatat pengalaman orang lain yang ia lihat, termasuk catatan
tentang k ejadian yang diamati di sek itarnya, dapat juga catatan
itu berupa opini yang bersangk utan. C atatan pribadi ini dapat
memberik an informasi yang mungk in saja tidak terdapat pada
laporan-laporan resmi yang dibuat oleh lembaga pemerintah
atau lembaga lain, dan bisa melengk api informasi bagi peneliti.
S eringk ali dari catatan-catatan pribadi ini k emudian disu sun
oleh si pemilik

catatan menjadi sebuah autobiografi atau

memoar.
2. S umber L isan
Perlu

disadari

bahwa

sumber

tulis

seringk ali

tidak

dapat

menerangk an suatu k eseluruhan, bahwa ada mak na tersembunyi
di belak ang deretan k alimat yang tidak termak tub dalam tulisan.
Pertanyaannya

k emudian,

bagaimana

k ita

harus

menjajak i

dalamnya lautan emosi dan suasana yang melahirk an sebuah
k eputusan

penting

ataupun

suatu

peristiwa

yang

dik atak an

mengubah jalannya sejarah suatu bangsa. Mak a dari itu, k ehadiran
pendek atan sejarah lisan memberik an warna dan sudut pandang
baru dalam proses penelitian sejarah.
D ari berbagai pendapat dapat dirumusk an bahwa sejarah lisan
merupak an penelitian sejarah yang dilak uk an dengan membuat
perek aman dari k enang-k enangan yang dituturk an oleh informan
berdasark an pengalaman langsung. S ejarah lisan mempunyai peran
penting untuk mengumpulk an informasi dari tok oh-tok oh utama

-12-

yang secara langsu ng terlibat dalam suatu peristiwa tetapi tidak
tercatat dalam dok umen-dok umen.
3. S umber Audiovisual
S umber audiovisual dapat berupa rek aman k aset audio dan
rek aman k aset video. B anyak peristiwa sejarah yang dapat terek am,
misalnya Masa Penduduk an J epang, Prok lamasi K emerdek aan 17
Agustus 1945, Perang K emerdek aan dan sebagainya.
Mengik uti perk embangan tek nologi, sumber audio-visual secara
fisik bisa berbentuk mok rofilm, k aset, audio, video, dvd, foto,
bahk an dalam bentuk digital multi-media. J ik a sumber audio
hanya berisik an suara dan foto hanya berupa gambar (visual),
mak a tek nologi memungk ink an

sebuah rek aman lengk ap berupa

suara dan gambar, k arena itu disebut sebagai sumber audio-visual.
Pada masa sek arang ini lebih umum dijumpai sumber berbentuk
audio-visual.

-13-

B AB III
L ANG K AH-L ANG K AH PE NG UMPUL AN S UMB E R S E J AR AH

A. Pengumpulan S umber S ejarah
S etelah memahami k lasifik asi sumber, baik berdasark an sifat maupun
berdasark an bentuk fisik , tahap selanjutnya adalah proses menelusuri
sumber-sumber tersebut. Menelusuri sumber sejarah menjadi seni
tersendiri dalam sebuah penelitian sejarah. Oleh k arena itu, proses
pengumpulan juga memilik i tek nik tersendiri. S etiap bentuk sumber
memilik i cara tersendiri dalam proses pengumpulannya, berik ut cara
dalam proses menelusuri sumber berdasark an jenis sumbernya.
1. Pengumpulan S umber Tertulis.
Pengumpulan sumber tertulis dapat melalui studi k epustak aan.
B agi penulis sejarah yang memerluk an pengumpulan sumber
tertulis

dapat

melak uk an

pelacak an

terhadap

sumber-sumber

tertulis pada arsip-arsip pemerintah dan buk u literatur yang lain.
Penulis juga dapat melak uk an pelacak an terhadap perpustak aan
yang relevan. B eberapa tempat yang digunak an untuk menyimpan
arsip-arsip

pemerintah

Indonesia

(ANR I),

antara

lain

Perpustak aan

Arsip

Nasional,

Nasional
dan

R epublik

Perpustak aan

D aerah. J uga dapat ditemuk an arsip-arsip yang terk ait dengan
penulisan
maupun

sejarah

di

k antor-k antor

pusat-pusat informasi dan

pemerintah

yang

relevan

dok umentasi. J uga tidak

menutup k emungk inan sumber-sumber tertulis yang dimilik i oleh
perorangan.
2. Pengumpulan S umber L isan
S umber lisan dapat diak ses dengan dua cara yaitu wawancara dan
perek aman pengamatan. Wawancara dilak uk an terhadap sesorang
atau k elompok orang, sedangk an perek aman pengamatan dilak uk an
terhadap peristiwa. S umber lisan merupak an salah satu tek nik atau
metode pengumpulan

sumber

sejarah,

yang bersumber

pada

informasi lisan, berisik an k esak sian ataupun pengalaman sendiri
dari orang yang diwawancarai.
Untuk mendapatk an data yang seimbang mengenai suatu peristiwa
sejarah mak a penelitian sejarah lisan harus dilak uk an dengan
melak uk an wawancara dengan berbagai pihak yang terlibat dalam

-14-

peristiwa tersebut. D alam prak tik wawancara sumber lisan, telah
dik embangk an suatu tek nik yang disebut wawancara simultan,
yak ni wawancara secara sek aligus terhadap sejumlah pelak u yang
mengalami peristiwa yang sama. D engan cara ini dapat diperoleh
dua hasil yang tidak tercapai dengan wawancara perseorangan.
Pertama, para pelak u itu ak an saling bantu mengingat-ingat
berbagai unsur peristiwa yang sama-sama merek a alami. Ini
terutama terasa apabila para pelak u sudah berusia agak lanjut.
K edua, secara sek aligus k ita dapat mencocok k an berbagai data yang
diajuk an oleh pelak u k arena menurut pengalaman, pelak u-pelak u
dari peristiwa yang sama dapat mempunyai persepsi yang berbedabeda. Namun perlu k ehati-hatian dalam melak uk an wawancara
simultan ini, sebab bisa terjadi k ontroversi dari pihak yang terlibat,
dan verifik asi data ak an memerluk an wak tu yang lebih lama.
Hal-hal yang perlu diperhatik an dalam melak uk an pengumpulan
sumber lisan sebagai berik ut:
a.

S umber lisan berasal dari Pelak u S ejarah
Para

pelak u

sejarah

adalah

merek a

yang

terjun

atau

berk ecimpung langsung dalam sebuah peristiwa bersejarah.
Pelak u ini memegang peranan yang cuk up penting dalam proses
terjadinya k ejadian sejarah. D engan demik ian, seorang pelak u
sejarah

dapat

mengungk apk an

sejelas

mungk in,

sebuah

peristiwa yang masih dapat ia ingat, k arena ia ak tif dan
mungk in cuk up tahu latar belak ang peristiwa itu. D i sinilah
letak k elebihan seorang pelak u sebagai sumber sejarah lisan.
Mesk i demik ian, tetap saja penelitian terhadap para pelak u
sejarah dapat menimbulk an k eterangan yang subjek tif. Ia dapat
saja menambahk an atau mengurangi k isah yang sebenarnya
terjadi guna k epentingan pribadi atau golongan atau negaranya.
Ada beberapa hal yang sengaja disembunyik an olehnya k arena
menyangk ut nama baik nya, atau mungk in pula ia memang lupa
sebagian atau detail peristiwa yang terjadi.
C ontoh yang sering diungk apk an adalah peranan L etnan K olonel
S oeharto

dalam

mempertahank an

S erangan
k edaulatan

S oeharto merupak an pelak u

Umum
R epublik

1

Maret

1949

Indonesia.

L etk ol

dari peristiwa tersebut selain

S ultan Hamengk ubuwono IX , K olonel B ambang S ugeng serta

-15-

ribuan tentara lainnnya. B eberapa buk ti memperlihatk an bahwa
S oeharto memang langsung terlibat dengan peristiwa tersebu t di
ibuk ota Y ogyak arta. S oeharto dapat menjelask an

beberapa

fragmen dari peristiwa bersejarah k arena ia sendiri turun dalam
medan

pertempuran

Namun,

apak ah

k ebenaran

yang

melawan

semua

yang

mutlak ?

diceritak annya tidak

pasuk an

B elanda-S ek utu.

dik isahk annya

Apak ah

dalam

merupak an
k isah

yang

terdapat penambahan agar si pelak u

namanya melambung dan mak in harum? S egala k emungk inan
pasti tetap ada.
b. S umber lisan berasal dari S ak si S ejarah
S ak si merupak an seseorang yang pernah menyak sik an atau
melihat sebuah peristiwa k etik a berlangsung. Namun berbeda
dengan pelak u, sak si ini buk an pelak sana dan tidak terlibat
langsung dengan jalannya peristiwa. Ia hanya menyak sik an dan
bersak si bahwa peristiwa tersebut ada dan pernah berlangsung.
S ama seperti para pelak u, para sak si sejarah pun dapat
mengungk apk an k esak siannya dengan tidak
menutup-nutupi

atau

jujur. Ia bisa

melebih-lebihk an

cerita

yang

sesungguhnya tidak ia lihat atau yang tidak pernah terjadi. B isa
saja ia bersak si sebelah pihak , berat sebelah. Ia menceritak an
k ebenaran sepihak k arena apa yang ia beritak an ternyata
condong k e salah satu pihak atau pihak -pihak tertentu. D apat
disimpulk an bahwa berita atau k eterangan dari satu atau dua
orang sak si tentang peristiwa sejarah, tentunya dirasak an tidak
cuk up. D iperluk an sak si-sak si yang lain guna memperjelas
duduk

permasalahan

bersangk utan.
penjelasan

dan

D engan

yang

detail

demik ian,

menyeluruh

peristiwa
k ita

tentang

ak an

sejarah

yang

memperoleh

sebuah

k ejadian

bersejarah yang tengah diteliti.
D alam sejarah, permasalahan tentang lok asi/ tempat dan wak tu
peristiwa sejarah berlangsung sangatlah utama. K arena sebuah
peristiwa, baik itu sejarah atau k eseharian, tentunya terik at
dengan wak tu dan tempat. Tidak mu ngk in sebuah k ejadian
tidak

terjadi di sebuah

tempat.

B ila menentuk an

tempat

bersejarah yang terjadi beberapa tahun yang lalu, k ita mampu
melihat tempat tersebut k arena lok asinya masih ada atau seperti

-16-

k etik a peristiwa berlangsung. Tempat di sini dapat berupa nama
jalan, gedung, gunung, jembatan, sungai, lapangan alun-alun,
desa, k abupaten atau k ota. G edung fisik di sini dapat berbentuk
gedung k antor, rumah, hotel, gedung teater, biosk op, sek olah,
masjid, gereja, candi, atau k eraton.
Melalui pemahaman sumber lisan yang berusaha merek am
seluruh k enangan dari si pelak u sejarah, agar semua ak tifitas
yang dilak uk annya, yang dilihatnya dan dirasak annya dapat
terungk ap, mak a perlu wawancara untuk memunculk an segala
nuansa dari aspek peristiwa sejarah. Wawancara sumber lisan
agak

berbeda

dengan

wawancara

jurnalistik ,

sebab

ada

persiapan metodologis yang secara k ritis dilak uk an, pemilihan
topik -topik tertentu, k ajian pustak a dan dok umen-dok umen
yang terk ait serta pedoman wawancara. Termasuk juga selek si
yang k etat terhadap orang yang ak an diwawancarai (pengk isah)
dan terhadap hal yang diceritak annya. Pada prinsipnya, metode
sumber lisan tidak berbeda dengan tek nik / metode sejarah yang
menggali sumber-sumber sejarah tertulis yang diik uti dengan
k ritik intern dan ek stern.
3. Pengumpulan S umber R ek aman
S umber rek aman ini bisa berbentuk audio, visual, maupun audiovisual. C ontoh bentuk audio adalah rek aman wawancara, rek aman
lagu, dsb. C ontoh bentuk visual adalah foto, poster, dsb. C ontoh
bentuk audio-visual adalah film, compact disk, piringan hitam,
microfilm, casette. Tentu untuk

mendapatk an sumber sejarah

berbentuk rek aman sangat bergantung pada tema k ajian. K etiga
bentuk rek aman ini ada di k olek si Arsip Nasional, Pusat S ejarah
TNI, Pusat Perfilman Usmar Ismail, Perpustak aan Nasional, dan
sebagainya.
a.

K ritik S umber
L angk ah selanjutnya setelah pengumpulan sumber sejarah
adalah k ritik sumber atau verifik asi. K ritik sumber meliputi
k ritik ek sternal dan k ritik internal.
1) K ritik E k sternal (external criticis m)
K ritik E k sternal adalah k ritik yang diberik an terhadap aspek
luar dari sumber sejarah dengan cara melak uk an verifik asi

-17-

atau pengujian terhadap aspek -aspek luar, yaitu fisik dari
sumber sejarah. K ritik ek sternal melipu ti: k apan sumber itu
dibuat, dimana sumber itu dibuat dan ditemuk an, siapa
yang membuat, dan dari bahan apa sumber itu dibuat.
2) K ritik Internal
K ritik

internal

diperluk an

k redibiltas

untuk

menilai

k esahihan dalm suatu sumber sejarah. Ada empat hal yang
perlu dilihat dari seorang sak si dalam memberik an informasi
yang ak urat. Pertama, apak ah seorang sak si itu mampu
memberik an pernyataan yang tentang k ebenaran. K edua,
apak ah seseorang itu mau menyatak an sesuatu tentang
k ebenaran. K etiga, apak ah sesuatu yang disampaik an itu
ak urat

k ebenarannya.

K eempat,

mengenai isi laporan yang disampaik an.

adanya

k redibiltas

-18-

B AB IV
L ANG K AH-L ANG K AH PE NG UMPUL AN S UMB E R S E J AR AH L IS AN

A. Melak sanak an Wawancara S umber S ejarah L isan
Adaby D arban menulisk an langk ah-langk ah yang harus disiapk an
oleh seorang pewawancara sebelum terjun k e lapangan sebagai
berik ut:
1. L angk ah-L angk ah Persiapan
D alam

mempersiapk an

wawancara

perlu

terlebih

dahulu

dilak uk an penelitian pustak a dalam rangk a mencari cara yang
tepat untuk merumusk an k erangk a permasalahan yang ak an
menjadi pok ok k ajian dalam penelitian. S etelah itu membuat
pedoman wawancara sesuai dengan judul, ruang lingk up, dan isi.
Pedoman

wawancara

dapat

dibuat

untuk

mempermudah

pewawancara dan juga disusun untuk memudahk an menggali
informasi dari informan.
2. Menyiapk an

perangk at

tek nis

yang

ak an

digunak an

untuk

menggali sumber lisan. Perangk at yang harus disiapk an adalah
a. Tape recorder/ alat perek am yang digu nak an untuk merek am
saat dilak uk an wawancara. S aat ini sudah tersedia alat
perek am dengan tek nologi yang canggih, alat ini terdapat
dalam berbagai tipe. Model-model seperti US B , smart phone
dan bentuk lain yang tidak mengganggu proses wawancara.
S eolah-olah

wawancara

dengan

informan

tidak

direk am,

sehingga menjadik an si informan merasa nyaman untuk
diwawancarai.
b. Perlengk apan alat tulis untuk mencatat k eterangan-k eterangan
penting pada saat wawancara.
c. Peralatan

lain

seperti

k amera,

batere,

k artu

memori

secuk upnya, dsb.
3. Persiapan

untuk

melak uk an

wawancara k e lapangan

harus

disusun dengan matang. S ebelum terjun k e lapangan, perlu
diperhatik an hal-hal sebagai berik ut:
a. Observasi awal, atau mengamati medan k erja yang ak an k ita
teliti. Untuk itu perlu mencari seorang informan yang sesuai
dengan k ategori penelitian yang ak an k ita lak uk an. Informan
itu harus seorang tok oh yang mempu nyai pengetahuan dan

-19-

k emampuan tentang topik yang ak an k ita teliti. D ari informasi
informan

itulah

dapat diambil lagi informan

yang ak an

diwawancari selanjutnya. B egitu seterusnya sehingga diperoleh
informan yang cuk up.
b. Perlu dilak uk an pendek atan k husus pada informan agar dapat
dilak uk an wawancara seperti yang dik ehendak i. J ik a perlu
juga disiapk an surat ijin penelitian atau penugasan bila suatu
saat ditanyak an oleh informan, sehingga acara wawancara
tidak terhambat.
c. Membuat janji dengan informan, k apan dapat dilak uk an
wawancara, di mana tempat yang ak an digunak an untuk
melak uk an wawancara.
4. B eberapa hal yang perlu diperhatik an pada saat melak uk an
penelitian lapangan yak ni:
a. Memulai wawancara. K unci awal berhasil tidak nya suatu
wawancara

tergantung

pada

pewawancara.

Pewawancara

hendak nya menjadi pewawancara yang menyenangk an bagi
informan,

mau

mendengark an

dan

sabar

mendengark an

penjelasan dari informan. D engan demik ian informan dapat
memberik an k eterangannya dengan senang hati dan secara
jujur. D alam hal ini pewawancara haru s pandai menggali dan
memancing informan agar mau memberik an semua k eterangan
yang dimilik inya.
D alam melak uk an wawancara, ada beberapa k arak ter yang
harus dipelajari terk ait dengan sifat seseorang. D alam hal ini
perlu bagi pewawancara untuk mempelajari ilmu psik ologi.
B eberapa tipe dan sifat dari seseorang antara lain:
1) sifat Pendiam. D alam menghadapi k arak ter informan seperti
ini diperluk an k etelatenan dan k esabaran, supel serta
banyak

inisiatif

untuk

bertanya

agar

informan

mau

memberik an k eterangan-k eterangannya;
2) sifat B anyak B icara. D alam menghadapi informan yang suk a
banyak bicara diperluk an sik ap sabar dan mengarahk an k e
materi pok ok dengan sik ap yang baik ;
3) sifat Pemalu dan Tertutup. D alam menghadapi informan
yang

cenderung

tertutup,

pewawancara

harus

dapat

-20-

memberik an motivasi bahwa informasi yang sampaik an
sangat penting bagi penulisan sejarah;
4) sik ap Angk uh.
angk uh atau

D alam menghadapi sumber lisan

yang

sombong, pewawancara hendak nya dapat

bersik ap supel, merendah, dan juga diperluk an k etegasan
sebagai seorang petugas wawancara; dan
5) sik ap C uriga. D alam menghadapi sik ap curiga dari seorang
informan, pewawancara perlu meyak ink an informan bahwa
wawancara ini adalah pengumpul sumber sejarah lisan yang
mempunyai arti penting bagi k epentingan sejarah bangsa.
B ila perlu surat tugas diberik an k epada informan.
b. Wawancara. S uasana wawancara yang ak rab dan k ek eluargaan
perlu diciptak an u ntuk

memperoleh k eterangan-k eterangan

yang diperluk an. Namun yang perlu diingat pada saat menggali
k eterangan

dari

seorang

informan

adalah

jangan

pernah

melak uk an wawancara layak nya interogasi pada sumber lisan.
Y ang perlu juga dilak uk an pada saat wawancara berlangsung
adalah jangan pernah merasa lebih tahu dari informan.
B erik anlah k esempatan yang banyak pada informan untuk
memberik an informasinya, k arena k ita membutuhk an informasi
itu. B ila informan nampak jenuh dan bosan atau jawabanjawaban yang diberik an pendek -pendek , atau tidak fok us pada
yang ditanyak an, lebih baik pewawancara mengarahk an secara
sabar

dan

terk endali,

atau

mengajak

untuk

beristirahat

sejenak . B ila sesu dah beristirahat masih terlihat informan
belum pulih, mengingat juga daya k ek uatan fisik , lebih baik
wawancara tidak diterusk an. Pewawancara dapat melak uk an
wawancara

lagi

di

lain

wak tu

dengan

melak uk an

janji

pertemuan k embali.
K adang k ala k ita menjumpai informan seorang yang terpelajar
dan mempunyai pengetahuan yang lu as tentang topik yang
ak an

k ita

gali.

Untuk

menghadapi

hal

itu

ada

baik nya

pewawancara meminta k epada informan untuk membaca dulu
daftar pertanyaan yang ak an dilak uk an agar wawancara yang
dilak uk an dapat lebih berhasil dan terarah. Ada baik nya juga
k ita membawa buah tangan untuk informan k ita, agar rasa
k ek eluargaan dapat dibina antara informan dan pewawancara.

-21-

D i samping fak tor-fak tor itu perlu juga memberi tanda identitas
wawancara. C ara yang digunak an untuk memberi tanda pada
k aset/ alat

penyimpan

hasil

rek aman

yaitu

dengan

mencantumk an data Pewawancara sebagai berik ut :
1)

Wawancara dilak uk an oleh

adalah… … ..

2)

Pendidik an

adalah… … ..

3)

Pek erjaan pewawancara

adalah… … ..

4)

Wak tu wawancara

adalah… … ...

5)

Tanggal dilak uk an wawancara

adalah… … …

6)

Tempat wawancara

adalah… … ..

7)

Topik yang menjadi bahasan

adalah… … ..

K emudian data informan yang diwawancara sebagai berik ut :
1)

Nama informan

adalah… …

2)

Tanggal lahir informan

adalah… … .

3)

Pek erjaan

adalah… … .

4)

Topik yang menjadi bahasan

adalah… … ..

5)

Wak tu wawancara

adalah… … ..

6)

Tanggal dilak uk an wawancara

adalah… … ..

7)

Tempat wawancara

adalah… … .

8)

Topik yang menjadi bahasan

adalah… … ..

5. Menilai sumber lisan
D alam penyelek sian data-data yang diperoleh dari sumber lisan,
sebelum data itu dapat dijadik an menjadi sebuah fak ta sejarah
perlu selek si k ritis terhadap sumber-sumber lisan yang sudah
diperoleh.

B eberapa

langk ah

yang

perlu

dilak uk an

untu k

mengk ritisi sumber lisan adalah
a.

F ak tor k esehatan dari informan. B iasanya informan sudah
berusia lanjut, untuk

itulah perlu

diperhatik an dengan

sek sama k esehatan dari informan yang ak an diwawancarai,
baik k esehatan rohani maupun jasmaninya. Informan yang
sudah tidak dapat mengingat dengan betul dan uraian k isah
tidak runut, sebaik nya dihindari. F ak tor usia juga perlu
diperhatik an dalam memilih informan. B ila usia sumber lisan
itu lebih muda dari peristiwa yang terjadi, mak a informasi
yang disampaik annya diperoleh dari sumber k edua atau

-22-

k etiga, yaitu sumber yang menceritak an k isah dari sumber
lain.
b.

F ak tor validasi informasi. Perlu dicari k eterangan dari sumber
lain apak ah informasi yang disampaik an dari informan itu
benar atau tidak . Informasi dapat diperbandingk an dengan
sumber-sumber lisan lain atau sumber tertulis.

6. Transk ripsi
S etelah

melak uk an

transk ripsi

hasil

wawancara,
wawancara.

tahap

selanjutnya

adalah

Mak sud

transk ripsi

adalah

menuangk an hasil wawancara k e dalam bentuk tulisan. Ada dua
jenis transk ripsi yaitu transk ripsi k eseluruhan dan transk ripsi
terpilih. Transk ripsi k eseluruhan artinya semua suara dalam k aset
diubah menjadi bahasa tulisan. Transk ripsi terpilih artinya hanya
bagian-bagian yang dianggap penting dari rek aman yang dialihk an
k ebahasa tulis.

-23-

B AB V
PE MANF AATAN S UMB E R S E J AR AH

D alam upaya menjaga memori k olek tif bangsa, seteleh pengumpulan dan
verifik asi,

sumber

sejarah

juga

perlu

dimanfaatk an.

B entuk -bentuk

pemanfaatan sumber sejarah antara lain:
1. Untuk Menulis S ejarah
Tidak dapat dipungk iri, sumber sejarah sangat penting untuk merangk ai
k isah masa lalu manusia beserta perubahan-perubahannya. Tanpa
sumber sejarah, tulisan yang dihasilk an buk an merupak an k arya
sejarah. Penggunaan sumber sejarah inilah yang membedak an antara
k arya sejarah dan k arya fik si. Adanya sumber sejarah meru pak an buk ti
dan fak ta adanya sebuah peristiwa di masa lalu. S eorang sejarawan
tidak ak an mampu menulis tentang berbagai perisiwa di masa lalu tanpa
adanya sumber-sumber sejarah, begitupun sebalik nya, tanpa sentuhan
seorang

sejarawan,

sumber-sumber

sejarah

tidak

ak an

berbicara

banyak .
2. Untuk Mengiventarisasi S umber S ejarah
K eberadaan sumber-sumber sejarah perlu diinventarisasi. Inventarisasi
ini bertujuan agar sumber sejarah tidak hilang, atau cepat lapuk dan
rusak . Inventarisasi sebaik nya dilak uk an oleh lembaga-lembaga yang
ditunjuk untuk menginventarisasi, seperti jik a di pusat dilak uk an oleh
Arsip Nasional R epublik Indonesia (ANR I) dan jik a di daerah dilak uk an
oleh lembaga-lembaga, seperti B PAD (B adan Perpustak aaan dan Arsip
D aerah) yang diberi k ewenangan

oleh

pemerintah

daerah. Tugas

inventarisasi sumber sejarah juga dilak uk an oleh perpustak aan, pusat
dok umentasi, dan lembaga lainnya. Inventarisasi juga bertujuan agar
memudahk an masyarak at yang ingin mencari dan memanfaatk an
sumber-sumber tersebut.
3. Memperk enalk an B uk ti-B uk ti S ejarah K epada Masyarak at L uas
S umber-sumber sejarah perlu diperk enalk an k epada masyarak at, agar
masyarak at

tergerak

menginventarisasi

untuk

mengidentifik asi,

sumber-sumber

tersebut.

menelusuri,

S etiap

dan

tulisan-tulisan

sejarah harus menyebutk an sumber-sumber sejarahnya, sehingga fak tafak ta k esejarahan di masa lalu dapat dibuk tik an. D engan tulisan-tulisan
sejarah yang disertai dengan sumber-sumbernya, dengan sendirinya
ak an memperk enalk an buk ti-buk ti k esejarahan pada masa lampau

-24-

k epada masyarak at luas. D engan begitu ak an mendorong masyarak at
untuk mencintai dan memperk ok oh integrasi bangsa dan negaranya.
4. S umber-S umber B aru G una Melengk api S umber yang S udah Ada
Penemuan sumber-sumber baru ak an sangat berguna untuk melengk api
sumber-sumber dan k esejarahan yang sudah ada. D engan penemuanpenemuan sumber-sumber baru ini, semak in lama penulisan sejarah
k ita ak an semak in utuh dan lengk ap.

-25-

B AB V I
PE NUTUP

S tandar k ajian sumber sejarah ditujuk an untuk masyarak at luas, terutama
merek a yang tertarik

pada bidang k esejarahan. B uk u

pegangan

ini

diharapk an dapat memberik an pemahaman terhadap masyarak at luas
tentang sumber-sumber sejarah, sehingga ak an mendorong masyarak at
untuk mengidentifik asi, menelusuri, dan menginventarisasi sumber-sumber
sejarah. D engan memahami sejarah bangsa dan negaranya, mak a ak an
menumbuhk an dan membina rasa nasionalisme, cinta tanah air, bangga
ak an sejarah bangsa dan negaranya.
D engan adanya buk u ini, k iranya dapat menjadi panduan semua pihak
dalam pengk ajian sumber-sumber sejarah. D engan harapan buk u ini dapat
turut serta menumbuh k embangk an ik lim penulisan buk u-buk u sejarah
yang dilak uk an oleh masyarak at. S ebagai buk u pedoman, buk u ini hanya
memuat

hal-hal

yang

mendasar,

itu

berarti

bahwa

tidak

tertutu p

k emungk inan, dalam pelak sanaanya para peneliti, penulis dan masyarak at
luas yang ak an melak uk an penelitian sejarah dapat mengembangk an dan
memperk aya sesuai dengan hasil interak sinya dengan sumber di lapangan.

-26-

A.C ontoh-C ontoh Arsip
1. C ontoh arsip dok umen

(Nask ah tek s prok lamasi yang disebar dalam bentuk cetak , sumber ini dapat k ita gunak an jik a k ita
ak an meneliti tentang sek itar peristiwa prok lamasi atau tok oh-tok oh sek itar prok lamasi. (K olek si
ANR I)

-27-

(Mak lumat Presiden S uk arno dan Wak il Presiden Mohammad Hatta k epada seluruh rak yat Indonesia,
sumber ini dapat k ita gunak an jik a k ita ak an meneliti tentang sek itar peristiwa prok lamasi atau atau
penelitian tentang tok oh S uk arno dan Hatta. (K olek si ANR I)

-28-

(Pernyataan S ri S ultan Hamengk ubuwono IX dan Pak u Alam V III menyatak an bahwa wilayahnya
bagian dari R epublik Indonesia, sumber ini dapat digunak an k etik a ak an meneliti tentang sek itar
peristiwa prok lamasi di Y ogyak arta, atau penelitian tentang tok oh S ri S ultan Hamengk ubuwono IX
dan Pak u Alam V II. (K olek si ANR I)

-29-

2. C ontoh arsip foto

(S uasana rapat B adan Penyelidik Usaha Persiapan K emerdek aan Indonesia (B PUPK I), sumber ini
dapat digunak an k etik a ak an meneliti tentang B PUPK I, sek itar peristiwa prok lamasi, atau tok ohtok oh anggota B PUPK I. (K olek si ANR I)

B . C ontoh-C ontoh S umber S ejarah
C ontoh sumber ini diambil dari Anton E . L ucas. Peristiw a T iga Daerah,
R evolusi Dalam R evolusi, J ak arta: PT. Pu stak a Utama G rafiti, 1989.
1. S UMB E R AR S IP
a. B elanda
1) Inventaris 201 Archief Procureur Generaal bij het Hooggerechtshof
(Arsip Negara K erajaan B elanda) berjudul ‘Omw entelingzaak te
Pek alongan’ (Peristiwa R evolusi di Pek alongan) adalah sebuah file
yang berisi dok umen persidangan pengadilan di Indonesia yang
berk aitan

dengan

Peristiwa

Tiga

D aerah,

yang disita

R epublik di Y ogyak arta pada tahun 1946, file ini terdiri atas:
B erita Acara (process-verbaal) dari tok oh-tok oh:

dari

-30-

- R .M. Harsono,tanggal berita acara 23.10.46
- R .M. S urio S ediono 14.1.47
- K artohargo 19.10.46
- K . Mijaya 25.4.46
- Widarta 16.2.46
- S urat-surat J ak sa Agung R I k epada J ak sa/ Penuntut Umum
Pek alongan (1946-1947)
J awaban

tertulis

atas

pertanyaan

J ak sa/ Penuntut

Umum

Pek alongan, S . K arioatmojo, dari:
- B ek as bupati B rebes, S arimin, 31.1.46
- B ek as bupati Pemalang, R aharjo, 20.6.46
- Patih revolusioner Pemalang, dr. Muryawan, (tak bertanggal,
1946)
- Pejabat R esiden S uprapto, 15.7.46
- L aporan dan S urat-surat J ak sa/ Penuntut Umum Pek alongan,
S . K arioatmojo, 1946-1947.
- Pengumuman-pengumuman G B P3D (D esember 1945)
- L aporan tentang gerak an revolusioner di Adiwerna, 23.2.46
- S urat-surat

dari

Partai

B uruh

Indonesia

cabang

Tegal

(D esember 1945)
- L aporan Para Pemimpin R evolusioner Pek alongan untuk
Mark as B esar TK R di Y ogyak arta, 18.12.45
- R isalah R apat G B P3D tanggal 25.11.45
- G untingan pok ok -pok ok berita dalam harian-harian R epublik
tentang Peristiwa T iga D aerah yang dibuat B elanda, 19461947.
2) B ek as Menteri Urusan J ajahan, k ini di bawah penguasaan
K ementerian D alam Negeri, D en Haag.Mailrapporten (Mailr.).
- No. 151x/ 26 “D e C ommunistische B eweging in de R esidentie
Pek alongan voor dan na de beperk ing van het vergaderrecht” ,
terlampir

dalam

J asper

(R esiden

Pek alongan)

k epada

G ubernur J enderal Hindia B elanda, 26 J anuari 1926.
- No.261x/ 26 Telegram J asper (R esiden Pek alongan) k epada
G ubernur J enderal Hindia B elanda, 3 Maret 1926.
- No.397x/ 26

S urat

J asper

(R esiden

Pek alongan)

G ubernur J enderal Hindia B elanda, 23 Maret 1926.
- No.22x/ 27 “C ommunist Onlusten te Tegal” .

k epada

-31-

- No.354x/ 27 S chilling (R esiden Pek alongan) k epada G ubernur
J enderal

Hindia

B elanda,

28

F ebruari

1927,

berjudul

“Overzicht betreffende den politiek toestand in Pek alongan
voor zoover deze verband houdt met de in November 1926
plaats gehad hebbende communistische onlusten” .
- No.410x/ 27 (tidak berjudul)
- No. 184x/ 27 “B esluit der G .G . v. N.I.” , 4 F ebruari 1927.
Memorie van Overgave
- R esiden

Pek alongan,

J .E .

J asper,

5

J uni

1926,

Mailr.

1503/ 26.
- R esiden Pek alongan, J .J .M.A. Popelier, 1932, Mailr. 399/ 32.
- R esiden Tegal, J .C . B rink s, 1930.
- G ubernur J awa Tengah, J .C . V os, 1932-37, Mailr. 1007/ 37.
- G ubernur J awa Tengah, P.J . van G ulik , 1930.
b. Australia
F ile surat-menyurat dari Arsip Nasional Australia berisi intelijen dan
informasi tentang Hindia B elanda dari D epartemen L uar Negeri
antara 1944-46. F ile ini bernomor C R S . A1067, Item PI/ 46/ 2/ 7/ 1.
B erik ut diantaranya:
- L aporan tiga orang B elanda yang melarik an diri dari Hindia
B elanda.
- S ituasi di Hindia B elanda, sampai 4 J anuari 1944 di J awa, dan di
bagian Timur (tertanda) C h. O. van der Plas, Melbourne, 19
F ebruari 1944.
- L aporan tambahan tentang situasi Hindia B elanda, k hususnya di
J awa (tertanda) C h. O. van der Plas, Melbourne, 16 J uni 1944.
- Intisari dar Week ly Intelligence S ummary No. 75, 16 J uni 1944.
- F ortnightly Intelligence R eport No. 18, F ar E astern B ureau,
B ritish Ministry of Information, New D elhi, 16-30 S eptember
1944.
- Intelligence S ummary No. 2, 23 Ok tober 1945.

c. Indonesia
D ok umen-dok umen berik ut yang tersedia di S ejarah Militer K odam
(S emdam) D ivisi D iponegoro, J awa Tengah, juga dipelajari:
- Transk ripsi wawancara dengan bek as Pejabat K omandan TK R ,
Wadyono “Peta di D aerah Pek alongan” tertanggal 24.9.67.

-32-

- J awaban tertulis atas pertanyaan S emdam dalam bulan F ebruari
1959 dari:
o

Muhamad Nuh, B arisan Pelopor, Tegal.

o

Urip, Pemalang, pemimpin API.

o

C iptowidura, K omandan B atalyon TK R Pemalang.

o

K i C itrasatmak a, K etua K NI Tegal.

- Memoar tertulis Wadyono, “Peristiwa Tiga D aerah” tertanggal 24
S eptember 1967.
- “Pola Hidup Organisasi B adan-badan Perjuangan K elask aran
yang ada pada tahun

1945-1950

dalam Wilayah

R esimen

Infanteri 12/ S UB . TE R R . X II, 1 April 1959” .

2. D OK UME N MILIK PR IB AD I
- S alinan

surat-menyurat

K NI

(K omite

Nasional

Indonessia)

Pek alongan dan Prok lamasi milik Mr. B esar.
- D ok umen yang berk aitan dengan K util merupak an k olek si pribadi
dari seorang anggota S emdam, D ivisi D iponegoro, S emarang.
C atatan Harian
- R aden S udirman, bek as wedana B rebes
- H. Mawardi, bek as wedana Adiwerna.
- S alim B assiyul, pedagang Arab di Pemalang.
- R iwayat S arjono-J aswadi-K adiman (K eluarga K . Mijaya)
- D aud S iagian
- Andi Penyamin, bek as pemimpin K R IS Tegal.
- C itrosuwarno, anggota K NI Pek alongan.
S urat-surat pengangk atan (Besluit) dalam bulan Ok tober 1945:
- S edayu Wiroatmojo, sebagai C amat Petaruk an
- H. Toha sebagai C amat L ebak siu
- S uleman, sebagai C amat C omal
- K i C itrasatmak a, sebagai Patih Tegal
- S uyatno, sebagai sek retaris K abupaten Pemalang.
Memoar dan K enang-k enangan (C atatan sendiri – nask ah k etik an)
- H. Muhammad Muk hson, “S ek elumit tentang Peristiwa Tiga D aerah
yang meliputi K abu paten B rebes, Tegal, dan Pemalang” (10 April
1973).

-33-

- Marnomo, “B iografi S dr. S upeno, ex-Menteri Pembangunan dan
Pemuda R epublik Indonesia” (1975)
- Marsum Hr., “C eritak uadalah Percik an Peristiwa B ersejarah di
S ek itar Hari Prok lamasi K emerdek aan Indonesia di D aerah Tegal
dan S ek itarnya” (1974).
- Marsum Hr., “Penilaian S aya Mengenai Apa yang D ik atan Orang
Peristiwa Tiga D aerah” , 6 Agustus 1974.
- “R iwayat Hidup Mohamad Y unus D iponegoro” (Pemimpin API Tegal)
- S abura

Tamura,

pembantu

R esiden

B anyumas

Isk aq

C ok roadisuryo.
- S ark owi Wiryohadiprabowo, “R iwayat Hidup/ Perjuangan” (1972).
- S arimin R ek sodiharjo, “K enang-k enangan dari Masa yang S ilam”
(J anuari 1965).
- S arli, Memoar.
- S lamet

S oenarjio,

“C atatan

S ingk at

S lamet

S oenarjio

dalam

perjuangan k emerdek aan pemuda Tegal dalam 6 bulan sebelum
dan sesudah Prok lamasi R .I.”
- R aden S udirman, “Peristiwa Tiga D aerah Pemalang Tegal B rebes
1945” (16 Ok tober 1972).
- S ujono, “G erak an Tiga D aerah” (1974).
- S ugirwo Pujoutomo, “Ik htisar Perjuangan Politik dari tahun 1940
sampai ak hir tahun 1949 di D aerah Pemalang S elatan” (1 Mei
1974).
- S uyatno, “K isah nyata perjuangan K emerdek aan R I Periode 19451950” , (Agustus 1975).
- S oenarjio, “ Peristiwa Tiga D aerah, di K ecamatan Ulujami” (1975).
- S ungk ono, “R iwayat Hidup I” , J ilid I.
- S utejo, “Pengalaman saya sek itar permulaan R evolusi K emerdek aan
Indonesia di Pek alongan” (Maret 1973).

3. J AWAB AN TE R TUL IS ATAS PE R TANY AAN PE NUL IS
- Amir (tok oh revolusioner Pemalang), 1975.
- Ipar lak i-lak i bek as residen Pek alongan S arijo, 20.6.1973
- J uweni Wimbohandok o (k omandan batalyon Tegal), April 1975.
- Marsum Hr (B arisan Pelopor Tegal), F ebruari 1973
- Panji S uwarso (pemimpin C omal), S eptember 1975
- S usmono (wak il k etua K NI K abupaten Tegal), November 1971.

-34-

- Toshio

Ota

(Wak il

R esiden

Pek alongan

semasa

penduduk an

J epang), 2 Maret 1977, 5 F ebruari 1978.

4. S UMB E R -S UMB E R L AIN Y ANG TID AK D ITE R B ITK AN
a. “D aftar Nama-nama Perintis K emerdek aan dalam Periode 19081945

dengan

S ejarah

Perjuangan

S ingk atnya” .

B uk u

D aftar

K eanggotaan ini ada pada K etua Perintis K emerdek aan C abang
Tegal.
b. J am M. Pluvier, Ik htisar Perk embangan Pergerak an K ebangsaan
Indonesia tahun 1930-1940 (terjemahan dari Overzicht van de
Ontw itk k eling der Nationalistische Beweging inIndonesia in de jaren
1930 tot 1942, diterjemahk a