OPTIMISME MASA DEPAN NARAPIDANA DITINJAU DARI DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA Optimisme Masa Depan Narapidana Ditinjau Dari Dukungan Sosial Keluarga.

OPTIMISME MASA DEPAN NARAPIDANA DITINJAU DARI
DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA

Naskah Publikasi
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh:
ARCIVID CHORYNIA RUBY
F100114016

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

OPTIMISME MASA DEPAN NARAPIDANA DITINJAU DARI
DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA

Naskah Publikasi


Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh :
ARCIVID CHORYNIA RUBY
F100114016

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ii

OPTIMISME MASA DEPAN NARAPIDANA DITINJAU DARI
DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA
Arcivid Chorynia Ruby
arcivid.choryniaruby@gmail.com
Eny Purwandari
Fakultas Psikologi

Universitas Muhamamdiyah Surakarta
ABSTRAK
Optimisme masa depan diperlukan oleh narapidana untuk dapat bertahan
hidup baik di dalam Lembaga Pemasyarakatan maupun setelah keluar dari
Lembaga Pemasyarakatan sehingga narapidana tidak akan melakukan tindak
pelanggaran hukum lagi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) apakah
ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan optimisme masa depan
pada narapidana, 2) tingkat optimisme masa depan narapidana dan tingkat
dukungan sosial keluarga kepada narapidana, 3) sumbangan efektif dukungan
sosial keluarga terhadap optimisme masa depan pada narapidana. Sampel dari
penelitian ini adalah 100 orang narapidana laki-laki dan perempuan yang berusia
lebih dari 18 tahun di Lembaga Pemasyarakatan Klas II-A Sragen. Teknik
pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling, dengan
karakteristik sampel sebagai berikut : a) narapidana di Lembaga Pemasyarakatan
Klas II-A Sragen, b) berusia lebih dari 18 tahun, c) bisa membaca dan menulis.
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif menggunakan alat ukur skala
optimisme masa depan dan skala dukungan sosial keluarga. Teknik analisis data
yang digunakan adalah korelasi Product Moment dari Pearson. Berdasarkan hasil
analisis diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,473 dan sig. (1-tailed) =
0,000; p < 0,01, artinya ada hubungan positif yang sangat signifikan antara

dukungan sosial keluarga dengan optimisme masa depan. Optimisme masa depan
narapidana tergolong sedang dilihat dari rerata empirik (RE) 52,38 dan rerata
hipotetik (RH) 50. Dukungan sosial keluarga pada narapidana tergolong tinggi
dilihat dari rerata empirik (RE) 93,32 dan rerata hipotetik (RH) 72. dukungan
sosial keluarga terhadap optimisme masa depan narapidana sebesar 22,37%, maka
masih ada 77,63% faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap optimisme masa
depan narapidana selain faktor dukungan sosial keluarga.
Kata kunci : Dukungan Sosial Keluarga, Optimisme Masa Depan, Narapidana

v

kejahatan

PENDAHULUAN

tetap

memerlukan

perhatian, terutama bagi para pelaku

Manusia tentu mengharapkan

tindak

kehidupan di masa yang akan datang
dapat

dilalui

dengan

baik

meresahkan

dan

masyarakat.

peristiwa yang tidak terduga.


Misalnya : pencurian, perampokan,

Peningkatan angka kejahatan dapat

penganiayaan,

dilihat dari naiknya jumlah tahanan
Pemasyarakatan

pembunuhan,

dan

Artinya

Indonesia.

2013


ada

sampai
sebanyak

sering

mengindikasikan

bahwa

masalah

menjadi

kata-kata

yang

terungkap setelah melihat atau justru

mengalami

September 2015 ada 177,335 tahanan
tersebut

tersebut

marah, bahkan trauma psikologis

dan narapidana. Sedangkan sampai

Data

tindakan

dll.

harta benda korban. Takut, benci,

Desember 2014 ada 163,404 tahanan


narapidana.

pemerasan,

kekerasan terhadap fisik, psikis, dan

160,061 tahanan dan narapidana,

dan

pemerkosaan,

mengandung unsur pemaksaan atau

Menurut data Ditjen Pemasyarakatan

Desember

kasus


masyarakat pun sangat beragam.

saat ini mengalami peningkatan.

(www.ditjenpas.go.id)

Bentuk

pelanggaran hukum yang menimpa

Tingkat kejahatan di Indonesia

di

Hampir

kasus kriminalitas yang menimpa

kali menjadi sirna karena terjadi


Tahanan

masyarakat.

dapat

sosial maupun koran memberitakan

baik. Namun dalam prosesnya sering

Rumah

yang

setiap hari, melalui televisi, media

mendapatkan kualitas hidup yang

Lembaga


kejahatan

langsung.

1

hal

tersebut

secara

Masa depan memberikan dua

hukuman karena telah melakukan

pilihan dalam menghadapi berbagai

tindak

tantangan

perbuatan yang merugikan orang

kehidupan

yang

akan

pidana

dan

melakukan

muncul di kemudian hari, yaitu

lain.

pasrah kepada keadaan dan nasib

berpendapat

(pesimis) atau mempersiapkan diri

narapidana yang tidak mengulangi

sebaik mungkin dalam menghadapi

tindak pidana pantas untuk diberikan

tantangan

kesempatan

kehidupan

(optimis).

Namun

masyarakat
bahwa

kedua

juga
mantan

dan

tidak

Apabila solusi untuk pembentukan

dikucilkan dalam masyarakat karena

perilaku yang positif tidak segera

sama-sama makhluk Tuhan sehingga

ditemukan

ketika

mantan narapidana tersebut tidak

narapidana sudah merasa pesimis

akan mengulangi tindak pidana atau

dan putus asa terhadap masa depan,

melakukan tindak pidana lain. Akan

dikhawatirkan nantinya dikemudian

tetapi

hari muncul tindak kejahatan serupa

negatif mantan narapidana

dan berkembang kejahatan lainnya,

mengulang tindak pidana (residivis).

sehingga tidak hanya berdampak

Diantaranya

pada diri narapidana itu sendiri tetapi

khawatir mantan narapidana tersebut

juga berdampak terhadap orang-

melakukan

orang di lingkungan sekitarnya. Hasil

anggota

penjajakan awal peneliti menemukan

mengulangi

bahwa masyarakat umum merasa

lingkungan sekitar.

narapidana

terlebih

pantas

lagi

menerima

2

masyarakat

memandang

merasa

hal

was-was,

buruk

keluarga,
tindak

yang

terhadap

berbuat
pidana

atau
di

Sejak

lahir

manusia

telah

terhadap respon masyarakat yang

berhubungan dengan manusia lain,

akan

pada awalnya hubungan itu dimulai

narapidana

dari

mendapatkan

keluarga

kemudian

meluas

melakukan

penolakan

pesimis

untuk

pekerjaan

dan
dapat
atau

hingga ke lingkungan sekitarnya.

kehidupan yang lebih baik karena

Hasil

status mantan narapidana.

penelitian

Shofia

(2009)

mengenai optimisme masa depan
narapidana

di

Dalam kondisi yang demikian,

Lembaga

narapidana membutuhkan dukungan

Pemasyarakatan Klas IIA Sragen

sosial. Dukungan sosial merupakan

menunjukkan

hubungan

bahwa

narapidana

membantu

yang

dalam penelitian ini tidak hanya

bermanfaat dan diperoleh dari orang-

bersikap optimis dalam menghadapi

orang terdekat, salah satunya berasal

masa depan tetapi juga bersikap

dari

pesimis.

bersikap

lingkungan hidup pertama dan utama

optimis dalam menjalani kehidupan

bagi setiap individu. Karena itulah

yang akan datang menjadi lebih baik

dukungan

dari sebelumnya, narapidana optimis

diharapkan berasal dari keluarga.

dalam mendapatkan pekerjaan untuk

Aryatmi

menghidupi keluarga dan narapidana

dalam keluarga setiap individu akan

optimis dapat diterima kembali oleh

mendapat rangsangan, hambatan atau

masyarakat setelah selesai menjalani

pengaruh terhadap pertumbuhan dan

hukuman. Selain bersikap optimis,

perkembangan

narapidana juga bersikap pesimis

pribadinya, serta mulai mengenal

Narapidana

3

keluarga.

Keluarga

yang

(1985)

paling

adalah

utama

mengungkapkan

biologis

maupun

masyarakat sekitar. Individu tidak

narapidana akan tinggi. Dukungan

hanya dilatih untuk mengenal, tetapi

sosial

juga bagaimana menghargai dan

diberikan kepada narapidana bukan

mengikuti norma serta pedoman

sebagai

hidup

lewat

pelanggaran hukum yang dilakukan

dalam

masyarakat

keluarga

penting

dukungan

atas

untuk

tindakan

kehidupan

dalam

keluarga.

oleh narapidana, akan tetapi sebagai

Sependapat

dengan

Aryatmi,

dukungan

untuk

narapidana

memperbaiki

Akhdhiat

&

Marliani

(2011)

mengajak
diri.

menyatakan bahwa dalam keluarga

Menurut

inilah individu belajar mengenai

(2011) pelaku kriminalitas adalah

norma-norma yang berlaku dalam

seseorang yang melakukan perbuatan

masyarakat,misalnya memperhatikan

melanggar hukum dan norma-norma

keinginan orang lain, bekerja sama,

yang berlaku sehingga perbuatannya

dan

sebagai

itu merugikan orang lain. Karena

penambah pengalaman anggotanya

itulah, dukungan sosial keluarga

dalam

ikut

berperan dalam mengajak narapidana

bertingkah

memperbaiki diri dengan kembali

laku dalam interaksi yang dilakukan

menghargai aturan dan mengikuti

di luar keluarga. Ketika keluarga

norma-norma yang berlaku di dalam

sebagai

keluarga dan masyarakat, sehingga

saling

membantu

interaksinya

menentukan

cara-cara

pihak

menerima

pun

pertama

kehadiran

mau

narapidana

narapidana

Akhdhiat

akan

&

Marliani

menyadari

meskipun telah melanggar hukum,

kesalahan yang telah dilakukannya

maka

dan tidak akan mengulangi tindak

optimisme

masa

depan

4

pidana yang sama atau melakukan

kemampuan

tindak pidana lain dikemudian hari.

menginterpretasi secara positif segala
kejadian

Seligman (2006) menyatakan
bahwa

optimisme

suatu

menimpa

kejadian

seseorang,

seseorang

sehingga memaknai suatu hal atau
kejadian dari sisi positif bukan

berbeda. Mereka cenderung percaya

negatifnya

bersifat

Menurut

optimis percaya bahwa kekalahan

Mutmainnah,

bukanlah karena kesalahan mereka.

itu

sebagai

Ubaydillah
2013)

(dalam

aspek-aspek

optimisme adalah :

Ketika dihadapkan dengan situasi

hal

diwujudkan

hari.

hanya pada kejadian ini. Orang yang

menganggap

kemudian

melalui sikap atau perilaku sehari-

sementara dan penyebabnya terbatas

optimis

diwujudkan

tentang masa depan yang ingin diraih

menimpa mereka dengan cara yang

yang

kemudian

kemampuan pola pikir seseorang

berpikir tentang kejadian buruk yang

orang

dalam

Optimisme masa depan adalah

kejadian buruk. Orang yang optimis

buruk,

pengalaman

dalam perilaku.

yang

khususnya

bahwa kekalahan hanya

dan

untuk

kehidupannya, dimulai dari pikiran

berhubungan

dengan pola pikir dan keyakinan diri
tentang

seseorang

a. Kognitif
Individu percaya diri akan
kemampuan

tantangan dan berusaha keras untuk

dan

memiliki

keyakinan dan harapan yang

menyelesaikannya.

membangkitkan

Sedangkan menurut Primardi &

semangat,

mempunyai rencana dan langkah

Hadjam (2010) optimisme merupakan

yang terfokus dan selektif untuk
5

meraih hasil yang lebih baik,

1. Dukungan sosial keluarga

serta positif dan realistis serta

Adanya dukungan, motivasi

dapat menerima fakta.

dan perhatian dari keluarga yang

b. Afektif

berupa

Individu

agar

membesar-

individu berpikir dengan tenang

perasaan

dan mengubah pola pikir yang

yang positif terhadap diri dan

semula pesimis menjadi optimis

kemampuannya, serta memiliki

menyebabkan

penghayatan

menghilangnya pesimisme yang

besarkan

mampu

tidak

nasehat-nasehat

masalah,

yang

baik

menikmati

dan
hidup

perlahan-lahan

dimiliki.

sehingga bisa membedakan hal

2. Pengalaman orang lain

yang salah (menyimpang) dan

Tumbuhnya optimisme juga

hal yang benar.

dipengaruhi

c. Konatif

oleh

pengalaman

bersosialisasi dengan orang-orang

Individu mempunyai perilaku

di

sekitar

individu.

Ketika

yang lebih baik guna meraih

individu

hasil yang lebih baik dan mampu

orang lain memiliki optimisme

menjalankan agenda perbaikan

dan mampu melalui hal buruk

diri secara terus menerus.

yang saat ini sedang dialami

Cahyasari & Sakti (2014) faktor-

individu akan membuat individu

faktor

yang

mempengaruhi

melihat

pengalaman

tersebut bangkit dan memiliki

optimisme adalah :

sikap optimisme.

6

kerabat, sanak saudara yang bertalian

3. Religiusitas
Religiusitas

juga

oleh turunan, sanak saudara yang

memiliki

pengaruh pada individu dalam

bertalian

pengembangan

orang seisi rumah (anak, bini, batih)

Individu

yang

optimisme

yang

perkawinan,

atau

kepada individu yang bersangkutan.

memiliki

berpandangan

berkeyakinan
sesuatu

optimisme.

oleh

persepsi

dan

individu

mengenai

bahwa

segala

kehadiran anggota keluarga yang

terjadi

adalah

memberikan

dukungan,

motivasi,

kehendak Tuhan sehingga mereka

semangat maupun bantuan dalam

akan mendapat pertolongan.

kehidupan pribadi individu secara

Manfaat optimisme masa depan

langsung maupun tidak langsung dan

adalah mengurangi resiko mengalami

verbal maupun non-verbal terutama

depresi, mengurangi risiko masalah

ketika

kesehatan

menghadapi masalah.

serta

meningkatkan

kesehatan, meningkatkan perlakuan

Sarafino

baik, memudahkan penyesuaian diri,

bahwa

2006)
aspek

a. Dukungan Emosional.

dukungan sosial keluarga adalah

Dukungan sosial emosional

pemberian perasaan nyaman baik

meliputi empati dan perhatian

fisik maupun psikologis yang berupa

terhadap

pemberian perhatian, rasa dihargai

individu.

Dukungan

emosional tersebut memberikan

dan dicintai yang diberikan oleh
ayah-ibu,

sedang

dukungan sosial antara lain adalah :

Permatasari (2011) menyatakan

keluarga,

tersebut

(Komalasari,

mengemukakan

dan meningkatkan kepercayaan.

sanak

individu

perasaan

kaum
7

nyaman,

aman

dan

dicintai terutama pada saat-saat

saran atau umpan balik tentang

penuh tekanan.

keadaan atau apa yang dikerjakan

b. Dukungan Penghargaan.
Dukungan

individu.

penghargaan

e. Dukungan persahabatan.

diwujudkan melalui penghargaan

Suatu bentuk dukungan sosial

terhadap individu, dorongan atau

yang

persetujuan

dukungan bagi seseorang dalam

atau

terhadap

perasaan

perbandingan
individu

gagasan

individu
positif

lain.

penghargaan

serta

memberikan

usaha untuk mengurangi tekanan

dengan

yang dirasakan.

Dukungan

ini

dapat

f. Dukungan Motivasional.

terutama

Pemberian dorongan

dan

membantu meningkatkan harga

semangat pada individu yang

diri individu.

membutuhkan

untuk

menyelesaikan

permasalahan

c. Dukungan Instrumental.
Dukungan

instrumental

yang dihadapi.

meliputi

bantuan

langsung,

seperti

ketika

seseorang

istilah yang biasa digunakan oleh

memberikan bantuan uang untuk

hukum dan masyarakat. Meskipun

pengobatan, bagi ekonomi lemah

demikian, ada istilah lain yang sering

bantuan ini sangat berarti.

digunakan selain istilah narapidana,

Narapidana

d. Dukungan Informasi.
Dukungan

yakni

merupakan

Warga

suatu

Binaan

informasi

Pemasyarakatan. Akan tetapi dalam

mencakup pemberian nasehat,

penelitian skripsi ini menggunakan

8

istilah narapidana. Menurut UU No.

menggunakan Purposive Sampling

12

tentang

yaitu penentuan sampel penelitian

Pemasyarakatan, narapidana adalah

didasarkan pada karakteristik yang

terpidana yang menjalani pidana

telah

hilang kemerdekaan di Lembaga

Karakteristik sampel adalah sebagai

Pemasyarakatan berdasarkan putusan

berikut : a) narapidana di Lembaga

pengadilan yang telah memperoleh

Pemasyarakatan Klas II-A Sragen, b)

kekuatan hukum tetap. Sedangkan

berusia lebih dari 18 tahun, c) bisa

menurut Pasal 1 Ayat 3 UU No. 12

membaca dan menulis. Metode yang

Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan,

digunakan adalah metode kuantitatif

Lembaga

menggunakan

Tahun

1995

Pemasyarakatan

yang

ditentukan

alat

sebelumnya.

ukur

skala

selanjutnya disebut Lapas adalah

optimisme masa depan dan skala

tempat

melaksanakan

dukungan sosial keluarga. Teknik

pembinaan Narapidana dan Anak

analisis data yang digunakan adalah

Didik Pemasyarakatan.

korelasi

untuk

Product

Moment

dari

Pearson dan uji crosstabs.
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Subjek penelitian ini adalah 100
dan

Berdasarkan hasil analisis data

perempuan yang berusia lebih dari

yang telah dilakukan menggunakan

18

teknik analisis Product Moment dari

orang

narapidana

tahun

laki-laki

di

Lembaga

Pemasyarakatan Klas II-A Sragen.

Carl

Teknik

program SPSS 15.0 For Windows

pengambilan

sampel
9

Pearson

dengan

bantuan

dapat

diketahui

nilai

koefisien

menyebabkan

perlahan-lahan

korelasi (r) sebesar 0,473 dan sig. (1-

menghilangnya

tailed)

dimiliki. Kehadiran keluarga sangat

=

0,000;

p

<

0,01,

pesimisme

yang

menunjukan ada hubungan positif

berpengaruh

yang

antara

narapidana saat mengalami keadaan

dukungan sosial keluarga dengan

yang tidak mengenakkan di dalam

optimisme

Lembaga Pemasyarakatan, selain itu

sangat

signifikan

masa

depan.

Hasil

dan

dibutuhkan

penelitian ini mendukung pendapat

kehadiran

Bukhori (2012); Seligman (dalam

membantu narapidana untuk selalu

Kasmayati,

Kasmayati

menjaga dan memulihkan keadaan

(2013); Cahyasari & Sakti (2014)

psikologis narapidana baik secara

bahwa

langsung maupun tidak langsung

2013);

adanya

dukungan

sosial

keluarga

juga

akan

keluarga dapat membuat optimisme

karena

individu

karena

bahwa keluarga tidak menolaknya.

merasa yakin bahwa bantuan akan

Bentuk dukungan sosial keluarga

selalu

yang

menjadi

tersedia

tinggi

bila

dibutuhkan,

narapidana

dirasakan

menganggap

oleh

narapidana

memberikan motivasi dan sarana,

sehingga optimisme masa depan

turut

narapidana meningkat diantaranya

mendukung

memberikan

informasi

dengan
yang

adalah

keluarga

yang

datang

dibutuhkan, serta menerima kondisi

menjenguk

narapidana

sehingga

apa adanya sehingga mengubah pola

membuat

narapidana

merasa

pikir mengenai masa depan yang

bahagia, keluarga yang membuat

semula pesimis menjadi optimis

narapidana merasa dihargai, keluarga

10

memberi

dorongan

narapidana

berbuat

bebas

baik

dari

Pemasyarakatan,
membawakan

kepada

adalah

setelah

diperlukan oleh seseorang agar dia

Lembaga
keluarga

makanan

nilai

berinteraksi

yang

norma

dengan

dasar

yang

orang-orang

dalam masyarakat yang lebih luas

kesukaan

(Akhdhiat

&

Marliani,

2011).

narapidana ketika sakit, keluarga

Dukungan sosial keluarga penting

yang

untuk diberikan kepada narapidana

memenuhi

narapidana,

kebutuhan

keluarga

yang

bukan

sebagai

dukungan

atas

menanyakan kegiatan sehari-sehari

tindakan pelanggaran hukum yang

narapidana

dilakukan oleh narapidana, akan

di

dalam

Lembaga

Pemasyarakatan dan mau mendengar

tetapi

cerita narapidana ketika berkunjung

mengajak narapidana memperbaiki

sehingga

narapidana

diri. Menurut Akhdhiat & Marliani

mampu menceritakan apa saja yang

(2011) pelaku kriminalitas adalah

dirasakannya,

akan

seseorang yang melakukan perbuatan

mengingatkan dengan cara yang baik

melanggar hukum dan norma-norma

ketika

yang berlaku sehingga perbuatannya

membuat

keluarga

narapidana

kesalahan,

serta

melakukan

keluarga

sebagai

dukungan

untuk

yang

itu merugikan orang lain. Karena

memberi

semangat

kepada

itulah, dukungan sosial keluarga

narapidana

agar

mudah

berperan dalam mengajak narapidana

tidak

menyerah.

memperbaiki diri dengan kembali

Selain itu, nilai dan norma yang
disosialisasikan

dalam

menghargai aturan dan mengikuti

keluarga

norma-norma yang berlaku di dalam

11

keluarga dan masyarakat, sehingga

(narapidana lajang dan narapidana

narapidana

yang

akan

menyadari

suah

menikah)

dapat

kesalahan yang telah dilakukannya

disimpulkan bahwa anggota keluarga

dan tidak akan mengulangi tindak

yang paling sering mengunjungi

pidana yang sama atau melakukan

narapidana

tindak pidana lain dikemudian hari.

narapidana yang sudah menikah

Berdasarkan tabulasi data yang
dilakukan

menunjukkan

lajang

maupun

adalah orangtua. Hasil penelitian ini

bahwa

mendukung

pendapat

Kasmayati

narapidana yang sudah menikah

(2013) bahwa orangtua yang telah

mendapat kunjungan dari orangtua,

memberikan dukungan, motivasi dan

pasangan, saudara, dan anak dengan

sarana

proporsi yang hampir seimbang.

mendukung

Begitu pula dengan tabulasi data

informasi yang dibutuhkan, serta

narapidana

menerima

lajang,

menunjukkan

untuk

anaknya,

dengan

kondisi

turut

memberikan

individu

apa

bahwa hanya orangtua dan saudara

adanya

yang yang mengunjungi narapidana

memiliki optimisme masa depan.

karena memang narapidana masih

Seligman (2006) juga menyatakan

berstatus

lajang sehingga belum

bahwa orangtua merupakan awal

memiliki pasangan (suami/istri) dan

mula optimisme individu. Orangtua

anak, meskipun demikian proporsi

yang

antara kunjungan orangtua dengan

depan tinggi akan membuat anaknya

saudara juga dapat dikatakan hampir

juga memiliki optimisme masa depan

seimbang.

yang tinggi, begitu pula sebaliknya.

Dari

kedua

diargram

12

akan

memiliki

membuat

individu

optimisme

masa

Ketika anak melakukan kesalahan,

41,4% maupun yang sudah menikah

penting

untuk

sebesar 43,7% adalah kasus narkoba

mengatakannya dengan cara yang

dengan masa hukuman terbanyak

baik. Hal ini dikarenakan anak bukan

yaitu lebih dari 3 tahun sampai 6

hanya

tahun. Menurut Akhdhiat & Marliani

bagi

orangtua

mendengarkan

dengan

seksama apa yang orangtua mereka

(2011)

katakan, tetapi juga bagaimana cara

dapat disebut penyimpangan sosial

orangtua mengatakannya. Akhdhiat

karena dianggap melanggar nilai dan

& Marliani (2011) mengemukakan

norma-normal yang berlaku. Selain

bahwa

itu,

orangtua

yang

menolak

penyalahgunaan

berdasarkan

narkoba

hasil

analisis

kehadiran anak akan menyebabkan

Crosstabs antara Optimisme Masa

anak

Depan,

menjadi

agresif,

suka

menyeleweng,

pembohong,

menjadi

yang tidak baik.

anak

dan

Keluarga,

Usia,
dan

menunjukkan

Dukungan
Masa
bahwa

Sosial

Hukuman
pada

Sehingga peranan orangtua dalam

narapidana yang mendapat dukungan

keluarga sangat besar pengaruhnya

sosial keluarga yang tinggi dengan

bagi perkembangan anaknya.

optimisme masa depan yang tinggi

Berdasarkan

hasil

analisis

ada sebanyak 11% dan narapidana

Crosstabs antara kasus pidana, masa

yang mendapat dukungan sosial

hukuman, dan status narapidana

keluarga yang sangat tinggi dengan

menunjukkan

pelanggaran

optimisme masa depan yang tinggi

hukum terbanyak yang dilakukan

ada sebanyak 21% paling banyak

oleh

berada pada rentang usia 20 - 40

bahwa

narapidana

lajang

sebesar

13

Tahun (dewasa muda) dengan masa

pengetahuan dibandingkan remaja.

hukuman >3 tahun - 6 tahun. Pada

Biasanya pada masa ini individu

masa hukuman >3 tahun – 6 tahun,

mulai berpikir lebih liberal dan

narapidana

dapat

bijaksana

menyesuaikan dengan kondisi di

keputusan

Lembaga

menyelesaikan masalah.

sudah

Pemasyarakatan.

Tahun

pertama sampai kedua di dalam
Lembaga
masa

transisi

mengambil

tentang

Berdasarkan

Pemasyarakatan

merupakan

dalam

variabel

bagi

kategorisasi

optimisme

mempunyai

cara

masa

depan

rerata empirik

(RE)

narapidana yang semula bisa bebas

sebesar 52,38 dan rerata hipotetik

melakukan

(RH)

apa

saja

dan

dapat

sebesar

50

yang

berarti

bertemu anggota keluarga setiap hari

optimisme masa depan pada subjek

menjadi terbatas selama berada di

penelitian

tergolong

sedang.

Lembaga Pemasyarakatan. Menurut

Sedangkan

kategorisasi

variabel

Akhdhiat & Marliani (2011) orang

dukungan

dewasa

mempunyai

awal

yang

matang

sosial

keluarga

rerata empirik

(RE)

kognitifnya lebih sistematis dalam

sebesar 93,32 dan rerata hipotetik

memecahkan masalah, begitu juga

(RH)

dalam

dukungan

merumuskan

hipotesis

sebesar

72

sosial

yang
keluarga

berarti
pada

masalah ia lebih terarah dengan

subjek penelitian tergolong tinggi.

pertimbangan logika yang semakin

Beberapa hal yang mempengaruhi

mantap

optimisme masa depan narapidana

memiliki

karena

lebih

pengalaman

banyak
dan

yang

14

tergolong

sedang

namun

dukungan sosial keluarga narapidana

narapidana

sedang

tergolong tinggi diantaranya adalah

kehadiran

keluarga

karena

direncanakan

ketika

berada

Lembaga

di

dalam

Pemasyarakatan

kalanya

membutuhkan
tidak

setiap

tiba-tiba

saat.

dapat
Ada

narapidana

narapidana merasa bahwa Lembaga

membutuhkan kehadiran keluarga,

Pemasyarakatan memberikan bekal

sedangkan keluarga berada di rumah.

ketrampilan yang tidak dibutuhkan

Kondisi ini tentu berbeda ketika

oleh narapidana sehingga narapidana

narapidana berada di rumah dan bisa

kurang mampu menikmati hidup dan

setiap hari bertemu dengan keluarga.

merasa bosan selama berada di

Hal inilah yang membuat narapidana

dalam

Pemasyarakatan.

memiliki optimisme masa depan

merasa

bahwa

yang tergolong sedang meskipun

hidup yang dijalani oleh narapidana

dukungan sosial keluarga narapidana

penuh dengan beban dan merasa

tinggi.

Lembaga

Narapidana

juga

bahwa keluarga menganggap bahwa

Dukungan

sosial

keluarga

apa yang dilakukan oleh narapidana

memiliki sumbangan efektif (SE)

selalu salah. Selain itu meskipun

terhadap variabel optimisme masa

dukungan sosial keluarga diberikan

depan narapidana sebesar 22,37%,

dalam

datang

hal tersebut menunjukkan bahwa

pada

masih ada 77,63% faktor-faktor lain

bentuk

berkunjung,
kenyataannya
keluarga

keluarga
namun
tidak

dapat

setiap

hari

yang

mengunjungi

berpengaruh

terhadap

optimisme masa depan narapidana

narapidana. Sementara waktu ketika

selain

15

faktor

dukungan

sosial

keluarga yang tidak diperhatikan

kiranya dengan menggunakan

dalam penelitian ini.

atau

Penelitian ini menunjukkan hasil

menambah

variabel

lain

variabel-

yang

belum

bahwa dukungan sosial keluarga

disertakan dalam penelitian ini

mempunyai

ataupun dengan menambah dan

pengaruh

terhadap

optimisme masa depan narapidana.

memperluas

Namun ada beberapa keterbatasan

penelitian.

ruang

lingkup

dalam penelitian ini, antara lain :
1.

Penelitian

yang

kurang

mendalam

sehingga

masih

banyak

data

yang

belum

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
Berdasarkan

terungkap.
2.

Range usia

telah diuraikan sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa :

dan karakteristik subjek kurang

1. Ada hubungan positif yang sangat

spesifik.

signifikan antara dukungan sosial

Generalisasi dari hasil penelitian

keluarga dengan optimisme masa

ini terbatas pada populasi tempat

depan. Artinya semakin tinggi

penelitian dilakukan sehingga

dukungan sosial keluarga maka

perlu dilakukan penelitian lagi

akan semakin tinggi optimisme

sebelum penerapan pada ruang

masa depan. Sebaliknya semakin

lingkup yang lebih luas dengan
karakteristik

penelitian,

analisis data dan pembahasan yang

yang digunakan

sebagai subjek terlalu melebar

3.

hasil

yang

rendah dukungan sosial keluarga

berbeda,

16

maka

akan

semakin

rendah

faktor-faktor

optimisme masa depan.

lain

yang

turut

berpengaruh terhadap optimisme

2. Tingkat optimisme masa depan

masa depan narapidana diluar

narapidana pada penelitian ini

faktor dukungan sosial keluarga

tergolong sedang. Berdasarkan

namun tidak diperhatikan dalam

Rerata Empirik (RE) yang lebih

penelitian ini.

besar dari Rerata Hipotetik (RH)

b. Saran

menunjukkan bahwa optimisme
masa

depan

tinggi

dari

narapidana
dugaan

Berdasarkan

lebih

penelitian

yang

telah dilakukan maka saran-saran

peneliti.

yang

dikemukakan

sehubungan

Tingkat dukungan sosial keluarga

dengan hasil penelitian adalah :

terhadap

1. Bagi Narapidana

narapidana

tergolong

tinggi. Rerata Empirik (RE) yang

Bagi narapidana disarankan

lebih besar dari Rerata Hipotetik

untuk tidak menyembunyikan

(RH)

masalah

menunjukkan

dukungan

sosial

bahwa

sendirian

namun

keluarga

berbagi kepada keluarga, yakin

terhadap narapidana lebih tinggi

akan kemampuan yang dimiliki,

dari dugaan peneliti.

menerima

3. Dukungan

sosial

keluarga

dan

segala

kelebihan

memiliki sumbangan efektif (SE)

mengikuti

terhadap optimisme masa depan

Pemasyarakatan

narapidana

sungguh-sungguh

Artinya

sebesar

77,63%

22,37%.

berasal

dari

menghayati

17

kekurangan
diri

kegiatan

bahwa

sendiri,
Lembaga
dengan
dan
kegiatan

tersebut memiliki manfaat untuk

aturan dan mengikuti norma-

narapidana, tetap yakin bahwa

norma

masa

masyarakat.

depan

sehingga

masih

tidak

harapan

akan

panjang

kehilangan
masa

yang

berlaku

di

2. Bagi Keluarga

depan,

Bagi keluarga narapidana

mendekatkan diri kepada Tuhan

disarankan untuk memberikan

dan ketika berada di dalam

dukungan,

Lembaga

penghargaan positif, nasehat dan

Pemasyarakatan

narapidana

disarankan

untuk

motivasi,

saran-saran atau umpan balik

memilih bekal ketrampilan yang

kepada

dibutuhkan

narapidana.

dengan keluarga selalu datang

Bila narapidana merasa tidak

ke persidangan terutama ketika

ada bekal

ketrampilan

pembacaan

dibutuhkan

maka

oleh

yang

narapidana

narapidana.

Misalnya

vonis,

ketika

berkunjung membawa makanan

bisa memilih sesuai dengan hobi

kesukaan

dan minat narapidana, sehingga

menanyakan aktivitas sehari-hari

narapidana

yang dilakukan narapidana di

dapat

menikmati

narapidana,

hidup dan tidak mudah bosan

dalam

selama

Pemasyarakatan,

berada

Lembaga
Selain

itu

di

dalam

Pemasyarakatan.
narapidana

Lembaga

mendengarkan

juga

mau
keluh

kesah

narapidana, apabila melakukan

disarankan untuk memperbaiki

kesalahan

diri dengan kembali menghargai

dengan cara yang baik dan lain-

18

maka

diingatkan

lain. Selain itu, keluarga juga
disarankan

berperan

mengajak

Lembaga

dalam

atau

narapidana

memperbaiki

diri

disarankan

seorang

tenaga

professional untuk membantu

kembali menghargai aturan dan

memecahkan

mengikuti norma-norma yang

narapidana

berlaku di dalam keluarga dan

keadaan psikologis narapidana,

masyarakat, sehingga narapidana

misalnya seorang psikolog yang

akan menyadari kesalahan yang

berwenang

telah dilakukannya dan tidak

kriminal atau psikolog sosial.

akan mengulangi tindak pidana

Selain

yang

Pemasyarakatan atau Pemerintah

sama

atau

melakukan

permasalahan
berkaitan

seperti

itu

dengan

psikolog

Lembaga

tindak pidana lain dikemudian

juga

hari. Tahun pertama sampai

mengembangkan

kedua merupakan masa transisi

ketrampilan yang sudah ada dan

yang penting bagi narapidana

menambah bekal ketrampilan

sehingga

yang baru untuk narapidana.

keluarga

juga

disarankan untuk memberikan

disarankan

untuk
bekal

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

perhatian lebih agar narapidana

3.

Pemerintah

menyediakan

dengan

Pemasyarakatan

Peneliti

selanjutnya

tidak merasa putus asa dan

disarankan

merasa pesimis.

variabel lain selain dukungan

Bagi Lembaga Pemasyarakatan

sosial keluarga yang diduga

atau Pemerintah

dapat mempengaruhi optimisme

19

memperhatikan

masa depan narapidana. Selain

Kita Jakarta. Skripsi. Jakarta:
Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma

itu peneliti selanjutnya juga
disarankan

Mutmainnah. (2013). Hubungan
Antara Dukungan Sosial Dengan
Optimisme Masa Depan Pada
Mahasiswa Program Twinning Di
Universitas
Muhammadiyah
Surakarta.
Skripsi
(Tidak
Diterbitkan). Surakarta: Fakultas
Psikologi
Universitas
Muhammadiyah Surakarta

menggunakan

metode lain selain kuantitatif
untuk pengumpulan data supaya
lebih mendalam.

DAFTAR PUSTAKA

Permatasari, Ike Devi. (2011).
Hubungan Antara Dukungan
Sosial Keluarga Dan Persepsi
Terhadap Status Sosial Ekonomi
Dengan Harga Diri Pada Anak
Binaan Di Lembaga Studi
Kemasyarakatan (LSK) Bina
Bakat Surakarta. Skripsi (Tidak
Diterbitkan). Surakarta: Program
Studi
Psikologi
Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas
Maret Surakarta.

Akhdhiat, H., & Marliani, R. (2011).
Psikologi
Hukum.
Bandung:
Pustaka Setia.
Aryatmi, S. (1985). Peranan
Keluarga
Memandu
Anak.
Jakarta: Rajawali.
Cahyasari, A. S., & Sakti, H. (2014).
Optimisme Kesembuhan Pada
Penderita Mioma Uteri. Psikologi
Undip , 13 No.1 , 21-33.

Primardi, A., & Hadjam, M. N.
(2010). Optimisme, Harapan,
Dukungan Sosial Keluarga, dan
Kualitas Hidup Orang Dengan
Epilepsi. Jurnal Psikologi , 3,
No.2, 123 - 133.

Direktorat
Jenderal
Pemasyarakatan.
(2015).
Retrieved September 18, 2015,
from
Sistem
Database
Permasyarakatan:
http://www.ditjenpas.go.id/

Seligman, M. E. (2006). Learned
Optimism. New York: Vintage
Books.

Kasmayati.
(2013).
Optimisme
Remaja Penyandang Cacat Akibat
Kecelakaan. EMPATHY Jurnal
Fakultas Psikologi , 2 No 1.

Shofia, F. (2009). Optimisme Masa
Depan
Narapidana.
Skripsi.
Retrieved Oktober 15 2014, from
http://etd.eprints.ums.ac.id/3603/

Komalasari, E. (2006). Dukungan
Sosial Pada Penderita Sakit
Jantung Di Rumah Sakit Harapan

20