Efektivitas Larvisida Ekstrak Etanol Bunga Kamboja Putih (Plumeria acuminate, W.T.Ait) terhadap Aedes sp.
ABSTRAK
EFEKTIVITAS LARVISIDA EKSTRAK ETANOL BUNGA KAMBOJA PUTIH (Plumeria acuminate, W.T.Ait) TERHADAP Aedes sp. Yemima Dwika Divinadia, 2016;
Pembimbing I : Dr. Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc. Pembimbing II : Dra. Rosnaeni, Apt.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui cucukan nyamuk Aedes sp.. Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara. Salah satu usaha pengendalian vektor DBD pada usia jentik (larva), baik dengan cara biologi yaitu menggunakan musuh-musuh alami maupun dengan cara kimiawi yang menggunakan zat kimia berefek larvisida. Penggunaan zat kimia sintetik secara berlebihan sering memberikan efek samping yang berbahaya. Sehingga perlu dilakukan penelitian menggunakan larvisida alami yang mudah didapatkan dan memiliki efek samping yang minimal yaitu bunga kamboja putih (Plumeria acuminate, W.T.Ait).
Tujuan penelitian adalah untuk menilai efek larvisida ekstrak etanol bunga kamboja putih terhadap Aedes sp. dan membandingkan potensi larvisida ekstrak etanol bunga kamboja putih setara dengan temephos terhadap Aedes sp..
Desain penelitian laboratorium eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang diukur adalah jumlah larva yang mati setelah pemberian bahan uji selama 24 jam. Analisis data dengan uji ANAVA yang menunjukan nilai F : 259,226, dengan nilai p = 0,000 dilanjutkan dengan uji Tukey HSD. Kemaknaan berdasarkan nilai p<0,05.
Hasil penelitian persentase larva mati pada kelompok 1 (100 ppm), II (200 ppm), III (400 ppm), IV (800 ppm), V (1600 ppm), VI (aquadest), dan VII (temephos) menunjukkan perbedaan yang sangat signifikan (p<0,01).
Simpulan penelitian adalah EEBKP berefek sebagai larvisida terhadap Aedes sp. dan memiliki efek yang setara dengan temephos.
(2)
ABSTRACT
THE LARVACIDAL EFFECT OF WHITE CAMBODIA (Plumeria acuminate, W.T.Ait) EXTRACT ON Aedes sp.
Yemima Dwika Divinadia, 2016;
1st Tutor : Dr. Rita Tjokropranoto., dr., M.Sc. 2nd Tutor : Dra. Rosnaeni, Apt.
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by the dengue virus and transmitted through the bites of Aedes sp .. Indonesia is the country with the highest dengue cases in Southeast Asia. One of the dengue vector control efforts are at the age of larvae (larvae), by way of biology that is using the natural enemies or by chemical means which uses a chemical larvicide effect. The use of synthetic chemical excessively often leave dangerous side effects. So that research must be done using a natural larvicide that is easily available and have minimal side effects, namely white cambodia (Plumeria acuminate, W.T.Ait).
The research objective was to assess the effect of the ethanol extract of white cambodia larvicide against Aedes sp. and comparing the larvicidal potential of ethanol extract of white cambodia on par with temephos against Aedes sp ..
Research design was laboratory experiment with completely randomized design. The measured data is the number of larvae died after adminitration of the test substances for 24 hours. ANOVA analysis that showed the value F:259,226, with p: 0,000 followed by Tukey HSD. Significance based on p<0.05.
Research result was the percentage of dead larvae in group treatment I (100ppm), II (200ppm), III (400ppm), IV (800ppm), V (1600ppm), VI (aquadest as negative control), and VII (temephos as positif control)showed highly significant differences (p<0.01). Conclusion was the ethanol extract of white cambodia flower had an effect as larvicide against Aedes sp. and the ethanol extract of white cambodia flower has an effect equivalent to temephos.
(3)
DAFTAR ISI
JUDUL ………... i
LEMBAR PERSETUJUAN ……… ii
SURAT PERNYATAAN ………. iii
ABSTRAK ………... iv
ABSTRACT ………... v
KATA PENGANTAR ………... vi
DAFTAR ISI ………. viii
DAFTAR TABEL ………. xii
DAFTAR GAMBAR ……… xiii
DAFTAR LAMPIRAN ……… xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……… 1
1.2 Identifikasi Masalah ……… 3
1.3 Tujuan Penelitian ………. 3
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah ……… 4
1.4.1 Manfaat Akademis ... 4
1.4.2 Manfaat Praktis ... 4
1.5 Kerangka Pemikiran ……… 4
1.6 Hipotesis Penelitian ………. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nyamuk ………... 6
2.2 Aedes sp. ... 6
2.2.1 Taksonomi ………... 6
2.2.2 Morfologi ………... 7
2.2.2.1 Kepala ………... 8
2.2.2.2 Thorax ………... 8
(4)
2.2.3 Siklus Hidup Nyamuk Aedes sp. ……….. 2.2.3.1 Telur ...……….. 2.2.3.2 Larva ...
10 11 12
2.2.3.3 Pupa ... 14
2.2.3.4 Nyamuk Aedes sp. Dewasa ... 15
2.2.4 Perilaku dan Habitat Nyamuk Aedes sp. Betina Dewasa ……... 2.2.5 Tempat Perkembangbiakan Nyamuk Aedes sp... 2.2.6 Pemberantasan dan Pencegahan ... 16 18 19 2.3 Aedes sp. sebagai Vektor Penyakit ... 21
2.3.1 Demam Berdarah Dengue ……….... 21
2.3.1.1 Pendahuluan ...……… 21
2.3.1.2 Etiologi ……….…………... 21
2.3.1.3 Epidemiologi ………... 22
2.3.1.4 Gambaran Klinis dan Perjalanan Penyakit ... 22
2.3.1.5 Diagnosis ... 24
2.3.2 Yellow Fever ... 25
2.3.3 Chikungunya ... 25
2.3.4 Japanese Encephalitis ... 26
2.4 Kamboja Putih (Plumeria acuminate, W.T.Ait.) ... 27
2.4.1 Taksonomi ... 27
2.4.2 Asal Usul Tanaman Kamboja Putih ... 28
2.4.3 Morfologi Kamboja Putih ... 29
2.4.4 Kandungan Kimia Kamboja Putih ... 29
2.4.5 Mekanisme Kerja Senyawa dalam Bunga Kamboja Putih ... 30
2.4.5.1 Steroid ... 30
2.4.5.2 Flavonoid ... 30
2.4.5.3 Alkaloid ... 31
2.4.6 Mekanisme Kerja Senyawa Minyak Atsiri dalam Kamboja Putih 31 2.4.6.1 Geraniol ... 31
2.4.6.2 Sitronelol ... 32
(5)
2.4.5.7 Farnesol dan Fenetilalkohol ... 32 2.5 Larvisida ... 32 2.5.1 Temephos ... 33
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
3.1 Bahan, Alat, dan Subjek Penelitian ………...
3.1.1 Bahan Penelitian ………...
3.1.2 Alat Penelitian ………....……….. 3.1.3 Subjek Penelitian ...
35 35 35 35
3.2 Metode Penelitian ………... 3.2.1 Desain Penelitian ... 3.2.2 Variabel Penelitian ... 3.2.2.1 Definisi Konsepsional ... 3.2.2.2 Definisi Operasional ... 3.2.3 Besar Sampel Penelitian ...
36 36 36 36 36 38
3.3 Prosedur Penelitian ………... 3.3.1 Persiapan Hewan Coba ... 3.3.2 Pembuatan Ekstrak Etanol Bunga Kamboja (Plumeria
acuminate,W.T.Ait)…………... 3.3.3 Prosedur Kerja Penelitian ...
38 38 39 40
3.4 Metode Analisis Data ………...……… 3.4.1 Hipotesis Statistik ... 3.4.2 Kriteria Uji ...
40 41 41 3.5 Waktu dan Tempat Penelitian ………... 41
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Hasil Penelitian ………...…... 42
4.2 Pembahasan ……….. 46
4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ………... 4.3.1 Hipotesis Pertama ... 4.3.2 Hipotesis Kedua ...
47 47 48
(6)
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ………... 49
5.2 Saran ………. DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ... RIWAYAT HIDUP ...
49 50 53 62
(7)
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Persentase Rerata Larva Mati Pada Setiap Pemberian
Perlakuan ... 42
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Metode Saphiro Wilk …...…. 44
Tabel 4.3 Uji Statistik Levene ... 44
Tabel 4.4 Perbedaan Rerata Larva Mati antar Kelompok Perlakuan ... 45
(8)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Perbedaan Aedes sp. Jantan dan Betina ... Gambar 2.2 Nyamuk Aedes sp. (gambaran “lyre”) ... Gambar 2.3 Siklus hidup Aedes sp... Gambar 2.4 Telur Aedes sp... Gambar 2.5 Panjang telur Aedes sp... Gambar 2.6 Larva Aedes sp... Gambar 2.7 Pupa Aedes sp... Gambar 2.8 Tempat-tempat perkembangbiakan Aedes sp... Gambar 2.9 Skema Perjalanan Penyakit Infeksi Dengue ... Gambar 2.10 Plumeria acuminate, W.T.Ait. ... Gambar 2.11 Struktur Temephos ... Gambar 4.1 Diagram Rerata Larva Mati ...
8 10 10 11 12 14 15 18 24 28 34 43
(9)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Foto-Foto Penelitian …...……….. 53 Lampiran 2. Perhitungan Dosis ………...………. 55 Lampiran 3. Uji Statistik Parametrik ANAVA Satu Arah ………... Lampiran 4. Uji Statistik Tukey HSD ...
56 60
(10)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang ditularkan melalui cucukan nyamuk Aedes sp. yang ditemukan di daerah tropis dan subtropis diantaranya kepulauan Indonesia hingga bagian utara Australia (NLM, 2013). Penyakit DBD adalah endemik yang muncul sepanjang tahun. Biasanya sejumlah besar orang akan terinfeksi dalam waktu yang singkat (wabah) (CDC, 2010). Wabah DBD hanya terjadi di 9 negara sebelum tahun 1970. Saat ini DBD menjadi penyakit endemik di lebih dari 100 negara diantaranya Afrika, Amerika, Mediterania Timur, Asia Tenggara dan Pasifik Barat, dimana angka tertinggi terdapat di Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik Barat. Jumlah kasus di Amerika, Asia Tenggara dan Pasifik Barat telah melewati 1.2 juta kasus di tahun 2008 dan lebih dari 2.3 juta kasus di 2010. Pada tahun 2013, 2.35 juta kasus telah di laporkan dari Amerika, dimana 37.687 kasus merupakan DBD berat (WHO, 2014). Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Sementara itu, terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, WHO mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan kasus DBD tertinggi di Asia Tenggara (Achmadi, 2010). Penderita DBD pada tahun 2014 sampai pertengahan bulan Desember tercatat di 34 provinsi di Indonesia sebanyak 71.668 orang dan 641 diantaranya meninggal dunia. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yakni tahun 2013 dengan jumlah penderita sebanyak 112.511 orang dan jumlah kasus meninggal sebanyak 871 penderita. (Kemenkes RI, 2015). Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting di Indonesia karena tingkat kesakitannya yang tinggi, perjalanan penyakitnya yang cepat dan dapat menimbulkan kematian dalam waktu yang singkat (Hakim, 2015).
(11)
Vektor penyakit DBD adalah nyamuk Aedes sp. Selain menyebarkan penyakit DBD, Aedes sp. juga merupakan vektor penyakit chikungunya, yellow fever, dan Japanese encephalitis. (Candra, 2005; Centers for Disease Control, 2016).
Vaksin untuk mencegah penyakit demam berdarah (vaksin dengue) pertama di dunia kini telah tersedia di Indonesia dan sudah terbukti efektif disuntikkan pada anak usia 9-16 tahun. Vaksin ini terbukti ampuh mencegah 8 dari 10 kasus rawat
inap atau 93 persen kasus berat DBD selama 25 bulan masa studi efikasi dan studi
jangka panjang. (IDAI, 2016). Meskipun begitu, vaksin ini tidak efektif bila disuntikkan pada bayi dan orang dewasa, maka perlu dilakukan upaya pengendalian penyakit dengan menitikberatkan pada pemutusan rantai siklus hidup nyamuk. Pengendalian vektor DBD dengan membunuh nyamuk dewasa saja tidak cukup jika siklus hidup nyamuk pada tahap jentik tidak diputus. (Sukowati, 2010).
Pengendalian vektor dapat dilakukan secara mekanik, biologi, kimia, atau perubahan sifat genetik (Susanna,dkk.,1999). Pengendalian yang paling sering dilakukan saat ini adalah secara kimia karena dianggap bekerja lebih efektif dan hasilnya cepat terlihat dibandingkan secara biologis (Wahyuni, 2005).
Temephos merupakan pengendali vektor secara kimiawi. Temephos merupakan larvisida organofosfat non sistemik yang bekerja dengan menghambat enzim acetylcholinesterase. Namun, bila penggunaan larvisida sintetik ini dilakukan terus-menerus akan mengakibatkan resistensi vektor dan pencemaran lingkungan, untuk itu diperlukan larvisida alami yang ramah lingkungan (Sukowati, 2010; WHO, 2011).
Larvisida merupakan salah satu jenis insektisida yang membunuh serangga pada stadium larva (Istiana dkk., 2012). Larvisida alami merupakan larvisida yang terbuat dari tanaman yang mempunyai kandungan beracun yang dapat menghambat pertumbuhan bahkan menyebabkan kematian serangga pada stadium larva. Penggunaan larvisida alami ini diharapkan tidak mempunyai efek samping terhadap lingkungan, manusia, dan tidak menimbulkan resistensi bagi larva. (Nugroho, 2014).
(12)
Salah satu jenis tanaman yang mempunyai potensi sebagai sumber larvisida alami adalah kamboja putih (Plumeria acuminate, W.T.Ait). Tanaman ini biasanya ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan, taman, dan umumnya di daerah pemakaman. Kamboja dapat diperbanyak dengan mudah, melalui stek batang dan cangkok.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Syulistia tahun 2015 membuktikan bahwa sediaan padat berupa serbuk granul bunga kamboja putih berefek larvisida terhadap Aedes sp.. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk mengetahui efek larvisida bunga kamboja putih terhadap Aedes sp. dalam bentuk sediaan ekstrak. Sediaan ekstrak dipilih karena kandungan senyawa kimia dalam bunga kamboja putih menjadi lebih aktif sebagai larvisida.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Apakah ekstrak etanol bunga kamboja putih (Plumeria acuminate, W.T.Ait) berefek larvisida terhadap Aedes sp.
2. Apakah potensi larvisida ekstrak etanol bunga kamboja putih (Plumeria acuminate, W.T.Ait) setara dengan temephos terhadap Aedes sp.
1.3 Tujuan Penelitian
1. Menilai efek larvisida ekstrak etanol bunga kamboja putih (Plumeria acuminate, W.T.Ait) terhadap Aedes sp.
2. Membandingkan potensi larvisida ekstrak etanol bunga kamboja putih (Plumeria acuminate, W.T.Ait) setara dengan temephos terhadap Aedes sp.
(13)
1.4 Manfaat Karya Tulis Ilmiah
1.4.1 Manfaat Akademis
Menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang parasitologi dan farmakologi herbal mengenai bunga kamboja putih (Plumeria acuminate, W.T.Ait) sebagai larvisida alami.
1.4.2 Manfaat Praktis
Bunga kamboja putih diharapkan dapat digunakan sebagai larvisida alami alternatif untuk memutus dan mengendalikan siklus hidup nyamuk Aedes sp. sehingga angka kejadian DBD dapat menurun.
1.5 Kerangka Pemikiran
Ekstrak bunga kamboja putih menghasilkan senyawa steroid, flavonoid, dan
alkaloid (Zaheer, Konale, Patel, Khan, Ahmed, 2010).
Larvisida masuk ke dalam tubuh larva melalui tiga cara, yaitu racun kontak, racun perut, dan racun pernafasan. Racun kontak dan racun perut masuk melalui kontak langsung maupun melalui organ pencernaan dan ditransportasikan ke bagian aktif dari serangga (susunan saraf) sehingga menimbulkan kematian pada serangga (Environmental Protection Agency, 2002; Djojosumarto, 2008).
Beberapa senyawa aktif yang diperkirakan memiliki efek larvisida terhadap larva Aedes sp. adalah steroid, flavonoid, dan alkaloid (Zaheer, Konale, Patel, Khan, Ahmed, 2010).
Steroid dapat menghambat pertumbuhan serangga yaitu perubahan dari stadium larva ke pupa dan dari pupa ke nyamuk dewasa. Dengan adanya penambahan steroid yang berasal dari luar akan berpengaruh pada penebalan kitin pada dinding sel tubuh larva, sehingga pertumbuhan larva menjadi abnormal (Depkes, 2009).
(14)
Flavonoid adalah senyawa yang bersifat non polar, menghambat daya makan larva, dan bersifat toksik. Flavonoid bekerja sebagai inhibitor kuat pernapasan atau racun pernapasan dengan masuk ke dalam tubuh larva melalui sistem pernapasan sehingga menimbulkan kelayuan pada syaraf serta kerusakan pada sistem pernapasan dan mengakibatkan larva tidak bisa bernapas (Dinata, 2009). Alkaloid berperan sebagai racun kontak dan menghambat acetylcholinesterase, menimbulkan rasa pahit sehingga mengganggu proses pengambilan makan oleh larva dan mengganggu sistem pernapasan maupun sistem saraf larva melalui aksi toksik. (Shadana, 2014; Robinson, 1995).
1.6 Hipotesis Penelitian
1. Ekstrak bunga kamboja putih (Plumeria acuminate, W.T.Ait) berefek larvisida terhadap Aedes sp.
2. Potensi larvisida ekstrak bunga kamboja putih (Plumeria acuminate, W.T.Ait) setara dengan temephos terhadap Aedes sp
(15)
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
1. Ekstrak Etanol Bunga Kamboja Putih (Plumeria acuminate, W.T.Ait) berefek larvisida terhadap Aedes sp..
2. Potensi larvisida Ekstrak Etanol Bunga Kamboja Putih (Plumeria acuminate, W.T.Ait) pada konsentrasi 1600 ppm setara dengan temephos 1% terhadap Aedes sp.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan Ekstrak Etanol Bunga Kamboja Putih (Plumeria acuminate, W.T.Ait) sebagai larvisida terhadap genus nyamuk lain.
2. Perlu dilakukan penelitian menggunakan sediaan lain bunga kamboja yang paling cocok sebagai larvisida.
(16)
EFEKTIVITAS LARVISIDA EKSTRAK ETANOL
BUNGA KAMBOJA PUTIH
(Plumeria acuminate, W.T.Ait) TERHADAP Aedes sp.
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis ini Dibuat sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
YEMIMA DWIKA DIVINADIA
1210026
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
(17)
vi Universitas Kristen Maranatha KATA PENGANTAR
Terima kasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan penyertaanNya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Efektivitas Larvisida Ekstrak Etanol Bunga Kamboja Putih (Plumeria acuminate, W.T.Ait) Terhadap Aedes sp.”, yang merupakan salah satu persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Dalam melakukan penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr.dr. Rita Tjokropranoto., M.Sc. selaku pembimbing utama yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu, membimbing, dan memberi saran selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Dra. Rosnaeni, Apt selaku pembimbing pendamping yang telah bersedia meluangkan waktu, bimbingan, dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 3. Staf Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Maranatha, Pak Samuel atas segenap bantuan yang telah diberikan selama penulis melakukan penelitian.
4. Pak Suyitno selaku petugas Laboratorium Entomologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, yang telah membantu dalam persiapan penelitian.
5. Kedua orang tua saya, serta adik saya yang selalu memberikan doa, bantuan, serta motivasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Teman-teman Fakultas Kedokteran yang telah banyak memberi saran, dukungan, bantuan, dan semangat selama pembuatan karya tulis ini. 7. Kepada berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang
(18)
vii Universitas Kristen Maranatha Saya berharap agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa/mahasiswi Fakultas Kedokteran, masyarakat, dan perkembangan ilmu kedokteran.
Bandung, November 2016 Penulis
(19)
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, U. F. (Agustus 2010). Manajemen Demam Berdarah Berbasis Wilayah. Buletin Jendela Epidemiologi , Vol.2.
Agromedia. (2008). Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta : Google Book .
CDC. (2010, July 28). Retrieved November 27, 2016, from Dengue: http://www.cdc.gov/dengue/epidemiology/
Centers for Disease Control and Prevention. (2016). Surveillance and Control of Aedes aegypti and Aedes albopictus in the United States
Dalimartha S. (1999). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran: Trubus Agriwidya, Jakarta.
Depkes RI. (2007). Modul Pelatihan bagi Pengelolan program Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue di Indonesia.
Depkes RI. (2011). Retrieved September 2016, from Tata Laksana DBD: http://www.depkes.go.id/downloads/Tata%20Laksana%20DBD.pdf
Ghosh, Chowdhury, & Chandra. (2011). Plant extracts as potential mosquito larvicides. Burdwan, India: Department of Zoology, Bankura Christian College, Bankura & Microbiology Research Units, The University of Burdwan.
Hakim, L., & Ruliansyah, A. (2015). Hubungan Keberadaan Larva Nyamuk Aedes sp Dengan Kasus DBD di Kota Bandung. Journal of Vector-borne Diseases Studies ( National Institute of Health Research and Development, Ministry of Health of Republic of Indonesia ) , Vol.7 no.2.
Istiana, Herlyani, F., & Isnaini. (Desember 2012). Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang. Status kerentanan larva Aedes aegypti terhadap temefos di Banjarmasin Barat , Vol. 4 No. 2.
Jatin, & Vyas. (2014, Maret 24). MedlinePlus: Dengue. Retrieved September 2016, from U.S National Library of Medicine: http://www.nlm.nih.gov/:
(20)
Jing Liu-Helmersson, Hans Stenlund, Annelies Wilder-Smith, and Joacim Rocklöv. (2014). Vectorial Capacity of Aedes aegypti: Effects of Temperature and Implications for Global Dengue Epidemic Potential.
Kementrian Kesehatan RI. (2010). Buletin Jendela Epidemiologi.
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2014. Health Statistics , 154.
Labor, U. S. (2012). Occupational Safety And Health Guideline For Temephos.Retrieved from http://www.osha.gov/SLTC/healthguidelines/ temephos/recognition.html
Lacsina, J. I., Caranto, L. C., & David, J. J. (2015). Plague Ground: Healthcare Management of Dengue/Dengue Hemorrhagic Fever. International Journal of Nursing Science , 103-109.
Nugroho, A. (Juli 2014). Digital Repository Unila. Pengaruh Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Terhadap Perkembangan Larva Aedes aegypti Instar III.
Phang, D. V. (2010). Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Minyak Atsiri. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Minyak Atsiri Bunga Kamboja Putih dan Merah. Sukowati S. (Agustus 2010). Demam Berdarah Dengue. Buletin Jendela
Epidemiologi , Vol.2.
Susanna, D., Rahman, A., & Pawenang, E. T. (1999). Potensi Daun Pandan Wangi Untuk Membunuh Larva Nyamuk Aedes aegypti .
Syulistia, R. (2015). Jurnal Universitas Diponegoro. Efektivitas Ekstrak Bunga Kamboja (Plumeria acuminata Ait) Dengan Formulasi Bentuk Granul Terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti Linn .
Tiaz Lusiana Perdana, Vivi Yunita sari, Mila Mawarni. (2013). Daya Repelan Minyak Atsiri Bunga Kamboja Putih (Plumeria alba) Dalam Sediaan Lotion Terhadap Nyamuk Aedes aegypti.
Wahyuni, C. (Juli 2005). Jurnal Kesehatan Lingkungan . Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku terhadap Penularan Demam Berdarah Dengue di Kota Mataram , Vol.2 No.1.
(21)
WHO. (2009). Dengue: Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. Retrieved September 29, 2016, from http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241547871_eng.pdf
WHO. (2010). Temephos. Spesifications and Evaluations For Public Health Pesticides.
WHO. (2010). Trend of Dengue Case and CFR in SEAR. Retrieved November
2016, from WHO:
http://www.searo.who.int/EN/Section10/Section332/Section2277_11960.ht ml
WHO. (2011, Juni). WHO Spesifications and Evaluations For Public Health
Pesticides. Retrieved from WHO:
http://www.who.int/whopes/quality/Temephos_eval_only_June_2011.pdf
WHO. (2014, Februari). Demam Berdarah. Dipetik 2016, dari Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia:
http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-buletin.html
Zahid Zaheer, Ajinkya G Konale, Khuman A Patel, Subur Khan, Rana. Z. Ahmed. (2010). Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research. Comparative Phytochemical Screening Of Flowers Of Plumeria Alba And Plumeria Rubra , Vol.3 Issues 4
Zettel C, Kaufman P. (2013). University of Florida, IFAS Extension. Yellow fever mosquito Aedes aegypti (Linnaeus) (Insecta : Diptera: Culicidae) .
(1)
i
i
EFEKTIVITAS LARVISIDA EKSTRAK ETANOL
BUNGA KAMBOJA PUTIH
(Plumeria acuminate, W.T.Ait) TERHADAP Aedes sp.
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis ini Dibuat sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
YEMIMA DWIKA DIVINADIA
1210026
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
(2)
vi Universitas Kristen Maranatha
KATA PENGANTAR
Terima kasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan penyertaanNya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Efektivitas Larvisida Ekstrak Etanol Bunga Kamboja Putih (Plumeria acuminate, W.T.Ait) Terhadap Aedes sp.”, yang merupakan salah satu persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Dalam melakukan penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr.dr. Rita Tjokropranoto., M.Sc. selaku pembimbing utama yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu, membimbing, dan memberi saran selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Dra. Rosnaeni, Apt selaku pembimbing pendamping yang telah bersedia meluangkan waktu, bimbingan, dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini. 3. Staf Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Maranatha, Pak Samuel atas segenap bantuan yang telah diberikan selama penulis melakukan penelitian.
4. Pak Suyitno selaku petugas Laboratorium Entomologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung, yang telah membantu dalam persiapan penelitian.
5. Kedua orang tua saya, serta adik saya yang selalu memberikan doa, bantuan, serta motivasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Teman-teman Fakultas Kedokteran yang telah banyak memberi saran, dukungan, bantuan, dan semangat selama pembuatan karya tulis ini. 7. Kepada berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang
(3)
vii Universitas Kristen Maranatha
Saya berharap agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa/mahasiswi Fakultas Kedokteran, masyarakat, dan perkembangan ilmu kedokteran.
Bandung, November 2016 Penulis
(4)
50 Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, U. F. (Agustus 2010). Manajemen Demam Berdarah Berbasis Wilayah. Buletin Jendela Epidemiologi , Vol.2.
Agromedia. (2008). Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta : Google Book .
CDC. (2010, July 28). Retrieved November 27, 2016, from Dengue: http://www.cdc.gov/dengue/epidemiology/
Centers for Disease Control and Prevention. (2016). Surveillance and Control of Aedes aegypti and Aedes albopictus in the United States
Dalimartha S. (1999). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Ungaran: Trubus Agriwidya, Jakarta.
Depkes RI. (2007). Modul Pelatihan bagi Pengelolan program Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue di Indonesia.
Depkes RI. (2011). Retrieved September 2016, from Tata Laksana DBD: http://www.depkes.go.id/downloads/Tata%20Laksana%20DBD.pdf
Ghosh, Chowdhury, & Chandra. (2011). Plant extracts as potential mosquito
larvicides. Burdwan, India: Department of Zoology, Bankura Christian College, Bankura & Microbiology Research Units, The University of Burdwan.
Hakim, L., & Ruliansyah, A. (2015). Hubungan Keberadaan Larva Nyamuk
Aedes sp Dengan Kasus DBD di Kota Bandung. Journal of Vector-borne Diseases Studies ( National Institute of Health Research and Development, Ministry of Health of Republic of Indonesia ) , Vol.7 no.2.
Istiana, Herlyani, F., & Isnaini. (Desember 2012). Jurnal Epidemiologi dan Penyakit Bersumber Binatang. Status kerentanan larva Aedes aegypti terhadap temefos di Banjarmasin Barat , Vol. 4 No. 2.
Jatin, & Vyas. (2014, Maret 24). MedlinePlus: Dengue. Retrieved September
(5)
51 Universitas Kristen Maranatha Jing Liu-Helmersson, Hans Stenlund, Annelies Wilder-Smith, and Joacim Rocklöv. (2014). Vectorial Capacity of Aedes aegypti: Effects of
Temperature and Implications for Global Dengue Epidemic Potential.
Kementrian Kesehatan RI. (2010). Buletin Jendela Epidemiologi.
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia 2014. Health
Statistics , 154.
Labor, U. S. (2012). Occupational Safety And Health Guideline For Temephos.Retrieved from http://www.osha.gov/SLTC/healthguidelines/ temephos/recognition.html
Lacsina, J. I., Caranto, L. C., & David, J. J. (2015). Plague Ground: Healthcare
Management of Dengue/Dengue Hemorrhagic Fever. International Journal of Nursing Science , 103-109.
Nugroho, A. (Juli 2014). Digital Repository Unila. Pengaruh Ekstrak Buah Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Terhadap Perkembangan Larva
Aedes aegypti Instar III.
Phang, D. V. (2010). Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Minyak Atsiri. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Minyak Atsiri Bunga Kamboja Putih dan Merah.
Sukowati S. (Agustus 2010). Demam Berdarah Dengue. Buletin Jendela Epidemiologi , Vol.2.
Susanna, D., Rahman, A., & Pawenang, E. T. (1999). Potensi Daun Pandan Wangi Untuk Membunuh Larva Nyamuk Aedes aegypti .
Syulistia, R. (2015). Jurnal Universitas Diponegoro. Efektivitas Ekstrak Bunga Kamboja (Plumeria acuminata Ait) Dengan Formulasi Bentuk Granul Terhadap Mortalitas Larva Aedes aegypti Linn .
Tiaz Lusiana Perdana, Vivi Yunita sari, Mila Mawarni. (2013). Daya Repelan Minyak Atsiri Bunga Kamboja Putih (Plumeria alba) Dalam Sediaan Lotion Terhadap Nyamuk Aedes aegypti.
Wahyuni, C. (Juli 2005). Jurnal Kesehatan Lingkungan . Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku terhadap Penularan Demam Berdarah Dengue di Kota Mataram , Vol.2 No.1.
(6)
52 Universitas Kristen Maranatha WHO. (2009). Dengue: Guidelines for Diagnosis, Treatment, Prevention and
Control. Retrieved September 29, 2016, from
http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241547871_eng.pdf
WHO. (2010). Temephos. Spesifications and Evaluations For Public Health
Pesticides.
WHO. (2010). Trend of Dengue Case and CFR in SEAR. Retrieved November
2016, from WHO:
http://www.searo.who.int/EN/Section10/Section332/Section2277_11960.ht ml
WHO. (2011, Juni). WHO Spesifications and Evaluations For Public Health
Pesticides. Retrieved from WHO:
http://www.who.int/whopes/quality/Temephos_eval_only_June_2011.pdf
WHO. (2014, Februari). Demam Berdarah. Dipetik 2016, dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia: http://www.depkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-pusdatin-buletin.html
Zahid Zaheer, Ajinkya G Konale, Khuman A Patel, Subur Khan, Rana. Z. Ahmed. (2010). Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research.
Comparative Phytochemical Screening Of Flowers Of Plumeria Alba And Plumeria Rubra , Vol.3 Issues 4
Zettel C, Kaufman P. (2013). University of Florida, IFAS Extension. Yellow fever