HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELENGKAPAN PENCATATAN HASIL PENGUKURAN PADA FORMULIR PEMBUATAN Hubungan Beban Kerja Dengan Kelengkapan Pencatatan Hasil Pengukuran Pada Formulir Pembuatan Ortosis Prostesis Di Cv. Kuspito.

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELENGKAPAN PENCATATAN
HASIL PENGUKURAN PADA FORMULIR PEMBUATAN
ORTOSIS PROSTESIS DI CV. KUSPITO

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Pesryaratan
Guna Mencapai Derajat S-1 Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :
RIWI ARIF PRATOMO
J 410 101 019

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012

ABSTRAK

Riwi Arif Pratomo. J 410 101 019
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELENGKAPAN PENCATATAN

HASIL PENGUKURAN PADA FORMULIR PEMBUATAN ORTOSIS
PROSTESIS DI CV. KUSPITO.
xv + 52 + 9
Petugas Ortotik Prostetik bertanggung jawab dalam melakukan pencatatan hasil
pengukuran pada formulir pembuatan ortosis prostesis, proses pengukuran ini
merupakan proses yang sangat penting dalam pembuatan dimana harus cermat
dan teliti saat melakukan pengukuran maka setelah jadi nanti bisa terpakai sesuai
ukuran anggota tubuh pasien. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
beban kerja dengan kelengkapan pencatatan hasil pengukuran pada formulir
pembuatan ortosis prostesis di CV. Kuspito. Metode penelitian menggunakan
observasional analitik dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan time
series (data rentetan waktu). Objek penelitian pada penelitian ini adalah formulir
pembuatan ortosis prostesis yang telah di isi oleh peugas ketika ada pasien baru .
Sedangkan proses analisis menggunakan rank spearman (r). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara beban kerja petugas dengan
kelengkapan pencatatan hasil pengukuran pada formulir pembuatan ortosis
prostesis, dengan hasil analisis nilai p = 0,195 (p > 0,05), r = -0,243.
Kata kunci : Ortotis Prostetis, Beban Kerja, Kelengkapan Pencatatan Hasil
Pengukuran, Formulir Pembuatan Ortosis Prostesis
Kepustakaan : 20, 1992 – 2012


Pembimbing I

Ibnu Mardiyoko, SKM., M.M.

Surakarta, Oktober 2012
Pembimbing II

Noor Alis Setiyadi, SKM., M.KM.

Mengetahui,
Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat

Yuli Kusumawati, SKM.,M.Kes(Epid).

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul :
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KELENGKAPAN
PENCATATAN


HASIL PENGUKURAN PADA FORMULIR

PEMBUATAN ORTOSIS PROSTESIS DI CV. KUSPITO

Disusun Oleh : Riwi Arif Pratomo
NIM

: J 410 101 019

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kesehatan
Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
pada tanggal 6 Oktober 2012 dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan Tim
Penguji Skripsi.

Surakarta, 6 Oktober 2012
Ketua Penguji

: Ibnu Mardiyoko, SKM., M.M.


(

)

Anggota penguji I

: Noor Alis Setiyadi, SKM., M.KM.

(

)

Anggota Penguji II

: Sri Sugiarsi, SKM., M.Kes.

(

)


Mengesahkan,
Dekan
Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Surakarta

(Arif Widodo, A.Kep., M.Kes)
NIK 630

PENDAHULUAN
Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat, diselenggarakan dengan pendekatan pemeliharan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan (kuratif) dan
pemulihan (rehabilitatif). Dalam mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
optimal di Indonesia diperlukan pemberdayaan masyarakat, terutama para
penyandang cacat supaya mampu mandiri dalam memelihara, meningkatkan, dan
melindungi kesehatannya. Untuk itu diperlukan tenaga kesehatan yang menunjang
dalam pelaksanaannya, salah satunya yaitu Ortotis Prostetis (RI, 1992).
Ortotis prostetis sebagai salah satu profesi kesehatan yang tergabung
dalam unit tim rehabilitasi medik di Indonesia mempunyai tugas untuk
melaksanakan kegiatan rehabilitasi medis serta saling bekerja sama antar tim

rehabilitasi medik. Tim rehabilitasi tersebut antara lain meliputi : dokter,
fisioterapis, okupasi terapis, ortotis prostetis, psikolog, petugas sosial medis,
perawat rehabilitasi ( Kurniawan, 2000).
Ortotik prostetik sendiri di Indonesia untuk saat ini masih dalam tahap
pengembangan guna meningkatkan mutu pelayanan Ortotik prostetik yang saat ini
dirasa masih belum maksimal. (Iopi, 2010).
Untuk pembuatan ortosis prostesis tak luput dari proses pengukuran, Suatu
kegiatan pengambilan contoh/model dari pasien, berupa ukuran atau negatif
model sebagai pedoman utama dalam proses pembuatan ortosis maupun próstesis
proses pengukuran ini merupakan proses yang sangat vital dalam pembutan
dimana harus cermat dan teliti saat melakukan pengukuran dan pencatatan

didalam formulir pembuatan ortosis prostesis yang harus diisi secara lengkap agar
waktu pengerjaannya tidak ada yang keliru. Jika ada bebarapa item komponen
pada formulir pembuatan ortosis prostesis tidak diisi oleh petugas pengukuran dan
pencatatan maka akan berdampak pada petugas yang mendapat tugas pengerjaan
dibengkel, sehingga dalam pencatatan pengukuran didalam formulir pembuatan
ortosis prostesis harus diisi secara lengkap agar ortosis prostesis yang dibuat
sesuai ukuran bentuk yang aslinya dan nantinya setelah jadi bisa terpakai sesuai
ukuran anggota tubuh pasien .

Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan di CV.KUSPITO
PROSTHETIK ORTHOTIK bahwa 44% pencatatan hasil pengukuran pada 30
formulir pembuatan ortosis prostesis belum diisi secara lengkap. Dilain sisi,
pencatatan pada formulir untuk ukuran anggota tubuh pasien baru diisi 73%,
pencatatan data umur pasien hanya diisi 10% dan untuk catatan penting hanya
sebesar 7%. Selain itu juga beban kerja petugas di CV.KUSPITO PROSTHETIK
ORTHOTIK dapat diketahui bahwa beban kerjanya tinggi, dilihat dari jam kerja
pokok sebanyak 8 jam kerja dan juga ada tambahan jam lembur karena pasien
yang datang lumayan banyak, selain itu dari informasi para petugas diketahui
bahwa pasien-pasien di CV.KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK berasal dari
luar kota sehingga menginginkan pengerjaan pembuatan ortosis prostesis supaya
lebih cepat jadi.
Mengingat kerja manusia bersifat mental dan fisik, maka masing-masing
mempunyai tingkat pembebanan yang berbeda-beda. Tingkat pembebanan yang

terlalu tinggi memungkinkan pemakaian energi yang berlebihan dan terjadi
’overstress’, bosan dan kejenuhan (Tawarka, 2011).
Faktor yang mempengaruhi beban kerja ada dua yaitu: 1) Beban kerja
karena faktor eksternal 2) Beban kerja karena faktor internal.
Organisasi


kerja terutama menyangkut waktu kerja, waktu istirahat,

masuk kerja dan insentif dapat berpengaruh terhadap produktivitas, baik
langsung maupun tidak langsung. Jam kerja berlebihan, jam kerja lembur di luar
batas kemampuan akan dapat mempercepat munculnya kelelahan, menurunkan
ketepatan, kecepatan dan ketelitian kerja (Tawarka, 2011).
Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan bahwa beban kerja
petugas di CV.KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK dapat diketahui bahwa
beban kerjanya tinggi, dilihat dari jam kerja pokok sebanyak 8 jam kerja dan
juga ada tambahan jam lembur, selain itu dari informasi para petugas diketahui
bahwa pasien-pasien di CV.KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK berasal dari
luar kota sehingga menginginkan pengerjaan pembuatan ortosis prostesis supaya
lebih cepat jadi.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis tertarik
untuk meneliti lebih jauh

tentang hubungan beban kerja petugas dengan

kelengkapan pencatatan hasil pengukuran pada formulir pembuatan ortosis

prostesis di CV.KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK.

KERANGKA TEORI
Formulir Pembuatan
Ortosis Prostesis

Kompetensi petugas
Ortotik Prostetik

Proses pengukuran

Pendokumentasian oleh
banyak petugas
Faktor Eksternal
Beban Kerja Petugas
Faktor Internal

Kelengkapan
Pencatatan Hasil
Pengukuran Pada

Formulir Pembuatan
Ortosis Prostesis

Aktifitas Sekunder

Kelalaian Petugas

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian obsevasional analitik
yaitu mengobservasi beban kerja dan kelengkapan pencatatan hasil pengukuran,
Serta menguji hipotesis hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Rancangan penelitian ini menggunakan pendekatan time series, menurut
Sugiyono bahwa, Time series design adalah desain penelitian yang bermaksud
untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan suatu keadaan, yang tidak menentu
dan tidak konsisten. (Sugiyono, 2009).

Objek penelitian ini adalah formulir. Penelitian ini telah dilakukan pada
bulan Juni 2012 di CV.KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK. Populasi dan
sampel dalam penelitian ini adalah seluruh formulir pencatatan pengukuran
pembuatan Ortosis prostesis di


CV.KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK

setiap harinya yang telah diisi di bulan Juni 2012.
Definisi operasional variabel Beban kerja adalah jumlah formulir
pembuatan Ortosis Prostesis yang sudah diisi ketika pasien baru datang per
harinya, sedangkan Definisi operasional variabel kelengkapan pencatatan adalah
kelengkapan pengisian laporan penting pada formulir pembuatan ortosis
prostesis yang meliputi: Identifikasi (pada setiap lembar formulir), laporan yang
penting, autentikasi dan pencatatan yang baik .
Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan Analisis Deskriptif dan
Analisis Analitik. Analisis Deskriptif untuk mendiskripsikan data variabel bebas
dan variabel terikat, Analisis analitik untuk menguji hubungan variabel bebas
dengan variabel terikat dilakukan uji korelasi pearson product moment apabila
data yang diperoleh pada penelitian berdistribusi normal. Namun apabila data
yang diperoleh pada waktu penelitian tidak berdistribusi normal, maka analisis
analitiknya dilakukan dengan analisis korelasi rank spearman.

HASIL PENELITIAN
A.

Gambaran Umum Tempat Penelitian
CV. KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK bermula dari bengkel

prostesis ortosis yang merupakan usaha sampingan dari Bapak Rachmat

Winarno. Keseharinya Beliau bekerja di BBRSBD RC (Balai Besar Rehabilitasi
Sosial Bina Daksa Rehabilitasi Centrum ) Prof. Dr. Soeharso Solo. Beliau
menekuni profesi Ortotis Prostetis sejak tahun 1978. Setelah Purna tugas, Bapak
Rachmat Winarno mulai mengembangkan usaha pembuatan Kaki/Tangan Palsu
dan Alat Bantu Orthopedi yang sudah ditekuninya selama lebih dari 30 tahun.
Nama KUSPITO dipilih untuk mengingat anak kedua yang bernama Kuspito,
yang telah meninggal karena kecelakaan. sehingga nama usaha ini dinamakan
KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK.

B. Hasil Analisis Deskriptif
1. Beban Kerja Petugas Ortotik Prostetik
Tabel 2. Deskripsi Statistik Beban Kerja Petugas

Beban kerja

N

Min

Maks

Rata-rata

30

1

8

4,30

Standar Deviasi
2,152

Dari hasil penelitian diperoleh frekuensi beban kerja selama 30 hari
dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Jumlah Formulir
No

Jumlah Formulir yang
diisi per hari

Frekuensi

Persentase

1.

1

3

10.0%

2.

2

6

20.0%

3.

3

3

10.0%

4.

4

1

3.3%

5.

5

8

26.7%

6.

6

4

13.3%

7.

7

3

10.0%

8.

8

2

6.7%

30

100%

Jumlah

2. Kelengkapan pencatatan pada formulir pembuatan Ortosis prostesis.
Tabel 4. Deskripsi Statistik Kelengkapan Pencatatan Formulir

Kelengkapan
Formulir

N

Min

Maks

30

46,67%

74,67%

Rata-rata
56,92%

Standar Deviasi
0,10093

Dari hasil penelitian diperoleh kelengkapan pencatatan yang diisikan
ke formulir pembuatan ortosis prostesis dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Formulir
No

Kelengkapan

Frekuensi
(hari)

Persentase

1.

46.67%

1

3.3%

2.

47.78%

2

6.7%

3.

48.00%

1

3.3%

4.

49.33%

4

13.3%

5.

49.52%

3

10.0%

6.

50.00%

4

13.3%

7.

53.33%

4

13.3%

8.

55.00%

1

3.3%

9.

62.22%

1

3.3%

10.

63.33%

1

3.3%

11.

69.33%

1

3.3%

12.

70.00%

1

3.3%

13.

71.11%

1

3.3%

14.

72.50%

1

3.3%

15.

73.33%

3

10.0%

16.

74.67%

1

3.3%

Jumlah
30
100%
Adapun untuk mengetahui lebih jelas tentang kelengkapan pengisian
formulir di CV. KUSPITO PROSTHETIK ORTHOTIK dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:

Tabel 6. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Pengisian Formulir
No

Komponen Analisis

Frekuensi
(diisi)

Frekuensi
(tidak diisi)

N

1.

K1

126

3

129

2.

K2

39

90

129

3.

K3

121

8

129

4.

K4

19

110

129

5.

K5

31

98

129

6.

K6

22

107

129

7.

K7

22

107

129

8.

K8

26

103

129

9.

K9

121

8

129

10.

K10

126

3

129

11.

K11

119

10

129

12.

K12

26

103

129

13.

K13

29

100

129

14.

K14

128

1

129

15.

K15

129

0

129

1084

851

1935

Jumlah
C. Hasil Analisis Analitik
a) Uji Normalitas Data

Analisis data dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan
antara beban kerja petugas dengan kelengkapan pencatatan hasil
pengukuran pada formulir pembuatan ortosis prostesis di CV. KUSPITO
PROSTHETIK ORTHOTIK. Sebelum dilakukan uji statistik harus diuji
normalitas data dengan uji kolmogorov smirnov.

Tabel 7. Hasil pengujian normalitas menggunakan uji kolmogorov smirnov
Uji Kolmogorov Smirnov

p (value)

Beban Kerja
Kelengkapan

0,208
0,023

b) Uji Statistik
Analisis data untuk menguji dilakukan dengan alat analisis
korelasi rank spearman dikarenakan ada data tidak berdistribusi
normal.
Tabel 8. Hasil Uji korelasi rank spearman
Uji Rank Spearman

Koefisian
Korelasi (r)

p (value)

Beban Kerja
Kelengkapan

- 0.243

0.195

Berdasarkan Tabel 8. Dapat diketahui bahwa berdasarkan
penelitian selama 30 hari di CV.

KUSPITO PROSTHETIK

ORTHOTIK didapatkan hasil tentang hubungan antara beban kerja
petugas dengan kelengkapan pencatatan hasil pengukuran pada formulir
pembuatan ortosis prostesis di CV. KUSPITO PROSTHETIK
ORTHOTIK diketahui hasil perhitungan nilai

p = 0,195, r = -

0,243. Oleh karena nilai p > 0,05; maka H0 diterima, Hal ini berarti
tidak ada hubungan yang rendah (lemah) antara beban kerja petugas
dengan kelengkapan pencatatan hasil pengukuran pada formulir
pembuatan ortosis prostesis di CV. KUSPITO PROSTHETIK
ORTHOTIK.

SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
1.

Beban kerja seorang petugas pada bulan juni 2012 untuk beban kerja diatas
standar beban kerja ada 9 hari dengan presentase (30%), beban kerja standar
ada 8 hari dengan persentase (26,7%) dan beban kerja dibawah standar beban
kerja sebanyak 13 hari dengan persentase (43,3%).

2.

Kelengkapan pencatatan formulir pembuatan ortosis prosthesis yang paling
tinggi yaitu 74.67%.dan kelengkapan yang paling rendah adalah 46.67%.

3.

Tidak ada hubungan beban kerja petugas dengan kelengkapan pencatatan
formulir pembuatan ortosis prostesis dengan nilai p = 0,195, r = -0,243.

Saran
1.

Pimpinan CV.Kuspito:
Pimpinan CV.Kuspito perlu melakukan inspeksi secara rutin dan
mengadakan pelatihan rutin untuk meningkatkan pengetahuan petugas.

2.

Petugas Ortotik Prostestik:
Petugas perlu mengikuti pelatihan mengenai pengisian formulir dan
berkomunikasi dengan rekan atau atasan kalau ada yang tidak dimengerti.

3.

Peneliti Lainnya:
a. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengetahuan, sikap
responden, format fomulir, standar pengisian formulir dan ketelitian
petugas.
b. Perlu dilakukan penelitian untuk menghitung jumlah petugas yang
dibutuhkan sehingga tidak terjadi beban kerja yang tinggi.

DAFTAR PUSTAKA

Ikatan Ortotik Prostetik Indonesia. 2010. Draft
Prostetik di Rumah Sakit.

Standar pelayanan Ortotik

Kurniawan A. 2000. Pelatihan Pengukuran dan Pengepasan Ortotik Prostetik,
Surakarta: RSO Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta.
RI. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang
Kesehatan. Lembaran Negara RI Tahun 1992, No. 100. Sekretariat
Kabinet RI. Jakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif Kualitatif Dan
R&D), Bandung: Alfabeta.
Tarwaka. 2011. Ergonomi Industri ( Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi Dan
Aplikasi Ditempat Kerja ) , Surakarta: Harapan Press.