Pengaruh Penggunaan Abu-Batu Dari Mesin Stone Crusher Dan Curing Pada Bata Beton Ringan Type CLC (Cellular Lightweight Concrete)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

Beton
Beton sudah sangat umum digunakan sebagai bahan penyusun bangunan.

Beton secara umum tersusun dari beberapa material penyusun yaitu agregat halus
(pasir), Kerikil (agregat kasar), semen portland, dan air dengan kombinasi
perbandingan dari setiap material. Dimana semen dan air bercampur akan menjadi
bahan pasta yang berfungsi sebagai bahan pengikat sedangkan agregat halus dan
agregat kasar berfungsi sebagai pengisi. Bila semua campuran tersebut bercampur
sesuai dengan komposisi yang direncanakan akan mengeras seperti batuan, dimana
proses tersebut terjadi karena proses hidrasi (reaksi kimia antara air dan semen).
Mutu dari suatu beton itu bisa dipengaruhui beberapa faktor yaitu dari kualitas
bahan bahan dari material penyusun, perbandingan komposisi, cara pengadukan, cara
perawatan, dan cara perawatan selama proses pengerasan.
Kekuatan, keawetan dan sifat beton yang lain tergantung pada sifat bahanbahan dasar, nilai perbandingan bahan-bahannya, cara pengadukan maupun cara
pengerjaan selama penuangan adukan beton, cara pemadatan, dan cara perawatan
selama proses pengerasan.
Menurut (Tri Mulyono,2005) sebagai bahan konstruksi beton mempunyai

kelebihan dan kekurangan, kelebihan beton antara lain :
1.

Mutu rencana dapat disesuaikan sesuai rencana.

2.

Umur dari beton lebih tinggi (jika tidak mengalami beban yang lebih
besar dari mutu rencana.

3.

Mudah dibentuk sesuai dengan kebutuhan konstruksi.

4.

Biaya pemeliharaan/perawatannya kecil.

Kekurangan beton antara lain :
1.


Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Oleh
karena itu
perlu diberi baja tulangan, atau tulangan kasa (meshes).

Universitas Sumatera Utara

2.

Beton sulit untuk dapat kedap air secara sempurna, sehingga selalu
dapat dimasuki air, dan air yang membawa kandungan garam dapat
merusak beton.

3.

Bentuk yang telah dibuat sulit diubah.

2.1.1 Beton Segar ( Fresh Concrete)
Beton segar yang baik ialah beton segar yang dapat diaduk, diangkut, dituang,
dipadatkan, tidak ada kecendrungan untuk terjadi segregasi (pemisahan kerikil dari

adukan) maupun bleeding (pemisahan air dan semen dari adukan). Hal ini karena
segregasi maupun bleeding mengakibatkan beton yang diperoleh akan jelek.
2.2

Pengertian Bata Beton Ringan
Perkembangan konstruksi khususnya di Indonesia sudah berkembang pesat.

Salah satu perkembangannya adalah bata beton ringan.
Bata beton ringan adalah bata yang memiliki berat jenis (density) dari batu bata
konvensional (batu bata merah). Bata beton ringan terbagi atas 2 type yang memiliki
perbedaan dari jenis bahan pengembang yang digunakan dan proses curring yaitu:
NO JENIS

BAHAN PENGEMBANG

PROSES CURRING

1

AAC/ALC


Aluminium pasta

Oven

2

CLC

Foaming agent

Cahaya matahari/suhu ruangan

Untuk penelitian ini saya menggunakan bata beton ringan jenis CLC (cellular
lighewight concrete) dikarenakan bata beton ringan dengan jenis AAC/ALC tidak
memungkinkan dilakukan dilaboratorium bahan konstruksi USU dan bahan aluminium
pasta yang susah didapat.
Bata beton ringan jenis CLC (cellular lightweight concrete) memiliki
kelebihan dan kekurangan antara lain :
Kelebihan bata beton ringan jenis CLC (cellular lightweight concrete):



Memiliki berat jenis yang lebih ringan dari batu bata konvensional.



Memilki ukuran yang lebih besar,sehingga proses pemasangan lebih
mudah dan rapi.



Mudah dibentuk sesuai keinginan.



Kedap suara dan suhu ruangan lebih dingin

Universitas Sumatera Utara

Kekurangan bata beton ringan jenis CLC (cellular lightweight concrete):



Harganya relative lebih mahal.



Susah didapat ditoko toko bangunan biasa.



Penjualan dalam volume besar.

Sampai saat ini, tidak ada pengaturan mix design yang baku untuk proses
pembuatan bata beton ringan. Hal ini disebabkan densitas dari bata beton yang
dihasilkan sangat bergantung kepada foaming agent untuk menghasilkan pori-pori
pada bata beton ringan tersebut. Pada eksperimen ini, penulis membuat eksperimen
dengan mengacu kepada hasil eksperimen Kausal Kishore, seorang material engineers
yang berasal dari Jepang.
Berikut adalah hasil penelitiannya :
Perbandingan Semen : Pasir yang digunakan berkisar 1 : 1.9 hingga 1 : 2.2 dengan

FAS bervariasi dari 0.40, 0.45, 0.50, dan 0.55. Pada eksperimen ini, perbandingan
semen : pasir yang digunakan adalah 1 : 2 dengan FAS sebesar 0.75 dan densitas bata
beton ringan yang dihasilkan berkisar