RKS MIN Walimpong 2017

KEMENTERIAN AGAMA

MADRASAH IBTIDA’YA NEGERI WALIMPONG KAB. BONE
PROGRAM WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DASAR 9 TAHUN
Jalan Poros Palattae - Lappariaja

SYARAT-SYARAT TEKNIS
PEKERJAAN PEMBANGUNAN LANJUTAN 3 RKB MIN WALIMPONG
KEC. BENGO KAB. BONE
Pasal 1
JENIS PEKERJAAN
1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah :
Pekerjaan Lanjutan 3 Ruang Kelas Baru (RKB ) MIN. Walimpong Kec. Bengo
Kab. Bone.
2. Luas dan spesifikasi pekerjaan tersebut di atas disesuaikan dengan Gambar Kerja dan Rencana
Kerja dan Syarat-syarat ini.
Pasal 2
PENGGUNAAN SYARAT-SYARAT INI
1. Jika terdapat perbedaan antara Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dengan gambar kerja,
maka yang berlaku adalah ketentuan yang ada di dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.
2. Jika ada perbedaan pada gambar-gambar atau ukuran-ukuran, maka gambar-gambar dalam

ukuran skala besar yang diikuti.
3. Gambar detail dan gambar penjelasan lainnya yang memungkinkan diperlukan pada
pelaksanaan pekerjaan ini harus dibuat oleh Kontraktor.
4. Hal-hal yang menyangkut Pasal 2 ayat 1,2;3; Kontraktor diwajibkan berkonsultasi dengan pihak
Direksi dan tidak diperkenankan mengambil keputusan sendiri tanpa persetujuan dari Direksi.
Pasal 3
SYARAT-SYARAT TEKNIS UMUM
Peraturan-peraturan yang dinyatakan berlaku dalam pekerjaan ini adalah :
1. Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBB) Tahun 1956.
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI) Tahun 1971 dan SNI Tahun 1991.
3. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI) Tahun 1961
4. Peraturan-peraturan pemerintah setempat yang menyangkut pekerjaan ini.
Pasal 4
LOKASI SITE PEKERJAAN
Lokasi (site) pekerjaan seperti yang tersebut pada
Walimpong Kec. Bengo Kab. Bone.

Pasal 1 terdapat

di Kompleks MIN


Pasal 5
PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan berupa mobilisasi peralatan kerja dan persiapan tenaga kerja dilapangan
sesuai dengan keahlian masing masing, pekerjaan yang akan dikerja berupa pekerjaan lanjutan
dari pekerjaan tahap sebelumnya yang telah dikerjakan berupa pekerjaan pembangunan 3 ruang
kelas yang disiapkan untuk lantai 2, karena terbatasnya dana pada tahap petama sehingga yang
dilaksanakan pada saat itu hanya sampai pekerjaan plat lantai 2 .

Kontraktor diwajibkan membuat bangsal kerja sebagai penempatan barang-barang yang akan
digunakan pada proyek tersebut, Pembuatan papan kegiatan pekerjaan dimaksudkan untuk
transparansi jenis pekerjaan, sumber dana, jumlah dana serta waktu yang dipergunakan dalam
penyelesaian pekerjaan, serta penyiapan P3K dimaksudkan untuk pertolongan pertama jika terjadi
kecelakaan kerja dilapangan.
Pasal 6
PENETAPAN UKURAN-UKURAN
1. Kontraktor bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan, bentuk ukuran-ukuran dan mutu yang
tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini.
2. Kontraktor berkewajiban mencocokkan ukuran-ukuran satu sama lainnya dan segera
memberitahukan/konsultasi dengan Direksi bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran satu

sama lainnya, Kontraktor tidak boleh membetulkan kesalahan-kesalahan, ukuran-ukuran /
gambar-gambar sebelum berkonsultasi dengan Direksi.
3. Peil Nol ( +0,00) ditetapkan saat peninjauan lapangan/lokasi atau disesuaikan dengan gambar
perencanaan .
4. Kontraktor diwajibkan membuat tanda tetap untuk ukuran Peil Nol diatas patok yang kuat dan
memeliharanya selama waktu pekerjaan berlangsung. Patok tersebut harus telah disetujui oleh
Direksi.
5. Pada saat pemasangan bouwplank, Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dengan
teliti terhadap efek bangunan, siku bangunan maupun peil bangunan. Dalam pemasangan
bouwplank hendaknya dihadirkan Konsultan Pengawas.
Pasal 7
PEKERJAAN BETON
Pekerjaan beton yang akan dikerjakan dalam pekerjaan ini adalah berupa
melanjutkan pekerjaan struktur beton dari plat lantai 2 keatas sampai keringbalk dan kuda kuda
beton sebagai pengganti kuda kuda kayu pada ujung bangunan.
7.1 Material Bahan Beton
7.1.1 Semen
a. Yang digunakan adalah terdiri dari satu jenis merk dan mutu yang baik atas
persetujuan Direksi dan ditetapkan harus memakai PC. Merk Tonasa.
b. Semen yang telah mengeras sebagian/seluruhnya tidak boleh dipakai.

7.1.2. Pasir Beton.
Pasir beton terdiri dari butir-butir yang bersih, bebas dari bahan organik lumpur
dan sebagainya dan memenuhi syarat yang ditentukan dalam PBI Tahun 1971 dan
SNI Tahun 1991.
7.1.3 Kerikil Beton.
a. Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik dan mempunyai gradasi
serta kekasaran yang sesuai dengan syarat yang tercantum dalam PBI Tahun
1971 dan SNI Tahun 1991.
b. Kerikil beton sebelum digunakan harus dicuci dengan air sampai bersih.
c. Penumpukan bahan kerikil harus dipisahkan dengan bahan lainnya.
7.1.4 A i r
a. Air yang digunakan harus air tawar yang bersih, tidak mengandung minyak,
asam, garam, alkohol, lumpur, atau bahan lain yang dapat merusak beton.
b. Apabila dipandang perlu, Direksi dapat memerintahkan Kontraktor untuk
mengadakan pemeriksaan air di Laboratorium yang resmi dan sah atas biaya
Kontraktor.

7.1.5 Takaran Material Beton.
a. Takaran atau ukuran perbandingan material beton tidak diperbolehkan hanya
menggunakan skop atau diperkirakan saja.

b. Takaran yang diperbolehkan antara lain seperti ember drum atau plastik, tong
atau mal kayu ukuran zak semen.
7.1.6 Besi Beton.
a. Besi beton yang digunakan sesuai dengan petunjuk yang ada dalam Gambar
Kerja atau Bestek.
b. Besi beton harus bersih dari lapisan minyak, karat, bebas dari cacat seperti
retak, bengkok-bengkok, dan sebagainya dan harus berpenampang bulat dan
memenuhi syarat yang tercantum dalam PBI Tahun 1971 dan SNI Tahun 1991.
7.2. Jenis dan Mutu Beton.
a.
b.

7.3.

Jenis-jenis pekerjaan beton bertulang 1 Pc : 2 Psr : 3 Krk, digunakan untuk Kolom,
kuda kuda beton dan Ringbalk.
Mutu Beton yang digunakan adalah K.250, atau sesuai dengan yang disyaratkan dan
disetujui oleh Direksi/Pengawas.

Pengecoran dan Perawatan Beton.

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan Pengawas Lapangan atau
Direksi.
Pengadukan beton harus merata dan diusahakan menggunakan Mesin Molen.
Takaran-takaran untuk semen Pc, pasir, kerikil, dan air harus mendapat persetujuan
Direksi.
Pengecoran harus dilaksanakan dengan tata laksana sebaik mungkin dengan mengikuti
petunjuk Direksi, penggunaan alat Fibrator untuk memadatkan beton dengan baik.
Apabila pengecoran beton dihentikan dan dilanjutkan pada hari berikutnya, maka
tempat pemberhentian tersebut harus mendapat persetujuan dari pihak Direksi.
Selama proses pengecoran beton, tidak diperkenankan untuk dibebani selama proses
tersebut berlangsung, beton harus disiram / dibasahi terus menerus selama 3 (tiga)
minggu.


7.4. Beton yang dikerjakan.
a.
b.

Beton yang dikerjakan adalah pekerjaan kolom beton dan ring balok serta kuda kuda
beton sesuai pada gambar kerja.
Semua prinsip-prinsip pekerjaan besi harus mendapat persetujuan dari Konsultan
Supervisi, sedangkan semua besi yang digunakan adalah S.I 1 yang ukuran besar baik
besi kolom maupun besi beugelnya. Untuk dimensi, jumlah serta jarak besinya dapat
dilihat pada gambar kerja.

Pasal 8
PEKERJAAN PASANGAN TEMBOK
1. Pekerjaan pemasangan tembok batu bata dilakukan pada semua atau sesuai dengan gambar
kerja.
2. Pasangan tembok batu bata ½ batu untuk tembok harus dipasang lurus dan baik dengan mutu
adukan 1 pc : 4 psr untuk tembok biasa, sedang untuk transram menggunakan adukan 1 pc : 2
Psr
3. Batu bata yang akan dipasang harus berkualitas baik dan sebelum pemasangnnya harus
dibasahi terlebih dahulu baru dapat dipasang.


4. Pada saat pemasangan tembok tambahan, permukaan tembok lama atau ringbalk lama harus
disiram dengan air semen barulah pemasangan tembok tambahan dapat dilaksanakan.
5. Untuk tembok yang dibongkar pada pasangan kusen baru, teknik penyambungannya harus
dipasangn secara lurus dan rapi.
Pasal 9
PEKERJAAN PLASTERAN DAN ACIAN
1. Pekerjaan plasteran dapat dilakukan sesudah mendapat persetujuan dari pemberi tugas/ direksi
yaitu sesudah kosen kosen, pipa pipa dan sebagainya sudah terpasang semua.
Sebelum dipelaster, permukaan dinding batu bata harus dibasahi dengan air sampiai jenuh,
permukaan beton yang akan dipelaster harus dikasarkan dahulu, semua pelasteran harus sama
rata ketebalannya yaitu 1,5 cm. Pinggiran dinding ( skoning ) 1 pc : 2 psr. Setelah plasteran
dinding selesai semua kemudian dilakukan penghalusan
( aci ) dengan semen pc dan digosok dengan kertas semen sebagaimana mestinya.
2. Mutu campuran untuk plasteran tembok dari peil +0.00 yang ditentukan (telah dinaikkan)
memakai campuran trasram 1 : 2 setinggi 40.cm sedangkan diatasnya memakai campuran
1:5.
3. Semua permukaan tembok yang akan diplaster harus dibersihkan dari sisa-sisa plasteran
lamanya dan sebelum plasteran dimulai harus disetujui oeh Konsultan Supervisi/Direksi.
4. Sedangkan untuk acian tembok memakai acian semen licin (tidak diperkenankan memakai

kapur).
5. Dinding tembok sebelum diaci harus dibersihkan terlebih dahulu dan permukaan tembok
yang akan diaci harus dibasahi terlebih dahulu.
Pasal 10
PEKERJAAN KAYU
1. Semua kayu yang ada baik kuda-kuda, rangka plafond, listplank dan kosen harus yang baru.
2. Kayu Klas. I Bayam digunakan untuk; Pekerjaan Kosen Pintu dan Jendela, Daun Pintu .
a. Kosen menggunakan penampang jadi 5/13 yang pada bagian sudutnya diprofil dan
dikerjakan sesuai dengan ukuran-ukuran atau detail dari gambar kerja.
b. Daun Pintu Panil kayu ukuran tebal 3,5 cm, dengan panil papan pengisi 1,5 cm, dimana
besar dan ukurannya disesuaikan dengan gambar kerja.
c. Jendela Kayu menggunakan papan kayu kls II ukuran 2/10 cm yang harus diserut halus.
3. Kayu Klas.II digunakan pada :
a. Rangka serta penggantung pada Plafond.
b. Untuk rangka atap (Kuda-kuda, gording dan balok penyangga) menggunakan kayu dengan
kualitas baik (kayu samarinda) serta tidak terdapat cacat pada penampang kayu.
Pemakaian kayu tersebut harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Ukuran dan serta
dimensi penampang jadi dari kayu yang dipakai harus disesuaikan dengan Gambar Kerja.
4. Kontraktor harus meneliti perletakan, ukuran-ukuran dan bentuk yang tertera dalam gambar
kerja atau bestek. Bila terdapat kelainan atau kesalahan seperti kesalahan perletakan, ukuran,

dan sebagainya, segera dikonsultasikan dengan pihak Direksi.
Pasal 11
PEKERJAAN ATAP, PLAFON, DAN LISTPLANK.
1. Penutup atap digunakan adalah Atap Spandek Tebal 0.35 Warna, Warna atap spandek
disesuaikan dengan warna atap bangunan yang sudah ada.
2. Nok atau bubungan atap menggunakan bahan yang sama
3. Untuk seluruh bangunan harus menggunakan bahan penutup atap satu produk.
Sebelum dipesan / dikirim kepekerjaan, pemborong terlebih dahulu mengajukan contoh
kepada direksi untuk mendapatkan persetujuan.
4. Sebelum pemasangan penutup atap dilaksanakan, harus dicek kemiringan dan kerataan
rangka atap sehingga, diperoleh bidang yang rata.
5. Pemasangan penutup atap yang tidak rapih, rata dan berombak harus diperbaiki atas
biaya pemborong.

6. Rangka plafon digunakan kayu kls II (Samarinda) dengan kwalitas baik dengan ukuran;
- Balok induk digunakan balok 5/7 cm
- Balok pembagi dari balok 4/6 cm.
- Balok penggantung 5/7 setiap jarak 2 m.
7. Plafon yang digunakan adalah kalsibord, dengan ketebalan 3,5 mm ukuran 120 x 240
cm, pada bagian pertemuan kalsibord dilakban dan diplamur hingga sambungan tidak

kelihatan, serta pada bagian pinggir diberi list profil kayu 5 x 5 cm yang sesuai dengan
bestek serta disetujui oleh Konsultan Pengawas.
8. Pelaksanaan pekerjaan plafond disesuaikan dengan bentuk yang telah ditentukan
(disesuaikan dengan gambar kerja)
9. Papan Listplank menggunakan kayu kls.II (setara samarinda), dengan ukuran 2 x 2/20
cm dimana sistem pemasangannya disesuaikan dengan gambar kerja dan disetiap ujung
bawah listplank harus diprofil pada sisi luarnya.
Pasal 12
PEKERJAAN KUNCI, GANTUNGAN, KACA DAN LAIN-LAIN
1.
2.
3.

Kunci tanam dua kali putar dengan kwalitas Setara SES digunakan pada semua pintu. Semua
komponen harus dipasang lengkap dan asli termasuk paku skrup.
Gantungan/engsel daun pintu dipakai engsel kupu-kupu yang tebal dan dipasang 3 (tiga) buah
tiap daun pintu dan skrup yang digunakan harus komponen asli.
Semua kaca jendela maupun kaca mati digunakan kaca bening 5 mm. permukaan kaca tidak
retak ataupun bergelembung.

Pasal 13
PEKERJAAN LANTAI
Pekerjaan pemasangan lantai keramik pada Lantai 2 semua ruangan termasuk selasar
sedangkan pemasangan lantai keramik pada lantai 1 hanya pada bagian depan tangga
dengan menggunakan keramik 40x40 cm.
1.
2.
3.
4.
5.

6.

Lantai bangunan untuk semua ruangan baik dalam ruang maupun teras menggunakan bahan
lantai yang sama.
Lantai yang digunakan adalah lantai keramik Yang Licin dan mengkilap, Sistem
pemasangannya disesuaikan dengan instruksi dari pabrik.
Untuk Dalam Ruangan dan Selasar memakai lantai keramik 40 x 40 cm yang teknik
pemasangnnya harus sesuai gambar kerja.
Semua Keramik yang terpasang tidak boleh ada yang retak atau pecah dan harus
diganti apabila terdapat keramik yang retak atau pecah.
Setelah keramik didatangkan ke lokasi proyek, Kontraktor harus memperlihatkan contohnya
terlebih dahulu ke Konsultan Supervisi/Direksi dan jika sudah disetujui barulah keramik
tersebut dapat dimasukkan ke lokasi proyek.
Sebelum dilaksanakan pemasangan lantai, kontraktor diwajibkan meratakan permukaan yang
akan diberikan tegel keramik sehingga hasil pemasangan tersebut rapi dan baik. Serta
penyempurnakan permukaannya dan telah disetujui oleh Pengawas Lapangan untuk
memasangnya.

Pasal 14
PEKERJAAN PENGECATAN
1. Semua sambungan-sambungan kayu, penampang ujung balok bagian yang akan melekat pada
tembok, harus dicat meni dan didempul serta digosok sampai rata dan baru dapat dicat jika
disetujui oeh Konsultan.
2. Cat kayu mengkilat digunakan merk setara AVIAN atau yang sejenisnya, sebelumnya harus
menggunakan cat dasar, meni kayu, dempul, dan lain-lain.
3. Tata laksana pengecatan harus mengikuti patent atau petunjuk dari pabrik atau Konsultan
Pengawas.

4. Bagian yang akan dicat kayu adalah :
a. Kosen pintu dan jendela serta bagian-bagiannya.
b. Listplank papan.
c. Papan Jendela, daun pintu dan dinding partisi.
d. List Plafon Kayu, serta
e. Warna cat yang digunakan adalah mengikuti petunjuk Direksi.
5. Cat tembok digunakan merk setara Avitex atau merk lain yang kualitasnya sama, dengan warna
yang telah disetujui oleh Direksi dan tata laksana pengecatannya mengikuti patent pabrik
6. Bagian yang akan dicat Tembok adalah :
a. Seluruh tembok yang nampak husus lantai 2.
b. Plafond keseluruhan,
c. Pengecatan tembok dan plafond baru dapat dilakukan jika tembok sudah diplamur
sedangkan untuk plafond dapat dicat apabila sudah dicompund dan permukaannya sudah
digosok dengan rata.
Pasal 15
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
1. Pemasangan instalasi listrik terdiri dari pemasangan instalasi pada lantai 2 terdiri dari 3 kelas
termasuk pemasangan instalasi pada selasar.
2. Kontraktor diwajibkan membuat gambar kerja instalasi listrik dengan berpedoman pada
gambar kerja rencana, dan gambar tersebut dapat dipertanggung jawabkan pada PLN.
3. Pekerjaan instalasi listrik dilaksanakan oleh instalatur yang disetujui/direkomendir PLN dan
disetujui oleh Direksi.
4. Semua hasil pekerjaan instalasi listrik harus dimintakan pemeriksaan PLN dan surat-surat
hasil pemeriksaan harus ditujukan kepada Direksi, paling lambat sehari sebelum aliran akan
disalurkan.
5. Pekerjaan pemipaan dan kabel instalasi;
5.1. Pemipaan
a. Pemipaan instalasi harus dilakukan dengan menggunakan pipa plastik PVC lengkap
dengan material bantunya.
b. Pemasangan harus dilakukan secara in bouw, di dalam dinding bata, di atas plafon
sehingga tidak terlihat mata.
c. Pemipaan harus dilaksanakan dengan rapi, terpasang tegak atau horisontal dan sejajar
dengan struktur bangunan serta dilaksanakan sesuai dengan standar praktis yang
umum dilaksanakan.
5.2 .Kabel Instalasi.
a. Kabel instalasi yang digunakan buatan Indonesia sesuai dengan standar PLN yang
sudah disahkan.
b. Jenis kabel instalasi ke lampu penerangan dan stop kontak adalah NYA atau NYM
dengan ukuran minimal 2,5 mm, dilaksanakan sesuai dengan PUIL. Kabel yang menuju
ke titik lampu dan setiap stop kontak harus terdiri dari 3 (tiga) buah kabel dimana
masing-masing akan berfungsi sebagai phase, kabel netral/gourding.
6. Sebelum pekerjaan instalasi listrik dimulai, Kontraktor harus menanyakan atau mengetahui
keadaan voltage listrik setempat.

Pasal 16
PEKERJAAN SANITASI
1. Dinding km/wc dipasangi keramik ukuran 25 x 40 cm warna. Pada lantai km/wc harus
mempunyai kemiringan 2,5 % kearah lobang pembuangan yang mempunyai saringan.
2. Lantai km/wc dipasang keramik 25 x25 cm kasar sedangkan dinding diberi lapisan
keramik 25 x 40 cm dengan menggunakan spesi 1 Pc : 3 Psr.
3. Kloset digunakan kloset jongkok setaraf TOTO .
4. Sumber air bersih berasal sumber air yang ada
5. Septictank dibuatkan septiktank baru.
6. Semua hal yang tidak disebutkan dalam point ini dan tidak terdapat digambar dengan
rencana pelaksanaan, tetapi jelas menunjang pekerjaan ini, sudah menjadi resiko
kontraktor.
Pasal 17
PEKERJAAN TAMBAHAN
1. Sebelum penyerahan pertama, kontraktor harus meneliti semua bagian pekerjaan yang
belum sempurna dan harus sudah diperbaiki, ruang-ruang harus dipel, halaman pekerjaan
harus sudah dibersihkan dari segala sampah dan peralatan bekas proyek.
2. Meskipun sudah ada pengawas dan unsur-unsur pemberi tugas lainnya semua
penyimpangan dari ketentuan bestek dan gambar menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik
mungkin.
3. Selama masa pemeliharaan kontraktor wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki
segala cacat yang timbul, sehingga sebelum penyerahan kedua dilaksanakan, pekerjaan
benar-benar telah sempurna.
4. Selain rencana Kerja dan Syarat-syarat ini, maka semua ketentuan administrasi pemeriksaan
bahan baku/mutu pekerjaan ini menjadi persyaratan yang harus dipenuhi oleh kontraktor.
5. Semua yang belum tercantum dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini akan ditentukan
kemudian pada rapat penjelasan pekerjaan ( Aanwijzing).
Pasal 18
PEKERJAAN SELESAI
Pekerjaan dianggap selesai jika;
1. Pembersihan lapangan telah dilaksanakan dengan baik.
2. Pekerjaan telah diperiksa secara bersama oleh Konsultan Pengawas atau Direksi, Pihak Pejabat
Pembuat Komitmen dan Kuasa Pengguna Anggaran (Kepala Sekolah selaku Owner) dan
Kontraktor dan dinyatakan dalam suatu Berita Acara.
PASAL 19
KETENTUAN TAMBAHAN
1. Selain Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, maka sesuai dengan ketentuan administrasi,
pemeriksaan bahan/mutu pekerjaan serta ketentuan lain dari pemeriksaan yang menyangkut
pelaksanaan pekerjaan ini termasuk pula syarat-syarat yang harus dipenuhi dan ditaati.
2. Hal-hal lain yang tidak tercantum/tidak jelas dalam RKS ini akan dibuat tersendiri, serta
peraturan-peraturan pemerintah yang berlaku menjadi kewajiban Kontraktor.
3. Semua akibat yang timbul dari pelaksanaan pekerjaan yang keliru/kelalaian Kontraktor adalah
menjadi tanggung jawab Kontraktor.

Demikian uraian syarat-syarat tersebut diatas dan merupakan satu kesatuan gambar dan uraian
jenis pekerjaan.
Hal – hal yang belum diatur dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini tapi masih ada
hubungannya dengan Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini maka kontraktor wajib melaksanakan
pekerjaan tersebut.