Pengaruh Efektivitas Komite Audit dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Financial Reporting Lead Time Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Teori Agensi
Teori keagenan menurut Jensen dan Meckling (1976:309) adalah
hubungan kontrak kerja (nexus of contract) antara principal dengan agent
dimana principal adalah pemilik atau pemegang saham, s.edangkan agent
adalah manajer atau pihak yang mengelola perusahaan. Perbedaan
kepentingan antara principal dan agent menimbulkan masalah yaitu konflik
keagenan. Konflik keagenan yang ditimbulkan ialah agent tidak selalu
bertindak sesuai dengan kepentingan principal.Terkadang tindakan agent
dapat merugikan bagi pihak principal. Hal ini disebabkan karena agent
memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan
principal , keadaan ini disebut asimetri informasi.
Menurut
Scott
(1997:201)
Asimetri
informasi
menimbulkan
2
permasalahan. Masalah yang pertama ialah adverse selection, yaitu suatu
keadaan saat seorang agent membuat pengamatan yang belum dilakukan oleh
principal dimana hasil pengamatan tersebut dipakai untuk mengambil
keputusan.Principal dalam hal ini sulit memastikan apakah informasi hasil
pengamatan agent telah dipakai dengan baik untuk membuat keputusan yang
baik sesuai kepentingan principal. Masalah yang kedua ialah moral hazard,
yaitu suatu keadaan saat pemegang saham sebagai principal tidak dapat
Universitas Sumatera Utara
melakukan pengamatan secara detail apakah manajemen sebagai agent sudah
membuat keputusan secara tepat, dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Masalah keagenan tersebut dapat dicegah melalui adanya pengawasan
komite audit dalam perusahaan di bidang pelaporan keuangan, pengendalian
internal, dan aktivitas audit eksternal. Komite audit yang efektif dapat
mendorong manajemen untuk menerbitkan laporan keuangan secara tepat
waktu. Pelaporan keuangan yang tepat waktu dapat menyediakan informasi
sesegera mungkin bagi principal yang dapat mencegah timbulnya asimetri
informasi.
2.1.2 Teori Kepatuhan
Ilmu-ilmu
sosial
khususnya
dibidang
psikologis
telah
meneliti
teorikepatuhan dan sosiologi khususnya yang lebih menekankan pada
pentingnyaproses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan
seorang individu.Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih
mematuhi peraturan yang berlaku. Pada prinsipnya, seorang individu akan
mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan normanorma internal mereka
Pada bidang ekonomi, Harahap (2011:608) menyebutkan bahwa
kepatuhan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penciptaan nilai
perusahaan.Hal tersebut berarti setiap perusahaan harus mematuhi seluruh
aturan yang berlaku seperti kode etik perusahaan, aturan pemerintah, UU, dan
lain sebagainya.teori kepatuhan (compliance theory) jugadiperjelas dengan
pernyataan Baron dan Bryne (1991 : 387):
Universitas Sumatera Utara
Obedience is a form of social influence in which one or more persons
are ordered to do something, and they do it. It is an a sense, the most
direct form of social influence. Several strategies can help reduce the
occurance of destructive obedience. These include reminding
individuals that they share in the responsibility for any harm produced,
remindingthem that beyond some point obedience is inappropriate,
calling into question the motives of authority figures.
Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian
laporan keuangan tahunan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dan selanjutnya
diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian
Laporan Keuangan Berkala. Peraturan-peraturan tersebut secara hukum
mengisyaratkan adanyakepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi
(perusahaan publik) yang terlibat di pasar modal Indonesia untuk
menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan secara tepat waktu
kepada Bapepam.
2.1.3 Efektivitas Komite Audit
Bursa Efek Jakarta melalui Keputusan
Direksi BEJ
No.
kep-
315/BEJ/062000 menyatakan bahwa Komite Audit adalah komite yang
dibentuk oleh Dewan Komisaris perusahaan, yang anggotanya diangkat dan
diberhentikan oleh dewan komisaris, yang bertugas untuk membantu
melakukan pemeriksaaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap
pelaksanaan fungsi direksi dalam pengelolaan perusahaan.Dalam Keputusan
Menteri BUMN No. Kep-103/MBU/2002, disebutkan bahwa Komite Audit
merupakan suatu badan yang berada di bawah komisaris yang sekurang-
Universitas Sumatera Utara
kurangnya minimal satu orang anggota komisaris, dan dua orang ahli yang
bukan merupakan pegawai BUMN yang bersangkutan yang bersifat mandiri
baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun pelaporannya serta bertanggung
jawab secara langsung kepada Komisaris atau Dewan Pengawas.
Persyaratan Keanggotaan Komite Audit dalam Peraturan BAPEPAM-LK
No/IX/1/5 adalah sebagai berikut:
1.
Memiliki integritas
yang tinggi,
kemampuan,
pengetahuan
dan
pengalaman yang memadai sesuai dengan latar belakang pendidikannya,
serta mampu berkomunikasi dengan baik.
2. Salah seorang dari anggota Komite Audit memiliki latar belakang
pendidikan akuntansi atau keuangan.
3.
Memiliki pengetahuan yang cukup untuk membaca dan memahami
laporan keuangan.
4. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan
terkait lainnya.
5. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik yang memberikan
jasa audit atau non audit pada emiten atau perusahaan publik yang
bersangkutan dalam 1 (satu) tahun terakhir sebelum diangkat oleh
Komisaris sebagaimana dimaksudkan dalam peraturan Nomor VIII A.2
tentang Independensi Akuntan yang memberikan Jasa Audit di Pasar
Modal.
Universitas Sumatera Utara
6.Bukan merupakan karyawan kunci emiten atau perusahaan publik dalam 1
(satu) tahun terakhir sebelum diangkat oleh Komisaris.
7.Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada emiten
atau perusahaan publik. Dalam hal anggota Komite Audit memperoleh
saham akibat suatu peristiwa hukum maka dalam jangka
Komite audit dalam perusahaan memiliki peranan penting. Karena
adanya perbedaan kepentingan antara pihak manajemen dan pihak pemegang
saham. Seringkali manajemen tidak melakukan tindakan yang terbaik untuk
pemegang saham seperti melakukan pengeluaran berlebih, keputusan investasi
yang kurang optimal, serta adanya asimetri informasi.Tanggung jawab Komite
Audit tertuang dalam Peraturan BAPEPAM-LK No/IX/1/5 yaitu:
1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang dikeluarkan
perusahaan.
2. Melakukan penelahaan atas ketaatan perusahaan atas peraturan perundangundangan di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya.
3. Melakukan penelaaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor
eksternal.
4. Melaporkan kepada komisarin berbagai risiko yang dihadapi perusahaan
dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi.
5. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada komisaris atas pengaduan
yang berkaitan dengan emiten.
6. Menjaga kerahasiaan data, dokumen, dan informasi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Efektivitas komite audit erat kaitannya dengan ketepatan waktu
pelaporan keuangan. Keterkaitan tersebut didasarkan pada logika bahwa
pembentukan komite audit bertujuan untuk mewujudkan tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance) serta melakukan
pengawasan terhadap kinerja manajemen sehingga akan mempermudah
pekerjaan auditor dan mempercepat penyampaian laporan keuangan.
Efektivitas komite audit dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Ika dan
Ghazali (2012) dimana diukur dengan subset indeks keefektifan komite audit
yang didasarkan pada DeZoort et al. (2002). DeZoort et al. (2002)
mendefinisikan komite audit yang efektif ialah “komite audit yang telah
memenuhi syarat anggota dengan kewenangan dan sumber daya untuk
melindungi kepentingan stakeholder, dengan memastikan laporan keuangan
dapat diandalkan, pengendalian internal, dan manajemen risiko melalui upaya
pengawasan rutin”.
Definisi di atas menegaskan bahwa tujuan utama pembentukan komite
audit yaitu melindungi kepentingan pemegang saham melalui penunjukan
anggotanya yang mempunyai kompetensi dengan segala kewenangan dan
sumber daya untuk memberikan pengawasan yang rutin dan terarah. Menurut
DeZoort et al. (2002) ada empat dimensi yang menentukan keefektifan
komite audit, yaitu komposisi, kewenangan, sumber daya, dan ketekunan.
2.1.3.1 Komposisi (Composition)
Komposisi mengacu pada persyaratan untuk menjadi anggota
komite audit, yaitu independensi dan keahlian komite audit. Tujuan dari
Universitas Sumatera Utara
persyaratan tersebut adalah memungkinkan komite audit untuk membuat
penilaian yang berada dalam kepentingan terbaik pemegang saham
(DeZoort et al., 2002, p. 43). Perusahaan dengan komite audit yang
hanya terdiri dari direksi nonrelasi atau luar memiliki pengaruh negatif
terhadap terjadinya penyajian kembali laba (Abbott et al., 2004). Sebagai
ahli keuangan yang memiliki pengetahuan dan kompetensi tertentu,
mereka
diharapkan
untuk
memimpin
komite
audit
dalam
mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan yang menantang untuk
manajemen dan auditor eksternal, dan akibatnya dapat meningkatkan
kualitas pelaporan keuangan.
2.1.3.2 Kewenangan
Kewenangan mengacu pada tanggung jawab sejak diberikannya
suatu tanggung jawab yang disertai dengan kewenangan dalam
melakukan suatu tindakan yang terkait.Contohnya : piagam komite audit,
laporan pertanggungjawaban komite audit.Tanggung jawab komite audit
harus dimasukkan dalam piagam komite audit. Sebuah piagam resmi tidak
hanya memberikan panduan kepada anggota untuk tugas-tugas mereka,
tetapi juga sumber daya untuk komite audit.
Peraturan BAPEPAM (2012) mengharuskan semua perusahaan
yang terdaftar mengadopsi piagam untuk komite audit mereka. Sebuah
piagam diperlukan karena membantu anggota komite audit untuk
berkonsentrasi pada tanggung jawab khusus mereka dan untuk
memfasilitasi para pemangku kepentingan dalam menilai peran dan
Universitas Sumatera Utara
tanggung jawab komite audit (DeZoort et all.,2002).Oleh karena itu,
diharapkan bahwa keberadaan piagam dapat meningkatkan keefektifan
komite audit.
Sehubungan dengan tugas komite audit, empat dari tanggung jawab
yang termasuk dalam peraturan BAPEPAM (2012) akan dikaji dalam
penelitian ini. Tugas-tugas ini antara lain :
1. Meninjau informasi keuangan perusahaan;
2. Meninjau kegiatan audit eksternal;
3. Meninjau keefektifan pengendalian internal perusahaan; dan
4. Meninjau kepatuhan perusahaan terhadap peraturan.
Sesuai dengan tugas komite audit untuk bertugas meninjau
kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan. Peraturan
yang harus ditinjau adalah peraturan di pasar modal dan peraturanperaturan
terkait
lainnya
yang
sejalan
dengan
kegiatan
perusahaan.Sebagaimana dinyatakan di atas, jangka waktu pelaporan
keuangan untuk perusahaan yang terdaftar diatur oleh BEI dan
BAPEPAM. Jika komite audit memenuhi tanggung jawabnya untuk
meninjau kepatuhan perusahaan terhadap peraturan tersebut, perusahaan
akan
cenderung menyampaikan
laporan
keuangan
auditan
tidak
melampaui batas waktu peraturan. Oleh karena itu berdasarkan
pembahasan di atas, dimensi kewenangan keefektifan komite audit
tampaknya memiliki pengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan,
khususnya ketepatan waktu pelaporan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.3 Sumber Daya
Komite audit harus memiliki jumlah anggota komite yang memadai
untuk melakukan tugasnya. BAPEPAM (2012) mensyaratkan bahwa
komite audit setidaknya terdiri dari tiga orang. Penelitian ini menggunakan
ukuran atau jumlah anggota komite audit sebagai proksi dari sumber daya.
Jumlah
anggota
komite
audit
yang
efektif
diperlukan
agar
dapatmelaksanakan tugasnya dengan optimal.
2.1.3.4 Ketekunan
Efektivitas komite audit tidak dapat hanya didasarkan pada
keahlian, kewenangan dan sumber daya yang cukup diperlukan peran yang
aktif dari pihak komite audit. Ketekunan mengacu pada kesediaan anggota
komite bekerja sama yang diperlukan untuk mempersiapkan, mengajukan
pertanyaan, dan mendapatkan jawaban ketika berhadapan dengan
manajemen, auditor internal, auditor eksternal, dan konstituen lain yang
relevan (DeZoort et al., 2002).Konsisten dengan penelitian Ika dan
Ghazali (2012), proksi untuk ketekunan adalah jumlah pertemuan atau
rapat yang diadakan setiap tahun oleh komite audit dan pengungkapan
sukarela komite audit.
Peraturan BEI (2004) menetapkan bahwa komite audit harus
menyerahkan laporan kegiatannya kepada dewan komisaris secara berkala
minimal sekali dalam tiga bulan. Sesuai dengan persyaratan ini,
diharapkan bahwa komite audit akan mengadakan pertemuan setidaknya
empat kali dalam setahun sebelum menyampaikan laporan kepada dewan
Universitas Sumatera Utara
komisaris. Untuk menilai keefektifan, penelitian ini konsisten dengan
penelitian Ika dan Ghazali (2012), yaitu menggunakan persyaratan bahwa
pertemuan komite audit minimal empat kali dalam setahun.Pengungkapan
sukarela komite audit dalam indeks diharapkan menunjukkan bahwa
komite audit menjadi efektif dalam fungsi pengawasan mereka, sehingga
perusahaan lebih mungkin untuk menerbitkan laporan keuangan secara
tepat waktu.
2.1.4 Karakterisitik Perusahaan
Karakterisik perusahaan adalah ciri khas atau sifat yang melekat pada
perusahaan.Karakteristik perusahaan pada penelitian ini diproksikan dengan
ukuran
perusahaan,
pertumbuhan
perusahaan,
kompleksitas
opersai
perusahaan.
2.1.4.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan ukuran sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan yang dapat memberikan manfaat ekonomis
pada masa yang akan datang. Semakin besar sumber daya yang dimiliki
perusahaan maka semakin besar ukuran perusahaan, dan sebaliknya
semakin kecil sumber daya yang dimiliki perusahaan maka semakin
kecil ukuran perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan
diukur dengan total aset sehingga dapat dinyatakan bahwa semakin
besar total aset yang dimiliki perusahaan, maka semakin besar ukuran
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Jaggi dan Tsui (1999), perusahaan yang lebih besar
memiliki lebih banyak sumber daya untuk mendirikan sebuah
pengendalian internal yang tepat sehingga sedikit waktu untuk
dihabiskan oleh auditor eksternal dalam melakukan pengujian
substantif.Selain itu, perusahaan besar terkena pengawasan publik yang
menciptakan tekanan pada perusahaan untuk mengeluarkan informasi
keuangan segera.Perusahaan yang besar juga memiliki sumber daya
yang tinggi untuk membayar lebih tinggi auditor untuk mendapatkan
waktu audit yang lebih singkat akan lebih cepat untuk menyampaikan
laporan keuangannya.
2.1.4.2 Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan
untuk meningkatkan size, yang dapat diproxikan dengan adanya
peningkatan aktiva, ekuitas, laba dan penjualan. Pada penelitian ini
pertumbuhan perusahaan diukur dengan selisih antara laba bersih tahun
(t) dikurangi dengan laba bersih tahun sebelumnya (t-1) dibagi dengan
total laba bersih tahun sebelumnya (t-1).Jumlah laba yang diperoleh
secara teratur serta kecenderungan atau trend keuntungan yang
meningkat merupakan suatu faktor yang sangat menentukan perusahaan
untuk tetap survive.
2.1.4.3 Kompleksitas Operasi Perusahaan
Tingkat
bergantung
kompleksitas
padajumlah
dan
operasi
lokasi
sebuah
unit
perusahaan
operasinya
yang
(cabang)
Universitas Sumatera Utara
sertadiversifikasi jalur produk dan pasarnya. Hal ini lebih cenderung
mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan
pekerjaan
auditnya.
Sehingga
mempengaruhi
ketepatan
waktu
penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada publik.
2.1.7 Financial Reporting Lead Time
Financial reporting lead time (FRLT) atau jangka waktu pelaporan
keuangan didefinisikan sebagai lamanya waktu yang dibutuhkan auditor dalam
proses penyusunan laporan keuangan sampai laporan keuangan tersebut
diserahkan ke BAPEPAM. Hal tersebut sesuai dengan definisi yang disebutkan
oleh Ika dan Ghazali (2012) bahwa financial reporting lead time (FRLT)
adalah jumlah hari antara tanggal tutup tahun buku laporan keuangan sampai
zhari dimana perusahaan mempublikasikan laporan keuangan auditan ke bursa
efek.
Di pasar modal, laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan tepat
waktu sangat penting bagi para pemegang saham, karena merupakan sumber
informasi utama mereka.Bagi investor, pelaporan yang tepat waktu dapat
mengurangi ketidakpastian yang berkaitan dengan keputusan investasi.Apabila
ada keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan maka dapat
menyebabkan kebocoran rahasia yang mungkin dimanfaatkan oleh pihak
internal perusahaan untuk memperoleh keuntungan pribadi, hal ini merugikan
pasar dan merusak image perusahaan.
Dyer dan McHugh (1975) menggunakan 3 (tiga) kriteria keterlambatan
pelaporan keuangan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a) Preliminary lag: Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai dengan penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.
b) Auditor’s report lag: Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai dengan tanggal laporan auditor ditandatangani.
c) Total lag: Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
dengan tanggal penerimaan laporan dipublikasikan di bursa.
Proksi jangka waktu pelaporan keuangan atau financial reporting lead
time, berdasarkan kriteria di atas, masuk dalam kategori total lag.Berbeda
dengan beberapa penelitian sebelumnya yang mengukur ketepatan waktu
dengan menggunakan audit delay atau auditor’s report lag, penggunaan proksi
FRLT pada penelitian ini konsisten mengacu pada penelitian Ika dan Ghazali
(2012).Pemilihan proksi ini bertujuan untuk menunjukkan ketepatan waktu
pelaporan berdasarkan anggapan bahwa ketika perusahaan menerbitkan
laporan keuangannya tepat pada batas waktu yang telah ditentukan, maka tidak
dapat dikatakan bahwa perusahaan telah menunda menerbitkan laporan
keuangannya.Oleh sebab itu, penggunaan financial reporting lead time sebagai
proksi ketepatan waktu pelaporan dianggap sudah tepat.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitan mengenai keefektifan komite audit, karakteristik perusahaan dan
ketepatanwaktu pelaporan keuangan telah diteliti oleh beberapa peneliti
sebelumnya, antara lain :
Al-Ajmi (2008) melakukan penelitian untuk menguji faktor-faktor penentu
ketepatan waktu pelaporan tahunan di Bahrain.Penelitian ini menggunakan ukuran
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, profitabilitas, leverage, kompleksitas akuntansi, tipe auditor,
klasifikasi industri, dan tata kelola perusahaan sebagai variabel independen dan
ketepatan pelaporan tahunan sebagai variabel dependen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage berpengaruh
terhadap ketepatan pelaporan tahunan, sedangkan untuk kompleksitas akuntansi
dan tipe auditor tidak ditemukan bukti yang mendukung, dan untuk tata kelola
perusahaan ditemukan sebagai faktor penentu.
Ika dan Ghazali (2012) meneliti pengaruh keefektifan komite audit terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan di Indonesia. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa keefektifan komite audit berpengaruh negatif terhadap
ketepatan pelaporan keuangan yang diproksikan financial reporting lead time.
Ku Ismail (2001) meneliti pengaruh karakteristik perusahaan (company
attributes) terhadap batas waktu pelaporan laporan keuangan quartal pada
perusahaan di Malaysia. Karakteristik perusahaan pada penelitian ini diproksikan
dengan ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan struktur
modal perusahaan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan,
profitabilitas, pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap timeliness of
quarterly reporting sedangkan struktur modal perusahaan berpengaruh positif.
Ni Putu Desy (2014) meneliti pengaruh karakteristik perusahaan dan
reputasi
auditor
terhadap
ketepatwaktuan
pelaporan
keuangan
di
Indonesia.Karakteristik perusahaan pada penelitian ini diproksikan dengan jenis
indu stri, ukuran perusahaan, profitabilitas, kompleksitas operasi perusahaan dan
umur perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jenis Industri, Ukuran
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, profitabilitas,umur dan reputasi auditor berpengaruh terhadap
ketepatwaktuan pelaporan keuangan sedangkan kompleksitas operasi perusahaan
tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan
Yaputro dan Felizia (2012) meneliti hubungan tingkat efektivitas komite
audit terhadap Timeliness Laporan Keuangan pada badan usaha go public di
Indonesia. Penelitian ini memproksikan Timeliness Laporan Keuangan dengan
financial reporting lead time.Hasil penelitian ini menemukan bahwa efektivitas
komite audit berpengaruh secara negatif terhadap financial reporting lead time.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin efektif komite audit maka waktu tunda
penyampaian laporan keuangan menjadi semakin singkat.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
Variabel Penelitian
1
Al-Ajmi Independen :
(2008)
ukuran perusahaan, profitabilitas,
leverage, kompleksitas akuntansi, tipe
auditor, klasifikasi industri, dan tata
kelola perusahaan.
Dependen :
ketepatan pelaporan tahunan
2
Ika dan
Ghazali
(2012)
Independen :
keefektifan komite audit.
Dependen :
ketepatan waktu pelaporan
Hasil Penelitian
Ukuran perusahaan,
profitabilitas,
leverage
berpengaruh
terhadap ketepatan
pelaporan tahunan,
sedangkan untuk
kompleksitas
akuntansi dan tipe
auditor tidak
ditemukan bukti
yang mendukung,
dan untuk tata kelola
perusahaan
ditemukan sebagai
faktor penentu audit
delay.
Keefektifan komite
audit berpengaruh
negatif terhadap
financial reporting
Universitas Sumatera Utara
Control :
Kondisi Keuangan
Ukuran perusahaan
Ukuran KAP
Tipe Industri
Independen :
Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
Pertumbuhan Perusahaan
Struktur Modal
Dependen:
Timeliness of quarterly reporting
3.
Ku
Ismail
(2003)
4.
Ni Putu
Desy
(2014)
Independen :
Jenis Industri
Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
Kompleksitas Operasi Perusahaan
Umur Perusahaan
Reputasi Auditor
Dependen :
Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan
5.
Yaputro
dan
Felizia
(2012)
Independen :
Efektivitas Komite Audit
Control :
Kondisi keuangan
Ukuran perusahaan
Tipe Auditor
Dependen:
Timeliness Laporan Keuangan
lead time sebagai
proksi dari ketepatan
waktu pelaporan.
Ukuran perusahaan,
profitabilitas dan
pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh negatif
terhadap Timeliness
of quarterly
reporting sedangkan
struktur modal
berpengaruh positif.
Jenis Industri,
Ukuran perusahaan,
profitabilitas,umur
dan reputasi auditor
berpengaruh
terhadap
ketepatwaktuan
pelaporan keuangan
sedangkan
kompleksitas operasi
perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap
ketepatwaktuan
pelaporan keuangan
Efektivitas komite
audit, ukuran
perusahaan, kondisi
keuangan
berpengaruh secara
signifikan terhadap
timeliness Laporan
Keuangan sedangkan
tipe auditor tidak
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
Timeliness
Sumber : berdasarkan penelitian terdahulu
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasikan sebagai masalah
penting.Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah
keefektifan komite audit, umur perusahaan, kondisi keuangan, reputasi auditor /
Kantor Akuntan Publik, sedangkan variabel dependennya adalah financial
reporting lead time.Kerangka konseptual penelitian ini tercantum pada gambar 2.1
Efektivitas Komite Audit
(X1)
Karakterisitik Perusahaan
Ukuran Perusahaan
(X2.1)
Pertumbuhan Perusahaan
(X2.2)
Kompleksitas Perusahaan
(X2.3)
H1
H2.1
H2.2
Financial Reporting Lead
Time
(Y)
H2.3
H3
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Efektivitas komite audit berpengaruh terhadap Financial Reporting Lead
Time.Komite audit yang efektif dalam menjalankan tugas pengawasan atas
proses pelaporan keuangan akan mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan
sehingga dapat mendorong agen menerbitkan laporan keuangan perusahaan
secara tepat waktu. Dalam teori agensi, adanya pemisahan dan perbedaan
Universitas Sumatera Utara
kepentingan antara agen dan prinsipal, agen tidak selalu bertindak demi
kepentingan prinsipal sehingga menciptakan masalah keagenan. Untuk
mencegah terjadinya masalah tersebut, diperlukan komite audit untuk
melindungi kepentingan prinsipal melalui tanggung jawab pengawasannya di
bidang pelaporan keuangan, pengendalian internal, dan aktivitas audit
eksternal.Komite audit yang efektif dalam menjalankan tugas pengawasan atas
proses pelaporan keuangan akan mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan.
Ukuran perusahaan diukur dari jumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki ukuran yang lebih besar akan mendapat
pengawasan yang besar juga dari para investor, pengawas permodalan dan
pemerintah. Semakin besar ukuran perusahaan maka ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan akan semakin tinggi karena pihak manajemen
menghadapi tekanan eksternal yang lebih besar untuk segera menyampaikan
laporan keuangannya yang telah diaudit. Sebaliknya, semakin kecil ukuran
perusahaan maka ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan juga akan
semakin rendah.
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan dari perusahaan untuk
meningkatkan
size
dan
mengindikasikan
keberlangsungan
usaha
dari
perusahaan.Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan
oleh pihak- pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, baik internal
perusahaan yaitu manajemen maupun eksternal perusahaan seperti investor dan
kreditur. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi
perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi di perusahaan
Universitas Sumatera Utara
tersebut.Semakin bagus pertumbuhan suatu perusahaan maka akan memotivasi
pihak manajemen untuk melaporkan laporan keuangan secara tepat waktu.
Kompleksitas operasi perusahaan diukur pada jumlah dan lokasi unit
operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya. Kompleksnya
operasi suatu perusahaan akan cenderung membutuhkan waktu yang lama bagi
perusahaan untuk menyampaikan dan mempublikasikan laporan keuangan
perusahaannya sehingga adanya kecenderungan untuk tidak tepat waktu dalam
mempublikasikan laporan keuangannya.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap rumusan masalah dalam
suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2006 : 51)
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, oleh
karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga
dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian,belum jawaban yang empirik.
Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu dan kerangka
konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah :
H1 :
Efektivitas komite audit berpengaruh terhadap financial reporting lead
time
H2.1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap financial reporting lead time
H2.2 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap financial reporting lead
time
Universitas Sumatera Utara
H2.3 : Kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh terhadap financial
reporting lead time
H3
: Efektivitas komite audit, Ukuran perusahaan, Pertumbuhan perusahaan,
Kompleksitas
perusahaan
berpengaruh
secara
parsial
terhadap
Financial Reporting Lead Time.
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Teori Agensi
Teori keagenan menurut Jensen dan Meckling (1976:309) adalah
hubungan kontrak kerja (nexus of contract) antara principal dengan agent
dimana principal adalah pemilik atau pemegang saham, s.edangkan agent
adalah manajer atau pihak yang mengelola perusahaan. Perbedaan
kepentingan antara principal dan agent menimbulkan masalah yaitu konflik
keagenan. Konflik keagenan yang ditimbulkan ialah agent tidak selalu
bertindak sesuai dengan kepentingan principal.Terkadang tindakan agent
dapat merugikan bagi pihak principal. Hal ini disebabkan karena agent
memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan
principal , keadaan ini disebut asimetri informasi.
Menurut
Scott
(1997:201)
Asimetri
informasi
menimbulkan
2
permasalahan. Masalah yang pertama ialah adverse selection, yaitu suatu
keadaan saat seorang agent membuat pengamatan yang belum dilakukan oleh
principal dimana hasil pengamatan tersebut dipakai untuk mengambil
keputusan.Principal dalam hal ini sulit memastikan apakah informasi hasil
pengamatan agent telah dipakai dengan baik untuk membuat keputusan yang
baik sesuai kepentingan principal. Masalah yang kedua ialah moral hazard,
yaitu suatu keadaan saat pemegang saham sebagai principal tidak dapat
Universitas Sumatera Utara
melakukan pengamatan secara detail apakah manajemen sebagai agent sudah
membuat keputusan secara tepat, dan sesuai dengan aturan yang berlaku.
Masalah keagenan tersebut dapat dicegah melalui adanya pengawasan
komite audit dalam perusahaan di bidang pelaporan keuangan, pengendalian
internal, dan aktivitas audit eksternal. Komite audit yang efektif dapat
mendorong manajemen untuk menerbitkan laporan keuangan secara tepat
waktu. Pelaporan keuangan yang tepat waktu dapat menyediakan informasi
sesegera mungkin bagi principal yang dapat mencegah timbulnya asimetri
informasi.
2.1.2 Teori Kepatuhan
Ilmu-ilmu
sosial
khususnya
dibidang
psikologis
telah
meneliti
teorikepatuhan dan sosiologi khususnya yang lebih menekankan pada
pentingnyaproses sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan
seorang individu.Teori kepatuhan dapat mendorong seseorang untuk lebih
mematuhi peraturan yang berlaku. Pada prinsipnya, seorang individu akan
mematuhi hukum yang mereka anggap sesuai dan konsisten dengan normanorma internal mereka
Pada bidang ekonomi, Harahap (2011:608) menyebutkan bahwa
kepatuhan merupakan salah satu faktor yang berperan dalam penciptaan nilai
perusahaan.Hal tersebut berarti setiap perusahaan harus mematuhi seluruh
aturan yang berlaku seperti kode etik perusahaan, aturan pemerintah, UU, dan
lain sebagainya.teori kepatuhan (compliance theory) jugadiperjelas dengan
pernyataan Baron dan Bryne (1991 : 387):
Universitas Sumatera Utara
Obedience is a form of social influence in which one or more persons
are ordered to do something, and they do it. It is an a sense, the most
direct form of social influence. Several strategies can help reduce the
occurance of destructive obedience. These include reminding
individuals that they share in the responsibility for any harm produced,
remindingthem that beyond some point obedience is inappropriate,
calling into question the motives of authority figures.
Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian
laporan keuangan tahunan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam
Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, dan selanjutnya
diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam Nomor: KEP-36/PM/2003 tentang Kewajiban Penyampaian
Laporan Keuangan Berkala. Peraturan-peraturan tersebut secara hukum
mengisyaratkan adanyakepatuhan setiap perilaku individu maupun organisasi
(perusahaan publik) yang terlibat di pasar modal Indonesia untuk
menyampaikan laporan keuangan tahunan perusahaan secara tepat waktu
kepada Bapepam.
2.1.3 Efektivitas Komite Audit
Bursa Efek Jakarta melalui Keputusan
Direksi BEJ
No.
kep-
315/BEJ/062000 menyatakan bahwa Komite Audit adalah komite yang
dibentuk oleh Dewan Komisaris perusahaan, yang anggotanya diangkat dan
diberhentikan oleh dewan komisaris, yang bertugas untuk membantu
melakukan pemeriksaaan atau penelitian yang dianggap perlu terhadap
pelaksanaan fungsi direksi dalam pengelolaan perusahaan.Dalam Keputusan
Menteri BUMN No. Kep-103/MBU/2002, disebutkan bahwa Komite Audit
merupakan suatu badan yang berada di bawah komisaris yang sekurang-
Universitas Sumatera Utara
kurangnya minimal satu orang anggota komisaris, dan dua orang ahli yang
bukan merupakan pegawai BUMN yang bersangkutan yang bersifat mandiri
baik dalam pelaksanaan tugasnya maupun pelaporannya serta bertanggung
jawab secara langsung kepada Komisaris atau Dewan Pengawas.
Persyaratan Keanggotaan Komite Audit dalam Peraturan BAPEPAM-LK
No/IX/1/5 adalah sebagai berikut:
1.
Memiliki integritas
yang tinggi,
kemampuan,
pengetahuan
dan
pengalaman yang memadai sesuai dengan latar belakang pendidikannya,
serta mampu berkomunikasi dengan baik.
2. Salah seorang dari anggota Komite Audit memiliki latar belakang
pendidikan akuntansi atau keuangan.
3.
Memiliki pengetahuan yang cukup untuk membaca dan memahami
laporan keuangan.
4. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-undangan
terkait lainnya.
5. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik yang memberikan
jasa audit atau non audit pada emiten atau perusahaan publik yang
bersangkutan dalam 1 (satu) tahun terakhir sebelum diangkat oleh
Komisaris sebagaimana dimaksudkan dalam peraturan Nomor VIII A.2
tentang Independensi Akuntan yang memberikan Jasa Audit di Pasar
Modal.
Universitas Sumatera Utara
6.Bukan merupakan karyawan kunci emiten atau perusahaan publik dalam 1
(satu) tahun terakhir sebelum diangkat oleh Komisaris.
7.Tidak mempunyai saham baik langsung maupun tidak langsung pada emiten
atau perusahaan publik. Dalam hal anggota Komite Audit memperoleh
saham akibat suatu peristiwa hukum maka dalam jangka
Komite audit dalam perusahaan memiliki peranan penting. Karena
adanya perbedaan kepentingan antara pihak manajemen dan pihak pemegang
saham. Seringkali manajemen tidak melakukan tindakan yang terbaik untuk
pemegang saham seperti melakukan pengeluaran berlebih, keputusan investasi
yang kurang optimal, serta adanya asimetri informasi.Tanggung jawab Komite
Audit tertuang dalam Peraturan BAPEPAM-LK No/IX/1/5 yaitu:
1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang dikeluarkan
perusahaan.
2. Melakukan penelahaan atas ketaatan perusahaan atas peraturan perundangundangan di pasar modal dan peraturan perundang-undangan lainnya.
3. Melakukan penelaaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor
eksternal.
4. Melaporkan kepada komisarin berbagai risiko yang dihadapi perusahaan
dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi.
5. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada komisaris atas pengaduan
yang berkaitan dengan emiten.
6. Menjaga kerahasiaan data, dokumen, dan informasi perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Efektivitas komite audit erat kaitannya dengan ketepatan waktu
pelaporan keuangan. Keterkaitan tersebut didasarkan pada logika bahwa
pembentukan komite audit bertujuan untuk mewujudkan tata kelola
perusahaan yang baik (good corporate governance) serta melakukan
pengawasan terhadap kinerja manajemen sehingga akan mempermudah
pekerjaan auditor dan mempercepat penyampaian laporan keuangan.
Efektivitas komite audit dalam penelitian ini mengacu pada penelitian Ika dan
Ghazali (2012) dimana diukur dengan subset indeks keefektifan komite audit
yang didasarkan pada DeZoort et al. (2002). DeZoort et al. (2002)
mendefinisikan komite audit yang efektif ialah “komite audit yang telah
memenuhi syarat anggota dengan kewenangan dan sumber daya untuk
melindungi kepentingan stakeholder, dengan memastikan laporan keuangan
dapat diandalkan, pengendalian internal, dan manajemen risiko melalui upaya
pengawasan rutin”.
Definisi di atas menegaskan bahwa tujuan utama pembentukan komite
audit yaitu melindungi kepentingan pemegang saham melalui penunjukan
anggotanya yang mempunyai kompetensi dengan segala kewenangan dan
sumber daya untuk memberikan pengawasan yang rutin dan terarah. Menurut
DeZoort et al. (2002) ada empat dimensi yang menentukan keefektifan
komite audit, yaitu komposisi, kewenangan, sumber daya, dan ketekunan.
2.1.3.1 Komposisi (Composition)
Komposisi mengacu pada persyaratan untuk menjadi anggota
komite audit, yaitu independensi dan keahlian komite audit. Tujuan dari
Universitas Sumatera Utara
persyaratan tersebut adalah memungkinkan komite audit untuk membuat
penilaian yang berada dalam kepentingan terbaik pemegang saham
(DeZoort et al., 2002, p. 43). Perusahaan dengan komite audit yang
hanya terdiri dari direksi nonrelasi atau luar memiliki pengaruh negatif
terhadap terjadinya penyajian kembali laba (Abbott et al., 2004). Sebagai
ahli keuangan yang memiliki pengetahuan dan kompetensi tertentu,
mereka
diharapkan
untuk
memimpin
komite
audit
dalam
mengidentifikasi dan mengajukan pertanyaan yang menantang untuk
manajemen dan auditor eksternal, dan akibatnya dapat meningkatkan
kualitas pelaporan keuangan.
2.1.3.2 Kewenangan
Kewenangan mengacu pada tanggung jawab sejak diberikannya
suatu tanggung jawab yang disertai dengan kewenangan dalam
melakukan suatu tindakan yang terkait.Contohnya : piagam komite audit,
laporan pertanggungjawaban komite audit.Tanggung jawab komite audit
harus dimasukkan dalam piagam komite audit. Sebuah piagam resmi tidak
hanya memberikan panduan kepada anggota untuk tugas-tugas mereka,
tetapi juga sumber daya untuk komite audit.
Peraturan BAPEPAM (2012) mengharuskan semua perusahaan
yang terdaftar mengadopsi piagam untuk komite audit mereka. Sebuah
piagam diperlukan karena membantu anggota komite audit untuk
berkonsentrasi pada tanggung jawab khusus mereka dan untuk
memfasilitasi para pemangku kepentingan dalam menilai peran dan
Universitas Sumatera Utara
tanggung jawab komite audit (DeZoort et all.,2002).Oleh karena itu,
diharapkan bahwa keberadaan piagam dapat meningkatkan keefektifan
komite audit.
Sehubungan dengan tugas komite audit, empat dari tanggung jawab
yang termasuk dalam peraturan BAPEPAM (2012) akan dikaji dalam
penelitian ini. Tugas-tugas ini antara lain :
1. Meninjau informasi keuangan perusahaan;
2. Meninjau kegiatan audit eksternal;
3. Meninjau keefektifan pengendalian internal perusahaan; dan
4. Meninjau kepatuhan perusahaan terhadap peraturan.
Sesuai dengan tugas komite audit untuk bertugas meninjau
kepatuhan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan. Peraturan
yang harus ditinjau adalah peraturan di pasar modal dan peraturanperaturan
terkait
lainnya
yang
sejalan
dengan
kegiatan
perusahaan.Sebagaimana dinyatakan di atas, jangka waktu pelaporan
keuangan untuk perusahaan yang terdaftar diatur oleh BEI dan
BAPEPAM. Jika komite audit memenuhi tanggung jawabnya untuk
meninjau kepatuhan perusahaan terhadap peraturan tersebut, perusahaan
akan
cenderung menyampaikan
laporan
keuangan
auditan
tidak
melampaui batas waktu peraturan. Oleh karena itu berdasarkan
pembahasan di atas, dimensi kewenangan keefektifan komite audit
tampaknya memiliki pengaruh terhadap kualitas pelaporan keuangan,
khususnya ketepatan waktu pelaporan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3.3 Sumber Daya
Komite audit harus memiliki jumlah anggota komite yang memadai
untuk melakukan tugasnya. BAPEPAM (2012) mensyaratkan bahwa
komite audit setidaknya terdiri dari tiga orang. Penelitian ini menggunakan
ukuran atau jumlah anggota komite audit sebagai proksi dari sumber daya.
Jumlah
anggota
komite
audit
yang
efektif
diperlukan
agar
dapatmelaksanakan tugasnya dengan optimal.
2.1.3.4 Ketekunan
Efektivitas komite audit tidak dapat hanya didasarkan pada
keahlian, kewenangan dan sumber daya yang cukup diperlukan peran yang
aktif dari pihak komite audit. Ketekunan mengacu pada kesediaan anggota
komite bekerja sama yang diperlukan untuk mempersiapkan, mengajukan
pertanyaan, dan mendapatkan jawaban ketika berhadapan dengan
manajemen, auditor internal, auditor eksternal, dan konstituen lain yang
relevan (DeZoort et al., 2002).Konsisten dengan penelitian Ika dan
Ghazali (2012), proksi untuk ketekunan adalah jumlah pertemuan atau
rapat yang diadakan setiap tahun oleh komite audit dan pengungkapan
sukarela komite audit.
Peraturan BEI (2004) menetapkan bahwa komite audit harus
menyerahkan laporan kegiatannya kepada dewan komisaris secara berkala
minimal sekali dalam tiga bulan. Sesuai dengan persyaratan ini,
diharapkan bahwa komite audit akan mengadakan pertemuan setidaknya
empat kali dalam setahun sebelum menyampaikan laporan kepada dewan
Universitas Sumatera Utara
komisaris. Untuk menilai keefektifan, penelitian ini konsisten dengan
penelitian Ika dan Ghazali (2012), yaitu menggunakan persyaratan bahwa
pertemuan komite audit minimal empat kali dalam setahun.Pengungkapan
sukarela komite audit dalam indeks diharapkan menunjukkan bahwa
komite audit menjadi efektif dalam fungsi pengawasan mereka, sehingga
perusahaan lebih mungkin untuk menerbitkan laporan keuangan secara
tepat waktu.
2.1.4 Karakterisitik Perusahaan
Karakterisik perusahaan adalah ciri khas atau sifat yang melekat pada
perusahaan.Karakteristik perusahaan pada penelitian ini diproksikan dengan
ukuran
perusahaan,
pertumbuhan
perusahaan,
kompleksitas
opersai
perusahaan.
2.1.4.1 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan merupakan ukuran sumber daya yang
dimiliki oleh perusahaan yang dapat memberikan manfaat ekonomis
pada masa yang akan datang. Semakin besar sumber daya yang dimiliki
perusahaan maka semakin besar ukuran perusahaan, dan sebaliknya
semakin kecil sumber daya yang dimiliki perusahaan maka semakin
kecil ukuran perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan
diukur dengan total aset sehingga dapat dinyatakan bahwa semakin
besar total aset yang dimiliki perusahaan, maka semakin besar ukuran
perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Jaggi dan Tsui (1999), perusahaan yang lebih besar
memiliki lebih banyak sumber daya untuk mendirikan sebuah
pengendalian internal yang tepat sehingga sedikit waktu untuk
dihabiskan oleh auditor eksternal dalam melakukan pengujian
substantif.Selain itu, perusahaan besar terkena pengawasan publik yang
menciptakan tekanan pada perusahaan untuk mengeluarkan informasi
keuangan segera.Perusahaan yang besar juga memiliki sumber daya
yang tinggi untuk membayar lebih tinggi auditor untuk mendapatkan
waktu audit yang lebih singkat akan lebih cepat untuk menyampaikan
laporan keuangannya.
2.1.4.2 Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan
untuk meningkatkan size, yang dapat diproxikan dengan adanya
peningkatan aktiva, ekuitas, laba dan penjualan. Pada penelitian ini
pertumbuhan perusahaan diukur dengan selisih antara laba bersih tahun
(t) dikurangi dengan laba bersih tahun sebelumnya (t-1) dibagi dengan
total laba bersih tahun sebelumnya (t-1).Jumlah laba yang diperoleh
secara teratur serta kecenderungan atau trend keuntungan yang
meningkat merupakan suatu faktor yang sangat menentukan perusahaan
untuk tetap survive.
2.1.4.3 Kompleksitas Operasi Perusahaan
Tingkat
bergantung
kompleksitas
padajumlah
dan
operasi
lokasi
sebuah
unit
perusahaan
operasinya
yang
(cabang)
Universitas Sumatera Utara
sertadiversifikasi jalur produk dan pasarnya. Hal ini lebih cenderung
mempengaruhi waktu yang dibutuhkan auditor untuk menyelesaikan
pekerjaan
auditnya.
Sehingga
mempengaruhi
ketepatan
waktu
penyampaian laporan keuangan perusahaan kepada publik.
2.1.7 Financial Reporting Lead Time
Financial reporting lead time (FRLT) atau jangka waktu pelaporan
keuangan didefinisikan sebagai lamanya waktu yang dibutuhkan auditor dalam
proses penyusunan laporan keuangan sampai laporan keuangan tersebut
diserahkan ke BAPEPAM. Hal tersebut sesuai dengan definisi yang disebutkan
oleh Ika dan Ghazali (2012) bahwa financial reporting lead time (FRLT)
adalah jumlah hari antara tanggal tutup tahun buku laporan keuangan sampai
zhari dimana perusahaan mempublikasikan laporan keuangan auditan ke bursa
efek.
Di pasar modal, laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan tepat
waktu sangat penting bagi para pemegang saham, karena merupakan sumber
informasi utama mereka.Bagi investor, pelaporan yang tepat waktu dapat
mengurangi ketidakpastian yang berkaitan dengan keputusan investasi.Apabila
ada keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan maka dapat
menyebabkan kebocoran rahasia yang mungkin dimanfaatkan oleh pihak
internal perusahaan untuk memperoleh keuntungan pribadi, hal ini merugikan
pasar dan merusak image perusahaan.
Dyer dan McHugh (1975) menggunakan 3 (tiga) kriteria keterlambatan
pelaporan keuangan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a) Preliminary lag: Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai dengan penerimaan laporan akhir preliminary oleh bursa.
b) Auditor’s report lag: Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai dengan tanggal laporan auditor ditandatangani.
c) Total lag: Interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
dengan tanggal penerimaan laporan dipublikasikan di bursa.
Proksi jangka waktu pelaporan keuangan atau financial reporting lead
time, berdasarkan kriteria di atas, masuk dalam kategori total lag.Berbeda
dengan beberapa penelitian sebelumnya yang mengukur ketepatan waktu
dengan menggunakan audit delay atau auditor’s report lag, penggunaan proksi
FRLT pada penelitian ini konsisten mengacu pada penelitian Ika dan Ghazali
(2012).Pemilihan proksi ini bertujuan untuk menunjukkan ketepatan waktu
pelaporan berdasarkan anggapan bahwa ketika perusahaan menerbitkan
laporan keuangannya tepat pada batas waktu yang telah ditentukan, maka tidak
dapat dikatakan bahwa perusahaan telah menunda menerbitkan laporan
keuangannya.Oleh sebab itu, penggunaan financial reporting lead time sebagai
proksi ketepatan waktu pelaporan dianggap sudah tepat.
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitan mengenai keefektifan komite audit, karakteristik perusahaan dan
ketepatanwaktu pelaporan keuangan telah diteliti oleh beberapa peneliti
sebelumnya, antara lain :
Al-Ajmi (2008) melakukan penelitian untuk menguji faktor-faktor penentu
ketepatan waktu pelaporan tahunan di Bahrain.Penelitian ini menggunakan ukuran
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, profitabilitas, leverage, kompleksitas akuntansi, tipe auditor,
klasifikasi industri, dan tata kelola perusahaan sebagai variabel independen dan
ketepatan pelaporan tahunan sebagai variabel dependen. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage berpengaruh
terhadap ketepatan pelaporan tahunan, sedangkan untuk kompleksitas akuntansi
dan tipe auditor tidak ditemukan bukti yang mendukung, dan untuk tata kelola
perusahaan ditemukan sebagai faktor penentu.
Ika dan Ghazali (2012) meneliti pengaruh keefektifan komite audit terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan di Indonesia. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa keefektifan komite audit berpengaruh negatif terhadap
ketepatan pelaporan keuangan yang diproksikan financial reporting lead time.
Ku Ismail (2001) meneliti pengaruh karakteristik perusahaan (company
attributes) terhadap batas waktu pelaporan laporan keuangan quartal pada
perusahaan di Malaysia. Karakteristik perusahaan pada penelitian ini diproksikan
dengan ukuran perusahaan, profitabilitas, pertumbuhan perusahaan dan struktur
modal perusahaan.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan,
profitabilitas, pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif terhadap timeliness of
quarterly reporting sedangkan struktur modal perusahaan berpengaruh positif.
Ni Putu Desy (2014) meneliti pengaruh karakteristik perusahaan dan
reputasi
auditor
terhadap
ketepatwaktuan
pelaporan
keuangan
di
Indonesia.Karakteristik perusahaan pada penelitian ini diproksikan dengan jenis
indu stri, ukuran perusahaan, profitabilitas, kompleksitas operasi perusahaan dan
umur perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Jenis Industri, Ukuran
Universitas Sumatera Utara
perusahaan, profitabilitas,umur dan reputasi auditor berpengaruh terhadap
ketepatwaktuan pelaporan keuangan sedangkan kompleksitas operasi perusahaan
tidak berpengaruh terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan
Yaputro dan Felizia (2012) meneliti hubungan tingkat efektivitas komite
audit terhadap Timeliness Laporan Keuangan pada badan usaha go public di
Indonesia. Penelitian ini memproksikan Timeliness Laporan Keuangan dengan
financial reporting lead time.Hasil penelitian ini menemukan bahwa efektivitas
komite audit berpengaruh secara negatif terhadap financial reporting lead time.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin efektif komite audit maka waktu tunda
penyampaian laporan keuangan menjadi semakin singkat.
Tabel 2.1
Ringkasan Penelitian Terdahulu
No
Peneliti
Variabel Penelitian
1
Al-Ajmi Independen :
(2008)
ukuran perusahaan, profitabilitas,
leverage, kompleksitas akuntansi, tipe
auditor, klasifikasi industri, dan tata
kelola perusahaan.
Dependen :
ketepatan pelaporan tahunan
2
Ika dan
Ghazali
(2012)
Independen :
keefektifan komite audit.
Dependen :
ketepatan waktu pelaporan
Hasil Penelitian
Ukuran perusahaan,
profitabilitas,
leverage
berpengaruh
terhadap ketepatan
pelaporan tahunan,
sedangkan untuk
kompleksitas
akuntansi dan tipe
auditor tidak
ditemukan bukti
yang mendukung,
dan untuk tata kelola
perusahaan
ditemukan sebagai
faktor penentu audit
delay.
Keefektifan komite
audit berpengaruh
negatif terhadap
financial reporting
Universitas Sumatera Utara
Control :
Kondisi Keuangan
Ukuran perusahaan
Ukuran KAP
Tipe Industri
Independen :
Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
Pertumbuhan Perusahaan
Struktur Modal
Dependen:
Timeliness of quarterly reporting
3.
Ku
Ismail
(2003)
4.
Ni Putu
Desy
(2014)
Independen :
Jenis Industri
Ukuran Perusahaan
Profitabilitas
Kompleksitas Operasi Perusahaan
Umur Perusahaan
Reputasi Auditor
Dependen :
Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan
5.
Yaputro
dan
Felizia
(2012)
Independen :
Efektivitas Komite Audit
Control :
Kondisi keuangan
Ukuran perusahaan
Tipe Auditor
Dependen:
Timeliness Laporan Keuangan
lead time sebagai
proksi dari ketepatan
waktu pelaporan.
Ukuran perusahaan,
profitabilitas dan
pertumbuhan
perusahaan
berpengaruh negatif
terhadap Timeliness
of quarterly
reporting sedangkan
struktur modal
berpengaruh positif.
Jenis Industri,
Ukuran perusahaan,
profitabilitas,umur
dan reputasi auditor
berpengaruh
terhadap
ketepatwaktuan
pelaporan keuangan
sedangkan
kompleksitas operasi
perusahaan tidak
berpengaruh
terhadap
ketepatwaktuan
pelaporan keuangan
Efektivitas komite
audit, ukuran
perusahaan, kondisi
keuangan
berpengaruh secara
signifikan terhadap
timeliness Laporan
Keuangan sedangkan
tipe auditor tidak
mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
Timeliness
Sumber : berdasarkan penelitian terdahulu
Universitas Sumatera Utara
2.3 Kerangka Konseptual
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang diidentifikasikan sebagai masalah
penting.Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah
keefektifan komite audit, umur perusahaan, kondisi keuangan, reputasi auditor /
Kantor Akuntan Publik, sedangkan variabel dependennya adalah financial
reporting lead time.Kerangka konseptual penelitian ini tercantum pada gambar 2.1
Efektivitas Komite Audit
(X1)
Karakterisitik Perusahaan
Ukuran Perusahaan
(X2.1)
Pertumbuhan Perusahaan
(X2.2)
Kompleksitas Perusahaan
(X2.3)
H1
H2.1
H2.2
Financial Reporting Lead
Time
(Y)
H2.3
H3
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
Efektivitas komite audit berpengaruh terhadap Financial Reporting Lead
Time.Komite audit yang efektif dalam menjalankan tugas pengawasan atas
proses pelaporan keuangan akan mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan
sehingga dapat mendorong agen menerbitkan laporan keuangan perusahaan
secara tepat waktu. Dalam teori agensi, adanya pemisahan dan perbedaan
Universitas Sumatera Utara
kepentingan antara agen dan prinsipal, agen tidak selalu bertindak demi
kepentingan prinsipal sehingga menciptakan masalah keagenan. Untuk
mencegah terjadinya masalah tersebut, diperlukan komite audit untuk
melindungi kepentingan prinsipal melalui tanggung jawab pengawasannya di
bidang pelaporan keuangan, pengendalian internal, dan aktivitas audit
eksternal.Komite audit yang efektif dalam menjalankan tugas pengawasan atas
proses pelaporan keuangan akan mempengaruhi kualitas pelaporan keuangan.
Ukuran perusahaan diukur dari jumlah aset yang dimiliki oleh perusahaan.
Perusahaan-perusahaan yang memiliki ukuran yang lebih besar akan mendapat
pengawasan yang besar juga dari para investor, pengawas permodalan dan
pemerintah. Semakin besar ukuran perusahaan maka ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan akan semakin tinggi karena pihak manajemen
menghadapi tekanan eksternal yang lebih besar untuk segera menyampaikan
laporan keuangannya yang telah diaudit. Sebaliknya, semakin kecil ukuran
perusahaan maka ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan juga akan
semakin rendah.
Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan dari perusahaan untuk
meningkatkan
size
dan
mengindikasikan
keberlangsungan
usaha
dari
perusahaan.Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan
oleh pihak- pihak yang berkepentingan dengan perusahaan, baik internal
perusahaan yaitu manajemen maupun eksternal perusahaan seperti investor dan
kreditur. Pertumbuhan ini diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi
perusahaan seperti adanya suatu kesempatan berinvestasi di perusahaan
Universitas Sumatera Utara
tersebut.Semakin bagus pertumbuhan suatu perusahaan maka akan memotivasi
pihak manajemen untuk melaporkan laporan keuangan secara tepat waktu.
Kompleksitas operasi perusahaan diukur pada jumlah dan lokasi unit
operasinya (cabang) serta diversifikasi jalur produk dan pasarnya. Kompleksnya
operasi suatu perusahaan akan cenderung membutuhkan waktu yang lama bagi
perusahaan untuk menyampaikan dan mempublikasikan laporan keuangan
perusahaannya sehingga adanya kecenderungan untuk tidak tepat waktu dalam
mempublikasikan laporan keuangannya.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan dugaan sementara terhadap rumusan masalah dalam
suatu penelitian. Menurut Sugiyono (2006 : 51)
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah, oleh
karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk
kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga
dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian,belum jawaban yang empirik.
Berdasarkan tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu dan kerangka
konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah :
H1 :
Efektivitas komite audit berpengaruh terhadap financial reporting lead
time
H2.1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap financial reporting lead time
H2.2 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap financial reporting lead
time
Universitas Sumatera Utara
H2.3 : Kompleksitas operasi perusahaan berpengaruh terhadap financial
reporting lead time
H3
: Efektivitas komite audit, Ukuran perusahaan, Pertumbuhan perusahaan,
Kompleksitas
perusahaan
berpengaruh
secara
parsial
terhadap
Financial Reporting Lead Time.
Universitas Sumatera Utara