Bab-IVa-2012LKPJ-Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bantul 30 JAn 2012

(1)

BAB IV

PENYELENGGARAAN URUSAN

PEMERINTAHAN DAERAH

Sesuai dengan ketentuan peraturan, penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah di Kabupaten Bantul didasarkan pada Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang telah diperbaharui dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang merupakan sistem dalam Pemerintahan Republik Indonesia sebagai satu kesatuan yang utuh dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat, Bab II, Pasal 3, ayat (1), (2), dan (3), yang pada hakekatnya mengatur urusan wajib dan pilihan, Pemerintah Kabupaten Bantul telah melaksanakan 26 urusan wajib dan delapan urusan pilihan.

Urusan wajib meliputi: (1) Pendidikan; (2) Kesehatan; (3) Lingkungan Hidup; (4) Pekerjaan Umum; (5) Penataan Ruang; (6) Perencanaan Pembangunan; (7) Perumahan; (8) Kepemudaan dan Olah Raga; (9) Penanaman Modal; (10) Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; (11) Kependudukan dan Catatan Sipil; (12) Ketenagakerjaan; (13) Ketahanan Pangan; (14) Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; (15) Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; (16) Perhubungan; (17) Komunikasi dan Informatika; (18) Pertanahan; (19) Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri; (20) Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum,


(2)

Persandian; (21) Pemberdayaan Masyarakat dan Desa; (22) Sosial; (23) Kebudayaan; (24) Statistik; (25) Kearsipan; dan (26) Perpustakaan.

Urusan pilihan meliputi: (1) Kelautan dan Perikanan; (2) Pertanian; (3) Kehutanan; (4) Energi dan Sumberdaya Mineral; (5) Pariwisata; (6) Industri; (7) Perdagangan; dan (8) Transmigrasi.

Penulisan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Tahun Anggaran 2011 Bupati Bantul mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat.

A. URUSAN WAJIB YANG DILAKSANAKAN

Di bawah ini diuraikan seluruh program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul dalam urusan wajib pada tahun 2011 beserta hasil-hasilnya. Khusus untuk prestasi dan penghargaan yang diraih dalam urusan wajib disajikan pada Lampiran A.

4. Pekerjaan Umum

Urusan Pekerjaan Umum dilaksanakan dalam rangka untuk memenuhi pelayanan dasar seperti sumberdaya air, jalan, air minum, dan sanitasi lingkungan (air limbah, drainase, dan persampahan) yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan pemerintahan.

a. Program yang Dilaksanakan

Program yang dilaksanakan dalam urusan Pekerjaan Umum di Kabupaten Bantul pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:

1) Pembangunan turap/talud/bronjong;

2) Rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan; 3) Pengembangan kinerja pengelolaan persampahan;


(3)

4) Peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa; 5) Peningkatan sarana dan prasarana olahraga

6) Peningkatan sarana dan prasarana aparatur; 7) Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong;

8) Pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah; 9) Pembangunan infrastruktur perdesaan;

10) Perencanaan pembangunan daerah;

11) Pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh;

12) Penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan lahan;

13) Pengembangan destinasi pariwisata.

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

1) Pembangunan Turap/Talud/Bronjong

Tujuan program ini adalah untuk mengamankan bangunan yang sudah ada terhadap ancaman erosi dan longsor. Program ini meliputi kegiatan pembangunan talud dengan menggunakan anggaran sejumlah Rp184.500.000 untuk pembangunan talud di 3 lokasi, yaitu 2 lokasi di Jetis Selopamioro Kecamatan Imogiri, dan satu lokasi di Mojosari Srimartani Kecamatan Piyungan. Pembangunan ini dapat melancarkan transportasi dan mengamankan badan jalan dari ancaman erosi dan longsor.

2) Pembangunan Jalan dan Jembatan

Program ini bertujuan untuk memperbaiki prasarana jalan dan jembatan yang mengalami kerusakan atau memerlukan peningkatan. Program pembangunan jalan dan jembatan meliputi kegiatan:

a. rehabilitasi/pemeliharaan jalan dengan anggaran sebesar Rp4.199.728.000,- untuk menangani jalan sepanjang 126,89 km di 82 ruas jalan.


(4)

b. rehabilitasi/peningkatan jalan dengan anggaran sebesar Rp25.792.776.000,- sepanjang 22,49 km di 22 ruas jalan, dan;

c. pengadaan aspal dan semen dengan anggaran sebesar Rp4.138.150.000,- untuk pengadaan sebesar 56.309 sak semen dan 526 drum aspal, dan;

d. pembangunan jembatan dengan anggaran sebesar Rp130.000.000 berupa perbaikan jembatan Kanggotan di Kecamatan Pleret.

Program ini diharapkan dapat memperlancar transportasi dan pada akhirnya akan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.

3) Pembangunan Kinerja Pengelolaan Persampahan

Program bertujuan meningkatkan kinerja pengelolaan persampahan di Kabupaten Bantul. Program ini terdiri dari kegiatan

a. Peningkatan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana persampahan dengan anggaran Rp. 461.750.000,- berupa pengadaan peralatan kebersihan dan pemeliharaan alat-alat kebersihan. b. Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan

persampahan dengan anggaran Rp. 266.250.000,- berupa pengadaan kontainer, mesin potong rumput, mesin bor, gerobag sampah, dan mesin pemotong rumput besar.

c. kerjasama pengelolaan sampah antar daerah dengan anggaran Rp. 2.886.084.941,- berupa belanja sharing pengelolaan TPA Piyungan.

Program ini adalah tanggung jawab pemerintah dalam menyediakan lingkungan hidup yang sehat melalu pengelolaan sampah yang benar, sehingga terwujud


(5)

lingkungan yang sehat yang pada akhirnya akan mewujudkan masyarakat yang sehat dan produktif.

4) Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa Program ini bertujuan untuk menyalurkan dana PNPM kepada masyarakat sebagai bentuk stimulan untuk kegiatan mandiri di lingkungan masyarakat. Kegiatan yang dilaksanakan berupa penunjang PNPM dengan anggaran Rp. 167.600.000,- berupa dana BLM.

Program ini diharapkan mampu membangun kemandirian masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaksanakan pembangunan.

5) Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga

Program ini bertujuan untuk menyediakan sarana dan prasarana olahraga untuk aktifitas olahraga masyarakat. Terdiri atas kegiatan;

a. Pemeliharaan gedung olahraga, dengan anggaran Rp. 678.628.000,- berupa rehab cat tribun terbuka dan tertutup GOR Sultan Agung dan penggantian lampu lapangan tenis

b. Peningkatan pembangunan sarana dan prasarana olahraga, dengan anggaran Rp. 6.362.695.000,- berupa pembangunan atap tribun tertutup GOR Sultan Agung, pemasangan scoring board, pembangunan jalan masuk, pemasangan lampu lingkungan, pekerjaan landscape, pembangunan bangunan box panel, pembangunan pagar lapangan Dwiwindu, pengadaan perlengkapan stadion, pengadaan AC, pengadaan loket, pengadaan folding gate, dan pengadaan kanopi.

Program ini merupakan bentuk penyediaan sarana dan prasarana olahraga untuk aktifitas olahraga masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan kesehatan dan produktifitas masyarakat.


(6)

Program ini bertujuan untuk membangun perkantoran sebagai penunjang pelaksanaan pelayanan masyarakat. Program ini berupa kegiatan pembangunan gedung kantor dengan anggaran Rp. 13.775.796.300 untuk:

- Pembangunan kantor Dinas Kelautan dan Perikanan - Perluasan Kantor UPT KP3 dan DPU Bantul

- Pembangunan Kantor PMD

- Pembangunan Kantor Dinas Sosial

- Pembangunan Landscape Perkantoran Baru - Rehabilitasi pagar Kantor Dinas Sosial lama - Rehabilitasi rumah dinas camat Dlingo - Pembangunan tempat parkir bus SMKI

- Pembangunan landscape kantor Dinas Perhubungan - Pematangan lahan kompleks dinas terpadu

- Pembangunan gedung pertemuan perkantoran baru - Pembangunan musholla kompleks perkantoran baru - Pembangunan tempat cuci, pagar, dan rumah bengkel

UPT KP3

- Rehabilitasi aula DPU Kab. Bantul - Pembangunan Gapura SPN

Program ini diharpakan mampu membangun prasarana perkantoran yang ideal, yang pada akhirnya akan menghasilkan pelayanan masayarakat yang baik.

7) Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong

Program ini bertujuan membangun saluran air limbah dan air hujan untuk mencegah genangan air saat hujan dan untuk penyaluran limbah komunal. Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong dilaksanakan dengan anggaran Rp. 3.765.576.805,- pada lokasi:

a. Pembangunan saluran drainase perkantoran baru b. Pembangunan drainase Jl. R. A. Kartini

c. Pembangunan saluran air limbah Kec. Kasihan d. Pembangunan sanitasi komunal di Argomulyo e. Pembangunan sanitasi komunal di Trirenggo


(7)

f. Pembangunan sanitasi komunal di Wukirsari

Program ini diharapkan mampu meningkatkan kebersihan dan kesehatan lingkungan dengan mencegah genangan air dan menyalurkan limbah rumah tangga. Dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan ini diharapkan masyarakat dapat meningkat taraf kesehatan dan produktifitasnya.

8) Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah

Program ini bertujuan untuk menyediakan air bersih bagi masyarakat. Program ini berupa kegiatan Rehabilitasi/Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Minum dengan anggaran Rp. 2.986.946.600,-. Kegiatan ini meliputi penyusunan RISPAM, distribusi air bersih Dusun Mangunan, Dusun Sanansari Piyungan, TPI Depok, dan Dusun Kuwaru Srandakan, serta sharing IKK Piyungan. Pembangunan Sistem Instalasi Penyediaan Air Sederhana (SIPAS) Kasihan, Umbulsari Piyungan, dan Ngajaran Sidomulyo Bambanglipuro untuk melayani ketersediaan air bersih di wilayah tersebut, serta pembangunan saluran air bersih di Desa Seloharjo Kecamatan Pundong.

Program ini diharapkan mampu mengatasi ketidaktersediaan air bagi masyarakat. Sehingga mampu mengatasi kesulitan air bersih disaat musim kemarau yang sering dialami masyarakat di daerah tertentu. Yang pada gilirannya akan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

9) Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

Program ini bertujuan untuk membangun infrastruktur berupa jalan dan jembatan di kawasan pedesaan. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut:

a) Pembangunan jalan dan jembatan perdesaan yang menyerap anggaran sebesar Rp. 20.727.840.000,-


(8)

km yang tersebar di 17 kecamatan. Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan aksesibilitas masyarakat untuk menunjang peningkatan perekonomian di perdesaan.

b) Rehabilitasi/pemeliharaan pasar perdesaan, dengan anggaran Rp. 2.640.000.000,- meliputi rehabilitasi pasar tradisional yaitu Pasar Seni Gabusan (pagar dan landscape) di Kecamatan Sewon, Pasar Unggas di Kec. Bantul, Pasar Dlingo di Kec. Dlingo dan pembangunan talud Pasar Dlingo. Kegiatan ini dilaksanakan untuk meningkatan kondisi pasar sehingga memberikan kenyamanan bagi konsumen. Kegiatan non fisik berupa penyusunan DED Pasar Bantul, siteplan Pasar Dlingo, dan DED Pasar Mangiran.

Program ini diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat desa melalui kelancaran transportasi dan tersedianya fasilitas perdagangan.

10) Perencanaan Pembangunan Daerah

Program ini bertujuan untuk menggunakna IPTEK dalam rangka penyediaan listrik di kawasan pesisir. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pengembangan IPTEK sistem inovasi daerah dengan anggaran Rp. 530.000.000,- berupa pengadaan dan pemasangan listrik pedesaan. Pemasangan kincir angin untuk pembangkit listrik samas di Kecamatan Sanden.

Program ini diharapkan mampu meningkatkan perkembangan kesejahteraan masyarakat di daerah pesisir pantai dengan tersedianya listrik yang dapat digunakan untuk sarana penerangan dan kegiatan produksi lainnya.


(9)

Program ini bertujuan untuk membanguan jarinagn listrik di kawasan wisata yg sedang bertumbuh. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pengadaan dan pemasangan listrik perdesaan yang menyerap anggaran sebasar Rp. 131.000.000,- berupa pemasangan jaringan listrik di lokasi wisata Pantai Gua Cemara, Kecamatan Sanden.

Program ini diharapkan mampu mengakselerasi pertumbuahan kawasan wisata Pantai Gua Cemara yang sedang tumbuh. Majunya pariwisata di kawasan ini diahrapkan mampu membuka peluang usaha untuk pemingkatan perekonomian masyarakat.

12) Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan, dan Pemanfaatan Lahan

Program ini bertujuan untuk penyedian tanah bagi pembangunan JJLS. Kegiatan yang dilaksanakan adalah pelepasan tanah bangunan dan tanaman dengan anggaran Rp. 350.000.000,- berupa kompensasi bangunan dan tanaman di daerah yang akan dilalui JJLS.

Program ini diharapkan mampu mempercepat pembangunan JJLS yang pada gilirannya akan memicu pertumbuhan perekonomian di kawasan sekitar JJLS.

13) Pengembangan Destinasi Pariwisata

Program ini bertujuan untuk menyediakan sarana dan prasarana penunjang pariwisata. Program ini dilaksanakan dalam bentuk kegiatan peningkatan pembangunan sarana dan prasarana pariwisata dengan anggaran Rp. 871.000.000,- berupa pembangunan menara SAR, pembangunan gapura batas kota, gapura gumuk pasir barchan, dan pembangunan kamar jenazah Pantai Parangtritis.


(10)

Program ini diharapkan mampu meningkatkan potensi pariwisata di kabupaten Bantul dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Pada gilirannya industri pariwisata yang maju akan menginkatkan perekonomian masyarakat pula.

c. Pemasalahan dan Solusi

Berikut ini disampaikan beberapa permasalahan dan solusi yang dilakukan terkait dengan pelaksanaan program-kegiatan dalam urusan Pekerjaan Umum (lihat Tabel 4.23).

Tabel 4.23

Permasalahan dan Solusi dalam Urusan Pekerjaan Umum

No. Permasalahan Solusi 6 Penanganan jalan tidak dapat menjangkau

seluruh panjang jalan kabupaten yang mengalami kerusakan. Kemampuan DPU untuk menangani jalan adalah 12 km per tahun sementara panjang jalan yang harus ditangani 895,725 km, sehingga sebagian ruas jalan belum dapat tertangani secara maksimal.

Pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan dilaksanakan secara bertahap berdasarkan skala prioritas

7 Permasalahan drainase umumnya terjadi di wilayah perkotaan. Hal itu disebabkan oleh sistem drainase yang belum terintegrasi di daerah perbatasan

(Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta) sehingga menimbulkan masalah, antara lain dimensi saluran drainase yang tidak sama.

Pembangunan saluran drainase dikoordinasikan dengan wilayah yang berbatasan dan dimensi saluran

disesuaikan dengan volume limpasan air hujan

8 Penanganan persampahan masih membutuhkan tambahan sarana truk pengangut sampah mengingat luasnya kabupaten Bantul

Optimalisasi armada yang ada dan perawatan berkala untuk menjamin kelancaran operasiaonal penanganan sampah

Sumber: DPU, 2012

5. Penataan Ruang

Penataan Ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan


(11)

sehingga terwujud keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dengan memperhatikan sumberdaya manusia, dan pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

Pada tahun 2007, Pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Oleh karena itu beberapa produk perencanaan tata ruang di daerah perlu disusun dan dievaluasi kembali dengan memperhatikan aspek-aspek mitigasi bencana. Dengan adanya penataan ruang yang baik diharapkan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh masyarakat, swasta maupun pemerintah dapat lebih terkendali dan berwawasan lingkungan.

a. Program yang Dilaksanakan

Program yang dilaksanakan pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan tata ruang;

2) Pengendalian pemanfaatan ruang.

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

1) Perencanaan Tata Ruang

Program ini bertujuan untuk merencanakan pengaturan tata ruang di kabupaten Bantul. Program ini dilaksanakan dalam kegiatan penyusunana rencana tata ruang wilayah (RTRW) dengan anggaran Rp. 701.000.000,- berupa penyusunan:

a. Penyusunan RDTR Kecamatan Dlingo b. Penyusunan RDTR Kecamatan Sanden c. Identifikasi saluran drainase

d. Identifikasi SR air limbah


(12)

g. Penyusunan DED Kawasan Parangkusumo h. Penyusunan SIM Perumahan

i. Penyusunan pemetaan

Program ini diharapkan mampu menghasilkan penataan ruang di Kabupaten Bantul yang terstruktur dengan baik, sehingga memudahkan perencanaan pembangunan dan tertatanya sarana dan prasarana daerah sehingga akan meningkatkan pelayanan publik bagi masyarakat.

2) Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Program ini bertujuan untuk melakukan pengedalian pemanfaatan ruang oleh publik. dilaksanakan melalui kegiatan penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang dengan anggaran Rp. 105.460.000,- dengan hasil berupa a) Kegiatan penyusunan kebijakan pengendalian

pemanfaatan ruang, dalam hal ini adalah pelayanan proses perijinan/rekomendasi kesesuaian aspek tata ruang dan persetujuan prinsip untuk pembangunan perumahan maupun non perumahan yang memiliki dampak terhadap lingkungan.

b) Kegiatan koordinasi dan fasilitasi pengendalian pemanfaatan ruang lintas kabupaten, yaitu pengendalian penggunaan lahan di kawasan tumbuh cepat (sub urban) dan Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY).

Program ini diharapkan mampu mengendalikan pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatna ruang akan sesuai dengan penataan ruang yang telah direncanakan pemerintah Kabupaten Bantul. Dengan terkendalinya pemanfaatan ruang maka diahrapkan penataan ruang yang telah direncanakan akan berjalan dengan semestinya.


(13)

Berikut ini disampaikan beberapa permasalahan dan solusi yang dilakukan terkait dengan pelaksanaan program-kegiatan dalam urusan Penataan Ruang (lihat Tabel 4.24).

Tabel 4.24

Permasalahan dan Solusi dalam Urusan Penataan Ruang

No. Permasalahan Solusi 1 Belum semua kecamatan memiliki

Dokumen RDTRK, dan belum semua kawasan cepat tumbuh dan strategis kabupaten memiliki Dokumen

Perencanaan yang rinci, seperti RTBL, DED, dan Master Plan (sebutkan

jumlahnya…)

Penyusunan dokumen RDTRK dan kawasan-kawasan strategis kabupaten secara bertahap dan meninjau kembali dokumen tata ruang yang terbit sebelum Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010 – 2030

2 Belum seluruh amanat pasal-pasal dalam Perda RTRW dijabarkan dalam aturan-aturan yang lebil detail

Menyusun peraturan-peraturan sebagai tindak lanjut Perda RTRW

3 Dokumen tata ruang Kabupaten Bantul belum dapat dipahami oleh sebagian masyarakat, dunia usaha, swasta maupun stakeholder lainnya

Sosialisasi dan penyebarluasan produk tata ruang kepada masyarakat, swasta dan dinas/instansi

Sumber: DPU dan Bappeda, 2012

7. Perumahan

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia. Rumah mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif.

Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, penyelenggaraan perumahan bertujuan di antaranya untuk: (i) mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang proposional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR); (ii) meningkatkan daya guna dan hasil


(14)

memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan, baik di kawasan perkotaan maupun perdesaan; dan (iii) menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.

Pada saat ini masih banyak MBR yang belum mampu tinggal di rumah yang layak, sehat, aman, serasi, dan teratur karena keterbatasan kemampuan untuk membangun, memperbaiki rumah dan kemampuan mengakses rumah sehat sederhana (RSH). Sampai dengan tahun 2011 jumlah rumah tidak layak huni di Kabupaten Bantul sebanyak 21.234 rumah.

Kebijakan pembangunan perumahan antara lain dengan mengurangi kawasan kumuh perkotaan dan mengurangi jumlah rumah tidak layak huni dan mendukung pembangunan rumah sehat sederhana yang terjangkau bagi masyarakat terutama masyarakat berpenghasilan rendah/kurang mampu.

Sementara itu berdasarkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota, sampai dengan tahun 2025 diharapkan sudah tidak ada lagi rumah tidak layak huni. Khusus dalam hal peningkatan kualitas rumah tidak layak huni dan penyediaan infrastruktur lingkungan permukiman, serta untuk mengatasi kawasan kumuh perkotaan, langkah-langkah yang telah ditempuh antara lain dengan memfasilitasi pembangunan Rusunawa dan memfasilitasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

a. Program yang Dilaksanakan

Program yang dilaksanakan pada tahun 2012 adalah: 1) Pengembangan perumahan;

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

1) Pengembangan Perumahan

Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pembangunan sarana dan prasarana rumah susun sehat


(15)

sederhana dengan anggaran Rp. 1.619.299.950,- berupa pematangan tanah Rusunawa Banguntapan untuk twin block yang kedua, pemasangan instalasi air bersih di Rusunawa Banguntapan untuk twin block yang pertama, penyambungan pipa limbah ke jaringan lateral Rusunawa Tambak Kasihan, pembangunan tempat parkir Rusunawa Panggungharjo Sewon, pembangunan pos jaga Rusunawa Tambak Kasihan dan Rusunawa Panggungharjo Sewon, dan pemasangan jaringan listrik untuk Rusunawa Banguntapan untuk twin block pertama.

Program ini diahrapkan mampu menyediakan perumahan murah bagi MBR yang belum memiliki rumah. Dengan demikian diaharapkan mampu mengatasi masalah permukiman bagi MBR.

c. Pemasalahan dan Solusi

Berikut ini disampaikan beberapa permasalahan dan solusi yang dilakukan terkait dengan pelaksanaan program-kegiatan dalam urusan Perumahan (lihat Tabel 4.25).

Tabel 4.25

Permasalahan dan Solusi dalam Urusan Perumahan

No. Permasalahan Solusi 2 Kawasan permukiman kumuh masih

dijumpai di wilayah perkotaan, khususnya di wilayah perbatasan dengan Kota Yogyakarta. Munculnya kawasan kumuh tersebut disebabkan karena infrastruktur dasar yang ada belum memenuhi baik secara kuantitas maupun kualitas

Pembangunan kawasan baru (new site development) seperti rusunawa atau perbaikan kualitas lingkungan permukiman kawasan (revitalisasi)

3 Rendahnya kemampuan MBR untuk mendapatkan rumah yang layak

Penyediaan Rusunawa sebagai solusi jangaka pendek bagi MBR agar dapat tinggal di rumah yang layak sebelum mampu memiliki rumah sendiri 4 Kelembagaan menangani perumahan

masih setingkat eselon IV

Perlu dilakukan pengembangan organisasi yang menangani perumahan


(1)

Program ini diharapkan mampu meningkatkan potensi pariwisata di kabupaten Bantul dengan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Pada gilirannya industri pariwisata yang maju akan menginkatkan perekonomian masyarakat pula.

c. Pemasalahan dan Solusi

Berikut ini disampaikan beberapa permasalahan dan solusi yang dilakukan terkait dengan pelaksanaan program-kegiatan dalam urusan Pekerjaan Umum (lihat Tabel 4.23).

Tabel 4.23

Permasalahan dan Solusi dalam Urusan Pekerjaan Umum

No. Permasalahan Solusi

6 Penanganan jalan tidak dapat menjangkau seluruh panjang jalan kabupaten yang mengalami kerusakan. Kemampuan DPU untuk menangani jalan adalah 12 km per tahun sementara panjang jalan yang harus ditangani 895,725 km, sehingga sebagian ruas jalan belum dapat tertangani secara maksimal.

Pembangunan, rehabilitasi, dan pemeliharaan dilaksanakan secara bertahap berdasarkan skala prioritas

7 Permasalahan drainase umumnya terjadi di wilayah perkotaan. Hal itu disebabkan oleh sistem drainase yang belum terintegrasi di daerah perbatasan

(Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta) sehingga menimbulkan masalah, antara lain dimensi saluran drainase yang tidak sama.

Pembangunan saluran drainase dikoordinasikan dengan wilayah yang berbatasan dan dimensi saluran

disesuaikan dengan volume limpasan air hujan

8 Penanganan persampahan masih membutuhkan tambahan sarana truk pengangut sampah mengingat luasnya kabupaten Bantul

Optimalisasi armada yang ada dan perawatan berkala untuk menjamin kelancaran operasiaonal penanganan sampah

Sumber: DPU, 2012

5. Penataan Ruang

Penataan Ruang merupakan suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang. Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan


(2)

sehingga terwujud keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dengan memperhatikan sumberdaya manusia, dan pelindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

Pada tahun 2007, Pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana dan Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang. Oleh karena itu beberapa produk perencanaan tata ruang di daerah perlu disusun dan dievaluasi kembali dengan memperhatikan aspek-aspek mitigasi bencana. Dengan adanya penataan ruang yang baik diharapkan kegiatan pembangunan yang dilaksanakan oleh masyarakat, swasta maupun pemerintah dapat lebih terkendali dan berwawasan lingkungan.

a. Program yang Dilaksanakan

Program yang dilaksanakan pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:

1) Perencanaan tata ruang;

2) Pengendalian pemanfaatan ruang.

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan 1) Perencanaan Tata Ruang

Program ini bertujuan untuk merencanakan pengaturan tata ruang di kabupaten Bantul. Program ini dilaksanakan dalam kegiatan penyusunana rencana tata ruang wilayah (RTRW) dengan anggaran Rp. 701.000.000,- berupa penyusunan:

a. Penyusunan RDTR Kecamatan Dlingo b. Penyusunan RDTR Kecamatan Sanden c. Identifikasi saluran drainase


(3)

g. Penyusunan DED Kawasan Parangkusumo h. Penyusunan SIM Perumahan

i. Penyusunan pemetaan

Program ini diharapkan mampu menghasilkan penataan ruang di Kabupaten Bantul yang terstruktur dengan baik, sehingga memudahkan perencanaan pembangunan dan tertatanya sarana dan prasarana daerah sehingga akan meningkatkan pelayanan publik bagi masyarakat.

2) Pengendalian Pemanfaatan Ruang

Program ini bertujuan untuk melakukan pengedalian pemanfaatan ruang oleh publik. dilaksanakan melalui kegiatan penyusunan kebijakan pengendalian pemanfaatan ruang dengan anggaran Rp. 105.460.000,- dengan hasil berupa a) Kegiatan penyusunan kebijakan pengendalian

pemanfaatan ruang, dalam hal ini adalah pelayanan proses perijinan/rekomendasi kesesuaian aspek tata ruang dan persetujuan prinsip untuk pembangunan perumahan maupun non perumahan yang memiliki dampak terhadap lingkungan.

b) Kegiatan koordinasi dan fasilitasi pengendalian pemanfaatan ruang lintas kabupaten, yaitu pengendalian penggunaan lahan di kawasan tumbuh cepat (sub urban) dan Kawasan Perkotaan Yogyakarta (KPY).

Program ini diharapkan mampu mengendalikan pemanfaatan ruang sehingga pemanfaatna ruang akan sesuai dengan penataan ruang yang telah direncanakan pemerintah Kabupaten Bantul. Dengan terkendalinya pemanfaatan ruang maka diahrapkan penataan ruang yang telah direncanakan akan berjalan dengan semestinya.


(4)

Berikut ini disampaikan beberapa permasalahan dan solusi yang dilakukan terkait dengan pelaksanaan program-kegiatan dalam urusan Penataan Ruang (lihat Tabel 4.24).

Tabel 4.24

Permasalahan dan Solusi dalam Urusan Penataan Ruang

No. Permasalahan Solusi

1 Belum semua kecamatan memiliki Dokumen RDTRK, dan belum semua kawasan cepat tumbuh dan strategis kabupaten memiliki Dokumen

Perencanaan yang rinci, seperti RTBL, DED, dan Master Plan (sebutkan

jumlahnya…)

Penyusunan dokumen RDTRK dan kawasan-kawasan strategis kabupaten secara bertahap dan meninjau kembali dokumen tata ruang yang terbit sebelum Perda Nomor 4 Tahun 2011 tentang RTRW Kabupaten Bantul Tahun 2010 – 2030

2 Belum seluruh amanat pasal-pasal dalam Perda RTRW dijabarkan dalam aturan-aturan yang lebil detail

Menyusun peraturan-peraturan sebagai tindak lanjut Perda RTRW

3 Dokumen tata ruang Kabupaten Bantul belum dapat dipahami oleh sebagian masyarakat, dunia usaha, swasta maupun stakeholder lainnya

Sosialisasi dan penyebarluasan produk tata ruang kepada masyarakat, swasta dan dinas/instansi

Sumber: DPU dan Bappeda, 2012

7. Perumahan

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, yang merupakan kebutuhan dasar manusia. Rumah mempunyai peran yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa sebagai salah satu upaya membangun manusia Indonesia seutuhnya, berjati diri, mandiri, dan produktif.

Menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, penyelenggaraan perumahan bertujuan di antaranya untuk: (i) mendukung penataan dan pengembangan wilayah serta penyebaran penduduk yang proposional melalui pertumbuhan lingkungan hunian dan kawasan permukiman sesuai dengan tata ruang untuk mewujudkan keseimbangan kepentingan, terutama bagi masyarakat


(5)

memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan, baik di kawasan perkotaan maupun perdesaan; dan (iii) menjamin terwujudnya rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur, terencana, terpadu, dan berkelanjutan.

Pada saat ini masih banyak MBR yang belum mampu tinggal di rumah yang layak, sehat, aman, serasi, dan teratur karena keterbatasan kemampuan untuk membangun, memperbaiki rumah dan kemampuan mengakses rumah sehat sederhana (RSH). Sampai dengan tahun 2011 jumlah rumah tidak layak huni di Kabupaten Bantul sebanyak 21.234 rumah.

Kebijakan pembangunan perumahan antara lain dengan mengurangi kawasan kumuh perkotaan dan mengurangi jumlah rumah tidak layak huni dan mendukung pembangunan rumah sehat sederhana yang terjangkau bagi masyarakat terutama masyarakat berpenghasilan rendah/kurang mampu.

Sementara itu berdasarkan Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 22 Tahun 2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota, sampai dengan tahun 2025 diharapkan sudah tidak ada lagi rumah tidak layak huni. Khusus dalam hal peningkatan kualitas rumah tidak layak huni dan penyediaan infrastruktur lingkungan permukiman, serta untuk mengatasi kawasan kumuh perkotaan, langkah-langkah yang telah ditempuh antara lain dengan memfasilitasi pembangunan Rusunawa dan memfasilitasi Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS).

a. Program yang Dilaksanakan

Program yang dilaksanakan pada tahun 2012 adalah: 1) Pengembangan perumahan;

b. Realisasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

1) Pengembangan Perumahan

Program ini dilaksanakan melalui kegiatan pembangunan sarana dan prasarana rumah susun sehat


(6)

sederhana dengan anggaran Rp. 1.619.299.950,- berupa pematangan tanah Rusunawa Banguntapan untuk twin block yang kedua, pemasangan instalasi air bersih di Rusunawa Banguntapan untuk twin block yang pertama, penyambungan pipa limbah ke jaringan lateral Rusunawa Tambak Kasihan, pembangunan tempat parkir Rusunawa Panggungharjo Sewon, pembangunan pos jaga Rusunawa Tambak Kasihan dan Rusunawa Panggungharjo Sewon, dan pemasangan jaringan listrik untuk Rusunawa Banguntapan untuk twin block pertama.

Program ini diahrapkan mampu menyediakan perumahan murah bagi MBR yang belum memiliki rumah. Dengan demikian diaharapkan mampu mengatasi masalah permukiman bagi MBR.

c. Pemasalahan dan Solusi

Berikut ini disampaikan beberapa permasalahan dan solusi yang dilakukan terkait dengan pelaksanaan program-kegiatan dalam urusan Perumahan (lihat Tabel 4.25).

Tabel 4.25

Permasalahan dan Solusi dalam Urusan Perumahan

No. Permasalahan Solusi

2 Kawasan permukiman kumuh masih dijumpai di wilayah perkotaan, khususnya di wilayah perbatasan dengan Kota Yogyakarta. Munculnya kawasan kumuh tersebut disebabkan karena infrastruktur dasar yang ada belum memenuhi baik secara kuantitas maupun kualitas

Pembangunan kawasan baru (new site development) seperti rusunawa atau perbaikan kualitas lingkungan permukiman kawasan (revitalisasi)

3 Rendahnya kemampuan MBR untuk mendapatkan rumah yang layak

Penyediaan Rusunawa sebagai solusi jangaka pendek bagi MBR agar dapat tinggal di rumah yang layak sebelum mampu memiliki rumah sendiri 4 Kelembagaan menangani perumahan

masih setingkat eselon IV

Perlu dilakukan pengembangan organisasi yang menangani perumahan