Rencana Pembangunan dan Rencana Kerja Pemerintah Bab XIII Perumahan
BAB XIII
PERUMAHAN.
A. Dalam rangka R.P.L.T. jang pertama ini titik berat diletakkan
pada usaha penjelidikan latihan penjuluhan kepada rakjat, pengumpulan bahan-bahan keterangan dan dorongan-dorongan untuk
memperbesar produksi bahan bangunan. Biaja modal untuk lapangan usaha-usaha ini selama lima tahun direntjanakan sebesar Rp. 95
djuta. Karena keuangan negara tidak mengizinkan maka djumlah
tersebut belum dapat disediakan sebagaimana mestinja.
B. Biaja jang telah dikeluarkan untuk perumahan adalah sebagai
berikut:
Pengeluaran untuk material perumahan.
(Ribuan rupiah)
Tabel 186.
Projek
1. Bangunan Lembaga
Penjelidikan dan Masalah Bangunan.
2. Projek-projek material
dsb.
3. Perumahan ahli
Djumlah
1955
Rp. 2.105
Rp.
1957
1956
3,7
Rp. 2.108,7
Rp. 3.830
Rp.
Rp. 5.001,3
24
Rp. 3.854
Rp.
Rp.
79,6
56,6
Rp.
5.137,5
Sumber: Djawatan Perumahan Rakjat.
Pengeluaran untuk pertjobaan-pertjobaan pembangunan rumah rakjat
dan training centre.
Tabel 187.
Tahun 1956
Projek
(Ribuan rupiah)
Anggaran
Belandja
1. Ongkos Pengukur persiapan pembangunan
perumahan Rakjat
Rp.
205
Otorisasi
Rp.
349,9
Realisasi
Rp. 343,2
387
Projek
2. Pendirian rumahrumah
3. Penjelenggaraan pusat
latihan Djawatan Perumahan Rakjat
4. Subsidi kepada Lembaga Penjelidikan dan
masalah bangunan
Djumlah
Anggaran
Belandja
Otorisasi
Realisasi
Rp. 2.000
Rp. 529
Rp 424,9
683
Rp. 425
Rp. 354,6
Rp. 3.500
Rp. 3.500
Rp. 3.500
Rp. 6.388
Rp. 4.803,9
Rp. 4.622,7
Sumber: Djawatan Perumahan Rakjat.
Tahun 1957.
Projek
1. Persiapan pembuatan
pembangunan
perumahan Rakjat
2. Pendirian rumah
3. Penjelenggaraan Pusat
Latihan Djawatan Perumahan Rakjat
4. Subsidi kepada Lembaga Penjelidikan dan
Masalah Bangunan
Djumlah
(Ribuan rupiah)
Anggaran
Belandja
Otorisasi
Realisasi
Rp. 100
P.M.
Rp. 100
Rp. 400
—
Rp. 123
Rp. 483
Rp. 275,9
Rp. 272,6
Rp. 2.975
Rp. 2.375
Rp. 2.375
Rp. 3.558
Rp. 3.152,7
Rp. 2.871,3
Tahun 1958.
Projek
5. Persiapan pembuatan
pembangunan
perumahan Rakjat.
388
(Ribuan rupiah)
Anggaran
Belandja
Otorisasi
Realisasi
Rp. 100
Rp. 100
—
Projek
Anggaran
Belandja
2. Pendirian Rumah
Rp.
3. Penjelenggaraan Pusat
Latihan Djawatan Pe
rumahan Rakjat
Rp.
4. Subsidi kepada Lembaga Penjelidikan dan
Masalah Bangunan
Rp.
Rp.
Otorisasi
1.450 Rp.
276
Realisasi
556,2
Rp. 1.187,7
2.375 Rp. 3.455
4.201 Rp. 5.298,9
Sumber: Djawatan Perumahan Rakjat.
C. U s a h a - u s a h a jang telah didjalankan antara lain adalah:
11. Pendirian Lembaga Penjelidikan Bangunan di Bandung jang
a. pada tahun 1955 telah berhasil membuat rentjana rumah jang
sederhana, effisien dan murah dengan penggunaan bahanbahan lokal;
b. mengusahakan perbaikan hasil bahan-bahan bangunan dalam
negeri dan mendorong pendirian paberik-paberik bahanbahan bangunan dengan penggunaan bahan-bahan mentah
jang terdapat di Indonesia:
i. memperbaiki tjara produksi genteng dan batu bata didesa-desa;
ii. mengusahakan paberik-paberik sendiri jang menghasilkan
genteng dan batu bata jang berkwalitet tinggi;
iii. memperbaiki tjara pembakaran kapur dan mendirikan
projek pertjontohan dekat Bandung jang dapat mempertinggi produksi dengan 30% disertai dengan ongkosongkos jang rendah;
iv. memperbesar penjebaran „konstruksi paku” jang memungkinkan pemakaian tenaga kerdja jang unskilled
atau semi skilled;
v. menjelidiki tanah jang diperbaiki (stabilized earth)
dengan tjara ditumbuk atau dalam tjetakan sehingga merupakan earth blocks;
vi. menjelidiki kemungkinan membuat bahan perekat guna
membuat triplex darn bahan-bahan organic jang didapat
didalam negeri.
389
2. Hasil-hasil penjelidikan telah pula ditjoba di Kebajoran baru
untuk mengetahui kemungkinan penggunaannja setjara luas dan
untuk mengumpulkan bahan-bahan guna penjusunan instruksi
bagi pegawai-pegawai jang ditugaskan untuk penjuluhan. Untuk
keperluan itu diadakan „fundamental grounds” dimana disiapkan
dan ditjoba mesin-mesin dan alat-alat baru dan dibangun pada
rumah-rumah pertjobaan kung menggunakan konstruksi-konstruksi baru dan bahan-bahan baru.
3. Pendidikan dan penjuluhan. Penjelidikan-penjelidikan dan pertjobaan-pertjobaan tersebut diatas disertai dengan pendidikan
regu-regu pembina perumahan rakjat jang kini dan akan dikirim
kedesa-desa untuk program aided self-help. Untuk regu-regu pembina telah dihasilkan
pada tahun 1955/1956: 9 orang
„
„
1956/1957: 12 orang
„
„
1957/1958: 16 orang
37 orang.
4. Usaha untuk mengumpulkan angka-angka statistik mengenai
djumlah perusahaan-perusahaan bahwa bangunan belum berhasil.
Tetapi dari keterangan-keterangan jang diterima industri bahanbahan bangunan tergantung sekali dari devisen untuk mengimpor alat-alat mesin jang dibutuhkan. Djuga masih kurang
sekali tenaga-tenaga skilled. Sampai sekarang perusahaanperusahaan pada umumnja masih mempergunakan alat-alat jang
sederhana.
5. Perumahan pegawai.
Pada umumnja tiap-tiap Kementerian dan perusahaan Pemerintah turut berusaha untuk membangun rumah-rumah pegawai
dikota-kota diseluruh Indonesia.
Tetapi hasilnja (lihat statistik) masih djauh dari pada
memuaskan karena keadaan kenangan dan persoalan tanah
dikota-kota, sehingga masih banjak pegawai jang terpaksa tinggal
dihotel-hotel dan losmen-losmen. Sajang angka-angka pegawai
jang tinggal dihotel-hotel dan losmen-losmen belum dapat diperoleh.
Untuk suatu gambaran dapatlah dikemukakan angka perkiraan
pengeluaran Pemerintah dikota Djakarta untuk pembiajaan
penempatan ini menurut Dewan Tourisme:
390
Djumlah seluruhnja:
A. Hotel akomodasi ± 4.500 X rata-rata Rp. 65 = Rp. 292.000
sehari.
B. Losmen akomodasi ± 2.300 X rata-rata Rp. 10 = Rp. 23.000
sehari.
Bezetting oleh pegawai negeri sebelum tahun 1956.
Didalam hotel ± 70% = Rp. 204.400 sehari.
Didalam losmen ± 30% = Rp. 6.900 sehari.
Rp. 211.300 sehari.
Didalam 1 tahun = Rp. 77.124.500,—.
Dengan adanja pembangunan rumah-rumah oleh Kementeriankementerian maka semendjak Nopember 1956 ada nampak kekurangan bezetting oleh pegawai negeri dihotel/losmen.
Didalam hotel ± 55% = Rp. 160.600 sehari.
Didalam losmen ± 70% = Rp. 16.100 sehari.
Rp. 176.700 sehari.
Didalam 1 tahun = Rp. 64.495.500,—
Atas initiatip sekumpulan pegawai negeri dalam tahun 1956
telah dibentuk pula suatu Jajasan Perumahan Pegawai Negeri
jang chusus memberi pindjaman dan bantuan teknik dalam mendirikan rumah untuk sedjumlah besar pegawai negeri. Pemerintah telah memberikan pindjaman pertama sebesar
Rp. 13.500.000,— untuk daerah Djakarta.
Baru pada tahun 1956 diadakan rentjana penampungan pegawai negeri jang tinggal dihotel-hotel di Pedjompongan (Djakarta)
dimana akan dibangun ± 800 buah rumah jang akan didjadikan
tjontoh (model) untuk pembangunan-pembangunan perumahan
kemudian dikota-kota lain. Rentjana ini dimulai di Djakarta
karena keadaan perumahan pegawai di Djakarta, adalah jang
paling buruk. Pembiajaan Pedjompongan akan diambil dari
anggaran belandja masing-masing kementerian.
6. Perumahan rakjat.
Pemerintah terus-menerus mengandjurkan kepada para penguusaha untuk mendirikan rumah-rumah jang lajak bagi buruhnja.
Usaha untuk mendorong dan membantu mendirikan rumahrumah untuk penduduk kota jang berpenghasilan rendah dan
sedang, telah didjalankan oleh Djawatan Perumahan Rakjat
dengan membentuk Jajasan Kas Pembangunan diberbagai tempat
diseluruh Indonesia. Jajasan tersebut setiap tahun mendapat
pindjaman dari Pemerintah sebesar Rp. 20 djuta.
391
Keseluruhan pembangunan perumahan jang telah dilaksanakan
masih djauh dari pada kebutuhan jang ada. Berapa djauh kita
sekarang berada dari keadaan perumahan jang mentjukupi setjara konkrit belum dapat diperkirakan.
Djumlah rumah-rumah negeri jang dibangun oleh Kementerian
Pekerdjaan Umum dan Tenaga (Djawatan Gedung-gedung Negeri
Pusat) diseluruh Indonesia.
Tabel 188.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Daerah
Dinas P.U. Propinsi:
Atjeh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau dan Kepulauan
Djambi
Sumatera Selatan
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Tengah
Sulawesi
Maluku/Irian Barat
Nusa Tenggara
Djawa Timur
Djawa Tengah
Djawa Barat
Djawatan Gedung-gedung
Negeri Daerah
Djakarta/Tangerang
Bogor
Bandung
Semarang
Jogjakarta
Surakarta
Malang/Serang
Surabaja
Djumlah
1956
1957
1958
—
63
103
—
—
25
—
48
—
—
27
19
30
28
27
19
—
10
31
—
—
38
7
7
—
—
4
4
20
—
2
1
42
17
—
20
5
12
2
7
5
7
44
14
30
7
1
9
390
26
69
13
25
2
10
5
403
—
—
3
2
—
5
3
209
7
3
12
43
2
3
22
929
540
523
Sumber: Djawatan Gedung-gedung Negeri Pusat.
392
Djumlah rumah jang dibangun Jajasan Kas Pembangunan.
Tabel 189.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Daerah
Sumatera Utara
Sumatera Tengah
Sumatera Selatan
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Nusa Tenggara
Djawa Timur
Djawa Tengah
Djawa Barat
Djumlah
1956
1957
1958
30
43
63
155
50
65
89
135
243
58
35
3
146
116
224
107
15
105
216
20
20
—
222
196
170
—
252
96
180
871 1.119
1.061
Sumber: Djawatan Perumahan Rakjat.
393
PEMBIAJAAN PERUMAHAN SEKTOR PEMERINTAH
(Ribuan rupiah)
Tabel 190.
1956
Daerah
Djawa Barat
Djawa Tengah
Djawa Timur
Djawatan
Gedung
B.I.N.
Bank Negara
4.450,9
75.300,7
57.705,9
3.267,—
33.532,5
6.940,—
721,2
49.600,5
3.200,—
311.5
11.351,3
1.963,—
—
1.425,5
3.406,—
—
8.675,5
—
—
6.834,6
17.946,—
423,—
964,4
6.397,—
—
1.906,—
—
1.865,2
Sumatera Selatan
Djawatan
Gedung
Keterangan
1958
Bank Negara
Sumatera Utara
Sumatera Tengah
1957
B.I.N.
Bank Negara
Djawatan
Gedung
B.I.N.
5.165,6
—
—
2.258,4
—
—
11.497,1
—
19.327,6
—
—
4.050,8
—
—
7.649,2
—
6.629,—
—
—
4.458,3
—
—
1.512,4
—
Kalimantan
—
7.529,4
—
—
1.330,—
–
—
3.205,4
—
Sulawesi
—
6.005,—
—
—
612,5
—
—
6.058,9
—
Maluku/Irian Barat
—
1.351,6
—
—
500,—
—
—
2.584,7
—
Nusa Tenggara
—
2.466,2
—
—
1.069,6
—
—
2.581,—
—
77.614,9
3.690,—
50.196,—
16.258,—
721,2
95.271,2
3.200,—
6.627,6
Sumber : 1.
2.
3.
4.
394
141.961,—
Pengeluaran-pengeluaran
ini dimaksudkan untuk
pembiajaan perumahan pegawai masing-masing kementerian/djawatan dan instansi-instansi lain.
Djawatan Perumahan Rakjat.
Bank Rakjat Indonesia.
Bank Negara Indonesia.
N.V. Pembangunan.
395
PEMBERIAN KREDIT „PERUMAHAN” SEKTOR PEMERINTAH.
(Ribuan rupiah)
Tabel 191.
1956
1957
Otorisasi untuk Perumahan Rakjat
(Kementerian
Keuangan)
B.R.I.
B.I.N.
Otorisasi untuk Perumahan Rakjat
(Kementerian
Keuangan)
1. Djawa Barat
3.676,5
39.812,8
18.445
2. Djawa Tengah
2.020,—
17.950
450
3. Djawa Timur
5.836,8
Daerah
4. Sumatera Utara
600
5. Sumatera Tengah
1.055
6. Sumatera Selatan
1.447,5
7. Kalimantan
8. Sulawesi
34.521,7
2.510
5.000
1.677,5
23.897,9
3.412
3.001,1
41.154
4.227,5
805
3.682,6
B.R.I.
B.I.N.
6.674
25.863,9
B.I.N.
1957 — Rp. 5.000
Pindjaman dari B.I.N. untuk pembelian tanah Kalipasir.
375
2.550
7.389,4
3.741
Perumahan Rakjat tahun
1958 Kalimantan Barat
300 Kalimantan Tengah
944. Kalimantan 2.497.
400
25.320,9
192
136.528,9
18.895
20.791,7
B.R.I.
Pindjaman djangka pendek:
1956 — 125.131
1957 — 158.815
Pindjaman lebih dari 2
tahun
1956 — 11.397,8
1957 — 4.133,6
2.600
1.155
25.136,2
18.233,3
396
39.322,7
3.751,5
10. Nusa Tenggara
Sumber : 1.
2.
3.
4.
3.600,1
2.759,5
1.078,5
9. Maluku
B.I.N.
2.350
4.516,9
Otorisasi untuk Perumahan Rakjat
(Kementerian
Keuangan)
B.R.I.
1.500
16.591,1
Keterangan
1958
Angka-angka belum dapat
diberikan segalanja
162.948,9
5.000
20.188,1
6.674
Djawatan Perumahan Rakjat.
Bank Rakjat Indonesia.
Bank Negara Indonesia.
N.V. Pembangunan.
397
PERUMAHAN.
A. Dalam rangka R.P.L.T. jang pertama ini titik berat diletakkan
pada usaha penjelidikan latihan penjuluhan kepada rakjat, pengumpulan bahan-bahan keterangan dan dorongan-dorongan untuk
memperbesar produksi bahan bangunan. Biaja modal untuk lapangan usaha-usaha ini selama lima tahun direntjanakan sebesar Rp. 95
djuta. Karena keuangan negara tidak mengizinkan maka djumlah
tersebut belum dapat disediakan sebagaimana mestinja.
B. Biaja jang telah dikeluarkan untuk perumahan adalah sebagai
berikut:
Pengeluaran untuk material perumahan.
(Ribuan rupiah)
Tabel 186.
Projek
1. Bangunan Lembaga
Penjelidikan dan Masalah Bangunan.
2. Projek-projek material
dsb.
3. Perumahan ahli
Djumlah
1955
Rp. 2.105
Rp.
1957
1956
3,7
Rp. 2.108,7
Rp. 3.830
Rp.
Rp. 5.001,3
24
Rp. 3.854
Rp.
Rp.
79,6
56,6
Rp.
5.137,5
Sumber: Djawatan Perumahan Rakjat.
Pengeluaran untuk pertjobaan-pertjobaan pembangunan rumah rakjat
dan training centre.
Tabel 187.
Tahun 1956
Projek
(Ribuan rupiah)
Anggaran
Belandja
1. Ongkos Pengukur persiapan pembangunan
perumahan Rakjat
Rp.
205
Otorisasi
Rp.
349,9
Realisasi
Rp. 343,2
387
Projek
2. Pendirian rumahrumah
3. Penjelenggaraan pusat
latihan Djawatan Perumahan Rakjat
4. Subsidi kepada Lembaga Penjelidikan dan
masalah bangunan
Djumlah
Anggaran
Belandja
Otorisasi
Realisasi
Rp. 2.000
Rp. 529
Rp 424,9
683
Rp. 425
Rp. 354,6
Rp. 3.500
Rp. 3.500
Rp. 3.500
Rp. 6.388
Rp. 4.803,9
Rp. 4.622,7
Sumber: Djawatan Perumahan Rakjat.
Tahun 1957.
Projek
1. Persiapan pembuatan
pembangunan
perumahan Rakjat
2. Pendirian rumah
3. Penjelenggaraan Pusat
Latihan Djawatan Perumahan Rakjat
4. Subsidi kepada Lembaga Penjelidikan dan
Masalah Bangunan
Djumlah
(Ribuan rupiah)
Anggaran
Belandja
Otorisasi
Realisasi
Rp. 100
P.M.
Rp. 100
Rp. 400
—
Rp. 123
Rp. 483
Rp. 275,9
Rp. 272,6
Rp. 2.975
Rp. 2.375
Rp. 2.375
Rp. 3.558
Rp. 3.152,7
Rp. 2.871,3
Tahun 1958.
Projek
5. Persiapan pembuatan
pembangunan
perumahan Rakjat.
388
(Ribuan rupiah)
Anggaran
Belandja
Otorisasi
Realisasi
Rp. 100
Rp. 100
—
Projek
Anggaran
Belandja
2. Pendirian Rumah
Rp.
3. Penjelenggaraan Pusat
Latihan Djawatan Pe
rumahan Rakjat
Rp.
4. Subsidi kepada Lembaga Penjelidikan dan
Masalah Bangunan
Rp.
Rp.
Otorisasi
1.450 Rp.
276
Realisasi
556,2
Rp. 1.187,7
2.375 Rp. 3.455
4.201 Rp. 5.298,9
Sumber: Djawatan Perumahan Rakjat.
C. U s a h a - u s a h a jang telah didjalankan antara lain adalah:
11. Pendirian Lembaga Penjelidikan Bangunan di Bandung jang
a. pada tahun 1955 telah berhasil membuat rentjana rumah jang
sederhana, effisien dan murah dengan penggunaan bahanbahan lokal;
b. mengusahakan perbaikan hasil bahan-bahan bangunan dalam
negeri dan mendorong pendirian paberik-paberik bahanbahan bangunan dengan penggunaan bahan-bahan mentah
jang terdapat di Indonesia:
i. memperbaiki tjara produksi genteng dan batu bata didesa-desa;
ii. mengusahakan paberik-paberik sendiri jang menghasilkan
genteng dan batu bata jang berkwalitet tinggi;
iii. memperbaiki tjara pembakaran kapur dan mendirikan
projek pertjontohan dekat Bandung jang dapat mempertinggi produksi dengan 30% disertai dengan ongkosongkos jang rendah;
iv. memperbesar penjebaran „konstruksi paku” jang memungkinkan pemakaian tenaga kerdja jang unskilled
atau semi skilled;
v. menjelidiki tanah jang diperbaiki (stabilized earth)
dengan tjara ditumbuk atau dalam tjetakan sehingga merupakan earth blocks;
vi. menjelidiki kemungkinan membuat bahan perekat guna
membuat triplex darn bahan-bahan organic jang didapat
didalam negeri.
389
2. Hasil-hasil penjelidikan telah pula ditjoba di Kebajoran baru
untuk mengetahui kemungkinan penggunaannja setjara luas dan
untuk mengumpulkan bahan-bahan guna penjusunan instruksi
bagi pegawai-pegawai jang ditugaskan untuk penjuluhan. Untuk
keperluan itu diadakan „fundamental grounds” dimana disiapkan
dan ditjoba mesin-mesin dan alat-alat baru dan dibangun pada
rumah-rumah pertjobaan kung menggunakan konstruksi-konstruksi baru dan bahan-bahan baru.
3. Pendidikan dan penjuluhan. Penjelidikan-penjelidikan dan pertjobaan-pertjobaan tersebut diatas disertai dengan pendidikan
regu-regu pembina perumahan rakjat jang kini dan akan dikirim
kedesa-desa untuk program aided self-help. Untuk regu-regu pembina telah dihasilkan
pada tahun 1955/1956: 9 orang
„
„
1956/1957: 12 orang
„
„
1957/1958: 16 orang
37 orang.
4. Usaha untuk mengumpulkan angka-angka statistik mengenai
djumlah perusahaan-perusahaan bahwa bangunan belum berhasil.
Tetapi dari keterangan-keterangan jang diterima industri bahanbahan bangunan tergantung sekali dari devisen untuk mengimpor alat-alat mesin jang dibutuhkan. Djuga masih kurang
sekali tenaga-tenaga skilled. Sampai sekarang perusahaanperusahaan pada umumnja masih mempergunakan alat-alat jang
sederhana.
5. Perumahan pegawai.
Pada umumnja tiap-tiap Kementerian dan perusahaan Pemerintah turut berusaha untuk membangun rumah-rumah pegawai
dikota-kota diseluruh Indonesia.
Tetapi hasilnja (lihat statistik) masih djauh dari pada
memuaskan karena keadaan kenangan dan persoalan tanah
dikota-kota, sehingga masih banjak pegawai jang terpaksa tinggal
dihotel-hotel dan losmen-losmen. Sajang angka-angka pegawai
jang tinggal dihotel-hotel dan losmen-losmen belum dapat diperoleh.
Untuk suatu gambaran dapatlah dikemukakan angka perkiraan
pengeluaran Pemerintah dikota Djakarta untuk pembiajaan
penempatan ini menurut Dewan Tourisme:
390
Djumlah seluruhnja:
A. Hotel akomodasi ± 4.500 X rata-rata Rp. 65 = Rp. 292.000
sehari.
B. Losmen akomodasi ± 2.300 X rata-rata Rp. 10 = Rp. 23.000
sehari.
Bezetting oleh pegawai negeri sebelum tahun 1956.
Didalam hotel ± 70% = Rp. 204.400 sehari.
Didalam losmen ± 30% = Rp. 6.900 sehari.
Rp. 211.300 sehari.
Didalam 1 tahun = Rp. 77.124.500,—.
Dengan adanja pembangunan rumah-rumah oleh Kementeriankementerian maka semendjak Nopember 1956 ada nampak kekurangan bezetting oleh pegawai negeri dihotel/losmen.
Didalam hotel ± 55% = Rp. 160.600 sehari.
Didalam losmen ± 70% = Rp. 16.100 sehari.
Rp. 176.700 sehari.
Didalam 1 tahun = Rp. 64.495.500,—
Atas initiatip sekumpulan pegawai negeri dalam tahun 1956
telah dibentuk pula suatu Jajasan Perumahan Pegawai Negeri
jang chusus memberi pindjaman dan bantuan teknik dalam mendirikan rumah untuk sedjumlah besar pegawai negeri. Pemerintah telah memberikan pindjaman pertama sebesar
Rp. 13.500.000,— untuk daerah Djakarta.
Baru pada tahun 1956 diadakan rentjana penampungan pegawai negeri jang tinggal dihotel-hotel di Pedjompongan (Djakarta)
dimana akan dibangun ± 800 buah rumah jang akan didjadikan
tjontoh (model) untuk pembangunan-pembangunan perumahan
kemudian dikota-kota lain. Rentjana ini dimulai di Djakarta
karena keadaan perumahan pegawai di Djakarta, adalah jang
paling buruk. Pembiajaan Pedjompongan akan diambil dari
anggaran belandja masing-masing kementerian.
6. Perumahan rakjat.
Pemerintah terus-menerus mengandjurkan kepada para penguusaha untuk mendirikan rumah-rumah jang lajak bagi buruhnja.
Usaha untuk mendorong dan membantu mendirikan rumahrumah untuk penduduk kota jang berpenghasilan rendah dan
sedang, telah didjalankan oleh Djawatan Perumahan Rakjat
dengan membentuk Jajasan Kas Pembangunan diberbagai tempat
diseluruh Indonesia. Jajasan tersebut setiap tahun mendapat
pindjaman dari Pemerintah sebesar Rp. 20 djuta.
391
Keseluruhan pembangunan perumahan jang telah dilaksanakan
masih djauh dari pada kebutuhan jang ada. Berapa djauh kita
sekarang berada dari keadaan perumahan jang mentjukupi setjara konkrit belum dapat diperkirakan.
Djumlah rumah-rumah negeri jang dibangun oleh Kementerian
Pekerdjaan Umum dan Tenaga (Djawatan Gedung-gedung Negeri
Pusat) diseluruh Indonesia.
Tabel 188.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Daerah
Dinas P.U. Propinsi:
Atjeh
Sumatera Utara
Sumatera Barat
Riau dan Kepulauan
Djambi
Sumatera Selatan
Kalimantan Barat
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Kalimantan Tengah
Sulawesi
Maluku/Irian Barat
Nusa Tenggara
Djawa Timur
Djawa Tengah
Djawa Barat
Djawatan Gedung-gedung
Negeri Daerah
Djakarta/Tangerang
Bogor
Bandung
Semarang
Jogjakarta
Surakarta
Malang/Serang
Surabaja
Djumlah
1956
1957
1958
—
63
103
—
—
25
—
48
—
—
27
19
30
28
27
19
—
10
31
—
—
38
7
7
—
—
4
4
20
—
2
1
42
17
—
20
5
12
2
7
5
7
44
14
30
7
1
9
390
26
69
13
25
2
10
5
403
—
—
3
2
—
5
3
209
7
3
12
43
2
3
22
929
540
523
Sumber: Djawatan Gedung-gedung Negeri Pusat.
392
Djumlah rumah jang dibangun Jajasan Kas Pembangunan.
Tabel 189.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Daerah
Sumatera Utara
Sumatera Tengah
Sumatera Selatan
Kalimantan
Sulawesi
Maluku
Nusa Tenggara
Djawa Timur
Djawa Tengah
Djawa Barat
Djumlah
1956
1957
1958
30
43
63
155
50
65
89
135
243
58
35
3
146
116
224
107
15
105
216
20
20
—
222
196
170
—
252
96
180
871 1.119
1.061
Sumber: Djawatan Perumahan Rakjat.
393
PEMBIAJAAN PERUMAHAN SEKTOR PEMERINTAH
(Ribuan rupiah)
Tabel 190.
1956
Daerah
Djawa Barat
Djawa Tengah
Djawa Timur
Djawatan
Gedung
B.I.N.
Bank Negara
4.450,9
75.300,7
57.705,9
3.267,—
33.532,5
6.940,—
721,2
49.600,5
3.200,—
311.5
11.351,3
1.963,—
—
1.425,5
3.406,—
—
8.675,5
—
—
6.834,6
17.946,—
423,—
964,4
6.397,—
—
1.906,—
—
1.865,2
Sumatera Selatan
Djawatan
Gedung
Keterangan
1958
Bank Negara
Sumatera Utara
Sumatera Tengah
1957
B.I.N.
Bank Negara
Djawatan
Gedung
B.I.N.
5.165,6
—
—
2.258,4
—
—
11.497,1
—
19.327,6
—
—
4.050,8
—
—
7.649,2
—
6.629,—
—
—
4.458,3
—
—
1.512,4
—
Kalimantan
—
7.529,4
—
—
1.330,—
–
—
3.205,4
—
Sulawesi
—
6.005,—
—
—
612,5
—
—
6.058,9
—
Maluku/Irian Barat
—
1.351,6
—
—
500,—
—
—
2.584,7
—
Nusa Tenggara
—
2.466,2
—
—
1.069,6
—
—
2.581,—
—
77.614,9
3.690,—
50.196,—
16.258,—
721,2
95.271,2
3.200,—
6.627,6
Sumber : 1.
2.
3.
4.
394
141.961,—
Pengeluaran-pengeluaran
ini dimaksudkan untuk
pembiajaan perumahan pegawai masing-masing kementerian/djawatan dan instansi-instansi lain.
Djawatan Perumahan Rakjat.
Bank Rakjat Indonesia.
Bank Negara Indonesia.
N.V. Pembangunan.
395
PEMBERIAN KREDIT „PERUMAHAN” SEKTOR PEMERINTAH.
(Ribuan rupiah)
Tabel 191.
1956
1957
Otorisasi untuk Perumahan Rakjat
(Kementerian
Keuangan)
B.R.I.
B.I.N.
Otorisasi untuk Perumahan Rakjat
(Kementerian
Keuangan)
1. Djawa Barat
3.676,5
39.812,8
18.445
2. Djawa Tengah
2.020,—
17.950
450
3. Djawa Timur
5.836,8
Daerah
4. Sumatera Utara
600
5. Sumatera Tengah
1.055
6. Sumatera Selatan
1.447,5
7. Kalimantan
8. Sulawesi
34.521,7
2.510
5.000
1.677,5
23.897,9
3.412
3.001,1
41.154
4.227,5
805
3.682,6
B.R.I.
B.I.N.
6.674
25.863,9
B.I.N.
1957 — Rp. 5.000
Pindjaman dari B.I.N. untuk pembelian tanah Kalipasir.
375
2.550
7.389,4
3.741
Perumahan Rakjat tahun
1958 Kalimantan Barat
300 Kalimantan Tengah
944. Kalimantan 2.497.
400
25.320,9
192
136.528,9
18.895
20.791,7
B.R.I.
Pindjaman djangka pendek:
1956 — 125.131
1957 — 158.815
Pindjaman lebih dari 2
tahun
1956 — 11.397,8
1957 — 4.133,6
2.600
1.155
25.136,2
18.233,3
396
39.322,7
3.751,5
10. Nusa Tenggara
Sumber : 1.
2.
3.
4.
3.600,1
2.759,5
1.078,5
9. Maluku
B.I.N.
2.350
4.516,9
Otorisasi untuk Perumahan Rakjat
(Kementerian
Keuangan)
B.R.I.
1.500
16.591,1
Keterangan
1958
Angka-angka belum dapat
diberikan segalanja
162.948,9
5.000
20.188,1
6.674
Djawatan Perumahan Rakjat.
Bank Rakjat Indonesia.
Bank Negara Indonesia.
N.V. Pembangunan.
397