S POR 1205268 Chapter3

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Kusuma dan
Dwitagama (2012, hlm. 9) mengatakan “Penelitian Tindakan Kelas atau
Classroom Action Research (CAR) adalah penelitian tindakan (action Research)
yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas”. Kunandar (2008, hlm. 46)
mengemukakan bahwa PTK mengandung pengertian bahwa:

PTK adalah sebuah bentuk kegiatan sebuah refleksi diri yang dilakukan oleh
para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki
rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan mereka,
(b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi
dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.
Adapun yang mendasari pemilihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebagai
jenis penelitian yang digunakan karena objek permasalahan penelitian berkaitan
dengan proses pembelajaran yang merupakan permasalahan faktual. Permasalahan
ini muncul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru dari
proses


mengajar.

Penelitian

ini

dilakukan

dalam

rangka

memecahkan

permasalahan-permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran di kelas
dengan menerapkan sebuah model atau pendekatan pembelajaran. Untuk
mengatasi permasalahan yang terjadi maka kerjasama (kolaborasi) antara guru
sebagai pengajar dengan peneliti sebagai pengamat menjadi hal yang sangat
penting. Penelitian ini bersifat kolaborasi karena masalah yang ditemukan timbul
dan dirasakan guru sendiri sebagai pengajar penjas. Guru dan peneliti kemudian

saling bekerjasama untuk mencari solusi dalam menyelesaikan masalah yang ada
di kelas tersebut. Melalui kolaborasi, maka secara bersama dapat menggali dan
mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi siswa di sekolah.
Rochiati (Kunandar, 2008, hlm. 46) mengemukakan mengenai penelitian
tindakan kelas, bahwa:
penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif meskipun data yang
dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya bersifat
Ikbal Kemal Fikri, 2016
PENERAPAN MODEL-MODEL PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN ROUNDERS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

22

deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam
pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang disusun
sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat memperoleh jawaban untuk
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Ada beberapa desain yang diterapkan dalam

penelitian tindakan kelas (PTK) tetapi yang biasa digunakan adalah desain yang
dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart.
Wijaya K dan Dedi D (2012, hlm. 21) mengemukakan bahwa:
Model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart pada hakekatnya
berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat
terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai
satu siklus.
Desain penelitian yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1 Desain PTK Kemmis dan Mc Taggart
Sumber: http://www.blogpendidikan.net/2013/02/desain-metode-penelitiantindakan-kelas.html

Ikbal Kemal Fikri, 2016
PENERAPAN MODEL-MODEL PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN ROUNDERS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

23


Ke empat langkahtersebut merupakansatusiklus atau putaran, artinya sesudah
langkah ke empatatausatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah
adanya

refleksi,

kemudian

kembali

ke

langkah

satu

yangdilaksanakandalambentuksiklustersendiri.

C. Subjek dan Objek Penelitian
SubjekpadapenelitianiniadalahsiswakelasVIII H SMP Negeri 1 Kotabaru,

Kecamatan Kotabaru Kabupaten Karawang.
Objekpenelitian ini adalah peningkatanpartisipasi belajar dalam Pendidikan
Jasmani melalui penerapan model- odel permainan pada pembelajaran aktivitas
permainan Roundersdi kelas VIII H SMP Negeri 1 Kotabaru, Kecamatan
Kotabaru Kabupaten Karawang.

D. Tempatdan Waktu Penelitian
1.Tempat Penelitian
Penelitianini dilaksanakandi SekolahMenengah Pertama Negeri 1 Kotabaru,
yang

beralamat di Jalan. Ir. H. Juanda Kecamatan Kotabaru Kabupaten

Karawang.

2.WaktuPenelitian
Penelitian tindakankelasini dilakukandi SekolahMenengah Pertama Negeri 1
Kotabaru padasemesterIItahunajaran 2015/2016.Pelaksanaan penelitiantindakan
kelasinidilaksanakansesuaijadwalmatapelajaran


Pendidikan

Jasmani,sehingga

tidakada waktu khusus.Halinidimaksudkanagartidak mengganggupembelajaran
Pendidikan Jasmani di SekolahMenengah Pertama Negeri 1 Kotabaru. Setiap
siklus dilaksanakan 3 kali pertemuan.

E. RencanaTindakan
Pembelajaran

Pendidikan

Jasmani

padasiklusIdilakukandalamtiga

kalipertemuan. Padapenelitianinisetiapsiklus terdiridariempatlangkahseperti model
penelitiantindakan yangdikemukakan olehKemmisdanMcTaggart (Wijaya K dan
Dedi


D,

2012,

hlm.

21)).Setelah

satusiklusselesaidilakukan,siklus

Ikbal Kemal Fikri, 2016
PENERAPAN MODEL-MODEL PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN ROUNDERS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

24

selanjutnyadilakukan


apabilapadasiklussebelumnyatidakmencapai

indikatorkeberhasilan.

1. TahapPerencanaan(Planning)
Kegiatanyangdilakukan penelitipadatahapperencanaansebagai berikut.
a. Menyusun perangkatpembelajaran
1)Menyusun RencanaPelaksanaanPembelajaran(RPP)
Penelitimenyusunrencanapelaksanaanpembelajaran
tentangmateriyangakandiajarkan
permainan

pada

aktivitas

pertimbangan

dari


sesuaidengan
permainan

dosen

(RPP)

penerapan

model-model

rounders.RPPdisusunpenelitidengan

pembimbing

dan

bersangkutan.RPPinibergunasebagaipedoman

guru


yang

gurudalam

melaksanakankegiatanpembelajarandikelas.
2)Mempersiapkan kegiatan belajar Pendidikan Jasmani dengan
model-model permainan pada aktivitas permainan rounders
Padalangkahini peneliti mempersiapkansaranadan media pembelajaranyang
akandigunakandalamsetiapkegiatanbelajar.
b. Menyusun instrumenpenelitian
Penelitimenyusuninstrumenyangdigunakandalampenelitianini
yaitulembarobservasi.

Lembar

observasi

siswa


digunakanuntukmengetahuipartisipasisiswadalamkegiatanbelajar

di

kelasdenganmodel-model permainan pada aktivitas permainan rounders.
c. Diskusi bersama teman sejawat (guru pamong)
Peneliti berdiskusi dengan teman sejawat mengenai rencana tindakan,
pengamatan dan evaluasi pembelajaran. Proses ini dilakukan agar terdapat
kepahaman antara peneliti dan teman sejawat sebagai obserfer.

2. TahapTindakan(Acting)
Padatahaptindakan,gurumelaksanakan kegiatanbelajardengan menggunakan
model-model permainan pada aktivitas permainan rounders. Langkah-langkah
yangdilaksanakangurupada tahaptindakanadalahsebagaiberikut.
a.

Membuka

pelajaran

dengan

melakukan

apersepsi

Ikbal Kemal Fikri, 2016
PENERAPAN MODEL-MODEL PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN ROUNDERS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan

25

menyampaikantujuanpembelajaran.
b.

Memberikan pemahaman mengenai permainan rounders.

c.

Menunjukkan gerakan-gerakan dalam permainan rounders.

d.

Membagi

siswa

dalam

kelompok

heterogen(kemampuan

akademiknya).
e.

Memberikan tugas gerak yang disusun menyerupai sirkuit
Trainingyang dilakukan secara bergantian.

f.

Melakukan games sederhana yang sesuai dengan permainan
rounders.

g.

Melakukan permainan rounders sesuai kelompoknya.

h.

Menutup pembelajaran dengan memberikan pesan moral dan
motivasi kepadasiswa.

3. Pengamatan (observasi)
Pengamatan atau observasidilakukanoleh penelitiselamaproses pembelajaran
di

kelas

dengan

menggunakan

lembar

Observasidigunakanuntukmengetahuiproses

observasi.

kegiatanpembelajarandi

kelasdenganmenggunakanmodel-model permainan pada pembelajaran aktivitas
rounders.

permainan

Observasidilakukan

olehpenelitiuntukmengamatipelaksanaan pembelajaran.

4. Refleksi
Padatahap

refleksipeneliti

mengingat,

danmenganalisiskembalipelaksanaantindakan
selamaobservasididalam

kelas.Hasil

mencermati,

mengumpulkan,

dandatayangdiperoleh
refleksipadasiklus1

dijadikan

acuandalammemutuskan rencana yang akandilakukanpadasiklus2.

F. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono (2015, hlm.308) mengatakan mengenai teknik pengumpulan data,
bahwa:
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”.
Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
Ikbal Kemal Fikri, 2016
PENERAPAN MODEL-MODEL PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN ROUNDERS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

26

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan observasi,
wawancara, catatan lapangan sebagai alat utama dalam Penelitian Tindakan Kelas
dan dokumentasi berupa rekaman foto.
1. Observasi
Nasution

(dalam

Sugiyono,

2015,

hlm.310)mengemukakanbahwa“observasiadalah dasar semua ilmu pengetahuan.
Para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia
kenyataan

yang

diperoleh

melalui

observasi”.Observasiataupengamatan

sebagaialatpenilaianbanyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu
ataupun proses terjadinya suatukegiatan yangdapatdiamati.
Sanafiah Faisal (dalam Sugiyono, 2015, hlm.310) mengklasifikasikan
observasi menjadi mengklasifikan observasi menjadi “observasi berpartisipasi
(participant observation), observasi terang-terangan dan tersamar (overt
observation and covert observation), dan observasi yang tak berstruktur
(unstructured observation)”.
Observasi

dalampenelitianini

adalahpartisipasi

siswadalam

mengikutipembelajaranpendidikan jasmani dengan penerapan model-model
permainan pada pembelajaran aktivitas permainan rounders.

2.

Wawancara

Esterberg (dalam Sugiyono, 2015, hlm.319) mengemukakan bahwa terdapat
“beberapa macam wawancara, yaituwawancara terstruktur, semiterstruktur dan
tidak terstruktur”.
Dalam

penelitian

ini

peneliti

tidak

menutup

kemungkinan

untuk

menggunakan 3 macam wawancara dalam pengumpulan data. Pengumpulan data
menggunakan wawancara ini untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran
dan permasalahan pembelajaran yang terjadi sebelum, selama dan sesudah
penelitian.
3.

Catatan Lapangan

David (2011, hlm. 181) menjelaskan bahwa “membuat catatan lapangan (field
notes) merupakan salah satu cara melaporkan hasil observasi, refleksi dan reaksi
Ikbal Kemal Fikri, 2016
PENERAPAN MODEL-MODEL PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN ROUNDERS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

27

terhadap masalah-masalah kelas”. Catatan lapangan merupakan alat yang penting
dalam penelitian pendidikan kelas karena dalam catatan tersebut berisi deskripsi
hal-hal yang terjadi atau muncul pada saat pelaksanaan pembelajaran
dilaksanakan. Catatan lapangan di gunakan untuk memperoleh data dari
permasalahan yang terjadi saat pembelajaran, selain itu mencatat perilaku
interaksi guru dengan siswa. Permasalahan lalu di analisis sebagai refleksi
pembelajaran selanjutnya.

4.

Dokumentasi

Sugiyono (2015, hlm.329)mengemukakan bahwa “dokumentasi merupakan
catatan peristiwa yangsudahberlalu,bisaberbentuktulisan, gambaratau karya-karya
monumental dariseseorang”.Dalampenelitianinidokumentasi dijadikan sebagai
bukti hasil dari penelitian.Dokumentasi digunakanuntuk memberikan gambaran
konkret mengenaipartisipasisiswapadasaat proses pembelajaran berlangsunguntuk
memperkuatdata yang diperoleh.
Dokumentasidilakukandengancaramengambilfotosiswapada
pembelajaran

berlangsung

dan

menyimpulkan

yangtelahdiberikan.Fotoberfungsiuntukmerekamberbagai
pentingdidalamkelasdanmenggambarkan

saat

proses

hasil

tes

kegiatan
partisipasisiswaketika

prosesbelajarmengajar berlangsung.

G. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2015, hlm. 148) mengatakan bahwa “instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati”.Selanjutnya, Sugiyono (2015, hlm. 307) mengemukakan bahwa:
Dalam penelitian kualitatif instrumen utamanya adalah peneliti sendiri,
namun selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka
kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang
diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang
telah ditemukan melalui observasi dan wawancara.
Instrumen pengumpulandatadalampenelitianiniadalahlembarobservasi, wawancara
dan catatan lapangan.
Ikbal Kemal Fikri, 2016
PENERAPAN MODEL-MODEL PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN ROUNDERS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

28

Untuk mengukur tingkat partisipasi, penulis menggunakan teori dari Hamzah,
dkk, (2014, hlm. 333) dalam bukunya “Variabel Penelitian dalam Pendidikan dan
Pembelajaran“ yang menyatakan bahwa tingkat partisipasi seseorang dapat
dilihat dari:
a.
b.
c.
d.
e.

Kehadiran
Ketaatan pada tugas dan kewajiban
Suka rela
Daftar layanan partisipasi; dan
Aktifitas kelompok

Kemudian dari unsur tersebut dalam melihat tingkat partisipasi siswa dalam
pembelajaran, diuraikan yaitu: Keikutsertaan, keterlibatan, kesediaan, kemauaan
dan keaktifan. Dari unsur tersebut mengandung aspek-aspek sebagai berikut:
1. Keikutsertaan yang terdiri dari ikut serta dalam pembelajaran, semangat
dalam pembelajaran, totalitas dalam pembelajaran.
2. Keterlibatan yang terdiri dari terlibat dalam pembelajaran, paham akan
kegiata pembelajaran, percaya diri dalam mengikuti pembelajaran.
3. Kesediaan yang terdiri dari dapat menerima dengan baik tugas gerak
yang

diberikan

guru,

dapat

menampilkan

tugas

gerak

yang

diinstruksikan, dapat menyesuaikan dalam pembelajaran.
4. Kemauan yang terdiri dari senang melakukan tugas gerak, melakukan
tugas pembelajaran dengan kesadaran diri sendiri, ingin mendapatkan
hasil yang baik.
5. Keaktifan yang terdiri dari ingin menjadi pusat perhatian, melaksanakan
tugas gerak yang diberikan, berperan aktif dalam pembelajaran.

1. Lembar Observasi/LembarPengamatan
Nasution (dalam Sugiyono, 2015, hlm.310) menyatakan bahwa “observasi
adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui
observasi.”
Observasi
pendidikan

ini

jasmani

menelitipartisipasi
dengan

siswadalam

penerapan

mengikutipembelajaran

model-model

permainan

pembelajaran aktivitas permainan rounders.
Ikbal Kemal Fikri, 2016
PENERAPAN MODEL-MODEL PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN ROUNDERS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada

29

Lembarobservasiataulembarpengamatandigunakan untuk mengumpulkan data
melalui aspek-aspek yang sudah di jelaskan pada instrumen penelitian. Aspek
instrumen partisipasi disajikan dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1 Komponen Partisipasi
No
Aspek
1. Keikutasertaan

2.

Keterlibatan

3.

Kesediaan

a.
b.
c.
a.
b.
c.
a.
b.

4.

Kemauan

c.
a.
b.

5.

Keaktifan

c.
a.
b.
c.

Indikator
Ikut serta dalam pembelajaran.
Semangat dalam pembelajaran.
Totalitas dalam pembelajaran.
Terlibat dalam pembelajaran.
Paham akan kegiata pembelajaran.
Percaya diri dalam mengikuti pembelajaran.
Dapat menerima dengan baik tugas gerak
yang diberikan guru.
Dapat menampilkan tugas gerak yang
diinstruksikan.
Dapat menyesuaikan dalam pembelajaran.
Senang melakukan tugas gerak.
Melakukan tugas pembelajaran dengan
kesadaran diri sendiri.
Ingin mendapatkan hasil yang baik.
Ingin menjadi pusat perhatian
Melaksanakan tugas gerak yang diberikan
Berperan aktif dalam pembelajaran.

Adapun format observasi partisipasi siswa yang digunakan dalam penelitian
ini sebagai berikut:
Tabel 3.2 Lembar Observasi Siswa
LEMBAR OBSERVASIPARTISIPASISISWA
Siklus. . .
Hari/Tanggal
Waktu
No

Subjek
(a)

1
(b)

:
:

(c)

(a)

2
(b)

(c)

Indikator
3
(a)
(b)
(c)

(a)

4
(b)

(c)

(a)

5
(b)

1
2
3
4
5

Ikbal Kemal Fikri, 2016
PENERAPAN MODEL-MODEL PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN ROUNDERS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Juml
ah
(c)

30

2. Lembar Wawancara
Dalam

penelitian

ini

peneliti

tidak

menutup

kemungkinan

untuk

menggunakan 3 macam wawancara dalam pengumpulan data. Pengumpulan data
menggunakan wawancara ini untuk mengetahui ketercapaian proses pembelajaran
dan permasalahan pembelajaran yang terjadi sebelum, selama dan sesudah
penelitian.
Adapun format wawancara yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:
Tabel 3.3 Lembar Wawancara
Wawancara
Hari/Tanggal :
Tempat

:

Narasumber

:

No
1.
2.
3.
4.
5.

Pertanyaan

Jawaban

.............,...............2016
Narasumber

3. Catatan lapangan
Catatan lapangan merupakan alat yang penting dalam penelitian pendidikan
kelas. Catatan tersebut berisi deskripsi hal-hal yang terjadi atau muncul pada saat
pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan. Interaksi yang teramati dan tercatat
memuat perilaku praktis saat melaksanakan pembelajaran, dalam hal ini berkaitan
dengan kesulitan perilaku yang dilakukan oleh guru dengan langkah-langkah yang
termuat dalam perencanaan yang tersusun. Adapun perilaku siswa yang
diharapkan sebagai indikator ketercapaian tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Format catatan lapangan berfungsi untuk mengamati perilaku siswa ketika
Ikbal Kemal Fikri, 2016
PENERAPAN MODEL-MODEL PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN ROUNDERS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

31

melaksanakan pembelajaran.
Adapun format catatan lapangan yang digunakan dalam penelitian ini sebagai
berikut:

Tabel 3.3 Lembar Catatan Lapangan
CATATAN LAPANGAN
Hari/Tanggal

:

Tempat

:

Siklus ...
Permasalahan yang Muncul

Alternatif Pemecahan Masalah

B. TeknikAnalisis Data
Nasution (dalam Sugiyono, 2015, hlm. 336) menyatakan “Analisis telah
mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke
lapangan, dan berlangsung terus sampai penulis hasil penelitian”.
Tujuananalisisdalampenelitian tindakan kelasadalahuntukmemperolehbukti
kepastianapakah terjadi perbaikan, peningkatan, atau perubahan

sebagaimana

yang diharapkan untukmembuatgeneralisasi/pengujianmateri.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif
dan kuantitatif. Secara garis besar teknik analisis data dilakukan dalam tahapantahapan berikut: (1) Menelaah seluruh data yang telah terkumpul, (2)
Penghitungan/pengolahan data, (3) Penjabaran hasil data, (4) evaluasi hasil data.
Secara garis besar kegiatan analisis data dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:

Ikbal Kemal Fikri, 2016
PENERAPAN MODEL-MODEL PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN ROUNDERS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

32

1. Menelaah seluruh data yang telah terkumpul
Penelaahan dilakukan dengan menghitung data dari lembar observasi,
serta di dukung dengan wawancara, catatan lapangan dan di perkuat
dengan bukti berupa dokumentasi rekaman foto.
2. Penghitungan/pengolahan data
Datahasil observasiyangdiperoleh kemudian dihitunguntuk mengetahui
sejauh mana persentase peningkatan. Datayangdiperoleh dapatdihitung
dengan menggunakanrumus:

Tabel 3.5 Penghitungan Observasi
Sumber: Nur Asma (dalam Kurniasari, 2013, hlm.54)
P = Jumlah Skor yang dipilih

x 100

Jumlah Skor Maksimal

Peneliti menetapkan batas penguasaan minimum 60% sehingga terjadi 3
klasifikasi partisipasi dari jumlah skor lembar observasi partisipasi siswa. Dari
penguasaan minimum maka peneliti mengklasifikasi partisipasi siswa:

Tabel 3.6 Klasifikasi Penilaian Partisipasi
No
1.
2.
3.

Jumlah
15 – 26
27 – 36
37 – 45

Nilai
30 – 59
60 – 80
81 – 100

Klasifikasi Partisipasi
Partisipasi Kurang
Partisipasi Cukup
Partisipasi Baik

Dalam penilitian ini peneliti menetapkan keberhasilan peningkatan partisipasi
siswa yang mendapatkan klasifikasi partisipasi baik sebanyak 80% dari
keseluruhan siswa yang ada. Untuk mengetahui kenaikan partisipasi siswa adalah
dengan menghitung prosentase siswa dari setiap klasifikasi partisipasi. Prosentase
yang didapat akan dibandingkan dalam setiap siklusnya, apabila prosentase
partisipasi baik mencapai 80% atau lebih maka dapat dikatakan bahwa penerapan
model permainan pada pembelajaran aktivitas roundersdapat meningkatkan

Ikbal Kemal Fikri, 2016
PENERAPAN MODEL-MODEL PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN ROUNDERS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

33

partisipasi siswa dalam pembelajaran penjas. Rumus untuk menghitung prosentasi
klasifikasi partisipasi siswa menggunakan :
Tabel 3.7 Perhitungan Prosestase

P= f
x100
N

Ket :
P

= angka presentase yang dicari

f

= frekuensi yang sedang dicari(dalam hal ini adalah jumlah siswa
yang terdapat pada klasifikasi)

N

= Jumlah Frekuensi
Sudijono, (dalam Kurniasari, 2013, hlm.56)

Data yang sudah dihitung kemudian dimasukkan kedalam grafik berbentuk
presentase untuk mempermudah membaca hasil penelitian.
3. Penjabaran hasil data
Hasil data yang sudah ditampilkan berbentuk presentase, selanjutnya
diperjelas dalam bentuk kalimat yang disesuaikan dengan hasil dari analisis data.
4. evaluasi hasil data
Mengevaluasi dan mendiskusikan hasil penelitian, tentang kekurangan atau
gejala-gejala yang terjadi pada saat penelitian berlangsung serta untuk diperbaiki
dan diterapkan pada siklus berikutnya.

Ikbal Kemal Fikri, 2016
PENERAPAN MODEL-MODEL PERMAINAN UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA PADA
PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN ROUNDERS
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu