Sistem Pemantauan dan Pengukuran Suhu Tinggi Secara Real Time dengan Jarak Jauh Berbasis Mikrokontroler dan Tampilan PC

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sensor Suhu Termokopel tipe K
Termokopel yang digunakan pada penelitan ini menggunakan termokopel tipe K
yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.1 Termokopel tipe K
Termokopel ini merupakan termokopel yang biasa digunakan dalam berbagai
kegiatan industri. Selain harganya yang murah, termokopel ini juga mempunyai
jangkauan yang cukup tinggi. Pembaca sensor termokopel tipe K ini memiliki
batas suhu antar -200 oC sampai +1200 oC. Termokopel ini berbahan dasar
Chromel dan Alumel yang mempunyai sensitivitas rata-rata 41 µV/oC. (Data
sheet acquired from Harris Semiconductor . 2010)

Termokopel adalah dua logam yang didekatkan yang apabila terpapar oleh
kalor dengan suhu tertentu akan menghasilkan beda potensial. Termokopel Suhu
didefinisikan sebagai jumlah dari energi panas dari sebuah objek atau sistem.
Perubahan suhu dapat memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap
proses ataupun material pada tingkatan molekul. Sensor suhu adalah device yang

dapat melakukan deteksi pada perubahan suhu berdasarkan pada parameterparameter fisik seperti hambatan, ataupun perubahan voltage. Termokopel
merupakan jenis logam yang berbeda disatukan salah satu ujungnya dan ujung
tersebut dipanaskan maka akan timbul beda potensial pada ujung-ujung yang lain,
hal ini diakibatkan oleh kecepatan gerak elektron dari dua material yang berbeda
daya hantar panas sehingga mengakibatkan beda potensial. Dalam perancangan

Universitas Sumatera Utara

serta penggolongan dari termokopel sendiri sudah diatur oleh Instrument Society
of America (ISA). Termokopel dibangun berdasarkan Asas Seeback dimana bila

dua jenis logam yang berlainan disambungkan ini akan menjadi rangkaian tertutup
sehingga perbedaan temperature pada sambungan akan menimbulkan beda
potensial listrik pada kedua logam tersebut, selanjutnya akan dibaca oleh alat ukur
temperatur. Termokopel dapat dihubungkan secara seri satu sama lain untuk
membuat termopile, dimana tiap sambungan yang panas diarahkan ke suhu yang
lebih tinggi dan semua sambungan dingin ke suhu yang lebih rendah. Dengan
begitu, tegangan pada setiap termokopel menjadi naik, yang memungkinkan untuk
digunakan pada tegangan yang lebih tinggi. Dengan adanya suhu tetapan pada
sambungan dingin, yang berguna untuk pengukuran di laboratorium, secara

sederhana termokopel tidak mudah dipakai untuk kebanyakan indikasi sambungan
langsung dan instrumen kontrol. Mereka menambahkan sambungan dingin tiruan
ke sirkuit mereka yaitu peralatan lain yang sensitif terhadap suhu (seperti
termistor atau dioda) untuk mengukur suhu sambungan input pada peralatan,
dengan tujuan untuk mengurangi gradiasi suhu di antara ujung-ujungnya. Di sini,
tegangan yang berasal dari hubungan dingin yang diketahui dapat disimulasikan,
dan koreksi yang baik dapat diaplikasikan. Hal ini dikenal dengan kompensasi
hubungan dingin. (Rachman Soleh dkk, 2012)

2.2 Modul RS485
RS485 adalah teknik komunikasi data serial yang dikembangkan di tahun 1983 di
mana dengan teknik ini, komunikasi data dapat dilakukan pada jarak yang cukup
jauh yaitu 1,2 Km. Selain dapat digunakan untuk jarak yang jauh teknik ini juga
dapat digunakan untuk menghubungkan 32 unit beban sekaligus hanya dengan
menggunakan dua buah kabel saja tanpa memerlukan referensi ground yang sama
antara unit yang satu dengan unit lainnya. SN75176 adalah IC yang menjadi
komponen utama Modul RS485 yang didisain untuk komunikasi data secara
bidirectional atau multipoint dengan Standard ANSI EIA/TIA-422-B dan ITU
V11. Data yang ditransmisikan oleh IC ini dikirim dalam bentuk perbedaan
tegangan yang ada pada kaki A dan B dari SN75176. SN75176 berfungsi sebagai

pengirim data atau penerima data tergantung dari kondisi kaki-kaki kontrolnya

Universitas Sumatera Utara

yaitu DE dan RE. Apabila kaki DE berlogika 0 dan RE berlogika 0, maka
SN75176 berfungsi sebagai penerima data sedangkan bila kaki DE berlogika 1
dan RE berlogika 1 maka SN75176 berfungsi sebagai pengirim.

Gambar 2.2 Komunikasi Data Master dan 32 Slave
Sistem komunikasi dengan menggunakan RS485 ini dapat digunakan untuk
komunikasi data antara 32 unit peralatan elektronik hanya dalam dua kabel saja.
Selain itu, jarak komunikasi dapat mencapai 1,2 Km dengan digunakannya kabel
AWG-24 twisted pair . Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2.
Agar komunikasi data pada sistem multipoint yang dapat digunakan untuk
32 unit peralatan elektronik tidak terjadi saling bentrok antar data, maka seperti
layaknya pada forum diskusi yang benar, pada kondisi awal semua peserta
menjadi pendengar terlebih dahulu. Kemudian pada saat salah seorang peserta
diskusi berbicara, maka peserta yang lain harus menunggu peserta yang berbicara
tersebut menyelesaikan pembicaraan. Apabila peserta tersebut selesai berbicara,
maka peserta tersebut kembali menjadi pendengar sedangkan yang lain baru boleh

berbicara untuk memberikan tanggapan atau mengajukan usul yang lain. Hal ini
diperlukan agar forum diskusi dapat berjalan dengan baik dan tertib. Demikian
pula pada komunikasi RS485, semua peralatan elektronik berada pada posisi
penerima hingga salah satu memerlukan untuk mengirimkan data, maka peralatan
tersebut akan berpindah ke mode pengirim, mengirimkan data dan kembali ke
mode penerima. Setiap kali peralatan elektronik tersebut hendak mengirimkan
data, maka terlebih dahulu harus diperiksa, apakah jalur yang akan digunakan
sebagai media pengiriman data tersebut tidak sibuk. Apabila jalur masih sibuk,
maka peralatan tersebut harus menunggu hingga jalur sepi. Agar data yang
dikirimkan hanya sampai ke peralatan elektronik yang dituju, misalkan ke salah
satu Slave, maka terlebih dahulu pengiriman tersebut diawali dengan Slave ID dan
dilanjutkan dengan data yang dikirimkan. Peralatan elektronik-peralatan
elektronik yang lain akan menerima data tersebut, namun bila data yang diterima
tidak mempunyai ID yang sama dengan Slave ID yang dikirimkan, maka

Universitas Sumatera Utara

peralatan tersebut harus menolak atau mengabaikan data tersebut. Namun bila
Slave ID yang dikirimkan sesuai dengan ID dari peralatan elektronik yang
menerima, maka data selanjutnya akan diambil untuk diproses lebih lanjut. (Deltaelectronic, 2007).

Komunikasi
mengirimkan

serial

RS485

menggunakan

sepasang

kabel

untuk

satu sinyal. Tegangan antara kedua kabel saluran selalu

berlawanan. Logika ditentukan dari beda tegangan antara kedua kabel tersebut.
SN75176 merupakan IC multipoint RS485 transceiver . Di dalam SN75176
terdapat sebuah driver dan receiver seperti pada Gambar 2.3.


Gambar 2.3 Bagan IC SN75176
SN75176 dapat mendukung 32 unit paralel dalam satu jalur. Sensitivitas
tegangan input receiver 0,2 V dan jarak maksimum 4000 feet. Pada mode
pengiriman (transmitting), kaki enable kirim DE diberi logika 1. Keluaran A dan
B ditentukan oleh masukan driver D, dimana keluaran A akan sesuai dengan
logika driver D, sedangkan B berkebalikan. Jika input D berlogika 1, maka output
A akan bertegangan 5 Volt dan output B 0 Volt. Sebaliknya jika input D
berlogika 0 maka output A bertegangan 0 Volt dan output B 5 Volt. Pada mode
penerimaan (receiving), kaki enable terima RE diberi logika 0. Output receiver R
ditentukan oleh tegangan diferensial antara input A dan B (VA - VB). Jika
tegangan diferensial VA - VB lebih besar dari +0,2 Volt, maka receiver R akan
berlogika 1, sedangkan jika VA - VB lebih kecil dari -0,2 Volt maka receiver R
akan berlogika 0. Untuk tegangan VA - VB antara -0,2 Volt sampai +0,2
Volt, maka level logika keluaran tidak terdefinisi. Mode pengiriman dan
penerimaan data SN75176 ditunjukkan pada Tabel 2.1 dan 2.2.

Tabel 2.1 Pengiriman data (transmitting)
INPUT
D

H
L
x

ENABLE
DE
H
H
L

OUTPUT
A
H
L
Z

B
L
H
Z


Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.2 Penerimaan data (receiving)
DIFFERENTIAL
INPUTS (A – B)

ENABLE

VID ≥ 0,2V
-0,2V < VID < 0,2V
VID ≤ -0,2V
x
OPEN

L
L
L
H
L


RE

OUTPUT
R
H
?
L
Z
?

H = High Level, L = Low Level, x = Irrelevant, Z = high impedance (off), ?
= Indeterminate

Jika terdapat gangguan listrik yang menimpa saluran transmisi, maka induksi
tegangan gangguan akan diterima kedua kabel saluran sama besar. Karena
Receiver membandingkan selisih tegangan antara dua kabel saluran, maka induksi

tegangan tidak akan berpengaruh pada output. Dengan kemampuan menangkal
gangguan yang sangat baik ini, RS485 bisa dipakai untuk membangun saluran

transmisi jarak jauh sampai 4000 feet dengan kecepatan tinggi. (Sivakumar,
2008).
Bus RS485 adalah mode transmisi balanced differential. Bus ini hanya
mempunyai dua sinyal, A dan B dengan perbedaan tegangan antara keduanya.
Karena line A sebagai referensi terhadap B maka sinyal akan high bila mendapat
input low, demikian pula sebaliknya. Pada komunikasi RS485 semua peralatan
elektronik berada pada posisi penerima hingga salah satu memerlukan untuk
mengirimkan data, maka peralatan tersebut akan berpindah ke mode pengirim,
mengirimkan data dan kembali ke mode peneima. Setiap kali peralatan elektronik
tersebut hendak mengirimkan data, maka terlebih dahulu harus diperiksa, apakah
jalur yang akan digunakan sebagai media pengiriman data tersebut tidak sibuk.
Apabila jalur masih sibuk, maka peralatan tersebut harus menunggu hingga jalur
sepi. Agar data yang dikirimkan hanya sampai kepada peralatan elektronik yang
dituju, misalkan ke salah satu Slave, maka terlebih dahulu pengiriman tersebut
diawali dengan Slave ID dan dilanjutkan dengan data yang dikirimkan. Peralatan
elektronik yang lain akan menerima data tersebut, namun data yang diterima tidak
mempunyai ID yang sama dengan Slave ID yang dikirimkan, maka peralatan

Universitas Sumatera Utara


tersebut harus menolak atau mengabaikan data tersebut. Namun bila Slave ID
yang dikirimkan sesuai dengan ID dari peralatan elektronik yang menerima, maka
data selanjutnya akan diambil untuk diproses lebih lanjut.

Gambar 2.4 Grafik kecepatan transfer data vs panjang kabel data
(T. Abdul, 2007)
2.2.1 MAX 232
Max232 merupakan salah satu perangkat yang berfungsi sebagai antarmuka
(interfacing) komputer ke peralatan luar dengan pengiriman data secara serial (per
bit). Recomended Standard Number 232 digunakan dengan data biner serial yang
ditransmisikan untuk berkomunikasi dengan peralatan lain. Standar komunikasi
Max232 adalah standard komunikasi serial paling umum digunakan terutama
dalam komputer IBM PC dan peralatan lain yang kompatible. Komunikasi serial
Max232 dijalankan dengan menggunakan perangkat standart yang berhubungan
dengan dua tipe peralatan yaitu dataterminal equipment (DTE) dan data
communication terminating (DCE). Proses transfer data secara serial memerlukan

penunjang peralatan lain untuk pengiriman data berupa DTE

untuk masing-

masing terminal. Pada prinsipnya proses pengiriman data dengan menggunakan
serial interface sangat sederhana. Data ditransfer dikirim dari satu ke terminal ke
terminal yang lain begitu pula sebaliknya. Proses data dari satu komputer ke
komputer yang lain memerlukan jalur komunikasi data agar data dapat di terima
baik oleh penerima. Jalur ini dikenal dengan protokol. Protokol digunakan start
bit, stop bit, parity bit dan sebagainya. Semua protokol komunikasi merupakan
fungsi mikrokode dalam sistem yang harus di atur dahulu sebelum program
dijalankan.

Universitas Sumatera Utara

Max232 merupakan kombinasi untai-untai yang paling popular karena
tidak hanya menghubungkan terminal modem, tetapi juga digunakan untuk
menghubungkan periferial ke terminal serta untuk menghubungkan piranti data
pada sebuah gedung jika digunakan line driver dan line receiver sebagai
penggganti

modem.

Karakteristik

elektris

yang

dimilki

EIA-232

menspesifikasikan bahwa untai-untai tak seimbang digunakan dengan tegangan
positif antara +3 sampai +25V. Pada tegangan ini isyarat dikenal sebagai biner 0
atau ON atau space. Sedangkan tegangan -3 sampai -25 v menyatakan biner 1 dan
keadaan OFF atau Mark. Sedangkan tegangan antara -3 sampai +3 V disebut
sebagai daerah transisi yang besaran tegangannya tidak berlaku atau
invalid.(Rahmat, 2006).

2.3 Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah suatu sistem komputer lengkap dalam satu chip. Lengkap
dalam artian memiliki unit CPU, port I/O (paralel dan serial), timer , counter ,
memori RAM untuk penyimpanan data saat eksekusi program, dan memori ROM
tempat dari mana perintah yang akan dieksekusi. Dan merupakan suatu komponen
elektronik kecil yang mengendalikan operasi komponen elektronik lain pada suatu
sirkuit elektronik.

2.3.1 Mikrokontroler AVR Atmega 8535
Mikrokontroler ATmega 8535 merupakan mikrokontroler 8-bit teknologi CMOS
dengan konsumsi daya rendah yang berbasis arsitektur enhanced RISC AVR.
Dengan eksekusi intruki yang sebagian besar hanya menggunakan suatu siklus
clock, ATmega 8535 mencapai throughput sekitar 1 MIPS per MHZ yang

mengizinkan perancang sistem melakukan optimasi konsumsi daya verus
kecepatan pemrosesan.

2.3.2 Arsitektur AVR ATmega 8535
Mikrokontroler AVR memiliki arsitektur RISC 8 bit, dimana semua intruksi
dikemas dalam kode 16-bit dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 (satu)

Universitas Sumatera Utara

siklus clock, berbeda dengan instruksi MCS51 yang membutuhkan 12 siklus
clock. Selain itu AVR berteknologi RISC (Reduced Instruction Set Computing ).

Secara garis besar arsitektur mikrokontroler ATMega8535 memiliki bagian
sebagai berikut :
1. Port I/O 32 bit, yang dikelompokkan dalam Port A, Port B, Port C dan
Port D.
2. Analog to Digital Converter 10-bit sebanyak 8 input.
3. Timer/counter sebanyak 3 buah dengan compare mode.
4. CPU 8 bit yang terdiri dari 32 register.
5. SRAM sebesar 512 byte.
6. Memory Flash sebesar 8 Kbyte dengan kemampuan read while write.
7. Interupsi Internal maupun eksternal.
8. Port Komunikasi SPI.
9. EEPROM sebesar 512 byte yang dapat diprogram saat operasi.
10. Analog Comparator.
11. Komunikasi serial standar USART dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
Frekuensi clock maksimum 16 MHz.
12. PORT USART untuk komunikasi serial.

Media penyimpan program berupa flash memory, sedangkan penyimpan
data berupa SRAM (Static Random Acces Memory) dan EEPROM (Electrical
Erasable Programmable Read Only Memory). Untuk komunikai data tersedia

fasilitas SPI (Serial Peripheral Interface), USART (Universal Shynchronous and
Asyncrhonous Serial Receiver and Transmitter ), serta TWI (Two-wire Serial
Interface).

Di samping itu terdapat fitur tambahan, antara lain AC (Analog

Comparator ),

8 kanal 10-bit ADC (Analog to Digital Converter ), 3 buah

Timer/Counter , WDT (Watchdog Timer), manajemen penghematan daya (Sleep
Mode), serta osilator internal 8 Mhz. seluruh fitur terhubung ke bus 8 bi. Unit

interupsi menyediakan sumber interupsi hingga 21 macam.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.5 Blok Diagram dan Arsitektur ATmega 8535

Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Konfigurasi pin Mikrokontroler ATmega 8535
Di bawah merupakan konfigurasi pin mikrokontroler AVR ATmega 8535 yaitu :
1. VCC : merupakan pin yang berfungsi sebagai masukan pin catu
daya.
2. GND : merupakan pin ground.
3. Port A (PA0..PA7 : merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan
ADC.
4. Port B (PB0..PB7) : merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi
khusus, yaitu timer/counter, komparator analog dan SPI.
5. Port C (PC0..PC7) : merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi
khusus, yaitu TWI, komparator analog, input ADC dan Timer
Oscilator .

6. Port D (PD0..PD7) : merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi
khusus yaitu komparator analog, interupsi eksternal dan komunikasi
serial.
7. RESET

:

merupakan

pin

yang

digunakan

untuk

mereset

mikrokontroler.
8. XTAL1 dan XTAL2 : merupakan pin masukan clock eksternal.
9. AVCC : merupakan pin masukan tegangan untuk ADC.
10. AREF : merupakan pin masukan tegangan referensi ADC.

Gambar 2.6 Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATmega8535

Universitas Sumatera Utara

2.3.4 Deskripsi pin-pin pada Mikrokontroler ATMega8535
Untuk keterangan lebih lanjut dibawah ini merupakan sebuah tabel yang
menjelaskan konfigurasi pin mikrokontroler ATmega 8535 secara rinci, yaitu:
Tabel 2.3 Deskripsi pin-pin AVR ATmega8535
No.Pin

Nama Pin

Keterangan

10

VCC

Catu daya

11

GND

Ground

40 – 33

Port A : PA0- Port I/O dua arah dilengkapi internal pull
PA7
ADC7)

1-7

(ADC0- up resistor . Port ini juga dimultipleks
dengan masukan analog ke ADC 8 kanal

Port B : PB0 – Port I/O dua arah dilengkapi internal pull
PB7

up resistor.Fungsi lain dari port ini masing

masing adalah :
PB0 : To (timer/counter0 external counter
input)
PB1 : T1 (timer/counter1 external conter
input)
PB2 : AIN0 (analog comparator positive
input)
PB3 : AIN1 (analog comparator positive
input)
PB4 : SS (SPI slave select input)
PB5 : MOSI (SPI bus master input/slave
input)
PB6 : MISO (SPI bus master input/slave
input)
PB7 : SCK (SPI bus serial clock)
22 – 29

Port C : PC 0 – Port I/O dua arah dilengkapi internal pull
PC 7

up resistor. Dua pin yaitu PC6 dan PC7
berfungsi sebagai osilator eksternal untuk
timer/counter 2.

Universitas Sumatera Utara

14-21

Port D : PD0 – Port I/O dua arah dilengkapi internal pull
PD7

up resistor. Fungsi lain dari port ini masing
masing adalah :
PD0 : RXD (UART input line)
PD1 : TXD (UART input line)
PD2 : INT0 (eksternal interrupt 0 input)
PD3 : INT 1 (eksternal interrupt 1 input)
PD4 : OC1B ( timer/counter 1 output
compare B match input)
PD5 : OC1A ( timer/counter 1 output
compare A match input)
PD6 : ICP (timer/counter1 input capture
pin)
PD7 : OC2 (timer/counter2 output compare
match output)

9

RESET

Masukan reset. Sebuah reset terjadi jika pin
ini diberi logika low melebihi periode
minimum yang diperlukan.

13

XTAL 1

Masukan ke inverting oscillator amplifier
dan masukan ke rangkaian internal clock.

12

XTAL 2

Keluaran dari inverting oscillator amplifier

30

AVCC

Catu daya untuk port A dan ADC

31

AGND

Analog Ground

32

AREF

Refrensi masukan analog untuk ADC

2.3.5 Peta Memori ATmega 8535
Mikrokontroler AVR ATmega 8535 memiliki dua jenis memori yaitu (1) memori
data (SRAM) dan (2) memori program (memori Flash). Di samping itu juga

Universitas Sumatera Utara

dilengkapi dengan EEPROM (Electrical Erasable Programmable Read Only
Memory) untuk penyimpanan data tambahan yang bersifat non-volatile. Memori

EEPROM ini mempunyai lokasi yang terpisah dengan sistem register alamat,
register data dan register kontrol yang dibuat khusus untuk EEPROM.

2.3.5.1 Memori Program dan Data
Mikrokontroler ATmega 8535 memiliki On-Chip In-System Reprogrammable
Flash Memory untuk menyimpan program. Untuk alasan keamanan, memori

program dibagimenjadi dua bagian yaitu (1) Boot Flash Section

dan (2)

Application Flash Section. Boot Flash Section digunakan untuk meyimpan

program Boot Loade, yaitu program yang harus dijalankan pada saat AVR reset
atau pertama kali diaktifkan. Application Flash Section digunakan untuk
menyimpan progam aplikasi yang dibuat pengguna. Mikrokontroler AVR tidak
dapat menjalankan program aplikasi ini sebelum menjalankan Boot Loader .
Besarnya memori Boot Flash Section dapat diprogram dari 128 word sampai 1024
word tergantung setting pada konfigurasi bit di-register BOOTSZ. Jika Boot
Loader

diproteksi, maka program pada Application Flash Section juga sudah

aman.
Memori data dibagi menjadi tiga yaitu :
1. Terdapaat 32 register keperluan umum (general purpose register_GPR
biasa disebut register file di dalam teknologi RISC)
2. Terdapat 64 register untuk keperluan input/output (I/O register )
3. Terdapat 512 byte SRAM internal. Selain itu, terdapat pula EEPROM 512
byte sebagai memori data yang dapat diprogram saat beroperasi. I/O
register dan memori SRAM pada mikrokontroler AVR ATmega 8535.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.7 Memori AVR ATmega8535

2.3.6 Status Register
Status register adalah register berisi status yang dihasilkan pada setiap operasi
yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian dari
inti CPU mikrokontroler.

Gambar 2.8 Status Register

1. Bit7  I (Global Interrupt Enable), Bit harus di Set untuk meng-enable
semua jenis interupsi.

2. Bit6  T (Bit Copy Storage), Instruksi BLD dan BST menggunakan bit T
sebagai sumber atau tujuan dalam operasi bit. Suatu bit dalam sebuah
register GPR dapat disalin ke bit T menggunakan instruksi BST, dan
sebaliknya bit T dapat disalin kembali kesuatu bit dalam register GPR
dengan menggunakan instruksi BLD.

3. Bi5  H (Half Cary Flag)

Universitas Sumatera Utara

4. Bit4  S (Sign Bit) merupakan hasil operasi EOR antara flag –N
(negative) dan flag V (complement overflow).

5. Bit3  V (Two’s Component Overflow Flag) Bit ini berfungsi untuk
mendukung operasi matematis.

6. Bit2  N (Negative Flag) Flag N akan menjadi Set, jika suatu operasi
matematis menghasilkan bilangan negatif.

7. Bit1  Z (Zero Flag ) Bit ini akan menjadi set apabila hasil operasi
matematis menghasilkan bilangan 0.

8. Bit0  C (Cary Flag) Bit ini akan menjadi set apabila suatu operasi
menghasilkan carry.
(Lingga, 2011)

2.4 Penguat Tegangan IC LM 324
Penguat operasional (Operational amplifier ) atau yang biasa disebut op-amp
merupakan

suatu

komponen

elektronika

berupa

sirkuit

terintegrasi

(integrated circuit atau IC) yang terdiri atas bagian differensial amplifier,
common emiter amplifier dan bagian push-pull amplifier. Bagian output Op-amp
ini biasanya dikendalikan dengan umpan balik negatif (negative feedback) karena
nilai gain-nya yang tinggi. Keuntungan dari penggunaan Op Amp adalah
karena komponen ini memiliki penguatan (A) yang sangat besar, Impedansi
input yang besar, (Zin >>) dan Impedansi Output yang kecil (Zout