PENGARUH PEMBERIAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN SEMAI TANAMAN KEMIRI (Aleurites moluccana (L) Willd) - Repository UNRAM

  

PENGARUH PEMBERIAN DOSIS PUPUK KANDANG AYAM DAN MEDIA TANAM TERHADAP

PERTUMBUHAN SEMAI TANAMAN KEMIRI (Aleurites moluccana (L) Willd)

THE EFFECT OF CHICKEN MAANURE DOSAGE AND PLANT MEDIA ON THE GROWTH OF

CANDLENUT SEEDLING (Aleurites moluccana (L) Willd)

  1) 2) 3)

  Syaiful Arafat , Uyek Malik Yakop , Irwan Mahakam Lesmono Aji 1). Mahasiswa, 2). Pembimbing Utama, 3). Pembimbing Pendamping

  Program Studi Kehutanan Universitas Mataram Januari 2017

  

ABSTRAK

  Kemiri ( Aleurites moluccana (L) Willd) adalah tanaman dari famili euphorbiaceae yang merupakan komoditas unggulan hasil hutan non kayu di Nusa Tenggara Barat (NTB). Kemiri dapat digunakan untuk tanaman reboisasi dan rehabilitasi lahan. Reboisasi dan rehabilitasi lahan merupakan prioritas kegiatan yang harus dilakukan untuk memulihkan daerah-daerah yang kritis akibat penebangan liar. Tanaman yang digunakan untuk reboisasi dan rehabilitasi lahan diharapkan tidak hanya menghijaukan daerah-daerah yang kritis, tetapi tanaman tersebut juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan serbaguna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian dosis pupuk kandang ayam dengan media tanam terhadap pertumbuhan semai tanaman kemiri. Penelitian ini dilakukan di Rumah Kaca Gaharu Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan model Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor percobaan. Masing-masing perlakuan dibuat 3 kali ulangan sehingga diperoleh 36 unit percobaan. Faktor pertama adalah dosis pupuk terdiri dari 4 taraf yaitu (A : 0 gram, A : 10 gram, A : 20 gram, dan A : 30 gram). Faktor kedua adalah media tanam terdiri dari 3

  1 2 3:

  taraf yaitu (M : tanah, M : tanah + pasir, M : tanah + arang sekam). Hasil dari penelitian ini menunjukkan

  1

  2

  3

  pemberian dosis pupuk kandang ayam, media tanam, dan interaksi antara pemberian dosis pupuk kandang ayam dengan media tanam tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat berangkasan basah, dan berat berangkasan kering tanaman Kata Kunci : Pupuk Kandang Ayam, MediaTanam, Pertumbuhan Semai Kemiri

  

ABSTRACT

  Candlenut (Aleurites moluccana (L) Willd) is a plant belongs to the Euphorbiaceae Famili which is the main commodity of non-timber forest products in West Nusa Tenggara (NTB). Candlenut can be used for reforestation and land rehabilitation. Reforestation and land rehabilitation are a priority that must be done to restore the critical areas due to illegal logging. Plants used for reforestation and land rehabilitation

  

are expected not only to green areas that are critical, but the plants should also have high economic value

and versatile. This study aimed to determine the effect of chicken manure dosage and various planting

media on the growth of candlenut seedlings. This research was conducted in a Gaharu Greenhouse of

Agricultural Faculty, Mataram University. This research used experimental methods with Completely

Randomized Design (CRD) which consist of 2 factors treatment. Each treatment have 3 replications, thus

generating 36 experimental units. The first factor is the dosage of fertilizer with 4 levels, ie A : 0 gr, A : 10

  1

gr, A : 20 gr, and A : 30 gr. While the second factor is the plant media witth 3 levels ie M : soil, M : soil +

  2

  3

  1

  2

sand, M : soil + husk). The results of this study indicate the dosage of chicken manure, planting media, and

  3

the interaction between the dosage of chicken manure and the planting media provide no significant effect

to all measured parameters used including plant height, leaf number, stem diameter, root length, wet

weight, and dry weight.

  Keywords: Chicken Manure, Planting Media, Growth Of Candlenut Seedlings

  PENDAHULUAN

  Kemiri ( Aleurites moluccana (L) Willd) adalah salah satu tanaman industri dari famili euphorbiaceae. Menurut Arlene et al (2009), tanaman kemiri berasal dari Hawaii. Menurut Paimin (1994), tanaman kemiri merupakan tanaman asli dari Maluku karena memakai nama spesies moluccana. Hadi dan Napitupulu (2012), menyatakan bahwa tanaman kemiri tersebar di daerah tropis dan sub tropis yang berasal dari Maluku.

  Reboisasi dan rehabilitasi lahan merupakan prioritas kegiatan yang harus dilakukan untuk memulihkan daerah-daerah yang kritis akibat penebangan liar. Tanaman yang digunakan untuk reboisasi dan rehabilitasi lahan diharapkan tidak hanya menghijaukan daerah- daerah yang kritis, tetapi tanaman tersebut juga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan serbaguna. Kemiri ( Aleurites moluccana (L) Willd) merupakan salah satu tanaman dengan tajuk yang rimbun, sehingga mampu menekan tumbuhnya gulma. Kemiri memiliki pertumbuhan yang cepat dan perakaran yang dalam, sehingga sesuai untuk dimanfaatkan sebagai tanaman penghijauan dan rehabilitasi lahan (Paimin, 1994). Menurut Sunanto (1994), tanaman kemiri mampu tumbuh di daerah-daerah yang tanahnya kritis dan miskin unsur hara, dan merupakan tanaman pioner yang cocok untuk memperbaiki mutu lahan.

  Dengan teknologi yang makin berkembang saat ini, menjadikan tanaman kemiri sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan pendapatan petani melalui program hutan rakyat. Biji kemiri yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bumbu masak, selain itu minyak kemiri juga dapat digunakan untuk berbagai keperluan bahan baku industri, seperti campuran pembuatan cat, pernis, sabun, lilin, kosmetik dan obat-obatan. Batok kemiri dapat dimanfaatkan sebagai obat nyamuk bakar tradisional dan arang. Sedangkan kayunya dapat dimanfaatkan dalam industri kayu lapis, mebel, peti, dan tusuk gigi. Limbah hasil olahan biji kemiri yang berupa ampas masih dapat digunakan untuk bahan baku pembuatan pakan ternak dan pupuk organik

  (Sunanto, 1994).

  Kemiri merupakan komoditas unggulan hasil hutan non kayu di Nusa Tenggara Barat (NTB). Produksi total kemiri dapat mencapai 344,54 ton/tahun yang tersebar di pulau Lombok dan pulau Sumbawa. Rata-rata produksi tertinggi dihasilkan oleh pohon dengan kelas diameter lebih dari 50 cm dan umur lebih dari 20 tahun (Dishut NTB, 2011; Bakorluh NTB, 2013; dan Maharani et al, 2014).

  Melihat potensi tanaman kemiri yang begitu besar, perlu adanya upaya pengembangan atau budidaya. Salah satunya dengan menyediakan bibit berkualitas yang menentukan produktivitas tanaman kemiri. Salah satu usaha untuk mendapatkan bibit bermutu adalah menyediakan media tanam yang sesuai untuk pertumbuhannya dengan cara memberikan penambahan unsur hara melalui pemberian pupuk yang optimal.

  Unsur hara mempunyai peranan yang penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman. Unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman umumnya berasal dari media tanam yang nantinya diserap akar untuk digunakan dalam berbagai proses fisiologis (Prayugo, 2007). Media tanam merupakan media atau tempat dimana tanaman atau biji dapat tumbuh dan berkembang didalamnya. Contohnya seperti tanah, air, pasir, kapas, kompos, arang sekam dan sejenis lainnya. Media tanam yang baik mempunyai kemampuan menyerap air dan bebas dari organisme penyebab penyakit terutama cendawan (Sutopo, 2002).

  Selain media tanam, pemberian pupuk yang baik dan tepat juga akan mempengaruhi kualitas bibit tanaman sehingga akan diperoleh bibit yang bermutu nantinya. Jenis pupuk yang baik digunakan untuk pemupukan tanaman salah satunya adalah pupuk organik seperti pupuk kandang. Pupuk kandang merupakan pupuk organik yang mengandung unsur hara lengkap, baik makro maupun mikro yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia maupun biologi tanah. Salah satu jenis pupuk kandang yang dapat digunakan yaitu pupuk kandang yang berasal dari kotoran ayam.

  Pupuk kandang ayam mengandung kadar hara nitrogen, fosfor, kalium yang cukup tinggi yang berguna bagi tanaman. Pemberian pupuk kandang ayam dapat memperbaiki struktur tanah pada lahan-lahan yang kekurangan unsur organik dan pada akhirnya akan memperkuat akar tanaman (Widodo, 2008). Di dalam tanah, pupuk organik akan dirombak oleh organisme menjadi humus dan bahan organik tanah, itulah sebabnya pemberian pupuk organik ke dalam tanah sangat diperlukan agar tanaman yang tumbuh di tanah tersebut dapat tumbuh dengan baik.

  6. Tinggi Tanaman Jumlah Daun Diameter Batang Panjang Akar Berat Berangkasan Basah Berat Berangkasan Kering ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns ns Keterangan : ns = non-signifikan; s = signifikan.

  Pupuk Dosis

  Pupuk* Media

  Tanam 1.

  2.

  3.

  4.

  5.

  Berdasarkan tabel hasil analisis sidik ragam di atas diketahui bahwa, pada faktor dosis pupuk, faktor media tanam, maupun interaksi antara dosis pupuk dengan media tanam menunjukkan hasil tidak berbeda nyata pada semua parameter yang diukur meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat berangkasan basah, dan berat berangkasan kering tanaman. Mengingat hasil analisis sidik ragam pada penelitian ini tidak berbeda nyata terhadap semua perlakuan, maka tidak dilakukan uji beda nyata terkecil taraf 5 %.

  Parameter Penelitian No Parameter Media

  Pupuk Kandang

  Hasil analisis sidik ragam dalam penelitian ini bahwa, penambahan pupuk kandang ayam dengan dosis pupuk 0 gram (A ), dosis pupuk 10 gram (A

  1

  ), dosis pupuk 20 gram (A

  2

  ), dan dosis pupuk 30 gram (A

  3

  Tanam Dosis

Tabel 4.2 Hasil Analisis Sidik Ragam Pada

  Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April- September 2016 di Rumah Kaca Gaharu Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

  1

  Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Dengan dosis pupuk terdiri atas 4 taraf dan media tanam terdiri atas 3 taraf, masing-masing diulang 3 kali pertama yaitu pemberian dosis pupuk kandang ayam terdiri dari: A = Tanpa pemberian pupuk (kontrol), A

  1

  = Pemberian pupuk dengan dosis 10 gram, A

  2

  = Pemberian pupuk dengan dosis 20 gram, dan A

  3

  = Pemberian pupuk dengan dosis 30 gram. Faktor kedua yaitu media tanam terdiri dari: M

  = Media tanam dengan tanah, M

  4.2 di bawah ini:

  2

  = Media tanam dengan tanah + pasir (2:1), dan M

  3

  = Media tanam dengan tanah + arang sekam (2:1). Parameter yang diukur dalam penelitian ini yaitu: tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang akar, berat berangkasan basah, dan berat berangkasan kering tanaman.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Sidik Ragam

  Untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemberian dosis pupuk kandang ayam dan media tanam pada penelitian ini, dilakukan analisis sidik ragam (Anova) terhadap data pertumbuhan semai tanaman kemiri ( Aleurites

  moluccana (L) Willd), sebagaimana pada Tabel

  ) terhadap semua perlakuan, menunjukkan hasil tidak berbeda nyata pada semua parameter yang diukur. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1.) Unsur hara organik yang terkandung pada media sebelum diperlakukan sudah cukup; 2.) Pupuk kandang ayam yang digunakan belum matang; 3.) Dosis pupuk kandang ayam yang digunakan terlalu sedikit.

  Media Tanam

  Hasil analisis ragam pada jenis media tanam dalam penelitian ini, menunjukkan hasil tidak berbeda nyata terhadap pertumbuhan semai tanaman kemiri pada semua parameter yang diukur. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh beberapa faktor yaitu: 1.) Media tanah yang digunakan sudah ideal untuk pertumbuhan semai tanaman kemiri; 2.) Tektur tanah sebelum diperlakukan sudah sesuai untuk pertumbuhan semai tanaman kemiri; 3.) Unsur hara yang terkandung dalam arang sekam belum tersedia bagi tanaman.

  Hasil Korelasi Data

Tabel 4.3 Hasil Analisis Korelasi Hubungan

  Antara Parameter Yang Diukur

  Parameter TT JD DB BBB BBK TT 1,00 JD 0,55 1,00 DB 0,47 0,56 1,00 BBB 0,72 0,59 0,58 1,00 BBK 0,64 0,46 0,47 0,86 1,00

  Keterangan:*Berkorelasi nyata apabila nilai korelasi > 0,38 uji korelasi 5 %. TT= Tinggi Tanaman; JD= Jumlah Daun; DB= Diameter Batang; BBB= Berat Berangkasan Basah; BBK= Berat Berangkasan Kering.

  Berdasarkan analisis korelasi yang dilakukan terdapat hubungan yang erat antara parameter yang diukur yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, dan diameter batang tanaman terhadap berat berangkasan basah maupun berat berangkasan kering tanaman. Dengan demikian semakin tinggi indikator pengukuran pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun, dan diamater batang tanaman, maka berat berangkasan basah maupun berat berangkasan kering tanaman juga meningkat. Berat berangkasan merupakan nilai biomassa suatu tanaman, semakin besar nilai biomassa suatu tanaman, maka semakin baik pertumbuhannya. Hal ini dikarenakan tanaman selama masa hidupnya atau selama masa tertentu membentuk biomassa yang digunakan untuk membentuk bagian-bagian tubuhnya. Semakin tinggi berat berangkasan tanaman, maka pertumbuhan tanaman semakin baik. Sebaliknya, jika nlai berat berangkasan tanaman rendah, maka dapat dikatakan bahwa, pertumbuhan tanaman tersebut kurang baik (Sitompul dan Guritno, 1995). Terdapat hubungan erat antara tinggi tanaman dengan jumlah daun, berarti semakin tinggi tanaman yang diuji maka jumlah daun semakin banyak. Demikian juga terdapat hubungan erat antara tinggi tanaman dengan diameter batang, yang berarti bahwa semakin tinggi tanaman maka diameter batang semakin besar.

  Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman

  pada tanaman yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor genetis dan proses fisiologis. Dalam penelitian ini diduga benih kemiri yang digunakan mempunyai tingkat kemasakan buah yang kurang baik, karena terlihat bahwa benih kemiri yang ditanam pada pottray sebanyak 128 biji hanya 42 yang mengalami perkecambahan. Sumber benih dalam penelitian ini diperoleh dengan cara dipetik secara langsung dari pohon induknya. Adapun benih yang baik untuk pembibitan yaitu benih yang sudah masak dan setelah itu jatuh ke tanah. Buah kemiri akan jatuh atau mencapai kematangan setelah 20 pekan dari saat pembuahan (Paimin, 1994). Tingkat kemasakan benih mempengaruhi viabilitas benih, karena itu indikasi masak buah yang menunjukkan benih berada pada tingkat masak fisiologis sangat diperlukan dalam sertifikasi benih. Benih yang dikumpulkan pada kondisi yang belum masak mempunyai viabilitas DAFTARPUSTAKA lebih rendah dibandingkan dengan benih yang Andalusia, J. 2005. Pengaruh Media Tanam dan masak. Bibit yang berasal dari buah yang masih muda akan lemah dan pertumbuhannya kurang Pupuk N terhadap Pertumbuhan Bibit Jati Belanda ( Guazuma ulmifolia Lamk). baik (Kamil 1982 dalam Sidik, 1995).

  IPB. Bogor. Faktor yang kedua yaitu faktor eksternal yang

  Anisa, S. 2011. Pengaruh Komposisi Media meliputi pengaruh iklim, tanah, dan biota tempat tanaman berada. Adapun intensitas cahaya pada Tumbuh terhadap Perkecambahan

  Benih dan Pertumbuhan Bibit Andalas lokasi penelitian sekitar 24-47,4 lux, suhu ( Morus macroura Miq). Skripsi. Fakultas berkisar antara 33,5-37,2° C, dan kelembaban Pertanian Universitas Andalas. Padang. 37-51%. Hal ini menunjukkan bahwa, kelembaban udara pada lokasi penelitian

  Arlene, A., Suharto, Ign., & Susatio, B. 2009. tergolong rendah. Kondisi ini mempengaruhi

  Pengaruh Rasio Umpan terhadap Pelarut kondisi tanaman dalam proses pertumbuhan, dan Temperatur dalam Ekstraksi Minyak dimana kondisi kelembaban rata-rata untuk dari Biji Kemiri Secara Batch terhadap tanaman kemiri yaitu 75% (Suita, 2004). Perolehan Minyak dari Biji Kemiri

  (Aleurites moluccana). Universitas PENUTUP Katolik Parahyangan. Bandung. Kesimpulan

  Aryulina, D., Muslim, C., Manaf, S., Winarni, Berdasarkan hasil analisis dan uji hipotesis

  E.W. 2004. Biologi 3. Erlangga PT pemberian dosis pupuk kandang ayam (0 gram, Gelora Aksara Pratama. Jakarta. 10 gram, 20 gram, 30 gram), dan media tanam

  Aurum, M. 2005. Pengaruh Jenis Media Tanam (tanah, tanah + pasir, tanah + arang sekam), dan Pupuk Kandang terhadap serta interaksi antara kedua faktor perlakuan

  Pertumbuhan Setek Sambang Colok tidak berpengaruh nyata terhadap tinggi ( Aerva sanguinolenta Blume). Skripsi. tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang

  Fakultas Pertanian Institut Pertanian akar, berat berangkasan basah, dan berat Bogor. Bogor. berangkasan kering tanaman kemiri.

  Danamik, M.M.B., Hasibuan, B.E., Fauzi.,

  Saran

  Sarifuddin., Hanum, H. 2010. Kesuburan Bagi peneliti berikutnya yang mau melakukan Tanah dan Pemupukan. Usu Press. penelitian terkait dengan dosis pupuk kandang Medan. ayam dan media tanam, diharapkan agar Direktorat Budidaya Tanaman Tahunan. 2006. memperhatikan kualitas pupuk kandang ayam

  Budidaya Kemiri. Direktorat Jenderal dan pemberian dosis pupuk yang tepat sebelum Perkebunan, Departemen Pertanian. digunakan, serta memperhatikan jenis media Jakarta. Indonesia. tanam yang sesuai untuk tanaman yang akan Djafaruddin. 1970. Pupuk dan Pemupukan. digunakan sebagai bahan penelitian.

  Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang. 70 hal.

  Hadi, A.Q., dan Napitupulu, R.M. 2012. Tanaman Investasi Pendulang Rupiah. Penebar Swadaya. Jakarta. Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. 394 Aromedia Pusaka. Jakarta. 50 hal.

  Hamid. 1991. Tanaman kemiri. Edsus Littro Vol.

  Lakitan,

  13. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan. Bogor. Indonesia. Paimin, F.R. 1994. Kemiri; Budidaya dan Prospek Bisnis. Penebar Swadaya.

  Oey, D.S. 1964. Berat Jenis dari Jenis-Jenis Kayu Indonesia dan Pengertian Beratnya untuk Keperluan Praktek. Komunikasi No

  Fakultas Pertanian Universitas Andalas. Padang. 91 hal.

  Biologi SMA/MA Kelas XII. Yrama Widya. Bandung. Nurhayati. 1988. Pupuk dan Pemupukan.

  Nurhayati, N., Unayah, Y., Prayitno, B. 2015.

  Pengaruh Formulasi Bahan terhadap Sifat Mekanik Kantong Tanam Organik. Jurnal Teknologi Pertanian Volume 14 Nomor 2 bulan Agustus tahun 2013 Hal: 115-122.

  Nugroho, W.A., Rahayu, F.D., Lutfi, M. 2013.

  Balai Penelitian Teknologi HHBK. Provinsi Nusa Tenggara Barat.

  2014. Produksi Kemiri di Desa Aik Perapa-Kecamatan Aikmel (Kabupaten Lombok Timur) dan Desa Kalate- Kecamatan Raimau (Kabupaten Bima).

  Maharani, D., Wahyuni, N., & Daramawan, S.

  Lingga, P. 1991. Jenis dan Kandungan Hara pada Beberapa Kotoran Ternak. Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) Antanan. Bogor.

  Struktur dan Komponen Arang serta Arang Aktif Tempurung Kemiri. Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan. Bogor.

  B. 2013. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Rajawali Pers. Jakarta. Lempang, M., Syafii, W., & Pari, G. 2011.

  Berbeda terhadap Permebealitas dan Porositas Tanah Liat serta Pertumbuhan Kacang Hijau ( Vignia radiata). Buletin Anatomi dan Fisiologis, 21 (1), 1-9.

  VII No.2. Balittro Bogor Hal:22-31. Hanafiah, K.A. 2012. Rancangan Percobaan

  2013. Pengaruh Penambahan Arang dan Arang Sekam dengan Proporsi yang

  Balai Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Kusuma, A.H., Izzati, M., dan Saptaningsih, E.

  Kurniaty, R & Danu. 2012. Tehnik Persemaian.

  Silvikultur dan Produktivitas. CIFOR ( Center for International Forestry Research). Bogor.

  Aleurites moluccana (L) Willd: Ekologi,

  Krisnawati, H., Kallio, M., & Kanninen, M. 2011

  Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Universitas Indonesia. Jakarta

  Buku. Bumi Aksara. Jakarta. 73 p. Kamil, J. 1982. Teknologi Benih. Buku. Angkasa Bandung. Bandung. 227 p.

  Hardjowigeno, S. 2007. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. Harjadi, S.S dan Yahya, S. 1990. Fisiologi Stress Tanaman. PAU IPB. Bogor. Indriyanto. 2008. Pengantar Budidaya Hutan.

  Pengaruh Dosis dan Frekuensi Aplikasi Pemupukan NPK terhadap Pertumbuhan Bibit Shorea Ovalis Korth. (Blune) Asal Anakan Alam di Persemaian. Jurnal Penelitian Hutan Konservasi Alam. Hal: 289-296.

  Hardian., Lukman, A.H., dan Mulyadi. 2008.

  PT Rajagrafindo Persada. Depok. Hanum, C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 1 .Sumber Bahagia Concern. Jakarta.

  Teori dan Aplikasi, Penerbit PT Rajagrafindo Persada. Jakarta. Hanafiah, K.A. 2004. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.

  Jakarta. Rinsema, W.J. 1985. Pupuk dan Cara Sayuran Organik. Laporan Proyek Pemupukan. Bharatara Karya Aksara. Penelitian Program Pengembangan Jakarta.

  Agribisnis. Balai Penelitian Tanah. Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1995. Fisiologi Yulfianti, C.E. 2011. Efek Pemanfaatan Abu

  Tumbuhan (Jilid I). Diterjemahkan oleh Sekam sebagai Sumber Silvika (si) untuk Lukman, D.R. dan Sumaryono. Penerbit Memperbaiki Kesuburan Tanah Sawah.

  ITB. Bandung. Skripsi Fakultas Pertanian. Universitas Andalas. Padang. Setiawan, E. 2009. Kajian Hubungan terhadap

  Produktivitas Cabe Jamu ( Piper

  retrofactrum Vahl) di Kabupaten Semenep. Fakultas Pertanian.

  Universitas Trunojoyo. Madura. Sitompul, S.M. dan Guritno, B. 1995. Analisis

  Pertumbuhan Tanaman. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Suita,

  E. 2004. Pemanfaatan dan Pembudidayaan Kemiri. Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Perbenihan. Bogor.

  Sumiasri, N., Setyowati, N. 2006. Pengaruh Beberapa Media pada Pertumbuhan Bibit Eboni ( Diospyros celebica Bakh) melalui Perbanyakan Biji. BiodiversitasVolume 7 Nomor 3 bulan Juli tahun 2006 Hal: 260- 263. Pusat Penelitian Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Bogor.

  Sunanto, H. 1994. Budidaya Kemiri Komoditas Ekspor. Kanisius. Yogyakarta. Sutedjo. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan.

  Jakarta. : Rineka Cipta. Sutopo, L. 2002. Teknologi Benih. PT.

  Rajagrafindo Persada. Jakarta. Tan, K.H. 2001. Dasar-Dasar Kimia Tanah.

  Terjemahan: Goenardi, D.H dan B, Radjagukguk, Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

  Widowati, L.R., Widati, S.U., Jaenudin, W., Hartatik. 2004. Pengaruh Kompos Pupuk Organik yang dipekaya dengan Bahan Mineral dan Pupuk Hayati terhadap Sifat- Sifat Tanah, Serapan Hara dan Produksi