ANALISIS PEMAKAIAN BAHASA GAUL DALAM DIALOG PADA FILM REMAJA CATATAN AKHIR SEKOLAH DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMA - Repository UNRAM

  

ANALISIS PEMAKAIAN BAHASA GAUL DALAM DIALOG PADA FILM REMAJA

CATATAN AKHIR SEKOLAH DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA DI SMA

OLEH

TRY NURNANINGSIH

FKIP UNIVERSITAS MATARAM

Pembimbing 1 : Drs. Cedin Atmaja, M.Si.

  Pembimbing 2 : Drs. H. Nasaruddin, M. Ali., M.pd This study aimed to describe the forms of slang words, slang use of the word structure, word usage and

slang relationships with Indonesian language learning in the high school standard. This research is descriptive. Data

collected by the method refer to the notes and documentation techniques and analyzed using descriptive methods.

Based on the results of the study have some form of slang words in the movie School Final Note that words, phrases,

acronyms and abbreviations. The structure of words in the dialogue on teen films such as shortening Endnotes

School, inserts, and the addition of the word. Slang relationship with learning Indonesian in high school is

associated with learning to speak basic competence in the 2nd half of class XI and learning materials play the role of

dialogue and express the characters in the drama performance. Keywords: language, Bahasagaul, Dialog, People, Movies.

  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kata bahasa gaul, struktur penggunaan kata

bahasa gaul, serta hubungan pemakaian kata bahasa gaul dengan pembelajaran bahasa Indonesia baku di SMA. Jenis

penelitian ini adalah deskriptif. Data dikumpulkan dengan metode simak dengan teknik catat dan dokumentasi serta

dianalisis menggunakan metode deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian ada beberapa bentuk kata bahasa gaul dalam

film Catatan Akhir Sekolah yaitu kata, frase, akronim dan singkatan. Struktur kata dalam dialog pada film remaja

Catatan Akhir Sekolah berupa pemendekan, penyisipan, dan penambahan kata. Hubungan bahasa gaul dengan

pembelajaran bahasa Indonesia di SMA adalah dikaitkan dengan pembelajaran dengan kompetensi dasar berbicara

pada kelas XI semester 2 dan materi pembelajaran bermain peran dan mengekspresikan dialog para tokoh dalam

pementasan drama.

  Kata kunci :Bahasa, Bahasagaul, Dialog, Tokoh, Film.

A. Pendahuluan bahasa yang paling utama sebagai alat

  Bahasa merupakan sebuah sistem untuk berkerja sama atau berkomunikasi lambang, berupa bunyi, bersifat arbitrer, dalam kehidupan bermasyarakat. Selain produktif, dinamis, beragam, dan itu, isyarat, simbol, lambang, gambar, manusiawi (Chaer dan Leoni Agustina, atau kode tertentu, juga dapat digunakan 1995:14). Tanpa bahasa manusia akan sebagai alat komunikasi, namun dengan mengalami kesulitan dalam berinteraksi menggunakan bahasa maka komunikasi

  Bahasa gaulmerupakan ragam bahasa tidak resmi, tidak baku dan bersifat musiman.Bahasa slang atau bahasa gaul yang biasanya muncul karena sering digunakannya istilah- istilah baru oleh pengguna bahasa, dapat mempererat pergaulan dan memperkaya perbendaharaan bahasa Indonesia. Bahasa gaul termasuk salah satu variasi bahasa yang digunakan masyarakat terutama dari kalangan selebritis dan kalangan muda sebagai bahasa santai dalam komunikasi sehari-hari untuk menambah rasa keakraban dan keintiman di antara mereka. Sejalan dengan perkembangan kognitifnya, perkembangan bahasa remaja juga mengalami peningkatan pesat. Kosakata remaja terus mengalami perkembangan seiring dengan bertambahnya referensi bacaan dengan topik yang lebih kompleks. (Lubis Grafura:2011 dalam

  

  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kata bahasa gaul dalamdialog pada filmCatatan Akhir Sekolah, mendeskripsikan struktur kata bahasa gaul pada filmCatatan Akhir Sekolah, dan mendeskripsikan hubungan pembelajaran bahasa Indonesia baku di

  SMA.

  B. Bahasa, bahasa gaul, dan dialog

  Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 2010 dalam Aslinda & Leni, 2010:1). Bahasa dapat menggantikan peristiwa atau kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh individu atau kelompok. Dengan bahasa, seorang atau kelompok dapat meminta individu atau kelompok lain untuk melakukan suatu pekerjaan. Kalimat yang diucapkan oleh seorang individu kepada individu lain bersifat individual (Aslinda & Leni, 2010:2).

  Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1990: 66) bahasa diartikan sebagai sistem lambang bunyi berartikulasi yang bersifat sewenang- wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran.

  Bahasa ditempatkan sebagai alat komunikasi antar manusia untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan dengan menggunakan simbol-simbol komunikasi baik yang berupa suara, berupa tulisan. Sebuah istilah dalam linguistik, Kridalaksana (1993:21) mengartikannya sebagai sebuah sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

  Bahasa gaul adalah ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1980- an. Ragam ini semula diperkenalkan oleh generasi muda yang mengambilnya dari kelompok waria dan masyarakat terpinggir lain. Bahasa gaul juga termasuk dialek nonformal baik berupa slang atau prokem yang digunakan oleh kalangan tertentu, bersifat sementara, hanya berupa variasi bahasa.

  Bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini disebabkan, remaja memiliki bahasa tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kalangan remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang karakteristik antara lain petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini tercermin juga dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia (Sumarsono dan Partana, 2004:150).Bahasa gaul adalah dialek nonformal baik berupa slang atau prokem yang digunakan oleh kalangan remaja (khususnya perkotaan), bersifat sementara, hanya berupa variasi bahasa, penggunaannya meliputi kosakata, ungkapan, intonasi, pelafalan, pola, serta konteks. Biasanya bahasa gaul telah digunakan dan disepakati oleh kelompok tertentu terutama anak muda.Ismail Kusmayadi (Pikiran Rakyat, 2006) mengkhawatirkan terkikisnya bahasa Indonesia yang baik dan benar di tengah arus globalisasi.

  Dialog adalah komunikasi yang mendalam, memiliki tingkat dan kualitas yang tinggi sekaligus mencakup kemampuan untuk mendengarkan serta saling berbagi pandangan. Ini menurut kemampuan secara bebas dan kreatif memahami isu-isu yang peka, di samping kemampuan untuk saling menyimak secara seksama pendapat pihak lain yang berbeda, serta menunda Kamus Lengkap Bahasa Indonesia(KLBI, 2004: 237) dialog diartikan sebagai percakapan dalam sandiwara, drama dsb. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia (KLBI) dialog ada empat. Dialog nasional yaitu pembicaraan tentang suatu masalah nasional yang dilakukan oleh orang- orang yang dianggap dapat mewakili berbagai unsur masyarakat. Dialog batin yaitu kata-kata yang diucapkan oleh pemain untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan tanpa ditujukkan kepada pemain yang lain. Dialog pemancing yaitu kata-kata pancingan yang dilontarkan oleh pemain kepada pemain yang lain. Dialog pribadi yaitu ucapan pemain kepada penonton yang tidak terdapat dalam naskah.

  Pengungkapan bahasa bentuk percakapan, seolah-olah pengarang membiarkan pembaca ataupun penonton untuk melihat dan mendengarkan sendiri kata-kata seorang tokoh, percakapan antartokoh, bagaimana wujud kata- katanya dan apa isi percakapannya. Gaya dialog dapat memberikan kesan realistis, sungguh-sungguh, dan memberi penekanan terhadap cerita atau kejadian yang dituturkan dengan gaya narasi. percakapan dalam sebuah novel maupun karya fiksi lainnya haruslah berjalan seiring, sambung-menyambung, dan saling melengkapi (Nurgiyantoro, 1995: 311).

  C. Tokoh dan Film

  Pembicaraan sebuah film fiksi, sering digunakan istilah-istilah seperti tokoh-menokoh, watak dan perwatakan, atau karakter secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Istilah-istilah tersebut sebenarnya tidak menyarankan pada pengertian yang persis sama, atau paling tidak dalam tulisan ini akan dipergunakan dalam pengertian yang berbeda, walau memang ada di antaranya yang sinonim. Ada istilah yang pengertiannya menyarankan, pada tokoh cerita dan pada teknik pengembangannya dalam sebuah cerita. Istilah tokoh menunjuk pada orangnya atau pelaku cerita (Nurgiyantoro, 1995: 16−165).

  Tokoh cerita adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecendrungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan (Nurgiyantoro: 1995: 165). Tokoh adalah pelaku dalam karya sastra. tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dua jenis tokoh adalah tokoh datar (flash character) dan tokoh bulat (round character).

  Sedangkan film adalah gambar- hidup, juga sering disebut movie. Film, secara kolektif, sering disebut sinema. Sinema itu sendiri bersumber dari kata kinematik atau gerak.Film adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan salahsatu media komunikasi massa audiovisual yang dibuat berdasarkan asas sinematografi yang direkam pada fita seluloid, fita video, piringan video.

  Perkembangan teknologi media penyimpan ini telah mengubah pengertian film dari ke istilah yang mengacu pada bahan ke istilah yang mengacu pada bentuk karya seniaudio-visual. Film kini diartikan sebagai suatu genre (cabang) seni yang menggunakan audio (suara) dan visual (gambar) sebagai medianya.Istilah film pada mulanya mengacu pada suatu media sejenis plastik yang dilapisi dengan zat peka disebut selluloid.bidang fotografi film ini menjadi media yang dominan digunakan untuk menyimpan pantulancahaya yang tertangkap lensa ).

  Film sebagai hasil seni dan budaya mempunyai fungsi dan manfaat yang luas dan besar baik dibidang sosial,ekonomi,maupun budaya dalam rangka menjaga dan mempertahankan keanekaragaman nilai-nilai dalam penyelanggaraan berbangsa dan bernegara.

  D. Pembelajaran dan Pembelajaran Bahasa

  Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.

  Salah satu bentuk pembelajaran adalah pembelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia selalu diarahkan pada kurikulum yang ditetapkan pemerintah dan diberlakukan secara nasional. Sejak tahun 2006, kurikulum dikembangkan oleh sekolah-sekolah sehingga tidak ada kurikulum yang berlaku secara nasional. Pemerintah hanya menerbitkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, selanjutnya SI dan SKL dikembangkan oleh sekolah menjadi Kurikulum Sekolah (diberi istilah KTSP). Kurikulum sekolah ini selanjutnya dikembangkan ke dalam silabus pembelajaran. Dari silabus kemudian dikembangkanlah perencanaan pembelajaran berdasarkan Kompetensi Dasar yang harus dibelajarkan.

  Populasi dan sample

  Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, dalam Asmawan, 2010:20). Keseluruhan objek penelitian tersebut dapat terdiri atas manusia, benda-benda, hewan, tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.Sevilla,dkk(1993) mendefinisikan populasi sebagai kelompok besar yang merupakan sasaran generalisasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penutur atau pengguna bahasa dalam dialog film remaja Catatan Akhir Sekolah.

  Sampel adalah sebagian wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto, dalam Asmawan, 2010:21). Selain menentukan populasi dan sampel pada metode penelitian,kegiatan ilmiah yang disebut penelitian dalam semua disiplin ilmu, termasuk linguistik pada dasarnya dibagi dalam tiga tahap, yaitu: (a) tahap penyajian data, (b) tahap analisis data, (c) tahap penyajian hasil analisis (Mahsun, 2005 : 93). Penggunaan metode tertentu dalam sebuah penelitian, seperti yang sudah disebutkan di atas, merupakan bagian dari sebuah penelitian, dan pada penelitian ini akan menggunakan beberapa metode dan teknik. Metode adalah cara yang harus dilaksanakan sedangkan teknik adalah cara melaksanakan metode. Data-data yang didapatkan akan diproses dan dianalisis berdasarkan metode dan tekhnik penelitian yang digunakan.

E. Metode Penelitian

  Penelitian ini akan diteliti bahasa gaul yang diucapkan dalam dialog antar tokoh film remaja

  Data dan sumber data

  Data dari penelitian ini berupa kata dalam dialog antar tokoh. Sumber data penelitian ini adalah percakapan (dialog) sebagai interaksi komunikasi dalam berperan pada film Catatan Akhir Sekolah.

  Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data

  Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan metode simak dan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Ciri utama dan pertama dalam metode ini adalah tidak mempertimbangkan benar salahnya penggunaan bahasa oleh penutur-penuturnya (Mahsun, 2005 : 117). Selain itu metode ini menguraikan atau menjelaskan sistem bahasa yang datanya benar-benar dan sesuai dengan kenyataan (Muhammad,2011: 120) .

  Bentuk Kata Pemakaian Bahasa Gaul dalam Dialog Antartokoh pada Film Remaja Catatan Akhir Sekolah Pertama, Bahasa Gaul Berbentuk Kata.

  Contohnya, Banget [baηət] ‘Sangat’.

  Kata ‘banget’ merupakan dialek Jakarta yang merupakan unsur bahasa Betawi yang artinya sangat dan berlebih-

  Catatan Akhir Sekolah kata “banget” juga memiliki arti sangat berlebih-lebihan dalam bersikap. Contoh kalimat: Idih gak banget deh [idIh

  gak baηət dEh], yang artinya “Ih aku tidak

  mau seperti itu.” Kedua,Bahasa Gaul Berbentuk Frase. Contohnya, Masak sih [masak sih] ‘Yang benar.’ Frase tersebut biasanya digunakan sebagai kata tanya ketika seorang penutur merasa heran atau kurang percaya dengan apa yang didengar. Contoh kalimat : Masak sih dia kayak gitu?

  [masak sIh dia kayak gitu], yang artinya

  “Yang benar dia seperti itu?.” Ketiga,Bahasa Gaul Berbentuk Akronim. Contohnya, Carmuk [carmUk] ‘Cari Muka.’

  Kata carmuk merupakan kependekan dari kata ‘Cari Muka’ artinya seseorang yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu agar mendapat perhatian lebih dan ingin dikenal dekat . Contoh kalimat : Yaelah, bilang aja lo carmuk ama tu guru [yaElah, bilaη aja lO carmUk ama tu gUrU], yang artinya “Bilang saja kalau kamu cari muka sama guru itu.”

F. Hasil dan Pembahasan

  Keempat,Bahasa Gaul Berbentuk Singkatan.

  Contohnya, GBL [gak baηət gitU lO]‘ Gak Banget Gitu Lo.’ Film Catatan Akhir Sekolah yang Ketiga,Struktur kata bahasa gaul penyisipan. mempunyai singkatan “Gak Banget Gitu Contohnya,Banget yang berarti ‘ sangat.’ Lo” (GBL). Kalimat tersebut dipakai untuk Kata banget penggantiandari kata sangat meremehkan dan tidak menyukai siswa- yang konsonan [s] diganti menjadi konsonan siswa maupun kepala sekolah yang [b]. vokal[a] ditengah kata diganti dengan mempunyai sifat dan prilaku yang tidak vokal [e]. Sehingga kata sangat berubah benar atau tidak pantas untuk dilihat dan menjadi ‘banget dan merancu dari kata ditiru. aslinya. Contoh kalimat : Ya ampun, Kepala Sekolah Deskripsi Film Catatan Akhir Sekolah kok gitu banget sih, idih GBL [ ya ampun Film yang berjudul

  

kəpala səkOlah kOk gitU baηət sih, idih gak CatatanAkhir Sekolah ini dirilis atau

baηət gitU lO], yang artinya “astaga, kepala dibuat pada tahun 2005, film ini

  sekolah kok begitu sekali, tidak pantas disutradarai oleh Hanung ditiru.” Bramantio.Film yang diproduksi

  

Struktur Penggunaan Bahasa Gaul Dalam oleh Rexinema ini menceritakan

Dialog Antartokoh Pada Film Remaja tentangtiga anak yang ingin

Catatan Akhir Sekolah membuat sebuah

Pertama, Struktur kata bahasa gaul berupa tentang sekolahnya yang akan

  penambahan akhiran –an. Contohnya, Apaan dipasang pada pentas ni. Film ini menampilkan aktor kata dasar apa. Kata tersebut diberi akhiran dan artis terkenal seperti [–an] menjadi apaan.

  

Kedua,Struktur kata bahasa gaul berupa serta didukung oleh

  pemendekan, contohnya, Ama yang berarti konsonan [s] pada kata sama. Di sini jelas Seorang sutradara muda terjadi pemendekan kata berupa berbakat yang terkenal piawai dalam mengilangkan huruf depan[s]. Sehingga menyutradarai dan memproduksi terjadi perbedaan saat melafalkan kata film-film bertema religi. Film tersebut dan merancu dari kata aslinya. Catatan Akhir Sekolahini pantas sekarang. Hal ini berkaitan dengan Indonesia di SMA kelas XI semester tema filmnya yang sangat terkenal. genap sesuai dengan Kurikulum Segala peristiwa yang terjadi dalam Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). kehidupan remaja Indonesia sehari- Standar kompetensiMengungkapkan hari misalnya, masalah percintaan wacana sastra dalam bentuk dan masalah sekolah yang masih pementasan drama dan kompetensi mengandalkan uang untuk dasar mengekspresikan dialog para menyelesaikan segala masalah yang tokoh dalam pementasan drama. ada pada murid. Hadirnya film ini Adapun tujuan yang ingin dicapai diharapakan dapat membuat remaja- dalam pembelajaran tersebut yaitu remaja Indonesia lebih kreatif dalam (a) siswa dapat menghayati watak menunjukkan tanda cintanya pada tokoh yang akan diperankan (b) sekolah. siswa dapat mengekspresikan dialog

  

Hubungan Bahasa Gaul dengan para tokoh dalam pementasan drama

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA (c) siswa dapatmenanggapi

  penampilan dialog para tokoh dalam Berkaitan dengan pembelajaran bahasa pementasan drama dengan dan sastra Indonesia, dalam kurikulum 2006 menentukan dan menyebutkan (KTSP), pembelajaran bahasa dan sastra bentuk-bentuk bahasa tidak baku Indonesia diarahkan untuk meningkatkan atau nonformal (bahasa gaul) dalam kemampuan siswa untuk berkomunikasi dialog para tokoh.Berikut ini adalah dalam bahasa Indonesia dengan baik dan hubungan penggunaan bahasa gaul benar, baik secara lisan maupun tulisan. dalam dialog tokoh film dengan

  Standar kompetensi bahasa dan sastra pembelajaran bahasa Indonesia di Indonesia merupakan kualifikasi minimal SMA kelas XI semester dua. peserta didik yang mengambarkan

  Kompetensi dasar berbicara yaitu penguasaan pengetahuan, keterampilan mengekspresikan dialog para tokoh berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dalam pementasan drama. dan sastra Indonesia.

  Beberapa penjelasan diatas,

  G. Simpulan dan Saran

  peneliti menghubungkan bahasa gaul Dari hasil penelitian di atas, kata bahasa gaul yang digunakan dalam dialog antar tokoh pada film remaja Catatan Akhir Sekolah ada 24 kata yang digolongan menjadi empat bentuk, yaitu bahasa gaul berbentuk kata terdiri dari 17 kata, bahasa gaul berbentuk frase terdiri dari 2 kata , bahasa gaul berbentuk akronim terdiri atas 2 kata dan bahasa gaul berbentuk singkatan terdiri atas 3 kata, (b) Struktur kata yang ada dalam dialog antartokoh pada film remaja Catatan Akhir Sekolah terdapat 10 kata dapat berupa pemendekan yaitu terdapat pada kata ama dan emang, penyisipan terdapat pada kata banget, seger, kenape, denger, bencong, gile maupun penambahan terdapat pada kata apaan serta kombinasi kata terdapat pada kata kagak, (c) Bahasa gaul merupakan ragam bahasa Indonesia nonstandar yang lazim digunakan di Jakarta pada tahun 1980-an. Bahasa gaul dalam film Catatan Akhir Sekolah sendiri kebanyakan memakai dialek khas betawi yaitu kebanyakan bahasa yang digunakan berasal dari Jakarta, (d) Bahasa gaul dalam penelitian ini dapat bahasa Indonesia di SMA kelas XI semester Gasal sesuai dengan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan dengan standar kompetensi Mengungkapkan wacana sastra dalam bentuk pementasan drama dan kompetensi dasar yaitu mengekspresikan dialog para tokoh dalam pementasan drama.

  Disarankan agar penelitian tentang sosiolinguistik atau fenomena bahasa dalam masyarakat, terutama dalam meneliti sebuah Film tertentu masih sangat banyak untuk dikaji atau dibahas dan diteliti. Karena bahasa itu dari waktu ke waktu akan selalu mengalami perubahan dan memperkaya khasanah kebahasaan. Maka semua permasalahan dalam suatu penelitian akan dikupas agar kita mendapatkan jawaban yang sebenarnya.Gunakanlah bahasa sebaik mungkin, baik itu bahasa formal maupun non formal seperti bahasa gaul sesuai pada tempat, situasi, dan kondisi tertentu.Sebaiknya para remaja ini dalam berkomunikasi lebih sering menggunakan bahasa baku Indonesia agar tidak mempengaruhi remaja yang lainnya.

  Daftar pustaka

  Indonesia. 18 April 2012. 20.00:15

  Tahapan strategi, metode, dan tekhniknya ( edisi revisi ). Jakarta:

  Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa:

  Muhammad. 2011. Metode Penelitian Bahasa. Jogjakarta : AR-Ruzz Media.

  Kridalaksana. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia.

  diakses pada tanggal 10 September 2012 pukul 12:45:20 WITA.

  

  tanggal 26 April 2012 pukul 19:21:25 WIB.

  diakses

  diakses tanggal 20 April 2012 pukul 13:00:12. WITA.

  tanggal 18 April 2012 pukul 20:00:13 WIB.

  diakses

  WIB.

  Grafura, Lubis. Bahasa Gaul Remaja

  Alwi, Hasan, dkk .2003. Tata Bahasa Baku

  April 2012. 20.00 WIB.

  Dalam Film Remaja Indonesia. 18

  Grafura, Lubis. Pemakaian Bahasa Gaul

  Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul. 1995. Sosiolinguistik: Suatu Pengantar. Jakarta: Rineka Cipta.

  Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.

  Chaer, Abdul dan Leoni Agustina. 2004.

  Widiasarana Indonesia Chaer, Abdul. 2005. Psikolinguistik: Kajian Teoritik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

  Sintaksis. Jakarta : PT Gramedia

  Universitas Mataram. Arifin, Zaenal, dan Junaiyah. 2009.

  Asmawan. 2010. Bahasa Slang Komunitas Kaum Muda ( Studi Kasus Bahasa Slang Dalam Komunitas KSR PMI Unit Unram ). Skripsi. FKIP.

  Pengantar Sosiolinguistik. Bandung: Refika Aditama.

  Anggoro, M. Toha. 2007. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka. Aslinda & Syafyahya, Leni. 2010.

  Bahasa Indonesia. Jakarta : PT Balai Pustaka.

  Raja Grapindo Persada. Nurgiyantoro, Burhan.1995. Teori Saussure, De Ferdinan. 1993. Pengantar

  Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Linguistik Umum: Bandung. Gajah Gajahmada University Press. Mada University Press.

  Pusat Pembinaan dan Pengembangan Sumarsono dan Paina Patana. 2005.

  Bahasa, Diknas RI. 2003.Pedoman Sosiolinguistik. Jakarta: Pustaka Umum Ejaan Bahasa Indonesiayang Belajar.

  Disempurnakan. Jakarta, Balai

  Suyatno. 2004. Tekhnik Pembelajaran Pustaka.

  Bahasa Dan Sastra. Surabaya: SIC.

  Pusat Pembinaan dan Pengembangan Thour, Nazir dan Simpen, I Wayan. 1987.

  Bahasa. 1990. Kamus Besar Bahasa

  Fonologi : Sebuah Kajian Indonesia. Jakarta: Departeman

  Pendidikan Nasional. Deskriptif. Denpasar : CV.

  Kayumas.