KAJIAN TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN SEPEDA MOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE (FIF) POS TANJUNG CABANG MATARAM - Repository UNRAM

  

ABSTRAK

KAJIAN TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN

KONSUMEN SEPEDA MOTOR PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL

FINANCE (FIF) POS TANJUNG CABANG MATARAM

  DB. TRI PRANANDA DIA.109.046 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen, mengetahui masalah yang timbul pada perjanjian pembiayaan konsumen dan mengetahui penyelesaian sengketa yang ditempuh apabila ada pihak yang wanprestasi.

  Penelitian ini menggunakan metode normative dan empiris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjanjian pembiayaan konsumen pada perusahaan tersebut merupakan perjanjian hutang piutang antara pihak PT. FIF Pos Tanjung Cabang Mataram dan pihak konsumen.

  Dapat disimpulkan bahwa lembaga pembiayaan konsumen merupakan alternatif guna memperoleh barang-barang kebutuhan konsumen, yang tidak mampu dibeli secara tunai oleh masyarakat dan masing-masing pihak memiliki hak dan kewajiban yang harus dipenuhi.

  Kata Kunci : Lembaga pembiayaan, Konsumen.

  

ABSTRACT

REVIEW OF THE IMPLEMENTATION OF THE MOTORCYCLE

CONSUMER FINANCING AGREEMENT WITH PT. FEDERAL

INTERNATIONAL FINANCE POST TANJUNG BRANCH MATARAM

  DB. TRI PRANANDA DIA.109.046 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM The purpose of this study was to determine the implementation of consumer financing agreement, knowing the problems that arise in the consumer financing agreement and dispute resolution pursued knowing if any party defaults.

  This study used a normative and empirical methods. The results showed that consumer financing agreement is an agreement on the company's accounts payable between the PT. Post FIF Tanjung Branch of Mataram and the consumer.

  It can be concluded that an alternative consumer financing institutions to obtain consumer goods, which are not able to be purchased in cash by the public and each party has the rights and obligations that must be met.

  Keywords: Financial Institutions, Consumers.

I. PENDAHULUAN

  Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu lembaga yang dalam melakukan pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dilakukan dengan sistem pembayaran secara

  

  Dalam Pasal 1 angka 1 Peraturan Presiden Republik Indonesia No.

  9 Tahun 2009 Tentang Lembaga Pembiayaan tersebut disebutkan bahwa yang dimaksud dengan Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal.

  Berdasarkan pengertian lembaga pembiayaan sebagaimana dimaksud diatas, maka dalam lembaga pembiayaan terdapat unsur-unsur

  

  sebagai berikut Badan Usaha, yaitu perusahaan pembiayaan yang khusus didirikan untuk melakukan kegiatan yang termasuk dalam bidang usaha lembaga pembiayaan, Kegiatan pembiayaan, yaitu melakukan pekerjaan atau aktivitas dengan cara membiayai pihak-pihak atau sektor usaha yang dibutuhkan, Penyediaan dana, yaitu perbuatan penyediaan uang untuk suatu keperluan. Barang Modal, yaitu barang yang dipakai untuk menghasilkan sesuatu atau barang lain, seperti mesin-mesin, peralatan pabrik, dan sebagainya. Tidak menarik dana secara langsung (non deposit 1 taking).

  Dasar hukum perjanjian pembiayaan konsumen ini adalah perjanjian diantara para pihak berdasarkan asas kebebasan berkontrak, yaitu perjanjian antara pihak perusahaan finansial sebagai kreditur dan pihak konsumen sebagai debitur. Sejauh tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip hukum yang berlaku, maka perjanjian seperti itu sah dan

  

  mengikat secara utPerjanjian semacam ini sering juga disebut sebagai perjanjian tidak bernama atau sering disebut dengan perjanjian innominaat.

  Perjanjian ini dibuat secara sah dengan memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan dalam Pasal 1320 KUH Perdata. Apabila syarat-syarat Pasal 1320 KUH Perdata ini telah terpenuhi, maka akan memberikan akibat hukum bagi pihak-pihak yang terikat dalam perjanjian tersebut dan akan berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yaitu perusahaan pembiayaan konsumen dan konsumen (Pasal 1338 KUH Perdata).

  PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram merupakan salah satu perusahaan pembiayaan yang melakukan kegiatan usahanya di bidang pembiayaan konsumen (consumer finance), yang berfokus pada pembiayaan sepeda motor merk Honda baik baru maupun bekas. Kegiatan pembiayaan dilakukan melalui sistem pemberian kredit yang pembayarannya oleh konsumen dilakukan secara angsuran atau berkala. PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram melakukan kerjasama dengan Dealer PT. Krida Dinamik Autonusa Cabang Tanjung. Dealer PT. Krida Dinamik Autonusa Cabang Tanjung merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penjualan sepeda motor merk Honda.

  Dari latar belakang tersebut dapat ditarik tiga permasalahan yaitu Bagaimana pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen sepeda motor baru dan bekas pada PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram, Apa saja masalah yang timbul pada perjanjian pembiayaan konsumen sepeda motor baru dan bekas pada PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram, bagaimana penyelesaian sengketa yang ditempuh apabila ada pihak yang melakukan wanprestasi.

  Adapun tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen, Masalah yang timbul pada perjanjian pembiayaan konsumen, Penyelesaian sengketa apabila ada pihak yang wanprestasi. Sedangkan manfaat penelitian secara Akademis untuk memenuhi syarat guna menyelesaikan studi di Fakultas Hukum Universitas Mataram, secara teoritis sebagai sumbangan pemikiran dan informasi bagi akademis serta bahan perbandingan bagi para peneliti lainnya yang hendak melaksanakan penelitian lanjutan terhadap pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen sepeda motor, secara praktis sebagai masukan bagi masyarakat pada umumnya dan bagi PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram dan Dealer PT. Krida Dinamik Autonusa Cabang Tanjung pada khususnya.

  Maka untuk menjawab permasalahan tersebut digunakan metode pendekatan normatif dan pendekatan empiris. Penelitian normatif yaitu metode penelitian hukum yang dilakukan meneliti bahan pustaka atau mengidentifikasi konsep dan asas-asas hukum, norma-norma dan peraturan perundang-undangan, sumber-sumber resmi yang berkaitan dengan penelitian ini, dan Pendekatan empiris yaitu metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui penerapan mengenai aturan-aturan hukum dengan kenyataan yang ada di masyarakat.

II. PEMBAHASAN

  Di dalam prakteknya pembiayan konsumen perjanjian kredit umumnya dibuat dalam bentuk perjanjian baku atau disebut juga perjanjian standar.

  Perjanjian standart, sebagai perjanjian tertulis yang bentuk dan isinya telah dipersiapkan terlebih dahulu, yang mengandung syarat-syarat baku, yang oleh salah satu pihak kemudian disodorkan kepada pihak lain untuk disetujui. Ciri dari perjanjian standar adanya sifat uniform atau keseragaman dari syarat-syarat perjanjian untuk semua perjanjian untuk sifat yang sama. Syarat-syarat baku dalam perjanjian adalah syarat konsep tulis yang dimuat dalam beberapa perjanjian yang akan masih dibuat yang

  

  Untuk dapat mengajukan permohonan kredit pembiayaan konsumen, baik untuk sepeda motor baru (New Motor Cycle) maupun sepeda motor bekas (Use Motor Cycle), PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram, konsumen harus memenuhi persyaratan– persyaratan yang telah ditetapkan oleh pihak PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram selaku perusahaan pembiayaan yang memberikan kredit kepada konsumen perorangan tersebut.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan Lalu Pending Dadeh, bahwa harus memenuhi syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh konsumen untuk memperoleh kredit sepeda motor baru maupun bekas adalah Syarat administratif perorangan yang terdiri dari KTP, Kartu keluarga, slip gaji, bukti kepemilikan rumah, rekening tabungan/Koran dan Syarat penilaian dengan prinsip 5C terdiri dari Character (watak), Capital (modal),

  Capacity (kemampuan), Collateral (jaminan), dan Condition of economy

  

  Ditinjau dari bentuk dan isinya PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram merupakan perjanjian baku atau perjanjian standar. Perjanjian pembiayaan tersebut dibuat oleh PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram secara tertulis. Perjanjian standart, sebagai perjanjian tertulis yang bentuk dan isinya telah dipersiapkan terlebih dahulu, yang mengandung syarat-syarat baku. Ciri dari perjanjian standar adanya sifat uniform atau keseragaman dari syarat- syarat perjanjian untuk semua perjanjian untuk sifat yang sama. Syarat- syarat baku dalam perjanjian adalah syarat konsep tulis yang dimuat dalam beberapa perjanjian yang akan masih dibuat yang jumlahnya tidak tertentu,

  

  Berdasarkan hasil wawancara dengan Lalu Pending Dadeh, bahwa pada dasarnya tidak ada perbedaan dalam pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen sepeda motor baru maupun motor bekas pada seluruh Kantor Cabang PT. Federal International Finance. Dalam proses pemberian kredit sepeda motor baru maupun bekas tahapannya adalah:

5 Wawancara dengan Bapak Lalu Pending Dadeh, (Lira Section Head) pada tanggal 28

  Calon customer datang ke dealer, atau melalui sales outdoor selanjutnya melengkapi kelengkapan dokumen atau persyaratan yang dibutuhkan untuk proses kredit, Pihak dealer akan memberi tahukan kepada PT. FIF Pos Tanjung Cabang Mataram dan biasanya pihak dealer akan menyerahkan dokumen/persyaratan dari calon customer (jika sudah ada), selanjutnya Pihak PT. FIF Pos Tanjung Cabang Mataram akan datang kerumah customer untuk melakukan survey layak atau tidak layaknya calon customer diberikan kredit, Setelah layak untuk membiayai calon customer harus melengkapi persyaratan/ dokumen Setelah semua lengkap baru customer disodorkan perjanjian pembiayaan yang berupa aplikasi, pemohon tersebut harus menandatangani Kontrak Aplikasi

  Perjanjian pembiayaan konsumen sebagai suatu bentuk perjanjian pembiayaan konsumen pada PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram, harus didasarkan pada ketentuan Pasal 1320 Kitab Undang–Undang Hukum Perdata sebagai syarat bahwa perjanjian pembiayaan konsumen tersebut adalah sah di muka hukum. Syarat – syarat yang harus dipenuhi adalah kesepakatan antara kedua belah pihak, kecakapan bertindak, suatu hal tertentu, dan adanya kausa yang halal.

  Perjanjian pembiayaan konsumen pada PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram merupakan perjanjian hutang piutang dengan penyerahan hak milik secara fidusia, yang artinya penyerahan hak milik (obyek pembiayaan) dilakukan secara kepercayaan kepada konsumen (customer), hanya saja bukti kepemilikannya dipegang oleh kreditur, yaitu PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa perjanjian pembiayaan konsumen tersebut sudah sesuai dengan ketentuan Pasal 1 Undang – Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia yang menyebutkan bahwa: “ Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan, dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya di alihkan tetap berada dalam penguasaan pemilik benda“.

  Perbedaan antara motor baru dan motor bekas dilihat dari segi kepemilikan dan jenis motor yang dikreditkan. Motor Baru kepemilikannya adalah perusahaan Astra dan motor yang di kreditkan berupa motor khusus merk Honda sedangkan motor bekas kepemilikannya adalah individu atau perseorangan dan motor yang di kreditkan berupa semua merk motor.

  Berdasarkan hasil wawancara dengan Lalu Pending Dadeh, hak yang dimiliki oleh pihak customer adalah menerima dan menggunakan barang jaminan (berupa sepeda motor) akan tetapi bukti kepemilikannya (BPKB) disimpan oleh pihak PT.FIF sedangkan kewajibannya adalah membayar angsuran setiap bulannya sebelum tanggal jatuh tempo.

  Sedangkan bagi PT. FIF Pos Tanjung Cabang Mataram hak nya adalah menerima angsuran setiap bulan dari customer sebelum jatuh tempo dan menggunakan barang jaminan (sepeda motor), setelah lunas diberikan

  Dalam pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen pada PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram, timbul hambatan dan atau masalah yang menyertainya adalah tunggakan pembayaran, pengertian tunggakan didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan: “ Tunggakan adalah angsuran yang belum dibayar atau tunggakan yang belum dilunasi pada atau setelah tanggal pengenaan denda ”(Kamus Besar Bahasa Indonesia 2010), Menggadaikan barang jaminan, Menurut Pasal 1150 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) adalah: “gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh debitur atau oleh kuasanya 64 sebagai jaminan atas hutangnya dan yang memberi wewenang kepada kreditur untuk mengambil pelunasan piutangnya dari barang itu dengan mendahului kreditur-kreditur lain, dengan pengecualian biaya penjualan sebagai pelaksanaan putusan atas tuntutan mengenai pemilikan atau penguasaan, dan biaya penyelamatan barang itu, yang di keluarkan setelah barang itu di serahkan sebagai gadai dan yang harus di dahulukan”, dan Konsumen (customer) melakukan oper kredit tanpa sepengetahuan PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram, Masalah ini sering timbul karena pihak customer mengoperkreditkan barang jaminan yang menjadi obyek pembiayaan sehingga beban pembayaran angsuran berpindah kepada orang lain.

  Sehingga pembayarannya pun akhirnya terhambat/ macet karena yang menguasai barang memang tidak mampu membayar angsuran.

  Wanprestasi adalah tidak memenuhi atau lalai melaksanakan kewajiban sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat antara PT. FIF dengan customer.

  Dalam suatu transaksi dan atau perjanjian dalam bentuk apapun, kedua belah pihak saling mengikatkan dirinya untuk melaksanakan sesuatu yang telah diperjanjikan (prestasi), namun pada kenyataannya tidak menutup kemungkinan dapat terjadi bahwa salah satu pihak tidak melaksanakan apa yang telah diperjanjikan. Apabila dalam suatu perjanjian si debitur tidak melaksanakan apa yang telah diperjanjikan maka dapat dikatakan ia telah melakukan wanprestasi. Dapat pula dikatakan bahwa ia telah lalai atau alpa atau ingkar janji atau bahkan melanggar perjanjian dengan melakukan sesuatu hal yang dilarang/ tidak boleh dilakukan. Hal ini berakibat hukum yakni pihak/para pihak yang dirugikan dapat menuntut pelaksanaan dari prestasi atau konsekwensi lain yang diatur dalam perjanjian (ganti kerugian).

  Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Lalu Pending Dadeh, bahwa penyelesaian sengketa yang ditempuh pihak PT. Federal International Finance antara lain Teguran, Dilakukan penagihan, Setelah di mengembalikan barang jaminannya atau diminta untuk melunasi sisa

  

  Penarikan obyek pembiayaan yang merupakan barang jaminan dilakukan oleh Remedial Operational melalui Eksekutor/ Debt Collector.

  Dalam melakukan penarikan obyek pembiayaan tersebut maka dokumen– dokumen yang diperlukan di analisa dan di cek kelengkapannya. Adapun dokumen yang perlu disiapkan yaitu : Surat Kuasa, Kartu Account

  Receivable (Kartu A/R), dan Berita Acara Serah Terima Kendaraan (BASTK).

  Dalam menghadapi hambatan-hambatan yang timbul dan penyelesaiannya, maka pihak PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram mengambil langkah-langkah sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama dan menjadi dasar yang mengikat para pihak serta berlaku sebagai undang-undang. Hal ini diatur dalam

  Pasal 1338 KUH Perdata. Dalam pelaksanaannya untuk menyelesaikan hambatan yang ditimbulkan mengalami banyak kendala tidak seperti pada saat pengajuan permohonan pembiayaan. PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram sampai saat ini dalam menangani penyelesaian masalah yang ditimbulkan konsumen belum pernah sampai ke tingkat pengadilan, karena dapat diselesaikan secara kekeluargaan.

III. PENUTUP

  Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada pembahasan dalam skripsi ini, maka dapat di simpulkan beberapa hal yaitu: Pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen sepeda motor baru dan bekas pada PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang

  Mataram adalah dilakukan berdasarkan perjanjian pembiayaan yang ditetapkan oleh PT. FIF dengan persyaratan– persyaratan yang telah ditentukan oleh pihak PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram yaitu syarat administratif perseorangan diantaranya KTP, KK, slip gaji, rekening listrik, rekening koran dan syarat penilaian 5C diantaranya Character (watak), Capital (modal), Capacity (kemampuan),

  Collateral (jaminan), dan Condition of economy (kondisi).

  Masalah yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian pembiayaan sepeda motor baru atau bekas antara konsumen (customer) dengan PT.

  Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram adalah penunggakan pembayaran, Konsumen (customer) menggadaikan obyek pembiayaan, dan Konsumen (customer) melakukan oper kredit.

  Penyelesaian sengketa yang ditempuh apabila ada pihak yang melakukan wanprestasi oleh PT. Federal International Finance Pos Tanjung Cabang Mataram terhadap customer yang terlambat membayar (over due) lebih dari 14 hari akan diberikan somasi 1 atau surat peringatan 1dan untuk customer yang terlambat membayar (over due) lebih dari 30 tetap tidak memiliki itikad baik dan dalam waktu lebih dari 90 hari tidak menyelesaikan pembayaran angsuran maka akan dilakukan penarikan terhadap obyek pembiayaan dimanapun obyek pembiayaan tersebut berada.

  Maka dari penelitian tersebut dapat diberikan saran yaitu Hendaknya para pihak mentaati aturan mengenai hukum pembiayaan konsumen agar tercipta keteraturan dan kepastian hukum bagi para pihak yang telah terkait dalam perjanjian pembiayaan konsumen sehingga dapat mendatangkan rasa adil bagi semua pihak dalam perjanjian pembiayaan konsumen pada khususnya dan untuk masyarakat umumnya. Hendaknya customer harus menyadari kewajibannya serta tidak melakukan tindakan- tindakan yang dilarang oleh pihak perusahaan pembiayaan sehingga dalam pelaksanaan perjanjian pembiayaan konsumen dapat berjalan dengan lancar serta tidak merugikan pihak perusahaan pembiayaan, karena dalam praktek pelaksanaannya pihak perusahaan pembiayaan sering dirugikan oleh ulah pihak customer. Kepada pihak perusahaan pembiayaan agar terhindar dari masalah itikad buruk dari customer, maka hendaknya sebelum memberikan fasilitas pembiayaan konsumen kepada customer, maka pihak perusahaan pembiayaan harus cermat dalam menyeleksi calon customer ataupun dalam surat permohonan pembiayaan yang dilakukan oleh pihak perusahaan pembiayaan dan untuk perusahaan pembiayaan diharapkan untuk objek jaminan dapat didaftarkan karena dapat

  DAFTAR PUSTAKA Fuady, Munir. Hukum tentang Pembiayaan (Dalam Teori Praktek).

  Bandung: PT. Citra Aditya bakti. 2000. Simatupang, Richard Burton. Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta: Rineka

  Cipta. 2003 Purwahid Patrik. Dasar-Dasar Hukum Perikatan. Bandung: Mandar Maju, 1994.

  Sunaryo, Hukum Lembaga Pembiayaan. Jakarta: Sinar Grafika. 2008.