Antologi Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra - Repositori Institusi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
ANTOLOGIHASILPENELITIAN
BAHASA DAN SASTRA
-·-11
~'
- •4----·
(-- -- . .- . -AH
r----
·l~'
=r;,..., _""'
··- -
-- -
ol-'•
L)"'
..
..
'-·~
Ar
..
- - · - --.,.
/,
,~
<
- ~n.JI
ANTOLOGIHASILPENELITIAN
BAHASA DAN SASTRA
PERPUSTAKAAN
PUSAT BAHASA
DEPARTEMEN PENr>ll)IKAN NASIONAL
BALAI BAHASA PADANG
2007
~
, ~f-.µ:
"ti
--.£"
m
"
·~ ~
::::0
"ti
.C
en
-1 'l; !!!. ~
.~
~
-t
•:J..
19.,
z
?
S"
Q.
c:
~
I · ·~
I
I
Penyunting Naskah
Erwina Burhanuddin
~
z
""O
Desain Sampul
Yusrizal KW
c:
en
~
Tata Letak
Romi
OJ
Cetakan 1
2007
:t>
::c
:t>
en
:t>
~
Balai Bahasa Padang
Simpang Alai Cupak Tangah, Pauh Limo
Padang 25162
HAK CIPT A DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya,
dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun
tanpa izin tertulis dari penerbit kecuali dalam hal pengutipan
untuk keperluan artikel atau karangan ilmiah
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
808.08
407.2
ANT
A
Antologi Hasil Penelitian Balai Bahasa Padang. Padang: Balai Bahasa Padang, 2008. x, 175 him.; 21 cm.
ISBN 978-979-685-692-3
I . BAHASA-KAJIAN DAN PENELITIAN
2. BAHASA-BUNGA RAMPA!
lsi di lua tanggung jawab peicetal)
Malin Deman membawa Pu ti Bungsu pulang ke rumah orang
tuanya dan hidup bersama keluarga Malin Deman. Karena telah
lama tinggal di sana, ibu Malin Deman menikahkan Puti Bungsu
dengan anaknya. Pernikahan tersebut menandakan bahwa Malin
Deman berkuasa terhadap kehidupan Puti Bungsu.
7. Korban menghadapi persoalan (masalah) (Definisi: masalah.
Lambang: X)
,
Dari buah kasih Malin Deman dan Puti Bungsu lahirlah Malin
Duano. Sayang, Puti Bungsu tidak mampu mendidik anaknya
dengan baik sehingga Malin Duano tumbuh menjadi anak yang
nakal. Kenakalan Malin Duano menimbulkan ketidaksenangan Thu
Malin Deman. Perubahan sikap Thu Malin Deman itu dirasakan
oleh Puti Bungsu. Ia sadar bahwa mertuanya (Thu Malin Deman)
tidak menyukainya lagi.
12
,
..
8. Korban membebaskan diri (kembali ke asal) (Definisi: terbebas.
Lambang:µ)
Puti Bungsu kembali ke langit (kayangan) setelah menemukan
baju Sonsong Baraik-nya.
9. Pencari meninggalkan rumah (Definisi: kepergian. Lambang:
t>
Pengertian 'kepergian' dalfim bagian ini berbeda dengan
konsep ketiadaan pada fungsi nomor 1. Kepergian dalam konteks
ini merupakan perjalanan yang sangat jauh dan memiliki tujuan
atau misi tertrntu yang sangat penting. Perjalanan dapat dikatakan
sebagai pengembaraan, yang tidak dapat dipastikan kapan sampai
dan kapan berhentinya. Orang yang melakukan perjalanan dengan
misi tersebut disebut sebagai pencari. Dalam kaba Malin Deman
ini pencari adalah Malin Deman. Malin Deman pergi dari rumah
untuk mencari Puti Bungsu dan anaknya yang bernama Malin
Duano.
Dalam konsep ini, Puti Bungsu dan Malin Duano tidak disebut
sebagai korban teraniaya karena dalam peristiwa kepergiannya,
Puti Bungsu dan anaknya tidak diusir dari rumah ibu Malin
Deman. Akan tetapi, Puti Bungsu keluar dari rumah itu dengan
jalan sembunyi-sembunyi atau tanpa sepengetahuan dari Malin
Deman, Ibu Malin Deman, dan Si Kambang Manih.
10. Pencari diperingatkan dengan suatu larangan tertentu
(Definisi: Jarangan. Lambang: %)
Dalam kaba ini terdapat dua konsep pencari, yaitu pencari I
dan II. Pencari I adalah Malin Deman dan pencari II adalah Malin
Duano.
Pencari I bertujuan mencari Puti Bungsu dan Malin Duano,
sedangkan Pencari II bertujuan mencari Malin Deman. Kedua
pencari tersebut sama-sama mendapat larangan ketika akan
berangkat dari rumah.
Larangan yang diucapkan ibu Malin Deman kepada Malin
Deman (Pencari I) dapat dilihat dalam kutipan berikut.
13
... usah mandeh di tinggakan, usah anak pai marantau, lauik
sati rantau batuah, Jangik nan indak bapasawangan, badan
baransua tuo juo, nyampang sakik ngilu paniang, sia urang
mancari ubek, ... (Rasyid, 60).
( ...janganlah anak tinggalkan ibu, anak tidak perlu pergi
merantau. lbu sudah semakin tua, Jika ibu sakit, tidak ada yang
akan menolong mencarikan obat.. .).
Larangan yang lain adalah larangan yang diucapakan Puti
Bungsu kepada anaknya Malin Duano. Larangan tersebut dapat
dilihat dalam kutipan pantun berikut.
"Usah anak pai kapakan,
Pakan salasa koto baru,
Mandaki manko manurun,
Usah anak pai bajalan,
Badan nan mudo ma/ah baru,
Kapandaian samiang balun" (Rasyid, 52).
("Usah anak pergi ke pekan
Pekan Selasa Koto Baru,
Mendaki lalu menurun, ·
Usah anak pergi berjalan,
Anak masih belum berilmu
Kepandaian belum sedikit pun ada" ).
11. Larangan dilanggar (Definisi: pelanggaran. Lambang: 5)
Kedua pencari tidak bisa dicegah. Mereka tetap mengikuti
kemauan masing-masing. Mereka tidak mengindahkan larangan.
Akhirnya, orang yang mengucapkan larangan terpaksa merelakan
kepergian mereka. Hal itu dapat d ilihat dalam kutipan pantun
beriku t ini.
·
12. Pencari terlibat permainan dan pertarungan (Definisi:
permainan dan pertarungan. Lambang: H)
Pada awalnya, Malin Deman dan Malin Duano terlibat dalam
permainan adu ayam. Permainan bera}
BAHASA DAN SASTRA
-·-11
~'
- •4----·
(-- -- . .- . -AH
r----
·l~'
=r;,..., _""'
··- -
-- -
ol-'•
L)"'
..
..
'-·~
Ar
..
- - · - --.,.
/,
,~
<
- ~n.JI
ANTOLOGIHASILPENELITIAN
BAHASA DAN SASTRA
PERPUSTAKAAN
PUSAT BAHASA
DEPARTEMEN PENr>ll)IKAN NASIONAL
BALAI BAHASA PADANG
2007
~
, ~f-.µ:
"ti
--.£"
m
"
·~ ~
::::0
"ti
.C
en
-1 'l; !!!. ~
.~
~
-t
•:J..
19.,
z
?
S"
Q.
c:
~
I · ·~
I
I
Penyunting Naskah
Erwina Burhanuddin
~
z
""O
Desain Sampul
Yusrizal KW
c:
en
~
Tata Letak
Romi
OJ
Cetakan 1
2007
:t>
::c
:t>
en
:t>
~
Balai Bahasa Padang
Simpang Alai Cupak Tangah, Pauh Limo
Padang 25162
HAK CIPT A DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
Isi buku ini, baik sebagian maupun seluruhnya,
dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun
tanpa izin tertulis dari penerbit kecuali dalam hal pengutipan
untuk keperluan artikel atau karangan ilmiah
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
808.08
407.2
ANT
A
Antologi Hasil Penelitian Balai Bahasa Padang. Padang: Balai Bahasa Padang, 2008. x, 175 him.; 21 cm.
ISBN 978-979-685-692-3
I . BAHASA-KAJIAN DAN PENELITIAN
2. BAHASA-BUNGA RAMPA!
lsi di lua tanggung jawab peicetal)
Malin Deman membawa Pu ti Bungsu pulang ke rumah orang
tuanya dan hidup bersama keluarga Malin Deman. Karena telah
lama tinggal di sana, ibu Malin Deman menikahkan Puti Bungsu
dengan anaknya. Pernikahan tersebut menandakan bahwa Malin
Deman berkuasa terhadap kehidupan Puti Bungsu.
7. Korban menghadapi persoalan (masalah) (Definisi: masalah.
Lambang: X)
,
Dari buah kasih Malin Deman dan Puti Bungsu lahirlah Malin
Duano. Sayang, Puti Bungsu tidak mampu mendidik anaknya
dengan baik sehingga Malin Duano tumbuh menjadi anak yang
nakal. Kenakalan Malin Duano menimbulkan ketidaksenangan Thu
Malin Deman. Perubahan sikap Thu Malin Deman itu dirasakan
oleh Puti Bungsu. Ia sadar bahwa mertuanya (Thu Malin Deman)
tidak menyukainya lagi.
12
,
..
8. Korban membebaskan diri (kembali ke asal) (Definisi: terbebas.
Lambang:µ)
Puti Bungsu kembali ke langit (kayangan) setelah menemukan
baju Sonsong Baraik-nya.
9. Pencari meninggalkan rumah (Definisi: kepergian. Lambang:
t>
Pengertian 'kepergian' dalfim bagian ini berbeda dengan
konsep ketiadaan pada fungsi nomor 1. Kepergian dalam konteks
ini merupakan perjalanan yang sangat jauh dan memiliki tujuan
atau misi tertrntu yang sangat penting. Perjalanan dapat dikatakan
sebagai pengembaraan, yang tidak dapat dipastikan kapan sampai
dan kapan berhentinya. Orang yang melakukan perjalanan dengan
misi tersebut disebut sebagai pencari. Dalam kaba Malin Deman
ini pencari adalah Malin Deman. Malin Deman pergi dari rumah
untuk mencari Puti Bungsu dan anaknya yang bernama Malin
Duano.
Dalam konsep ini, Puti Bungsu dan Malin Duano tidak disebut
sebagai korban teraniaya karena dalam peristiwa kepergiannya,
Puti Bungsu dan anaknya tidak diusir dari rumah ibu Malin
Deman. Akan tetapi, Puti Bungsu keluar dari rumah itu dengan
jalan sembunyi-sembunyi atau tanpa sepengetahuan dari Malin
Deman, Ibu Malin Deman, dan Si Kambang Manih.
10. Pencari diperingatkan dengan suatu larangan tertentu
(Definisi: Jarangan. Lambang: %)
Dalam kaba ini terdapat dua konsep pencari, yaitu pencari I
dan II. Pencari I adalah Malin Deman dan pencari II adalah Malin
Duano.
Pencari I bertujuan mencari Puti Bungsu dan Malin Duano,
sedangkan Pencari II bertujuan mencari Malin Deman. Kedua
pencari tersebut sama-sama mendapat larangan ketika akan
berangkat dari rumah.
Larangan yang diucapkan ibu Malin Deman kepada Malin
Deman (Pencari I) dapat dilihat dalam kutipan berikut.
13
... usah mandeh di tinggakan, usah anak pai marantau, lauik
sati rantau batuah, Jangik nan indak bapasawangan, badan
baransua tuo juo, nyampang sakik ngilu paniang, sia urang
mancari ubek, ... (Rasyid, 60).
( ...janganlah anak tinggalkan ibu, anak tidak perlu pergi
merantau. lbu sudah semakin tua, Jika ibu sakit, tidak ada yang
akan menolong mencarikan obat.. .).
Larangan yang lain adalah larangan yang diucapakan Puti
Bungsu kepada anaknya Malin Duano. Larangan tersebut dapat
dilihat dalam kutipan pantun berikut.
"Usah anak pai kapakan,
Pakan salasa koto baru,
Mandaki manko manurun,
Usah anak pai bajalan,
Badan nan mudo ma/ah baru,
Kapandaian samiang balun" (Rasyid, 52).
("Usah anak pergi ke pekan
Pekan Selasa Koto Baru,
Mendaki lalu menurun, ·
Usah anak pergi berjalan,
Anak masih belum berilmu
Kepandaian belum sedikit pun ada" ).
11. Larangan dilanggar (Definisi: pelanggaran. Lambang: 5)
Kedua pencari tidak bisa dicegah. Mereka tetap mengikuti
kemauan masing-masing. Mereka tidak mengindahkan larangan.
Akhirnya, orang yang mengucapkan larangan terpaksa merelakan
kepergian mereka. Hal itu dapat d ilihat dalam kutipan pantun
beriku t ini.
·
12. Pencari terlibat permainan dan pertarungan (Definisi:
permainan dan pertarungan. Lambang: H)
Pada awalnya, Malin Deman dan Malin Duano terlibat dalam
permainan adu ayam. Permainan bera}