Pola Komunikasi Polisi Resor Kabupaten Jeneponto dalam Pembinaan Masyarakat dan Penyuluhan Hukum - Repositori UIN Alauddin Makassar

POLA KOMUNIKASI POLISI RESOR KABUPATEN JENEPONTO DALAM
PEMBINAAN MASYARAKAT DAN PENYULUHAN HUKUM

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat Meraih gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi Jurusan Ilmu komunikasi pada
Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
UIN Alauddin Makassar
2017

Oleh:

MUHAMMAD RIFAL ABDUL MUTHALIB
NIM: 50700113246

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
20

i


ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama

: Muhammad Rifal Abdul Muthalib

Nim

: 50700113246

Tempat/Tanggal Lahir

: Ujung Pandang, 11 Mei 1993

Jurusan


: Ilmu Komunikasi

Fakultas

: Dakwah dan Komunikasi

Alamat

: BTN Minasaupa Blok N6/20

Judul

:Pola Komunikasi Polisi Resor Kabupaten Jeneponto
dalam Pembinaan Masyarakat dan Penyuluhan Hukum
Dengan penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini

menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis sendiri. Jika
dikemudian hari terbukti merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang
lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya
batal demi hukum.


Makassar, 03 November 2017
Penulis

Muhammad Rifal Abdul Muthalib
Nim: 50700113246

iii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan
berkah, rahmat, dan pertolongan serta hidayah-Nya sehingga penulis diberikan
kesempatan,

kesehatan,

dan

keselamatan,


serta

kemampuan

untuk

dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Salawat dan salam atas junjungan kami
baginda Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan kepada kami nikmat
Islam dan menuntun manusia ke jalan yang lurus, yaitu jalan yang dikehendaki serta
diridhoi oleh Allah swt.
Skripsi yang berjudul “Pola Komunikasi Polisi Resor Kabupaten Jeneponto
Dalam Pembinaan dan Penyuluhan Hukum)”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi
syarat sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Ikom)
pada fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menemukan berbagai banyak rintangan
dan kesulitan, baik itu yang datang dari pribadi peneliti sendiri maupun yang datang
dari luar. Namun, dengan penuh kesabaran peneliti dapat melewati rintangan tersebut

tentunya dengan petunjuk dari Allah SWT dan adanya bimbingan serta bantuan dari
semua pihak. Alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, melalui
ucapan sederhana ini penulis ingin menyampaikan terima kasih berbalut cinta yang
tak terhingga saya hanturkan kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Abdul
Muthalib Ibrohim Dan Ibunda Hj. Rosita Ahmad, yang tak kenal lelah memberikan
Do‟a, dorongan, motivasi, dan dukungan baik dalam bentuk materil maupun imateril.
Karena merekalah saya dapat menjangkau dunia dengan ilmu pengetahuan. Terima

iv

kasih juga kepada kakak-adekku yang telah banyak membantu saya selama jalannya
perkuliahan sampai penyusunan skripsi ini. Terima kasih kepada keluarga besarku
karena selama ini telah banyak mendoakan dan tak henti-hentinya memberikan
semangat kepada saya sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.
1.

Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si., sebagai Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Alauddin Makassar, Wakil Rektor I Prof. Dr. Mardan, M.Ag. Wakil
Rektor II Prof. Dr. H. Lomba Sultan, M.A. Dan Wakil Rektor III Prof. Siti
Aisyah, M.A., Ph.D. Yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk

menimba ilmu di UIN Alauddin Makassar.

2.

Dr. H. Abd Rasyid Masri, S.Ag., M.Pd., M.Si., MM., selaku Dekan Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Alauddin Makassar, dan Wakil Dekan I Dr.
Misbahuddin, M.Ag., Wakil Dekan II Dr. H. Mahmuddin, M.Ag, dan Wakil
Dekan III Dr. Nursyamsiah, M.Pd.I., yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menimba ilmu di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.

3.

Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, Ramsiah Tasruddin, S.Ag., M.Si., dan Haidir
Fitra Siagian,S.Sos., M.Si., Ph.D selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Komunikasi,
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar.

4.

Ramsiah Tasruddin, S.Ag., selaku pembimbing I yang senantiasa memberikan

arahan serta petunjuk pada setiap proses penulisan skripsi ini sampai akhir
hingga dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis.

v

5.

Dr. Hj. Haniah, Lc., M.A,. selaku pembimbing II yang telah mencurahkan
perhatian dan meluangkan waktunya untuk membimbing penulis, dan tidak
bosan-bosannya membantu penulis saat konsultasi hingga semua proses
dilewati dengan penuh semangat oleh penulis.

6.

Rahmawati Haruna, SS., M.Si., selaku penguji I dan Harmin Hatta, S.Sos.,
M.I.Kom selaku penguji II yang telah senantiasa memberikan kritik dan saran
untuk perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7.


Segenap Dosen, Staf Jurusan, Tata Usaha, serta Perpustakaan Fakultas Dakwah
dan Komunikasi tak lupa penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas ilmu, bimbingan, arahan serta motivasi selama penulis menempuh
pendidikan di Jurusan Ilmu Komunikasi.

8.

Terima kasih berbalut cinta yang tak terhingga saya hanturkan kepada kedua
orang tua tercinta, Ayahanda Abdul Muthalib Ibrohim Dan Ibunda Hj. Rosita
Ahmad, yang tak kenal lelah memberikan Do‟a, dorongan, motivasi, dan
dukungan baik dalam bentuk materil maupun imateril. Karena merekalah saya
dapat menjangkau dunia dengan ilmu pengetahuan. Terima kasih juga kepada
kakak-adekku yang telah banyak membantu saya selama jalannya perkuliahan
sampai penyusunan skripsi ini. Terima kasih kepada keluarga besarku karena
selama ini telah banyak mendoakan dan tak henti-hentinya memberikan
semangat kepada saya sehingga bisa menyelesaikan skripsi ini.

9.

Teman seperjuangan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, terkhusus Jurusan

Ilmu Komunikasi Angkatan 2013 yang telah menjadi teman seperjuangan
selama 4 tahun. Untuk senior I.Kom 2008-2012 dan kawan-kawan serta juniorjunior 2014 hingga sekarang. Terima kasih atas semangat dan motivasi yang
diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

vi

10. Sahabat seperjuangan selama pembuatan skripsi Evi Alfiati Amri, Dian
Permata Sari, Sandi Landawang, Andi Ariezky Naim, Syamsul Rijal, Andi
Riswangga, Muslimin Dg, Jala, Kasmawati Dg. Maroa, Ayu Stevani, Sri
Wahyuningsi, Ahmad Angko, Imut, Asmi dan seluruh rekan-rekan Himpunan
Mahasiswa Jurusan (HMJ) serta seluruh mahasiswa Ilmu Komunikasi 2013
yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terima kasih karena selalu
memberikan motivasi dan juga rela berbagi ilmu dan pengalaman selama
penulis mengikuti aktivitas di kampus UIN Alauddin Makassar. Terima kasih
atas semangat, Doa, dan dukungan serta kesetiaan kalian selama ini.
11. Teman terbaik, H. Farid Bani Abdullah, S.Kom., Nizar, S.T., Fadil Oka
Setiawan, S.E., Audit Iqra Wardana, Amd.T., Rian Febrianto, S.T., Andi Dian
Kirana, S.Pt., Dewi Fitriani Djafar., S.E dan Kurniati Amos, S.Sos.,
Muhammad Rum, S.H., Harmayanti Zazilr, S.Sos., Sarah Sugiantoro, S.Pd.,
Muhammad Imran, S.H., Ikhwan, Andi, Koming dan Fha Khaera. Nur amimah

Agus, S.E., Arsyam Nur, Amd.T., Suwarno Sahar.
12. Kepada teman-teman di organisasi daerah Himpunan Mahasiswa Pelajar
Turatea (HPMT), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kom. Dakwah &
Komunikasi, Komunitas Sahabat Ilalang, Ikatan Mahasiswa Ilmu Komunikasi
Indonsia (IMIKI), Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi (HMJ
IKOM). Penulis ucapkan banyak terima kasih karena selama ini telah banyak
membantu penulis mulai dari pencarian judul skripsi hingga penyelesaian
skripsi.
13. Teman Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kecamatan Bisappu Kabupaten Bantaeng.
Terkhusus untuk KKN Kelurahan Bonto Lebang, Bapak dan Ibu, KakakKakak, adek posko dan teman-temanku Dicky Prayogo, Takwah Yudistira,

vii

Adnan, Siti Nurfadillah, Risma, Rheya, Anti, Aya dan Isra beserta seluruh
masyarakat Kelurahan Bonto Lebang yang telah menjadi semangat tersendiri
bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas pengalaman
berharganya selama berKKN.
14. Serta semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan. Terima kasih telah
membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini.
Dengan penuh kesadaran penulis menyadari penulisan skripsi ini jauh dari

sempurna, walau demikian penulis berusaha menyajikan yang terbaik. Semoga Allah
senantiasa memberi kemudahan dan perlindungan-Nya kepada semua pihak yang
berperan dalam penulisan skripsi ini. Wassalam.

Makassar, November 2017
Penyusun

Muhammad Rifal Abdul Muthalib
NIM: 50700113246

viii

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................... ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................................... iii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
PEDOMAN TRANSLITERASI ...................................................................... xiii
ABSTRAK ....................................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Fokus Penelitian dan Deskriptif Fokus ............................................ 4
C. Rumusan Masalah ........................................................................... 5
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6
E. Kajian Pustaka ................................................................................. 7
BAB II TINJAUAN TEORETIS ..................................................................... 14
A. Konsep Komunikasi dan Pola Komunikasi ..................................... 14
1. Pengertian Komunikasi ............................................................... 14
2. Komunikasi Sebagai Proses Sosial ............................................. 16
3. Unsur-unsur Komunikasi ............................................................ 17
4. Tujuan Komunikasi..................................................................... 18
5. Prinsip Komunikasi..................................................................... 18
6. Pola Komunikasi ......................................................................... 19
7. Bentuk-Bentuk Pola Komunikasi ............................................... 21
B. Komunikasi Interpersonal................................................................ 22
1. Pengertian Komunikasi Interpersonal ......................................... 22
2. Proses Komunikasi Interpersonal ................................................ 23
3. Struktur-struktur Komunikasi Interpersonal ............................... 24
4. Komponen-komponen Komunikasi Interpersonal ...................... 24
5. Fungsi-fungsi Komunikasi Interpersonal .................................... 26
C. Pembinaan dan Penyuluhan Hukum Bhabinkamtibmas ................... 27
1. Pembinaan ................................................................................... 27
2. Penyuluhan Hukum ..................................................................... 28
3. Bhabinkamtibmas ........................................................................ 28
D. Komunikasi Perspektif Islam ............................................................ 31
1. Qaulan Sadida (Q.S. An-Nisa ayat 9) ......................................... 32
2. Qaulan Balighan (Q.S. An-Nisa ayat 63) ................................... 33
3. Qaulan Masyura (Q.S. Al-Isra‟ ayat 28) ..................................... 35
4. Qaulan Layyina (Q.S. Thaha Ayat 44) ....................................... 36

ix

5. Qaulan Karima (Q.S. Al-Isra ayat 23) ........................................ 38
6. Qaulan Ma‟rufa (Q.S Al-Azhab ayat 32).................................... 39
BAB III METODELOGI PENELITIAN ......................................................... 41
A. Jenis dan Lokasi Penelitian.............................................................. 41
B. Pendekatan Penelitian ...................................................................... 41
C. Sumber Data .................................................................................... 42
D. Metode Pengumpulan Data ............................................................. 42
E. Instrument Penelitian ....................................................................... 44
F. Tehnik Pengolahan dan Analisis Data ............................................. 45
G. Pengujian Keabsahan Data .............................................................. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 49
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................ 49
B. Hasil Penelitian ................................................................................ 53
1. Pembinaan dan Penyuluhan Hukum Bhabinkamtibmas
Terhadap Masyarakat Kelurahan Empoang ................................ 53
2. Pola Komunikasi Lima Kunci Pilar Dalam Pembinaan
dan Penyuluhan Hukum Terhadap Masyarakat Kelurahan
Empoang ..................................................................................... 57
3. Kendala Dalam Pembinaan dan Penyuluhan Hukum Terhadap
Masyarakat Kelurahan Empoang ................................................ 66
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 69
A. Keimpulan ...................................................................................... 69
B. Implikasi Penelitian ........................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72
LAMPIRAN

x

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 .....................................................................................................................11

xi

DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 .................................................................................................................52
Gambar 4.2 .................................................................................................................58
Gambar 4.3 .................................................................................................................59

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI DAN SINGKATAN
1. Transliterasi Arab-Latin
Daftar huruf bahasa Arab dan Transliterasinya ke dalam huruf Latin
dapat dilihat pada tabel berikut :
1. Konsonan
Huruf Arab
‫ا‬
‫ب‬
‫ت‬
‫ث‬
‫ج‬
‫ح‬
‫خ‬
‫د‬
‫ذ‬
‫ر‬
‫ز‬
‫ش‬
‫ش‬
‫ص‬
‫ض‬
‫ط‬
‫ظ‬
‫ع‬
‫غ‬
‫ف‬
‫ق‬
‫ك‬
‫ل‬
‫و‬
ٌ
‫و‬
‫ھ‬

Nama
Alif
Ba
Ta
Sa
Jim
Ha
Kha
Dal
Zal
Ra
Zai
Sin
Syin
Sad
Dad
Ta
Za
„ain
Gain
Fa
Qaf
Kaf
Lam
Mim
Nun
Wau
Ha

Huruf Latin
tidak dilambangkan
b
t
s
j
h
kh
d
ż
r
z
s
sy
s
d
t
z

g
f
q
k
l
m
n
w
h

Nama
tidak dilambangkan
Be
Te
es (dengan titik di atas)
Je
ha (dengan titik di bawah)
ka dan ha
De
zet (dengan titik di atas)
Er
Zet
Es
es dan ye
es (dengan titik di bawah)
de (dengan titik di bawah)
te (dengan titik di bawah)
zet (dengan titik di bawah)
apostrof terbalik
Ge
Ef
Qi
Ka
El
Em
En
We
Ha

‫ء‬
hamzah

Apostrof
Y
Ya
Ye
Hamzah (‫ )ء‬yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda
apa pun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda ( ‟ ).

xiii

2.

Vokal
Vokal bahasa Arab, seperti vokal Bahasa Indonesia, terdiri atas vokal
tunggal atau menoftong dan vokal rangkap atau diftong.
Vokal tunggal Bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,
transliterasinya sebagai berikut :
Tanda
Nama
Huruf Latin
Nama
‫ا‬

fathah

a

A

‫ا‬

kasrah

i

I

‫ا‬

dammah

U

U

Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara
harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu :
Tanda
Nama
Huruf Latin
Nama
‫ى‬

fathah dan yaa‟

Ai

a dani

‫ؤ‬

fathah dan wau

Au

a dan u

Contoh:
‫كيْف‬
: kaifa
‫ھوْ ل‬
: haula
3.

Maddah
Maddah atau vocal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu :

Harakat dan Huruf
‫… ا │…ى‬
‫ى‬

Nama
Fathah dan alif atau
yaa‟
Kasrah dan yaa‟

Huruf dan Tanda
a

Nama
a dan garis di atas

i

i dan garis di atas

Dhammmah dan
waw

u

u dan garis di atas

‫و‬
Contoh:
‫يات‬
: maata
‫ريي‬
: ramaa
‫ليْم‬
: qiila
‫ يًوْ ت‬: yamuutu

xiv

Taa’ marbuutah
Transliterasi untuk taa‟marbuutah ada dua, yaitu taa‟marbuutah yang
hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan dhammah, transliterasinya adalah
[t].sedangkan taa‟ marbuutah yang mati atau mendapat harakat sukun,
transliterasinya adalah [h].
Kalau pada kata yang berakhir dengan taa‟ marbuutah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sedang al- serta bacaan kedua kata tersebut terpisah, maka taa‟
marbuutah itu ditransliterasikan dengan ha [h].
Contoh :
ْ ‫ ْاْل‬: raudah al- atfal
‫طفانروْ ضة‬
‫ ْانفاضهةانًديْنة‬: al- madinah al- fadilah
‫ْانح ْكًة‬
: al-hikmah

4.

5.

Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan
sebuah tanda tasydid( َ), dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan
huruf (konsonang anda) yang diberi tandasyaddah.
Contoh :
‫ربَّنا‬
: rabbanaa
‫ن َّجيْنا‬
: najjainaa
‫ْانحك‬
: al- haqq
‫نعِّى‬
: nu”ima
‫عدو‬
: „aduwwun
Jika huruf ‫ ى‬ber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh huruf
kasrah (‫ )بي‬maka ia ditranslitersikan sebagai huruf maddah menjadi i.
Contoh :
‫عهي‬
: „Ali (bukan „Aliyyatau „Aly)
‫ عربي‬: „Arabi (bukan „Arabiyyatau „Araby)
6.

Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf ‫( ال‬alif
lam ma‟arifah). Dalam pedoman transiliterasi ini, kata sandang ditransilterasikan
seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf
qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang
mengikutinya.kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan
dihubungkan dengan garis mendatar (-).
Contoh :
‫ ان َّشًص‬: al-syamsu (bukan asy-syamsu)
‫ ان َّسنسنة‬: al-zalzalah (az-zalzalah)
‫ ا ْنفهسفة‬: al-falsafah
‫ ا ْنبَلد‬: al-bilaadu

xv

7.

Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof („) hanya berlaku bagi
hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah terletak di awal
kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan Arab ia berupa alif.
Contoh :
ٌ ْ‫ تاْيرو‬: ta‟muruuna
‫ اننَّوْ ع‬: al-nau‟
‫ ش ْيء‬: syai‟un
‫ ايرْ ت‬: umirtu
8.

Penulisan Kata Bahasa Arab Yang Lazim Digunakan Dalam Bahasa

Indonesia
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau
kalimat yang belum dibakukan dalam Bahasa Indonesia. Kata, istilah atau kalimat
yang sudah lazim dan telah menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa Indonesia,
atau sering ditulis dalam tulisan Bahasa Indonesia, atau lazim digunakan dalam dunia
akademik tertentu, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya, kata
Al-Qur‟an (dari Al-Qur‟an), al-hamdulillah, dan munaqasyah. Namun, bila kata-kata
tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka harus ditransliterasi
secara utuh. Contoh :
Fizilaal Al-Qur‟an
Al-Sunnah qabl al-tadwin
ّٰ
9. Lafz al- Jalaalah (‫)للاه‬

Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jar dan huruf lainnya atau
berkedudukan sebagai mudaafilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf
hamzah.
Contoh :
ٰ ‫ ب‬billaah
‫ ديْن ٰالل‬diinullah ‫اللا‬
Adapun taamarbuutah di akhir kata yang disandarkan kepada lafz al-jalaalah,
ditransliterasi dengan huruf [t].contoh :
hum fi rahmatillaah

10. Huruf Kapital
Walau sistem tulisan Arab tidak mengenal huruf capital (All Caps), dalam
transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf
capital berdasarkan pedoman ajaran Bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf
kapital, misalnya, digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat,
bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata
sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri
tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka
huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf capital (Al-). Ketentuan yang
sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul refrensi yang didahului oleh kata

xvi

sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK,
DP, CDK, dan DR). contoh:
Wa ma muhammadun illaa rasul
Inna awwala baitin wudi‟ alinnasi lallazii bi bakkata mubarakan
Syahru ramadan al-lazii unzila fih al-Qur‟an
Nazir al-Din al-Tusi
Abu Nasr al- Farabi
Al-Gazali
Al-Munqiz min al-Dalal
Jika nama resmi seseorang menggunakan kata ibnu (anak dari) dan Abu
(bapak dari) sebagai nama kedua terakhirnya, maka kedua nama terakhir itu harus
disebutkan sebagai nama akhir dalam daftar pustaka atau daftar referensi. Contoh:
Abu Al-Wafid Mummad Ibn Rusyd, ditulis menjadi: Ibnu Rusyd, Abu Al-Walid
Muhammad (bukan : rusyd, abu al-walid Muhammad ibnu)
Nasr Hamid Abu Zaid, ditulis menjadi: Abu Zaid, Nasr Hamid (bukan: Zaid, Nasr
Hamid Abu)

11. Daftar Singkatan
Beberapa singkatan yang dilakukan adalah :
swt.
= subhanallahu wata‟ala
saw.
= sallallahu „alaihi wasallam
r.a
= radiallahu „anhu
H
= Hijriah
M
= Masehi
QS…/…4 = QS Al-Baqarah/2:4 atau QS Al-Imran/3:4
HR
= Hadis Riwayat

xvii

ABSTRAK
Nama
NIM
Fakultas/Jurusan
Judul Skripsi
Pembimbing I
Pembimbing II

: Muhammad Rifal Abdul Muthalib
: 50700113246
: Dakwah dan Komunikasi/Ilmu Komunikasi
: Pola Komunikasi Polisi Resor Kabupaten Jeneponto
Dalam Pembinaan Masyarakat dan Penyuluhan Hukum
: Ramsiah Tasruddin, S.Ag., M.Si
: Dr. Hj. Haniah, Lc., M.A

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pembinaan Bhabinkamtibmas
terhadap masyarakat Kelurahan Empoang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.
(2) Pola komunikasi Bhabinkamtibmas dalam membina dan menyuluh dibidang
hukum terhadap masyarakat Kelurahan Empoang Kecamatan Binamu Kabupaten
Jeneponto. (3) Kendala anggota Bhabinkamtibmas dalam membina dan menyuluh
dibidang hukum terhadap masyarkat Kelurahan Empoang Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto.
Jenis penelitian ini adalah deskrptif kualitatif dengan pendekatan komunikasi
interpersonal. Informan dalam penelitian ini adalah kepala satuan binaan
masyararakat, anggota Bhabinkamtibmas, tokoh masyarakat, tokoh agama, guru BK
dan kepala lingkugan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi,
wawancara mendalam dan analisis dokumen. Teknik analisis data menggunakan
metode interaktif miles dan Huberman dilakukan dengan tiga tahapan yaitu: reduksi
data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pembinaan menjadi kunci utama yang
dilakukan anggota Bhabinkamtibmas terhadap masyarakat untuk mengubah perilaku
menyimpang agar berubah menjadi orang yang baik. Ada beberapa metode atau cara
membina masyarakat diantaranya Menyambangi masyarakat yang sedang duduk
bersantai, mengunjungi rumah ke rumah, progam KUDA MAS (kunjungan
silaturahmi dalam masjid) dan membuat seminar penyuluhan hukum. (2) Pola
komunikasi sirkular dan bentuk komunikasi multi arah tercermin dalam bentuk
kerjasamanya antara anggota Bhabinkamtibmas dengan lima kunci pilar untuk
membina masyarakat . (3) Kendala atau hambatan dalam membina masyarakat yaitu
(a) Kurangnya personil anggota Bhabinkamtibmas dalam menjalankan tugas
pembinaan. (b) Karakter masyarakat yang berbeda-beda.
Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa pembinaan dan penyuluhan
hukum yang dilakukan Bhabinkamtibmas sedapat mungkin bekerjasama dengan
tokoh pemuda. Dengan mendapatkan respon positif oleh tokoh masyarakat dan
masyarakat tugas atau kegiatan pembinaan yang dilakukan harus terus dijalankan
dengan tujuan mengubah perilaku menyimpang masyarakat agar menjadi orang yang
berguna dan lebih baik.

xviii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kepolisian Negara Republik Indonesia atau yang sering disingkat dengan
Polri dalam kaitannya dengan pemerintahan adalah salah satu fungsi pemerintahan
Negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakkan
hukum, perlindungan, pengayoman, pelayanan, serta pembinaan masyarakat dan
penyuluhan hukum. Yang bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negeri
yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat dan pelayanan
serta terbinanya masyarakat dengan menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia.
Tugas kepolisian Republik Indonesia bukan hanya sekadar melindungi dan
mengayomi akan tetapi sebagai aparat penegak hukum juga melakukan pembinaan
masyarakat dan penyuluhan hukum yang dilakukan oleh Bhabinkamtibmas. Dalam
undang-undang kepolisian pasal 1 angka 4 peraturan KAPOLRI nomor 3 tahun 2015
tentang kepolisian masyarakat bahwa yang dimaksud dengan Bhabinkamtibmas
adalah pengemban polmas (polisi masyarakat) di desa atau kelurahan.1 Artinya
anggota Bhabinkamtibmas diberi amanah atau tugas untuk langsung ke lingkungan
masyarakat, mengunjungi, berkomunikasi dan berinteraksi terhadap masyarakat yang
menjadi binaan kamtibmas.
Kondisi masyarakat untuk kesadaran hukum dapat dilihat dari tinjauan segi
bentuk pelanggaran yang sering terjadi di masyarakat seperti tindakan kriminal,
pelanggaran lalu lintas, pelanggaran tindak anarkis, narkoba, perjudian, perampokan
dan lain sebagainya.

1

BayuSuseno,Bhabinkamtibmasitu apasih? http://bhabinkamtibmas.com/bhabinkamtibmasitu-apa-sih (11 September 2016).

1

Pembinaan dan penyuluhan kesadaran hukum yang dilakukan Kepolisian
Republik Indonesia terhadap masyarakat adalah hal yang sangat penting di jalankan,
maka dari itu Kepolisian Republik Indonesia membentuk polisi masyarakat (Polmas)
atau disebut dengan Bhabinkamtibmas untuk membina masyarakat dan menyuluh
dibidang hukum.
Bhabinkamtibmas (Bhayanngkara binaan keamanan ketertiban masyarakat)
merupakan salah satu petugas Polri didalam Kesatuan Binaan Masyarakat (Sat
Binmas) yang bertugas melakukan pembinaan terhadap warga masyarakat di suatu
pedesaan atau kelurahan yang di dasari dengan surat perintah pimpinan.
Seperti hal yang diinginkan Kepolisian Resor Kabupaten Jeneponto
Khususnya Bhabinkamtibmas melakukan pembinaan dan penyuluhan hukum di
masyarakat Kelurahan Empoang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto.
Kelurahan Empoang Kecamatan Binamu merupakan salah satu kelurahan yang
berada di ibu kota Kabupaten Jeneponto dengan bermacam latar belakang pekerjaan,
status sosial hingga pendidikan. Pembinaan dan penyuluhan hukum secara umum
yang dilakukan oleh anggota Bhabinkamtibmas terhadap masyarakat untuk
mengurangi potensi pelanggaran hukum dikalangan masyarakat setempat. Tidak
hanya itu anggota Bhabinkamtinbmas juga biasanya membina masyarakat baik itu
dari kalangan anak-anak hingga kalangan orang tua.
Pembinaan yang dilakukan anggota Bhabinkamtibmas bertujuan untuk
memberi motivasi kepada masyarakat untuk menjadi orang yang berguna dan
meninggalkan hal-hal yang tidak baik. Atas dasar inilah anggota Bhabinkamtibmas
di wilayah tersebut melakukan upaya-upaya berkomunikasi secara nonformal
terhadap masyarakat baik itu secara rumah ke rumah maupun menyambangi di
tempat tongkrongan masyarakat setempat.

2

Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang
sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat, termasuk Wilbur
Schramm yang dikutip oleh Hafied Cangara dalam Pengantar Ilmu Komunikasi
mengatakan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak
dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin
masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin
dapat mengembangkan komunikasi. Sehubungan dengan kenyataan bahwa
komunikasi adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas seorang
manusia, tentu masing-masing orang mempunyai cara sendiri, tujuan yang akan
didapatkan, melalui apa atau kepada siapa. Jelas masing-masing orang mempunyai
perbedaan dalam mengaktualisasikan komunikasi. Oleh karena itu, dalam
komunikasi dikenal pola-pola tertentu sebagai manifestasi perilaku manusia dalam
berkomunikasi.2
Komunikasi jelas tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan umat manusia,
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Komunikasi diperlukan
untuk mengatur tatakrama pergaulan antarmanusia, sebab berkomunikasi dengan
baik akan memberi pengaruh langsung pada struktur keseimbangan seseorang dalam
bermasyarakat.3
Polisi masyarakat (polmas) atau biasa disebut dengan Bhabinkamtibmas
melakukan suatu kunjungan ke masyarakat Kelurahan Empoang Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto yang menjadi binaanya dengan tujuan melakukan kegiatan
pembinaan dan penyuluhan hukum secara umum dengan cara berkomunikasi agar

2

Nurudin, Sistem Komunikasi Indonesia, (Jakarta : Rajawali Persn 2007), h. 26.

3

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Cet.11 Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 3.

3

pembinaan dan pemahaman tentang pentingya kepatuhan hukum dapat dipahami
oleh masyarakat setempat.
B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus
1. Fokus Penelitian
Adapun fokus penelitian yang dimaksud peneliti yaitu pembinaan dan pola
komunikasi serta kendala anggota Bhabinkamtibmas dalam membina dan
penyuluhan hukum terhadap masyarakat Kelurahan Empoang Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto.
2. Deskripsi Fokus
Berdasarkan pada fokus penelitian dari judul tersebut di atas, dapat
dideskripsikan berdasarkan substansi permasalahan, oleh karena itu peneliti
memberikan deskpripsi fokus sebagai berikut:
a. Pola komunikasi Bhabinkamtibmas
Pola komunikasi disebut sebagai model, yaitu sistem yang terdiri atas
berbagai komponen yang berhubungan satu sama lain untuk mencapai tujuan
pendidikan dan keadaan masyarakat.4
Proses penyampaian pesan Polisi Resor Kabupaten Jeneponto khususnya
anggota Bhabinkamtibmas Kelurahan Empoang Kecamatan Binamu Kabupaten
Jeneponto terhadap masyarakat binaannya untuk menyampaikan pesan kamtibmas
(keamanan dan ketertiban masyarakat) merupakan komunikasi nonformal yang
digunakan

anggota

Bhabinkamtibmas.

Anggota

Bhabinkamtibmas

juga

mendengarkan keluhan dan laporan masyarakat binaan terkait hal yang menjadi

Dahlia, “Pola Komunikasi dalam Keluarga Sebagai Upaya Penanggulangan
Problematika Remaja Putus Sekolah di Desa Kolai Kecamatan Malua Kabupaten Enrekang”, Skripsi
(Makassar: Fak. Dakwah & Komunikasi UIN Alauddin, 2014), h. 26
4

4

permasalahan di lingkungan Kelurahan Empoang, sehingga proses komunikasi
langsung terjadi antara anggota Bhabinkamtibmas dengan masyarakat.
b. Pembinaan Masyarakat dan Penyuluhan Hukum
Kepolisian Republik Indonesia khususnya Polisi Resort Kabupaten
Jeneponto sebagai instansi penegak hukum bukan hanya melindungi dan
mengayomi masyarakat, akan tetapi kepolisian juga bertugas mendidik, membina
dan melakukan kegiatan penyuluhan hukum secara umum terhadap masyarakat
perkotaan hingga pedesaan. Hal ini yang biasa dilakukan oleh anggota
Bhabinkamtibmas terhadap masyarakat Kelurahan Empoang Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto untuk melakukan kegiatan pembinaan dan penyuluhan
hukum dengan cara menyambangi dan berkomunikasi.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti
mengemukakan pokok permasalahan yaitu:
1. Bagaimana pembinaan Bhabinkamtibmas terhadap masyarakat Kelurahan
Empoang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto?
2. Bagaimana pola komunikasi anggota kepolisian Bhabinkamtibmas dalam
upaya pembinaan dan penyuluhan hukum terhadap masyarakat Kelurahan
Empoang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto?
3. Apa kendala anggota Bhabinkamtibmas dalam membina dan penyuluhan
hukum terhadap masyarakat Kelurahan Empoang Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto?

5

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk

mengetahui

bagaimana

pembinaan

yang

dilakukan

anggota

Bhabinkamtibmas terhadap masyarakat Kelurahan Empoang Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto.
b. Untuk

mengetahui

pola

komunikasi

anggota

Bhanbinkamtibmas

dalam

pembinaan dan penyuluhan hukum masyarakat Kelurahan Empoang Kecamatan
Binamu Kabupaten Jeneponto.
c. Untuk mengetahui apa kendala anggota Bhabinkamtibmas dalam membina dan
penyuluhan hukum terhadap masyarakat Kelurahan Empoang Kecamatan Binamu
Kabupaten Jeneponto.
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi, memperluas
pengetahuan dalam bidang Ilmu Komunikasi. Serta berguna bagi pengembang
Ilmu Komunikasi khususnya mata kuliah pengantar Ilmu Komunikasi. Selain itu
juga memberikan informasi dan referensi khususnya bagi para mahasiswa Ilmu
Komunikasi yang mengadakan penelitian sejenis pola komunikasi.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi

Kepolisian

Bhabinkamtibmas

Resort
hasil

Kabupaten

penelitian

ini

Jeneponto
diharapkan

khususnya
dapat

anggota

memberikan

sumbangan pemikiran dan menjadi salah satu referensi bagi Polres Kabupaten
Jeneponto dalam menentukan dan menggunakan bentuk atau pola komunikasi
yang selanjutnya untuk pembinaan dan penyuluhan hukum.

6

2) Bagi peneliti seharusnya merupakan suatu penambahan ilmu pengetahuan dan
pengalaman dalam mengaplikasikan sebagian teori komunikasi yang telah
diperoleh dalam perkuliahan kedunia nyata.
E. Kajian Pustaka
Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian
terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian.
Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Amrin Tegar
Sentosa Mahasiswa Program S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik, Universitas Mulawarman dengan judul “Pola Komunikasi Dalam Proses
Interaksi Sosial di Pondok Pesantren Nurul Islam Samarinda” adapun hasil
penelitiannya yaitu pola komunikasi kelompok dalam proses interaksi sosial, proses
penyampaian pesan dibutuhkan suatu kerjasama terhadap para santriwan guna
mendukung berjalannya kegiatan yang akan dilaksanakan berkaitan dengan proses
interaksi sosial. Namun yang utama adalah pola komunikasi yang dilakukan
pimpinan pondok pesantren dan ketua santriwan adalah memberikan informasi
kepada para santriwan dalam melaksanakan kegiatan proses interaksi sosial.5
Dari komunikasi yang telah dilakukan menggunakan pola komunikasi yang
ada ditentukan sesuai dengan kondisi kelompok masing-masing yang diharapkan
pesan tersampaikan dengan baik dan dipahami oleh santriwan. Kepada tujuan pesan
disampaikan kepada anggota umumnya para santriwan menggunakan pola
komunikasi primer, sekunder, linear dan sekuler sebagai media yang dapat
menginformasikan kegiatan proses interaksi sosial di pondok pesantren nurul islam,

Amrin Tegar Sentosa, “Pola Komunikasi Kelompok Dalam Proses Interaksi Sosial di
Pondok Pesantren Nurul Islam Samarinda”, Skripsi (Samarinda: Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman 2015), h. 11.
5

7

karena media tersebut dikatakan paling mudah ditemui dan mampu menyampaikan
informasi lebih tepat dan dimengerti oleh santriwan mengenai informasi tersebut.
Persamaan penelitian ini dengan Amrin Tegar Sentosa adalah sama-sama
meneliti pola komunikasi, sedangkan perbedaannya adalah meneliti tentang
bagaimana penarapan pola komunikasi anggota kepolisian Bhabinkamtibmas
terhadap masyarakat Kelurahan Empoang Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto
dalam pembinaan dan penyuluhan hukum sedangkan Amrin Tegar Sentosa yaitu
Bagaimana Pola Komunikasi Dalam Proses Interaksi Sosial di Pondok Pesantren
Nurul Islam Samarinda.
Skripsi yang ditulis oleh Hendri Gunawan mahasiswa Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman yang berjudul “Jenis
Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Perokok Aktif Di Desa Jembayan
Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara”. Adapun hasil penelitiannya
adalah Berdasarkan analisa data dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat
dikemukakan bahwa terdapat 3 jenis pola komunikasi pada orang tua dengan anak
perokok aktif, yaitu Authoritarian, Permissive, dan Authoritative. Namun secara
garis besar hasil penelitian ini dari ketiga informan menunjukkan bahwa masingmasing keluarga memiliki cara berbeda dalam pola komunikasi mereka dengan
anak.6
1. Pada informan yang pertama menerapkan pola komunikasi Authoritarian. Pola
komunikasi otoriter memiliki arus hubungan komunikasi satu arah yang

Hendri Gunawan, “Jenis Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Perokok Aktif Di
Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara”, Skripsi (Samarinda: Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman 2013), h. 14.
6

8

posisinya tidak seimbang. Yaitu anak selalu menjadi komunikan tanpa diberi
kesempatan untuk menjadi komunikator.
2. Pada informan kedua dan kelima menerapkan pola komunikasi permissive
(membebaskan). Dalam pola komunikasi ini anak diberikan kebebasan yang
berlebihan untuk menentukan tentang segala hal untuk pengambilan suatu
keputusan untuk jalan hidupnya serta mengambil suatu keputusan atau
tindakan tentang masalah yang baik yang tengah dihadapinya. Kontrol yang
diterapkan orangtua pada anak sangat rendah sehingga anak merasa kehilangan
sosok yang menjadi contoh dan panutan dalam dirinya sehingga anak berusaha
memahami dirinya dengan cara mencari perhatian pada orang lain. Anak akan
melakukan pemberontakan jika keinginannya tidak dipenuhi sedangkan
orangtua hanya berusaha memenuhi kemauan anak tanpa memahami apa
penyebab tindakan anak itu sendiri.
3. Sedangkan pada informan ketiga dan keempat yaitu menerapkan pola
komunikasi authoritative. Komunikasi interpersonal yang terjalin diantara
orangtua dengan anak bersifat terbuka, hal itu yang menciptakan feedback
positif dalam berkomunikasi. Sikap Orangtua yang memahami potensi anak
kemudian mengarahkan dan mengembangkan potensi inilah merupakan faktor
yang menjadikan anak tersebut memperoleh prestasi.7
Skripsi yang dituliskan Juni Riri Evriana mahasiswa jurusan Komunikasi
dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Purwokerto yang
berjudul “Pola Komunikasi Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Banyumas Dalam
Mengurangi Angka Kecelakaan Di Wilayah Kabupaten Banyumas Tahun 2016”.

Hendri Gunawan, “Jenis Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Anak Perokok Aktif Di
Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu Kabupaten Kutai Kartanegara”, h. 15.
7

9

Adapun hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pola komunikasi Satuan Lalu Lintas
Kepolisian Resor Banyumas tercermin dalam job Dekripsi masing-masing bagian
Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Banyumas. Kasat Lantas sebagai Kepala Satuan
Lalu Lintas dibantu Kaur Bin Ops sebagai bagian Pembinaan dan Operasioanl,
Kaurmintu sebagai bagian Urusan Surat Menyurat, Kanit Reg Ident sebagi bagian
Registrasi dan Identifikasi kendaraan bermotor, Kanit Laka sebagai bagian
penenganan kecelakaan lalu lintas, Kanit Patroli sebagai bagian patroli, penjagaan,
dan pengawalan, Kanit Dikyasa sebagai bagian pendidikan, pembinaan, dan
penyuluhan masyarakat. Dari satu bagian ke bagian lainnya dalam Satuan Lalu
Lintas Kepolisian Resor Banyumas saling menginformasikan hal-hal yang berkaitan
dengan tugas dan informasi data hasil. Semua Kanit dibantu oleh Kasubnit untuk
melaksanakan tugasnya dan dalam pelaksaan tugas dan kewajibannya, Kanit
bertanggung jawan kepada Kasat Lalu Lintas.
Pola komunikasi Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Banyumas dalam
mengurangi angka Kecelakaan di wilayah Kabupaten Banyumas tahun 2016
diantaranya dengan Dikmas, Binluh, Himbauan langsung dan tidak langsung pada
pengguna Jalan, koordinasi dengan Dinas Perhubungan, bekerja sama dengan Dinas
Pekerjaan Umum, bekerja sama dengan Bina Marga, dan bekerja sama dengan
Instansi lain terkait lalu lintas.8

Juni Riri Evriana, “Pola Komunikasi Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Banyumas
Dalam Mengurangi Angka Kecelakaan Di Wilayah Kabupaten Banyumas Tahun 2016”, Skripsi
(Banyumas: Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri
Purwokerto 2016), h. 19-20.
8

10

Table 1.1
Perbandingan Penelitian Sebelumnya Yang Relevan Dapat Dilihat Pada Tabel
Berikut:

Perbedaan Penelitian
Judul
Nama

Penelitian

Penelitian

Terdahulu

Peneliti

penelitian

Persamaan Penelitian

Amrin Tegar

Pola

Subyek

Subjek

1.

Sama-sama

Sentosa

Komunikasi

penelitinnya

penelitannya

menggunakan

Kelompok

Pola

adalah pola

metode penelitian

Dalam Proses

Komunikasi

komunikasi

Kualitatif.

Interaksi

Dalam Proses

anggota

Sosial di

Interaksi Sosial

kepolisian

Pondok

di Pondok

Bhabinkamtib

Pesantren

Pesantren Nurul

mas terhadap

Nurul Islam

Islam

masyarakat

Samarinda

Samarinda

kelurahan

antara pimpinan

Empoang

pondok

kecamatan

pesantren dan

Binamu

ketua santriwan.

kabupaten

2. Meniliti pola
komunikasi.

Jeneponto.
Hendri

Subjek

Subjek

11

1.

Sama-sama

Gunawan

Jenis Pola

penelitinnya

penelitannya

menggunakan

Komunikasi

Jenis Pola

adalah pola

metode penelitian

Orang Tua

Komunikasi

komunikasi

Kualitatif.

Dengan Anak

Orang Tua

anggota

Perokok Aktif

Dengan Anak

kepolisian

Di Desa

Perokok Aktif

Bhabinkamtib

Jembayan

Di Desa

mas terhadap

Kecamatan

Jembayan

masyarakat

Loa Kulu

Kecamatan Loa

kelurahan

Kabupaten

Kulu Kabupaten

Empoang

Kutai

Kutai

kecamatan

Kartanegara

Kartanegara

Binamu

2. Meniliti pola
komunikasi.

kabupaten
Jeneponto.
Juni Riri

Pola

Mengetahui

Subjek

Evriana

Komunikasi

bagaimana

penelitannya

menggunakan

Satuan Lalu

Perilaku

adalah pola

metode penelitian

Lintas

Masyaratakat

komunikasi

Kualitatif.

Kepolisian

anggota

Resor

kepolisian

Banyumas

Bhabinkamtib

Dalam

mas terhadap

Mengurangi

masyarakat

Angka

kelurahan

Kecelakaan Di

Empoang

12

1.

2.

Sama-sama

Meniliti pola
komunikasi.

Wilayah

kecamatan

Kabupaten

Binamu

Banyumas

kabupaten

Tahun 2016.

Jeneponto

13

BAB II
TINJAUAN TEORETIS
A. Konsep Komunikasi dan Pola Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Menuturut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi” dalam
teori dan praktek, istilah komunikasi dalam bahasa inggris “Communications”
berasal dari kata latin “Communicatio” dan bersumber dari kata “Communis” yang
berarti sama, maksudnya adalah sama makna. Kesamaan makna di sini adalah
mengenai sesuatu yang dikomunikasikan, karena komunikasi akan berlangsung
selama kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan atau dikomunikasikan.
Suatu percakapan dikatakan komunikatif apabila kedua bela pihak yakni
komunikator dan komunikan mengerti bahasa pesan yang disampaikan. Sebagaimana
yang dikutip Onong Uchjana Effendy dalam buku Ilmu Komunikasi dalam Teori dan
Praktek, Carl. I. Hovland, mendefinisikan komunikasi adalah upaya yang sistematis
untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan
pendapat dan sikap.9
Menurut Colquit, Le Pine dan Wesson, yang dikutip oleh Wibowo,
komunuikasi adalah proses dengan mana informasi dan arti atau makna ditransfer
dari sender kepada receiver. Komunikasi menunjukkan pada proses dengan mana
informasi dikirimkan dan dipahami di antara dua orang atau lebih. Penekanan pada
kata dipahami karena mengirimkan arti yang dimaksud sender adalah esensi
komunikasi yang baik.

9

Onong Uchjana Effendy, Pengantar Ilmu Komunikasi. (Cet.11 Jakarta: Rajawali
Pers,2010), h. 10.

14

Komunikasi adalah pertukaran informasi antara sender dan receiver, dan
menarik kesimpulan sebagai persepsi tentang makna sesuatu antara individual yang
terlibat. Kreitner dan Kinicki mengatakan pula bahwa komunikasi adalah proses
pengiriman dan penerimaan simbol dengan arti yang melekat. Sedangkan menurut
Greenderg dan Baron, komunikasi adalah proses dengan mana orang, kolompok atau
organisasi sebagai the sender mengirimkan beberapa tipe komunikasi informasi
sebagai the messege kepada orang, kelompok atau organisasi lain sebagai the
receiver.
Hakikatnya komunikasi merupakan proses penyampaian informasi dari satu
pihak baik individu, kolompok atau organisasi sebagai sender kepada pihak lain
sebagai receiver untuk memahami dan terbuka peluang memeberikan respon balik
kepada sender.10 Komunikasi juga diartikan sebagai suatu transaksi, proses simbolik
yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun
hubungan antar sesama manusia, melakukan pertukaran informasi, menguatkan sikap
dan tingkahlaku orang lain, serta mengubah sikap dan tingkah laku.11
Menurut Harold D. Laswell dalam bukunya Hafied Cangara menjelaskan
cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab sebagai
berikut; Who, say what, in which channel, to whoam, with what effect. 12 Pertanyaan
ini mengandung lima unsur dalam komunikasi yang menunjukkan studi ilmiah
mengenai komunikasi cenderung untuk berkonsentrasi pada satu atau beberapa
pertanyaan di atas:

10

Wibowo, Perilaku Dalam Organisasi (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), h. 165—166.
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 21.
12
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2006,
11

h. 15.

15

a. Siapa (Who)
Komunikator yakni orang yang menyampaikan , mengatakan, atau menyiarkan
pesan-pesan baik secara lisan maupun tulisan. Dalam haln ini komunikator
melihat dan menganalisa faktor yang memprakarsai dan membimbing kegiatan
komunikasi.
b. Mengatakan apa (Say what)
Pesan yaitu ide, opini, informasi yang dinyatakan sebagai isi pesan dengan
menggunakan simbol atau lambang yang berarti.
c. Melalui saluran apa (In which channel)
Media adalah alat yang dipergunakan komunikator untuk menyampaikan pesan
agar pesan lebih mudah untuk diterima dan dipahami, biasanya komunikator
menggunakan pers, radio, televisi, dan lain sebagainya.
d. Kepada siapa (To Whom)
Komunikan ialah orang yang menjadi sasaran komunikator dalam menyampaikan
pesan. Untuk itu seorang komunikator harus mengetahui sifat dan kondisi
komunikan dimanapun berada.
Memahami komunikasi berarti memahami apa yang terjadi selama
komunikasi berlangsung, mengapa itu terjadi, manfaat apa yang dirasakan, akibatakibat apa yang ditimbulkannya, apakah tujuan dari aktivitas berkomunikasi sesuai
dengan apa yang diinginkan, memahami hal-hal yang dapat mempengaruhi dan
memaksimalkan hasil-hasil dari kejadian tersebut.
2. Komunikasi Sebagai Proses Sosial
Komunikasi pada makna ini ada dalam konteks ilmu sosial. Di mana para
ahli ilmu sosial melakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan komunikasi
yang secara umum memfokuskan pada kegiatan manusia dan kaitan dengan perilaku.

16

Harold D. Laswell dalam Hafied Cangara meneliti masalah identifikasi
simbol dan image yang bertolak belakang dengan realitas efek pada opini publik,
berkaitan dengan efek-efek teknik propaganda pada perang dunia I (1927). Beliau
seorang ahli politik, meneliti dengan cara menyebarkan leaflet mengenai perang.
Kurt Lewin meniliti fungsi-fungsi komunikasi pada kelompok sosial formal.13
3. Unsur-unsur Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku yang berjudul Dinamika
Komunikasi, terbagi atas beberapa unsur komunikasi yaitu:
a. Komunikator (sumber).
b. Pesan.
c. Komunikan.
d. Media atau saluran.
e. Efek.
f. Umpan balik.
Semua peristiwa komunikasi akan melibatkan sumber sebagai pembuatan
atau pengirim informasi antar manusia, sumber biasanya terdiri dari satu orang, tetapi
bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga.
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah suatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap
muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan,
informasi, nasehat atau propaganda.
Komunikan adalah elemen yang penting dalam proses komunikasi, karena
dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Sedangkan efek merupakan perbedaan

13

Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi. (Jakarta: Raja Garfindo
Persada. (2007), h. 33.

17

antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan
sesudah menerima.14
4. Tujuan Komunikasi
Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku yang berjudul Dinamika
Komunikasi ada beberapa tujuan komunikasi yaitu:
a. Mengubah sikap (to change the attitude).
b. Mengubah opini (to change the opinion).
c. Mengubah perilaku (to change the behavior).
d. Mengubah masyarakat (to change the society).
Sedangkan menurut Gordon I. Zimmerman yang dikutip oleh dedy Mulyana
dalam buku yang berjudul Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar merumuskan tujuan
komunikasi menjadi dua kategori yaitu:
1) Berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas yang penting bagi kebutuhan.
2) Berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang
lain.15
5. Prinsip komunikasi
Prinsip komunikasi menurut Dedy Mulyana dalam buku yang berjudul Ilmu
Komunikasi Suatu Pengantar membagi beberapa bagian yaitu:
a. Komunikasi adalah suatu proses simbolik.
b. Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi.
c. Komunikasi punya dimensi isi dan dimensi hubungan .
d. Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesenjangan.

14

Onong Uchjana Effendi, Dinamika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1989), h. 37.
15
Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,2000), h