KAJIAN NILAI BUDAYA NASKAH KUNA KAKAWIN AJI PALA YON

Milik Depdikbud
Tidak Diperdagangkan

KAJIAN NILAI BUDAYA NASKAH KUNA
KAKAWIN AJI PALAYON

Milik Depdikbud
Tidak Diperdagangkan

KAJIAN NILAI BUDAYA NASKAH KUNA
KAKAWIN AJI PALAYON

______________. . - . .,. . ,,; ··1
HAlllA. rl
~

p. f;, ;

DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI
JAKARTA
1998


·
!

KAHAN NILAI BUDAYA NASKAH KUNA KAKAWIN AJI PALAYON
Tim Penulis

Renggo Astuti
Elizabeth T. Gurning
I Made Puma
I Wayan Rupa

Hok cipta dilindungi oleh Undang-undang
Diterbitkan oleh

Proyek Pengkajian don Pembinaan Nilai-nilai
Budaya Pusat Direktorat Sejarah don Nilai Tradisional
Direktorat Jenderal Kebudayaan Departemen
Pendidikan don Kebudayaan


Jakarta 1998
Edisi I 1998
Dicetak oleh

CV. PIALAMAS PERMAI

SAMBUT AN DIREKTUR JENDERAL KEBUDA Y AAN

Penerbitan buku sebagai upaya untuk memperluas cakrawala
budaya masyarakat patut dihargai. Pengenalan aspek-aspek
kebudayaan dari berbagai daerah di Indonesia diharapkan dapat
mengikis etnosentrisme yang sempit di dalam masyarakat kita
yang majemuk. Oleh karena itu, kami dengan gembira menyambut
terbitnya buku hasil kegiatan Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nila;nilai Budaya Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat
Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Penerbitan buku ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai aneka ragam kebudayaan di Indonesia. Upaya
ini menimbulkan kesalingkenalan dengan harapan akan tercapai
tujuan pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional.
Berkat kerjasama yang baik antara tim penulis dengan para

pengurus proyek. buku ini dapat diselesaikan. Buku ini belum
merupakan hasil suatu penelitian yang mendalam sehingga masih
terdapat kekurangan-kekurangan. Diharapkan hal tersebut dapat
disempurnakan pada masa yang akan datang.

vi

Sebagai penutup kami sampaikan terima kasih kepada pihak yang
telah menyumbang pikiran dan tenaga bagi penerbitan buku ini.

Jakarta, September 1998
Direktur Jenderal Kebudayaan

Prof. Dr. Edi Sedyawati

PENGANTAR
Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Direktorat Jenderal
Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan melalui Proyek
Pengkajian dan Pembinaan Nilai-nilai Budaya Pusat telah melakukan
pengkajian naskah-naskah lama di antaranya Kajian Nilai Budaya


Naskah Kuna Kakawin Aji Palayon.
Nilai-nilai yang terkandung dalam naskah atau dokumen tertulis
melalui semua aspek kehidupan budaya bangsa mencakup bidangbidang filsafat, agama, kepemimpinan, ajaran dan hal lain yang
menyangkut kebutuhan hidup . Karena itu menggali, meneliti, dan
menelusuri karya sastra dalam naskah-naskah kuna di berbagai daerah
di Indonesia pada hakekatnya sangat diperlukan dalam rangka
pernbentukan manusia Indonesia seutuhnya.
Kami menyadari bahwa kajian naskah ini belum rnendalam
sehingga hasilnya pun belum memadai. Diharapkan kekurangankekurangan itu dapat disempurnakan pada masa yang akan datang.
Sernoga buku ini ada manfaatnya serta rnenjadi petunjuk bagi
kajian selanjutnya.

vii

viii
Kepada tim penulis dan semua pihak yang telah membantu
sehingga terwujudnya karya ini, disampaikan terirna kasih.

Jakarta, Septern ber 1998


Proyek Pengkajian dan Pembinaan
Nilai-nilai Budaya Pusat
Pemimpin,

Soejanto, B.Sc.
NIP. 130 604 670

DAFfAR ISi
Halaman

Sambutan ... ....... ..... ... ............ ... ..... .... ...... .. .... .......... ....... ......... .... ..
Pengantar ................... .......... .... .....................................................
Daftar Isi ..... ........... ........... .. ..... ... .... .. ..... ........ .......... .............. ... ....
Bab I
I. I
1.2

v
v11

1x

Pendahuluan

1.3
1.4
1.5

Latar ....... .......... .. ....... ........... ......... .... ........... .. ...... ......... .
Masalah .... ... .. ..... ...... ... ..... ... ..... ..... ...... ..... ... ....... ... ....... ..
Tujuan ... ... ...... .... ......... ....... ..... .. ....... .. ....... ...... ... .... ........ .
Metodologi Penelitian ....... .... ... .... ... .. ....... ..... ...... ... ...... ..
Sistematika Penulisan ... .... . ...... ........ ...... .. ... ..... ....... ..... ..

Bab II

Alih Aksara. .. .... ... .. ......... .. ...... ........... .... ....... ... . .. ..... .. ... .

Bab III Alih Bahasa ................. ..... ......................... .............. .... ...


.,

.)

3
4
4

5
., .,

.).)

Bab IV Kajian Nilai Kakawin Aji Palayon
4.1

4.2
4 .3
4 .3 . 1


4.3 .2

Deskripsi Naskah .. ... .......... .. .............. .. ... ............. ... ... .... .
Sinopsis .. ... .. .... ...... ....... ..... ... .......... ...... ........ .... ..... .... .... . .
Nilai-nilai yang Terkandung dalam Kakawin Aji
Pala yon .. ........ .. ... .. ........ .... ... .... .. ........ .. ....... ... ...... ... .. ..... . .
Nilai Religius ..... ·.... .... .. ... ...... ...... ........ ...... ........ ..... ... .... . .
Nilai Estetik a (Keindahan) ...... ..... ... ........ .... ... ..... ... ....... .

65
66

69
70
86
ix

x

4.3 .3


Ni lai Perj uangan, Kewaspadaan,Ketenangan,dan
Kelemah lembutan ..........................................................

90

Bab V Relevansi dan Peranannya Dalam Pembinaan
dan Pengembangan Kebudayaan Nasional ...............

95

Bab VI Simpulan dan Saran
6. I
6.2

Si111pulan .................................. .. .......................... .. ......... I 03
Saran.......... ............. ........ ..... .. .... ................................ ... ... I 04

Daftar Pustaka .............................................................................. I 05


BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar

Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa, yang masingmasing sukubangsanya memiliki kebudayaan yang berbeda satu sama
lain . Walaupun ada unsur-unsur yang bersifat universal dari
kebudayaan tersebut. Kebudayaan itu berkem bang sesua i dengan
keadaan geografis di mana kelompok-kelompok sukubangsa itu
tinggal. dan ditambah oleh kemampuan manusia untuk
mengembangkan pola pikirnya serta kemampuan r.1ereka dalam
mengadaptasi kebudayaan dari luar dengan kebudayaan asli yang
dimiliki.
Satu di antara unsur kebudayaan yang turut berperan aktif sebagai
pendukung kebudayaan adalah kesenian. Kesenian ini diantaranya
adalah seni pahat atau ukir, seni tari , seni bangunan, seni drama, seni
lukis, dan seni sastra.
Seni sastra baik sastra tulis maupun sastra lisan masih mendapat
tempat di dalam masyarakat. terutama diminati oleh sastrawan tua .

Sedangkan generasi muda hanya sedikit yang berminat untuk
menekuninya, apalagi dalam era globalisasi ini di mana seni lainnya
lebih banyak diminati karena lehih mudah diterima dan cocok dengan

2
jiwa muda yang bergejolak. Keadaan ini menyebabkan terjadinya
kesenjangan antara masyarakat Bali dan karya sastranya, khususnya
karya sastra klasik atau yang bersifat tradisional.
Seni sastra pada masyarakat Bali biasanya ditulis pada batu,
tembaga. logam, atau daun lontar yang memakai bahasa Jawa Kuna
dengan menggunakan Aksara Bali. Namun sesuai perkembangan
jaman dan akibat dari datangnya bangsa asing khususnya Bangsa
Belanda ke Indonesia. maka kertas mulai banyak dipergunakan untuk
menulis karya sastra. Walaupun dalam penulisan ini tetap
menggunakan Bahasa Jawa Kuna yang telah memakai aksara Latin.
Penulisan karya sastra yang disebut naskah kuna pada masyarakat
Bali dapat berupa catatan sejarah yang menggambarkan kehidupan
masyarakatnya sejakjaman sebelum kemerdekaan. Catatan kehidupan
ini kemudian menjadi saksi bagi masyarakat generasi penerusnya,
karena didalamnya terkandung banyak nilai-nilai kehidupan yang
luhur dan dapat dijadikan sebagai pedoman hidup dalam
bermasyarakat serta menjadi identitas diri orang Bali . lsi dari naskah
kuna ini seringkali berkaitan erat dengan agama Hindu dan adat
istiadat masyarakat Bali. Naskah kuna Bali ada dalam bentuk yang
bermacam-macam, diantaranya kakawin . geguritan , dan kidung .
Dalam penelitian kali ini mernilih jenis kakawin, yang berjudul
"Kakawin Aji Palayon".
Naskah kuna Bali secara umum memang menyediakan data dan
informasi tentang sosial-budaya masyarakat Bali. juga kekayaan
rohani yang dapat menjadi penangkal terhadap akibat-akibat yang
ditimbulkan oleh teknologi dan ilmu pengetahuan modern . Bertolak
dari kenyataan ini , maka pemerintah menetapkan konsepsi
pembangunan yaitu keselarasan dan keseimbangan lahir batin . Dalam
hal inilah peranan naskah kuna sebagai sumber potensi yang dapat
dijadikan sebagai kerangka acuan bagi suatu pengambilan keputusan,
disamping naskah kuna itu sendiri merupakan obyek pembanguan,
yang berfungsi sebagai penunjang dan pelestarian kebudayaan daerah
khususnya dan kebudayaan Nasional umumnya.

3
1.2 Masalah

Upaya penerjemahan naskah Kakawin Aji Palayon ke dalam
bahasa Indonesi berfungsi untuk membantu pengenalan kakawin dan
nilai-nilai yang terkandung didalamnya terhadap masyarakat luas .
Sedangkan yang menjadi masalah dalam pengkajian naskah Kakawin
Aji Palayon adalah :
I.

Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam naskah Kakawin Aji
Palayon?

2.

Bagaimana peranan dan relevansi naskah Kakawin Aji Palayon
dalam masyarakat Bali dan dalam pengembangan kebudayaan
Nasional?

1.3 Tujuan

Alasan pengkajian naskah Kakawin Aji Palayon ini secara umum
bertujuan untuk :
I.

Menggali dan mengembangkan nilai-nilai budaya dan ilmu
pengetahuan yang terkandung di dalamnya

2.

Menyebarluaskan dan memperkenalkan nilai-nilai budaya dan
ilmu pengetahuan tersebut kepada masyarakat luas, supaya dapat
dijadikan pedoman dalam bertingkah laku.

3.

Memberi masukan bagi usaha pembinaan dan pengembangan
kebudayaan daerah. yang kemudian dapat memberikan arah dan
sasaran yang tepat bagi pembangunan nasional, khususnya di
bidang kebudayaan .

Selain tujuan pengkajian naskah Kakawin Aji Palayon secara
umum diatas, maka tujuan khusus penulisan ini adalah :
I.

Mengungkapkan dan mendeskripsikan nilai-nilai yang terdapat
dalam Kakawin Aji Palayon

2.

Menambah pemahaman da n wawasan bagi masyarakat
pembacanya

4
3.

Menambah khasanah kepustakaan sastra, khususnya sastra Bali
dalam rangka pembinaan, pengembangan, dan pelestarian karya
sastra Bali

1.4 Metodologi Penelitian
Metode yang dipergunakan dalam mengkaji naskah Kakawin Aji
Palayon adalah content analysis (analisa isi), yaitu suatu pendekatan
untuk mengungkapkan nilai-nilai dalam suatu karya sastra yang
berpusat pada pemahaman isi pesan atau gagasan pengarang . Di
samping itu juga dipergunakan pendekatan dengan cara
menginterpretasikan naskah sesuai latar kebudayaan masyarakat
pendukungnya.

1.5 Sistematika Penulisan
Adapun penulisan kajian nilai Budaya Naskah Kuna Kakawin Aji
Palayon mempunyai sistematika penulisan sebagai berikut :
Bab I

Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar, masalah, tujuan, metodologi dan
teknik, serta sistematika penulisan
Bab II

Alih Aksara Naskah Kakawin Aji Palayon

Bab Ill Alih Bahasa Naskah Kakawin Aji Palayon
Bab IV Kajian Nilai Kakawin Aji Palayon
Bab ini berisi tentang deskripsi naskah, sinopsis, dan nilai-nilai
yang terkandung dalam Kakawin Aji Palayon
Bab V

Relevansi dan Peranannya dalam
Pengembangan Kebudayaan Nasional

Bab VI Simpulan dan Saran.

Pembinaan

dan

BAB II
ALIH AKSARA
Om A wighnamastu
Wirama Sronca
I.

Saparming.wana nara.
Ngawe kasukan hitaning para.
Manira nara para tucha.
Juga matih para hvir nika,

2.

Anghing duran manira kawasana.
Kadi paraning para marteka
Manireki hatur paran_jang.an.
Mahadmit huni airn eh

3.

Ring paryang.an ungg.waning waratma.
Apan wu s limpad ri bwiratin
Ang.awe tu s!a nin g swagotra.
Wandana mitra kabch mag iran g

6

4.

Kala

du~krta

pancadriya.

Kasarpaning manah huwus linebur
Denikang dasaksarottama.
Mwang-aji kalepasan.
5.

Tu~!a

cittaning waratma.
Kalaning

m~tu

sakeng kurunganya,

Saking dangu sira kinurungan.
Hanyar mangke ka\vasamsat,
6.

Katon warong, hulunya hireng.
Sinongan hyang imahati suddha.
Kagyat sangatma ri k?aneka,
De warong ire11g jwal itarjja.

7.

Adhu namu udani sira mwah.
Hangeka warong hakara katon.
Mangso sang waratma wawang.
Amareki maha kurungannya.

8.

Sang-asing amrih angarih arih.
Ri asihnya ri sangasih-asih.
Lingnya manda mrd_l1u halindi.
Kadauhaken ri kurungannya.

9.

Hah uduh maha rungkingku.
Stanangku angaji ringuni.
Asramangku kita tamoli
Tan la lyaku ri karanantn.

7

I 0. Agya tah l-.fla sama dhanya.
Aku aningali kita.
Maywa kita soka

man~

,

Amoga ri hlem katemwa mwah.
I I. Um-um sang maha raga raga.
Muliha kita ring pawaka.
Ring ba} u jalan mwang prJi\v i.
Amogha ri

hel~m

katemwa mwah.

12 Metu saking pr:thiwi kita,
Ri taru lata humawesa.
Saking sinwam rwan pala rnula.
Anusupa kiteng garbbha,
13. Saking-udara ta mari hangga.
Anandya mrtta ta mari hangga.
Asamara baga baganing angga.
Angde sampumaf!ing bayu,
14. Kaloka amoghana kita,
Katemwa lawanaka mwah.
Hah hah uduh sang maharungkingku,
Aku aninggala kita mangke,
15 . Ri palangka samipaning laywan.

S~dam

Katinghal de sangatmika,
sopacara nirmala.
Huwus atata arda somya.

8
16. Bubur piratha kusumahura,
Kunda sga tpel1g panjangilang,
Sga wingkisan pangangkatangkat,
lwak itik sura pajegan.
17. Darppana agung sawadah.
Darppana a Iit catur Iimas.
Sangkep kabeh scgehanya,
Sopacara11 ing wangantarl i1~a.
18. Paresikan we kumkuman
Cumadang kabeh ri palangka.
Wang kabeh gata gata.
Makidupuh

mwang~il.

19. Hana waneh mwang-akidung.
Amaca aji palayon,
Dudu hana amrang samida.
Akweh mwah yan ginositan .
20. Sangatma harep-awarawarah
Ri ngatiti kula gotranya.
Yatika ngawe sira kepwan.
Apan tan sidda karepnya tah.
21 , Wanten wang carma maya nipis,

Sira kinawesana de sangatma.
1lati lupa wangika mang.ke.
1lasta sukunya

p~kamit.

9
22. Sangalupa lingn) a sarj_iawa.
Ri tanrn i kula gotran sangatinggaL
Um um sanganumata ri awakku.
Talingana lingku sa ng daridra .
23 . Akweki atma niHaran a.
Aguneman la'' an k ita kabeh ,
K~amkn

UJarku mangke.

Yan salah aja sa la hasa.
24. Arddha meweh aku hiki,
Angepeta pahubungan.
Rapwan aku ka\\ asa mojar.
Lawan kita sahayangku
25 . Apan kinulilinganing nara.
Hana makara mahadika.
lka anwak awakku .
Yan aku mareki kita .
26. Tatkalining kifa nidra.
Mwang yan hana ''ang manddha makara,
lka pahubung.an uttama.
Rapwan kita katemwa lawan aku.
27 . Nghing aywa pati pati prayuktan.
Sakwehing swapna mwang ling wedya.
Yogya yogyanya kewala patih.
Kunang yan salah nimpnan.

10

28. Kunang wedya

angk~

mandapa.

Asangkya wwang hanengkana.
Hana daksa wara dam bha.
Hanottama

want~

nicha .

29. Takarin amangguh papa.
Hanuti ujar wwang dambha.
Nimittanya hinger-hinger.
Aywa pati pati tumuti.
30. Sahayangku kita prasama.
Tar malupa aku ringaku raganta.
rvtogha kita molihacanem.
Yanembk~

kalyanem.

3 I. Tan kawasa aku ngawantunaken
Asih kita ri

pu~a

kamini.

Hanghing buddhi susatya juga.
Panwalku ri sukirttinta.

,,
.J~

Rapwan sanghyang paramakawi.
Anugraha

kadirghyu~n.

Ra sahayangku makabehan.
Apan k ita su lak?1~.
33. Mangke aku aninggali kita,

Karai)a wus

k~ta

samaya.

Aku tyaga la wan k ita.
Mogha ri helem kapangguh

1111iwah _

IJ

34 . Sak\,ehing hana ma\\asana sanghara.
Sahananing panas atemahan atis.
Kabehing mahurip mawastu hantu.
lka kabeh tatar kena pisahan.
35 . Yan hana sulahku salah nguni.
Ksamakna ika prasama,
fingkahing W\\ang sakadanga tah.
Angken genuk kala\\an gayung.
36 . Um um sang

pai~dy

mahottama.

Manira manrn it ri kita mangke.
Tar malupa manire karut)anta.
Mogha hyang isa masih ri kita.
37. Kala manira hinut pati denta.
Samrti
. manirarddha malilang,
~

Saturung winidan de jong pandita.
Citta manirati mapeteng,
38 Sama namanira rinesikan
Mwah tiniwakaken tirtta nim1mala,
Sanra manira dadi hangan.
Ewa jala matemahan kukus.
39. Agya mamwit maniraari kita.
Mogha jong wiku mamanggih swasti.
Mwang sanak putu jong mahamuni.
Apan kita sudarma ring rat.

12

40. Santawya para pangapa kabeh.
Aku narima sarin darppana.
Paresikan we kumkuman.
Rapwan hati nirmmala sarirangku.
41 . Alwaran si wwang malupa mangke.
Hu latnya l-ad i tan ring rat.
Wesannya lwir kerangerang.
lnideren wwang aneka.
42. San!!. !!.rhasta mawarawarah.
~

~.

Ih sanganak putu sangantarl ina.
Anganjali kita kabeh.
Sang waratma meh lumampah.
43. Ri hiringi laywan mangke.
Akweh \\wang makidupuh.
Anembah ri sangatinggal.
Lingnya manisarum sarjjawa.
44 . Ong Se-mbahku ri sangatinggal.
Sang ksdi hurub aninggali sumbu.
Kaya tyaga angawanga\\·ang.
hanar mangke msat sakeng kurunganya.
45. ldepku curnna himper gdah rempu.
Cittangk u buyar tatan kena pinuwulan.
Singgih sangapundingan

ring.a\~

Re11ge11 sambatingageng kalaran .

at.

13

-l6. Adu namu pwa kita tan kapanggih.

Hana rapwan tan kacundunduka.
Ringawataran ta kabantun nagantun,
Amuktiaken santuning nagantun.

47. Ah uduh sang wara jiwatrnan.
Aku iki kadi angganing pken.
Kahilangan wanira rebeb,
N iranta ra kapanasan.

48. Catrangku kita tatar kalen .
Unggwanku angusir atis.
Nd i kunang \\esmanta mangke.
Tinghalana sanakt a durmetri.
49. Sernbahning w\vanganemb ah.

Dudug mareng byomantara.
Lwir wina
Angawe

tu~a

m~dukoal.

ri sangatma.

50. Garjjita sang waratma.
Ngarenge kutaning pli]a,
Kaworan soka manasa,
Hala hasinya ring sang kari.

51. Lumampah sangatma mangke.
Jumujug sira rnareng sarnggar.

52. Ong stutingku ri duli Song hhatara.
Ri helern hulun angulati mwah.

14

Tan marupa ri karuQan sanghyang.
Lana bhatara maweh sarana.
53. Mangde hulun dadi atma nirmala.
Mamangguh hawan mareng swargga,
~awnte

wandu \Varga nghulun kari,

Mogha bhatara nuraga ri sira.
54. Maweh swasti ri sira kabeh.
Rapwan sira kadirghayasan.
Bha!ara purwwaka wawang mojar.
Uduh bapa ibu sang waratma.
55.

~eng

wm\ usku mangke.

Mawastwakena ri kita,
Wastu kita mangguh suratya.
Molih stana ring S\\argga loka.
56. Nahan wu\vus bha~r

purwaka.

Waratma agya mamwit.
Di,v1ikara wus sum urup.
Digdebntara peteng katon.
57 . Ring tawangakweh kaluwang

mib~r.

Katonya namut na111ut.
Adulu dulur mabur ri luhur.
Du111 unung ''!k?a 111awah 111ada111 .
58. Wara kidok 111adok muni.
Angawe res twas sang mangidam.

15
Sang ngidam tuning makuren
Wedi kaciryan dening wang waneh.
59. Pura dalem winegil tulwi
Denikang maha atmika,
Ring sema sana hana swara ghorakrak,
Lwir swaraning sardulawikridita,
Wirama, Sardhula Wikridhlta .
60. Sang atma tama go purang dalem mangke harepnya marek
Tatkalanya Bhatari sinadukareng dening dasinyan kabeh.
Bhuta brty padha tatahana ri sar ail]a anja jeng wil rarem
Papengka kumamang pareng kalika regek njek pupu bragala
61 . Metakraksara bhuta bhuti ngarumung sang atma nadak yar pangan.
Sang atmalayu tulwi mar garawalan mangke kaget yar tadah
Saksat paksi tibeng suket mati apan kneng runya sitwa buru.
Nahan ta lwir tibaning \vara atma tuhu Hyang Durg::i mofararum,
62 . Ah ah ah kitangatma lungguha kitaywa wring ri sang bragala,
Bhoh bhoh e kitangatma tan hana sudos.anteki limpad aji ,
Na sabdanya

Bha~ri

Durga mangalem sang atma kawlasarep,

Wetning sira ring manah nira waratma agya ngungsir stana .
63. Tuste citta manah waratma saha sembah jf!'ng bhatara krura,
Ong tungtung nikanang stuting huluni jong Bhagawatyanama,
Hyang ning manu.sa atma Ian sahananing setan raregek kabeh
Sang Hyang Durga haranta tatkala ri setragung hitang atmika.

16
64. Hyang Berawya haranta dewya ri mahatening pasbanyatatah,
Dewi Putri kayarn kiteng gunungagung hyang wwang bali lwir
nika,
Dewi Danu haranta yan kita haneng tungtung batur parwata,
Pancoran talaga nirhera prsama jeng Dewi Gayatri ya,
65. Sanghyang Gangga namanta yan ri gahanalwah mwang sakalwir
nika
Tatkalanta hant!ng talun pasawahan Hyang Sri haran jong tuhan.
Jong dewi agawe ikang sahananing morip tatar nisphala,
Ah ah ah wara dewati asamalingganteng jagat gung alit.
66. Um um um wara dewati hana sajin gotranghulun sang kari,
Pu~pa

mrik pajegan lawan dupa ri jong dewi tatar len tuhu,

Moghangj"ong wara dewi kan11_la maweh swasti swagotrang hulun.
Mangke ngwang dasa dewati amuhunamwitjong ta ngungsir laya.
67. Sang Hyang Durga masabda mardawa manis marum ngawe
tu~ika,

E sang atmika mogha sang kadi kita swasti hnu ngungsir paran.
Sakwehning pangadang hadang ri wana guhwadri kawastu srada.
Sang atme rika marddhawa wuwusikanulya muhun amwita.
Wirama, Sronca.
68. Mamwit sang waratma.
Metu sira sakeng ghopura.
Witang syang kuml1ar ring purwa.
Marahaken hyang rawi meh metu.

17
69. Manger~y

lampahing sangatma.

Ramyangawan ri hnu nira,
Kin.rnang

pu~ita

ring marga ,

Gandanya sumarma ring nasika,

70 . Sampun metu pwa hyangarka,
Lwir sinapwan gaganantarala.

Sa~i

naksatra kabeh hilang,

Apan akas.a makin malilang.

71. Manuk mahuranya muni,
Aninggali panidranya.
Hana mareng kayu nedeng mawah,
Waneh hana ya ngungsir puspa.

72 . Hana mareng kati mageryang muni,
Halah menjuhnya ngiswan rasmy,
Denwal dening sikatikang pudak,
Na dakya lwir swaraning ganta,

73 . Witing ketaki sad_rasa,
Rwanya lolya tinampuh samirana,
Ha~tnig

maha wiku pama,

Kala sira ngasirwada,

74. Kusuma ruru hatur skarura,
Rebu kamelek himper dhumaning dipa,
Lata wilet heneng ketaki,
Ganitri kul)da lopama.

18
75. Swaraning ~adp

ring kefara,

lwa pailjayajayaning wiku,
Ngarcana hyang Goripati
Marapwan sangatma manggih asuka.
76 . Lwah sarayu dinunug de sangatma,
Banunya tisaya nirmala.
Ring pasirnya hana sila tala sweta,
Hineban warsika padapa,
77. Tatkala sangatma tekeng nadi ,
Rikana ta sirasoca.
Hinawuhaya saka ring banu,
Tutuknya mangang

atibh~

78. Sang wuhaya wawang maso·,
Harep-anadah sang waratma,
Tambis sangatma sinahut,
Yan tan saks.a11a lumumpat.
79 . Ah ah ah kita sang jagulagung,
Aywa kita ngawit lampahku,
Kitantenku tan hana ten,
Hariharihika pawakanta
80 . Mangkanojar sang \Varatma,
Ri sang wuhaya mighne.
Molah wugat sang wuhaya mangke.
Lwir amatih wuwus sang-atma.

19

81. Aringku kita sang jagulagung,
Punduten kakanta ngang buaya besar.
Jangan kamu menghalangi bepergianku.
Kamu adalah adikku tiada lain.
Kamu berasal dari ari-ariku.
80. Demikian kata sang atma.
Terhadap buaya yang mem bahayakan.
Diam dan menurut buaya itu sekarang.
Dengan sangat menurut kepada kata-kata sang atma.
81. Adikku kamu sang Jagulagung.
Songsonglah kakakmu menyebrangi sungai.
Adapun antaranya segera lewat.
Dari sungai yang sangat sulit ini.

48
82. Yang disuruhnya segera menghadap dengan hormat.
Menyerahkan punggungnya kepada kakaknya,
Sang atma naik di atas punggung kepada kakaknya,.
Dengan segera sampai di tepi sungai.
83. Ada suara sangat keras yang didengar.
Seketika itu burung-burung semua merasa takut.
Binatang semua berjalan ketakutan
Menuju persembunyiannya pada tempat yang sulit.
84. Perjalanan sang atma lalu dicegat raksasa wanita.
Matanya berbulu bagaikan sang surya.
Rambutnya hitam ikal kemerah merahan.
Nafasnya tergesa-gesa karena terlihat santapan.
85. Mulutnya menganga menyerupai lubang goa.
Giginya lancip-lancip bagaikan tombak.
Lidahnya terlihat bagaikan naga basukih.
Bertempat pada lobang yang sangat dalam.
86. Raksasa wanita berkepala keras kelihatan gemetar.
Sungguh bagaikan petir bercahaya seribu yang bertarung.
Segala isi hutan gemetar.
Bagaikan bum i yang bergantian maut.
87. Diceritakan sang atma sekarang.
Tidak merasa segan segera maju.
Berdiri di samping raksasa.
Dengan lemah lembut bicaranya kepada sang raksasa.

49
88. Duhai ibuku kamu yang sesungguhnya.
Janganlah kamu merasa kejam menghadang perjalananku.
Sinarnya dan lubangnyalah kamu tiada lain,
Minggirlah kamu dari sini .
89 . Wahai anakku sang atma.
Semoga kamu mendapat sorga.
Oleh karena kamu tahu dengan ilmu kematian.
Jelaslah kamu mendapat hasilirnendapat tempat yang baik.
90. Demikian kata raksasa \"vanita dengan hormatnya.
Serta sambil memutar dengan segera.
Banyak pepohonan jatuh bergelimpangan.
Dirabas oleh raksasa wanita yang besar.
91 . Bersujud dan berdoa lagi.
Semoga mereka berjalan cepat. dengan selamat.
Dia menuruni lereng gunung yang curam.
Akhirnya sampai pada tempat tujuan.
92 . Sang atma berkata halus lembut,
Kepada sang macan yang mau menerkamnya,
Sekehendaku hai kamu sang macan besar.
Jangan kamu membahayakan aku .
93 Tatkala aku menjadi manusia/menjadi jiwa orang tuaku.
Kamu menjadi darah orang tuaku juga.
Bersamaf...u keluar/ lahir dari lubang yang mulia.
Kamu if...ut keluar bcrsama aku.

50
94. Menggelenglah kepala sang macan.
Diam !ah pada tempatnya.
Berwarna/kelihatan menuruti kata sang atma,
Akhirnya mengikuti

pe~jaln

sang atma dengan pelan pelan.

95. Deng.an -;egera sang at ma berjalan.
Sam bi I mengisap sari yang berbau harum,
Menari-nari melompat lari.
Bagaikan memberitahukan bahwa sang atma datang.
96 . Sang burung walatuk melihat dari lubangnya,
Sang mayura memandang dari pohon kayu.
Karena senangnya menemu i sang atma,
Terus berbicara menyampaikan kepada suaminya .
97. Sang atma merasa kaget.
Melihat dengan jelas di depannya.
Menerkanya bahwa ini adalah maut yang tiada lain.
Karena ini akan membahayakan aku.
98 . Demikianlah kata sang atma. dengan penuh wasp