DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS VII SMP NEGERI 5 SUNGAI KAKAP - Repository UM Pontianak

  

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI

ASAM BASA KELAS VII SMP NEGERI 5 SUNGAI KAKAP

SKRIPSI

OLEH :

AGUSTINA

  

081710726

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

PONTIANAK

  

2016

  

DESKRIPSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI

ASAM BASA KELAS VII SMP NEGERI 5 SUNGAI KAKAP

SKRIPSI

OLEH :

AGUSTINA

  

081710726

Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Pada Program Studi

  

Pendidikan Kimia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

PONTIANAK

  MOTTO

Hidup di dunia adalah tempat bagi kita mencari bekal menuju akhirat........

banyak atau sedikit yang kita bawa tergantung dari perbuatan yang kita lakukan kebaikan akan menambah bekal mu.... keburukan akan mengurangi bekal mu...... hidup ini hanyalah sebuah pilihan hingga waktu itu sendiri yang akan menghentikannya........ bekalmu hanya dapat dicari dengan ilmu ilmu adalah kompas perbuatan baik ataukah buruk bekal yang akan kita membawa kedunia yang sesungguhnya

  

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan

Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali

bagi orang-orang yang khusyu ( Q.S Al

  • baqaroh:45 )

  

Persembahan

  Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah Swt yang mana atas berkat dan rahmat – Nyalah serta segala urusan yang dipermudahkan oleh – Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Hanya allah segala penentu rencana manusia ,karena ridho - Nya lah yang sangat diharapkan manusia agar segala urusan kehidupan didunia ini berkah serta bermanfaat untuk dunia dan akhirat. Amin

  Persembahan yang utama untuk orang yang paling berkorban untuk hidup saya, sehingga saya bisa terlahir dunia ini yaitu almarmu bapak saat ambong dan ibusakniahtercinta selama ini tetesan keringat kerja keras beliaulah sehingga saya bisa dibesarkan dan dibiayai hingga mendapatkan ilmu dan gelar di sekolah pilihan saya . Doa yang tulus yang beliau berikan disetiap menghadapmu illahi, yang memberikan semangat dan motivasi yang sangat unggul buat diri saya, serta yang paling terpenting adalah kasih sayang yang tidak pernah tergantikan dengan apa pun yang ada didunia kecuali balasan Allah diakhirat nanti yaitu disurga- Nya. Amin.

  Buat suamiku tercinta muhammat hendrik, terimakasih untuk nasehat, dukungan, doa, kasih sayang dan perhatiannya sehingga bisa menyelesaikan tugas akhir serta motivasi yang tidak henti – hentinya diberikan didalam setiap langkah yang sering kali coba menghentikan langkah kaki Q, dan untuk anakku terrcinta Fadilah Akbar penyemangat hidup penghapus air mata ketika bersedih, pelebar senyum ketika termanggu.

  Buat dosen prodi pendidikan kimia yaitu ibu dini, ibu dian, bapak Rizmahardian,ibu Dini, ibu Tuti,ibu Sri dan yang terutama untuk ibu dedeh dan ibu fitri yang penuh kesabaran terus dan terus membimbing mengangkat motifasi yang sering kali terhenti karna rasa keputusasaan, mampu membangunkan kembali semangat. Semoga apapun bentuk kebaikan bapak dan ibu berikan dapat balasan yang terbaik kelak diakhirat nanti. Amin.

  Buat teman - teman seperjuangan yang banyak terlibat dalam segala hal yang pernah dilewati dimasa-masa kuliah (kimia 2008) : yuni (uneh), een (budak kecik) kalian tak pernah hilang dari ingatan, hari-hari yang kita pernah lewati bersam mengukir kenangan indah dalam ingatan, dan buat kina walau sedikit waktu untuk dapat mengenalmu terima kasih atas kesempatan menggandeng tangan dan langgkah kaki a memberikan dorongan dan motifasi sampai dapat selesaikan tugas akhir. Terima kasih kepada kalian semua, semoga gelak canda dan tawa kita bersama dapat terulang kembali didunia kita yang kekal kelak. Amin Yarobal Alamin........

  

ABSTRAK

  Agustina (081710726). Deskripsi Miskonsepsi Siswa pada Materi Asam Basa

  

Kelas VII SMP Negeri 5 Sungai Kakap . Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

  Universitas Muhammadiyah Pontianak. Dibimbing oleh: Dedeh Kurniasih, S.Pd; M. Si selaku pembimbing I dan Fitriani, S.Si; M.Si; M.Sc selaku pembimbing II.

  Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan miskonsepsi serta mengetahui penyebab miskonsepsi siswa kelas VII A SMP Negeri 5 Sungai Kakap tahun 2016 pada materi asam basa. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan jenis penelitiannya adalah penelitian survey. Teknik pengambilan subjek menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sebanyak 34 siswa. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini berupa tes pilihan ganda beralasan disertai Certainty Of Response Index (CRI) dan wawancara. Hasil analisis menunjukkan siswa mengalami miskonsepsi pada indikator mengidentifikasi sifat asam, basa dan garam berdasarkan ciri-ciri larutan sebesar 70,6%, indikator megelompokkan larutan asam, basa dan garam menggunakan indikator kertas lakmus sebesar 71,6%, indikator mengidentifikasi asam, basa dan garam menggunakan indikator universal sebesar 69,6%, indikator meyebutkan nama alat yang digunakan sebagai identifikasi sifat-sifat asam, basa dan garam sebesar 70,6% dan indikator menyebutkan nama bahan-bahan alam yang digunakan sebagai identifikasi sifat-sifat asam, basa dan garam sebesar 79,4%. Rata-rata miskonsepsi yang dialami siswa pada materi asam basa sebesar 71,47%. Berdasarkan hasil wawancara diketahui penyebab miskonsepsi siswa berasal dari Intuisi yang Salah sebesar 54,32%, Pemikiran Asosiatif sebesar 12,54% dan Alasan Tidak Lengkap sebesar 33,14. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa miskonsepsi siswa kelas VII A di SMP Negeri 5 Sungai Kakap masih terglong tinggi dan penyebab miskonsepsi dominan berasal dari Intuisi yang Salah.

  Kata kunci: Asam Basa, Miskonsepsi, Penyebab Miskonsepsi

KATA PENGANTAR

  Alhamdulillah, segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skipsi yang

  Deskripsi Miskonsepsi Siswa pada Materi Asam Basa Kelas VII SMP Negeri 5

  berjudul “

  Sungai Kakap ”.

  Peneliti pada penyusunan skipsi ini banyak mendapat bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, pada kesempatan ini, dengan segala ketulusan dan kerendahan hati peneliti menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terutama pada :

  1. Dr. Mawardi,M.M,selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak yang telah memberikan pengarahan, dorongan dan motivasi dalam penyusunan skipsi.

  2. Dini Hadiarti, M.Sc selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak yag telah member pengarahan, dorongan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.

  3. Dedeh Kurniasih, S.Pd, M.Si selaku Pembimbing I dan Fitriani, S.Si, M.Si, M.Sc selaku Pembimbing II yang telah sabar memberikan bimbingan, arahan, kritik dan saran selama penyusunan skripsi ini.

  4. Tuti Kurniati S.Pd, M.Siselaku penguji I dan Rizmahardian, S.Si, M.Si, M.Sc selaku penguji II yang telah memberikan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi.

  5. Dini Hadiarti, M.Sc selaku validator I danNurdianti Awaliyah, S.Siselaku validator II yang telah memberi kritik dan saran.

  6. Dosen dan Staf FKIP kimia Universitas Muhammadiyah Pontianak yang telah memberi dukungan dan motivasi.

  7. M. Arip, S.Sos selaku kepala SMP Negeri 5 Sungai Kakap yang telah memberikan izin penelitian ini.

  8. Yuni Indah Sari, S.Pselaku Guru IPA di SMP Negeri 5 Sungai Kakap yang telahmemberikansemangat, pengarahandanmotivasi.

  9. Kedua orang tua, suami tercinta, saudara-saudara, keluarga dan orang terdekat yang telah memberikan semangat, dukungan, do ’a dan kasih sayangnya.

  10. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa Pendidikan kimia angkatan 2008 FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak yang telah memberi dukungan dan motivasi.

  11. Serta semua pihak yang turut membantu peneliti secara langsung atau tidak langsung atas informasi yang diberikan.

  Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tulisan ini masih belum sempurna. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan tulisan ini. Akhir kata peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

  Pontianak, Mei2018 Peneliti

  AGUSTINA NIM:0810726

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL…………………………………………………… HALAMAN JUDUL……………………………………………………… HALAMAN PENGESAHAN...................................................................... i ii

  HALAMAN PENESAHAN TIM PENGUJI……………………………… HALAMAN PERNYATAAN iii …………………………………………….. HALAMAN MOTO iv

  ……………………………………………………… HALAMAN PERSEMBAHAN v ………………………………………...... vii

  ABSTRAK………………………………………………………………… viii KATA PENGANTAR…………………………………………………….. x

  DAFTAR ISI……………………………………………………………… xii DAFTAR TABEL………………………………………………………… xiv

  DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….. DAFTAR GAMBAR................................................................................... xv

  1 BAB I PENDAHULUAN………………………………………………...

  A.

  1 LatarBelakang………………………………………………..........

  B.

  6 RumusanMasalah……………………………………………........

  C.

  6 TujuanPenelitian………………………………………………….

  D.

  6 ManfaatPenelitian………………………………………………… E.

  6 DefinisiOperasional……………………………………………….

  1.

  6 Miskonsepsi……………………………........………………….

  2.

  7 Penyebab Miskonsepsi..............................……………………..

  3.

  7 Tes Diagnostik............................................................................

  4.

  7 Certainty of Response Index (CRI)............................................

  5.

  7 Materi Asam Basa.......................................................................

  8 BAB II TINJAUANPUSTAKA………………………………………….

  A.

  8 Kimia Sebagai Mata Pelajaran di SMP…………………………… B.

  10 Pengertian konsep, konsepsi dan miskonsepsi…………………… C.

  12 Cara Mendeteksi Terjadinya Miskonsepsi.......................................

  D.

  12 Certainty of Response Index (CRI).................................................

  E.

  13 Faktor penyebab miskonspsi............................................................

  F.

  17 Materi Asaam Basa..........................................................................

  22 BAB III METODE PENELITIAN………………………………………..

  A.

  22 MetodedanBentukPenelitian…………………………………….

  B.

  22 Subjek Penelitia........................…………………………………….

  C.

  22 Watu dan Tempat Penelitian ……………………………………… D.

  23 ProsedurPenelitian………………………………………………… E.

  25 TeknikdanAlatPengumpul Data………………………………….

  1.

  25 TeknikPengumpul Data……………………………………….

  2.

  25 AlatPengumpul Data…………………………………………..

  3.

  27 Validitas dan Reliabilitas............................................................

  F.

  29 Teknik Analisis Data................…………………………………….

  1.

  29 Analisis Hasil Tes…………………...........................................

  2.

  31 Analisis Hasil Wawancara..........................................................

  33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………......

  A.

  33 HasilPenelitian…………………………………………………….

  B.

  37 Pembahasan……………………………………………………......

  51 BAB V PENUTUP……………………………………………………........

  A.

  51 Kesimpulan………………………………………………………...

  B.

  51 Saran……………………………………………………………….

  53 DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………... DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................

  55

  

DAFTAR TABEL

  28

  41

  40

  39

  37

  27

  32

  31

  31

  31

  30

  30

  27

  Tabel 1.1 Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 3.3 Tabel 3.4 Tabel 3.5 Tabel 3.6 Tabel 3.7 Tabel 3.8 Tabel 3.9

  26

  22

  19

  18

  18

  13

  4

  Miskonsepsi siswa dalam mengidentifikasi sifat asam, basa dan garam berdasarkan ciri-ciri larutan................................. Miskonsepsi siswa dalam mengelompkkan larutan dengan indikator kertas lakmus......................................................... Miskonsepsi siswa dalam mengelompkkan larutan dengan indikator kertas lakmus......................................................... Miskonsepsi siswa dalam mengelompkkan larutan dengan indikator kertas lakmus......................................................... Miskonsepsi siswa dalam mengidentifikasi larutandengan indikator universal................................................................. Miskonsepsi siswa dalam mengelompkkan larutan dengan

  Format miskonsepsi siswa pada materi asam basa................ Format analisis wawancara penyebab miskonsepsi siswa.... Format rekapitulasi penyebab miskonsepsi siswa................. Rubrik wawancara siswa....................................................... Miskonsepsi siswa dalam mengidentifikasi sifat asam, basa dan garam berdasarkan ciri-ciri larutan.................................

  Kategori tingkat pemahaman konsep.................................... Contoh zat asam dalam kehidupan sehari-hari...................... Contoh zat basa dalam kehidupan sehari-hari...................... Contoh garam dalam kehidupan sehari- hari……………….. Jadwal pelaksanaan penelitian.............................................. Kategori tingkat pemahaman konsep.................................... Matriks uji Gregory............................................................... Kriteria validasi isi menurut Gregory.................................... Format tingkat pemahaman siswa tiap butir soal.................. Format rekapitulasi jumlah persentase tingkat pemahaman siswa pada materi asam basa.................................................

Tabel 4.7 Nilaiketidak tuntasanbelajar siswa......................................

  Tabel 3.10 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6

  42

  indikator kertas lakmus.........................................................

  44 Tabel 4.8 Miskonsepsi siswa dalam mengelompkkan larutan dengan indikator kertas lakmus.........................................................

  45 Tabel 4.9 Miskonsepsi siwa dalam mengidentifikasi sifat asam basa dan garam..............................................................................

  46 Tabel 4.10 Miskonsepsi siwa dalam mengidentifikasi sifat asam basa dan garam.............................................................................

  47 Tabel 4.11 Persentase penyebab miskonsepsi siswa pada materi asam basa.......................................................................................

  48

  DAFTAR LAMPIRAN

  65 Lampiran C-3 Rekapitulasi totaluntuk tiap kategori jawaban siswa....................................................................

  75 Lampiran D-3 Surat izin Telah Melakukan Penelitian………..

  74 Lampiran D-2 Surat Izin Penelitian…………………………...

  Surat Keterangan Validator……………………

  73 Lampiran D Lampiran D-1

  72

  Rekapitulasi faktor penyebab miskonsepsi siswa....................................................................

  Rekapitulasi jawaban siswa ……………………

  71 Lampiran C-8 Lampiran C-9

  70 Lampiran C-7 Rekapitulasi total faktor penyebab miskonsepsi siswa............................. ………………………...

  69 Lampiran C-6 Persentase konsep siswa dalam tiap butir soal....

  68 Lampiran C-5 Rata-rata konsep siswa dalam tiap indikator …...

  67 Lampiran C-4 Rekapitulasi tingkat pemahaman siswa …….......

  64

  Lampiran A Lampiran A-1 Daftar nilai ketidaktuntasan belajar siswa pada materi asam basa

  Hasil ujui coba instrumen....................................

  63 Lampiran C Lampiran C-1 Lampiran C-2 Perhitungan validitas isi butir soal......................

  62 Lampiran B-5 Kisi-kisi wawancara ……………………………

  61 Lampiran B-4 Pedoman lembar jawaban siswa..........................

  60 Lampiran B-3 Kunci jawaban ……………………………….....

  59 Lampiran B-2 Soal tes........................... …………….................

  58 Lampiran B-1 Kisi-kisi soal tes ……………………………......

  Kisi-kisi sebaran soal ………………………......

  57 Lampiran A-3 Lampiran B

  IPA ……………………………….......................

  56 Lampiran A-2 Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran

  …………………….................

  76

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bahan alam yang digunakan sebagai indikator alami...........

  20 Gambar 2.2 Indikator universal................................................................

  20 Gambar 2.3 Kertas lakmus........................................................................

  21 Gambar 4.1 Grafik persentsetotal pemahaman konsep siswa...................

  33 Gambar 4.2 Grafik persentaase kategori siswa dalam tiap indikator........

  34 Gambar 4.3 Grafik persentase pemahaman konsep siswa dalam tiap soal.........................................................................................

  35 Gambar 4.4 Grafik persentase total faktor penyebab miskonsepsi siswa......................................................................................

  36

  1 BAB I PENDAHULUAN A.

   Latar Belakang

  IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya. Secara umum IPA meliputi tiga bidang ilmu dasar yaitu biologi, fisika dan kimia (Trianto, 2010:7). Oleh karena itu, ilmu kimia merupakan cabang ilmu yang termasuk dalam rumpun IPA, maka kimia mempunyai karakteristik yang sama dengan IPA yaitu yang memuat konsep-konsep yang bersifat teoritis.Ilmu kimia telah banyak memberikan sumbangan yang sangat besar dalam kehidupan manusia, baik di bidang makanan, pakaian, kesehatan, kosmetik, teknik, dan pertanian (Ashadi, 2009: 189). Mengingat pentingnya peranan kimia ini, maka sudah selayaknya ilmu kimia harus dipelajari secara mendalam di lembaga pendidikan.

  Sejak tahun ajaran 2004/2005, ilmu kimia telah diajarkan di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP/MTs) dan terintegrasi dalam mata pelajaran IPA/sains. Hal ini dilakukan dalam rangka mencapai salah satu tujuan pembelajaran mata

  pelajaran IPA, yaitu agar siswa memiliki kemampuan mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep, hukum serta teori-teori yang saling keterkaitan dan penerapannya untuk menyesuaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya (Depdiknas, 2006: 417).

  Konsep-konsep kimia yang diberikan pada siswa kelas VII SMP meliputi konsep asam basa, unsur senyawa dan campuran, serta perubahan materi. Antara materi-materi tersebut asam basa merupakan salah satu materi yang penting untuk dipelajari dalam kimia, konsep asam basa ini mempelajari tentang teori kekuatan asam basa yang berhubungan erat dengan konsep kimia yang akan dipelajari kelas VIII seperti konsep bahan-bahan kimia dalam kehidupan sehari- hari serta konsep zat adiktif dan spikotropika.

  Namun ilmu kimia merupakan salah satu pelajaran tersulit bagi kebanyakan siswa menengah dan mahasiswa.Tingginya tingkat kesulitan dalam memahami pelajaran kimia disebabkan oleh karakteristik ilmu kimia itu sendiri yang antara lain sebagian besar konsepnya bersifat abstrak. Konsep tertentu tidak bisa dijelaskan tanpa menggunakan analogi atau model sehingga dibutuhkan daya nalar yang tinggi dalam mempelajari ilmu kimia. Selain itu, ilmu kimia bersifat kontinyu yaitu saling berhubungan antara konsep yang satu dengan konsep yang lainnya. Dengan demikian konsep baru tidak masuk jaringan konsep yang telah ada dalam pikiran siswa, tetapi konsepnya berdiri sendiri tanpa hubungan dengan konsep lainnya, sehingga konsep yang baru terebut tidak dapat digunakan oleh siswa dan tidak mempunyai arti. Kesalahan siswa dalam pemahaman hubungan antara konsep seringkali menimbulkan miskonsepsi (Berg, 1991: 10).

  Seringkali siswa menafsirkan sendiri konsep yang dirasakan sulit sesuai dengan prakonsep yang sudah dimilikinya. Adakalanya penafsiran siswa tidak sesuai dengan konsep yang disepakati oleh para ahli. Konsep yang berbeda inilah yang disebut sebagai miskonsepsi. Miskonsepsi disebut juga salah konsep karena menunjuk pada suatu konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah yang diterima ahli pada bidang tersebut (Suparno, 2005: 4).

  Beberapa penelitian lain menunjukkan bahwa miskonsepsi yang dialami oleh siswa tidak hanya terjadi pada konsep asam basa. Miskonseps ijuga terjadi pada konsep-konsep materi kimia lainnya. Seperti penelitianyang dilakukan oleh Noly (2010) SMP Negeri 1 Bawang. Siswa mengalami miskonsepsi pada konsep wujud zat. Sebanyak 51,2% siswa mengalami miskonsepsi pada konsep kalor sebagai suatu energi dan pengaruh kalor dalam perubahan suhu suatu zat, 32,4% siswa mengalami miskonsepsi pada kelompok konsep perubahan wujud zat, 26, 6% siswa mengalami miskonsepsi pada konsep suhusebagai besaran yang menyatakan derajat panas dingin suatu benda, dan sebanyak 21,9% siswa mengalami miskonsepsi pada konsep wujud zat dan sifat-sifatnya.

  Konsep-konsep kimia umumnya diajarkan secara bertahap dari konsep yang mudah ke sukar, dari konsep yang sederhana kekonsep yang lebih kompleks, sehingga jika konsep yang mudah dan sederhana saja sudah mengalami miskonsepsi, maka lebih lanjut pemahaman konsep-konsep kimia yang sukar dan kompleks, siswa akan semakin kesulitan dan mengalami kesalahan pemahaman konsep secara berlarut-larut.

  Berdasarkan beberapa uraian yang menyangkut tentang miskonsepsi, dampak dari miskonsepsi itu sendiri juga terjadi disalah satu SMA di Waru Sidoarjo, seperti penelitian yang dilakukan oleh Khoirul, N &Suyono (2015), menyebutkan bahwa sebesar 58% dari total 13 siswa di kelas IPA 1 dan 72% dari total 14 siswa di kelas XII IPA 2 menyisakan miskonsepsi pada konsep asam basa setelah dilakukannya prevensi kedua.Masih tingginya status prevensi kedua inimenunjukkan bahwa pada konsep asam dan basa sebagian siswa menjawab salah, tetapi siswa yakin jawaban tersebut adalah benar.

  Sebagai materi yang baru yang diajarkan ditingkat SMP, sebagian besar siswa mengalami kekeliruan dalam membangun pemahaman konsep, terutama dalam memahami konsep-konsep yang bersifat abstrak. Secara kasat mata hal tersebut tidak dapat dilihat,sehingga siswa hanya bisa membayangkan. Keadaan inilah yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam membangun pemahamannya

  Hal ini juga dialami oleh siswa di SMP Negeri 5 Sungai Kakap. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA (Lampiran A-2) 27 April 2016 diketahui bahwa siswa masih salah dalam memahami konsep tentang asam basa.

  Hal ini terbukti pada jawaban siswa saat menjawab pertanyaan ulangan harian pada materi asam basa, masih banyak siswa yang keliru dalam membedakan sifat asam basa. Selain itu,siswa juga keliru dalam mengidentifikasi warna indikator kertas lakmus. Guru juga menyatakan didalam kelas siswa cenderung pasif, interaksi siswa dengan guru masih lemah. Siswa tidak berani bertanya ketika diberikan kesempatan bertanya oleh guru, hanya beberapa siswa saja yang berani mengajukan pertanyaan pada materi yang belum dipahami. Antusias siswa juga masih sangat kurang, hanya sedikit siswa yang mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Guru juga menyatakan kemungkinan siswa salah memahami apa yang telah disampaikan oleh guru sehingga kurangnya menjadi salah satu faktor yang menyebabkan siswa tidak mencapai KKM yaitu 75 yang telah ditentukan oleh sekolah, nilai rata-rata ketidaktuntasan dapat terlihat pada Tabel

  1.1. Tabel 1.1. Nilai Rata-Rata Ketidaktuntasan Belajar Siswa pada Materi

  

Asam BasaSemester Ganjil Kelas VII Tahun 2015

Jumlah Siswa Jumlah Siswa (%) Kelas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tuntas

  A

  7 27 20,6 79,4 B

  9 25 26,5 73,5 C

  13 20 39,4 60,6 D

  6 28 17,6 82,4

  Rata-rata 73,9 ketidaktuntasan Sumber: Daftar nilai guru mata pelajaran IPA

Tabel 1.1 menunjukkan data nilai rata-rataketidaktuntasan belajar siswa pada materi asam basa kelas VII SMPNegeri 5 Sungai Kakap tahun 2015sebesar

  73,9%. Berdasarkan hasil nilaiulangan harian pada materi asam basa dan wawancara terhadap guru mata pelajaran IPA membuktikan bahwa siswa masih belum memahami konsep secara benar dan utuh, akibatnya siswa akan mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi menurut Suparno (2013) adalah suatu konsepsi yang tidak sesuai dengan konsepsi ilmiah yang diakui oleh para ahli.Setiap siswa memiliki prakonsepsi yang dibawa sebagai pengetahuan. Demikian juga setiap siswa dapat memiliki konsepsi yang berbeda-beda terhadap suatu konsep. Setiap siswa senantiasa aktif membangun struktur kognitifnya berdasarkan pemilihan informasi yang tersedia sesuai dengan keinginannya. Ketika mereka berusaha membangun struktur kognitif dengan memilih informasi yang ada, baik informasi dari guru, buku atau lingkungan, kemungkinan ada kesalahan dalam mengaitkan informasi tersebut. Prakonsepsi dan konsepsi yang benar dapat menjadi salah ketika seseorang membangun struktur kognitif baru berdasarkan masukan informasi yang salah, atau sebaliknya. Semua itu dapat menjadi penyebab terjadinya miskonsepsi pada diri siswa.

  Untuk mendeteksi keberadaan miskonsepsi pada siswa dapat dilakukan melalui berbagai macam teknik. Salah satunya teknik yang dinilai mampu untuk mengidentifikasi dengan baik yaitu dengan tes diagnostik pilihan ganda beralasan disertai Certainty Of Response Index (CRI) sebagai pendeteksi tingkat pemahaman konsep siswa dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Untuk melihat sejauh mana tingkat keyakinan yang dimiliki siswa dalam menjawab pertanyaandapat diukur dengan suatu skala, skala yang digunakan adalah skala enam dengan rentang nilai (0-5). Salah satu hal yang penting untuk diperhatikan dalam penggunaan CRI adalah kejujuran siswa dalam mengisi CRI untuk menjawab suatu soal, karena nantinya akan menentukan pada keakuratan hasil identifikasi yang dilakukan (Tayubi, 2005: 1).

  Menurut Suparno (2005: 55), ada tiga langkah untuk mengatasi miskonsepsi yang dilakukan siswa, yaitu mencari atau mengungkapkan miskonsepsi yang dilakukan siswa, menemukan penyebab miskonsepsi tersebut dan memilih menerapkan perlakuan yang sesuai untuk mengatasi miskonsepsi tersebut. Dengan demikian, mencari atau mengungkapkan miskonsepsi siswa sebagai langkah awal untuk mengatasi miskonsepsi.

  Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti tertarik meneliti lebih lanjut miskonsepsi pada materi asam basa di kelas VII SMPNegeri

  5 Sungai Kakap tahun 2016/2017. Hal ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai miskonsepsi siswa tentang konsep asam basa dan dapat memberikan informasi bagi guru dan peneliti lain untuk memilih metode atau model pelajaran yang cocok dalam pembelajaran agar miskonsepsi siswa tentang asam basa dapat teratasi secara dini.

  A. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini adalah :

  1. Miskonsepsisiswa pada materi asam basa di kelas VII SMP Negeri 5 Sungai Kakap tahun ajaran 2016/2017 2. Faktor penyebabmiskonsepsi siswa pada materi asam basa di kelas VII SMP Negeri 5 Sungai Kakaptahun ajaran 2016/2017.

  B. Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mendeskripsi miskonsepsi siswa pada materi asam basa di kelas VII SMP Negeri 5 Sungai Kakap tahun ajaran 2016/2017.

  2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya miskonsepsi siswa pada materi asam basa di kelas VII SMP Negeri 5 Sungai Kakap tahun ajaran 2016/2017.

  C. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat penelitian yang diperoleh yaitu: 1. Bagi siswa, memberikan informasi kepada siswa mengenai konsep-konsep yang tidak sesuai dengan konsep para kimiawan pada materi asam basa.

  2. Bagi guru kimia, sebagai referensi tentang miskonsepsi pada materi asam basa, sehingga dapat ditindaklanjuti untuk memperbaiki miskonsepsi siswa khususnya pada materi asam basa.

  3. Bagi sekolah, dapat meningkatkan kualitas sekolah melalui hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran kimia.

  4. Bagi peneliti, sebagai bahan referensi unuk meneliti lebih lanjut tentang miskonsepsi belajar kimia khususnya materi asam basa.

  D. Definisi Operasional

  Definisi operasional pada penelitian adalah unsur penelitian yang terkait dengan variabel yang terdapat dalam judul penelitian atau tercakup dalam paradigma penelitian sesuai dengan hasil perumusan masalah.

  1. Miskonsepsi

  Miskonsepsi memiliki arti sebagai sesuatuyang tidak akurat akan konsep, penggunaan konsep yang salah, klasifikasicontoh yang salah, kekacawan konsep-konsep yang berbeda dan hubungan hierarkis konse-konsep yang tidak benar (Suparno, 2005: 5). Miskonsepsi dalam penelitian ini adalah gambaran konsepsi siswa yang berbeda dengan konsep ilmiah tentang asam basa. Pada penelitian adalah ilmuan yang menjadi patkan adalah menurut Syukri, S. (1999) dan Chang, R. (2003).Pengukuran Dalam penelitian ini yaitu menggunakan tes diagnostik disertai Certainty of Respon Index(CRI).

  2. Penyebab miskonsepsi

  Penyebab miskonsepsi yang diteliti berasal dari siswa khususnya pada Pemikiran Asosiatif, Alasan Tidak Lengkap atau salah, Intuisi yang Salah. Untuk mengetahui penyebab miskonsepsi yang terjadi,dilakukan dengan menganalisis hasil jawaban siswa yang kemudian dilanjutkan dengan wawancara kepada siswa berdasarkan miskonsepsi yang ada.

  3. Tes Diagnostik

  Tes diagnostik merupakan tes yang digunakan untuk mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa. Tes diagnostik yang diberikan berjumlah 10 soal pilihan ganda beralasan disertai dengan CRI dilembar jawaban siswa, dengan tingkat kesukaran soal yaitu 25% soal mudah, 50% soal sedang, dan 25 soal sulit/sukar.

  4. Certainty Of Response Index (CRI) Certainty of Response Index (CRI) adalah ukuran tingkat

  keyakinan/kepastian responden dalam menjawab setiap pertanyaan (soal) yang diberikan untuk dapat membedakan antara siswa yang paham konsep, miskonsepsi dan siswa tidak paham konsep(Hakim, 2012: 545). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes diagnostik berupa tes pilihan ganda beralasan menggunakan metode Certainty of Response Index (CRI).

  5. Materi Asam Basa

  Materi pokok yang teliti di kelas VII SMPNegeri 5 Sungai Kakap adalah konsep asam basa mencakup konsep: (1) Sifat Asam Basa; (2) Identifikasi Asam Basa; (3) Skala Keasaman dan Kebasaan.

  1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A.

   Kimia Sebagai Mata Pelajaran di SMP

  Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Penyelenggaraan mata pelajaran Ilmu Pesngetahuan Alam (IPA) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dimaksudkan sebagai wahana atau sarana untuk melatih siswa agar dapat menguasai pengetahuan, konsep dan prinsip fisika, memiliki kecakapan ilmiah, memiliki keterampilan proses sains serta dapat mengembangkan keterampilan berfikir kritis dan kreatif. Dikatakan oleh BSNP, bahwa dalam penerapannya mata

  pelajaran IPA memiliki peranan penting dalam perkembangan manusia, baik dalam hal perkembangan teknologi yang dipakai untuk menunjang kehidupan maupun dalam hal penerapan konsep IPA dalam kehidupan bermasyarakat baik dalam aspek politik, ekonomi, sosial, serta budaya (Depdiknas, 2006: 155).

  Pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya: 1) Memberikan pengalaman pada siswa sehingga mereka kompeten dalam melakukan pengukuran berbagai besaran fisis, 2) Menanamkan pada siswa pentingnya pengamatan empiris dalam menguji suatu pernyataan ilmiah (menguji hipotesis), 3) Latihan berfikir kuantitatif yang mendukung kegiatan belajar IPA terutama materi kimia sebagai penerapan masalah-masalah nyata yang berkaitandengan peristiwa yang terjadi disekeliling mereka, 4) Memperkenalkan dunia teknologi melalui kegiatan kreatif dalam kegiatan perancangan dan pembuatan alat-alatsederhana maupun penjelasan berbagai kemampuan IPA dalam menyelesaikan berbagai masalah kimia dalam kehidupan sehari-hari (Hasruddin, 2001: 4).

  Substansi mata pelajaran IPAdi SMP merupakan IPA Terpadu yang merupakan gabungan antara berbagai bidang kajian anatara lain meliputi bidang yaitu Fisika, Biologi dan Kimia.Maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah- pisah melaikan menjadi satu kesatuan.Sejalan dengan pernyataan tersebut, dalam peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 secara tegas dinyatakan bahwa substansi mata pelajaran IPA pada SMP/MTs merupakan IPA Terpadu (Depdiknas, 2006: 417).

  Kimia mempunyai karakteristik yang sama dengan IPA yaitu (Rusmansyah dan Irhasyuarna, 2002: 353):

  1. Sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak Atom, molekul, ion merupakanmateri dasar kimia yang tidak tampak, yang menurut siswa dan mahasiswa membayangkan keberadaan materi tersebut tanpa mengalaminya secara langsung. Atom merupakan pusat kegiatan kimia, maka walaupun atom tidak terlihat secara langsung, tetapi dalam angan-angan dapat membentuk satu gambaran untuk mewakili sebuah atom, misalnya sebuah atom oksigen digambarkan sebagai bulatan.

  2. Ilmu kimia merupakan penyederhanaan dari yang sebenarnya Kebanyakan objek yang ada didunia ini merupakan campuran zat-zat kimia yang kompleks dan rumit. Agar mudah dipelajari, maka pelajaran kimia dimulai dari gambar yang disederhanakan, dimana zat-zat dianggapmurni atau hanya dua atau tiga zat-zat saja. Dalam penyederhanaannya diperlukan pemikiran dan pendekatan tertentu agar siswa atau mahasiswa tidak mengalami salah konsep dalam menerima materi yang diajarkan tersebut.

  3. Sifat ilmu kimia berurutan dan berkembang dengan cepat Topik-topik ilmu kimia seringkali harus dipelajari dengan urutan tertentu.

  Misalnya, untuk dapat memahami bagaimana menggabungkan atom-atom untuk membentuk molekul, maka karakteristik atom harus dipelajari terlebih dahulu. Selain itu, perkembangan ilmu kimia sangat cepat, seperti pada bidang biokimia yang menyelidiki tentang rekayasa genetika, kloning dan sebagainya. Hal ini menuntut untuk tanggapan yang cepat dan selektif dalam menerima semua kemajuan tersebut.

  4. Ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal Memecahkan soal-soal yang terdiri dari angka-angka (soal numerik) merupakan bagian penting dalam mempelajari kimia. Namun, deskripsi seperti fakta kimia, aturan-aturan kimia, peristilahan kimia dan lain-lainnya, juga harus dipelajari.

  5. Bahan/materi yang dipelajari dalam ilmu kimia sangat banyak Banyaknya bahan yang harus dipelajari, siswa ataupun mahasiswa, dituntut untuk dapat merencanakan belajarnya dengan baik, sehingga waktu yang tersedia dapat digunakan seefesien mungkin. Kesulitan mempelajari ilmu kimia menurut Rusmansyah & Irhasyuarna

  (2002: 173)dapat bersumber pada: 1.

  Kesulitan dalam memahami istilah Kesulitan ini timbul karena kebanyakkan siswa hanya hafal akan istilah tetapi tidak memahami degan benar maksud dari istilah yang sering digunakan dalam pelajaran kimia.

  2. Kesulitan dalam mempelajari konsep kimia Kebanyakkan konsep-konsep dalam ilmu kimia maupun materi kimia secara keseluruhan merupakan konsep atau materi bersifat abstrak dan kompleks sehingga siswa dituntut untuk memahami konsep-konsep tersebut dengan benar dan mendalam.

  3. Kesulitan angka Dalam mempelajari kimia siswa dituntut untuk terampil dalam rumusan/operasi matematis. Namun, sering dijumpai siswa yang kurang memahami rumusan tersebut. Hal ini disebabkan karena siswa tidak mengetahui dasar-dasar matematika dengan baik, siswa tidak hafal rumus matematika yang banyak digunakan dalam perhitungan-perhitungan kimia, sehingga siswa tidak terampil dalam menggunakan operasi-operasi dasar matematika.

B. Pengertian Konsep, Konsepsi dan Miskonsepsi

  Dalam kamus Bahasa Indonesia, konsep diartikan sebagai rancangan atau buram surat, ide atau pegertian yang diabstrakkan dari peristiwa kongkrit, gambaran mental dari objek, proses ataupun yang ada diluar bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal lain (Meity, T. 2011: 242). Menurut Kustiyah

  (2007: 25) konsep merupakan desain awal untuk mengkonstruksi pengetahuan seseorang dalam memahami sesuatu. Jadi konsep merupakan abstraksi dari ciri- ciri suatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berfikir ( bahasa adalah alat berfikir).

  Menurut Halomoan (2010: 3), konsep merupakan abstraksi dari ciri-ciri sesuatu yang mempermudah komunikasi antara manusia dan yang memungkinkan manusia berpikir. Tafsiran seseorang terhadap banyaknya konsep berbeda-beda. Tafsiran konsep oleh seseorang inilah yang disebut dengan konsepsi. Secara bahasa dapat diartikan pendapat (paham). Sehingga, konsepsi dapat berartipemahaman seseorang yang terbentuk dari abstraksi peristiwa konkrit dari suatu konsep objek tertentu.