IDE-IDE SISWA PADA TIAP-TIAP TINGKAT PROSES REINVENSI SECARA TERBIMBING PADA TOPIK PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP SEMESTER I SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
IDE-IDE SISWA PADA TIAP-TIAP TINGKAT
PROSES REINVENSI SECARA TERBIMBING
PADA TOPIK PERBANDINGAN DI KELAS VII SMP SEMESTER I
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh :
ANA IKA ARIYANI
NIM : 031414001
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
MOTTO
“”” ”Ber suk acitalah Dalam Penghar apan, Sabar lah dalam Kesesakan, dan Ber tek un lah Dalam Doa ”(Rm 12:12)
ÂÊIa membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan ia memberikan
kekekalan dalam hati mereka, tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan
yang dilakukan Allah dari awal sampai akhirÊʉ
(Pengkhotbah 3:11)
“’ ’ Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; Carilah,…maka kamu akan
mendapat; Ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu’’… (Matius 7:7) )...Aku menemukan kesenangan dalam peristiwa-peristiwa kecil setiap hari, karena hal-hal itu menyegarkan jiwa dan menambah gairah pada hidupku... (Carmen Pernia Monsanto)
……..Masa Perjuanganku……..
.....Ketika sebuah kepakan sayap bersama harus terhenti karena arah dan tujuan
kepakan yang berbeda…..
…..Masa dimana harus berjuang di dalam suatu kerentaan sayap…dimana harus
belajar tuk mengepakkan lagi dari sebuah katupan dengan sisa keletihan dan kerentaan yang ada tuk kembali mengarungi cakrawala…..….Masa dimana akhirnya sayap itu kembali kuat lagi tuk meneruskan kepakan-
kepakan kecil tuk mengarungi cakrawala birunya langit dunia dan menggapai secerca angan yang masih tersisa….Syukur Tuhan...atas semua peristiwa yang menjadi butiran-butiran liku hidup... yang menjadi pelangi-pelangi indah yang selalu mewarnai kehidupanku... Amiin...
Karya kecilku ini kupersembahkan teruntuk : ☺ Yesusku…yang tak pernah lelah menopangku… ☺ Bunda Maria, Santa Anna, Para kudus semuanya…. ☺ Orangtuaku terkasih Bapak Y. Sarmiyadi& Ibu Anastasia Purwantini….
☺ Adikku Yohanes Aan Dwi Saputra… ☺ Yang terkasih… “Someone who support me”….
☺ Segenap keluargaku… ☺ Para leluhurku semua…. ☺ Almamater, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta…
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karta atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah. Yogyakarta,………… PenulisAna Ika Ariyani
ABSTRAK Ana Ika Ariyani. 2007. Ide-ide Siswa Pada Tiap-tiap Tingkat Proses Reinvensi Secara Terbimbing Pada Topik Perbandingan Di Kelas VII SMP Semester 1. Skripsi Program Studi Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.Matematika adalah mata pelajaran yang dianggap sulit dan ditakuti oleh sebagian siswa sekolah di berbagai jenjang pendidikan. Hal itu menyebabkan kurang munculnya ide-ide yang dikemukakan. Untuk mengatasi hal itu, diterapkannya
proses pembelajaran yang menyenangkan dengan pendekatan realistik yang
menekankan proses reinvensi terbimbing.Penelitian dalam skripsi ini bertujuan untuk mengetahui ide-ide siswa pada masing-masing tingkat proses reinvensi terbimbing. Tingkat proses tersebut adalah situasional, referensial, umum, dan formal.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan bersifat kualitatif, yang berkaitan dengan ide-ide siswa yang muncul pada tiap-tiap tingkat proses pembelajaran tersebut. Berdasarkan data tersebut diungkap ide-ide siswa yang bervariasi. Subyek penelitian adalah enam siswa-siswi kelas VII semester I Sekolah Menengah Pertama Negeri I Minggir. Pengumpulan data berlangsung pada bulan November-Desember 2006, selama 4 kali pertemuan. Setiap pertemuan kurang lebih 40 menit. Pengumpulan data penelitian diperoleh dengan cara merekam kegiatan pembelajaran dengan alat bantu Handycam, dilengkapi dengan lembar kerja siswa yang dikumpulkan, dan catatan lapangan yang ditulis oleh observer. Analisis data dilakukan dengan prosedur : (i) reduksi data yang meliputi traskripsi data rekaman video, dan penentuan topik-topik data dengan terlebih dahulu menginterpretasikan data transkripsi (ii) kategorisasi data, (iii) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian terdiri dari macam-macam ide-ide siswa pada tiap-tiap tingkat. Pada masing-masing tingkat, ide-ide siswa dapat dikelompokkan dari beberapa segi, yaitu (1) segi tujuan, (2) segi cara matematis menyelesaikan soal, (3) segi cara penyampaian ide, (4) segi untuk siapa ide dikemukakan, (5) segi tahap pembelajaran, (6) segi negosiasi, dan (7) segi jumlah yang mengemukakan ide.
Kata kunci : Ide-ide siswa, proses reinvensi terbimbing, tingkat pembelajaran situasional, tingkat pembelajaran referensial, tingkat
pembelajaran umum, tingkat pembelajaran formal.
ABSTRACT
Ana Ika Ariyani. 2007. Students’ Ideas in Each Phase of the Guided Reinvention
Process on the Topic of Comparison in the First Semester of the Seventh Grade of
Junior High School. Thesis, Department of Mathematics and Science Education,
Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University,
Yogyakarta.Some students at many levels think that mathematics is a difficult and
frightening subject. It decreases the appearance of their ideas. To solve the problem,
one needs to apply a fascinating learning process by using a realistic approach that
emphasizes guided reinvention process.The purpose of the research in this thesis is to know the students’ ideas at
each level of the guided reinvention process. The levels of the process are situational,
referential, general, and formal.This research uses descriptive qualitative method. The data are qualitative
data that relate to the students’ various ideas. The subjects of the research were in the
first semester of the seventh grade of SMP N 1 Minggir. The process of collecting
the data was conducted from November till December 2006 in four meetings. Each
meeting went on for forty minutes. The data collected were obtained by students’
work sheets and the observer’s notes of the field research. The procedures of the data
analysis were (i) reducing data that consisted of transcribing the video recorded data,
determining the topics of the data that was preceded by interpreting transcription
data, (ii) categorizing data, (iii) drawing a conclusion.The results of the research consist of various students’ ideas at each level.
The students’ ideas can be grouped according to many aspects, such as (1) the
purpose, (2) the mathematics method in solving the problem, (3) the way in
conveying ideas, (4) for whom the ideas are proposed, (5) the learning level, (6) the
negotiation, and (7) the number of students who convey the ideas.
Key words : Students’ ideas, guided reinvention process, situational learning level,
referential learning level , general learning level, and formal learning level.KATA PENGANTAR
Syukur atas karunia dan kasih Bapa yang Maha Kasih dan Maha Murah yang
tak lelah menopang dan mencurahkan kasih dan karuniaNya, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.Skripsi ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan
Matematika dan IPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma.Dalam Proses penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis menyadari
bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak akan tersusun dengan baik.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini, Penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :1. Bapak M. Andy Rudhito, S.Pd. M.Si, selaku Kaprodi Pendidikan Matematika.
2. Bapak Dr. St. Susento, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing dengan sabar, mengarahkan, membagi ilmu, atas semua nasehat-nasehat dan keramahannya, semua itu sangat berharga dan berarti dalam proses penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. Al. Haryono selaku Dosen Pembimbing Akademik angkatan 2003, yang selalu membimbing dan memberi kemudahan-kemudahan, sehingga saya dapat menyelesaikan kuliah ini dengan lancar.
4. Bapak Dr. St. Susento, M.Si, Bapak Dr. St. Suwarsono, Bapak M. Andy
Rudhito, S.Pd., M.Si, selaku dosen penguji. Terima kasih atas semua saran- saran yang diberikan kepada saya yang sangat bermanfaat untuk penyempurnaan skripsi ini.
5. Bapak Sugiyarto, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP N 1 Minggir yang telah
mengijinkan penelitian.
6. Bapak Drs. A. Mardjono atas semua saran-saran, nasehat yang diberikan
kepada saya.
7. Para dosen pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma, yang telah
membimbing dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat bagi saya.
8. Bapak Sunardjo dan Bapak Sugeng di Sekretariat JPMIPA atas segala
bantuannya.
9. Bapak dan ibuk atas semua doa, kasih sayang, perhatian, support, nasehat dan
semua kebaikannya, dalam menuntun dan membimbingku sehingga dapat menyelesaikan satu langkah perjuangan hidup ini, dapat menyelesaikan kuliah ini.
10. Adikku Aan, terima kasih atas doa, perhatian, keceriaan dan kebersamaannya.
11. Simbah, om, bulik dan seluruh keluarga besarku, terima kasih atas semua doa
dan dukunganya.
12. Petrus Dwi Edi Susilo, terima kasih atas dukungan, doa, nasehat,
kebersamaan selama ini, atas semua butiran-butiran kata bijak kehidupan maupun teladan semangat, kebijaksanaan, kedewasaan dan kerja kerasnya
13. Martinus Joko Karyanto, terima kasih atas semua bantuan, doa, dukungan,
saran-sarannya, kebersamaan selama ini, atas smua penguatannya, terima kasih sahabatku.
14. Sahabat-sahabatku angkatan 2003, terima kasih atas keceriaan, kebersamaan
dan bantuannya selama ini, terutama untuk (Iin, Yuni, Ari, Patrisia Esti, Srie, Ari wonosari, Tutik, Emma, Rani, Tami, Yohana ). Terima kasih juga atas dukungan dalam pendadaran (Yuni, Iin, Patrisia Esti, Dimas, Heni, Ida Wonosobo, Ida Bantul, Joko, Silih, Mbak Yesi, Muji).
15. Teman-teman Paguyuban Koor “Maria Serafine”, Mudika Maria Bunda Hati
Kudus Bontitan, Mudika Stasi Pojok-Paroki Klepu, adik-adik PIA, terima kasih atas keceriaannya, yang slalu menambah semangat.
16. Mbak Tri Haryani, terima kasih atas smua dukungan, doa, dan penguatannya.
17. Bernand yang telah membantu masuk keluar sekolah untuk
mendokumentasikan penelitian ini dan mengedit power point presentasi.
18. Mbak Yeusy, mbak Itut, mbak Asti 2002, mbak Hana-Hani 2001 trima kasih
mbak atas bantuannya selama ini dalam memberikan wawasan dan bimbingan skripsi.
19. Ratna, Sova, Riyan, Robin, Aqid, dan Novi terima kasih atas ide yang
diberikan sebagai bahan skripsi ini. Untuk Rangga, Desti, Riske, Agus, Beni,dan Eri, terima kasih atas kesediaannya menjadi subyek penelitian pertama.
20. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan di atas yang telah rela membantu
Penulis menyadari, masih banyak kekurangan dalam skripsi ini. Karena itu, Penulis sangat mengharapkan masukan dari pembaca demi perbaikan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL............................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iii MOTTO .................................................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................. v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. vi ABSTRAK .............................................................................................. vii
ABSTRACT............................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................ ix DAFTAR ISI........................................................................................... xiii DAFTAR TABEL................................................................................... xvi DAFTAR DIAGRAM............................................................................. xvii DAFTAR LAMPIRAN........................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1 A. Latar Belakang ......................................................................
1 B. Perumusan Masalah ..............................................................
4 1. Pertanyaan Penelitian ................................................
4 2. Tujuan Penelitian ......................................................
5 C. Pembatasan Masalah .............................................................
5
E. Manfaat Penelitian ................................................................
6 1. Bagi Peneliti/Calon Guru ..........................................
6 2. Bagi Guru ..................................................................
6 3. Bagi Siswa.................................................................
7 BAB II LANDASAN TEORI ................................................................
8 A. Pendidikan Matematika Realistik .........................................
8 B. Proses Reinvensi Terbimbing ...............................................
9 C. Topik Perbandingan ..............................................................
10 D. Ide-ide Siswa.........................................................................
11 E. Prinsip Utama Pendidikan Matematika Realistik .................
12 F. Karakteristik Pendidikan Matematika Realistik....................
13 BAB III METODE PENELITIAN ........................................................
14 A. Jenis Penelitian......................................................................
14 B. Unit Analisis .........................................................................
14 C. Teknik Pengumpulan Data....................................................
14 D. Metode Analisis Data............................................................
16 E. Pengambilan Kesimpulan......................................................
17 BAB IV PELAKSANAAN PENELITIAN DAN ANALISIS DATA PENELITIAN ..........................................
18 A. Pelaksanaan Penelitian ..........................................................
18 B. Transkripsi Rekaman Video..................................................
22 C. Interpretasi Data ....................................................................
23
E. Kategori Ide-ide Siswa..........................................................
45 F. Diagram Pohon .....................................................................
65 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................
73 A. Hasil Penelitian .....................................................................
73 B. Pembahasan...........................................................................
98 BAB VI PENUTUP ............................................................................... 104
A. Kesimpulan ........................................................................... 104
B. Saran...................................................................................... 106 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Tabel interpretasi data pada tingkat situasional.Tabel IV.2 Tabel topik-topik data pada tingkat situasional. Tabel IV.3 Tabel topik-topik data pada tingkat referensial. Tabel IV.4 Tabel topik-topik data pada tingkat umum. Tabel IV.5 Tabel topik-topik data pada tingkat formal.
Tabel IV.6 Tabel kategori dan sub kategori data ide siswa ditinjau dari
segi tujuannya.
Tabel IV.7 Tabel kategori dan sub kategori data ide siswa ditinjau dari
segi cara matematis untuk menyelesaikan soal.
Tabel IV.8 Tabel kategori dan sub kategori data ide siswa ditinjau dari
segi cara penyampaian ide.
Tabel IV.9 Tabel kategori dan sub kategori data ide siswa ditinjau dari
segi untuk siapa ide dikemukakan.
Tabel IV.10 Tabel kategori dan sub kategori data ide siswa ditinjau dari
tahap pembelajaran.
Tabel IV.11 Tabel kategori dan sub kategori data ide siswa ditinjau dari
segi negosiasi.
Tabel IV.12 Tabel kategori dan sub kategori data ide siswa ditinjau dari
segi jumlah yang mengemukakan ide.DAFTAR DIAGRAM
Diagram IV.1 Diagram pohon ide matematika siswa Diagram IV.2 Diagram pohon ide matematika siswa dilihat dari segi tujuan
Diagram IV.3 Diagram pohon ide matematika siswa dilihat dari segi cara
matematis untuk menyelesaiakn soal.
Diagram IV.4 Diagram pohon ide matematika siswa dilihat dari segi cara
penyampaian ide.
Diagram IV.5 Diagram pohon ide matematika siswa dilihat dari segi untuk
siapa ide dikemukakan.
Diagram IV.6 Diagram pohon ide matematika siswa dilihat dari segi tahap
pembelajaran.Diagram
IV.7 Diagram pohon ide matematika siswa dilihat dari segi negosiasi.
Diagram IV.8 Diagram pohon ide matematika siswa dilihat dari segi jumlah
yang mengemukakan ide.DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Skenario pembelajaran tingkat situasional Lampiran 2 Skenario pembelajaran tingkat referensial Lampiran 3 Skenario pembelajaran tingkat umum Lampiran 4 Skenario pembelajaran tingkat formal Lampiran 5 LKS pembelajaran tingkat situasional Lampiran 6 LKS pembelajaran tingkat referensial Lampiran 7 LKS pembelajaran tingkat umum Lampiran 8 LKS pembelajaran tingkat formal Lampiran 9 Transkrip kegiatan pembelajaran tingkat situasional Lampiran 10 Transkrip kegiatan pembelajaran tingkat referensial Lampiran 11 Transkrip kegiatan pembelajaran tingkat umum Lampiran 12 Transkrip kegiatan pembelajaran tingkat formal Lampiran 13 Interpretasi data ide-ide siswa tingkat situasional Lampiran 14 Interpretasi data ide-ide siswa tingkat referensial Lampiran 15 Interpretasi data ide-ide siswa tingkat umum Lampiran 16 Interpretasi data ide-ide siswa tingkat formal Lampiran 17 Hasil pekerjaan siswa tingkat situasional. Lampiran 18 Hasil pekerjaan siswa tingkat referensial. Lampiran 19 Hasil pekerjaan siswa tingkat umum. Lampiran 20 Hasil pekerjaan siswa tingkat formal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengalaman belajar atau aktivitas belajar adalah hal yang sangat penting
dalam pembentukan pengetahuan seseorang. Menurut Medley (1979) (dalam
Marpaung : 2004) dalam skema keefektifan guru terlihat jelas bahwa hasil belajarsiswa dipengaruhi langsung oleh variabel-variabel pengalaman belajar siswa dan
karakteristik-karakteristik siswa. Karakteristik yang dimaksud di sini misalnya minat,motivasi, kesehatan, kecerdasan, keadaan ekonomi. Dari skema ini juga terlihat
bahwa yang terkait langsung dengan pengalaman belajar siswa adalah guru. Jadi
jelaslah peran guru yaitu bagaimana menciptakan kondisi belajar yang
memungkinkan siswa mendapat pengalaman yang baik.Pengalaman / aktivitas belajar yang baik memungkinkan siswa aktif. Dengan
keaktifan tersebut, anak menemukan sendiri pengetahuan dan dapat
mengembangkannya. Hal itu bisa dikatakan jika siswa belajar matematika tidak daripengalaman mereka sehari-hari maka siswa akan cepat lupa dan tidak dapat
mengaplikasikan matematika.Dengan pengalaman yang berkesan dan dirasa bermakna akan menambah
minat anak pada mata pelajaran sekolah, dalam hal ini matematika. Pengalaman
pembelajaran yang bermakna dapat diciptakan dengan mengaitkan pengalaman
kehidupan nyata anak dengan ide-ide matematika dalam pembelajaran di kelas.
proses matematisasi, yaitu membangun sendiri alat dan gagasan matematik,
menemukan sendiri hasil, serta memformalkan pemahaman dan strategi informal
(Susento, 2006).Selama ini matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang dianggap sulit oleh
anak, dan bisa dikatakan “momok” bagi anak sekolah. Bahkan munculnya gejala
matematika phobia / ketakutan terhadap matematika yang melanda sebagian besar
siswa sebagai akibat tak kenal maka tak sayang. Hal ini ternyata dikarenakan karena
keabstrakan matematika yang berisi rumus-rumus saja sehingga siswa kurang
merasakan maknanya. Selain itu, pelaksanaan paradigma mengajar yaitu siswa
menerima secara pasif, guru aktif mentransfer pengetahuan yang dimilikinya kepada
siswa yaitu dengan mempraktekkan penguatan (reinforcement) dan hukuman
(punishment). Jadi dalam pengajaran matematika dengan paradigma mengajar,
penyampaian guru cenderung bersifat monoton, hampir tanpa variasi kreatif, kalau
siswa ditanya ada saja alasan yang mereka kemukakan, seperti matematika sulit,
tidak mampu menjawab, dan takut disuruh maju ke depan, sehingga ide-ide siswa
seolah-olah tidak muncul / tidak berkembang. Keberhasilan siswa diukur dari sejauh
mana siswa menyerap (absorb) pengetahuan atau bisa dikatakan tujuan pembelajaran
materi belum matematika untuk anak sekolah yang seyogyanya fokus dan
penerapannya harus disesuaikan dengan apa yang pernah dialami murid setiap
harinya (de Lange, 2001) (dalam Jurnal 44.Asmin.htm). Akibatnya, banyak siswa
tidak menyenangi matematika. Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dijembadani
dengan pengalaman anak sehari-hari dan penerapan matematika sehari-hari.Sekarang ini, pengaruh psikologi kognitif pada pembelajaran, termasuk
pembelajaran matematika sangat besar. Menurut psikologi kognitif, belajar adalah
aktif mengolah informasi yang diterima dan menyimpannya dalam memori jangka
panjang dalam bentuk suatu jaringan. Hasil belajar yang diperoleh melalui usaha
aktif mengolah informasi lebih baik daripada hanya menerima pengetahuan secara
pasif. Hal itu dikarenakan dengan aktif mengolah informasi siswa mendapat
pengalaman langsung untuk mengolah informasi sehingga akan lebih tahan lama
dalam mengingatnya.Sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap matematika,
maka diterapkanlah kondisi pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan.
Kondisi ini diciptakan dengan membawa situasi belajar tersebut dalam konteks nyata
atau yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, atau bisa dikatakan dengan
mengaitkan pengalaman kehidupan nyata anak dengan ide-ide matematika dalam
pembelajaran di kelas, menjadikan pembelajaran bermakna, kemudian dibawa ke
situasi matematisnya, dengan bimbingan dari guru/reinvensi terbimbing (Susento,
2006), jadi sesuai tahap perkembangan dari anak yaitu dari level bawah menuju ke
level yang lebih tinggi yaitu dari level situasional, referensial, umum, formal dan
pada akhirnya pengetahuan tentang matematisnya dapat diketahui dan dipahami
dengan baik, dan selanjutnya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.Situasi belajar yang menyenangkan dapat diwujudkan dengan pendekatan
Realistik, anak gembira dengan pendekatan ini karena mereka dapat mempelajari
matematika sambil bermain-main dan terkait dengan kehidupan sehari-hari sehingga
menyusun pendapatnya secara lisan dan sistematis sehingga menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan. Dengan pembelajaran paradigma belajar, yakni
siswa menjadi aktif, banyak ide untuk membangun sendiri alat dan gagasan
matematematik, menemukan sendiri hasil serta memformalkan pemahaman dan
strategi informal ( Susento,2006). Hal ini yang disebut proses reinvensi terbimbing
yang merupakan salah satu dari prinsip pendidikan matematika realistik. Dengan
aktivitas yang bermakna, menjadikan anak mulai menyenangi matematika, dan label
matematika adalah “momok” berangsur hilang.Berdasarkan pertimbangan tersebut penulis merasa perlu mengembangkan
pembelajaran matematika yang menyenangkan dan dapat dibayangkan khususnya
pada topik perbandingan pada siswa Sekolah Menengah Pertama, sehingga dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang materi-materi matematika, dalam hal ini
perbandingan sehingga semakin merangsang munculnya variasi ide dari siswa-siswaB. Perumusan Masalah
1. Pertanyaan Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menjawab pertanyaan sebagai berikut :
Apa ide-ide siswa yang muncul dalam tiap-tiap tingkat proses reinvensi terbimbing
pada topik perbandingan? Pertanyaan penelitian tersebut dapat dirinci menjadi :- Apa ide-ide siswa yang muncul dalam tingkat situasional ?
- Apa ide-ide siswa yang muncul dalam tingkat referensial ?
- Apa ide-ide siswa yang muncul dalam tingkat umum ?
2. Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian adalah mengetahui ide-ide siswa yang muncul pada tiap-tiap tingkat proses reinvensi secara terbimbing pada topik perbandingan, yaitu pada tingkat situsional, tingkat referensial, tingkat umum, dan tingkat formal.
C. Pembatasan Masalah
1. Topik perbandingan adalah materi SMP klas VII semester satu, yang
berkaitan dengan kompetensi dasar 4.2 yaitu menyelesaikan berbagai bentuk perbandingan.
2. Siswa adalah orang yang menjadi subyek penelitian, yaitu 6 orang kelas VII
dari SMP Negeri 1 Minggir yang dipilih dengan kriteria campuran antara yang berkemampuan tinggi, sedang, maupun agak rendah. Selain itu merupakan campuran antara siswa yang pemberani, pemalu maupun pendiam. Jumlah siswa laki-laki 3 orang, jumlah siswa perempuan juga 3 orang.
3 Ide siswa adalah rancangan, gagasan, pendapat tentang sesuatu yang
tersusun di dalam pikiran siswa yang dikemukakan baik secara lisan tulisan, maupun dengan bahasa tubuh.D. Penjelasan Istilah
1. Reinvensi terbimbing adalah kegiatan belajar matematika oleh siswa di bawah bimbingan guru (Susento,2006).
2. Tingkat situasional adalah tingkat dimana siswa menggunakan pengetahuan dan caranya sendiri yang terbatas dalam pemecahan masalah sesuai dengan konteks situasi yang sedang dihadapi.
3. Tingkat referensial adalah tingkat dimana siswa membangun model situasi masalah yaitu matematis informal yang terkait dengan konteks untuk menjelaskan situasi masalah yang sedang dihadapi, dan menggunakan
strategi khusus berdasarkan model itu dalam memecahkan masalah.
4. Tingkat umum adalah tingkat dimana siswa membangun model matematis informal yang tidak terikat dengan konteks situasi tertentu, dan menggunakannya sebagai sarana penalaran matematis dalam pemecahan masalah.
5. Tingkat formal adalah tingkat dimana siswa melakukan penalaran matematis formal, yaitu memakai model matematis formal untuk memecahkan masalah.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut :
1. Bagi peneliti Penelitian ini memberi pengalaman dalam meningkatkan wawasan dan kompetensi sebagai calon guru.
2. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi guru dalam menjabarkan strategi pembelajarannya agar realistik yang menekankan proses reinvensi terbimbing sehingga ide anak akan lebih muncul.
2. Bagi Siswa
Siswa mendapatkan pengalaman baru pembelajaran matematika pada
materi perbandingan dengan pendekatan realistik dengan proses reinvensi terbimbing yang dapat meningkatkan keaktifan dan menimbulkan ide-ide siswa dalam pemecahan masalah.BAB II LANDASAN TEORI A. Pendidikan Matematika Realistik Realistic Mathematics Education (RME) atau di Indonesia dikenal dengan Pendidikan Matematika Realistik (PMR) merupakan pengembangan pendidikan
matematika dari pandangan Hans Freudhental. Freudenthal berkeyakinan bahwa
siswa tidak boleh dipandang sebagai penerima pasif matematika yang sudah jadi.
Menurutnya pendidikan harus mengarahkan siswa kepada penggunaan berbagai
situasi dan kesempatan untuk menemukan kembali matematika dengan cara mereka
sendiri. Pendidikan matematik realistik menekankan pentingnya konteks nyata yang
dikenal siswa dan proses konstruksi pengetahuan matematika oleh siswa sendiri.
Masalah berkonteks nyata merupakan bagian inti dan dijadikan titik pangkal dalam
pembelajaran matematika, sedangkan konstruksi pengetahuan matematika oleh siswa
berlangsung dalam proses reinvensi terbimbing (guided reinvention).Marpaung (2001) mengartikan RME adalah suatu pendekatan pendidikan
matematika yang dilakukan selain mempelajari matematika dalam arah vertikal yang
merupakan proses matematika itu sendiri, tetapi juga mempelajari dalam arah
horizontal yaitu menunjuk pada proses transformasi masalah yang dinyatakan dalam
bahasa sehari-hari ke bahasa matematika seperti misalnya geometri, aljabar,
kalkulus, statistik.B. Proses Reinvensi Terbimbing
Dalam Susento (2006) didefinisikan proses reinvensi terbimbing sebagai kegiatan belajar matematika oleh siswa di bawah bimbingan guru yang meliputi dua tahap dan empat tingkat sebagai berikut :
a. Tahap matematisasi horizontal : Siswa melakukan pengidentifikasian
relasi pokok dalam situasi masalah kontekstual, serta penciptaan atau
pemakaian alat matematik informal untuk mengorganisasikan dan
memecahkan masalah tersebut. Tahap ini terdiri dari dua tingkat :1.Tingkat situasional: Siswa menggunakan pengetahuan dan caranya sendiri yang bersifat terbatas dalam pemecahan masalah sesuai dengan konteks situasi yang sedang dihadapi.
2. Tingkat referensial : Siswa membangun model situasi masalah untuk merujuk/menjelaskan situasi masalah yang sedang dihadapi, dan menggunakan cara khusus berdasarkan model itu dalam memecahkan masalah.
b. Tahap matematisasi vertikal : Siswa melakukan pengorganisasian alat
matematik informal di atas menjadi pengetahuan matematik formal, dan
pemakaian matematik formal tersebut dalam memecahkan masalah
matematika. Tahap ini ada dua tingkat:1. Tingkat umum : Siswa membangun model penalaran matematik yang tidak lagi terikat dengan konteks dari situasi masalah tertentu,dan menggunakan model itu dalam pemecahan masalah.
2. Tingkat formal : Siswa melakukan penalaran matematik formal, yaitu memakai model matematik formal untuk memecahkan masalah.
C. Topik Perbandingan
Topik perbandingan adalah materi SMP kelas VII semester pertama. Dalam
penelitian ini yang akan dibahas adalah materi perbandingan senilai. Perbandingan
senilai adalah perbandingan yang berbanding lurus dimana satu nilai variabel
meningkat, maka nilai variabel yang lainnya meningkat pula dengan proporsi yang
sama, sedangkan jika nilai variabel menurun maka nilai variabel yang lainnya
menurun pula dengan proporsi yang sama. Jadi nilai variabel tertentu mempengaruhi
nilai variabel lainnya.Perbandingan seharga / senilai : Jika a : b = 4 : 5 dan c : d = 4 : 5 a c maka a : b = c : d atau = b d a c
bentuk perbandingan seharga a : b = c : d atau = dapat diubah menjadi bentuk
b d perkalian seperti berikut : a c= b d a c
× × bd = bd kedua ruas dikalikan bd b d ad = bc atau a × d = b × c
1. Perkalian Silang a c
Pengubahan bentuk perbandingan = menjadi bentuk perkalian b d a × d = b × c dapat dilakukan dengan cara perkalian silang sebagai berikut : a c
× × = dapat diubah menjadi bentuk perkalian a d = b c b d
2. Suku Tepi dan Suku Tengah a : b = c : d a dan d merupakan suku tepi b dan c merupakan suku tengah a c
Bentuk perbandingan = dapat diubah menjadi bentuk perkalian a × d = b × c. b d
Dengan demikian bentuk perbandingan a : b = c : d juga dapat diubah menjadi × × a d = b c a × d disebut perkalian suku tepi
× b c disebut perkalian suku tengah karena a × d = b × c, maka berlaku hubungan berikut ini :
Hasil perkalian suku tepi = hasil perkalian suku tengah
Dengan menggunakan sifat di atas, maka bentuk perbandingan a : b = c : d dapat
diubah menjadi bentuk perkalian a × d = b × c.D. Ide-ide siswa
Ide siswa adalah rancangan, gagasan, pendapat tentang sesuatu yang tersusun
di dalam pikiran siswa yang dikemukakan baik secara lisan, tulisan, maupun bahasa
tubuh.E. Prinsip Utama Pendidikan Matematika Realistik
Pendidikan matematika realistik mempunyai 3 prinsip utama yaitu : 1.
Penemuan kembali secara terbimbing dan matematisasi progresif (Guided reinvention and progressive mathematization ).
Anak berusaha untuk menemukan sendiri apa yang telah ditemukan oleh orang
terdahulu, dengan bantuan orang dewasa. Dari situ terjadi matematisasi progresif
yaitu matematisasi yang semakin berkembang dalam diri anak. Dengan bimbingan
orang dewasa, dan usaha anak sendiri, memungkinkan anak untuk semakin
mengembangkan kemampuan matematikanya.2. Fenomenologis didaktis (Didactical Phenomenology).
Pembelajaran matematika perlu dimulai dari masalah-masalah yang kontekstual
(masalah-masalah nyata, dirasakan relevan atau sesuai dengan kehidupan anak,
sehingga anak tidak merasakan hal yang asing).3. Model-model yang dikembangkan sendiri oleh siswa (Self developed models).
Masalah matematika tersebut di atas pada awalnya perlu dicoba diselesaikan
sendiri oleh anak, dengan cara-cara penyelesaiannya sendiri.
( de Lange, 1987; Gravemeijer, 1994; van den Heuvel-Panhuizen, 1996; dan
Verhage dan de Lange, 1996).Menurut reinvensi terbimbing, siswa hendaknya diberi kesempatan untuk
mengalami proses realistik. Menurut prinsip ini, siswa hendaknya diberi kesempatan
untuk mengalami proses matematisasi, yaitu membangun sendiri alat dan gagasan
matematik, menemukan sendiri hasil, serta menformalkan pemahaman dan strategi
F. Karakteristik Pendidikan Matematika Realistik
1.Penggunaan konteks: Proses pembelajaran diawali dengan masalah
kontekstual yang dikenal (dibayangkan) siswa.
2.Instrumen vertikal : Siswa membangun model-model secara berjenjang,
yang meliputi model situasi masalah, model penalaran matematik, dan model matematika formal.
3.Kontribusi siswa : siswa aktif memecahkan masalah dengan caranya
sendiri.
4.Interaktif : guru memberikan bimbingan yang disesuaikan dengan taraf
perkembangan aktual masing-masing siswa, dan menciptakan situasi yang memungkinkan terjadi negosiasi makna matematik diantara para siswa.5.Keterpaduan materi : materi-materi matematika yang berkaitan erat disajikan secara terpadu.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Hamidi, penelitian kualitatif adalah aktivitas untuk memperoleh
pengetahuan, sejumlah informasi atau cerita yang rinci tentang subyek dan latar
sosial penelitian.Menurut Lexy J Moleong; 1988 Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif yaitu berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang, dan perilaku yang diamati. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
atau menggambarkan keadaan atau status fenomena yang ada di lapangan.B. Unit Analisis Sesuai dengan salah satu prinsip Pendidikan Matematika Realistik, yaitu
adanya negosiasi, maka unit analisisnya kelompok. Subjek terdiri dari 6 orang, per
kelompok 3 orang. Subjek pada penelitian ini adalah kelas VII SMP semester 1 dan
obyeknya adalah ide-ide siswa dalam pemecahan masalah perbandingan.C. Teknik Pengumpulan Data Penelitian kualitatif adalah aktivitas untuk memperoleh pengetahuan, sejumlah informasi atau cerita yang rinci tentang subyek dan latar sosial penelitian.
Penelitian dilakukan dalam tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap awal
Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti terlebih dahulu menghubungi
pihak sekolah yang bersangkutan. Peneliti datang ke sekolah untuk meminta izin
kepala sekolah untuk mengadakan penelitian di sekolah tersebut. Setelah diijinkan,
peneliti konfirmasi kepada dosen pembimbing, kemudian peneliti menemui guru
bidang studi matematika kelas VII untuk menyampaikan maksud dan tujuan
kedatangan peneliti di sekolah tersebut serta membicarakan waktu yang tepat untuk
mengadakan penelitian.2. Tahap pengumpulan data Pada tahap pengumpulan data ini, peneliti mengumpulkan data dengan
melakukan pengamatan langsung atau observasi di kelas dan tanya jawab singkat
dalam situasi kelompok kecil maupun dalam situasi kelas. Pengumpulan data
dilakukan di sekolah kelas VII SMP semester I.Peneliti melakukan observasi selama proses pembelajaran topik perbandingan
dengan proses reinvensi terbimbing. Sebelumnya peneliti membuat suatu lembar
kerja siswa, lembar skenario pembelajaran, rencana pembelajaran dan menyiapkan
untuk catatan lapangan, menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan. Dalam
penelitian ini siswa dikelompokkan menjadi 2 kelompok Masing- masing kelompok
terdiri dari 3 orang.Peneliti bertindak sebagai guru dan 1 mahasiswa yang ditunjuk oleh peneliti menjadi pengamat selama proses belajar mengajar perbandingan tersebut.
Pengamat mencatat hasil-hasil observasi dalam lembar observasi dan catatan
lapangan, serta LKS yang dikumpulkan. Pengumpulan data juga dilakukan dengan
merekam kegiatan belajar mengajar di kelas dengan alat “Handy-Cam” sehingga
situasi dan kondisi di kelas dapat diamati ulang.D. Metode Analisis Data
Data dalam penelitian ini dianalisis melalui tahap-tahap yaitu : reduksi data, kategorisasi data, dan penarikan kesimpulan.
1. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses membandingkan bagian-bagian data untuk menghasilkan topik-topik data. Dalam hal ini reduksi data dapat dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu : a. Transkripsi Rekaman Video Hasil perekaman video ditranskripsikan, yaitu menyajikan kembali segala sesuatu yang terjadi dalam proses pembelajaran, yang tampak dalam hasil rekaman video selama 4 pertemuan ke dalam bentuk narasi tertulis dengan dilengkapi dari hasil pengamatan. Untuk meningkatkan validitas pengumpulan data, maka setiap hasil rekaman
dievaluasi guna perbaikan kualitas perekaman berikutnya.
b. Penentuan Topik-Topik Data Penentuan topik-topik data yang terdapat dalam transkripsi. Topik data dalam hal ini merupakan kandungan makna dalam bagian data yang berkaitan, yang mengandung makna tertentu yang diteliti, dalam hal ini adalah mengenai ide-ide siswa dalam pemecahan masalah perbandingan. Untuk menentukan topik-topik data, dilakukan kandungan yang sama atau hampir sama dijadikan satu topik data, sedangkan kandungan makna yang berbeda menjadi topik baru.
2. Kategorisasi Data Penentuan kategori data dalam hal ini adalah menentukan gagasan yang mewakili yang sama dalam sekelompok topik data. Kategorisasi data merupakan proses membandingkan topik-topik data satu sama lain sehingga menghasilkan suatu kategori-kategori data.