BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Karakter - IMPLEMENTASI PEMBENTUKAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB MAHASISWA AKTIVIS HMPS PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori

1. Karakter

  a. Pengertian Karakter Pendidikan menjadi sarana yang baik untuk membangun karakter bangsa. Rumusan dari Kementerian Pendidikan Nasional, khususnya

  Direktorat Pendidikan Tinggi dalam Salahudin (2010: 42) menjelaskan bahwa secara umum, arti karakter adalah mendemonstrasikan etika atau sistem nilai personal yang ideal (baik dan penting) untuk eksistensi diri dan berhubungan dengan orang lain. Karakter merupakan ciri khas seseorang dalam menghadapi situasi dan keadaan yang ada.

  Pendapat lain dikemukakan oleh Poerwadarminta (2010: 445) menjelaskan karakter sebagai tabiat, sifat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang daripada yang lain. Menurut Salahudin (2013: 44) menjelaskan karakter berasal dari bahasa Yunani dengan fokus mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku.

  Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa karater merupakan suatu sifat kejiwaan dan sistem nilai yang ideal yang diaplikasikan dalam bentuk tingkah laku maupun tuturkata untuk berhubungan dengan orang lain sebagai salah satu pembeda dengan orang lain.

  7 Karakter yang baik terdiri atas mengetahui kebaikan, menginginkan kebaikan, dan melakukan kebiasaan pikiran, kebiasaan hati, kebiasaan perbuatan. Ketiganya merupakan saling terhubung dan saling berpengaruh pada diri seseorang sehingga muncul suatu kebiasaan seseorang yang menjadi karakter. Berbagai macam budaya bangsa kita yang menjadi karakter bangsa. Menurut Kementerian Pendidikan Nasional dalam Salahudin (2013: 54), nilai karakter bangsa terdiri atas sebagai berikut :

  1. Religius

  6. Kreatif

  9. Rasa ingin tahu

  17. Peduli sosial

  8. Demokrasi

  16. Peduli lingkungan

  7. Mandiri

  15. Gemar membaca

  14. Cinta damai

  10. Semangat kebangsaan

  5. Kerja keras

  13. Bersahabat/komunikatif

  4. Disiplin

  12. Menghargai prestasi

  3. Toleransi

  11. Cinta tanah air

  2. Jujur

  18. Tanggung jawab Pentingnya karakter bagi mahasiswa agar mewarisi budaya yang baik dari orang terdahulu, sehingga jati diri bangsa terjaga dengan baik. Salah dua karakter bangsa yang harus ditanamkan kepada mahasiswa adalah kedisiplinan dan tanggung jawab. Kedua karakter tersebut kian pudar dalam kalangan mahasiswa.

2. Karakter Disiplin

  a. Pengertian Disiplin Disiplin sangatlah penting dalam menjalani tatanan kehidupan lebih dengan lebih baik. Menurut Salahudin (2013: 54) disiplin adalah tindakan yang menunjukan upaya sungguh- sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Pendapat lain dikemukakan oleh Samani (2012: 121) menjelaskan pengertian disiplin adalah sikap dan perilaku yang muncul akibat dari pelatihan atau kebiasaan manaati aturan, hukum atau perintah.

  Sejalan dengan Samani, Sri Narwati (2011: 29) mengartikan disiplin adalah tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan disiplin merupakan tindakan dan kebiasaan yang menunjukan upaya sungguh-sungguh untuk menyelesaikan tugas dengan tepat waktu secara tertib.

  b. Indikator Disiplin Adanya disiplin pastinya memiliki elemen agar seseorang dapat dikatakan disiplin. Menurut Fitri (2012: 41) indikator disiplin termuat dalam beberapa hal berikut ini:

  a. Pendidik dan anak didik hadir tepat waktu b. Menegakkan prinsip dengan memberikan punishment bagi yang melanggar dan reward bagi yang berprestasi.

  c. Menjalankan tata tertib sekolah.

  Indikator karakter disiplin merupakan cara untuk mengetahui orang yang memang sudah memiliki sikap disiplin. Perilaku tertib tersebut memberikan kesan seorang sudah terbiasakan hidup lebih teratur dan tertata, sehingga sudah dapat dikatan membudaya yang akhirnya menjaadi karakter.

3. Karakter Tanggung Jawab

  a. Pengertian Tanggung Jawab Aspek tanggung jawab merupakan nilai yang tercantum dalam 18 karakter bangsa. Menurut Fitri (2012: 112) tanggung jawab merupakan nilai moral penting dalam kehidupan bermasyarakat. Perlunya tanggungjawab keseluruhan seperti yang dikemukakan oleh Salahudin (2013: 56) Tanggung Jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, karakter dimulai dalam sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa. Tanggung jawab adalah pertanggungan jawab kepada guru, orang tua, dan diri sendiri. Seorang siswa harus bertanggung jawab kepada guru, orang tua dan diri sendiri.

  Berdasarkan pengertian tanggung jawab di atas dan pentingnya tanggung jawab dalam diri sendiri dapat disimpulkan tanggung jawab merupakan suatu sikap berani melakukan segala yang memang sudah di amanatkan untuknya baik diposisi sebagai diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat luas. Tanggung jawab tidak dapat dipisahkan dengan disiplin karena bentuk rasa tanggung jawab pada diri sendiri adalah dengan disiplin pada diri sendiri.

  b. Indikator Tanggung Jawab Tanggung jawab dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan karakter ini, memiliki beberapa indikator. Indikator yang dikemukakan oleh Fitri (2012: 43) indikator keberhasilan tanggung jawab sebagai salah satu pilar dari pendidikan karakter antara lain : 1) Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik 2) Bertanggung jawab terhadap semua perbuatan 3) Melakukan piket sesuai dengan jadwal yang telah di tetapkan 4) Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama

  Pada mulanya budaya Perguruan tinggi yang kuat hanya menjadi milik Perguruan Tinggi tersebut namun lambat laun akan menjadi milik lingkungan Perguruan tinggi, dan sebaliknya lingkungan secara tidak langsung akan mempengaruhi budaya Perguruan Tinggi. Lingkungan Perguruan Tinggi yang kondusif akan mempercepat terciptanya budaya Perguruan Tinggi yang baik, akan tetapi lingkungan Perguruan Tinggi yang kurang mendukung maka akan mengikis budaya Perguruan Tinggi yang rapuh.

4. Pendidikan Karakter

  Pendidikan salah satunya dilaksanakan dalam bentuk pembelajaran. Pembelajaran menurut Surya (2013: 111) suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku secara menyeluruh sebagai hasil dari interaksi individu itu dengan lingkungannya. Dengan demikian pembelajaran merupakan usaha memperoleh perubahan perilaku dan hasil pembelajaran ditandai dengan perubahan perilaku secara keseluruhan, pembelajaran adalah kumpulan pengalaman yang berupa proses menuju tercapainya suatu tujuan.

  Pembelajaran merupakan proses individu mengubah perilaku dalam berinteraksi dengan lingkungan, sedangkan lingkungan berhubungan dengan ketersediaan nilai, norma moral sebagai sumber terbentuknya karakter. Dengan kata lain pendidikan yang baik adalah pendidikan yang sarat dengan nilai norma moral yang mendukung tertanamnya karakter yang baik.

  Menurut Sri Narwanti (2011: 14) pendidikan karakter merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaaan sehingga menjadi manusia insan kamil.

  Secara konsep dapat diartikan sebagai usaha bersama semua dosen dan pimpinan Perguruan tinggi, melalui mata kuliah dan budaya Perguruan tinggi dalam membina dan mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa pada mahasiswa melalui proses aktif mahasiswa dalam proses pembelajaran. Secara teknis memiliki makna sebagai proses internalisasi serta penghayatan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang dilakukan mahasiswa secara aktif di bawah bimbingan dosen. Ketua program studi dan tenaga pendidikan dalam kehidupannya di lingkungan Perguruan tinggi dan masyarakat.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan proses yang panjang dan harus berkesinambungan yang melibatkan banyak pihak, yang semua pihak harus tunduk pada acuan yang sama yaitu nilai-nilai yang telah disepakati bersama dalam hal ini adalah perguruan tinggi.

  Pendidikan karakter harus dilakukan secara sistematis menggunakan tahapan-tahapan perkembangan remaja. Desmita (2009: 37) menyatakan karakteristik anak usia remaja akhir ditandai dengan sebagai berikut; a. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya

  b. Dapat menerima dan belajar peran sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi masyarakat. c. Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakan secara efektif d. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya.

  e. Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan kemampuannya.

  f. Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki anak.

  g. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep- konsep yang diperlukan sebagai warga negara.

  h. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial. i. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam tingkah laku.

  Karakteristik di atas nampak bahwa untuk anak usia remaja akhir sudah memiliki rasa tanggung jawab walau hanya secara sosial.

  Sikap tanggung jawab secara sosial akan memunculkan sikap tanggung jawab pribadi sebagai bentuk perwujudan dari mempersiapkan karir di masa depan. Pengembangan keterampilan intelektual dan konsep-konsep seorang remaja membutuhkan disiplin ilmu yang tinggi untuk dapat mencapainya. Masa remaja ini harusnya sudah memiliki sikap disiplin, utamanya terhadap diri sendiri sebagai pedoman dalam bertingkah laku di lingkungan.

  Untuk mewujudkan kultur Perguruan tinggi yang berkarakter, patut disimak pendapat Al-Ghazali yang secara umum meletakkan konsep pendidikan pada tercapainya kebahagiaan dunia akherat. Menurut Al-Ghazali dalam Iqbal (2013: 130) pendidikan merupakan alat bagi tercapainya tujuan, sedangkan pendidikan itu sendiri dalam prosesnya juga memerlukan alat yakni pengajaran. Lebih lanjut dalam Iqbal (2013: 185) pendidikan dan pengajaran bukanlah memenuhi otak anak didik dengan segala macam ilmu yang belum mereka ketahui, tetapi maksudnya ialah mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan suatu kehidupan yang suci, ikhlas dan jujur. Semua mata kuliah haruslah mengandung pelajaran akhlak dan setiap dosen harus memperhatikan akhlak.

  Dalam kitab Ihya‟ Ulumudin, Al-Ghazali dalam Iqbal (2013: 191-193), menyebutkan ada 4 (empat) metode pendidikan akhlak yaitu: a. Metode alamiah, yaitu setiap orang telah memiliki karunia Allah kesempurnaan fitrah, sehingga manusia akan melakukan akhlak yang baik secara fitrah.

  b. Metode mujahadah dan riyadah, yaitu menahan diri (mujahadah) dari perbuatan yang tidak berakhlak diganti dengan niat, tuntutan, pembiasaan dan paksaan diri untuk hanya berbuat yang bernilai akhlak. Selanjutnya melatih diri (riyadah) agar muncul dan terbiasa melakukan perbuatan yang berakhlak.

  c. Metode pergaulan yang baik, yaitu mengamati orang-orang yang melakukan perbuatan berakhlak dan mengalami bergaul dengan orang yang berakhlak sehingga akhirnya ikut menerapkan berbuat sesuai akhlak yang baik.

  d. Metode koreksi diri, yaitu dibiasakan melihat kekurangan diri kemudian diminta untuk memperbaiki kekurangannya.

  Empat metode di atas merupakan metode yang dapat memberikan suasana kultur Perguruan Tinggi yang berkarakter, khususnya berkarakter akhlak yang Islami. Pada dasarnya pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam proses pendidikan.

  Menurut Asmani (2012: 65) ada empat jenis basis dalam pendidikan karakter, yaitu a. Pendidikan karakter yang berbasis nilai religius

  b. Pendidikan karakter yang berbasis nilai budaya

  c. Pendidikan karakter yang berbasis lingkungan

  d. Pendidikan karakter yang berbasis potensi diri Empat basis di atas memiliki keunggulan masing-masing, namun yang berintegrasi antara ilmu dan akhlak agama yaitu yang berbasis nilai religius. Nilai budaya dan lingkungan mendukung mahasiswa untuk mengamati lingkungan sekitar termasuk tokoh yang patut diteladani dan budi pekerti serta nilai ideologi bangsa. Basis potensi diri memberi kebebasan pada mahasiswa untuk mampu bersikap mandiri dan mampu mengatasi segala problem dengan kemampuan yang dimilikinya.

  Pendidikan karakter dapat disisipkan dalam beberapa aspek. Wibowo (2013: 15) dalam buku Pendidikan Karakter; Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban, menguraikan bahwa implementasi pendidikan karakter bisa dilakukan melalui: a. Terintegrasi dalam pembelajaran,

  b. Terintegrasi dalam pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler, c. Terintegrasi dalam manajemen sekolah,

  Dari tiga implementasi di atas, budaya sekolah (school

  culture) akan dapat terwujud jika nilai-nilai pendidikan karakter

  tumbuh lewat kebiasaan diantaranya keteladanan dosen, pimpinan perguruan tinggi dan pemangku pendidikan, serta pelaksanaan pendidikan karakter yang dilakukan secara konsisten dan terus menerus. Demikian pula untuk perguruan tinggi, pendidikan karakter tumbuh lewat kebiasaan, keteladanan dosen, pimpinan perguruan tinggi dan perangkat perguruan tinggi.

5. Kultur Perguruan tinggi Berkarakter

  Kultur Perguruan tinggi yang berkarakter akan dapat tercipta jika diciptakan lingkungan Perguruan tinggi yang mendorong mahasiswa memilih dan memiliki moralitas karakter yang terpuji.

  Lickona dalam Zuchdi (2013: 42) menyatakan ada 6 (enam) elemen kultur sekolah yang baik, yaitu: a. Pimpinan sekolah memiliki kepemimpinan moral dan akademik, b. Disiplin sekolah yang ditegakkan secara menyeluruh,

  c. Masyarakat sekolah memiliki rasa persaudaraan,

  d. Organisasi mahasiswa menerapkan kepemimpinan demokratis dan menumbuhkan rasa bertanggungjawab mahasiswa untuk menjadikan sekolah mereka yang terbaik,

  e. Hubungan semua warga sekolah bersifat saling menghargai, adil dan bergotong royong, f. Sekolah meningkatkan perhatian terhadap moralitas dengan menggunakan waktu tertentu untuk mengatasi masalah- masalah moral. Lickona menyatakan bahwa sekolah yang baik adalah sekolah yang memiliki kualitas kehidupan moral dan kehidupan akademik yang bagus. Kultur perguruan tinggi yang positif harus memperhatikan perkembangan mahasiswa baik moral, sosial maupun religiusitas. Kerjasama dan keterlibatan pimpinan Perguruan Tinggi dan dosen sangat penting dan harus memberi perhatian khusus untuk menegakkan kultur sosial dan moral mahasiswa melalui program-program yang telah direncanakan.

  Dosen sebagai ujung tombak di kelas harus mampu mengintegrasikan pendidikan karakter dalam semua pembelajaran, yang disajikan oleh dosen dengan model pembelajaran yang melibatkan pemikiran, perasaan mahasiswa dan mendorong mahasiswa berperilaku sesuai isi karakter.

  Pembentukan kultur perguruan tinggi yang sarat dengan norma sosial, moral dan religius dapat dilakukan dengan; a. Pembiasaan

  Pendidikan karakter akan mudah ditanamkan jika mahasiswa sudah dibiasakan dengan disiplin. Disiplin menurut Daryanto (2013: 49) pada dasarnya kontrol diri dalam mematuhi aturan baik yang dibuat oleh diri sendiri maupun di luar diri, baik di keluarga, lembaga pendidikan, masyarakat, bernegara maupun beragama. Disiplin adalah perilaku sosial yang bertanggungjawab dan fungsi kemandirian yang optimal dalam suatu relasi yang optimal dalam suatu relasi sosial yang berkembang atas dasar kemampuan mengelola dan mengendalikan, memotivasi dan independensi diri.

  Kultur perguruan tinggi yang baik tidak memenjara mahasiswa dengan aturan-aturan yang sangat ketat sehingga menimbulkan ketidakbebasan mahasiswa. Menurut Erick Jensen dalam Anas (2013: 54) pada dasarnya manusia itu baik, mereka punya kebutuhan untuk berekspresi, mengendalikan, memberi atensi dan mencintai. Beberapa cara yang mereka pilih untuk mengekspresikan kebutuhan kadang-kadang tidak sesuai dengan situasi (kelas).

  Oleh karena itu, tugas perguruan tinggi adalah menyediakan tempat-tempat produktif untuk melepaskan frustasi dan berikan perhatian. Dengan demikian pembiasaan merupakan cara yang terbaik untuk mengajak mahasiswa secara halus untuk berada pada kultur perguruan tinggi yang berkarakter tanpa dirasakan sebagai pemaksaan.

  b. Keteladanan Aktor pelaksana yang membentuk kultur perguruan tinggi yang baik yaitu pimpinan perguruan tinggi, dosen, tokoh masyarakat dan pengelola media masa. Hal ini karena mahasiswa punya kemampuan mengamati orang-orang yang berada di sekitarnya, membaca artikel dan menonton media yang ada di lingkungannya. mahasiswa tiap saat berproses memilih tokoh yang akan ditiru dan diteladani, jika perguruan tinggi tidak tegas memberikan acuan-acuan yang tegas dalam memilih dan memilah maka mahasiswa akan salah pilih terhadap tokoh yang akan ditiru dan yang akan diteladani.

  Faktor-faktor yang akan ditiru mahasiswa dari tiap aktor yaitu penampilan, semangat kerja, tanggung jawab, kedisiplinan, rasa kekeluargaan, tindakan demokratis, keluwesan dalam berkomunikasi, ketaatan dalam beribadah dan perhatian dalam masalah moral.

  c. Kepemimpinan Kepemimpinan tidak bisa dilepaskan dari pribadi sang pemimpin padahal pemimpin harus memiliki kewibawaan.

  Menurut Surya (2013: 329) kewibawaan adalah suatu kualitas daya pribadi pada diri seorang individu yang sedemikian rupa membuat pihak lain menjadi tertarik, bersikap mempercayai, menghormati, menghargai secara instrinsik (sadar/ikhlas), sehingga secara instrinsik pula mengikutinya. Untuk menciptakan kultur perguruan tinggi perlu pemimpin berwibawa yang memiliki keunggulan diberbagai aspek kependidikan, punya rasa percaya diri dan tepat - bertanggungjawab dalam mengambil keputusan kearah kultur perguruan tinggi yang kuat.

  Selain kewibawaan maka seorang pemimpin memiliki sifat kepemimpinan dan gaya kepemimpinan. Seorang pemimpin yang memiliki gaya kepemimpinan yang tepat akan dapat mengoptimalkan kepemimpinannya.

  Menurut Agus Wibowo (2013: 153) kepemimpinan sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat mewujudkan visi, misi, tujuan, sasaran sekolahnya melalui program- program yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Dengan demikian, kultur perguruan tinggi banyak dipengaruhi oleh sosok pemimpin dan gaya kepemimpinan sang pemimpin, terutama keteguhan dalam menegakkan norma sosial, moral dan religius.

  d. Pengendalian dan pemberian sanksi.

  Pengendalian digunakan untuk melihat apakah program pendidikan karakter yang telah disepakati dalam realitanya telah dilaksanakan oleh semua pendukung pendidikan yaitu mahasiswa, dosen dan pimpinan perguruan tinggi. Dengan pengendalian ini diharapkan dapat memperbaiki proses dalam mencapai hasil yang sesuai standar karakter yang ingin dicapai.

  Pemberian sanksi dapat berupa hukuman, namun dalam pendidikan haruslah merupakan hukuman yang edukatif, yakni hukuman yang bersifat untuk memperbaiki, bukan menghancurkan kepercayaan dan harga diri mahasiswa.

  Hukuman/sanksi selain untuk perbaikan tingkah laku, juga berfungsi sebagai alat untuk membentuk sikap disiplin, jujur dan bertingkah laku yang baik.

6. Bentuk-bentuk Kegiatan untuk Mewujudkan Kultur Perguruan Tinggi Berkarakter

  Dari berbagai pendapat dan analisa di atas, maka dapat disusun temuan cara pengembangan kultur perguruan tinggi berkarakter, yaitu:

  a. Menghidupkan kebiasaan beribadah

  b. Menempelkan slogan motto bermuatan karakter yang unggul c. Membuat program yang terkait dengan penanaman karakter

  d. Memberikan reward dan sanksi

  e. Membiasakan etika dan sopan santun

  f. Mengkaji profil tokoh-tokoh yang patut diteladani

  g. Mengintegrasikan penanaman akhlak dalam tema-tema pembelajaran h. Membuat kesepakatan akhlaq yang harus dipatuhi 7.

   Perguruan Tinggi Muhammadiyah

  a. Pengertian Muhammadiyah Muhammadiyah sebagai salah satu lembaga organisasi kemasyarakatan yang telah berusia cukup tua, selama ini menjadikan pendidikan sebagai salah satu aktivitas penting bagi usahanya untuk meningkatkan mutu masyarakat. Posisi penting pendidikan bagi

  Muhammadiyah tersebut tampak dari lembaga pendidikan yang dikelolanya.

  Lembaga yang didirikan pada tanggal 18 November 1912. Pada tingkat perguruan tinggi yang terdiri atas universitas, sekolah tinggi, akademi, dan politeknik, data yang ada di majelis pendidikan tinggi, penelitian dan pengembangan, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menunjukan bahwa jumlah perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) adalah 169 PT.

  b. Tridharma Perguruan Tinggi Perguruan tinggi Muhammadiyah juga tetap senantiasa mengemban dan mengabdi kepada masyarakat sesuai dengan tugas pokok yang disebut Tridharma Perguruan Tinggi. Menurut Kaelan (2010: 259) Tridarma Perguruan Tinggi meliputi (1) Pendidikan Tinggi, (2) Penelitian, dan (3) Pengabdian kepada Masyarakat.

  1. Perguruan Tinggi Sebagai suatu lembaga pendidikan tinggi memiliki tugas sebagai dharma yang pertama yaitu melaksanakan pendidikan untuk menyiapkan membentuk dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Tugas pendidikan tinggi adalah (1) Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian. (2) Mengembangkan dan menyebar luaskan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian serta mengupayakan penggunaan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan naasional (Penjelasan. Pasal 3 ayat 2, jo. Pasal 2 ayat 1 PP. 60 Th. 1999).

  2. Penelitian Inovasi yang bersifat vital di perguruan tinggi adalah penelitian ilmiah. Penelitian adalah suatu kegiatan telaah yang taat kaidah, bersifat objektif dalam upaya untuk menemukan kebenaran dan atau menyelesaikan masalah dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian. Asas penelitian haruslah demi kesejahteraan umat manusia, sehingga dengan demikian suatu kegiatan penelitian senantiasa harus diperhitungkan kemanfaatannya bagi maasyarakat luas serta peningkatan harkat dan martabat kemanusiaan.

  3. Pengabdian Masyarakat Berdasarkan penjelasan Pasal 3 ayat (1) PP. Th. 1999, bahwa yang dimaksud dengan pengabdian kepada masyarakat adalah suatu kegiatan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan sumbangan demi kemajuan masyarakat. Aktualisasi pengabdian kepada masyarakat ini haklikatnya merupakan suatu aktualisasi pengembangan ilmu pengetahuan demi kesejahteraan umat manusia.

  8. Budaya Akademik

  Perguruan tinggi sebagai salah satu institusi dalam masyarakat yang berasal dari lapisan masyarakat yang beragam. Sebagai masyarakat pembaharu harus senantiasa mengembangkan aktivitas maupun budaya ilmiah dalam lingkungan kampus. Menurut Suhadi dalam Kaelan (2010: 262) terdapat sejumlah ciri masyarakat ilmiah sebagai budaya akademik sebagai berikut : a. Kritis, b. kreatif, c.

  Obyektif, d. Analitis, e. Konstruktif, f. Dinamis, g. Dialogis, h. Menerima Kritik, i. Menghargai Prestasi Ilmiah/akademik, j. Bebas dari prasangka, k. Menghargai waktu, l. Memiliki dan menjunjung tradisi Ilmiah, m. Berorientasi ke masa depan, n. kesejawatan/kemitraan.

  9. Visi dan Misi Univeristas Muhammadiyah Purwokerto

  Universitas Muhammadiyah Purwokerto merupakan pendidikan tinggi yang bertempat di kabupaten Banyumas. Tepatnya di Jalan Raya Dukuhwaluh, Purwokerto. Pendidikan tinggi ini berdiri pada tanggal 5 April 1965. Universitas Muhammadiyah Purwokerto merupakan pendidikan tinggi swasta yang dinaungi oleh Muhammadiyah.

  Lingkungan pendidikan terus dikembangkan dengan menambahkan fakultas yang memang dibutuhkan oleh lingkungan masyarakat. Dalam Panduan Akademik (2015: 7) Hingga sampai dengan tahun 1995, Universitas Muhammadiyah Purwokerto memiliki enam fakultas, yaitu Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Agama Islam, Fakultas Ekonomi, Fakultas Pertanian, Fakultas Perikanan dan Fakultas Teknik. Sekarang Universitas Muhammadiyah Purwokerto telah berkembang menjadi 11 fakultas, yang terdiri atas : a. Fakultas Fakultas Agama Islam,

  b. Fakultas Ekonomi,

  c. Fakultas Farmasi,

  d. Fakultas Hukum,

  e. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP),

  f. Fakultas Pertanian,

  g. Fakultas Psikologi,

  h. Fakultas Sastra, i. Fakultas Teknik, j. Fakultas Ilmu Kesehatan, k. Fakultas Pendidikan Kedokteran

  Dalam Panduan Akademik (2011: 11) Universitas Muhammadiyah Purwokerto disamping merupakan lembaga pendidikan tinggi, juga merupakan amal usaha dari suatu gerakan dakwah amar ma‟ruf nahi mungkar. Oleh karena itu visi dari lembaga ini sebagai berikut:

  “Universitas Muhammadiyah Purwokerto menjadi Universitas Unggulan, Modern, dan Islami”

  Berorientasi ke masa depan, di dalam rumusan visi UMP terkandung makna bahwa UMP di dalam pengembangan sumber daya manusia mengantisipasi berbagai tantangan ke depan yang harus memerlukan titik tumpu pengembangan yang sengaja. Dua titik tumpu utama dijadikan andalan proses antisipasi yaitu upaya penguatan iman dan taqwa kepada Allah SWT, serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Berkaitan misi UMP “rahmatanlilalamiin”, serta kedudukan sebagai sebuah lembaga pendidikan tinggi yang menjadi amal usaha persyarikan Muhammadiyah, dirumuskan misi UMP seperti berikut:

  a. Menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat secara profesional serta menjalankan manajemen universitas sesuai dengan prinsip good

  university governance secara dinamis dalam rangka

  menghasilkan lulusan yang memilki keunggulan kompetitif dan komparatif serta mampu bersaing di tingkat nasional maupun global.

  b. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi terbaru (mutakhir) sesuai dengan tuntutan zaman. c. Melaksanakan Tridharma perguruan tinggi berdasarkan prinsip-prinsip nilai-nilai Islam yang universal sehingga dapat dihasilkan lulusan yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia.

10. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

  Pendidikan Guru Sekolah Dasar merupakan salah satu program studi di Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang didirikan pada tahun 2006. Program studi ini dipersiapkan untuk mendidik dan mencetak calon tenaga guru sekolah dasar dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga guru sekolah dasar dengan kualifikasi yang dipersyaratkan oleh undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Sama seperti suatu program studi lainnya. Program studi ini juga memiliki visi dan misi sebagai tujuan dari arah program studi PGSD seperti dalam websitenya PGSD (Karma Iswasta Eka : . Sebagai Berikut:

  Visi PGSD S1 Menjadi pusat penyelenggara dan pengembangan dalam menyiapkan tenaga kependidikan yang modern, unggul, mandiri, islami dibidang pendidikan guru sekolah dasar. Misi PGSD S1

  a. Menyelenggarakan dan mengembangkan pendidikan yang profesional dalam bidang pendidikan guru sekolah dasar. b. Menyelenggarakan dan mengembangkan penelitian, dan pengebdian kepada masyarakat yang modern, unggul, mandiri berbasis pada pengembangan potensi sosio-kultur daerah.

  c. Menyelenggarakan dan mengembangkan sumber daya manusia dalam bidang pendidikan guru sekolah dasar yang memiliki kompetensi kependidikan yang keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif.

  d. Mengaktualisasikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai islam dalam penyelenggaraan Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

  Program studi ini walaupun terbilang masih muda dibandingkan dengan program studi lain di Univeristas Muhammadiyah Purwokerto namun banyak prestasi yang telah diraihnya. Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang berakreditasi B pertama seJawa Tengah, dan merupakan pelaksana manajemen berbasis sekolah terbaik versi United Nations Educational, Scientific

  

and Cultural Organization (UNESCO) dan Pendidikan Tinggi (DikTi).

  Berdasarkan prestasi program studi tersebut, UNESCO menghibahkan dana yang cukup besar senilai Rp. 49.000.000 yang diberikan kepada 5 perguruan tinggi yang salah satunya Universitas Muhammadiyah Purwokerto, dan memenangkan dana hibah DikTi senilai Rp.

  200.000.000 untuk dua tahun kegiatan. Dana hibah tersebut digunakan untuk mengembangkan lagi program studi agar tetap yang terbaik. Hal ini membuat kesan tersendiri bagi masyarakat khususnya untuk kampus.

  Penyelenggaraan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar difasilitasi oleh fasilitas pendukung. Fasilitas tersebut antara lain laboratorium pendidikan biologi, laboratorium pendidikan sejarah, laboratorium workshop, laboratorium microteaching, perpustakaan, laboratorium kelas model SD, laboratorium IPA SD, laboratorium matematika SD, laboratorium IPS dan Bahasa, Laboratorium kesenian Karawitan dan pada tahun 2011 sudah mempunyai SD laboratorium yang diberi nama Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Purwokerto (SD UMP).

11. Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (HMPS PGSD)

  Sekumpulan mahasiswa program studi pendidikan guru sekolah dasar yang mempunyai tujuan mengembangkan dan memfasilitasi kemampuan mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Himpunan Mahasiswa Program Studi PGSD merupakan suatu organisasi yang berada dibawah lembaga Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas.

  Lembaga ini juga sama dengan oraganisasi lainnya yang mempunyai susunan organisasi dan program kerja.

  Susunan organisasi yang ada di HMPS PGSD ini antara lain Ketua, Wakil, Sekretaris, Bendahara, Departemen Penalaran dan Pengembangan, Departemen Pemberdayaan Mahasiswa, Departemen Informasi dan Komunikasi, Departemen Advokasi, Departemen Kerohanian. Setiap departemen memiliki tugasnya masing-masing yang memang sudah terjadwalkan dalam rangkaian kegiatan.

  Rangkaian kegiatan/program kerja yang ada di HMPS PGSD sebagai bentuk nyata dalam dunia organisasi antara lain :

  1. Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiwa (LDKM) Kegiatan ini merupakan kegiatan awal yang harus diikuti mahasiswa baru. Secara khusus kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan ruang lingkup PGSD sebagai prodi pemilihan mereka. Sementara tujuan umum kegiatan ini untuk mengenalkan dunia kampus dan pelatihan kepemimpinan.

  LDKM ini merupakan program kerja HMPS sebagai perantara keakraban dan pengenalan mahasiswa baru dengan lingkungan kampus, baik sesame mahasiswa baru, dosen, masyarakat dan lingkungan kampus serta pengurus HMPS itu sendiri. Bentuk kegiatan yang dilakukan berupa kegiatan didalam dan diluar kampus.

  Pelaksana dalam hal ini pengurus himpunan juga sering mengadakan pergantian kepemimpinan suatu kegiatan.

  2. Semarak PGSD Kegiatan yang bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan mahasiswa dengan mengadakan lomba-lomba yang membangkitkan semangat mahasiswa. semarak ini merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang awalnya memang ulang tahun HMPS. Kegiatan semarak ini mengaharuskan semua mahasiswa berpartisipasi untuk mengembangkan kemampuannya.

  Rangkaian kegiatan semarak berupa lomba cerdas cermat, futsal, kasti, voly, Da‟i, tarik tambang, kaligrafi dan paduan suara.

  Kegiatan yang dilaksanakan ada yang bersifat kebugaran, pengetahuan dan keislamian.

  3. Gebyar PGSD Sebuah program studi yang lulusannya akan berkecimpung dalam lingkungan sekolah dasar, maka himpunan ini membuat sebuah lomba yang bertujuan mengetahui kemampuan akan peserta didiknya dengan mengadakan lomba untuk mengasah dan mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik menimba ilmu. Kegiatan ini biasanya dilaksanakan lingkup Barlingmascakeb (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap, dan Kebumen).

  Kegiatan ini juga dapat diartikan sebagai pencitraan PGSD bagi dunia kerja yang akan merekrut lulusannya.

  4. Bedah Perpus Sesuai dengan Tridharma perguruan Tinggi, salah satunya adalah pengabdian. HMPS PGSD juga ingin mencoba untuk mengabdikan semangat pendidikan bagi masyarakat luas dengan mengadakan bedah perpus. Bedah perpus ini merupakan program tahunan yang bertujuan untuk menngembangkan budaya membaca dan mengembangkan kemampuan petugas perpus dalam mengelola perpustakaanya senyaman mungkin. Kegiatan ini merupakan salah satu dari ilmu yang telah mahasiswa terima di bangku kuliah.

  Kegiatan Bedah perpustakaan juga diselingi dengan kegiatan yang bermanfaat lainnya, misalnya penyuluhan gosok gigi.

  Menambah referensi bahan bacaan untuk perpustakaan yang diperoleh dari sumbangan mahasiswa PGSD. Kegiatan ini juga mengajak mahasiswa bukan pengurus HMPS untuk ikut serta membantu dan mengawasi bahan yang telah di sumbangkannya.

  5. Musyawarah Anggota (Musang)/ReOr.

  Layaknya sebuah organisasi lainnya, HMPS PGSD juga mengedepankan 3 hal untuk dapat terus eksis di setiap masa. 3 hal tersebut yang menjadi pegangan adalah a. Perencanaan yang baik, b. Kegiatan yang berkesan, dan c. Perekrutan yang berkualitas.

  Musyawarah anggota inilah yang merupakan salah satu langkah perekrutan yang berkualitas disamping dengan pengawasan akan alumni pengurusnya. Tujuan adanya musyawarah anggota ini merumuskan kembali anggaran dasar dan anggaran rumah tangga organisasi himpunan.

B. Penelitian yang Relevan

  Berdasarkan penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian yang akan diajukan antara lain:

  1. Jurnal penelitian Pupu Saeful Rahmat dengan judul “Penerapan Pendidikan Karakter di Sekolah

  ” dengan hasil penelitian bahwa dala pemberian pendidikan karakter bangsa disekolah, para pakar berbeda pendapat. Setidaknya ada tiga yang berkembang. Pertama, bahwa pendidikan karakter bangsa diberikan berdiri sendiri sebagai suatu mata pelajaran. Pendapat kedua, pendidikan karakter bangsa diberikan secara terintegrasi dalam mata pelajaran PKn, Pendidikan Agama, dan mata pelajaran lain yang relevan. Pendapat ketiga, pendidikan. Berdasarkan penelitian beliau pendidikan karakter dapat juga di integrasikan dalam mata kuliah yang relean maupun semua mata kuliah. calon pendidik menjadi salah satu pengaplikasi pendidikan karakter bangsa, maka dari itu mengharuskan calon pendidik utamanya mahasiswa PGSD memahami betul tentang karakter dan bentuk pengaplikasiannya dalam lingkungan pendidikanya. Jurnal penelitian ini memberikan sumbangsih menggenai cara mengintegrasikan pendidikan karakter bangsa karena dapat juga diterapkan dilingkungan kampus yang sejatinya sebagai tempat untuk calon intelektual masa depan yang akan memangku anak-cucu kita untuk tetap berkepribadian baik maupun berkarakter.

  2. Sejalan dengan jurnal penelitian Kamaluddin H.Ahmad yang berjudul “Dampak PPL Mahasiswa UM Mataram dalam Pembentukan Kompetensi Keguruan di SMA Muh. Mataram tahun Pembelajaran 2012-

  2013”. Pelaksanaan PPL mahasiswa UM Mataram di SMA Muhammadiyah Mataram tahun pembelajaran 2012-2013 dapat membentuk kompetensi paedagogik meliputi mampu melaksanakan kegiatan evaluasi proses dan hasil belajar menyusun RPP. Kompetensi profesional meliputi kemampuan menguasai materi bidang studi, mengembangkan materi pokok, dan mengkontekstualkan materi pokok dalam kehidupan sehari-hari. Kompetensi kepribadian yaitu menunjukan rasa tanggung jawab dan disiplin yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan kewajiban, memilki sikap dewasa dalam berpikir dan bertindak serta prilaku sopan dalam tutur kata. Kompetensi sosial yaitu mampu berkomunikasi secara baik dengan guru, karyawan, pimpinan sekolah dan siswa, bekerja sama dengan seluruh komponen sekolah, berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan sekolah. hal ini berhubungan dengan penelitian yang akan saya lakukan bahwa dengan adanya mata kuliah PPL dapat meningkatkan rasa Tanggung jawab dan Disiplin yang tinggi. Implementasi yang dilakukan oleh program studi pendidikan guru sekolah dasar yang bagaimana sehingga dapat meningkatkan rasa tanggung jawab dan disiplin.

C. Kerangka Pikir

  Pengembangan softskills dalam hal ini karakter bangsa dilingkungan kampus tentulah melalui proses yang sangat kompleks. Banyak elemen yang berkaitan untuk membentuk suatu karakter bangsa khususnya karakter disiplin dan karakter tanggung jawab. Setiap elemen memiliki peranannya masing-masing sebagai pembentuk karakter. Berikut elemen pembentuk karakter bangsa antara lain:

  1. Tokoh atau Teladan

  2. Kontrak Perkuliahan

  3. Ekstrakurikuler/ HMPS

  4. Budaya Akademik

  5. Pribadi Mahasiswa

  6. Peraturan Akademik Semua faktor tersebut akan saling berkaitan satu sama lain, sehingga terbentuknya karakter merupakan efek dari beberapa faktor yang menurut mahasiswa paling berkesan. Faktor-faktor tersebut juga sudah di bahas dalam kajian pustaka. Peneliti berpandangan dari kajian pustaka tersebut beberapa faktor tersebut memang berpengaruh terhadap pembentukan karakter mahasiswa PGSD. Berikut adalah kerangka pikir peneliti mengenai pembentukan karakter mahasiswa PGSD : Tokoh atau Teladan Kontrak Perkuliahan Budaya Akademik

  Ekstrakurikuler

  Pr o ses

  Peraturan Akademik Pribadi Mahasiswa

  Karakter Disiplin dan Tangung Jawab

  Mahasiswa

Dokumen yang terkait

LAPORAN TUGAS AKHIR - ANALISIS PEMANFAATAN WEBSITE BAGI MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 23

EFEKTIVITAS SALURAN DRAINASE DI KAWASAN KAMPUS II UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 16

MODEL TARIKAN PERGERAKAN KENDARAAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 18

SISTEM PENEMPATAN MAHASISWA KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL BERUPA FACEBOOK DAN INSTAGRAM UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN MAHASISWA NON KESEHATAN TENTANG DAGUSIBU DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 16

METODE TOPSIS UNTUK MENENTUKAN PENERIMAAN MAHASISWA BARU PENDIDIKAN DOKTER DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 18

PENGGUNAAN ROKOK ELEKTRIK PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tugas Akhir Mahasiswa - PENGARUH INTELEGENSI, MOTIVASI DAN LINGKUNGAN KAMPUS TERHADAP KETERLAMBATAN MENGERJAKAN TUGAS AKHIR PADA MAHASISWA KEPERAWATAN S1 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2018 - repository perpustakaan

0 0 29

PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU MAHASISWA TENTANG KEAMANAN LIPSTIK DAN KEWASPADAAN KEHALALANNYA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 1 15

BAB I1 - PENGARUH EDUKASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DISPEPSIA PADA MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO - repository perpustakaan

0 0 11