Sistem Informasi Geografis Lokasi Pipeline pada PT. Pertamina EP Asset II Prabumulih - eprints3
IJCCS, Vol.x, No.x, Julyxxxx, pp. 1~5
1
ISSN: 1978-1520
Sistem Informasi Geografis Lokasi Pipeline pada
PT. Pertamina EP Asset II Prabumulih
1 2 3 1,2Federica Caroline , Tri Febri Verdian , Muhammad Rachmadi
Kampus STMIK GI MDP Palembang; JL. Rajawali no 14, Palembang 3 1 Jurusan Sistem Informasi, STMIK GI MDP, Palembang 2 adi@mdp.ac.id
Abstrak
PT. Sucofindo Palembang merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang inspeksiteknik. Saat ini PT. Sucofindo bekerja sama dengan PT. Pertamina Ep Asset II Prabumulih.
Dalam melakukan inspeksi pipa minyak karyawan PT. Sucofindo Palembang masih kesulitan
dalam menemukan lokasi pipa secara cepat ketika dibutuhkan dan tidak ada informasi yang
menghubungkan kondisi pipa dengan lingkungan sekitar. Oleh karena itu penulis akan
membuat Sistem Informasi Geografis Lokasi Pipeline pada PT. Pertamina EP Asset II
Prabumulih berbasis web. Metodologi yang digunakan adalah metodologi Waterfall yang
terdiri dari tahap analisis, desain, pengkodean dan pengujian. Implementasi kedalam sebuah
rancangan sistem informasi geografis ini dapat membantu karyawan PT. Sucofindo saat
melakukan inspeksi pipa di PT. Pertamina EP Asset II Prabumulih dan memudahkan dalam
menemukan lokasi pipa.Kata kunci : Sistem Informasi Geografis, Waterfall, MySql.
Abstract
PT. Sucofindo Palembang is a company which is engaged in this inspeksiSaat PT.
Sucofindo cooperate with PT. Pertamina Asset Ep II Prabumulih. In conducting the inspection
of oil pipelines employees of PT. Sucofindo Palembang is still difficulty in finding the location
of the pipeline quickly when it is needed and no information linking the condition of the pipe
with the surrounding environment. Therefore, the author will make Geographic Information
Systems Area Pipeline at PT. Pertamina EP Prabumulih web-based Asset II. The methodology
used is a Waterfall methodology comprising the step of analysis, design, coding and testing.
Implementation into a geographic information system design can help employees of PT.
Sucofindo when inspecting pipes in PT. Pertamina EP Asset II Prabumulih and make it easier
to find the location of the pipeline.Keywords : Geofrafis information system, Waterfall, MySql . st th th
Received June1 ,2012; Revised June25 , 2012; Accepted July 10 , 2012
2
ISSN: 1978-1520
1. PENDAHULUAN T. Superintending Company of Indonesia, atau lebih populer disingkat SUCOFINDO didirikan pada tanggalmerupakan salah satu perusahaan yang bergerak
P
dalam bidang pemeriksaan, pengawasan, pengujian, dan pengkajian. Sucofindo memiliki sarana pemeriksaan untuk memastikan kualitas dan standar teknis suatu produk/jasa telah terpenuhi, atau memastikan kemampuan dan kapasitas produk. Salah satunya PT. Sucofindo menyediakan layanan inspeksi seperti pipeline minyak. PT. Sucofindo sedang bekerja sama dengan salah satu perusahaan yang ada di Sumatera Selatan yaitu PT. Pertamina EP Asset II Prabumlih untuk melalukan inspeksi dan menyediakan produk inspeksi jasa dalam hal keamanan produk dan faktor mekanik bahan baku yang akan digunakan atau barang yang dihasilkan [1].
Saat ini karyawan PT. Sucofindo masih kesulitan dalam menemukan lokasi pipa secara cepat ketika dibutuhkan yang hanya mengandalkan GPS dalam melakukan inspeksi karyawan tidak mempunyai gambaran peta pipa berupa peta digital dan tidak ada informasi yang menghubungkan kondisi pipa dengan lingungan sekitar [2].
Melihat permasalahan tersebut maka selayaknya menggunakan suatu system informasi geografis. Sistem Informasi Geografis (SIG) telah berkembang pesat. SIG dibuat dengan menggunakan informasi yang berasal dari pengolahan sejumlah data yaitu data geografis atau data yang berkaitan dengan posisi objek di permukaan bumi. Dengan adanya teknologi SIG ini, penataan pipeline PT. Pertamina EP Asset II Prabumlih dapat terealisasi dengan baik dan memudahkan penanganan-penangan yang berkaitan dengan informasi lokasi pipeline. Oleh karena itu penulis bermaksud untuk menyusun judul skripsi dengan judul
“Sistem Informasi Geografis Lokasi Pipeline pada PT. Pertamina EP Asset II Prabumulih” [3].
2. METODE PENELITIAN
2.1 Landasan Teori 2. 1.1 Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis merupakan sejenis perangkat lunak, perangkat keras, manusia, prosedur, basis data, dan fasilitas jaringan komunikasi yang digunakan untuk memfasilitasi proses-proses pemasukkan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran data/informasi geografis berikut atribut-atributnya [4].
2.1.1.1 Data Input
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan dan menyimpan data spasial dan atributnya. Sub-sistem ini bertanggung jawab dalam mengonverensikan format data aslinya ke dalam format SIG-nya[4].
2.1.1.2 Data Output
Subsistem ini menampilkan dan menghasilkan keluaran basisdata spasial dan hardcopy seperti halnya tabel, grafik, report, peta dan lain sebagainya [4].
2.1.1.3 Data Management
Subsistem ini mengorganisasikan data spasial dan tabel atribut ke dalam sistem basisdata hingga mudah untuk dipanggil kembali, di-update, dan di-edit [4].
2.1.1.4 Data Manipulation dan Analysis
Susbsistem ini membutuhkan informasi yang dihasilkan oleh SIG. Selain itu, sub- sistem ini memanipulasi dan memodelkan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan [4].
2.1.1.5 Data Spasial
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page
IJCCS
ISSN: 1978-1520
3 Data Spasial adalah data yang diamati atau diidentifikasikan di lapangan yang berkaitan dengan data di permukaan maupun dalam bumi [4].
2.1.1.6 Data Nonspasial
Data Nonspasial adalah data yang melengkapi keterangan kenampakan/feature data bik statistic, numeric maupun deskriptif dengan tampilan tabular, diagram maupun tekstual [4]
2.2 Metodologi Pengembangan Sistem Didalam melakukan penelitian metodologi yang digunakan yaitu model Waterfall.
Model Waterfall menyediakan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial dan terurut dimulai dari analisis, desain, pengodean, pengujian dan tahap pendukung [8]. Tahapan tahapan metodologi waterfall adalah sebagai berikut.
1. Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk mespefikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat lunak seperti upaya yang dibutuhkan oleh user.
2. Desain Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengodean. Tahap ini mentranlasi kebutuhan desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap selanjutnya.
3. Pembuatan Kode Program Desain harus ditranslasikan kedalam program perangkat lunak. Hasil dari tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang dibuat pada tahap desain.
4. Pengujian Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi logik dan fungsional dan memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.
Gambar 1: Ilustrasi Metodlogi Waterfall
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
4
ISSN: 1978-1520
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Analisis Permasalahan
P Performance (Kinerja) Respon lambat dalam mencari lokasi pipeline ketika dibutuhkan.
waktu yang dibutuhkan karyawan untuk mencari lokasi pipeline.
3.1.1 Identifikasi Permasalahan Dalam tahap analisis permasalahan penulis menggunakan kerangka PIECES.
Kerangaka PIECES digunakan untuk mengkategorikan permasalahan yang ditemukan sesuai dengan kebutuhan karyawan. analisis permasalahan dapat digambarkan dalam klasifikasi PIECES seperti berikut ini.
databasenya MySQL server
Menggunakan PHP dan
menemukan lokasi pipa yang rusak Memberikan informasi Lokasi pipa dengan lingkungan disekitarnya,
Akibat: Sulit
media sistem geografis yang memberikan informasi kondisi pipa dengan lingkungan sekitar.
Sebab: Tidak ada
Tidak ada informasi yang menghubungkan kondisi pipa dengan lingkungan sekitar.
databasenya MySQL server
Menggunakan PHP dan
II Prabumulih.
Menyajikan gambaran peta berupa peta digital pipeline PT. Pertamina EP Asset
Akibat: Banyak
I Information (Informasi)
II Prabumulih
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page
Sebab: Tidak adanya
Respon lambat dalam mencari lokasi pipeline ketika dibutuhkan.
3.1.2 Matriks Sebab Akibat Matriks Sebab Akibat Tujuan dan Perbaikkan Sistem
Masalah Sebab dan Akibat Tujuan Sistem Batasan Sistem
Penyajian data lokasi pipeline masih sulit dimengerti oleh karyawan
S Service (Layanan)
Karyawan sering kali membutuhkan waktu yang lama dalam mencari letak geografis pipeline.
E Efficiency (Efisiensi)
C Control (Kontrol) Tidak ada permasalahan.
Butuh biaya transportasi untuk mengetahui lokasi pipeline Pertamina EP Asset II Prabumulih.
E Economy (Ekonomi)
Tidak ada informasi yang menghubungkan kondisi pipa dengan lingkungan sekitar.
media yang menyediakan gambaran peta pipeline PT. Pertamina EP Asset
IJCCS
ISSN: 1978-1520
karyawan mencari lokasi pipeline ketika dibutuhkan.
Gambar 2 Diagram Use Case
Pengguna Adminuser (pengguna) dan apa saja yang bisa dilakukan oleh user terhadap sistem yang dibuat .
Didalam analisis kebutuhan merupakan bagaimana gambaran yang dibutuhkan oleh
Analisis kebutuhan fungsional dengan menggunakan diagram seperti use case, sedangkan analisis non fungsional tidak melibatkan sistem tetapi bagaimana pengaruh sistem atau sistem yang ada.
Untuk mendapatkan sistem informasi yang sesuai dengan kebutuhan, analisis system dibagi menjadi beberapa bagian antara lain kebutuhan fungsional dan kebutuhan non fungsional.
databasenya MySQL server
Menggunakan PHP dan
databasenya MySQL server
Menggunakan PHP dan
Menyediakan layanan untuk membangun sistem informasi geografis sesuai dengan kebutuhan karyawan.
Karyawan dengan mudah menemukan lokasi pipeline PT. Pertamina EP Asset Prabumulih.
Akibat: Lambatnya
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
belum disajikan secara komplek dan terstruktur
Sebab: Data dibuat
pengeluaran bertambah untuk menengetahui lokasi pipeline PT. Pertamina EP Asset II Prabumulih.
Akibat: biaya
II Prabumulih.
PT. Sucofindo tidak mengetahui lokasi pipa yang dimiliki oleh PT. Pertamina EP Asset
Sebab: Karyawan
masih sulit dimengerti oleh karyawan
pipeline
Penyajian data lokasi
II Prabumulih.
5 secara detail. Butuh biaya transportasi untuk mencari lokasi pipeline PT. Pertamina EP Asset
3.2 Analisis Kebutuhan
6
ISSN: 1978-1520
3.3 Diagram Dekomposisi
Diagram dekomposisi menunjukkan fungsional top-down suatu sistem. Dengan diagram ini, dapat di ketahui bagian-bagian sistem secara keseluruhan baik root process subsistem. Diagram dekomposisi untuk sistem informasi pada Sistem Informasi Geografis Lokasi Pipeline pada PT. Pertamina EP Asset II Prabumulih.
Gambar 3: Diagram Dekomposisi
3.4 Model ERD
ERD di gunakan untuk menggambarkan hubungan antara entitas di dalam suatu sistem akan tetapi ERD tidak menggambarkan proses dan aliran data pada sistem. Berikut ini gambar ERD pada sistem informasi geografis lokasi pipeline pada PT. Pertamina EP asset II Prabumulih.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page
IJCCS
ISSN: 1978-1520
7 Gambar 4: Diagram ERD
3.4 Rancangan Antarmuka
Berikut ini adalah rancangan antarmuka login, beranda, menu detail, pengguna dan data pipa adalah sebagai berikut
3.4.1 Menu Login Pada tampilan menu login ini digunakan pengguna untuk masuk kedalam sistem.
Tampilan menu login Sistem Informasi Geografis Lokasi Pipeline pada PT Pertamina Asset II Prabumulih dapat dilihat pada Gambar 4.32.
Gambar 5: Tampilan Menu Awal
3.5.2 Menu Beranda
Pada tampilan menu beranda ini digunakan pengguna untuk melihat jalur dan detail lokasi pipa beserta keterangan dan sebagainya. Tampilan menu beranda Sistem Informasi Geografis Lokasi Pipeline pada PT. Pertamina Asset II Prabumulih dapat di lihat pada Gambar 4.33.
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
8
ISSN: 1978-1520
Gambar 6: Tampilan Menu Beranda
3.5.3 Menu Detail
Pada tampilan menu detail ini digunakan pengguna untuk melihat keterangan pipa beserta foto dan sebagainya. Tampilan menu detail Sistem Informasi Geografis Lokasi Pipeline pada PT. Pertamina Asset II Prabumulih dapat di lihat pada Gambar 4.34.
Gambar 7: Tampilan Menu Detail
3.5.4 Menu Pengguna
Pada tampilan menu pengguna ini digunakan administrator untuk melihat
username , nama lengkap, jenis kelamin, serta dapat mengubah status user menjadi aktif
atau non-aktif. Tampilan menu pengguna Sistem Informasi Geografis Lokasi Pipeline pada PT. Pertamina Asset II Prabumulih dapat d ilihat pada Gambar 4.35.
Gambar 8: Tampilan Menu Pengguna
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page
IJCCS
ISSN: 1978-1520
9
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Sistem yang dibuat menyajikan peta digital lokasi pipa di kabupaten Prabumulih yang membantu menemukan lokasi pipa secara tepat.
2. Sistem dapat menampilkan detail informasi dan foto keadaan setiap pipa.
5. SARAN
Saran yang penulis berikan untuk pengguna sistem dalam sistem informasi geografis ini guna memperoleh hasil yang lebih baik.
1. Dikembangkan lagi untuk menyajikan informasi peta lokasi pipa diwilayah seluruh Sumatera Selatan.
2. Dibuat versi mobile agar dapat digunakan di smartphone.
3. Menggunakan server sendiri agar mudah untuk mengelola dan mengontrol keamanan sistem.
UCAPAN TERIMA KASIH
Selama proses penyusunan laporan skripsi ini, begitu banyak kendala dan permasalahan yang di hadapi penulis. Akan tetapi penulis banyak memperoleh bantuan informasi dan pengarahan, baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Untuk itu, tiada kata yang dapat terucap selain kata-kata terima kasih kepada : 1.
Kedua Orang Tua yang terus berusaha tak henti hentinya mendoakan, mendukung dan menyekolahkan kami beserta saudara kami. ® 2. selaku Ketua STMIK GI MDP. Bapak Johannes Petrus, S.Kom, M.T.I, CFP 3. Ibu Desy Iba Ricoida, ST, M.T.I, selaku Pembantu Ketua I STMIK GI MDP.
4. Ibu Yulistia, S.Kom, M.T.I, selaku Pembantu Ketua II STMIK GI MDP.
5. Bapak Antonius Wahyu Sudrajat, S.Kom, M.T.I, selaku Pembantu Ketua III STMIK GI MDP.
6. Ibu Mardiani, S.Si, M.T.I, selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.
7. Muhammad Rachmadi, S.T, M.T.I, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat berharga selama berlangsungnya penyusunan skripsi ini.
8. Bapak Suryansyah selaku penyelia yang sudah meluangkan waktu untuk memberikan pengarahan dan informasi selama berlangsungnya penyusunan skripsi ini.
9. Segenap Dosen STMIK GI MDP yang selama ini telah memberikan pengajaran serta bimbingan kepada penulis selama masa studi berlangsung.
10. Staf Administrasi dan Perpustakaan STMIK GI MDP yang telah membantu mempermudah penulis dalam menyelesaikan urusan akademis. Teman-teman dan sahabat tembes geng: Apri, Nurwan, Ayudhita dan yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu, terimakasih banyak buat kalian
DAFTAR PUSTAKA [1] A S, Rosa 2013, Rekayasa Perangkat Lunak, Informatika, Bandung.
[2] F.K.Sibero, Alexander 2014, Web Programming Power Pack, Media Komputer, Jakarta
Title of manuscript is short and clear, implies research results (First Author)
10
ISSN: 1978-1520 [3] HS, Ery 2014, Mobile App Develpoment With PhoneGap, Wahana Komputer, Semarang.
[4] Kurnia, Anwar 2007, IPS Terpadu SMP Kelas VII, Yudhistira, Jakarta. [5] Prahasta, Eddy 2014, Belajar dan Memahami MapInfo, Informatika, Bandung [6] Prahasta, Eddy 2010, Konsep-konsep Dasar (Perspektif dan Geomatika), Informatika, Bandung.
[7] Prasetya, Hery, Fitri Lukiastuti 2009, Manajemen Operasi, Media Pressindo, Yogyakarta. [8] Raharjo, Budi 2014, Modul Pemograman Web, HTML, PHP dan MySql, Modula, Bandung.
[9] Rusnandar, Roni 2014, Peta Jalan Kebijakan Gas Bumi Nasional 2014-2030, Kementrian ESDM, Jakarta. [10] Sadeli, Muhammad 2014, Aplikasi Bisnis dengan PHP dan MySql, Maxikom, Palembang. [11] Sidik, Betha 2010, Pemograman Web dengan HTML, Informatika, Bandung th [12] Whitten, Jeffrey L, Lonnie D. Bentley 2007, System Analysis and Design Methods 7 , McGill Hill, New York.
IJCCS Vol. x, No. x, July201x : first_page