STRATEGI GURU PAI DALAM MEMBENTUK KEPRIBADIAN MUSLIM PADA SISWA DI SMA NEGERI 1 TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

(1)

A. Paparan Data

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilaksanakan, peneliti memperoleh data tentang rumusan masalah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode observasi, interview/wawancara dan dokumentasi. Pada bab ini disajikan data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penyajian data dimaksudkan untuk menyajikan atau memaparkan data yang diperoleh dari penelitian di SMA Negeri 1 Tulungagung. dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu:

1. Strategi Guru Agama Islam dalam membentuk kepribadian muslim melalui pembiasaan

Berdasarkan penelitian yang peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Tulungagung, menjadikan siswa memiliki kepribadian yang baik adalah merupakan salah satu tujuan dari pendidik. Maka dari itu strategi guru PAI dalam membentuk kepribadian muslim sangat diutamakan. Pembentukan kepribadian muslim dilakukan dengan memberikan pembiasaan sehingga siswa diharapkan mempunyai pandangan hidup sikap dan dapat bertingkah laku secara islami, sehingga perbuatannya berasaskan amal sholeh.

Dalam hal ini berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Bapak Joko selaku Kepala sekolah SMA Negeri 1 Tulungagung, berikut ini hasil wawancaranya:


(2)

“Melalui pembiasaan di SMA Negeri 1 Tulungagung yang sangat menonjol dalam membentuk kepribadian muslim pada siswa itu terutama yang berkaitan dengan sifat-sifat yang terkandung dalam kepribadian baik ataupun buruk yaitu sifat kedisiplinan, sopan santun, kejujuran, adil, dan rasa hormat mbak. Sifat tersebut terpancar dari bentuk sikap dan perilaku yang dilakukan oleh siswa dalam lingkungan sekolah.Terbukti bila siswa berbicara kepada orang yang lebih tua (guru) sikapnya lebih sopan, tutur katanya lebih baik serta mempunyai rasa hormat bila dibandingkan pada

waktu berbicara dengan orang lain yang sebaya usianya.”1

Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan bahwasannya pembiasaan yang baik disekolah sangat berpengaruh didalam kepribadian siswa sehari sehari, perilaku siswa yang menunjukkan rasa hormat ketika ia berjalan menundukkan kepalanya sambil memberi salam, begitu juga saat ia sedang berbicara kepada orang yang lebih tua.

Selain hal tersebut, beliau juga menambahkan bahwasannya:

“Strategi dalam membentuk kepribadian muslim pada siswa-siswi melalui pembiasaan, yang kita lakukan mulai dari mewujudkan akhlak siswa-siswi dengan strategi pembudayaan nilai-nilai melalui pembiasaan yang diajarkan oleh guru mbak. Sehingga untuk mengontrolnya kita dapat melalui pembiasaan dengan cara menanamkan norma 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) dan selalu menciptakan lingkungan sekolah yang nyaman dan

kondusif untuk belajar.”2

Ungkapan dari Kepala sekolah tersebut sesuai dengan maksud dari pembentukan kepribadian muslim melalui pembiasaan dengan cara menanamkan norma norma 5 S (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) sehingga dengan strategi yang tepat diharapkan siswa mampu menerapkan pembiasaan tersebut dengan baik dan benar disekolah.

1 Agus Joko Santoso, Hasil Wawancara, Tanggal 10 Desember 2016, Jam 09.00 2 Agus Joko Santoso, Hasil Wawancara, Tanggal 10 Desember 2016, Jam 09.10


(3)

Hal ini sama diungkapkan oleh Ibu Nikmah, berikut hasil wawancaranya:

“Strategi yang saya lakukan melalui pembiasaan yang terus

menerus terhadap anak didik mbak, sehingga anak didik akan terbiasa dengan mempunyai kepribadian muslim yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sederhana tapi mengena itu adalah prinsip yang penting,ya walaupun membiasakan seperti anak didik terbiasa salam dan salim ketika bertemu guru, berkata sopan dengan guru, berpakaian yang rapi sesuai aturan sekolah, itu sebenarnya sederhana tapi sulit biasanya anak didik melakukan,

maka dari itu pembiasaan lah yang harus diterapkan mbak. ”3

Hal ini juga ditambahkan oleh Ibu Nikmah, beliau mengatakan bahwa:

“Jika kepribadian anak didik berubah dalam sehari-hari mbak berarti anak didik itu mengalami keberhasilan, Tetapi kalau sebelum itu tetap sama berarti belum berhasil, jadi harus diberikan pembiasaan yang baik secara terus menerus terutama dimulai dari bpk/ibu guru.”4

Dalam hal ini strategi guru dalam membentuk kepribadian muslim dengan cara pembiasaan yang sederhana tapi sulit biasanya anak didik melakukan, secara tidak langsung pembiasaan tesebut harus dilakukan secara terus menerus sehingga dengan begitu siswa semakin lama menjadi terbiasa, membentuk kepribadian muslim melalui pembiasaan. Ibu Asmik Ikhfina selaku guru PAI, menambahkan sebagai berikut:

“Jadi begini mbak, do’a bersama dilaksanakan sebelum kegiatan

belajar mengajar berlangsung kira-kira 5 menit dan teknik membacanya adalah bersama-sama serta ketika pelajaran telah usai, melaksanakan doa dengan tawadhu, rendah hati dihadapan Allah

disertai dengan rasa berharap hanya kepada Allah SWT.”

3 Nikmah Maharani, Hasil Wawancara, Tanggal 13 Desember 2016, Jam 09.00 4 Asmik Ikhfina, Hasil Wawancara, Tanggal 13 Desember 2016, Jam 09.15


(4)

Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh Bapak Agus selaku guru PAI, beliau menjelaskan bahwa :

“Sejauh ini, melalui strategi pembelajaran efektif , kepribadian anak didik disekolah dan di dalam kelas sudah menunjukan kepribadian yang baik mbak, karena menyangkut kesadaran anak didik sendiri, sesuai dengan yang kami harapkan, meskipun belum keseluruhan anak didik disekolah ini mencerminkan kepribadian muslim, namun pada seluruh anak didik sudah mau menjalankan hal-hal yang diwajibkan di sekolah.”5

Berdasarkan wawancara dengan Intan siswi kelas XI IPA 1 menjelaskan bahwa :

“Setiap guru memberikan contoh kebaikan tentang tindakan mbak,

bersikap sopan dan santun menghormati guru dan mengajak siswa untuk berbuat baik dan tolong menolong sesama siswa, termasuk dalam kegiatan mengajar khususnya guru PAI memberikan contoh

tentang berkepribadian yang baik.”

Memahami dari pendapat diatas, penulis menyimpulkan bahwa dengan adanya strategi pembelajaran efektif pembiasaan yang diberikan guru PAI kepada anak didik secara tidak langsung akan menentukan sifat seorang pengajar. Dengan hal itu seorang pendidik perlu mempertimbangkan strategi dalam membentuk kepribadian muslim melalui pembiasaan.

Untuk memperkuat hasil wawancara tersebut peneliti melakukan observasi guna melihat pembiasaan yang ada di lingkungan sekolah, sebagai berikut:

“Selasa, 14 Februari 2017 saya dan seorang rekan yang sama-sama meneliti di SMA Negeri 1 Tulungagung berangkat ke sekolah sekitar pukul 06: 45. Sesampai sekolah saya memantau kegiatan yang terjadi sebelum memulai jam pertama pelajaran. Sekitar pukul


(5)

07: 00 siswa masuk ke dalam kelas dan saya ikut masuk duduk di belakang untuk observasi bagaimana pembentukan kepribadian muslim siswa melalui pembiasan. Saya dan siswa menunggu guru datang mengajar. Setelah guru datang, dari salah satu siswa menyiapkan dan memimpin doa. Pembiasaan membaca doa sebelum pelajaran dimulai sudah diterapkan di SMA Negeri 1 Tulungagung. Pembiasaan membaca doa terbukti berhasil dengan siswa membaca doa dengan tertib dan hikmat. Dalam pembelajaran siswa menunjukan kepribadian muslim, hal itu dilihat dari siswa yang menghargai guru mengajar. Mereka tidak gaduh ataupun berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Siswa mengacungkan tangan jika dalam pembelajaran ada materi yang kurang paham. Pembelajaran berakhir guru menyimpulkan materi kemudian memberikan salam, secara serentak siswa menjawab salam. Meskipun didalam kelas terdapat siswa non muslim namun mereka membiasakan beradaptasi dengan siswa muslim. Pemantauan saya lanjutkan di luar kelas pada jam istirahat. Saya duduk di depan kantor guru. Dari sana saya melihat kebiasaan siswa membuang sampah jajan ke tempat sampah yang telah disediakan sekolah. Dari hal itu siswa sudah menerapkan pembiasaan kebersihan sebagian dari iman. Ketika bertemu dengan guru, siswa menyapa dengan menundukkan kepala, hal itu termasuk pembiasaan sifat sopan dan santun yang merupakan strategi pembentukan kepribadian muslim. Pada pukul 13: 00 kegiatan pembelajaran disekolah diakhiri, sebelum keluar kelas siswa membaca doa. Kemudian guru memberikan salam dan siswa

menjawab salam.”6

Sesuai dengan hasil observasi bahwa strategi guru PAI dalam membentuk kepribadian muslim melalui pembiasaan sudah berjalan dengan baik,hal itu bisa di lihat dari kebiasaan siswa yang mencerminkan kepribadian muslim. Dalam proses pembelajaran guru dan siswa bisa menciptakan kegiatan belajar mengajar yang baik, dan menjadikan anak didik lebih berkonsentrasi dalam memahami materi yang disampaikan.

Dari pernyataan diatas bahwasannya di SMA Negeri 1 Tulungagung tidak semua beragama islam. Pembiasaan-pembiasaan di sekolah untuk membentuk kepribadian muslim kurang di ikuti oleh siswa


(6)

non muslim. Namun dari sekolah memberikan toleransi terhadap siswa non muslim.

Siswa kelas XI-IPA1 bernama Yustina terkait kendala membentuk kepribadian muslim melalui pembiasaan,mengatakan bahwa :

“Jadi kendalannya begini mbak, dikelas saya ada 3 siswa yang non

muslim namun saya sebagai siswa kadang merasa minder dalam pembiasaan yang bersifat keagamaan,karena mayoritas semuannya muslim.Untungnya dari guru memberikan toleransi kepada siswa untuk tidak melakukan pembiasaan tersebut.”7

Berdasarkan beberapa pemaparan hasil wawancara dan observasi diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah yang berkaitan dengan membentuk kepribadian muslim melalui pembiasaan, masing-masing guru PAI mempunyai tujuan yang sama yaitu pembiasaan-pembiasaan yang sederhana seperti mengucapkan terimakasih, salam dan salim ketemu guru, berkata sopan, berpakaian rapi disekolah, inilah merupakan salah satu cara untuk membentuk kepribadian muslim. siswa merespon pembiasaan-pembiasaan dengan tindakan yang positif. Kendala siswa non muslim yang masih minder dapat ditoleransi oleh pihak sekolah. Kepribadian muslim melalui pembisaan sudah diterpakan dengan baik. Dengan membiasakan seperti ini diharapkan siswa SMA Negeri 1 Tulungagung mampu menanamkan nilai-nilai keagamaan serta terbentuklah sebuah kepribadian muslim yang islami.


(7)

2. Strategi Guru Agama Islam dalam membentuk kepribadian muslim pada siswa melalui nasehat

Dalam hal yang berkaitan dengan strategi guru PAI dalam membentuk kepribadian muslim pada siswa melalui nasehat. Selayaknya seorang guru adalah merupakan sebuah figure bagi para peserta didik. Yang menjadikannya peserta didik dapat berkembang dari segi kemampuannya maupun dari bentuk kepribadiannya. Dengan nasehat ini diharapkan peserta didik dapat menyadari bahwa setiap tindakan pasti ada batasanya, sehingga setiap akan melangkah pasti akan lebih berhati-hati. Hal ini bukan hanya guru saja yang memberikan nasehat, tapi orang tua juga sangat berperan sekali dalam memberikan sebuah nasehat kepada anaknya. Hal ini sama diungkapkan oleh Bapak Agus Selaku guru PAI, berikut hasil wawancaranya:

“Strategi kepribadian muslim melalui nasehat disekolah. Saya sendiri sebagai guru agama harus selalu mencerminkan orang yang taat pada agama mbak karena sebagai guru PAI apapun yang saya nasehati kepada anak didik,saya sebagai guru juga harus bisa menjadi panutan juga dengan guru-guru yang lain. Jadi memberikan nasehat pada anak didik untuk melakukan hal-hal positif disekolah dimulai dari diri sendiri”8

Dari pernyataan diatas bahwasannya membentuk kepribadian muslim melalui nasehat seorang guru PAI harus mencerminkan kepribadian yang taat pada agama, melalui nasehat kepada anak didik harus di mulai dari diri sendiri sebab sebagai guru PAI harus bisa menjadi panutan yang baik bagi anak didiknya.


(8)

Pernyataan itu senada dengan apa yang dikatakan oleh Ibu Asmik Ikhfina selaku guru PAI, beliau mengatakan bahwa:

“Jadi begini mbak, dalam membentuk kepribadian muslim pada

siswa melalui nasehat, ketika sedang mengajar didalam kelas saya sering memberi nasehat kepada semua anak didik dengan metode ceramah mbak , melalui contoh akhlak dan keteladanan para Nabi dan Rasul.” 9

Dari pernyataan diatas bahwasanya di dalam strategi guru PAI membentuk kepribadian muslim melalui nasehat dengan menggunakan metode ceramah dengan memberikan sebuah contoh keteladanan para Nabi dan Rosul, dengan strategi seperti itu diharapkan anak didik dapat lebih memahami mana sikap yang baik atau buruk sehingga mereka akan terbawa dalam tindakan yang mencerminkan kepribadian muslim.

Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Ibu Sri Susanti, beliau mengatakan bahwa:

“Iya mbak, membentuk kepribadian muslim melalui nasehat dengan cara menasehati anak didik tentang pentingnya pendidikan agama dan juga mengenai hal-hal yang berkaitan dengan ibadah mbak, di karenakan pengaruh masyarakat dari luar apalagi lembaga pendidikan ini terletak di tengah kota dan disini juga mayoritas dari golongan menengah keatas jadi kepribadian juga berbeda-beda kalau ada yang nakal ya kadang sampai lebih mbak.”10

Menangggapi pentingnya pendidikan agama mengenai hal yang berkaitan dengan ibadah melalui nasehat maka Bapak Agus menambahkan bahwa :

“Dalam hal ibadah, tidak ada aturan yang mewajibkan anak didik

untuk sholat dhuhur berjamaah disekolah mbak, namun saya menekankan kepada anak didik untuk tetap menjalankan ibadah 5 waktu dirumah. sebab di SMA Negeri 1 Tulungagung tidak semua

9 Asmik Ikhfina, hasil wawancara tanggal 15 februari 2017. Jam 09.55 10 Sri Susanti, hasil wawancara tanggal 15 februari 2017. Jam 10.05


(9)

keseluruhan muslim tetapi ada yang non muslim, sehingga kalapun ada kegiatan sholat dhuhur berjamaah dimasjid sekolah itu merupakan kesadaran dari masing-masing siswa, karena keberadaan masjid disekolah salah satu tujuannya adalah menfasilitasi warga sekolah untuk melaksanakan ibadah termasuk

sholat.”11

Dari pernyataan diatas bahwasannya menasehati anak didik pada pelajaran pendidikan agama islam sangat ditekankan melalui ibadah, karena mayoritas dari anak didik dari golongan menengah ke bawah jadi kepribadian yang mereka tunjukan juga berbeda-beda, di samping itu mayoritas dari mereka juga ada yang beragama non muslim, sehingga terkait ibadah ,strategi guru PAI dengan mengadakan sholat dhuhur berjamaah tidak merupakan kewajiban yang harus dijalankan anak didik .

Hal itu senada dengan apa yang di ungkapkan oleh Ibu Dian Ansori, selaku guru bahasa indonesia, beliau menjelaskan :

“Saya sering memberikan nasehat-nasehat yang baik kepada anak didik mbak. Misalnya saya suruh belajar yang giat , memotivasi anak yang malas belajar, serta anak yang nakal (bandel) saya berikan nasehat. Saya sendiri seorang muslim jadi nasehat untuk beribadah dan saling menghargai sesama umat saya ajarkan kepada anak didik saya mbak.”12

Untuk memperkuat hasil wawancara tersebut peneliti melakukan observasi yang ada di lingkungan sekolah, sebagai berikut:

“Kamis, 16 Februari 2017 saya mendatangi SMA Negeri 1 Tulungagung untuk melaksanakan obervasi mengenai strategi Guru dalam membentuk kepribadian muslim melalui nasehat. Saya masuk dikelas XI IPA 1 pada jam pelajaran agama islam. Saya mendapatkan beberapa data mengenai pengaruh dari nasehat guru dalam mengajar. Dalam proses pembelajaran Guru agama islam banyak memberikan nasehat-nasehat dan motivasi terhadap anak didik melalui ceramah tentang pentingnya memiliki kepribadian

11 Agus Sayid Fadol, hasil wawancara tanggal 15 februari 2017, Jam 10.20 12 Dian Ansori, hasil wawancara tanggal 15 Februari 2017. Jam 10.30


(10)

yang baik. Guru itu memberikan nasehat untuk melaksanakan ibadah, bersikap baik, sopan serta menghargai sesama teman. Beliau juga memberikan nasehat untuk meneladani sikap dan sifat yang sudah diajarakan nabi kepada umatnya. Namun tidak keseluruhan dari anak didik melaksanakan nasehat yang diberikan oleh guru agam islam. terlihat dari adanya siswa yang masih mengacuhkan nasehat yang disampaikan guru. Setelah pelajaran agama berakhir dilanjut dengan pelajaran bahasa indonesia dan saya masih melakukan pengamatan. Selain memberikan materi yang berkaitan dengan pelajaran, guru tersebut juga memberikan nasehat kepada anak didik untuk senantiasa melakukan tindakan yang baik sesuai kepribadian muslim. Setelah pelajaran bahasa indonesia berakhir, tiba waktunya jam istirahat. pada jam tersebut saya mencoba menggali informasi dengan mewawancarai beberapa siswa tentang bagaimana pengaruh nasehat guru dalam membentuk

kepribadian muslim pada siswa.” 13

Siswa kelas XI-IPA1 bernama Cindy Ferdiana terkait pengaruh nasehat guru dalam membentuk kepribadian muslim pada siswa ,mengatakan bahwa:

“Sebenarnya guru PAI itu selalu memberikan nasehat yang baik untuk anak didiknya mbak, seperti halnya harus berkata jujur dan sopan terhadap guru, malah ya mbak nasehat tersebut bukan hanya dari guru PAI melainkan dari semua guru. Nasehat yang diberikan oleh bapak/ibu guru ternyata membawakan hasil terbukti dari teman saya Andi yang gaduh dan nakal sekarang menjadi lebih

baik dan merubah sikapnya kearah positif”14

Hal ini juga ditambahkan oleh Andi siswa kelas XI-IPA1 terkait pengaruh nasehat guru dalam membentuk kepribadian muslim pada siswa,mengatakan bahwa:

“Beruntung mbak, saya dulu dapat nasehat dari bapak dan ibu

guru. karena dulu saya anaknya pemalas dan sering bolos serta selalu usil dengan teman saya. Setelah mendapat nasehat yang diberikan oleh guru saya mulai merubah sikap saya sedikit demi

sedikit mbak”15

13 Observas, tanggal 16 februari 2017 jam 08.45

14 Cindy Ferdiana, hasil wawancara tanggal 16 februari 2017 jam 09.45 15 Andi, hasil wawancara tanggal 16 februari 2017 jam 10.00


(11)

Dari pernyataan siswa yang telah saya wawancarai, ternyata manfaat nasehat seorang guru sangatlah besar terhadap pembentukan kepribadian muslim. Hal itu dapat dilihat dari perubahan anak didik yang semakin hari menunjukkan sikap yang positif. Anak didik merasa termotivasi dengan nasehat yang diberikan oleh guru. meskipun anak didik tidak secara langsung berubah baik namun sedikit demi sedikit nasehat yang diberikan oleh guru tersebut memiliki pengaruh terhadap perubahan anak didik yang semakin hari menjadi lebih baik sesuai kepribadian muslim .

Berdasarkan beberapa pemaparan hasil wawancara dan observasi diatas, dapat disimpulkan bahwa berkaitan dengan strategi guru agama dalam membentuk kepribadian muslim pada siswa melalui nasehat, masing-masing guru PAI maupun guru pengetahuan umum mempunyai cara tersendiri dalam setiap kegiatan pembelajaran, seperti halnya pada saat pelajaran agama Islam guru memberikan nasehat melalui metode ceramah ada juga dari guru lain yang memberikan nasehat dengan cara berbeda, ternyata manfaat nasehat seorang guru sangatlah besar terhadap pembentukan kepribadian muslim. Hal itu dapat dilihat dari perubahan anak didik yang semakin hari menunjukkan sikap yang positif. Anak didik merasa termotivasi dengan nasehat yang diberikan oleh guru, sehingga nasehat tersebut membentuk kepribadian muslim untuk memiliki perubahan yang semakin hari menjadi lebih baik sesuai kepribadian muslim, semua nasehat yang diberikan oleh guru mempunyai tujuan yang


(12)

sama dengan harapan anak didik dapat menyadari bahwa setiap tindakan harus sesuai dengan kepribadian muslim, sehingga setiap akan melangkah pasti akan lebih berhati-hati.

3. Strategi Guru Agama Islam dalam membentuk kepribadian muslim pada siswa melalui perhatian

Kepribadian muslim merupakan salah satu bentuk kepribadian yang memiliki ciri khas keseluruhan dari tingkah laku dan sikap secara lahiriyah maupun batiniyah sebagai muslim. Oleh sebab itu salah satu strategi pemebentukan kepribadian muslim dengan perhatian sangat dibutuhkan untuk memantau setiap kegiatan anak didik. Selain pihak sekolah pihak keluarga merupakan peran penting dalam memperhatikan anaknya di luar lingkungan sekolah. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Bapak Agus selaku guru PAI, beliau mengatakan bahwa :

“saya selalu menghimbau kepada para wali murid untuk berperan aktif dalam mendidik anaknya terutama untuk masalah kepribadian anaknya, setidaknya orang tua memberikan perhatian lebih kepada anaknya dikarenakan pada zaman sekarang banyak pergaulan yang kurang bermanfaat. Bukan malah memberi contoh yang buruk terhadap anaknya. Terlebih masalah pergaulan di luar sekolah tentu dari pihak sekolah memantau secar terus menerus. Yang kita lakukan hanya sebatas penanaman nilai-nilai agama yang ada pada setiap nasehat dan memberikan perhatian khusus bagi siswa yang melanggar.”16

Selain itu beliau juga menambahkan bahwa :

“sering saya hadapi mayoritas ketika siswa berada di luar sekolah,

misalnya: siswa salah pergaulan , siswa merokok ketika diluar kelas, membolos pada saat jam pelajaran. Meskipun orang tua


(13)

sudah memberitahu kepada anak-anaknya untuk tidak berbuat ini dan itu tapi jika orang tuanya sendiri tidak melaksanakan apa yang dituturkan kepada anaknya, tentunya anak itu juga tidak mau

mengikuti apa yang dikatakan orang tuanya itu.”17

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa setiap anak didik harus diperhatikan tingkah lakunya baik di dalam maupun diluar sekolah. ketika di dalam sekolah perhatian itu menjadi tanggung jawab bapak/ibu guru. sedangkan di luar sekolah peran orang tua atau wali murid juga diharapkan berpatisipasi dalam membentuk anak didik yang memiliki kepribadian muslim. Di zaman yang modern ini tentunya masih banyak kenakalan remaja dan pergaulan bebas yang menjalar di kalangan anak muda sekarang. Oleh sebab itu perhatian dari pihak sekolah maupun orang tua sangatlah diharapkan.

Pernyataan itu senada dengan apa yang dikatakan oleh Ibu Asmik Ikhfina selaku guru PAI, beliau mengatakan bahwa:

“Melalui perhatian, saya ketika mengajar melihat anak yang kurang fokus dalam menerima pelajaran langsung saya terapkan metode tanya jawab kepada selutuh anak didik mbk, dengan begitu mereka akan lebih fokus pada pelajaan yang saya berikan”.18

Ungkapan Bapak Joko selaku Kepala sekolah mengenai pentingnya perhatian untuk membentuk kepribadian muslim sebagai berikut :

“Dari pihak sekolah sudah berupaya untuk meminimalisir anak didik salah pergaulan mbak. Kegiatan-kegiatan religious (pondok romadhon) dan memanggil penceramah (ustad) dari luar. sudah saya terapkan guna memberikan anak didik pedoman yang kuat agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas. Perhatian lain saya berikan dengan menegur siswa atau memanggil kedua orang tua

17 Agus Sayid Fadol, hasil wawancara tanggal 17 februari 2017, Jam 07.00 18 Asmik Ikhfina, hasil wawancara tanggal 17 februari 2017, Jam 08.00


(14)

terhadap penyimpangan yang dilakukan anak didik. Saya berharap orang tua atau wali murid memberikan perhatian terhadap anaknya

dan menanamkan nilai keagaaman sejak dini.”19

Hal ini sama seperti yang dikatakan oleh Ibu Farida beliau mengatakan bahwa :

“Jadi mbak, strategi kepribadian muslim melalui perhatian, saya sebagai guru mengetahui anak didik saya melakukan hal-hal yang melanggar peraturan sekolah maupun aturan agama, yang bisa kita lakukan hanya sebatas menegurnya saja, dan jika misalnya saya melihat salah satu anak didik yang merokok dalam sekolah, saya langsung bisa memasukkan pelanggaran tersebut dalam catatan

buku tata tertib sekolah.”20

Berdasarkan wawancara diatas bisa disimpulkan bahwa kerjasama antara pihak sekolah dan orang tua sangat diharapkan guna mencapai terbentuknya kepribadian muslim melalui perhatian. Guru PAI menggunakan metode tanya jawab kepada anak didik yang kurang fokus dalam menerima pelajaran dengan metode tersebut diharapkan anak didik lebih berkonsentrasi dalam belajar. Kegiatan-kegiatan religius dilaksanakan di sekolah untuk memberikan pedoman siswa agar terhindar dari pergaulan bebas. Misalnya pada maulid nabi pihak sekolah memperingati dengan mengadakan pengajian dan anak didik wajib mengikuti acara. Selain dari pihak sekolah kedua orang tua juga harus memberikan perhatian karena pembelajaran yang terutama terjadi dalam lingkungan keluarga. Di harapkan dari pihak orangtua menanamkan nilai religius sejak dini. Strategi yang diterapkan oleh guru juga sangat berpengaruh dalam membentuk kepribadian muslim sebab jika

19 Agus Joko Santoso, hasil wawancara tanggal 17 februari 2017, jam 09.00 20 Farida Mardiana, hasil wawancara tanggal 17 februari 2017, jam 09.20


(15)

mengetahui anak didik yang melanggar tata tertib disekolah, pelanggaran tersebut langsung dimasukkan kedalam buku tata tertib sekolah.

Untuk memperkuat hasil wawancara tersebut peneliti melakukan observasi yang ada di lingkungan sekolah, sebagai berikut:

“Pada tanggal 17 hari jumat saya datang kesekolah menemui guru

BP dan guru PAI untuk menggali data menegenai pembentukan kepribadian muslim melalui perhatian. Pertama saya menemui guru PAI dan menanyakan bagaimana keadaan siswa di SMA Negeri 1 Tulungagung mengenai kenakalannya. Selaku guru PAI Pak Agus menjawab bahwa banyak kenakalan yang terjadi di lingkungan sekolah. mulai dari kenakalan yang wajar hingga masuk ke ranah hukum. Saya melanjutkan pertanyaan strategi apa yang bapak terapkan guna meminimalisir penyimpangan yang siswa lakukan. Salah satu strategi yang pak Agus ialah memberikan perhatian kepada siswa yang melanggar tata tertib. Saya melihat pak Agus menegur anak yang jail kepada temannya. Dan memberikan nasehat agar anak itu berhenti menjaili temannya. Kemudian saya masuk kekantor BP guna menemui Bu Farida selaku guru BP. Saya menggali informasi sejauh mana peran guru BP dalam memberikan perhatian khusus kepada siswa yang melanggar tata tertib. Saya memulai dengan membuka buku catatan pelanggaran siswa. Saya menemui banyak kasus yang terjadi di sekolah. tindakan dari guru BP sangat beragam. Misal memanggil anak dan menasehati atau menegur hingga memanggil kedua orangtua. Dengan memberikan perhatian khusus kepada siswa yang menyimpang merupakan salah satu strategi yang cukup berhasil membuat siswa kapok. Dari pihak guru PAI pun menghukum anak yang melanggar dengan hafalan surat atau dsuruh mengaji biar anak berusaha memahami nilai agama. Strategi guru PAI dinilai manjur karena dengan perhatian

tersebut siswa lebih banyak memahami isi al Qur’an. Setelah

mendapatkan beberapa data tersebut saya berpamitan dan

mengucapkan terimakasih.”21

Dari hasil wawancara dan observasi peneliti simpulkan bahwa strategi guru PAI sangat diharapkan guna membentuk kepribadian muslim melalui strategi pembelajaran langsung. Anak didik bisa merasa jera dengan sanksi yang di berikan sebab strategi menghukum anak didik


(16)

dengan membaca alqur’an atau menghafal surat-surat pendek merupakan

salah satu altenatif yang membuat siswa memahami isi al qur’an dan tidak

mengulangi perbuatannya. Dari pihak guru BP pun startegi yang digunakan mampu membuat siswa merasa kapok. Perhatian khusus dari pihak sekolah maupun dari pihak keluarga sangat diharapakan untuk membuat siswa berkepribadian baik khususnya memiliki jiwa muslim.

Untuk memperkuat data, peneliti mewawancarai siswa si A kelas XI IPA 1 yang pernah mendapat teguran ketika melanggar tata tertib disekolah, mengatakan bahwa :

“Saya sering melanggar peraturan di sekolah dari mulai membolos

hingga merokok di luar maupun di dalam mbak. Kadang saya tidak ketahuan pihak sekolah ketika melanggar peraturan namun akhir-akhir ini saya sering kepergok oleh guru BP maupun guru yang lain saat saya merokok atau membolos. Selain dari kesiswaan sekarang tambah banyak guru yang memperhatikan siswanya. Kemarin saya kepergok guru PAI waktu merokok di toilet. Saya langsung di bawa ke ruang BP. Perasaan saya gemetar mbak, campur aduk.

Saya merasa takut kalau dipanggil orangtua saya.”22

Dari pernyataan siswa di atas dapat disimpulkan bahwa pihak sekolah mulai memperhatikan tingkah laku siswa secara ketat. Selain dari Waka kesiswaan, guru PAI maupun guru yang lain juga ikut andil dalam menegakkan peraturan disekolah. Pentingnya pembentukan kepribadian muslim disekolah menjadi alasan kenapa pihak sekolah bekerjakeras menjaga setiap anak didiknya. Meskipun basis sekolah bukan sekolah islami namun nilai-nilai islam sangat diperlukan untuk menjaga anak didik dijalan yang benar.


(17)

Hal itu juga disampaikan oleh Waka kesiswaan di SMA Negeri 1 Tulungagung. Beliau mengatakan :

“Jadi masih banyak anak yang memerlukan perhatian khusus mbak.

Terutama anak kelas XI karena merasa bebas belum ada tanggungan ujian nasional. Berbeda dengan anak kelas XII yang mulai memikirkan ujian nasional serta keinginan mereka untuk meneruskan ke jenjang Universitas, jadi proses pendewasaan membuat kepribadian mereka terarah menjadi lebih baik. Saya sendiri sering mendapatkan kasus dari anak kelas XI. Banyak anak yang bolos jam pelajaran karena faktor teman maupun karena kepribadian dirinya yang buruk. Saya sebagai waka kesiswaan mencoba menerapkan strategi yang bisa membuat mereka jera. Salah satunya saya memperlihatkan ketegasan saya didepan anak

didik.”23

Berdasarkan pernyataan diatas kepribadian muslim melalui perhatian bisa dilihat dari perilaku yang ditunjukkan anak didik. Misalnya yang terjadi pada siswa kelas XI dan kelas XII. Pada anak didik kelas XI mereka lebih banyak melakukan hal yang melanggar tata tertib sekolah dibandingkan dengan anak didik kelas XII yang mulai mengurangi perbuatan yang melanggar tata tertib. Dari waka kesiswaan sendiri mempunyai strategi dalam membentuk kepribadian muslim melalui perhatian dengan cara memperlihatkan ketegasannya dalam mengatasi anak didik yang melanggar tata tertib sekolah.

Sehingga tugas guru bukan hanya mengajar dan memberi ilmu pengetahuan saja kepada siswa, tetapi lebih dari itu, yakni membina akhlak siswa sehingga terciptalah kepribadian siswa yang sopan dan beretika. Dengan strategi yang diterapkan oleh guru PAI maupun pihak sekolah akan membuat anak didik memiliki kepribadian muslim.


(18)

B. Temuan Penelitian

1. Strategi guru PAI dalam membentuk kepribadian muslim melalui pembiasaan di SMA Negeri 1 Tulungagung

Temuan penelitian ini mengemukakan tentang data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai strategi guru PAI dalam membentuk kepribadian muslim melalui pembiasaan, antara lain sebagai berikut :

a. Guru menggunakan strategi pembelajaran langsung kepada anak didik dan dimulai dari bapak/ ibu guru untuk membentuk kepribadian mereka dalam melakukan pembiasaan seperti,mengucapkan salam ketika masuk didalam kelas, berdoa terlebih dahulu,sebelum proses belajar mengajar akan berlangsung.

b. Guru memberikan pembiasaan kepada anak didik agar tidak gaduh dalam setiap proses pembelajaran,berkata sopan di dalam kelas ketika pelajaran berlangsung

c. Didalam lingkungan sekolah harus berpakain rapi serta menjaga sikap dan perbuatan. Membiasakan salim ketika bertemu dengan guru ketika berada dilingkungan sekolah. d. Didalam lingkungan sekolah menerapkan norma 5s (senyum,


(19)

2. Strategi guru PAI dalam membentuk kepribadian muslim melalui nasehat di SMA Negeri 1 Tulungagung

Temuan penelitian ini mengemukakan tentang data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai strategi guru PAI dalam membentuk kepribadian muslim melalui nasehat, antara lain sebagai berikut :

a. Guru selalu memberikan nasehat kepada siswa untuk berperilaku jujur pada setiap perkataannya, meskipun tidak mudah tetapi sebagai guru PAI harus terus memberikan nasehatnya agar terbentuk kepribadian muslim yang baik. b. Pada proses pembelajaran berlangsung berlangsung guru PAI

memberikan nasehat melalui metode ceramah dengan bercerita mengenai keteladanan para Nabi.

c. Guru memberikan nasehat kepada anak didik melalui motivasi agar anak tidak malas dalam belajar, menasehati anak didik agar tidak meninggalkan ibadah sholat 5 waktu dirumah.

d. Seluruh anak didik diharuskan bertutur kata yang baik dan saling menghargai sesama umat sebab tidak semua yang berada di lingkungan sekolah beragama Islam.

3. Strategi guru PAI dalam membentuk kepribadian muslim melalui perhatian di SMA Negeri 1 Tulungagung

Temuan penelitian ini mengemukakan tentang data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai strategi guru PAI dalam membentuk kepribadian muslim melalui perhatian, antara lain sebagai berikut :


(20)

a. Guru PAI menggunakan metode tanya jawab kepada anak didik yang kurang fokus dalam menerima pelajaran dengan metode tersebut diharapkan anak didik lebih berkonsentrasi dalam belajar

b. Guru memberikan kegiatan keagamaan (pondok romadhon) dan mengundang penceramah dari luar, untuk memberikan pedoman siswa agar terhindar dari pergaulan bebas.

c. Guru dan pihak sekolah memberikan sansi tegas dengan memanggil wali murid ke sekolah, jika masih banyak ditemukan anak didik yang melanggar tata tertib sekolah d. Guru dan orang tua saling memperhatikan dan mengawasi

anak didik yang tengah berada diluar sekolah. Dalam hal pergaulan mereka yang kurang baik, tidak pernah belajar ataupun siswa yang seharianya memainkan game.

C. Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif analisis data merupakan tahap yang bermanfaat untuk menelaah data yang telah di peroleh dari beberapa informan yang telah di pilih selama penelitian berlangsung. Selain itu juga berguna untuk menjelaskan dan memastikan kebenaran temuan penelitian.

Adapun dari penelitian yang telah di lakukan, peneliti mendapatkan beberapa temuan yang dapat mengambarkan proses terbentuknya kepribadian muslim dalam proses pembelajaran yang


(21)

terlihat dari hasil wawancara dan observasi di mana proses terbentuknya kepribadian muslim terjadi melalui beberapa cara.

Secara teknis, proses terbentuknya kepribadian muslim melibatkan beberapa aspek. Disini peneliti menemukan 3 aspek untuk membentuk kepribadian muslim yang efektif yaitu :

a. Pertama membentuk kepribadian muslim melalui pembiasaan, dalam proses belajar mengajar. Dari hasil wawancara diperoleh bahwa di SMA Negeri 1 Tulungagung sudah menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang membentuk karakter siswa menjadi pribadi muslim. Seperti mengucapkan salam, saling menyapa, sopan terhadap guru dan berpakain rapi serta menjaga sikap dan perbuatan. Namun perlu di tegaskan bahwa Secara individu kepribadian Muslim mencerminkan cirri khas yang berbeda. Ciri khas tersebut diperolah berdasarkan potensi bawaan. Dengan demikian secara potensi (pembawaan) akan dijumpai adanya perbedaan kepribadian antara seorang muslim dengan muslim lainnya. Namun perbedaan itu terbatas pada seluruh potensi yang mereka miliki, berdasarkan factor pembawaan masing-masing meliputi aspek jasmani dan rohani. Pada aspek jasmani seperti perbedaan bentuk fisik, warna kulit, dan ciri-ciri fisik lainnya. Sedangkan pada aspek rohaniah seperti sikap mental, bakat, tingkat kecerdasan, maupun sikap emosi.

Kepibadian secara utuh hanya mungkin dibentuk melalui pengaruh lingkungan, khususnya pendidikan. Adapun sasaran yang


(22)

dituju dalam pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang dimiliki akhlak yang mulia. Tingkat kemuliaan akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan. Disini terlihat ada dua sisi penting dalam pembentukan kepribadian muslim, yaitu iman dan akhlak. Bila iman dianggap sebagai konsep batin, maka batin adalah implikasi dari konsep itu yang tampilanya tercermin dalam sikap perilaku sehari-hari. Keimanan merupakan sisi abstrak dari kepatuhan kepada hukum-hukum Tuhan yang ditampilkan dalam lakon akhlak mulia.

SMA Negeri 1 Tulungagung menerapkan norma 5s (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) merupakan bentuk aplikasi dalam pembentukan kepribadian muslim melalui pembiasaan.

Dengan kepribadian yang baik diharapkan siswa mampu menerima pembelajaran dengan baik dan siap untuk menghadapi UAN. Hal tersebut diungkapkan dalam wawancara dengan guru PAI di SMA Negeri 1 Tulungagung.

Strategi yang diterapkan guru PAI ternyata membuahkan hasil, terbukti dari hasil pengamatan peneliti yang menjumpai tindakan-tindakan siswa yang mencerminkan sikap sopan dan santun. Berdoa pada saat memulai jam pelajaran. Menghargai ketika guru atau peneliti menjelaskan materi meskipun ada beberapa yang masih memiliki pribadi buruk.

b. Kedua membentuk kepribadian muslim melalui nasehat, strategi guru agama dalam membentuk kepribadian muslim pada siswa melalui


(23)

nasehat, masing-masing guru PAI mempunyai cara tersendiri dalam setiap kegiatan pembelajaran. Akan tetapi semua itu mempunyai tujuan yang sama dengan harapan peserta didik dapat menyadari bahwa setiap tindakan pasti ada batasanya, sehingga setiap akan melangkah pasti akan lebih berhati-hati. Hal ini bukan hanya guru saja yang memberikan nasehat, tapi orang tua juga sangat berperan sekali dalam memberikan sebuah nasehat kepada anaknya.

Pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya merupakan upaya untuk mengubah sikap kearah kecendrungan pada nilai-nilai keislaman. Perubahan sikap, tentunya tidak terjadi secara spontan. Semua berlajan dalam sautu proses yang panjang dan berkesinambungan. Diantara proses tersebut digambarkan oleh perubahan sikap adanya hubungan timbale balik antara individu dengan lingkungannya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap siswa memerlukan nasehat-nasehat yang akan membawa mereka ke ranah yang lebih baik. Kebanyakan remaja memiliki pola fikir yang masih ambisius. Dalam hal pembelajaran islam, untuk mencapai pembentukan kepribadian muslim sangatlah diperlukan nasehat dari bapak ibu guru.

c. Ketiga membentuk kepribadian muslim melalui perhatian, Di SMA Negeri 1 Tulungagung masih banyak ditemukan siswa yang bolos saat pelajaran berlangsung, kurang sopan dengan guru dan tidak fokus terhadap materi yang diajarakan. Masih banyak juga siswa diluar


(24)

sekolah yang merokok, pergaulan yang kurang baik, tidak pernah belajar ataupun siswa yang seharianya memainkan game. Mereka memerluakan perhatian yang ekstra.

Perhatian dari semua guru sangatlah diperlukan untuk membuat siswa merasa malu kalau ingin melakukan hal-hal negatif. Khususnya perhatian dari guru PAI yang memiliki peran untuk menumbuhakn karakter siswa muslim.

Strategi yang diambil harus tepat dengan memberikan perhatian khusus bagi mereka yang tergolong berat menyimpang. Sehingga dapat meminimal kenakalan siswa. Di SMA Negeri 1 Tulungagung , strategi dalam pembentukan kepribadian muslim melalui perhatian sudah dijalankan, hal itu dapat dilihat dari ketika siswa melakukan penyimpangan yang berat maka dari pihak sekolah memanggil wali murid.

Secara individu kepribadian Muslim mencerminkan ciri khas yang berbeda. Ciri khas tersebut diperolah berdasarkan potensi bawaan. Dengan demikian secara potensi (pembawaan) akan dijumpai adanya perbedaan kepribadian antara seorang muslim dengan muslim lainnya. Namun perbedaan itu terbatas pada seluruh potensi yang mereka miliki, berdasarkan faktor pembawaan masing-masing meliputi aspek jasmani dan rohani. Pada aspek jasmani seperti perbedaan bentuk fisik, warna kulit, dan cirri-ciri fisik lainnya. Sedangkan pada aspek rohaniah seperti sikap mental, bakat, tingkat kecerdasan, maupun sikap emosi.


(25)

Kepibadian secara utuh hanya mungkin dibentuk melalui pengaruh lingkungan, khususnya pendidikan. Adapun sasaran yang dituju dalam pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang dimiliki akhlak yang mulia. Tingkat kemuliaan akhlak erat kaitannya

dengan tingkat keimanan. Sebab Nabi mengemukakan “ Orang mukmin

yang paling sempurna imannya, adalah orang mukmin yang paling baik akhlaknya”

Disini terlihat ada dua sisi penting dalam pembentukan kepribadian muslim, yaitu iman dan akhlak. Bila iman dianggap sebagai konsep batin, maka batin adalah implikasi dari konsep itu yang tampilanya tercermin dalam sikap perilaku sehari-hari. Keimanan merupakan sisi abstrak dari kepatuhan kepada hukum-hukum Tuhan yang ditampilkan dalam lakon akhlak mulia.

Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan akhlak dalam pembentukan kepribadian muslim berfungsi sebagai pengisi nilai-nilai keislaman. Dengan adanya cermin dari nilai yang dimaksud dalam sikap dan perilaku seseorang maka tampillah kepribadiannya sebagai muslim. 24Muhammad Darraz menilai materi akhlak merupakan bagian dari nilai-nilai yang harus dipelajari dan dilaksanakan, hingga terbentuk kecendrungan sikap yang menjadi ciri kepribadian Muslim.

Pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya merupakan upaya untuk mengubah sikap kearah kecendrungan pada nilai-nilai

24 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma’arif,


(26)

keislaman. Perubahan sikap, tentunya tidak terjadi secara spontan. Semua berjalan dalam suatu proses yang panjang dan berkesinambungan. Diantara proses tersebut digambarkan oleh adanya hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungannya.

Selain itu pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya merupakan suatu pembentukan kebiasaan yang baik dan serasi dengan nilai-nilai akhlak al-karimah. Untuk itu setiap Muslim diajurkan untuk belajar seumur hidup, sejak lahir (dibesarkan dengan yang baik) hingga diakhir hayat. Menurut Jalaluddin dan Usman Said, pembentukan kepribadian Muslim secara menyeluruh adalah pembentukan yang meliputi berbagai aspek, yaitu:25

a. Aspek idiil (dasar), dari landasan pemikiran yang bersumber dari ajaran wahyu.

b. Aspek materil (bahan), berupa pedoman dan materi ajaran yang terangkum dalam materi bagi pembentukan akhlak al-karimah. c. Aspek sosial, menitik beratkan pada hubungan yang baik antara

sesama makhluk, khususnya sesama manusia.

d. Aspek teologi, pembentukan kepribadian muslim ditujukan pada pembentukan nilai-nilai tauhid sebagai upaya untuk menjadikan kemampuan diri sebagai pengabdi Allah yang setia.

25 Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat PendidikanIslam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,


(27)

e. Aspek teologis (tujuan), pembentukan kepribadian Muslim mempunyai tujuan yang jelas.26

f. Aspek duratife (waktu), pembentukan kepribadian Muslim dilakukan sejak lahir hingga meninggal dunia.

g. Aspek dimensional, pembentukan kepribadian Muslim yang didasarkan atas penghargaan terhadap factor-faktor bawaan yang berbeda (perbedaan individu).

h. Aspek fitrah manusia, yaitu pembentukan kepribadian Muslim meliputi bimbingan terhadap peningkatan dan pengembangan kemampuan jasmani, rohani dan ruh.27

Dengan demikian akan terbentuk kepribadian muslim yang menyeluruh, terarah dan berimbang. Seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani. Jadi, pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya adalah upaya untuk mengubah sikap ke arah kecenderungan terhadap nilai-nilai keislaman. Perubahan kepribadian ini tidak terjadi secara spontan akan tetapi akan dibentuk melalui pengaruh lingkungan khususnya pendidikan.

26 Ibid.,hlm 95 27 Ibid., hlm. 99.


(1)

dituju dalam pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang dimiliki akhlak yang mulia. Tingkat kemuliaan akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan. Disini terlihat ada dua sisi penting dalam pembentukan kepribadian muslim, yaitu iman dan akhlak. Bila iman dianggap sebagai konsep batin, maka batin adalah implikasi dari konsep itu yang tampilanya tercermin dalam sikap perilaku sehari-hari. Keimanan merupakan sisi abstrak dari kepatuhan kepada hukum-hukum Tuhan yang ditampilkan dalam lakon akhlak mulia.

SMA Negeri 1 Tulungagung menerapkan norma 5s (senyum, salam, sapa, sopan dan santun) merupakan bentuk aplikasi dalam pembentukan kepribadian muslim melalui pembiasaan.

Dengan kepribadian yang baik diharapkan siswa mampu menerima pembelajaran dengan baik dan siap untuk menghadapi UAN. Hal tersebut diungkapkan dalam wawancara dengan guru PAI di SMA Negeri 1 Tulungagung.

Strategi yang diterapkan guru PAI ternyata membuahkan hasil, terbukti dari hasil pengamatan peneliti yang menjumpai tindakan-tindakan siswa yang mencerminkan sikap sopan dan santun. Berdoa pada saat memulai jam pelajaran. Menghargai ketika guru atau peneliti menjelaskan materi meskipun ada beberapa yang masih memiliki pribadi buruk.

b. Kedua membentuk kepribadian muslim melalui nasehat, strategi guru agama dalam membentuk kepribadian muslim pada siswa melalui


(2)

nasehat, masing-masing guru PAI mempunyai cara tersendiri dalam setiap kegiatan pembelajaran. Akan tetapi semua itu mempunyai tujuan yang sama dengan harapan peserta didik dapat menyadari bahwa setiap tindakan pasti ada batasanya, sehingga setiap akan melangkah pasti akan lebih berhati-hati. Hal ini bukan hanya guru saja yang memberikan nasehat, tapi orang tua juga sangat berperan sekali dalam memberikan sebuah nasehat kepada anaknya.

Pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya merupakan upaya untuk mengubah sikap kearah kecendrungan pada nilai-nilai keislaman. Perubahan sikap, tentunya tidak terjadi secara spontan. Semua berlajan dalam sautu proses yang panjang dan berkesinambungan. Diantara proses tersebut digambarkan oleh perubahan sikap adanya hubungan timbale balik antara individu dengan lingkungannya.

Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap siswa memerlukan nasehat-nasehat yang akan membawa mereka ke ranah yang lebih baik. Kebanyakan remaja memiliki pola fikir yang masih ambisius. Dalam hal pembelajaran islam, untuk mencapai pembentukan kepribadian muslim sangatlah diperlukan nasehat dari bapak ibu guru.

c. Ketiga membentuk kepribadian muslim melalui perhatian, Di SMA Negeri 1 Tulungagung masih banyak ditemukan siswa yang bolos saat pelajaran berlangsung, kurang sopan dengan guru dan tidak fokus terhadap materi yang diajarakan. Masih banyak juga siswa diluar


(3)

sekolah yang merokok, pergaulan yang kurang baik, tidak pernah belajar ataupun siswa yang seharianya memainkan game. Mereka memerluakan perhatian yang ekstra.

Perhatian dari semua guru sangatlah diperlukan untuk membuat siswa merasa malu kalau ingin melakukan hal-hal negatif. Khususnya perhatian dari guru PAI yang memiliki peran untuk menumbuhakn karakter siswa muslim.

Strategi yang diambil harus tepat dengan memberikan perhatian khusus bagi mereka yang tergolong berat menyimpang. Sehingga dapat meminimal kenakalan siswa. Di SMA Negeri 1 Tulungagung , strategi dalam pembentukan kepribadian muslim melalui perhatian sudah dijalankan, hal itu dapat dilihat dari ketika siswa melakukan penyimpangan yang berat maka dari pihak sekolah memanggil wali murid.

Secara individu kepribadian Muslim mencerminkan ciri khas yang berbeda. Ciri khas tersebut diperolah berdasarkan potensi bawaan. Dengan demikian secara potensi (pembawaan) akan dijumpai adanya perbedaan kepribadian antara seorang muslim dengan muslim lainnya. Namun perbedaan itu terbatas pada seluruh potensi yang mereka miliki, berdasarkan faktor pembawaan masing-masing meliputi aspek jasmani dan rohani. Pada aspek jasmani seperti perbedaan bentuk fisik, warna kulit, dan cirri-ciri fisik lainnya. Sedangkan pada aspek rohaniah seperti sikap mental, bakat, tingkat kecerdasan, maupun sikap emosi.


(4)

Kepibadian secara utuh hanya mungkin dibentuk melalui pengaruh lingkungan, khususnya pendidikan. Adapun sasaran yang dituju dalam pembentukan kepribadian ini adalah kepribadian yang dimiliki akhlak yang mulia. Tingkat kemuliaan akhlak erat kaitannya

dengan tingkat keimanan. Sebab Nabi mengemukakan “ Orang mukmin

yang paling sempurna imannya, adalah orang mukmin yang paling baik akhlaknya”

Disini terlihat ada dua sisi penting dalam pembentukan kepribadian muslim, yaitu iman dan akhlak. Bila iman dianggap sebagai konsep batin, maka batin adalah implikasi dari konsep itu yang tampilanya tercermin dalam sikap perilaku sehari-hari. Keimanan merupakan sisi abstrak dari kepatuhan kepada hukum-hukum Tuhan yang ditampilkan dalam lakon akhlak mulia.

Menurut Ahmad D. Marimba, pendidikan akhlak dalam pembentukan kepribadian muslim berfungsi sebagai pengisi nilai-nilai keislaman. Dengan adanya cermin dari nilai yang dimaksud dalam sikap dan perilaku seseorang maka tampillah kepribadiannya sebagai muslim. 24Muhammad Darraz menilai materi akhlak merupakan bagian dari nilai-nilai yang harus dipelajari dan dilaksanakan, hingga terbentuk kecendrungan sikap yang menjadi ciri kepribadian Muslim.

Pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya merupakan upaya untuk mengubah sikap kearah kecendrungan pada nilai-nilai

24 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma’arif,


(5)

keislaman. Perubahan sikap, tentunya tidak terjadi secara spontan. Semua berjalan dalam suatu proses yang panjang dan berkesinambungan. Diantara proses tersebut digambarkan oleh adanya hubungan timbal balik antara individu dengan lingkungannya.

Selain itu pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya merupakan suatu pembentukan kebiasaan yang baik dan serasi dengan nilai-nilai akhlak al-karimah. Untuk itu setiap Muslim diajurkan untuk belajar seumur hidup, sejak lahir (dibesarkan dengan yang baik) hingga diakhir hayat. Menurut Jalaluddin dan Usman Said, pembentukan kepribadian Muslim secara menyeluruh adalah pembentukan yang meliputi berbagai aspek, yaitu:25

a. Aspek idiil (dasar), dari landasan pemikiran yang bersumber dari ajaran wahyu.

b. Aspek materil (bahan), berupa pedoman dan materi ajaran yang terangkum dalam materi bagi pembentukan akhlak al-karimah. c. Aspek sosial, menitik beratkan pada hubungan yang baik antara

sesama makhluk, khususnya sesama manusia.

d. Aspek teologi, pembentukan kepribadian muslim ditujukan pada pembentukan nilai-nilai tauhid sebagai upaya untuk menjadikan kemampuan diri sebagai pengabdi Allah yang setia.

25 Jalaluddin dan Usman Said, Filsafat PendidikanIslam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,


(6)

e. Aspek teologis (tujuan), pembentukan kepribadian Muslim mempunyai tujuan yang jelas.26

f. Aspek duratife (waktu), pembentukan kepribadian Muslim dilakukan sejak lahir hingga meninggal dunia.

g. Aspek dimensional, pembentukan kepribadian Muslim yang didasarkan atas penghargaan terhadap factor-faktor bawaan yang berbeda (perbedaan individu).

h. Aspek fitrah manusia, yaitu pembentukan kepribadian Muslim meliputi bimbingan terhadap peningkatan dan pengembangan kemampuan jasmani, rohani dan ruh.27

Dengan demikian akan terbentuk kepribadian muslim yang menyeluruh, terarah dan berimbang. Seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani. Jadi, pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya adalah upaya untuk mengubah sikap ke arah kecenderungan terhadap nilai-nilai keislaman. Perubahan kepribadian ini tidak terjadi secara spontan akan tetapi akan dibentuk melalui pengaruh lingkungan khususnya pendidikan.

26 Ibid.,hlm 95 27 Ibid., hlm. 99.