025 401 425 Proseding luwu utara

Buku 2 : Bidang Mineral

PROSPEKSI MINERAL LOGAM MULIA DI KABUPATEN LUWU UTARA,
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Wahyu Widodo
Kelompok Program Penelitian Mineral

SARI
Di daerah prospeksi mineralisasi erat kaitannya antara intrusi granit – granodiorit dengan
batuan yang diintrusinya yaitu kelompok batusabak Formasi Latimojong dan kelompok batuan
meta-volkanik Tufa Rampi.

Dua jenis endapan diduga berkembang di daerah ini, yaitu mineralisasi emas – tembaga primer
tipe kontak metasomatik baik didalam tubuh batuan intrusi maupun di dalam batuan yang
diintrusinya dan juga endapan emas alluvial/ endapan emas plaser di dua lokasi yaitu Dodolo
dan Tedeboek dengan sumber daya hipotetik 0,107313 ton dengan kandungan emas 50
mg/m3.
Dua daerah perlu ditindaklanjuti untuk dilakukan prospeksi semi rinci yaitu daerah antara Desa
Dodolo – Desa Bangko dan Desa Tedeboek, Kecamatan Rampi dan daerah S. Salukayu, Desa
Tandung, Kecamatan Sabbang.


Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

401

Buku 2 : Bidang Mineral

Baebunta

PENDAHULUAN

dan

Kecamatan

Sabbang

(Gambar 1).
Prospeksi

mineral


logam

mulia

di

Kabupaten Luwu Utara dilakukan karena

Posisi geografi Kabupaten Luwu Utara

adanya permohonan Bupati Luwu Utara

yang beribukota Masamba, terletak antara

kepada Direktur Direktorat Inventarisasi

koordinat 119o41’15”–121o43’11” BT dan

Sumber Daya Mineral untuk dilakukan


2o30’45”–2o37’30”LS

dengan

luas

+

survey bahan galian logam dan batubara

7.502,58 km

2

Kabupaten Luwu Utara melalui surat No. :

Kabupaten

Luwu


540/356/Tamb/2005

tertanggal

12

dengan Provinsi Sulawesi Tengah di bagian

Desember

dalam

rangka

utara, Kabupaten Luwu Timur di bagian,

meningkatkan ketersediaan dan keakuratan

Kabupaten Luwu dan Teluk Bone di bagian


data dan informasi sumber daya mineral di

selatan serta dengan Kabupaten Mamuju

daerah tersebut yang diharapkan dapat

(Provinsi Sulawesi Barat) dan Kabupaten

mendukung

Tana Toraja di bagian barat.

2005,

penyusunan

wilayah

dan secara administratif

Utara

berbataskan

pertambangan terkait dengan pelaksanaan
UU

No.

4

Tahun

2009

tentang

Topografi Kabupaten Luwu Utara bervariasi
mulai dari dataran rendah di daerah pesisir


Pertambangan Mineral dan Batubara.

dengan panjang garis pantai mencapai + 60
Prospeksi

mineral

dimaksudkan

logam

untuk

mulia

membuktikan

kebenaran data dan informasi adanya

km


sampai

dengan

dataran

tinggi

pegunungan dengan ketinggian > 2.000 m
dpl.

potensi/indikasi endapan emas primer dan
sekunder di Kabupaten Luwu Utara dengan

Kabupaten Luwu Utara yang dibentuk

tujuan

diketahui


berdasarkan UU No. 19 tahun 1999 dengan

dikembangkan

ibukota Masamba merupakan pemekaran

agar

kemungkinannya

dapat
untuk

dari

secara ekonomis.

Kabupaten


Luwu,

pada

saat

pembentukannya daerah ini memiliki luas
Secara umum lokasi prospeksi berada di

14.447,56 km2 dengan jumlah penduduk

Kabupaten

tetapi

442.472 jiwa. Kabupaten Luwu Utara terdiri

ditentukan

dari 11 kecamatan, 167 desa dan 4


dari

kelurahan. Pada tahun 2008 penduduknya

Luwu

pemilihan

Utara,

akan

daerahnya

berdasarkan

studi

literatur

data

sekunder yang ada (indikasi/potensi logam

berjumlah

emas dan geologi) serta diluar beberapa

dengan laju pertambahan jumlah penduduk

lokasi

pertahun

yang

telah

dilakukan

prospeksi

308.918

mencapai

mineral logam kerjasama antara Metal

penduduknya

Mining Agency of Japan – Direktorat

sebagai petani.

jiwa

6,9

bermata

(70.946

%,

KK)

86

%

pencaharian

Sumber Daya Mineral pada tahun 1992,
daerahnya
Kecamatan

402

meliputi

Rampi,

Pusat Survey Geologi telah melakukan

Kecamatan

pemetaan geologi bersistem Lembar Malili

Kecamatan

Masamba,

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

skala 1 : 250.000. Direktorat Sumber Daya

Mesozoikum – Kwarter dan batuan malihan

Mineral bekerjasama dengan JICA/MMAJ

berumur Kapur dengan terobosan granitoid

telah melakukan prospeksi mineral logam

(granodioritik sampai granitik), busur ini

daerah Kabupaten Luwu dan Kabupaten

sebarannya memanjang mulai dari Buol

Mamuju tahun 1993. PT. Citra Palu Mineral

sampai Makassar.

telah melakukan eksplorasi mineral di
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan

Geologi regional Pulau Sulawesi yang

termasuk Kabupaten Luwu Utara. PT.

disederhanakan dari beberapa lembar peta

Aneka

melakukan

geologi 1 : 250.000, disusun oleh kelompok

eksplorasi pendahuluan mineral logam di

batuan malihan berumur Paleozoikum –

Kabupaten Luwu Utara.

Mesozoikum, kelompok batuan ofiolit dan

Tambang

telah

bancuh Mesozoikum – Tersier Bawah,
Dengan

selesainya

tersusunnya
mengucapkan
Pemerintah

kegiatan

serta

kelompok batuan sedimen dan batuan

laporan

ini,

penulis

gunungapi Tersier Bawah sampai dengan

terima

kasih

kepada

Kuarter serta kelompok batuan terobosan

Utara

(andesit, basalt, granodiorit, diorit dan

Kabupaten

Luwu

khususnya Kepala Dinas Pertambangan

granit)

dan Energi beserta jajarannya yang telah

Bawah dan Tersier Atas.

berumur

Paleozoikum,

Tersier

membantu perizinan, memberikan fasilitas
dan informasi yang diperlukan, sehingga

Secara tektonik Pulau Sulawesi dibagi

pelaksanaan kegiatan prospeksi tepat pada

menjadi 2 (dua) zone busur, yaitu busur

waktunya.

barat dan busur timur, busur barat ditempati
oleh lengan utara dan lengan selatan Pulau

Geologi umum

Sulawesi serta bagian barat Sulawesi

Daerah prospeksi berada di bagian utara

Tengah, sedangkan busur timur ditempati

lengan selatan Pulau Sulawesi sebagai

oleh lengan Tenggara Sulawesi dan bagian

bagian dari mandala geologi barat yang

timur Sulawesi Tengah. Sedangkan secara

dikenal sebagai busur magmatik. Busur

litotektonik Pulau Sulawesi dibagi menjadi 3

magmatik dipisahkan menjadi dua bagian,

(tiga) mandala geologi, yaitu: mandala

yaitu busur magmatik bagian utara dan

geologi barat (busur magmatik), mandala

busur

geologi

magmatik

bagian

barat.

Busur

magmatik bagian utara disusun oleh batuan

tengah

(batuan

malihan)

dan

mandala geologi timur (ofiolit).

bersifat riodasitik sampai andesitik yang
terbentuk mulai dari Miosen – Resen

Sebaran

dengan basement basaltik berumur Eosen

logam mulia dan logam dasar di Pulau

– Oligosen dan sebarannya memanjang

Sulawesi indikasi keberadaan sumber daya

dari Buol sampai Manado sedangkan busur

mineral logam mulia dan logam dasar

magmatik

terlihat pada Gambar 2 berikut.

bagian

barat,

batuan

potensi

sumberdaya

mineral

penyusunnya lebih bersifat kontinen, terdiri
dari batuan gunungapi-sedimen berumur

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

403

Buku 2 : Bidang Mineral

Potensi sumberdaya mineral logam yang

Selama kegiatan prospeksi berlangsung

terdapat di dalam Lembar Malili pada

jumlah conto terkumpul secara keseluruhan

umumnya dan khususnya Kabupaten Luwu

adalah 200 conto yang terdiri dari 98 conto

Utara adalah emas, bijih besi dan nikel. Di

sedimen sungai., 86 conto konsentrat

daerah

dulang, 3 conto tanah dan 13 conto batuan,

Leboni,

Kecamatan

Rampi

disebutkan adanya sumberdaya hipotetik

(Gambar 3).

emas alluvial sebesar 0,02 ton logam emas
(0,31 mg/m3). Desa. Bangko, Desa Dodolo

Menyesuaikan anggaran yang ada, maka

dan Desa Tadeboe (Kecamatan Rampi)

conto-conto

serta Desa Hune dan Desa Kariango

untuk mendapatkan conto representatif

(Kecamatan Seko) ada indikasi emas.

yang

Disamping

dilakukan análisis, al. :

itu

indikasi

bijih

besi

diinformasikan terdapat di Desa Sahe
Kecamatan

Seko.

Di

daerah

Petea,

Kecamatan Bone Bone terdapat endapan
nikel berupa saprolit dan limonit, jenis
saprolit

mempunyai

49.800.000

dan

cadangan
cadangan

tersebut

dikirim

ke

dilakukan

seleksi

laboratorium

untuk

1. 9 conto tanah atau batuan terubah
dilakukan

Analisis

PIMA

(Portable

Infrared Mineral Analyzer)
2. 8 conto batuan dan 80 conto sedimen

terkira

sungai dilakukan analisis kimia mineral

terbukti

unsur-unsur Cu, Pb, Zn, Au, Ag, As dan

13.400.000 ton bijih dengan kadar Ni=
1,81% sementara jenis limonit mempunyai
cadangan terbukti 19.000.000 ton bijih
dengan kadar Ni= 1,43%.

Sb.
3. 20 conto konsentrat dulang dilakukan
analisis Mineralogi butir.
4. 2

conto

batuan

termineralisasi

dilakukan analisis Mineragrafi. dan
5. 3

Kegiatan Prospeksi
Pengumpulan data sekunder daerah ini

conto

batuan

dilakukan

analisis

Petrografi.

diperoleh dari hasil studi literatur, antara
lain berasal dari: Report on the Cooperative

Hasil Prospeksi

Mineral Exploration in the Toraja area,

Secara umum morfologi daerah prospeksi

Sulawesi the Republic of Indonesia, Phase

dapat dibagi menjadi 4 satuan morfologi,

I (Japan International Cooperation Agency

yaitu : satuan morfologi perbukitan terjal,

– Metal Mining Agency of Japan, 1992);

satuan morfologi perbukitan bergelombang,

Laporan Kontrak Karya Sulawesi Tengah

satuan morfologi dataran tinggi dan satuan

dan Sulawesi Selatan (PT. Citra Palu

morfologi dataran pantai.

Minerals, 2007); Neraca Sumber Daya
Mineral Logam dan Non Logam Pusat

Morfologi

Sumber Daya Geologi, 2007. Peta Geologi

membentuk bentang alam pegunungan

Lembar Malili 1 : 250.000, PSG oleh T.O.

berketinggian lebih dari 1.200 meter di atas

Simandjuntak, dkk., 2007.

muka laut dengan kemiringan lereng hingga
30%,

bentuk

tertinggi

404

perbukitan

terjal

lerengnya

pegununngan

umumnya

pada

bagian

terlihat

tajam

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

dengan irisan-irisan hulu sungai berbentuk

dengan Paleosen (T.O. Simanjuntak, dkk.,

V.

2007).

Satuan

morfologi

perbukitan

bergelombang, merupakan bentang alam
yang membentuk perbukitan berundulasi

Batuan Gunungapi : Batuan gunungapi

rendah dengan ketinggian berkisar antara

terdiri dari kelompok breksi andesitik – dasit

900 s.d. 1.200 m diatas muka laut. Satuan

(Formasi Lamasi), kelompok lava (batuan

morfologi dataran tinggi, yang merupakan

gunungapi

bentang alam relatif rata permukaannya

(Kelompok Tufa rampi) dan kelompok

pada ketinggian > 900 m di atas muka laut

breksi

seperti misalnya bentuk bentang alam

gunungapi Masamba), kisaran umurnya

dataran alluvial yang membentang diantara

antara

desa Dodolo dan desa Leboni. Dataran

Simajuntak, dkk., 2007).

Timepa),

gunungapi

kelompok

(Kelompok

Paleosen



Pliosen

tufa
batuan

(T.O.

tinggi di Desa Bangko dan Desa Tedeboek
berada pada ketinggian > 1.200 m di atas

Batuan Sedimen : Batuan sedimen di

muka laut. Pola aliran sungai yang ada di

daerah

daerah

kelompok

ini

umumnya

dendritik

dan

yang

dimaksudkan

batupasir

yang

adalah

merupakan

berangsur sejajar mengarah ke sungai

perselingan antara batupasir, konglomerat,

utama seperti S. Kukei di Leboni dan S.

napal dan batulempung tufaan yang dikenal

Toboru di Tedeboek, kedua aliran sungai

sebagai Formasi Bonebone berumur Mio –

utama ini bermuara ke S. Lariang di bagian

Pliosen (T.O. Simajuntak, dkk., 2007) yang

utara daerah prospeksi.

posisinya

menumpang

di

atas

batuan

gunungapi Lamasi dan tidak selaras diatas
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan

batusabak Formasi Latimojong.

dengan mengacu Peta Geologi Lembar
Malili 1 : 250.000 (T.O Simanjuntak. dkk.,

Batuan Terobosan : Kelompok batuan

2007), batuan penyusun di daerah ini dapat

terobosan di daerah ini adalah granit –

dikelompokkan menjadi batuan malihan

granodiorit dari batolit Kambuno yang

(batuan

gunungapi,

umumnya telah mengalami sekistose pada

batuan sedimen dan batuan terobosan,

bagian pinggirnya, berumur Pliosen (T.O.

urutannya dari tua ke muda sebagai berikut

Simajuntak,

dkk.,

: (Gambar 4).

menempati

bagian

metamorf),

batuan

prospeksi.

Batuan

2007),

sebarannya

tengah
granit

daerah

yang

telah

Batuan Malihan (batuan metamorf) :

mengalami sekistose seperti yang terlihat

Batuan malihan disini terdiri dari beberapa

pada conto MA 31 R, secara megaskopis

yaitu

kenampakannya seperti granit akan tetapi

kelompok

batuan

serpentinit,

kelompok batuan sekis-genis (Kompleks

dari

Pompangeo), kelompok batugamping malih

menunjukkan batuan sekis yang disusun

(batu pualam).dan kelompok batusabak,

oleh kuarsa (75 %) dan sisanya, biotit,

keempat kelompok batuan malihan tersebut

serisit, garnet, mineral opak dan epidot,

diperkirakan berumur Pra Kapur sampai

memperlihatkan

pengamatan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

dibawah

tekstur

mikroskop

holokristalin,

405

Buku 2 : Bidang Mineral

granoblastik dan setempat foliasi. Batuan

sesar yang ditunjukkan breksi sesar pada

ini menerobos batuan-batuan yang relatif

batusabak.

lebih tua seperti Kelompok batusabak
Formasi Latimojong, Kelompok Tufa Rampi

Secara umum ubahan dan pelapukan

dan Kelompok batuan gunungapi Lamasi.

batuan di daerah ini terutama di lingkungan
batuan intrusif dan vulkanik dapat dilokalisir

Endapan

Permukaan

:

Endapan

pada

daerah-daerah

tinggian

yang

permukaan yang terdiri dari lumpur, pasir,

merupakan morfologi berundulasi, kondisi

kerakal dan kerikil ditemukan di daerah

dipermukaan terkesan gundul dan hanya

prospeksi

ditumbuhi

dataran

adalah
tinggi

endapan

Dodolo,

alluvial

Bangko

di

semak

atau

ilalang.

Pada

dan

umumnya indikasi ini menandakan adanya

Tedeboek serta endapan alluvial pantai di

pelapukan batuan dengan tingkat oksidasi

bagian selatan daerah prospeksi yang

kuat dari batuan intrusif atau batuan

merupakan dataran pantai.

vulkanik (tufa) yang dicirikan oleh tanah/
saprolit berwarna merah/ terlimonitisasi

Struktur

geologi

di

kuat/limonitic soil sebaran ubahan dan

daerah prospeksi adalah struktur sesar

pelapukan batuan semacam ini merata

dengan arah umum baratlaut – tenggara

pada

dan sesar yang diperkirakan terbentuk

Desa Dodolo (bagian timur) – Desa Bangko

kemudian adalah sesar berarah utara –

(bagian

selatan

(bagian barat).

sampai

baratdaya.

yang

berkembang

dengan

Pengamatan

timurlaut



puncak-puncak

tengah)

ketinggian

dan

Desa

antara

Tedeboek

lapangan

menunjukkan bahwa sesar utama/ sesar

Jenis

geser berarah timurlaut – tenggara yang

umumnya argilitisasi (mika/biotit/ muskovit,

searah dengan aliran S. Kukei. Bentukan

pirit/ oksida, kuarsa dan lempung/ clay). Di

sesar utama ini ditandai dengan graben

daerah aliran S. Toboru (Desa Tedeboek)

atau pedataran Leboni di bagian hulu S.

setempat terlihat kaolinnisasi yang dicirikan

Kukei dan munculnya umbul-umbul air/uap

oleh sifat elastisitas lempung berwarna

panas di bagian hilir S. Kukei. Sesar utama

putih

ini merupakan bagian dari pengaruh sesar

batuan terubah pada umumnya masih

regional Palu yang memanjang dari Teluk

meninggalkan jejak atau trace di dalam

Bone di pantai timur Sulawesi Selatan

saprolit

hingga pantai barat Palu di Sulawesi

menyudut tanggung – membulat yang

Tengah yang dikenal sebagai sesar Palu –

tersebar

Koro. Demikian halnya dengan aliran S.

contoh batuan intrusif diorit kuarsa dengan

Toboru di Tedebokek, merupakan sesar

quartz stockwork (MM 29 R dan MM 30 R),

yang membentuk diagonal – α1 terhadap

pelapukannya

sesar S. Kukei yang sejajar dengan sesar

adanya sebaran fragmen-fragmen kuarsa

regional

indikasinya

amorf menyudut. Hasil analisis PIMA conto

teramati di pinggir S. Toboru berupa zona

M 29 R menunjukkan adanya mineral

406

Palu,

salah

satu

ubahan

keabuan

batuan

(tanah

berupa

di

yang

liat).

kerakal

punggungan

berupa

teramati

Pelapukan

berbentuk

bukit,

saprolit

seperti

terlihat

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

ubahan muskovit + illit + halloysit + phengit

Float batuan dari S. Salukayu berupa

(filik) sedangkan MM 30 R menunjukkan

batuan meta-volkanik terubah mengandung

mineral

pirit tersebar (MM 02 F), interpretasi

ubahan

kaolinit

+

halloisit

+

montmorillonit (argilik).

spektra batuan ini menunjukkan hadirnya
mineral ubahan kaolinit + paragonit (argilik

Di daerah aliran S. Kukei – Leboni yang

?),

didominasi oleh batuan intrusif granitik telah

mikroskop cahaya pantul mineral logam

terubah kuat (argilitisasi dan kaolinnisasi),

yang teridentifikasi adalah pirit berbutir

mineral

halus hingga + 0,5 mm, tersebar dalam

mika

(biotit,

muskovit)

sangat

sedangkan

pengamatan

dibawah

batuan dan sebagian telah terubah menjadi

umum ditemukan dalam saprolit.

hydrous iron oxides.
Di daerah prospeksi indikasi pemineralan
ditunjukkan adanya float batuan terubah

Indikasi pemineralan logam mulia (emas)

mengandung mineral sulfida, float batuan

ditunjukkan adanya butiran-butiran emas

tersebut berasal dari S. Mobu dan S.

dari hasil pendulangan di beberapa lokasi

Meleda (Desa Dodolo, Kecamatan Rampi)

di wilayah Desa Salukayu (Kecamatan

dan dari S. Salukayu (Desa Tandung,

Sabbang), di Desa Dodolo dan Desa

Kecamatan Sabbang).

Tedeboek (Kecamatan Rampi). Kegiatan
pendulangan

emas

berlangsung

berupa

(propilitik)

dilakukan yaitu penggalian dasar sungai di

dengan urat-urat kuarsa dan mineral sulfida

sepanjang S. Maleda, Desa Dodolo, (Foto

(pirit,

azurit,

2) dan penggalian saprolit hasil pelapukan

interpretasi spektra menunjukkan kehadiran

batusabak dari bagian atas dinding S.

mineral ubahan FeChlorite + IntChlorite +

Hurao

Calcite, sedangkan pengamatan dibawah

Tedeboek (Foto 3).

kalkopirit),

terubah

malakit

dan

(cabang

S.

saat

masih

Float batuan dari S. Mobu (MW 05 F)
granodiorit

pada

rakyat

prospeksi

Tobaru

ini

di

Desa

kedua

lokasi

emas

rakyat

mikroskop cahaya pantul mineral logam
yang teridentifikasi adalah kalkopirit berbutir

Lingkungan

halus,

kegiatan

tersebar

dalam

batuan

sampai

mengisi rekahan, sebagian terubah menjadi

merupakan

hydrous iron oxides (Foto 1).

batusabak

geologi

di

pendulangan
daerah
dengan

kontak
intrusi

antara
granit



granodiorit atau antara batuan gunungapi
Singkapan/float batuan di S. Meleda (lokasi

dengan intrusi granit – granodiorit.

pendulangan emas rakyat) menunjukkan
gejala ubahan propilitik dengan hadirnya

Butiran emas hasil pendulangan di S.

mineral-mineral ubahan : muskovit + illit +

Maleda atau pada aliran sungai Tobaru

paragonit (MW 04 F) dan muskovit + Fe

umumnya berbentuk butir pipih, menyudut

khlorit + Paragonit + Illit + Int khlorit (MW 04

– menyudut tanggung berukuran VVFC –

F1).

CC dengan (Foto 4), sedangkan butiran
emas yang berasal dari saprolit pelapukan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

407

Buku 2 : Bidang Mineral

batusabak (semi sekis) pada bagian atas

berkomposisi dioritik kuarsa berasosiasi

tebing

dengan stockworks dan telah mengalami

S.

Hurao

umumnya

berukuran

sangat kasar (nugget) dengan bentuk padat

ubahan



kemungkinan tersebar (disseminated) dan

pipih

(flat),

membulat

tanggung



kuat,

sifat

pemineralannya

menyudut tanggung, tekstur kasar (rigid)

tidak

dan bersudut tajam (sharp) (Foto 5),

pemineralan kemungkinan juga terjadi pada

kadang terlihat seperti kumpulan butir-butir

batuan

halus yang menyatu.

metasedimen/meta

berupa

urat,

kontak

disamping

(batuan

itu

samping)

vulkanik

yang

tersilisifikasi kuat.
Hasil pengamatan konsentrat dulang di
daerah prospeksi yang diambil dari sungai

Pembahasan Hasil Prospeksi

orde 1, orde 2 dan orde 3, secara

Pembahasan Data Lapangan : Sebelum

megaskopis antara lain magnetit, hematit,

melakukan kegiatan prospeksi pada daerah

ilmenit, zirkon, kuarsa dan beberapa lokasi

yang sudah direncanakan dari Bandung

pendulangan ditemukan adanya butiran

(Kecamatan

emas. Pendulangan yang dilakukan selama

Masamba), terlebih dahulu tim berkoodinasi

prospeksi berasal dari material pasir –

dengan Kepala Dinas Pertambangan dan

kerikil

Energi

dengan

hasil

penggalian

rata-rata

dasar

volume

sungai

pendulangan

Rampi

Kabupaten

mendapatkan

dan

Luwu

saran,

Kecamatan

Utara

untuk

masukan

dan

sebanyak 10 liter. Conto konsentrat dulang

informasi yang diperlukan. Dari masukan

yang ditemukan adanya butiran emas

yang didapatkan dan dukungannya maka

berasal dari daerah Dodolo dan Tedeboek

diputuskan

pada 5 lokasi dengan ukuran VFC s/d CC

direncanakan dari Bandung perlu juga

selain

daerah

yang

sudah

dilakukan prospeksi di Desa Salukayu,
Keberadaan butir emas di kedua lokasi

Kecamatan

Dodolo

merata,

yang didapat di daerah ini beberapa waktu

tidak umum

yang lalu pernah ada kegiatan pendulangan

dan

Tedeboek

tidak

kandungan 1.201,85 mg/m

3

dari endapan alluvial yang ada di daerah ini

Sabbang,

karena

informasi

emas rakyat.

kecuali bila pendulangan dilakukan dari
penggalian saprolit di bagian atas dinding

Prospeksi di Desa Tandung, Kecamatan

S. Hurau (Desa Tedeboek) yang sering

Sabbang :

mendapatkan butir emas berukuran nugget.
Umumnya

pendulangan

dari

endapan

alluvial berkisar antara 2,6 sampai dengan
3

93,75 mg/m atau rata-ratanya sekitar 50
3

mg/m .



Hasil prospeksi di S. Salukayu hanya
mendapatkan

bekas-bekas

penggalian/pendulangan, lokasi bekas
aktifitas pendulangan adalah cabang S.
Salukayu yang merupakan S. orde 1.
Lingkungan geologi lokasi ini litologinya

Pemineralan emas di daerah Tedeboek -

merupakan lingkungan kontak antara

Dodolo

erat

batusabak dengan granit, di lokasi ini

intrusif

juga ditemukan adanya float batuan

dan

hubungannya

408

sekitarnya
dengan

diduga
batuan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

meta-volkanik
argilic)

terubah
yang

(silicified



menunjukkan

struktur/tekstur skistosik dengan sulfida



bentuk


butir

pipih,

menyudut



menyudut tanggung.
Sebaran emas letakan/emas aluvial di

pirit tersebar dengan asosiasi mineral

S. Rampi berdasarkan GIS sebarannya

ubahan kaolinit + paragonit (argilik ?).

seluas 3.475.000 m2, asumsi ketebalan

Prospeksi di Desa Dodolo, Kecamatan

rata-rata material pembawa butir emas

Rampi :

0,5 m maka volume material pembawa

Lingkungan geologi daerah mineralisasi

emas letakan di desa Dodolo (daerah

ini merupakan kontak antara granit –

1) 1.737.500 m3. Bila kandungan rata-

granodiorit dengan batuan gunungapi

rata

(Tufa Rampi) atau dengan batusabak

dikemukakan di atas maka sumber

Formasi Latimojong yang menunjukkan

daya hipotetik emas alluvial di daerah

asosiasi mineral ubahan muskovit + Fe

Dodolo sebesar 0,086875 ton.

50

mg/m3

seperti

yang

khlorit + Paragonit + illit + Int. khlorit



(ubahan propilitik) dan muskovit + illit +

Prospeksi di Desa Tedeboek, Kecamatan

paragonit.

Rampi :

Umumnya

pada

bagian

permukaan puncak bukit di daerah ini

Butiran emas nugget sering ditemukan dari

tidak begitu subur tanamannya (gundul

pendulangan

keadaannya), karena gejala oksidasi

batusabak

sangat kuat yang ditunjukkan oleh

baratdaya, lokasinya pada tebing S. Hurao

lapisan

(Desa

tanah

berwarna

merah

zona

Tedeboek).

hasil
sesar

pelapukan
timurlaut

Lingkungan



geologi

(limmonitic soil).

daerah ini kontak antara granit – granodiorit

Di S. Mobu ditemukan float batuan

dengan batusabak Formasi Latimijong dan

granodiorit dengan fragmen kuarsa

Tufa

yang

ubahan monmorilonit + haloysit.

secara

megaskopis

terlihat

adanya logam pirit, kalkopirit, malakit



di

saprolit



rampi,

dengan

Sebaran

asosiasi

mineral

butiran

emas

dan azurit dengan asosiasi mineral

sekunder/emas`alluvial terdapat pada

ubahan

S. Tobaru dan cabang-cabangnya, luas

FeChlorite + IntChlorite +

Calcite (propilitik), dibawah mikroskop

endapan

cahaya pantul teridentifikasi kalkopirit

berdasarkan GIS adalah 817.500 m2

berbutir halus tersebar dalam batuan

(daerah 2), ketebalan rata-rata material

dan mengisi rekahan.

pembawa emas`diasumsikan 0,5 m,

Sebaran butir emas letakan di wilayah

maka volume material pembawa emas

Desa Dodolo ditemukan di sepanjang

letakan di Desa Tedeboek sebesar

aliran S. Meleda, S. Mobu, S. Molutu

408.750

dan pada endapan aluvial di sungai

diuraikan

utama (S. Rampi), umumnya butir

kandungan butir emas dalam endapan

emas berukuran VFC – CC dengan

aluvial sekitar 50 mg/m3, maka sumber

alluvial

m3.

daerah

Seperti

sebelumnya

yang

ini

telah

rata-rata

daya hipotetik endapan emas alluvial di

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

409

Buku 2 : Bidang Mineral

daerah 2 (Desa Tedeboek) sebesar

prospeksi terdapat di 8 lokasi, kesemuanya

0,020438 ton.

terdapat

di

Desa

kesemuanya

Tedeboek

merupakan

dan
nilai

penyimpangan kuat.

Pembahasan Data Laboratorium
Data laboratorium yang dibahas dalam sub
bab ini adalah data laboratorium kimia

Unsur Cu : Cu mempunyai sifat mudah

mineral

sedangkan

mobilisasi dan cenderung tersebar dimana-

lainnya

dibahas

data

laboratorium

langsung

di

dalam

mana, sebaran nilai penyimpangan unsur

pembahasan sebelumnya pada sub bab

Cu lemah sampai kuat terdapat di daerah

geologi daerah prospeksi.

Desa Tandung, Desa Pincara, Desa Dodolo

Data Hasil Analisis Kimia Sedimen Sungai :

dan Desa Tedeboe.

Hasil analisis dari 80 conto geokimia

Unsur Pb : Sebaran nilai penyimpangan

sedimen sungai. menunjukkan kandungan

unsur Pb sedimen sungai., yang masing-

unsur Cu, Pb, Zn, Ag, As, Sb dan Au kadar

masing 6 lokasi nilai penyimpangan lemah

terendahnya masing-masing unsur adalah

an 6 lokasi nilai penyimpangan kuat hanya

2 ppm, 11 ppm, 19 ppm, < 0,5 ppm, < 2

terdapat di daerah sekitar Desa Tedeboe.

ppm, < 2 ppm dan < 2 ppb dan kadar
tertinggi masing-masing unsur adalah 62

Unsur Zn : Sebaran nilai penyimpangan

ppm, 88 ppm, 129 ppm, 2 ppm, 590 ppm,

unsur Zn lemah – kuat yang masing-masing

250 ppm dan 202 ppb

menunjukkan 3 lokasi penyimpangan kuat

Pengolahan Data Statistik :

dan 9 lokasi lemah terdapat di Desa

Perhitungan statistik dilakukan pada hasil

Tandung, Desa Sabbang, Desa Pincara,

analisis kimia conto sedimen sungai untuk

antara Desa Onondoa dan Desa Dodolo

mendapatkan adanya nilai penyimpangan

serta di daerah Desa Tedeboe.

(anomali) tiap unsur, hasil perhitungannya
ditampilkan pada Tabel 1.

Unsur Ag : Sebaran nilai penyimpangan
kuat unsur Ag sedimen sungai. terdapat
setempat-setempat masing-masing 1 lokasi

Sebaran Unsur :
Nilai

penyimpangan

yang

terdapat di Desa Tandung, Desa Sabbang

penyimpangan

dan Desa Masamba, 2 lokasi di Desa

lemah (> Mean + Standard Deviasi s.d. <

Pincara dan 6 lokasi terdapat di Desa

Mean + 2 Standard Deviasi) dan nilai

Tedeboe.

didapatkan

adalah

(anomali)
nilai

penyimpangan kuat (> Mean + 2 Standard
Deviasi) dan nilai penyimpangan tiap unsur

Unsur As : Sebaran nilai penyimpangan

dimaksud adalah sbb. : (Tabel 2). Sebaran

kuat unsur As terdapat setempat-setempat,

nilai penyimpangan/ anomali semua unsur

pada 2 lokasi di Desa Tedeboek.

di daerah ini disajikan pada gambar 5.
Unsur Au : Sebaran nilai penyimpangan/

Unsur Sb : Sebaran nilai penyimpangan

anomali Au sedimen sungai di daerah

unsur Sb kuat terdapat 2 lokasi di Desa

410

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

Tedeboe,

masing-masing

1

lokasi

penyimpangan kuat dan lemah terdapat di

kecil telah terubah menjadi hydrous iron
oxides.

Desa Dodolo dan masing-masing 1 lokasi
nilai penyimpangan kuat terdapat di Desa

Analisis

Tandung dan Desa Pincara.

konsentrat dulang di bawah mikroskop

Korelasi Antar Unsur :

Stereo

Korelasi antar unsur digambarkan dengan

teridentifikasi dan umum ditemukan adalah

nilai persentasi (Tabel 3), adanya korelasi

kuarsa, amfibol, magnetit, piroksen, zirkon,

unsur tidak begitu kuat antara Cu – Pb –

ilmenit, oksida besi, hematit, pirit dan

Zn, angka korelasinya berkisar antara 53%

kadang-kadang anatas, rutil, garnet, biotit,

s.d. 58 % dan ketiga unsur tersebut juga

muskovit dan butir emas.

mineralogi

Binokuler,

butir

20

conto

mineral-mineral

yang

mempunyai korelasi lebih lemah dengan
unsur Ag yaitu berkisar antara 45 – 46 %.

Interpretasi Model Endapan

Unsur Au tidak menunjukkan korelasi yang

Adanya float batuan granodiorit dengan

signifikan terhadap unsur lainnya. Jika

kuarsa mengandung pirit, kalkopirit, bornit,

dilihat dari angka-angka korelasi di daerah

azurit dan malakit dan adanya butiran emas

ini diperkirakan pembentukan logam dasar

didapatkan dari hasil pendulangan saprolit

saling berkaitan antara unsur- unsur Cu -

hasil

Pb - Zn yang diikuti Ag sedangkan

Formasi Latimojong (S. Hurao/Tedeboek)

pembentukan Au tidak diikuti oleh unsur

dan butiran emas di lingkungan batuan

lain.

metavolkanik/tufa

pelapukan

batusabak/semi

sekis

Rampi

(S.

Meleda/Dodolo) maka diduga bahwa di
Hasil

analisis

kimia

8

batuan

daerah prospeksi ada mineralisasi tembaga

menunjukkan kandungan unsur Cu, Pb, Zn,

– emas didalam kontak metasomatik antara

Ag, As, Sb dan Au terendah masing-masing

granodiorit

adalah 8 ppm, 31 ppm, 8 ppm, 1 ppm, 38,98

3.

Pb

53,1 s.d 71,99

> 71,99

4.

Zn

80,4 s.d 104,07

> 104,07

5.

Ag

1,49 s.d 1,89

> 1,89

6.

As

43,1 s.d 73,2

> 73,2

7.

Sb

15,44 s.d 24,65

> 24,65

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

421

Buku 2 : Bidang Mineral

Tabel 3. Korelasi antar unsur geokimia sedimen sungai. daerah Rampi dsk.
Cu

422

Pb

Zn

Ag

Au

As

Cu

1

Pb

0,53

1

Zn

0,56

0,58

1

Ag

0,45

0,46

0,45

1

Au

0,11

0,35

0,01

-0,10

1

As

0,05

0,25

0,35

0,05

0,19

1

Sb

-0,03

-0,01

-0,03

-0,03

-0,01

-0,03

Sb

1

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009