025 401 425 Proseding luwu utara
Buku 2 : Bidang Mineral
PROSPEKSI MINERAL LOGAM MULIA DI KABUPATEN LUWU UTARA,
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Wahyu Widodo
Kelompok Program Penelitian Mineral
SARI
Di daerah prospeksi mineralisasi erat kaitannya antara intrusi granit – granodiorit dengan
batuan yang diintrusinya yaitu kelompok batusabak Formasi Latimojong dan kelompok batuan
meta-volkanik Tufa Rampi.
Dua jenis endapan diduga berkembang di daerah ini, yaitu mineralisasi emas – tembaga primer
tipe kontak metasomatik baik didalam tubuh batuan intrusi maupun di dalam batuan yang
diintrusinya dan juga endapan emas alluvial/ endapan emas plaser di dua lokasi yaitu Dodolo
dan Tedeboek dengan sumber daya hipotetik 0,107313 ton dengan kandungan emas 50
mg/m3.
Dua daerah perlu ditindaklanjuti untuk dilakukan prospeksi semi rinci yaitu daerah antara Desa
Dodolo – Desa Bangko dan Desa Tedeboek, Kecamatan Rampi dan daerah S. Salukayu, Desa
Tandung, Kecamatan Sabbang.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
401
Buku 2 : Bidang Mineral
Baebunta
PENDAHULUAN
dan
Kecamatan
Sabbang
(Gambar 1).
Prospeksi
mineral
logam
mulia
di
Kabupaten Luwu Utara dilakukan karena
Posisi geografi Kabupaten Luwu Utara
adanya permohonan Bupati Luwu Utara
yang beribukota Masamba, terletak antara
kepada Direktur Direktorat Inventarisasi
koordinat 119o41’15”–121o43’11” BT dan
Sumber Daya Mineral untuk dilakukan
2o30’45”–2o37’30”LS
dengan
luas
+
survey bahan galian logam dan batubara
7.502,58 km
2
Kabupaten Luwu Utara melalui surat No. :
Kabupaten
Luwu
540/356/Tamb/2005
tertanggal
12
dengan Provinsi Sulawesi Tengah di bagian
Desember
dalam
rangka
utara, Kabupaten Luwu Timur di bagian,
meningkatkan ketersediaan dan keakuratan
Kabupaten Luwu dan Teluk Bone di bagian
data dan informasi sumber daya mineral di
selatan serta dengan Kabupaten Mamuju
daerah tersebut yang diharapkan dapat
(Provinsi Sulawesi Barat) dan Kabupaten
mendukung
Tana Toraja di bagian barat.
2005,
penyusunan
wilayah
dan secara administratif
Utara
berbataskan
pertambangan terkait dengan pelaksanaan
UU
No.
4
Tahun
2009
tentang
Topografi Kabupaten Luwu Utara bervariasi
mulai dari dataran rendah di daerah pesisir
Pertambangan Mineral dan Batubara.
dengan panjang garis pantai mencapai + 60
Prospeksi
mineral
dimaksudkan
logam
untuk
mulia
membuktikan
kebenaran data dan informasi adanya
km
sampai
dengan
dataran
tinggi
pegunungan dengan ketinggian > 2.000 m
dpl.
potensi/indikasi endapan emas primer dan
sekunder di Kabupaten Luwu Utara dengan
Kabupaten Luwu Utara yang dibentuk
tujuan
diketahui
berdasarkan UU No. 19 tahun 1999 dengan
dikembangkan
ibukota Masamba merupakan pemekaran
agar
kemungkinannya
dapat
untuk
dari
secara ekonomis.
Kabupaten
Luwu,
pada
saat
pembentukannya daerah ini memiliki luas
Secara umum lokasi prospeksi berada di
14.447,56 km2 dengan jumlah penduduk
Kabupaten
tetapi
442.472 jiwa. Kabupaten Luwu Utara terdiri
ditentukan
dari 11 kecamatan, 167 desa dan 4
dari
kelurahan. Pada tahun 2008 penduduknya
Luwu
pemilihan
Utara,
akan
daerahnya
berdasarkan
studi
literatur
data
sekunder yang ada (indikasi/potensi logam
berjumlah
emas dan geologi) serta diluar beberapa
dengan laju pertambahan jumlah penduduk
lokasi
pertahun
yang
telah
dilakukan
prospeksi
308.918
mencapai
mineral logam kerjasama antara Metal
penduduknya
Mining Agency of Japan – Direktorat
sebagai petani.
jiwa
6,9
bermata
(70.946
%,
KK)
86
%
pencaharian
Sumber Daya Mineral pada tahun 1992,
daerahnya
Kecamatan
402
meliputi
Rampi,
Pusat Survey Geologi telah melakukan
Kecamatan
pemetaan geologi bersistem Lembar Malili
Kecamatan
Masamba,
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
skala 1 : 250.000. Direktorat Sumber Daya
Mesozoikum – Kwarter dan batuan malihan
Mineral bekerjasama dengan JICA/MMAJ
berumur Kapur dengan terobosan granitoid
telah melakukan prospeksi mineral logam
(granodioritik sampai granitik), busur ini
daerah Kabupaten Luwu dan Kabupaten
sebarannya memanjang mulai dari Buol
Mamuju tahun 1993. PT. Citra Palu Mineral
sampai Makassar.
telah melakukan eksplorasi mineral di
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan
Geologi regional Pulau Sulawesi yang
termasuk Kabupaten Luwu Utara. PT.
disederhanakan dari beberapa lembar peta
Aneka
melakukan
geologi 1 : 250.000, disusun oleh kelompok
eksplorasi pendahuluan mineral logam di
batuan malihan berumur Paleozoikum –
Kabupaten Luwu Utara.
Mesozoikum, kelompok batuan ofiolit dan
Tambang
telah
bancuh Mesozoikum – Tersier Bawah,
Dengan
selesainya
tersusunnya
mengucapkan
Pemerintah
kegiatan
serta
kelompok batuan sedimen dan batuan
laporan
ini,
penulis
gunungapi Tersier Bawah sampai dengan
terima
kasih
kepada
Kuarter serta kelompok batuan terobosan
Utara
(andesit, basalt, granodiorit, diorit dan
Kabupaten
Luwu
khususnya Kepala Dinas Pertambangan
granit)
dan Energi beserta jajarannya yang telah
Bawah dan Tersier Atas.
berumur
Paleozoikum,
Tersier
membantu perizinan, memberikan fasilitas
dan informasi yang diperlukan, sehingga
Secara tektonik Pulau Sulawesi dibagi
pelaksanaan kegiatan prospeksi tepat pada
menjadi 2 (dua) zone busur, yaitu busur
waktunya.
barat dan busur timur, busur barat ditempati
oleh lengan utara dan lengan selatan Pulau
Geologi umum
Sulawesi serta bagian barat Sulawesi
Daerah prospeksi berada di bagian utara
Tengah, sedangkan busur timur ditempati
lengan selatan Pulau Sulawesi sebagai
oleh lengan Tenggara Sulawesi dan bagian
bagian dari mandala geologi barat yang
timur Sulawesi Tengah. Sedangkan secara
dikenal sebagai busur magmatik. Busur
litotektonik Pulau Sulawesi dibagi menjadi 3
magmatik dipisahkan menjadi dua bagian,
(tiga) mandala geologi, yaitu: mandala
yaitu busur magmatik bagian utara dan
geologi barat (busur magmatik), mandala
busur
geologi
magmatik
bagian
barat.
Busur
magmatik bagian utara disusun oleh batuan
tengah
(batuan
malihan)
dan
mandala geologi timur (ofiolit).
bersifat riodasitik sampai andesitik yang
terbentuk mulai dari Miosen – Resen
Sebaran
dengan basement basaltik berumur Eosen
logam mulia dan logam dasar di Pulau
– Oligosen dan sebarannya memanjang
Sulawesi indikasi keberadaan sumber daya
dari Buol sampai Manado sedangkan busur
mineral logam mulia dan logam dasar
magmatik
terlihat pada Gambar 2 berikut.
bagian
barat,
batuan
potensi
sumberdaya
mineral
penyusunnya lebih bersifat kontinen, terdiri
dari batuan gunungapi-sedimen berumur
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
403
Buku 2 : Bidang Mineral
Potensi sumberdaya mineral logam yang
Selama kegiatan prospeksi berlangsung
terdapat di dalam Lembar Malili pada
jumlah conto terkumpul secara keseluruhan
umumnya dan khususnya Kabupaten Luwu
adalah 200 conto yang terdiri dari 98 conto
Utara adalah emas, bijih besi dan nikel. Di
sedimen sungai., 86 conto konsentrat
daerah
dulang, 3 conto tanah dan 13 conto batuan,
Leboni,
Kecamatan
Rampi
disebutkan adanya sumberdaya hipotetik
(Gambar 3).
emas alluvial sebesar 0,02 ton logam emas
(0,31 mg/m3). Desa. Bangko, Desa Dodolo
Menyesuaikan anggaran yang ada, maka
dan Desa Tadeboe (Kecamatan Rampi)
conto-conto
serta Desa Hune dan Desa Kariango
untuk mendapatkan conto representatif
(Kecamatan Seko) ada indikasi emas.
yang
Disamping
dilakukan análisis, al. :
itu
indikasi
bijih
besi
diinformasikan terdapat di Desa Sahe
Kecamatan
Seko.
Di
daerah
Petea,
Kecamatan Bone Bone terdapat endapan
nikel berupa saprolit dan limonit, jenis
saprolit
mempunyai
49.800.000
dan
cadangan
cadangan
tersebut
dikirim
ke
dilakukan
seleksi
laboratorium
untuk
1. 9 conto tanah atau batuan terubah
dilakukan
Analisis
PIMA
(Portable
Infrared Mineral Analyzer)
2. 8 conto batuan dan 80 conto sedimen
terkira
sungai dilakukan analisis kimia mineral
terbukti
unsur-unsur Cu, Pb, Zn, Au, Ag, As dan
13.400.000 ton bijih dengan kadar Ni=
1,81% sementara jenis limonit mempunyai
cadangan terbukti 19.000.000 ton bijih
dengan kadar Ni= 1,43%.
Sb.
3. 20 conto konsentrat dulang dilakukan
analisis Mineralogi butir.
4. 2
conto
batuan
termineralisasi
dilakukan analisis Mineragrafi. dan
5. 3
Kegiatan Prospeksi
Pengumpulan data sekunder daerah ini
conto
batuan
dilakukan
analisis
Petrografi.
diperoleh dari hasil studi literatur, antara
lain berasal dari: Report on the Cooperative
Hasil Prospeksi
Mineral Exploration in the Toraja area,
Secara umum morfologi daerah prospeksi
Sulawesi the Republic of Indonesia, Phase
dapat dibagi menjadi 4 satuan morfologi,
I (Japan International Cooperation Agency
yaitu : satuan morfologi perbukitan terjal,
– Metal Mining Agency of Japan, 1992);
satuan morfologi perbukitan bergelombang,
Laporan Kontrak Karya Sulawesi Tengah
satuan morfologi dataran tinggi dan satuan
dan Sulawesi Selatan (PT. Citra Palu
morfologi dataran pantai.
Minerals, 2007); Neraca Sumber Daya
Mineral Logam dan Non Logam Pusat
Morfologi
Sumber Daya Geologi, 2007. Peta Geologi
membentuk bentang alam pegunungan
Lembar Malili 1 : 250.000, PSG oleh T.O.
berketinggian lebih dari 1.200 meter di atas
Simandjuntak, dkk., 2007.
muka laut dengan kemiringan lereng hingga
30%,
bentuk
tertinggi
404
perbukitan
terjal
lerengnya
pegununngan
umumnya
pada
bagian
terlihat
tajam
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
dengan irisan-irisan hulu sungai berbentuk
dengan Paleosen (T.O. Simanjuntak, dkk.,
V.
2007).
Satuan
morfologi
perbukitan
bergelombang, merupakan bentang alam
yang membentuk perbukitan berundulasi
Batuan Gunungapi : Batuan gunungapi
rendah dengan ketinggian berkisar antara
terdiri dari kelompok breksi andesitik – dasit
900 s.d. 1.200 m diatas muka laut. Satuan
(Formasi Lamasi), kelompok lava (batuan
morfologi dataran tinggi, yang merupakan
gunungapi
bentang alam relatif rata permukaannya
(Kelompok Tufa rampi) dan kelompok
pada ketinggian > 900 m di atas muka laut
breksi
seperti misalnya bentuk bentang alam
gunungapi Masamba), kisaran umurnya
dataran alluvial yang membentang diantara
antara
desa Dodolo dan desa Leboni. Dataran
Simajuntak, dkk., 2007).
Timepa),
gunungapi
kelompok
(Kelompok
Paleosen
–
Pliosen
tufa
batuan
(T.O.
tinggi di Desa Bangko dan Desa Tedeboek
berada pada ketinggian > 1.200 m di atas
Batuan Sedimen : Batuan sedimen di
muka laut. Pola aliran sungai yang ada di
daerah
daerah
kelompok
ini
umumnya
dendritik
dan
yang
dimaksudkan
batupasir
yang
adalah
merupakan
berangsur sejajar mengarah ke sungai
perselingan antara batupasir, konglomerat,
utama seperti S. Kukei di Leboni dan S.
napal dan batulempung tufaan yang dikenal
Toboru di Tedeboek, kedua aliran sungai
sebagai Formasi Bonebone berumur Mio –
utama ini bermuara ke S. Lariang di bagian
Pliosen (T.O. Simajuntak, dkk., 2007) yang
utara daerah prospeksi.
posisinya
menumpang
di
atas
batuan
gunungapi Lamasi dan tidak selaras diatas
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan
batusabak Formasi Latimojong.
dengan mengacu Peta Geologi Lembar
Malili 1 : 250.000 (T.O Simanjuntak. dkk.,
Batuan Terobosan : Kelompok batuan
2007), batuan penyusun di daerah ini dapat
terobosan di daerah ini adalah granit –
dikelompokkan menjadi batuan malihan
granodiorit dari batolit Kambuno yang
(batuan
gunungapi,
umumnya telah mengalami sekistose pada
batuan sedimen dan batuan terobosan,
bagian pinggirnya, berumur Pliosen (T.O.
urutannya dari tua ke muda sebagai berikut
Simajuntak,
dkk.,
: (Gambar 4).
menempati
bagian
metamorf),
batuan
prospeksi.
Batuan
2007),
sebarannya
tengah
granit
daerah
yang
telah
Batuan Malihan (batuan metamorf) :
mengalami sekistose seperti yang terlihat
Batuan malihan disini terdiri dari beberapa
pada conto MA 31 R, secara megaskopis
yaitu
kenampakannya seperti granit akan tetapi
kelompok
batuan
serpentinit,
kelompok batuan sekis-genis (Kompleks
dari
Pompangeo), kelompok batugamping malih
menunjukkan batuan sekis yang disusun
(batu pualam).dan kelompok batusabak,
oleh kuarsa (75 %) dan sisanya, biotit,
keempat kelompok batuan malihan tersebut
serisit, garnet, mineral opak dan epidot,
diperkirakan berumur Pra Kapur sampai
memperlihatkan
pengamatan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
dibawah
tekstur
mikroskop
holokristalin,
405
Buku 2 : Bidang Mineral
granoblastik dan setempat foliasi. Batuan
sesar yang ditunjukkan breksi sesar pada
ini menerobos batuan-batuan yang relatif
batusabak.
lebih tua seperti Kelompok batusabak
Formasi Latimojong, Kelompok Tufa Rampi
Secara umum ubahan dan pelapukan
dan Kelompok batuan gunungapi Lamasi.
batuan di daerah ini terutama di lingkungan
batuan intrusif dan vulkanik dapat dilokalisir
Endapan
Permukaan
:
Endapan
pada
daerah-daerah
tinggian
yang
permukaan yang terdiri dari lumpur, pasir,
merupakan morfologi berundulasi, kondisi
kerakal dan kerikil ditemukan di daerah
dipermukaan terkesan gundul dan hanya
prospeksi
ditumbuhi
dataran
adalah
tinggi
endapan
Dodolo,
alluvial
Bangko
di
semak
atau
ilalang.
Pada
dan
umumnya indikasi ini menandakan adanya
Tedeboek serta endapan alluvial pantai di
pelapukan batuan dengan tingkat oksidasi
bagian selatan daerah prospeksi yang
kuat dari batuan intrusif atau batuan
merupakan dataran pantai.
vulkanik (tufa) yang dicirikan oleh tanah/
saprolit berwarna merah/ terlimonitisasi
Struktur
geologi
di
kuat/limonitic soil sebaran ubahan dan
daerah prospeksi adalah struktur sesar
pelapukan batuan semacam ini merata
dengan arah umum baratlaut – tenggara
pada
dan sesar yang diperkirakan terbentuk
Desa Dodolo (bagian timur) – Desa Bangko
kemudian adalah sesar berarah utara –
(bagian
selatan
(bagian barat).
sampai
baratdaya.
yang
berkembang
dengan
Pengamatan
timurlaut
–
puncak-puncak
tengah)
ketinggian
dan
Desa
antara
Tedeboek
lapangan
menunjukkan bahwa sesar utama/ sesar
Jenis
geser berarah timurlaut – tenggara yang
umumnya argilitisasi (mika/biotit/ muskovit,
searah dengan aliran S. Kukei. Bentukan
pirit/ oksida, kuarsa dan lempung/ clay). Di
sesar utama ini ditandai dengan graben
daerah aliran S. Toboru (Desa Tedeboek)
atau pedataran Leboni di bagian hulu S.
setempat terlihat kaolinnisasi yang dicirikan
Kukei dan munculnya umbul-umbul air/uap
oleh sifat elastisitas lempung berwarna
panas di bagian hilir S. Kukei. Sesar utama
putih
ini merupakan bagian dari pengaruh sesar
batuan terubah pada umumnya masih
regional Palu yang memanjang dari Teluk
meninggalkan jejak atau trace di dalam
Bone di pantai timur Sulawesi Selatan
saprolit
hingga pantai barat Palu di Sulawesi
menyudut tanggung – membulat yang
Tengah yang dikenal sebagai sesar Palu –
tersebar
Koro. Demikian halnya dengan aliran S.
contoh batuan intrusif diorit kuarsa dengan
Toboru di Tedebokek, merupakan sesar
quartz stockwork (MM 29 R dan MM 30 R),
yang membentuk diagonal – α1 terhadap
pelapukannya
sesar S. Kukei yang sejajar dengan sesar
adanya sebaran fragmen-fragmen kuarsa
regional
indikasinya
amorf menyudut. Hasil analisis PIMA conto
teramati di pinggir S. Toboru berupa zona
M 29 R menunjukkan adanya mineral
406
Palu,
salah
satu
ubahan
keabuan
batuan
(tanah
berupa
di
yang
liat).
kerakal
punggungan
berupa
teramati
Pelapukan
berbentuk
bukit,
saprolit
seperti
terlihat
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
ubahan muskovit + illit + halloysit + phengit
Float batuan dari S. Salukayu berupa
(filik) sedangkan MM 30 R menunjukkan
batuan meta-volkanik terubah mengandung
mineral
pirit tersebar (MM 02 F), interpretasi
ubahan
kaolinit
+
halloisit
+
montmorillonit (argilik).
spektra batuan ini menunjukkan hadirnya
mineral ubahan kaolinit + paragonit (argilik
Di daerah aliran S. Kukei – Leboni yang
?),
didominasi oleh batuan intrusif granitik telah
mikroskop cahaya pantul mineral logam
terubah kuat (argilitisasi dan kaolinnisasi),
yang teridentifikasi adalah pirit berbutir
mineral
halus hingga + 0,5 mm, tersebar dalam
mika
(biotit,
muskovit)
sangat
sedangkan
pengamatan
dibawah
batuan dan sebagian telah terubah menjadi
umum ditemukan dalam saprolit.
hydrous iron oxides.
Di daerah prospeksi indikasi pemineralan
ditunjukkan adanya float batuan terubah
Indikasi pemineralan logam mulia (emas)
mengandung mineral sulfida, float batuan
ditunjukkan adanya butiran-butiran emas
tersebut berasal dari S. Mobu dan S.
dari hasil pendulangan di beberapa lokasi
Meleda (Desa Dodolo, Kecamatan Rampi)
di wilayah Desa Salukayu (Kecamatan
dan dari S. Salukayu (Desa Tandung,
Sabbang), di Desa Dodolo dan Desa
Kecamatan Sabbang).
Tedeboek (Kecamatan Rampi). Kegiatan
pendulangan
emas
berlangsung
berupa
(propilitik)
dilakukan yaitu penggalian dasar sungai di
dengan urat-urat kuarsa dan mineral sulfida
sepanjang S. Maleda, Desa Dodolo, (Foto
(pirit,
azurit,
2) dan penggalian saprolit hasil pelapukan
interpretasi spektra menunjukkan kehadiran
batusabak dari bagian atas dinding S.
mineral ubahan FeChlorite + IntChlorite +
Hurao
Calcite, sedangkan pengamatan dibawah
Tedeboek (Foto 3).
kalkopirit),
terubah
malakit
dan
(cabang
S.
saat
masih
Float batuan dari S. Mobu (MW 05 F)
granodiorit
pada
rakyat
prospeksi
Tobaru
ini
di
Desa
kedua
lokasi
emas
rakyat
mikroskop cahaya pantul mineral logam
yang teridentifikasi adalah kalkopirit berbutir
Lingkungan
halus,
kegiatan
tersebar
dalam
batuan
sampai
mengisi rekahan, sebagian terubah menjadi
merupakan
hydrous iron oxides (Foto 1).
batusabak
geologi
di
pendulangan
daerah
dengan
kontak
intrusi
antara
granit
–
granodiorit atau antara batuan gunungapi
Singkapan/float batuan di S. Meleda (lokasi
dengan intrusi granit – granodiorit.
pendulangan emas rakyat) menunjukkan
gejala ubahan propilitik dengan hadirnya
Butiran emas hasil pendulangan di S.
mineral-mineral ubahan : muskovit + illit +
Maleda atau pada aliran sungai Tobaru
paragonit (MW 04 F) dan muskovit + Fe
umumnya berbentuk butir pipih, menyudut
khlorit + Paragonit + Illit + Int khlorit (MW 04
– menyudut tanggung berukuran VVFC –
F1).
CC dengan (Foto 4), sedangkan butiran
emas yang berasal dari saprolit pelapukan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
407
Buku 2 : Bidang Mineral
batusabak (semi sekis) pada bagian atas
berkomposisi dioritik kuarsa berasosiasi
tebing
dengan stockworks dan telah mengalami
S.
Hurao
umumnya
berukuran
sangat kasar (nugget) dengan bentuk padat
ubahan
–
kemungkinan tersebar (disseminated) dan
pipih
(flat),
membulat
tanggung
–
kuat,
sifat
pemineralannya
menyudut tanggung, tekstur kasar (rigid)
tidak
dan bersudut tajam (sharp) (Foto 5),
pemineralan kemungkinan juga terjadi pada
kadang terlihat seperti kumpulan butir-butir
batuan
halus yang menyatu.
metasedimen/meta
berupa
urat,
kontak
disamping
(batuan
itu
samping)
vulkanik
yang
tersilisifikasi kuat.
Hasil pengamatan konsentrat dulang di
daerah prospeksi yang diambil dari sungai
Pembahasan Hasil Prospeksi
orde 1, orde 2 dan orde 3, secara
Pembahasan Data Lapangan : Sebelum
megaskopis antara lain magnetit, hematit,
melakukan kegiatan prospeksi pada daerah
ilmenit, zirkon, kuarsa dan beberapa lokasi
yang sudah direncanakan dari Bandung
pendulangan ditemukan adanya butiran
(Kecamatan
emas. Pendulangan yang dilakukan selama
Masamba), terlebih dahulu tim berkoodinasi
prospeksi berasal dari material pasir –
dengan Kepala Dinas Pertambangan dan
kerikil
Energi
dengan
hasil
penggalian
rata-rata
dasar
volume
sungai
pendulangan
Rampi
Kabupaten
mendapatkan
dan
Luwu
saran,
Kecamatan
Utara
untuk
masukan
dan
sebanyak 10 liter. Conto konsentrat dulang
informasi yang diperlukan. Dari masukan
yang ditemukan adanya butiran emas
yang didapatkan dan dukungannya maka
berasal dari daerah Dodolo dan Tedeboek
diputuskan
pada 5 lokasi dengan ukuran VFC s/d CC
direncanakan dari Bandung perlu juga
selain
daerah
yang
sudah
dilakukan prospeksi di Desa Salukayu,
Keberadaan butir emas di kedua lokasi
Kecamatan
Dodolo
merata,
yang didapat di daerah ini beberapa waktu
tidak umum
yang lalu pernah ada kegiatan pendulangan
dan
Tedeboek
tidak
kandungan 1.201,85 mg/m
3
dari endapan alluvial yang ada di daerah ini
Sabbang,
karena
informasi
emas rakyat.
kecuali bila pendulangan dilakukan dari
penggalian saprolit di bagian atas dinding
Prospeksi di Desa Tandung, Kecamatan
S. Hurau (Desa Tedeboek) yang sering
Sabbang :
mendapatkan butir emas berukuran nugget.
Umumnya
pendulangan
dari
endapan
alluvial berkisar antara 2,6 sampai dengan
3
93,75 mg/m atau rata-ratanya sekitar 50
3
mg/m .
•
Hasil prospeksi di S. Salukayu hanya
mendapatkan
bekas-bekas
penggalian/pendulangan, lokasi bekas
aktifitas pendulangan adalah cabang S.
Salukayu yang merupakan S. orde 1.
Lingkungan geologi lokasi ini litologinya
Pemineralan emas di daerah Tedeboek -
merupakan lingkungan kontak antara
Dodolo
erat
batusabak dengan granit, di lokasi ini
intrusif
juga ditemukan adanya float batuan
dan
hubungannya
408
sekitarnya
dengan
diduga
batuan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
meta-volkanik
argilic)
terubah
yang
(silicified
–
menunjukkan
struktur/tekstur skistosik dengan sulfida
•
bentuk
•
butir
pipih,
menyudut
–
menyudut tanggung.
Sebaran emas letakan/emas aluvial di
pirit tersebar dengan asosiasi mineral
S. Rampi berdasarkan GIS sebarannya
ubahan kaolinit + paragonit (argilik ?).
seluas 3.475.000 m2, asumsi ketebalan
Prospeksi di Desa Dodolo, Kecamatan
rata-rata material pembawa butir emas
Rampi :
0,5 m maka volume material pembawa
Lingkungan geologi daerah mineralisasi
emas letakan di desa Dodolo (daerah
ini merupakan kontak antara granit –
1) 1.737.500 m3. Bila kandungan rata-
granodiorit dengan batuan gunungapi
rata
(Tufa Rampi) atau dengan batusabak
dikemukakan di atas maka sumber
Formasi Latimojong yang menunjukkan
daya hipotetik emas alluvial di daerah
asosiasi mineral ubahan muskovit + Fe
Dodolo sebesar 0,086875 ton.
50
mg/m3
seperti
yang
khlorit + Paragonit + illit + Int. khlorit
•
(ubahan propilitik) dan muskovit + illit +
Prospeksi di Desa Tedeboek, Kecamatan
paragonit.
Rampi :
Umumnya
pada
bagian
permukaan puncak bukit di daerah ini
Butiran emas nugget sering ditemukan dari
tidak begitu subur tanamannya (gundul
pendulangan
keadaannya), karena gejala oksidasi
batusabak
sangat kuat yang ditunjukkan oleh
baratdaya, lokasinya pada tebing S. Hurao
lapisan
(Desa
tanah
berwarna
merah
zona
Tedeboek).
hasil
sesar
pelapukan
timurlaut
Lingkungan
–
geologi
(limmonitic soil).
daerah ini kontak antara granit – granodiorit
Di S. Mobu ditemukan float batuan
dengan batusabak Formasi Latimijong dan
granodiorit dengan fragmen kuarsa
Tufa
yang
ubahan monmorilonit + haloysit.
secara
megaskopis
terlihat
adanya logam pirit, kalkopirit, malakit
•
di
saprolit
•
rampi,
dengan
Sebaran
asosiasi
mineral
butiran
emas
dan azurit dengan asosiasi mineral
sekunder/emas`alluvial terdapat pada
ubahan
S. Tobaru dan cabang-cabangnya, luas
FeChlorite + IntChlorite +
Calcite (propilitik), dibawah mikroskop
endapan
cahaya pantul teridentifikasi kalkopirit
berdasarkan GIS adalah 817.500 m2
berbutir halus tersebar dalam batuan
(daerah 2), ketebalan rata-rata material
dan mengisi rekahan.
pembawa emas`diasumsikan 0,5 m,
Sebaran butir emas letakan di wilayah
maka volume material pembawa emas
Desa Dodolo ditemukan di sepanjang
letakan di Desa Tedeboek sebesar
aliran S. Meleda, S. Mobu, S. Molutu
408.750
dan pada endapan aluvial di sungai
diuraikan
utama (S. Rampi), umumnya butir
kandungan butir emas dalam endapan
emas berukuran VFC – CC dengan
aluvial sekitar 50 mg/m3, maka sumber
alluvial
m3.
daerah
Seperti
sebelumnya
yang
ini
telah
rata-rata
daya hipotetik endapan emas alluvial di
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
409
Buku 2 : Bidang Mineral
daerah 2 (Desa Tedeboek) sebesar
prospeksi terdapat di 8 lokasi, kesemuanya
0,020438 ton.
terdapat
di
Desa
kesemuanya
Tedeboek
merupakan
dan
nilai
penyimpangan kuat.
Pembahasan Data Laboratorium
Data laboratorium yang dibahas dalam sub
bab ini adalah data laboratorium kimia
Unsur Cu : Cu mempunyai sifat mudah
mineral
sedangkan
mobilisasi dan cenderung tersebar dimana-
lainnya
dibahas
data
laboratorium
langsung
di
dalam
mana, sebaran nilai penyimpangan unsur
pembahasan sebelumnya pada sub bab
Cu lemah sampai kuat terdapat di daerah
geologi daerah prospeksi.
Desa Tandung, Desa Pincara, Desa Dodolo
Data Hasil Analisis Kimia Sedimen Sungai :
dan Desa Tedeboe.
Hasil analisis dari 80 conto geokimia
Unsur Pb : Sebaran nilai penyimpangan
sedimen sungai. menunjukkan kandungan
unsur Pb sedimen sungai., yang masing-
unsur Cu, Pb, Zn, Ag, As, Sb dan Au kadar
masing 6 lokasi nilai penyimpangan lemah
terendahnya masing-masing unsur adalah
an 6 lokasi nilai penyimpangan kuat hanya
2 ppm, 11 ppm, 19 ppm, < 0,5 ppm, < 2
terdapat di daerah sekitar Desa Tedeboe.
ppm, < 2 ppm dan < 2 ppb dan kadar
tertinggi masing-masing unsur adalah 62
Unsur Zn : Sebaran nilai penyimpangan
ppm, 88 ppm, 129 ppm, 2 ppm, 590 ppm,
unsur Zn lemah – kuat yang masing-masing
250 ppm dan 202 ppb
menunjukkan 3 lokasi penyimpangan kuat
Pengolahan Data Statistik :
dan 9 lokasi lemah terdapat di Desa
Perhitungan statistik dilakukan pada hasil
Tandung, Desa Sabbang, Desa Pincara,
analisis kimia conto sedimen sungai untuk
antara Desa Onondoa dan Desa Dodolo
mendapatkan adanya nilai penyimpangan
serta di daerah Desa Tedeboe.
(anomali) tiap unsur, hasil perhitungannya
ditampilkan pada Tabel 1.
Unsur Ag : Sebaran nilai penyimpangan
kuat unsur Ag sedimen sungai. terdapat
setempat-setempat masing-masing 1 lokasi
Sebaran Unsur :
Nilai
penyimpangan
yang
terdapat di Desa Tandung, Desa Sabbang
penyimpangan
dan Desa Masamba, 2 lokasi di Desa
lemah (> Mean + Standard Deviasi s.d. <
Pincara dan 6 lokasi terdapat di Desa
Mean + 2 Standard Deviasi) dan nilai
Tedeboe.
didapatkan
adalah
(anomali)
nilai
penyimpangan kuat (> Mean + 2 Standard
Deviasi) dan nilai penyimpangan tiap unsur
Unsur As : Sebaran nilai penyimpangan
dimaksud adalah sbb. : (Tabel 2). Sebaran
kuat unsur As terdapat setempat-setempat,
nilai penyimpangan/ anomali semua unsur
pada 2 lokasi di Desa Tedeboek.
di daerah ini disajikan pada gambar 5.
Unsur Au : Sebaran nilai penyimpangan/
Unsur Sb : Sebaran nilai penyimpangan
anomali Au sedimen sungai di daerah
unsur Sb kuat terdapat 2 lokasi di Desa
410
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Tedeboe,
masing-masing
1
lokasi
penyimpangan kuat dan lemah terdapat di
kecil telah terubah menjadi hydrous iron
oxides.
Desa Dodolo dan masing-masing 1 lokasi
nilai penyimpangan kuat terdapat di Desa
Analisis
Tandung dan Desa Pincara.
konsentrat dulang di bawah mikroskop
Korelasi Antar Unsur :
Stereo
Korelasi antar unsur digambarkan dengan
teridentifikasi dan umum ditemukan adalah
nilai persentasi (Tabel 3), adanya korelasi
kuarsa, amfibol, magnetit, piroksen, zirkon,
unsur tidak begitu kuat antara Cu – Pb –
ilmenit, oksida besi, hematit, pirit dan
Zn, angka korelasinya berkisar antara 53%
kadang-kadang anatas, rutil, garnet, biotit,
s.d. 58 % dan ketiga unsur tersebut juga
muskovit dan butir emas.
mineralogi
Binokuler,
butir
20
conto
mineral-mineral
yang
mempunyai korelasi lebih lemah dengan
unsur Ag yaitu berkisar antara 45 – 46 %.
Interpretasi Model Endapan
Unsur Au tidak menunjukkan korelasi yang
Adanya float batuan granodiorit dengan
signifikan terhadap unsur lainnya. Jika
kuarsa mengandung pirit, kalkopirit, bornit,
dilihat dari angka-angka korelasi di daerah
azurit dan malakit dan adanya butiran emas
ini diperkirakan pembentukan logam dasar
didapatkan dari hasil pendulangan saprolit
saling berkaitan antara unsur- unsur Cu -
hasil
Pb - Zn yang diikuti Ag sedangkan
Formasi Latimojong (S. Hurao/Tedeboek)
pembentukan Au tidak diikuti oleh unsur
dan butiran emas di lingkungan batuan
lain.
metavolkanik/tufa
pelapukan
batusabak/semi
sekis
Rampi
(S.
Meleda/Dodolo) maka diduga bahwa di
Hasil
analisis
kimia
8
batuan
daerah prospeksi ada mineralisasi tembaga
menunjukkan kandungan unsur Cu, Pb, Zn,
– emas didalam kontak metasomatik antara
Ag, As, Sb dan Au terendah masing-masing
granodiorit
adalah 8 ppm, 31 ppm, 8 ppm, 1 ppm, 38,98
3.
Pb
53,1 s.d 71,99
> 71,99
4.
Zn
80,4 s.d 104,07
> 104,07
5.
Ag
1,49 s.d 1,89
> 1,89
6.
As
43,1 s.d 73,2
> 73,2
7.
Sb
15,44 s.d 24,65
> 24,65
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
421
Buku 2 : Bidang Mineral
Tabel 3. Korelasi antar unsur geokimia sedimen sungai. daerah Rampi dsk.
Cu
422
Pb
Zn
Ag
Au
As
Cu
1
Pb
0,53
1
Zn
0,56
0,58
1
Ag
0,45
0,46
0,45
1
Au
0,11
0,35
0,01
-0,10
1
As
0,05
0,25
0,35
0,05
0,19
1
Sb
-0,03
-0,01
-0,03
-0,03
-0,01
-0,03
Sb
1
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
PROSPEKSI MINERAL LOGAM MULIA DI KABUPATEN LUWU UTARA,
PROVINSI SULAWESI SELATAN
Wahyu Widodo
Kelompok Program Penelitian Mineral
SARI
Di daerah prospeksi mineralisasi erat kaitannya antara intrusi granit – granodiorit dengan
batuan yang diintrusinya yaitu kelompok batusabak Formasi Latimojong dan kelompok batuan
meta-volkanik Tufa Rampi.
Dua jenis endapan diduga berkembang di daerah ini, yaitu mineralisasi emas – tembaga primer
tipe kontak metasomatik baik didalam tubuh batuan intrusi maupun di dalam batuan yang
diintrusinya dan juga endapan emas alluvial/ endapan emas plaser di dua lokasi yaitu Dodolo
dan Tedeboek dengan sumber daya hipotetik 0,107313 ton dengan kandungan emas 50
mg/m3.
Dua daerah perlu ditindaklanjuti untuk dilakukan prospeksi semi rinci yaitu daerah antara Desa
Dodolo – Desa Bangko dan Desa Tedeboek, Kecamatan Rampi dan daerah S. Salukayu, Desa
Tandung, Kecamatan Sabbang.
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
401
Buku 2 : Bidang Mineral
Baebunta
PENDAHULUAN
dan
Kecamatan
Sabbang
(Gambar 1).
Prospeksi
mineral
logam
mulia
di
Kabupaten Luwu Utara dilakukan karena
Posisi geografi Kabupaten Luwu Utara
adanya permohonan Bupati Luwu Utara
yang beribukota Masamba, terletak antara
kepada Direktur Direktorat Inventarisasi
koordinat 119o41’15”–121o43’11” BT dan
Sumber Daya Mineral untuk dilakukan
2o30’45”–2o37’30”LS
dengan
luas
+
survey bahan galian logam dan batubara
7.502,58 km
2
Kabupaten Luwu Utara melalui surat No. :
Kabupaten
Luwu
540/356/Tamb/2005
tertanggal
12
dengan Provinsi Sulawesi Tengah di bagian
Desember
dalam
rangka
utara, Kabupaten Luwu Timur di bagian,
meningkatkan ketersediaan dan keakuratan
Kabupaten Luwu dan Teluk Bone di bagian
data dan informasi sumber daya mineral di
selatan serta dengan Kabupaten Mamuju
daerah tersebut yang diharapkan dapat
(Provinsi Sulawesi Barat) dan Kabupaten
mendukung
Tana Toraja di bagian barat.
2005,
penyusunan
wilayah
dan secara administratif
Utara
berbataskan
pertambangan terkait dengan pelaksanaan
UU
No.
4
Tahun
2009
tentang
Topografi Kabupaten Luwu Utara bervariasi
mulai dari dataran rendah di daerah pesisir
Pertambangan Mineral dan Batubara.
dengan panjang garis pantai mencapai + 60
Prospeksi
mineral
dimaksudkan
logam
untuk
mulia
membuktikan
kebenaran data dan informasi adanya
km
sampai
dengan
dataran
tinggi
pegunungan dengan ketinggian > 2.000 m
dpl.
potensi/indikasi endapan emas primer dan
sekunder di Kabupaten Luwu Utara dengan
Kabupaten Luwu Utara yang dibentuk
tujuan
diketahui
berdasarkan UU No. 19 tahun 1999 dengan
dikembangkan
ibukota Masamba merupakan pemekaran
agar
kemungkinannya
dapat
untuk
dari
secara ekonomis.
Kabupaten
Luwu,
pada
saat
pembentukannya daerah ini memiliki luas
Secara umum lokasi prospeksi berada di
14.447,56 km2 dengan jumlah penduduk
Kabupaten
tetapi
442.472 jiwa. Kabupaten Luwu Utara terdiri
ditentukan
dari 11 kecamatan, 167 desa dan 4
dari
kelurahan. Pada tahun 2008 penduduknya
Luwu
pemilihan
Utara,
akan
daerahnya
berdasarkan
studi
literatur
data
sekunder yang ada (indikasi/potensi logam
berjumlah
emas dan geologi) serta diluar beberapa
dengan laju pertambahan jumlah penduduk
lokasi
pertahun
yang
telah
dilakukan
prospeksi
308.918
mencapai
mineral logam kerjasama antara Metal
penduduknya
Mining Agency of Japan – Direktorat
sebagai petani.
jiwa
6,9
bermata
(70.946
%,
KK)
86
%
pencaharian
Sumber Daya Mineral pada tahun 1992,
daerahnya
Kecamatan
402
meliputi
Rampi,
Pusat Survey Geologi telah melakukan
Kecamatan
pemetaan geologi bersistem Lembar Malili
Kecamatan
Masamba,
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
skala 1 : 250.000. Direktorat Sumber Daya
Mesozoikum – Kwarter dan batuan malihan
Mineral bekerjasama dengan JICA/MMAJ
berumur Kapur dengan terobosan granitoid
telah melakukan prospeksi mineral logam
(granodioritik sampai granitik), busur ini
daerah Kabupaten Luwu dan Kabupaten
sebarannya memanjang mulai dari Buol
Mamuju tahun 1993. PT. Citra Palu Mineral
sampai Makassar.
telah melakukan eksplorasi mineral di
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan
Geologi regional Pulau Sulawesi yang
termasuk Kabupaten Luwu Utara. PT.
disederhanakan dari beberapa lembar peta
Aneka
melakukan
geologi 1 : 250.000, disusun oleh kelompok
eksplorasi pendahuluan mineral logam di
batuan malihan berumur Paleozoikum –
Kabupaten Luwu Utara.
Mesozoikum, kelompok batuan ofiolit dan
Tambang
telah
bancuh Mesozoikum – Tersier Bawah,
Dengan
selesainya
tersusunnya
mengucapkan
Pemerintah
kegiatan
serta
kelompok batuan sedimen dan batuan
laporan
ini,
penulis
gunungapi Tersier Bawah sampai dengan
terima
kasih
kepada
Kuarter serta kelompok batuan terobosan
Utara
(andesit, basalt, granodiorit, diorit dan
Kabupaten
Luwu
khususnya Kepala Dinas Pertambangan
granit)
dan Energi beserta jajarannya yang telah
Bawah dan Tersier Atas.
berumur
Paleozoikum,
Tersier
membantu perizinan, memberikan fasilitas
dan informasi yang diperlukan, sehingga
Secara tektonik Pulau Sulawesi dibagi
pelaksanaan kegiatan prospeksi tepat pada
menjadi 2 (dua) zone busur, yaitu busur
waktunya.
barat dan busur timur, busur barat ditempati
oleh lengan utara dan lengan selatan Pulau
Geologi umum
Sulawesi serta bagian barat Sulawesi
Daerah prospeksi berada di bagian utara
Tengah, sedangkan busur timur ditempati
lengan selatan Pulau Sulawesi sebagai
oleh lengan Tenggara Sulawesi dan bagian
bagian dari mandala geologi barat yang
timur Sulawesi Tengah. Sedangkan secara
dikenal sebagai busur magmatik. Busur
litotektonik Pulau Sulawesi dibagi menjadi 3
magmatik dipisahkan menjadi dua bagian,
(tiga) mandala geologi, yaitu: mandala
yaitu busur magmatik bagian utara dan
geologi barat (busur magmatik), mandala
busur
geologi
magmatik
bagian
barat.
Busur
magmatik bagian utara disusun oleh batuan
tengah
(batuan
malihan)
dan
mandala geologi timur (ofiolit).
bersifat riodasitik sampai andesitik yang
terbentuk mulai dari Miosen – Resen
Sebaran
dengan basement basaltik berumur Eosen
logam mulia dan logam dasar di Pulau
– Oligosen dan sebarannya memanjang
Sulawesi indikasi keberadaan sumber daya
dari Buol sampai Manado sedangkan busur
mineral logam mulia dan logam dasar
magmatik
terlihat pada Gambar 2 berikut.
bagian
barat,
batuan
potensi
sumberdaya
mineral
penyusunnya lebih bersifat kontinen, terdiri
dari batuan gunungapi-sedimen berumur
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
403
Buku 2 : Bidang Mineral
Potensi sumberdaya mineral logam yang
Selama kegiatan prospeksi berlangsung
terdapat di dalam Lembar Malili pada
jumlah conto terkumpul secara keseluruhan
umumnya dan khususnya Kabupaten Luwu
adalah 200 conto yang terdiri dari 98 conto
Utara adalah emas, bijih besi dan nikel. Di
sedimen sungai., 86 conto konsentrat
daerah
dulang, 3 conto tanah dan 13 conto batuan,
Leboni,
Kecamatan
Rampi
disebutkan adanya sumberdaya hipotetik
(Gambar 3).
emas alluvial sebesar 0,02 ton logam emas
(0,31 mg/m3). Desa. Bangko, Desa Dodolo
Menyesuaikan anggaran yang ada, maka
dan Desa Tadeboe (Kecamatan Rampi)
conto-conto
serta Desa Hune dan Desa Kariango
untuk mendapatkan conto representatif
(Kecamatan Seko) ada indikasi emas.
yang
Disamping
dilakukan análisis, al. :
itu
indikasi
bijih
besi
diinformasikan terdapat di Desa Sahe
Kecamatan
Seko.
Di
daerah
Petea,
Kecamatan Bone Bone terdapat endapan
nikel berupa saprolit dan limonit, jenis
saprolit
mempunyai
49.800.000
dan
cadangan
cadangan
tersebut
dikirim
ke
dilakukan
seleksi
laboratorium
untuk
1. 9 conto tanah atau batuan terubah
dilakukan
Analisis
PIMA
(Portable
Infrared Mineral Analyzer)
2. 8 conto batuan dan 80 conto sedimen
terkira
sungai dilakukan analisis kimia mineral
terbukti
unsur-unsur Cu, Pb, Zn, Au, Ag, As dan
13.400.000 ton bijih dengan kadar Ni=
1,81% sementara jenis limonit mempunyai
cadangan terbukti 19.000.000 ton bijih
dengan kadar Ni= 1,43%.
Sb.
3. 20 conto konsentrat dulang dilakukan
analisis Mineralogi butir.
4. 2
conto
batuan
termineralisasi
dilakukan analisis Mineragrafi. dan
5. 3
Kegiatan Prospeksi
Pengumpulan data sekunder daerah ini
conto
batuan
dilakukan
analisis
Petrografi.
diperoleh dari hasil studi literatur, antara
lain berasal dari: Report on the Cooperative
Hasil Prospeksi
Mineral Exploration in the Toraja area,
Secara umum morfologi daerah prospeksi
Sulawesi the Republic of Indonesia, Phase
dapat dibagi menjadi 4 satuan morfologi,
I (Japan International Cooperation Agency
yaitu : satuan morfologi perbukitan terjal,
– Metal Mining Agency of Japan, 1992);
satuan morfologi perbukitan bergelombang,
Laporan Kontrak Karya Sulawesi Tengah
satuan morfologi dataran tinggi dan satuan
dan Sulawesi Selatan (PT. Citra Palu
morfologi dataran pantai.
Minerals, 2007); Neraca Sumber Daya
Mineral Logam dan Non Logam Pusat
Morfologi
Sumber Daya Geologi, 2007. Peta Geologi
membentuk bentang alam pegunungan
Lembar Malili 1 : 250.000, PSG oleh T.O.
berketinggian lebih dari 1.200 meter di atas
Simandjuntak, dkk., 2007.
muka laut dengan kemiringan lereng hingga
30%,
bentuk
tertinggi
404
perbukitan
terjal
lerengnya
pegununngan
umumnya
pada
bagian
terlihat
tajam
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
dengan irisan-irisan hulu sungai berbentuk
dengan Paleosen (T.O. Simanjuntak, dkk.,
V.
2007).
Satuan
morfologi
perbukitan
bergelombang, merupakan bentang alam
yang membentuk perbukitan berundulasi
Batuan Gunungapi : Batuan gunungapi
rendah dengan ketinggian berkisar antara
terdiri dari kelompok breksi andesitik – dasit
900 s.d. 1.200 m diatas muka laut. Satuan
(Formasi Lamasi), kelompok lava (batuan
morfologi dataran tinggi, yang merupakan
gunungapi
bentang alam relatif rata permukaannya
(Kelompok Tufa rampi) dan kelompok
pada ketinggian > 900 m di atas muka laut
breksi
seperti misalnya bentuk bentang alam
gunungapi Masamba), kisaran umurnya
dataran alluvial yang membentang diantara
antara
desa Dodolo dan desa Leboni. Dataran
Simajuntak, dkk., 2007).
Timepa),
gunungapi
kelompok
(Kelompok
Paleosen
–
Pliosen
tufa
batuan
(T.O.
tinggi di Desa Bangko dan Desa Tedeboek
berada pada ketinggian > 1.200 m di atas
Batuan Sedimen : Batuan sedimen di
muka laut. Pola aliran sungai yang ada di
daerah
daerah
kelompok
ini
umumnya
dendritik
dan
yang
dimaksudkan
batupasir
yang
adalah
merupakan
berangsur sejajar mengarah ke sungai
perselingan antara batupasir, konglomerat,
utama seperti S. Kukei di Leboni dan S.
napal dan batulempung tufaan yang dikenal
Toboru di Tedeboek, kedua aliran sungai
sebagai Formasi Bonebone berumur Mio –
utama ini bermuara ke S. Lariang di bagian
Pliosen (T.O. Simajuntak, dkk., 2007) yang
utara daerah prospeksi.
posisinya
menumpang
di
atas
batuan
gunungapi Lamasi dan tidak selaras diatas
Berdasarkan hasil pengamatan lapangan
batusabak Formasi Latimojong.
dengan mengacu Peta Geologi Lembar
Malili 1 : 250.000 (T.O Simanjuntak. dkk.,
Batuan Terobosan : Kelompok batuan
2007), batuan penyusun di daerah ini dapat
terobosan di daerah ini adalah granit –
dikelompokkan menjadi batuan malihan
granodiorit dari batolit Kambuno yang
(batuan
gunungapi,
umumnya telah mengalami sekistose pada
batuan sedimen dan batuan terobosan,
bagian pinggirnya, berumur Pliosen (T.O.
urutannya dari tua ke muda sebagai berikut
Simajuntak,
dkk.,
: (Gambar 4).
menempati
bagian
metamorf),
batuan
prospeksi.
Batuan
2007),
sebarannya
tengah
granit
daerah
yang
telah
Batuan Malihan (batuan metamorf) :
mengalami sekistose seperti yang terlihat
Batuan malihan disini terdiri dari beberapa
pada conto MA 31 R, secara megaskopis
yaitu
kenampakannya seperti granit akan tetapi
kelompok
batuan
serpentinit,
kelompok batuan sekis-genis (Kompleks
dari
Pompangeo), kelompok batugamping malih
menunjukkan batuan sekis yang disusun
(batu pualam).dan kelompok batusabak,
oleh kuarsa (75 %) dan sisanya, biotit,
keempat kelompok batuan malihan tersebut
serisit, garnet, mineral opak dan epidot,
diperkirakan berumur Pra Kapur sampai
memperlihatkan
pengamatan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
dibawah
tekstur
mikroskop
holokristalin,
405
Buku 2 : Bidang Mineral
granoblastik dan setempat foliasi. Batuan
sesar yang ditunjukkan breksi sesar pada
ini menerobos batuan-batuan yang relatif
batusabak.
lebih tua seperti Kelompok batusabak
Formasi Latimojong, Kelompok Tufa Rampi
Secara umum ubahan dan pelapukan
dan Kelompok batuan gunungapi Lamasi.
batuan di daerah ini terutama di lingkungan
batuan intrusif dan vulkanik dapat dilokalisir
Endapan
Permukaan
:
Endapan
pada
daerah-daerah
tinggian
yang
permukaan yang terdiri dari lumpur, pasir,
merupakan morfologi berundulasi, kondisi
kerakal dan kerikil ditemukan di daerah
dipermukaan terkesan gundul dan hanya
prospeksi
ditumbuhi
dataran
adalah
tinggi
endapan
Dodolo,
alluvial
Bangko
di
semak
atau
ilalang.
Pada
dan
umumnya indikasi ini menandakan adanya
Tedeboek serta endapan alluvial pantai di
pelapukan batuan dengan tingkat oksidasi
bagian selatan daerah prospeksi yang
kuat dari batuan intrusif atau batuan
merupakan dataran pantai.
vulkanik (tufa) yang dicirikan oleh tanah/
saprolit berwarna merah/ terlimonitisasi
Struktur
geologi
di
kuat/limonitic soil sebaran ubahan dan
daerah prospeksi adalah struktur sesar
pelapukan batuan semacam ini merata
dengan arah umum baratlaut – tenggara
pada
dan sesar yang diperkirakan terbentuk
Desa Dodolo (bagian timur) – Desa Bangko
kemudian adalah sesar berarah utara –
(bagian
selatan
(bagian barat).
sampai
baratdaya.
yang
berkembang
dengan
Pengamatan
timurlaut
–
puncak-puncak
tengah)
ketinggian
dan
Desa
antara
Tedeboek
lapangan
menunjukkan bahwa sesar utama/ sesar
Jenis
geser berarah timurlaut – tenggara yang
umumnya argilitisasi (mika/biotit/ muskovit,
searah dengan aliran S. Kukei. Bentukan
pirit/ oksida, kuarsa dan lempung/ clay). Di
sesar utama ini ditandai dengan graben
daerah aliran S. Toboru (Desa Tedeboek)
atau pedataran Leboni di bagian hulu S.
setempat terlihat kaolinnisasi yang dicirikan
Kukei dan munculnya umbul-umbul air/uap
oleh sifat elastisitas lempung berwarna
panas di bagian hilir S. Kukei. Sesar utama
putih
ini merupakan bagian dari pengaruh sesar
batuan terubah pada umumnya masih
regional Palu yang memanjang dari Teluk
meninggalkan jejak atau trace di dalam
Bone di pantai timur Sulawesi Selatan
saprolit
hingga pantai barat Palu di Sulawesi
menyudut tanggung – membulat yang
Tengah yang dikenal sebagai sesar Palu –
tersebar
Koro. Demikian halnya dengan aliran S.
contoh batuan intrusif diorit kuarsa dengan
Toboru di Tedebokek, merupakan sesar
quartz stockwork (MM 29 R dan MM 30 R),
yang membentuk diagonal – α1 terhadap
pelapukannya
sesar S. Kukei yang sejajar dengan sesar
adanya sebaran fragmen-fragmen kuarsa
regional
indikasinya
amorf menyudut. Hasil analisis PIMA conto
teramati di pinggir S. Toboru berupa zona
M 29 R menunjukkan adanya mineral
406
Palu,
salah
satu
ubahan
keabuan
batuan
(tanah
berupa
di
yang
liat).
kerakal
punggungan
berupa
teramati
Pelapukan
berbentuk
bukit,
saprolit
seperti
terlihat
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
ubahan muskovit + illit + halloysit + phengit
Float batuan dari S. Salukayu berupa
(filik) sedangkan MM 30 R menunjukkan
batuan meta-volkanik terubah mengandung
mineral
pirit tersebar (MM 02 F), interpretasi
ubahan
kaolinit
+
halloisit
+
montmorillonit (argilik).
spektra batuan ini menunjukkan hadirnya
mineral ubahan kaolinit + paragonit (argilik
Di daerah aliran S. Kukei – Leboni yang
?),
didominasi oleh batuan intrusif granitik telah
mikroskop cahaya pantul mineral logam
terubah kuat (argilitisasi dan kaolinnisasi),
yang teridentifikasi adalah pirit berbutir
mineral
halus hingga + 0,5 mm, tersebar dalam
mika
(biotit,
muskovit)
sangat
sedangkan
pengamatan
dibawah
batuan dan sebagian telah terubah menjadi
umum ditemukan dalam saprolit.
hydrous iron oxides.
Di daerah prospeksi indikasi pemineralan
ditunjukkan adanya float batuan terubah
Indikasi pemineralan logam mulia (emas)
mengandung mineral sulfida, float batuan
ditunjukkan adanya butiran-butiran emas
tersebut berasal dari S. Mobu dan S.
dari hasil pendulangan di beberapa lokasi
Meleda (Desa Dodolo, Kecamatan Rampi)
di wilayah Desa Salukayu (Kecamatan
dan dari S. Salukayu (Desa Tandung,
Sabbang), di Desa Dodolo dan Desa
Kecamatan Sabbang).
Tedeboek (Kecamatan Rampi). Kegiatan
pendulangan
emas
berlangsung
berupa
(propilitik)
dilakukan yaitu penggalian dasar sungai di
dengan urat-urat kuarsa dan mineral sulfida
sepanjang S. Maleda, Desa Dodolo, (Foto
(pirit,
azurit,
2) dan penggalian saprolit hasil pelapukan
interpretasi spektra menunjukkan kehadiran
batusabak dari bagian atas dinding S.
mineral ubahan FeChlorite + IntChlorite +
Hurao
Calcite, sedangkan pengamatan dibawah
Tedeboek (Foto 3).
kalkopirit),
terubah
malakit
dan
(cabang
S.
saat
masih
Float batuan dari S. Mobu (MW 05 F)
granodiorit
pada
rakyat
prospeksi
Tobaru
ini
di
Desa
kedua
lokasi
emas
rakyat
mikroskop cahaya pantul mineral logam
yang teridentifikasi adalah kalkopirit berbutir
Lingkungan
halus,
kegiatan
tersebar
dalam
batuan
sampai
mengisi rekahan, sebagian terubah menjadi
merupakan
hydrous iron oxides (Foto 1).
batusabak
geologi
di
pendulangan
daerah
dengan
kontak
intrusi
antara
granit
–
granodiorit atau antara batuan gunungapi
Singkapan/float batuan di S. Meleda (lokasi
dengan intrusi granit – granodiorit.
pendulangan emas rakyat) menunjukkan
gejala ubahan propilitik dengan hadirnya
Butiran emas hasil pendulangan di S.
mineral-mineral ubahan : muskovit + illit +
Maleda atau pada aliran sungai Tobaru
paragonit (MW 04 F) dan muskovit + Fe
umumnya berbentuk butir pipih, menyudut
khlorit + Paragonit + Illit + Int khlorit (MW 04
– menyudut tanggung berukuran VVFC –
F1).
CC dengan (Foto 4), sedangkan butiran
emas yang berasal dari saprolit pelapukan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
407
Buku 2 : Bidang Mineral
batusabak (semi sekis) pada bagian atas
berkomposisi dioritik kuarsa berasosiasi
tebing
dengan stockworks dan telah mengalami
S.
Hurao
umumnya
berukuran
sangat kasar (nugget) dengan bentuk padat
ubahan
–
kemungkinan tersebar (disseminated) dan
pipih
(flat),
membulat
tanggung
–
kuat,
sifat
pemineralannya
menyudut tanggung, tekstur kasar (rigid)
tidak
dan bersudut tajam (sharp) (Foto 5),
pemineralan kemungkinan juga terjadi pada
kadang terlihat seperti kumpulan butir-butir
batuan
halus yang menyatu.
metasedimen/meta
berupa
urat,
kontak
disamping
(batuan
itu
samping)
vulkanik
yang
tersilisifikasi kuat.
Hasil pengamatan konsentrat dulang di
daerah prospeksi yang diambil dari sungai
Pembahasan Hasil Prospeksi
orde 1, orde 2 dan orde 3, secara
Pembahasan Data Lapangan : Sebelum
megaskopis antara lain magnetit, hematit,
melakukan kegiatan prospeksi pada daerah
ilmenit, zirkon, kuarsa dan beberapa lokasi
yang sudah direncanakan dari Bandung
pendulangan ditemukan adanya butiran
(Kecamatan
emas. Pendulangan yang dilakukan selama
Masamba), terlebih dahulu tim berkoodinasi
prospeksi berasal dari material pasir –
dengan Kepala Dinas Pertambangan dan
kerikil
Energi
dengan
hasil
penggalian
rata-rata
dasar
volume
sungai
pendulangan
Rampi
Kabupaten
mendapatkan
dan
Luwu
saran,
Kecamatan
Utara
untuk
masukan
dan
sebanyak 10 liter. Conto konsentrat dulang
informasi yang diperlukan. Dari masukan
yang ditemukan adanya butiran emas
yang didapatkan dan dukungannya maka
berasal dari daerah Dodolo dan Tedeboek
diputuskan
pada 5 lokasi dengan ukuran VFC s/d CC
direncanakan dari Bandung perlu juga
selain
daerah
yang
sudah
dilakukan prospeksi di Desa Salukayu,
Keberadaan butir emas di kedua lokasi
Kecamatan
Dodolo
merata,
yang didapat di daerah ini beberapa waktu
tidak umum
yang lalu pernah ada kegiatan pendulangan
dan
Tedeboek
tidak
kandungan 1.201,85 mg/m
3
dari endapan alluvial yang ada di daerah ini
Sabbang,
karena
informasi
emas rakyat.
kecuali bila pendulangan dilakukan dari
penggalian saprolit di bagian atas dinding
Prospeksi di Desa Tandung, Kecamatan
S. Hurau (Desa Tedeboek) yang sering
Sabbang :
mendapatkan butir emas berukuran nugget.
Umumnya
pendulangan
dari
endapan
alluvial berkisar antara 2,6 sampai dengan
3
93,75 mg/m atau rata-ratanya sekitar 50
3
mg/m .
•
Hasil prospeksi di S. Salukayu hanya
mendapatkan
bekas-bekas
penggalian/pendulangan, lokasi bekas
aktifitas pendulangan adalah cabang S.
Salukayu yang merupakan S. orde 1.
Lingkungan geologi lokasi ini litologinya
Pemineralan emas di daerah Tedeboek -
merupakan lingkungan kontak antara
Dodolo
erat
batusabak dengan granit, di lokasi ini
intrusif
juga ditemukan adanya float batuan
dan
hubungannya
408
sekitarnya
dengan
diduga
batuan
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
meta-volkanik
argilic)
terubah
yang
(silicified
–
menunjukkan
struktur/tekstur skistosik dengan sulfida
•
bentuk
•
butir
pipih,
menyudut
–
menyudut tanggung.
Sebaran emas letakan/emas aluvial di
pirit tersebar dengan asosiasi mineral
S. Rampi berdasarkan GIS sebarannya
ubahan kaolinit + paragonit (argilik ?).
seluas 3.475.000 m2, asumsi ketebalan
Prospeksi di Desa Dodolo, Kecamatan
rata-rata material pembawa butir emas
Rampi :
0,5 m maka volume material pembawa
Lingkungan geologi daerah mineralisasi
emas letakan di desa Dodolo (daerah
ini merupakan kontak antara granit –
1) 1.737.500 m3. Bila kandungan rata-
granodiorit dengan batuan gunungapi
rata
(Tufa Rampi) atau dengan batusabak
dikemukakan di atas maka sumber
Formasi Latimojong yang menunjukkan
daya hipotetik emas alluvial di daerah
asosiasi mineral ubahan muskovit + Fe
Dodolo sebesar 0,086875 ton.
50
mg/m3
seperti
yang
khlorit + Paragonit + illit + Int. khlorit
•
(ubahan propilitik) dan muskovit + illit +
Prospeksi di Desa Tedeboek, Kecamatan
paragonit.
Rampi :
Umumnya
pada
bagian
permukaan puncak bukit di daerah ini
Butiran emas nugget sering ditemukan dari
tidak begitu subur tanamannya (gundul
pendulangan
keadaannya), karena gejala oksidasi
batusabak
sangat kuat yang ditunjukkan oleh
baratdaya, lokasinya pada tebing S. Hurao
lapisan
(Desa
tanah
berwarna
merah
zona
Tedeboek).
hasil
sesar
pelapukan
timurlaut
Lingkungan
–
geologi
(limmonitic soil).
daerah ini kontak antara granit – granodiorit
Di S. Mobu ditemukan float batuan
dengan batusabak Formasi Latimijong dan
granodiorit dengan fragmen kuarsa
Tufa
yang
ubahan monmorilonit + haloysit.
secara
megaskopis
terlihat
adanya logam pirit, kalkopirit, malakit
•
di
saprolit
•
rampi,
dengan
Sebaran
asosiasi
mineral
butiran
emas
dan azurit dengan asosiasi mineral
sekunder/emas`alluvial terdapat pada
ubahan
S. Tobaru dan cabang-cabangnya, luas
FeChlorite + IntChlorite +
Calcite (propilitik), dibawah mikroskop
endapan
cahaya pantul teridentifikasi kalkopirit
berdasarkan GIS adalah 817.500 m2
berbutir halus tersebar dalam batuan
(daerah 2), ketebalan rata-rata material
dan mengisi rekahan.
pembawa emas`diasumsikan 0,5 m,
Sebaran butir emas letakan di wilayah
maka volume material pembawa emas
Desa Dodolo ditemukan di sepanjang
letakan di Desa Tedeboek sebesar
aliran S. Meleda, S. Mobu, S. Molutu
408.750
dan pada endapan aluvial di sungai
diuraikan
utama (S. Rampi), umumnya butir
kandungan butir emas dalam endapan
emas berukuran VFC – CC dengan
aluvial sekitar 50 mg/m3, maka sumber
alluvial
m3.
daerah
Seperti
sebelumnya
yang
ini
telah
rata-rata
daya hipotetik endapan emas alluvial di
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
409
Buku 2 : Bidang Mineral
daerah 2 (Desa Tedeboek) sebesar
prospeksi terdapat di 8 lokasi, kesemuanya
0,020438 ton.
terdapat
di
Desa
kesemuanya
Tedeboek
merupakan
dan
nilai
penyimpangan kuat.
Pembahasan Data Laboratorium
Data laboratorium yang dibahas dalam sub
bab ini adalah data laboratorium kimia
Unsur Cu : Cu mempunyai sifat mudah
mineral
sedangkan
mobilisasi dan cenderung tersebar dimana-
lainnya
dibahas
data
laboratorium
langsung
di
dalam
mana, sebaran nilai penyimpangan unsur
pembahasan sebelumnya pada sub bab
Cu lemah sampai kuat terdapat di daerah
geologi daerah prospeksi.
Desa Tandung, Desa Pincara, Desa Dodolo
Data Hasil Analisis Kimia Sedimen Sungai :
dan Desa Tedeboe.
Hasil analisis dari 80 conto geokimia
Unsur Pb : Sebaran nilai penyimpangan
sedimen sungai. menunjukkan kandungan
unsur Pb sedimen sungai., yang masing-
unsur Cu, Pb, Zn, Ag, As, Sb dan Au kadar
masing 6 lokasi nilai penyimpangan lemah
terendahnya masing-masing unsur adalah
an 6 lokasi nilai penyimpangan kuat hanya
2 ppm, 11 ppm, 19 ppm, < 0,5 ppm, < 2
terdapat di daerah sekitar Desa Tedeboe.
ppm, < 2 ppm dan < 2 ppb dan kadar
tertinggi masing-masing unsur adalah 62
Unsur Zn : Sebaran nilai penyimpangan
ppm, 88 ppm, 129 ppm, 2 ppm, 590 ppm,
unsur Zn lemah – kuat yang masing-masing
250 ppm dan 202 ppb
menunjukkan 3 lokasi penyimpangan kuat
Pengolahan Data Statistik :
dan 9 lokasi lemah terdapat di Desa
Perhitungan statistik dilakukan pada hasil
Tandung, Desa Sabbang, Desa Pincara,
analisis kimia conto sedimen sungai untuk
antara Desa Onondoa dan Desa Dodolo
mendapatkan adanya nilai penyimpangan
serta di daerah Desa Tedeboe.
(anomali) tiap unsur, hasil perhitungannya
ditampilkan pada Tabel 1.
Unsur Ag : Sebaran nilai penyimpangan
kuat unsur Ag sedimen sungai. terdapat
setempat-setempat masing-masing 1 lokasi
Sebaran Unsur :
Nilai
penyimpangan
yang
terdapat di Desa Tandung, Desa Sabbang
penyimpangan
dan Desa Masamba, 2 lokasi di Desa
lemah (> Mean + Standard Deviasi s.d. <
Pincara dan 6 lokasi terdapat di Desa
Mean + 2 Standard Deviasi) dan nilai
Tedeboe.
didapatkan
adalah
(anomali)
nilai
penyimpangan kuat (> Mean + 2 Standard
Deviasi) dan nilai penyimpangan tiap unsur
Unsur As : Sebaran nilai penyimpangan
dimaksud adalah sbb. : (Tabel 2). Sebaran
kuat unsur As terdapat setempat-setempat,
nilai penyimpangan/ anomali semua unsur
pada 2 lokasi di Desa Tedeboek.
di daerah ini disajikan pada gambar 5.
Unsur Au : Sebaran nilai penyimpangan/
Unsur Sb : Sebaran nilai penyimpangan
anomali Au sedimen sungai di daerah
unsur Sb kuat terdapat 2 lokasi di Desa
410
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
Buku 2 : Bidang Mineral
Tedeboe,
masing-masing
1
lokasi
penyimpangan kuat dan lemah terdapat di
kecil telah terubah menjadi hydrous iron
oxides.
Desa Dodolo dan masing-masing 1 lokasi
nilai penyimpangan kuat terdapat di Desa
Analisis
Tandung dan Desa Pincara.
konsentrat dulang di bawah mikroskop
Korelasi Antar Unsur :
Stereo
Korelasi antar unsur digambarkan dengan
teridentifikasi dan umum ditemukan adalah
nilai persentasi (Tabel 3), adanya korelasi
kuarsa, amfibol, magnetit, piroksen, zirkon,
unsur tidak begitu kuat antara Cu – Pb –
ilmenit, oksida besi, hematit, pirit dan
Zn, angka korelasinya berkisar antara 53%
kadang-kadang anatas, rutil, garnet, biotit,
s.d. 58 % dan ketiga unsur tersebut juga
muskovit dan butir emas.
mineralogi
Binokuler,
butir
20
conto
mineral-mineral
yang
mempunyai korelasi lebih lemah dengan
unsur Ag yaitu berkisar antara 45 – 46 %.
Interpretasi Model Endapan
Unsur Au tidak menunjukkan korelasi yang
Adanya float batuan granodiorit dengan
signifikan terhadap unsur lainnya. Jika
kuarsa mengandung pirit, kalkopirit, bornit,
dilihat dari angka-angka korelasi di daerah
azurit dan malakit dan adanya butiran emas
ini diperkirakan pembentukan logam dasar
didapatkan dari hasil pendulangan saprolit
saling berkaitan antara unsur- unsur Cu -
hasil
Pb - Zn yang diikuti Ag sedangkan
Formasi Latimojong (S. Hurao/Tedeboek)
pembentukan Au tidak diikuti oleh unsur
dan butiran emas di lingkungan batuan
lain.
metavolkanik/tufa
pelapukan
batusabak/semi
sekis
Rampi
(S.
Meleda/Dodolo) maka diduga bahwa di
Hasil
analisis
kimia
8
batuan
daerah prospeksi ada mineralisasi tembaga
menunjukkan kandungan unsur Cu, Pb, Zn,
– emas didalam kontak metasomatik antara
Ag, As, Sb dan Au terendah masing-masing
granodiorit
adalah 8 ppm, 31 ppm, 8 ppm, 1 ppm, 38,98
3.
Pb
53,1 s.d 71,99
> 71,99
4.
Zn
80,4 s.d 104,07
> 104,07
5.
Ag
1,49 s.d 1,89
> 1,89
6.
As
43,1 s.d 73,2
> 73,2
7.
Sb
15,44 s.d 24,65
> 24,65
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009
421
Buku 2 : Bidang Mineral
Tabel 3. Korelasi antar unsur geokimia sedimen sungai. daerah Rampi dsk.
Cu
422
Pb
Zn
Ag
Au
As
Cu
1
Pb
0,53
1
Zn
0,56
0,58
1
Ag
0,45
0,46
0,45
1
Au
0,11
0,35
0,01
-0,10
1
As
0,05
0,25
0,35
0,05
0,19
1
Sb
-0,03
-0,01
-0,03
-0,03
-0,01
-0,03
Sb
1
Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009