Permen Dekon Salinan

SALINAN

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP
NOMOR  20  TAHUN 2009
TENTANG
URUSAN PEMERINTAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP YANG DAPAT
DIDEKONSENTRASIKAN
MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,
Menimbang

: a.

bahwa   dalam   rangka   efisiensi   dan
efektifitas,  
  penyelenggaraan   urusan
Pemerintah di bidang lingkungan hidup dapat
dilimpahkan   kepada   gubernur   selaku   wakil
Pemerintah di daerah;
b.
bahwa   berdasarkan   ketentuan   Pasal   16
ayat (5) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun

2008   tentang   Dekonsentrasi   dan   Tugas
Pembantuan,   lingkup   urusan   pemerintahan
yang   akan   dilimpahkan   kepada   gubernur
ditetapkan dengan peraturan menteri;
c.
bahwa   berdasarkan   pertimbangan
sebagaimana   dimaksud   dalam   huruf   a   dan
huruf   b   perlu   menetapkan   Peraturan   Menteri
Negara   Lingkungan   Hidup   tentang   Urusan
Pemerintah Di Bidang Lingkungan Hidup Yang
Dapat Didekonsentrasikan;

Mengingat

: 1.

Undang­Undang   Nomor   23
Tahun   1997   tentang   Pengelolaan   Lingkungan
Hidup   (Lembaran   Negara   Republik   Indonesia
Tahun   1997   Nomor   68,   Tambahan   Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 
2.
Undang­Undang   Nomor   17
Tahun   2003   tentang   Keuangan   Negara
(Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Tahun
2003   Nomor   47,   Tambahan   Lembaran   Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
3.
Undang­Undang   Nomor   25
Tahun   2004   tentang   Sistem   Perencanaan
Pembangunan   Nasional   (Lembaran   Negara
Republik   Indonesia   Tahun   2004   Nomor   104,
Tambahan   Lembaran   Negara   Republik
Indonesia Nomor 4421);
1

4.

5.


6.

7.

8.

9.

Undang­Undang   Nomor   32
Tahun   2004   tentang   Pemerintahan   Daerah
(Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Tahun
2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Undang­Undang
Nomor   12   Tahun   2008   tentang   Perubahan
Kedua Atas Undang­Undang Nomor 32 Tahun
2004   tentang   Pemerintahan   Daerah   (Lembar
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
59,   Tambahan   Lembaran   Negara   Republik
Indonesia Nomor 4844);

Peraturan   Pemerintah   Nomor
79   Tahun   2005   tentang   Pedoman   Pembinaan
dan
 
Pengawasan
 
Penyelenggaraan
Pemerintahan   Daerah   (Lembaran   Negara
Republik   Indonesia   Tahun   2005   Nomor   165,
Tambahan   Lembaran   Negara   Republik
Indonesia Nomor 4493);
Peraturan   Pemerintah   Nomor
40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan
Rencana   Pembangunan   Nasional   (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
97,   Tambahan   Lembaran   Negara   Republik
Indonesia Nomor 4664);
Peraturan   Pemerintah   Nomor
38   Tahun   2007   tentang   Pembagian   Urusan
Pemerintahan

 
Antara
 
Pemerintah,
Pemerintahan   Daerah   Provinsi,   dan
Pemerintahan   Daerah   Kabupaten/Kota
(Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Tahun
2007   Nomor   82,   Tambahan   Lembaran   Negara
Republik Indonesia Nomor 4737);
Peraturan   Pemerintah   Nomor
7   Tahun   2008   tentang   Dekonsentrasi   dan
Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik
Indonesia   Tahun   2008   Nomor   20,   Tambahan
Lembaran   Negara   Republik   Indonesia   Nomor
4816);
Peraturan   Presiden   Nomor   9
Tahun   2005   tentang   Kedudukan,   Tugas,
Fungsi,   Susunan   Organisasi,   dan   Tata   Kerja
Kemeneterian   Negara   Lingkungan   Hidup
sebagaimana   telah   diubah   terakhir   dengan

Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006;
MEMUTUSKAN:
2

Menetapkan

: PERATURAN   MENTERI   NEGARA   LINGKUNGAN
HIDUP   TENTANG  URUSAN   PEMERINTAH   DI
BIDANG   LINGKUNGAN   HIDUP   YANG   DAPAT
DIDEKONSENTRASIKAN. 

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari Pemerintah kepada
gubernur sebagai wakil Pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal
di wilayah tertentu.
2. Pemerintah Pusat, yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presi­
den Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan ne­
gara   Republik   Indonesia   sebagaimana   dimaksud   dalam   Undang­
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Menteri adalah Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang pengelolaan lingkungan hidup. 
Pasal 2
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan acuan bagi:
a.
unit   kerja   di   lingkungan   Kementerian   Negara   Lingkungan
Hidup dalam menetapkan urusan pemerintahan di bidang lingkungan
hidup yang dapat didekonsentrasikan; dan
b.
gubernur   dalam   melaksanakan   dekonsentrasi   di   bidang
lingkungan hidup.
Pasal 3
(1)  Urusan   pemerintah   di   bidang   lingkungan   hidup   yang   dapat
didekonsentrasikan meliputi: 
a.
pengawasan   pelaksanaan   kegiatan   pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun (pemusnahan, penimbunan
dan pemanfaatan);
b.
pembinaan   terhadap   pelaksanaan   pengawasan

pengelolaan   dan   pemantauan   lingkungan   hidup   bagi   usaha
dan/atau   kegiatan   yang   wajib   dilengkapi   analisis   mengenai
dampak   lingkungan   hidup   (AMDAL)   yang   menjadi   urusan   wajib
Pemerintah,   khususnya   pelaksanaan   pemantauan   rencana
pengelolaan   lingkungan   hidup   (RKL)   dan   rencana   pemantauan
lingkungan hidup (RPL);
c.
pelaksanaan   pemantauan   kualitas   air   pada
sumber   air   skala   nasional   dan/atau   merupakan   lintas   batas
negara;
d.
pemantauan   kualitas   udara   lintas   provinsi   atau
lintas batas negara (asap kebakaran hutan, hujan asam dan gas
rumah kaca);
e.
pemantauan kualitas lingkungan wilayah pesisir
dan laut skala nasional;
3

f.


penanggulangan dampak dan pemulihan dampak
lingkungan   hidup   yang   berkaitan   dengan   kebakaran   hutan
dan/atau lahan skala nasional dan/atau lintas batas negara; 
g.
pengawasan   atas   pelaksanaan   pengendalian
kerusakan   dan/atau   pencemaran   lingkungan   hidup   yang
berkaitan   dengan   kebakaran   hutan   dan/atau   lahan   yang
berdampak atau diperkirakan dapat berdampak skala nasional;
h.

pengawasan   atas   pelaksanaan   pengendalian
kerusakan   tanah   yang   berdampak   atau   diperkirakan   dapat
berdampak skala nasional;
i.
pembinaan   dan
 pengawasan   terhadap
laboratorium lingkungan; 
j.
penyelenggaraan   pendidikan   dan   pelatihan   di

bidang lingkungan hidup yang bersifat strategis; 
k.
pembinaan   dan   pengawasan   atas   pelaksanaan
urusan pemerintahan daerah di bidang pengendalian lingkungan
hidup; dan/atau 
l.
 
pemantauan   dan   pengawasan   pelaksanaan
konservasi keanekaragaman hayati skala nasional. 
(2) Selain   urusan   pemerintah   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1),
terhadap   pelaksanaan   pemantauan  dana   alokasi   khusus   (DAK)   di
bidang lingkungan hidup juga dapat didekonsentrasikan.
Pasal 4
Urusan   pemerintah   di   bidang   lingkungan   hidup   yang   dapat
didekonsentrasikan   sebagaimana   dimaksud   dalam   Pasal   3   ditentukan
berdasarkan:  
a. efisiensi dan efektifitas;
b. kemampuan keuangan negara; 
c. sinkronisasi  antara  rencana   kegiatan  dekonsentrasi  dengan rencana
pembangunan daerah; dan

d. kriteria dan mekanisme pelimpahan serta penarikan kembali urusan
pemerintah   di   bidang   lingkungan   hidup   sebagaimana   tercantum
dalam Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
Peraturan Menteri ini.
Pasal 5
Gubernur   dapat   mengusulkan   program   dan/atau   kegiatan   yang
berkaitan dengan urusan pemerintah di bidang lingkungan hidup yang
dapat didekonsentrasikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 kepada
Menteri.
(1)

Pasal 6
Penyelenggaraan   dekonsentrasi   di   bidang   lingkungan   hidup
sebagaimana   dimaksud   dalam   Pasal  3  diatur   dengan   Peraturan
Menteri tersendiri. 
4

(2)

Peraturan   Menteri   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)
mengatur antara lain: 
a.
  jenis kegiatan yang akan didekonsentrasikan;
b.
  provinsi yang akan menerima dana dekonsentrasi;
c.
  petunjuk   teknis   pelaksanaan   dekonsentrasi   di   bidang
lingkungan hidup;
d.
  pendanaan; dan
e.
  pertanggungjawaban   dan   pelaporan   penyelenggaraan
program dan/atau kegiatan disertai dengan formatnya. 

(3)

Pelaporan   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (2)   huruf   e
dikoordinasikan oleh unit kerja yang tugas dan tanggungjawabnya di
bidang   perencanaan   dengan   melibatkan   unit   kerja   terkait   di
lingkungan Kementerian Negara Lingkungan Hidup. 

Pasal 7
(1)
Menteri   melakukan   pembinaan  terhadap  pelaksanaan
dekonsentrasi di bidang lingkungan hidup. 
(2)
Pembinaan   sebagaimana   dimaksud   pada   ayat   (1)   dapat
berupa antara lain fasilitasi, bimbingan teknis, dan/atau pemberian
orientasi umum. 
Pasal 8
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

   Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal : 22 Mei 2009    
MENTERI NEGARA 
LINGKUNGAN HIDUP, 
       

     ttd
RACHMAT WITOELAR

Salinan sesuai dengan aslinya
Deputi MENLH Bidang 
Penaatan Lingkungan,
ttd

Ilyas Asaad.

5

6