TA PER 1307035 Chapter1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis, tidak
ditularkan dari satu orang ke orang lain. PTM mempunyai durasi yang
panjang dan umumnya berkembang lambat. PTM menjadi masalah kesehatan
masyarakat baik secara global, regional, nasional, dan lokal. Salah satu
penyakit tidak menular yang menyita banyak perhatian adalah diabetes
mellitus (Kemenkes, 2013).
Diabetes mellitus adalah sekelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik terjadinya peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemi), yang
terjadi akibat kelainan sekresi insulin, aktivitas insulin dan keduanya
(Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes merupakan penyakit menahun yang akan
diderita seumur hidup. Komplikasi yang sering ditimbulkan yaitu stroke,
gagal ginjal, jantung, nefropati, dan gangren. Selain terjadi komplikasi,
diabetes juga dapat menimbulkan dampak sosio ekonomi dan kerugian bagi
penderita.
Kerugian langsung meliputi biaya perawatan, pelayanan medis, rawat
jalan, pembedahan, obat-obatan, uji laboratorium serta biaya peralatan.
Kerugian tidak langsung mencakup kehilangan hari kerja yang mengakiatkan
hilangnya pendapatan dan penghasilan, pembayaran asuransi, kerugian
perorangan serta hal-hal yang tidak dapat dihitung seperti rasa nyeri dan
ketidaknyamanan selama sakit (Perkeni, 2011).
Menurut data dari organisasi kesehatan di dunia World Health
Organisation (WHO), diperkirakan jumlah penyandang diabetes mellitus di
Indonesia mencapai 21,3 juta orang pada tahun 2030, Sedangkan dari hasil
International Diabetes Federation (IDF), diperkirakan jumlah penderita
diabetes melitus mencapai lebih dari 371 juta jiwa di seluruh dunia yang
berusia antara 20-79 tahun. Indonesia menduduki urutan ketujuh dengan
1
Khalimah, 2016
GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG DIABETES MELLITUS TYPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADASUKAKOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kejadian diabetes paling tinggi, di bawah China, India, USA, Brazil, Rusia,
dan Meksiko (Kemenkes, 2013).
Sebagian besar penyandang diabetes di Indonesia adalah kelompok
diabetes mellitus type II yaitu lebih dari 90% dari seluruh populasi diabetes,
sedangkan penyandang diabetes mellitus type I lebih sedikit jumlahnya
(Perkeni, 2011). Jumlah penderita diabetes di Indonesia tahun 2000 mencapai
8,43 juta jiwa dan diperkirakan mencapai 21,257 juta jiwa pada tahun 2030,
bahkan saat ini prevalensi diabetes di Indonesia menduduki urutan ke enam
didunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 4 juta
orang meninggal setiap tahun akibat komplikasi (Kemenkes, 2013).
Pada tahun 2013 terdapat 15 kabupaten kota dengan angka kejadian
diabetes melitus melebihi angka kejadian diabetes mellitus Provinsi Jawa
Barat. Sedangkan tahun 2012 sebanyak 10 kabupaten kota. Berarti pada tahun
2013 mengalami peningkatan jumlah kabupaten kota dengan kejadian
diabetes mellitus melebihi angka kejadian provinsi (Dinkes Provinsi Jawa
Barat, 2013).
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 prevalensi diabetes mellitus di
Indonesia sebesar 2,1%, sedangkan prevalensi diabetes mellitus terdiagnosis
dokter atau gejala di Jawa Barat sebesar 2,0 %. Prevalensi diabetes mellitus
pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada laik-laki. (Dinkes Provinsi
Jawa Barat, 2013). Kecenderungan kejadian penyakit diabetes mellitus di
Kota Bandung pada tahun 2015 relatif cenderung meningkat dibanding tahun
2014. Angka kejadian diabetes mellitus 2015 mencapai 31.711 penduduk,
sedangkan tahun 2014 mencapai 24.301 penduduk (Dinkes Kota Bandung,
2015).
Penelitian Trisnawati, Kurnia dan Setyorogo pada tahun 2012 di
Puskesmas Kecamatan Cengkareng, menyebutkan bahwa faktor yang
berhubungan dengan diabetes mellitus type II adalah umur, riwayat keluarga,
aktifitas fisik, tekanan darah tinggi, stres, dan kadar kolesterol. Demikian juga
penelitian oleh Awad, Langi, dan Pandelaki (2013) menunjukkan bahwa
faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian diabetes adalah Indeks
2
Khalimah, 2016
GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG DIABETES MELLITUS TYPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADASUKAKOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Masa Tubuh (IMT) >23, hipertensi >140/90 mmHg, riwayat keluarga, dan
umur ≥ 40 tahun.
Penyakit Diabetes Mellitus secara umum diakibatkan oleh konsumsi
makanan yang tidak terkontrol atau sebagai efek samping dari pemakaian
obat-obat tertentu. Diabetes Mellitus disebabkan oleh tidak cukupnya hormon
insulin yang dihasilkan pankreas untuk menetralkan gula darah pada tubuh.
Hormon insulin berguna untuk memproses glukosa yang berasal dari
makanan dan minuman yang anda konsumsi. Apabila pankreas sudah normal
atau produksi insulin sudah cukup, maka gula darah akan terproses dengan
baik, artinya orang yang bersangkutan telah kerusakan kerja pankreas tidak
sempurna. Akibatnya pankreas tidak menghasilkan hormon insulin yang
cukup untuk menetralkan gula darah. Adapun faktor-faktor yang dapat
menyebabkan
diabetes
mellitus
yaitu
faktor
keturunan,
obesitas,
mengkonsumsi makanan instan, kelainan hormon, hipertensi, merokok, stres,
terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat, kerusakan sel pankreas (Susilo
dan Wulandari, 2011).
Diabetes Mellitus dibagi menjadi dua jenis yang paling umum yaitu
diabetes mellitus type I dan diabetes mellitus type II. Diabetes mellitus type I
adalah penyakit autoimun dimana tubuh kita tidak dapat menghasilkan insulin
(ADA, 2010). Sedangkan diabetes mellitus type II adalah gangguan
metabolisme, dimana terjadi penurunan sensitivitas terhadap insulin
(resistensi insulin) atau penurunan produksi insulin (Smeltzer dan Bare,
2002).
Dibetes mellitus type II paling banyak dijumpai di masyarakat, insidennya
mencapai 90-95% dari semua diabetes mellitus. Diabetes mellitus type II
merupakan
diabetes
melitus
yang
tidak
tergantung
pada
insulin.
Penatalaksanaannya adalah dengan diet yang tepat, olahraga, terapi (jika
diperlukan) dan pemantauan gula darah tetap terkontrol dalam batas normal
(Smeltzer dan Bare, 2002). Pengetahuan tentang diabetes merupakan
komponen penting untuk pengendalian maupun pencegahan, dengan
3
Khalimah, 2016
GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG DIABETES MELLITUS TYPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADASUKAKOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengetahuan seseorang dapat menentukan manajemen diri dan perilaku apa
yang harus digunakan untuk mengatasi penyakitnya (Hu, Jie dkk. 2012).
Tingginya jumlah penderita diabetes mellitus antara lain disebabkan
karena perubahan gaya hidup masyarakat, tingkat pengetahuan yang rendah,
dan kesadaran untuk melakukan deteksi dini penyakit diabetes mellitus yang
kurang, minimnya aktivitas fisik, pengaturan pola makan tradisional yang
mengandung banyak karbohidrat dan serat dari sayuran ke pola makan ke
barat-baratan, dengan komposisi makan yang terlalu banyak mengandung
protein, lemak, gula, garam, dan sedikit mengandung serat (Sudoyo, 2006).
Tingkat pengetahuan yang rendah akan dapat memengaruhi pola makan yang
salah sehingga menyebabkan kegemukan. Diperkirakan sebesar 80-85%
penderita diabetes mellitus type II mengalami kegemukan, hal ini terjadi
karena
tingginya
asupan
karbohidrat
dan
rendahnya
asupan
serat
(Nurrahmani, 2012).
Pengetahuan yang tinggi tentang diabetes mellitus menimbulkan sikap
yang positif (mendukung upaya pencegahan sekunder diabetes mellitus) dan
sikap yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada sikap yang
tidak didasari pengetahuan. Sedangkan jika pengetahuannya rendah akan
menimbulkan sikap yang negatif (menolak upaya pencegahan sekunder
diabetes mellitus). Pengetahuan penderita mengenai diabetes mellitus
merupakan sarana yang membantu penderita menjalankan penanganan
diabetes selama hidupnya. Dengan demikian semakin banyak dan semakin
baik penderita mengerti bagaimana harus mengubah perilakunya dan
mengapa hal itu di perlukan (Waspadji, 2007).
Tabel 1.2 Jumlah Peserta Diabetes Melitus Per Puskesmas Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
Puskesmas
Padasuka
Babakan Sari
Babakan Surabaya
Sekeloa
Cibuntu
Jumlah
Peserta
35
27
21
18
16
117
Sumber: Laporan Tahunan Dinkes Kota Bandung 2015
4
Khalimah, 2016
GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG DIABETES MELLITUS TYPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADASUKAKOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan data tahun 2015 peserta yang paling banyak di Puskesmas
Padasuka dengan jumlah peserta 35 orang (Dinkes Kota Bandung, 2015).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 25 Maret 2016 di
Puskesmas Padasuka, didapatkan data bahwa selama 6 bulan dari bulan
Oktober 2015 – Maret 2016 terdapat sebanyak 54 orang penderita diabetes
mellitus yang datang kontrol ke puskesmas. Jumlah penderita diabetes
mellitus mengalami peningkatan tiap tahunnya di puskesmas Padasuka Kota
Bandung. Hasil studi pendahuluan 9 Mei 2016 kepada 10 klien diabetes
mellitus didapatkan hasil 4 klien mengatakan bahwa diabetes mellitus
merupakan penyakit tidak menular, 4 klien mengatakan bahwa faktor risiko
penyakit diabetes melitus adalah gemuk, dan 2 klien mengatakan penyakit
diabetes melitus merupakan penyakit bawaan. Hasil wawancara menunjukkan
bahwa klien diabetes mellitus masih ada yang belum mengetahui tentang
diabetes mellitus type II.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui
gambaran pengetahuan klien tentang diabetes mellitus type II di wilayah kerja
Puskesmas Padasuka Kota Bandung. Mengingat pengetahuan tentang
diabetes mellitus type II sangat penting untuk diketahui oleh klien yang
menderita diabetes melitus karena sebagai pendukung upaya pencegahan
sekunder diabetes melitus dan pencegahan terjadinya komplikasi diabetes
mellitus.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik melakukan
penelitian tentang “ Bagaimana Gambaran Pengetahuan Klien tentang
Diabetes Mellitus Type II di wilayah kerja Puskesmas Padasuka Kota
Bandung?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui “Gambaran Pengetahuan Klien tentang Diabetes
Mellitus Type II di wilayah kerja Puskesmas Padasuka Kota Bandung”.
5
Khalimah, 2016
GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG DIABETES MELLITUS TYPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADASUKAKOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Puskesmas Padasuka
Sebagai bahan masukan atau informasi untuk pihak puskesmas agar
lebih meningkatkan mutu layanan khususnya dibidang pendidikan
kesehatan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit
diabetes mellitus.
1.4.2 Bagi Pendidikan Keperawatan
Sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan
bagi mahasiswa di Program Studi D3 Keperawatan UPI mengenai
gambaran pengetahuan klien tentang diabetes mellitus sehingga dapat
menjadi langkah awal bagi perawat untuk merencanakan pemberian
pendidikan dan penyuluhan tentang diabetes mellitus, juga sebagai
tindakan preventif dan promotif untuk mencegah terjadinya diabetes
mellitus.
1.4.3 Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi penelitian berikutnya untuk
menambah data dalam meneliti gambaran pengetahuan klien di wilayah
kerja Puskesmas Padasuka tentang diabetes mellitus type II.
1.5 Struktur Organisasi Karya Tulis Ilmiah
Untuk mempermudah dalam menyusun selanjutnya, maka penulis
memberikan rancangan isi dan materi yang akan dibahas, yaitu sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN. Merupakan uraian tentang latar belakang
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merupakan landasan teori yang digunakan
dalam analisis temuan dilapangan dan uraian mengenai kerangka pemikiran
penelitian.
6
Khalimah, 2016
GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG DIABETES MELLITUS TYPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADASUKAKOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan lokasi
dan subjek penelitian, desai penelitian, metode penelitian, definisi
operasional, partisipan, populasi dan sampel, instrument penelitian, prosedur
penelitian dan analisa data serta prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai
dari persiapan sampai penyusunan laporan akhir.
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini membahas
mengenai pengolahan atau analisis data serta pembahasan temuan.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini
membahas mengenai hasil analisis temuan. Selain itu, pada bab ini juga
dibahas mengenai rekomendasi bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan
penelitian ini.
7
Khalimah, 2016
GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG DIABETES MELLITUS TYPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADASUKAKOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis, tidak
ditularkan dari satu orang ke orang lain. PTM mempunyai durasi yang
panjang dan umumnya berkembang lambat. PTM menjadi masalah kesehatan
masyarakat baik secara global, regional, nasional, dan lokal. Salah satu
penyakit tidak menular yang menyita banyak perhatian adalah diabetes
mellitus (Kemenkes, 2013).
Diabetes mellitus adalah sekelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik terjadinya peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemi), yang
terjadi akibat kelainan sekresi insulin, aktivitas insulin dan keduanya
(Smeltzer & Bare, 2002). Diabetes merupakan penyakit menahun yang akan
diderita seumur hidup. Komplikasi yang sering ditimbulkan yaitu stroke,
gagal ginjal, jantung, nefropati, dan gangren. Selain terjadi komplikasi,
diabetes juga dapat menimbulkan dampak sosio ekonomi dan kerugian bagi
penderita.
Kerugian langsung meliputi biaya perawatan, pelayanan medis, rawat
jalan, pembedahan, obat-obatan, uji laboratorium serta biaya peralatan.
Kerugian tidak langsung mencakup kehilangan hari kerja yang mengakiatkan
hilangnya pendapatan dan penghasilan, pembayaran asuransi, kerugian
perorangan serta hal-hal yang tidak dapat dihitung seperti rasa nyeri dan
ketidaknyamanan selama sakit (Perkeni, 2011).
Menurut data dari organisasi kesehatan di dunia World Health
Organisation (WHO), diperkirakan jumlah penyandang diabetes mellitus di
Indonesia mencapai 21,3 juta orang pada tahun 2030, Sedangkan dari hasil
International Diabetes Federation (IDF), diperkirakan jumlah penderita
diabetes melitus mencapai lebih dari 371 juta jiwa di seluruh dunia yang
berusia antara 20-79 tahun. Indonesia menduduki urutan ketujuh dengan
1
Khalimah, 2016
GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG DIABETES MELLITUS TYPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADASUKAKOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kejadian diabetes paling tinggi, di bawah China, India, USA, Brazil, Rusia,
dan Meksiko (Kemenkes, 2013).
Sebagian besar penyandang diabetes di Indonesia adalah kelompok
diabetes mellitus type II yaitu lebih dari 90% dari seluruh populasi diabetes,
sedangkan penyandang diabetes mellitus type I lebih sedikit jumlahnya
(Perkeni, 2011). Jumlah penderita diabetes di Indonesia tahun 2000 mencapai
8,43 juta jiwa dan diperkirakan mencapai 21,257 juta jiwa pada tahun 2030,
bahkan saat ini prevalensi diabetes di Indonesia menduduki urutan ke enam
didunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan sekitar 4 juta
orang meninggal setiap tahun akibat komplikasi (Kemenkes, 2013).
Pada tahun 2013 terdapat 15 kabupaten kota dengan angka kejadian
diabetes melitus melebihi angka kejadian diabetes mellitus Provinsi Jawa
Barat. Sedangkan tahun 2012 sebanyak 10 kabupaten kota. Berarti pada tahun
2013 mengalami peningkatan jumlah kabupaten kota dengan kejadian
diabetes mellitus melebihi angka kejadian provinsi (Dinkes Provinsi Jawa
Barat, 2013).
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 prevalensi diabetes mellitus di
Indonesia sebesar 2,1%, sedangkan prevalensi diabetes mellitus terdiagnosis
dokter atau gejala di Jawa Barat sebesar 2,0 %. Prevalensi diabetes mellitus
pada perempuan cenderung lebih tinggi dari pada laik-laki. (Dinkes Provinsi
Jawa Barat, 2013). Kecenderungan kejadian penyakit diabetes mellitus di
Kota Bandung pada tahun 2015 relatif cenderung meningkat dibanding tahun
2014. Angka kejadian diabetes mellitus 2015 mencapai 31.711 penduduk,
sedangkan tahun 2014 mencapai 24.301 penduduk (Dinkes Kota Bandung,
2015).
Penelitian Trisnawati, Kurnia dan Setyorogo pada tahun 2012 di
Puskesmas Kecamatan Cengkareng, menyebutkan bahwa faktor yang
berhubungan dengan diabetes mellitus type II adalah umur, riwayat keluarga,
aktifitas fisik, tekanan darah tinggi, stres, dan kadar kolesterol. Demikian juga
penelitian oleh Awad, Langi, dan Pandelaki (2013) menunjukkan bahwa
faktor risiko yang berpengaruh terhadap kejadian diabetes adalah Indeks
2
Khalimah, 2016
GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG DIABETES MELLITUS TYPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADASUKAKOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Masa Tubuh (IMT) >23, hipertensi >140/90 mmHg, riwayat keluarga, dan
umur ≥ 40 tahun.
Penyakit Diabetes Mellitus secara umum diakibatkan oleh konsumsi
makanan yang tidak terkontrol atau sebagai efek samping dari pemakaian
obat-obat tertentu. Diabetes Mellitus disebabkan oleh tidak cukupnya hormon
insulin yang dihasilkan pankreas untuk menetralkan gula darah pada tubuh.
Hormon insulin berguna untuk memproses glukosa yang berasal dari
makanan dan minuman yang anda konsumsi. Apabila pankreas sudah normal
atau produksi insulin sudah cukup, maka gula darah akan terproses dengan
baik, artinya orang yang bersangkutan telah kerusakan kerja pankreas tidak
sempurna. Akibatnya pankreas tidak menghasilkan hormon insulin yang
cukup untuk menetralkan gula darah. Adapun faktor-faktor yang dapat
menyebabkan
diabetes
mellitus
yaitu
faktor
keturunan,
obesitas,
mengkonsumsi makanan instan, kelainan hormon, hipertensi, merokok, stres,
terlalu banyak mengkonsumsi karbohidrat, kerusakan sel pankreas (Susilo
dan Wulandari, 2011).
Diabetes Mellitus dibagi menjadi dua jenis yang paling umum yaitu
diabetes mellitus type I dan diabetes mellitus type II. Diabetes mellitus type I
adalah penyakit autoimun dimana tubuh kita tidak dapat menghasilkan insulin
(ADA, 2010). Sedangkan diabetes mellitus type II adalah gangguan
metabolisme, dimana terjadi penurunan sensitivitas terhadap insulin
(resistensi insulin) atau penurunan produksi insulin (Smeltzer dan Bare,
2002).
Dibetes mellitus type II paling banyak dijumpai di masyarakat, insidennya
mencapai 90-95% dari semua diabetes mellitus. Diabetes mellitus type II
merupakan
diabetes
melitus
yang
tidak
tergantung
pada
insulin.
Penatalaksanaannya adalah dengan diet yang tepat, olahraga, terapi (jika
diperlukan) dan pemantauan gula darah tetap terkontrol dalam batas normal
(Smeltzer dan Bare, 2002). Pengetahuan tentang diabetes merupakan
komponen penting untuk pengendalian maupun pencegahan, dengan
3
Khalimah, 2016
GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG DIABETES MELLITUS TYPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADASUKAKOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pengetahuan seseorang dapat menentukan manajemen diri dan perilaku apa
yang harus digunakan untuk mengatasi penyakitnya (Hu, Jie dkk. 2012).
Tingginya jumlah penderita diabetes mellitus antara lain disebabkan
karena perubahan gaya hidup masyarakat, tingkat pengetahuan yang rendah,
dan kesadaran untuk melakukan deteksi dini penyakit diabetes mellitus yang
kurang, minimnya aktivitas fisik, pengaturan pola makan tradisional yang
mengandung banyak karbohidrat dan serat dari sayuran ke pola makan ke
barat-baratan, dengan komposisi makan yang terlalu banyak mengandung
protein, lemak, gula, garam, dan sedikit mengandung serat (Sudoyo, 2006).
Tingkat pengetahuan yang rendah akan dapat memengaruhi pola makan yang
salah sehingga menyebabkan kegemukan. Diperkirakan sebesar 80-85%
penderita diabetes mellitus type II mengalami kegemukan, hal ini terjadi
karena
tingginya
asupan
karbohidrat
dan
rendahnya
asupan
serat
(Nurrahmani, 2012).
Pengetahuan yang tinggi tentang diabetes mellitus menimbulkan sikap
yang positif (mendukung upaya pencegahan sekunder diabetes mellitus) dan
sikap yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada sikap yang
tidak didasari pengetahuan. Sedangkan jika pengetahuannya rendah akan
menimbulkan sikap yang negatif (menolak upaya pencegahan sekunder
diabetes mellitus). Pengetahuan penderita mengenai diabetes mellitus
merupakan sarana yang membantu penderita menjalankan penanganan
diabetes selama hidupnya. Dengan demikian semakin banyak dan semakin
baik penderita mengerti bagaimana harus mengubah perilakunya dan
mengapa hal itu di perlukan (Waspadji, 2007).
Tabel 1.2 Jumlah Peserta Diabetes Melitus Per Puskesmas Tahun 2015
No
1
2
3
4
5
Puskesmas
Padasuka
Babakan Sari
Babakan Surabaya
Sekeloa
Cibuntu
Jumlah
Peserta
35
27
21
18
16
117
Sumber: Laporan Tahunan Dinkes Kota Bandung 2015
4
Khalimah, 2016
GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG DIABETES MELLITUS TYPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADASUKAKOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan data tahun 2015 peserta yang paling banyak di Puskesmas
Padasuka dengan jumlah peserta 35 orang (Dinkes Kota Bandung, 2015).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 25 Maret 2016 di
Puskesmas Padasuka, didapatkan data bahwa selama 6 bulan dari bulan
Oktober 2015 – Maret 2016 terdapat sebanyak 54 orang penderita diabetes
mellitus yang datang kontrol ke puskesmas. Jumlah penderita diabetes
mellitus mengalami peningkatan tiap tahunnya di puskesmas Padasuka Kota
Bandung. Hasil studi pendahuluan 9 Mei 2016 kepada 10 klien diabetes
mellitus didapatkan hasil 4 klien mengatakan bahwa diabetes mellitus
merupakan penyakit tidak menular, 4 klien mengatakan bahwa faktor risiko
penyakit diabetes melitus adalah gemuk, dan 2 klien mengatakan penyakit
diabetes melitus merupakan penyakit bawaan. Hasil wawancara menunjukkan
bahwa klien diabetes mellitus masih ada yang belum mengetahui tentang
diabetes mellitus type II.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui
gambaran pengetahuan klien tentang diabetes mellitus type II di wilayah kerja
Puskesmas Padasuka Kota Bandung. Mengingat pengetahuan tentang
diabetes mellitus type II sangat penting untuk diketahui oleh klien yang
menderita diabetes melitus karena sebagai pendukung upaya pencegahan
sekunder diabetes melitus dan pencegahan terjadinya komplikasi diabetes
mellitus.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik melakukan
penelitian tentang “ Bagaimana Gambaran Pengetahuan Klien tentang
Diabetes Mellitus Type II di wilayah kerja Puskesmas Padasuka Kota
Bandung?”.
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui “Gambaran Pengetahuan Klien tentang Diabetes
Mellitus Type II di wilayah kerja Puskesmas Padasuka Kota Bandung”.
5
Khalimah, 2016
GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG DIABETES MELLITUS TYPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADASUKAKOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Puskesmas Padasuka
Sebagai bahan masukan atau informasi untuk pihak puskesmas agar
lebih meningkatkan mutu layanan khususnya dibidang pendidikan
kesehatan guna meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit
diabetes mellitus.
1.4.2 Bagi Pendidikan Keperawatan
Sebagai dokumen dan bahan bacaan untuk menambah pengetahuan
bagi mahasiswa di Program Studi D3 Keperawatan UPI mengenai
gambaran pengetahuan klien tentang diabetes mellitus sehingga dapat
menjadi langkah awal bagi perawat untuk merencanakan pemberian
pendidikan dan penyuluhan tentang diabetes mellitus, juga sebagai
tindakan preventif dan promotif untuk mencegah terjadinya diabetes
mellitus.
1.4.3 Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini bermanfaat bagi penelitian berikutnya untuk
menambah data dalam meneliti gambaran pengetahuan klien di wilayah
kerja Puskesmas Padasuka tentang diabetes mellitus type II.
1.5 Struktur Organisasi Karya Tulis Ilmiah
Untuk mempermudah dalam menyusun selanjutnya, maka penulis
memberikan rancangan isi dan materi yang akan dibahas, yaitu sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN. Merupakan uraian tentang latar belakang
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Merupakan landasan teori yang digunakan
dalam analisis temuan dilapangan dan uraian mengenai kerangka pemikiran
penelitian.
6
Khalimah, 2016
GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG DIABETES MELLITUS TYPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADASUKAKOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III METODE PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan lokasi
dan subjek penelitian, desai penelitian, metode penelitian, definisi
operasional, partisipan, populasi dan sampel, instrument penelitian, prosedur
penelitian dan analisa data serta prosedur dan tahap-tahap penelitian mulai
dari persiapan sampai penyusunan laporan akhir.
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini membahas
mengenai pengolahan atau analisis data serta pembahasan temuan.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Bab ini
membahas mengenai hasil analisis temuan. Selain itu, pada bab ini juga
dibahas mengenai rekomendasi bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan
penelitian ini.
7
Khalimah, 2016
GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG DIABETES MELLITUS TYPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PADASUKAKOTA BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu