PEMBANGUNAN WIRELESS LAN.doc

  

PEMBANGUNAN WIRELESS LAN DENGAN MENERAPKAN MAC

FILTERING

  Nina Sevani Hardy Desiderius

1. PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang

  Kemajuan teknologi informasi pada saat ini terus berkembang seiring dengan kebutuhan manusia yang menginginkan kemudahan, kecepatan dan keakuratan dalam memperoleh informasi. Salah satunya berdampak pada kemajuan teknologi informasi dibidang transmisi data.

  LAN merupakan jaringan yang terbentuk dari gabungan beberapa komputer yang tersambung melalui media transmisi. Media transmisi yang digunakan pada LAN dapat berupa kabel. Saat ini, hampir sebagian besar LAN menggunakan media transmisi berupa kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) dengan konektor berupa RJ-45 . Beberapa kekurangan yang ada pada wired LAN seperti terputusnya kabel UTP atau rusaknya RJ-45 menyebabkan pengguna jaringan mulai memikirkan bentuk jaringan baru dengan media

  

trasmisi data yang berbeda. Wireless Local Area Network (WLAN/Wireless LAN),

  merupakan bentuk lain dari LAN yang banyak sudah banyak dikenal saat ini. Pada

  

Wireless LAN, hubungan antar komputer dilakukan melalui media trasmisi data udara

  dengan menggunakan frekuensi radio. Dengan teknologi Wireless LAN memungkinkan para pengguna komputer dapat saling berhubungan tanpa perlu menggunakan kabel atau melakukan instalasi kabel.

  Selain karena terputusnya kabel, masih terdapat beberapa permasalahan yang sering timbul dalam penggunaan kabel sebagai media transmisi pada suatu LAN juga turut mendukung semakin maraknya menggunakan wireless LAN. Beberapa masalah yang dapat ditimbulkan pada penggunaan kabel dapat berasal dari kabel yang digunakan, seperti bahan baku kabel, dan juga dari dari kondisi lingkungan dimana jaringan tersebut berada. Seperti diketahui saat ini pengguna jaringan terus bertambah, seiring dengan kebutuhan akan arus informasi dan data yang cepat. Penggunaan kabel sering kali dianggap dapat mengurangi skalabilitas dari jaringan itu sendiri, karena setiap penambahan pengguna jaringan yang baru, dapat dipastikan akan diperlukan instalasi kabel baru pula. Meskipun instalasi kabel sudah dipersiapkan sebelumnya, namun masih diperlukan port untuk menghubungkan kabel tersebut pada pada setiap alat yang digunakan di jaringan.

  Kelebihan udara sebagai media transmisi yang digunakan pada wireless LAN yang dapat menjangkau area yang cukup luas tanpa perlu melakukan instalasi media, juga semakin memperkuat alasan pengguna jaringan untuk membangun wireless LAN. Pada dasarnya, dengan membangun wireless LAN, diharapkan dapat membawa beberapa keuntungan yang pada akhirnya dapat meningkatkan performance pada LAN itu sendiri.

  1.2 Rumusan Masalah

  Berdasarkan pembahasan pada latar belakang diatas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang sering kali terjadi pada LAN dengan kabel sebagai medianya transmisinya. Beberapa permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :

  1. Mobilitas : penggunaan kabel sebagai media transmisi pada LAN membuat pengguna jaringan tidak dapat berpindah tempat sesuai dengan kebutuhan mereka, mengingat setiap lokasi baru tentunya memerlukan instalasi kabel untuk dapat menghubungkan pengguna ke dalam LAN.

  2. Skalabilitas : setiap instalasi dan penggunaan kabel tentunya memerlukan

  port sebagai interface ke setiap alat yang digunakan dalam jaringan. Hal ini

  tentunya akan dapat membatasi jumlah pengguna jaringan, karena harus disesuaikan dengan jumlah port yang tersedia.

  3. Kesulitan dalam mengatasi kemungkinan gangguan pada koneksi yang disebabkan oleh terputusnya kabel atau kerusakan konektor yang digunakan, karena hal ini berarti harus dilakukan instalasi ulang.

1.3 Tujuan dan Manfaat

  Tujuan yang ingin dicapai melalui tulisan ini adalah memberikan panduan, berupa langkah-langkah yang diperlukan untuk pembangunan wireless LAN. Sedangkan tujuan dari pembangunan wireless LAN adalah menghasilkan LAN yang menggunakan udara sebagai media transmisi. Dengan pembangunan wireless LAN, maka akan terdapat dua bentuk media transmisi dalam LAN. Keberadaan dua bentuk media transmisi dalam LAN ini, memungkinkan pengguna jaringan untuk dapat menggabungkan keuntungan dari penggunaan masing-masing media, sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan performance dari LAN secara keseluruhan.

  Sedangkan manfaat yang dapat diperoleh melalui tulisan ini adalah memungkinkan pengguna jaringan untuk dapat pengguna jaringan untuk membangun sebuah wireless LAN, sebagai alternatif dari LAN yang menggunakan kabel sebagai medianya. Manfaat dari pembangunan wireless LAN itu sendiri antara lain adalah :

  1. Memungkinkan pengguna jaringan untuk dapat memilih jenis media yang akan digunakan untuk dapat terhubung ke dalam LAN.

  2. Memungkinkan perbaikan dalam hal performance LAN secara keseluruhan, melalui penggabungan karakteristik dan juga keuntungan dari masing-masing jenis media.

  3. Dapat meningkatkan tingkat availability LAN.

2. LANDASAN TEORI

  2.1 Jaringan Komputer

  Menurut Tanenbaum (1996), jaringan komputer merupakan model komputer tunggal yang melayani seluruh tugas-tugas komputasi. Suatu orang telah diganti oleh sekumpulan komputer berjumlah banyak yang terpisah-pisah akan tetapi saling berhubungan dalam melaksanakan tugasnya. Sedangkan menurut Oetomo (2004), jaringan komputer adalah sekelompok otonom yang dihubungkan satu dengan lainnya dengan menggunakan protokol komunikasi, melalui media transmisi atau media komunikasi. Sehingga dapat saling berbagi data informasi, program-program, penggunaan bersama perangkat keras seperti printer, harddisk, dan sebagainya. Madcoms (2003), menyatakan jaringan komputer adalah beberapa komputer yang saling terhubung dan saling bertukar informasi.

  2.2 Wireless LAN

  Gunadi (2006) menyatakan wireless LAN sebagai hubungan antar terminal/ komputer seperti pengiriman dan penerimaan data dilakukan melalui udara dengan menggunakan frekuensi radio (RF). Wireless LAN merupakan bentuk lain dari LAN, dengan perbedaan terletak pada media transmisi yang digunakan. Penggunaan udara sebagai media transmisi sendiri baru berkembang pada perang dunia ke-2, untuk keperluan komunikasi militer.

  Ide penggunaan udara sebagai media transmisi sendiri kemudian dikembangkan oleh para peneliti di Universitas Hawaii yang kemudian melahirkan ALOHANET (1971) yang merupakan cikal bakal wireless LAN yang digunakan pada saat ini. Sedangkan spesifikasi standard wireless LAN sendiri baru diciptakan pada tahun 1997 oleh IEEE

  (Institute of Electrical and Electronics Engineers). Spesifikasi ini diberi kode 802.11.

  2.2.1 Komponen Pada Wireless LAN Wireless LAN terdiri dari berbagai komponen-komponen yang saling berhubungan

  membentuk satu kesatuan. Komponen – komponen penting pada Wireless LAN tersebut antara lain :

  • Access Point

  Access point adalah alat yang digunakan untuk menggabungkan jaringan Wireless

  dengan jaringan yang menggunakan kabel sebagai media transmisi. Access point merupakan perangkat yang menjadi sentral koneksi dari klien ke ISP, atau dari kantor cabang ke kantor pusat jika jaringannya adalah milik sebuah perusahaan. Access point ini berfungsi mengkonversikan sinyal frekuensi radio (RF) menjadi sinyal digital yang akan disalurkan melalui kabel, atau disalurkan ke perangkat wireless LAN yang lain dengan dikonversikan ulang menjadi sinyal frekuensi radio.

  • Extension Point

  Extension Point merupakan perangkat yang digunakan untuk mengatasi berbagai

  problem khusus dalam topologi jaringan. Dengan menambahkan extension point dapat untuk memperluas cakupan jaringan. Extension point hanya berfungsi layaknya repeater untuk client di tempat yang lebih jauh.

  • Antena Antena merupakan alat yang digunakan untuk mengubah sinyal radio yang merambat pada sebuah konduktor menjadi gelombang elektromagnetik yang merambat di udara. Terdapat beberapa tipe antena yang dapat mendukung implementasi wireless LAN, seperti antena omnidirectional, antena directional, dan antena dual gain.
  • Wireless LAN Card

  Wireless LAN card dapat berupa PCMCIA (Personal Computer Memory Card

Internasional Association), ISA card, USB card, atau Ethernet Card. Biasanya PCMCIA

  di gunakan untuk notebook, sedangkan yang lain digunakan untuk komputer desktop.

  

Wireless LAN card ini berfungsi sebagai interface antara sistem operasi komputer

pengguna dengan format interface udara ke Access point.

  2.2.2 Istilah-istilah Pada Wireless LAN

  Beberapa istilah yang sering digunakan berkaitan dengan penerapan wireless LAN adalah :

  • Wireless Fidality (Wi-Fi)

  Wi-Fi adalah nama lain yang diberikan untuk produk-produk yang mengikuti spesifikasi 802.11.

  • Channel

  Channel dapat di ibaratkan sebagai jalur pemisah pada sebuah jalan. Dalam

  kaitannya dengan proses penghantaran data menggunakan pita frekuensi tertentu, maka

  channel seperti jalur pemisah pada pita frekuensi tersebut. Setiap standard wireless yang ada dapat menggunakan pita frekuensi yang berbeda-beda. Agar dapat saling berhubungan setiap peralatan wireless harus menggunakan channel yang sama.

  • Multiple Input Multiple Out (MIMO)

  Menurut majalah Info Komputer (Januari, 2006), MIMO merupakan teknologi Wi-

  Fi terbaru. MIMO menawarkan keunggulan dalam hal reliabilitas, daya tembus, dan peningkatan jumlah pengguna yang terkoneksi.

  • Wired Equivalent Privacy (WEP)

  WEP merupakan salah satu feature keamanan yang bersifat built-in pada peralatan Wi-Fi.

  • Wi-Fi Protected Access (WPA)

  WPA merupakan teknologi yang dirancang untuk bekerja pada produk Wi-Fi eksisting yang telah memiliki WEP. Teknologi WPA menawarkan dua macam peningkatan kemampuan WEP, yaitu peningkatan enkripsi data dengan teknik

  Temporal Key Integrity Protocol (TKIP) dan otentifikasi user melalui Extensible Authentication Protocol (EAP).

  • Service Set Identifier (SSID)

  SSID merupakan identifikasi atau nama untuk jaringan Wireless. Setiap peralatan

  Wi-Fi harus menggunakan SSID tertentu. Peralatan Wi-Fi dianggap satu jaringan jika

  menggunakan SSID yang sama. Agar dapat berkomunikasi, setiap peralatan Wireless haruslah menggunakan SSID dan channel yang sama.

  • Bluetooth

  Bluetooth adalah teknologi radio jarak dekat yang digunakan untuk mempermudah

  komunikasi antar perangkat Internet dan mobile. Bluetooth merupakan salah satu alternatif teknologi Wireless yang berbeda dengan keluarga 802.11.

  • Infrared Data Association (IrDA) Peralatan IrDA menggunakan cahaya inframerah sebagai media transmisi data.

  Peralatan IrDa ini berbeda dengan peralatan Wi-Fi dan bluetooth.

2.2.3 Standard Pada Wireless

  Terdapat beberapa standard umum yang sering digunakan pada berbagai peralatan

  wireless, yaitu :

  • Standar 802.11

  Merupakan standar Wireless LAN yang mampu menyediakan kecepatan data 1 atau 2 Mbps pada pita 2.4 GHz .

  • Standar 802.11b

  Standar 802.11b merupakan standar Wireless LAN yang lebih dahulu ada dibanding 802.11a dan 802.11g dengan kecepatan 11 Mbps dan menggunakan frekuensi 2,4 GHz.

  • Standar 802.11a

  Standar 802.11a merupakan perluasan dari 802.11 yang digunakan pada Wireless LANdan menyediakan kecepatan sampai dengan 54 Mbps pada pita frekuensi 5 GHz.

  Standar 802.11g

  Standar 802.11g merupakan perluasan dari 802.11b. Sama dengan 802.11b, 802.11g beroperasi pada pita frekuensi 2.4 GHz.

3. METODOLOGI DAN PERANCANGAN

  3.1 Metodologi

  Terdapat berbagai macam jenis metodologi yang dapat diterapkan dalam pembangunan wireless LAN. Dalam tulisan ini hanya akan digunakan beberapa metodologi saja, yaitu :  Metode Studi Pustaka.

  Dengan cara membaca buku, makalah, ataupun browsing melalui internet seputar hal yang berhubungan dengan masalah wireless LAN.

  • Metode Observasi.

  Dengan cara melakukan survei ke lokasi dimana wireless LAN sudah akan dibangun. Melalui observasi ini dapat langsung diamati tentang struktur lokasi, sehingga dapat diketahui permasalahan atau gejala-gejala subjek yang diteliti. Observasi ini juga dapat digunakan untuk menghasilkan lokasi-lokasi dimana berbagai peralatan wireless akan ditempatkan.

  • Metode Interview Dengan cara melakukan wawancara ke personil yang berada pada lokasi dimana

  wireless LAN akan dibangun. Interview ini dilakukan untuk memperjelas hasil analisis

  yang akan dilakukan dalam rangka pembangunan wireless LAN. Proses interview juga dapat dilakukan bersamaan dengan pada saat akan melakukan observasi.

  • Metode Perancangan Dengan cara menuliskan berbagai tahap yang diperlukan dalam proses pembangunan wireless LAN. Beberapa tahap yang perlu dilakukan antara lain adalah penentuan topologi, komponen, karakteristik wireless LAN, serta kelebihan dan kekurangan dari wireless LAN yang akan dibangun.

  3.2 Perancangan

  Berikut ini adalah langkah-langkah perancangan yang perlu dilakukan dalam rangka melakukan pembangunan wireless LAN.

1. Analisis kondisi lokasi pembangunan wireless LAN.

  Tahapan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dan juga struktur lokasi tempat pembangunan wireless LAN. Beberapa informasi yang perlu dikumpulkan pada saat analisis kondisi ruangan antara lain adalah :  Ukuran lokasi, termasuk ukuran panjang dan lebar lokasi.

  • Jumlah ruangan yang ada pada lokasi tersebut.
  • Posisi masing-masing ruangan di lokasi, yang biasanya dapat diketahui dalam bentuk denah. Contoh denah lokasi dan ruangan yang diperlukan pada saat perancangan dapat dilihat pada Gambar 1.
  • Bahan baku sekat atau pembatas antar ruangan.
  • Jumlah dan posisi jendela, pintu, dan sebagainya yang dapat dianggap sebagai pembatas antar ruangan atau antara ruangan dengan bagian luar lokasi.

  Gambar 1. Contoh Denah Lokasi Tempat Pembangunan Wireless LAN 2. Penentuan alat-alat yang dibutuhkan untuk perancangan. Tahap berikutnya yang perlu dilakukan setelah mengetahui kondisi lokasi tempat diamana wireless LAN akan dibangun adalah menentukan alat-alat yang diperlukan dalam perancangan. Alat-alat yang disebutkan pada tulisan kali ini adalah alat yang sederhana yang harus dimiliki pada saat akan melakukan site survey, yaitu Penggunaan kedua alat tersebut pada dasarnya hanya sebagai pengganti dari alat yang dikhususkan untuk melakukan site survey.

  3. Melakukan site survey.

  Site survey dilakukan supaya wireless LAN yang dibangun dapat memenuhi

  standard Quality of Service (QoS), dimana didalamnya termasuk pula perhitungan tentang jangkauan wireless, data rate, perhitungan kapasitas jaringan, sanpai dengan kemampuan mengatasi masalah roaming.

  Untuk dapat memenuhi QoS dalam wireless LAN, maka pada suatu lokasi harus dilakukan site survey yang bertujuan mengetahui kekuatan sinyal pada lokasi tempat pembangunan wireless LAN dan mengetahui lokasi penempatan access point untuk memperoleh kualitas terbaik.

  Dalam rangka penempatan access point pada lokasi terbaik, dapat dilakukan dengan cara trial and error, melalui beberapa tahap percobaan. Beberapa tahap percobaan yang dapat dilakukan antara lain :

  Tahap 1 : Penempatan access point pertama pada bagian tengah lokasi  tempat pembangunan wireless LAN. Kemudian lakukan pemantauan kekuatan sinyal melalui software built-in yang terdapat pada laptop yang digunakan untuk mengetahui kondisi kekusatan sinyal pada berbagai ruangan yang ada di lokasi.

  Tahap 2 : Penempatan access point berikutnya pada lokasi dimana  sinyal dari access point pertama tidak dapat diterima atau diterima dalam keadaan low.

  Lakukan tahap 2 secara berulang sampai didapatkan performance  terbaik, yaitu pada saat sinyal dari access point yang ditempatkan dapat diakses dari berbagai lokasi dengan kualitas sinyal terbaik (excellent atau good).

  4. Melakukan setting pada access point yang digunakan.

  Tahap berikutnya yang perlu dilakukan setelah menentukan lokasi penempatan

  

access point adalah melakukan setting terhadap access point yang digunakan. Proses

setting ini diperlukan terutama bila digunakan lebih dari 1 access point untuk dapat

  menjangkau seluruh ruangan pada lokasi pembangunan wireless LAN. Proses setting ini diperlukan untuk memastikan bahwa tidak akan terjadi bentrokan channel antar

  access point dan memungkinkan terjadinya roaming.

  Tahapan dalam melakukan setting access point adalah sebagai berikut :

  Konfigurasi IP Address dari komputer.

  Konfigurasi IP Address dilakukan pada komputer yang akan digunakan sebagai interface dalam proses setting. IP address komputer dan access

  point harus berada dalam 1 class yang sama dengan IP manajemen yang

  dimiliki oleh access point. Khusus untuk access point yang baru, maka IP manajemen dapat dilihat pada buku panduan yang juga disertakan pada saat pembelian access point.

  Pengujian koneksi dari komputer ke access point.

  Setelah setting IP komputer, maka selanjutnya perlu dilakukan pengujian koneksi. Proses pengujian ini dilakukan melalui command prompt komputer atau dari Start up menu dengan memilih aplikasi Run. Proses pengujian dapat dilakukan perintah ping, Untuk menjalankan perintah ping, diperlukan

  IP address dari access point yang akan dihubungi.

  Pengujian yang berhasil akan memberikan respon bahwa semua paket ping yang dikirim akan berhasil kembali ke komputer atau di-reply oleh access

  point. Apabila perintah ping memberikan hasil bahwa tidak ada reply dari access point, maka periksa kembali kondisi IP dan juga network card yang

  digunakan.

  Setting username & password pada access point

  Setelah koneksi berhasil dibangun, maka langkah berikutnya adalah mengisi

  username dan password pada access point. Username dan password ini akan diperlukan pada saat akan melakukan perintah setting di access point.

  Setting SSID

  SSID berfungsi sebagai otentifikasi user agar dapat terhubung ke access

  point. Bila access point tidak pernah digunakan atau tidak pernah di setting

  maka SSID adalah default. Hanya user dan access point yang mempunyai SSID sama yang dapat saling berhubungan.

  Setting channelChannel merupakan bagian penting sebagai syarat supaya user dapat

  terhubung ke access point. Lokasi yang menggunakan beberapa access

  point harus memastikan bahwa channel dari masing-masing access point

  tidak saling overlap. Overlap dapat terjadi apabila channel dari 2 access

  point yang berdekatan adalah sama atau hanya terpisah sebanyak 4 channel

  saja. Sebagai contoh 2 access point yang berdekatan harus menggunakan channel 1 dan 6, 1 dan 11, atau 6 dan 11.

  • Setting fitur MAC Filtering Fitur MAC Filtering dapat digunakan untuk membatasi jumlah user yang dapat mengakses access point. Fitur ini dapat dijadikan sebagai fitur keamanan yang cukup standard dan mudah dalam implementasi. Admin jaringan hanya perlu membuat daftar MAC address komputer yang dapat mengakses access point.

4. IMPLEMENTASI

  Implementasi dilakukan setelah dilakukan tahapan pada proses perancangan, terutama setelah dilakukan analisis terhadap kondisi lingkungan dimana wireless LAN akan dibangun dan penentuan tahap-tahap kerja seperti penyiapan alat dan proses setting yang harus dilakukan. Pada dasarnya alat yang digunakan pada saat perancangan juga hampir sama dengan alat yang akan digunakan pada implementasi. Access point dan juga antena merupakan alat utama yang akan digunakan pada saat implementasi.

4.1 Tahapan Implementasi

  Selain alat untuk implementasi, tahapan implementasi juga hampir sama dengan tahapan perancangan. Berikut ini adalah tahapan dalam implementasi :

1. Penempatan access point, sesuai dengan hasil site survey

  Berdasarkan hasil site survey yang telah diperoleh dalam tahap perancangan, maka dapat diketahui lokasi-lokasi penempatan access point untuk mendapatkan

  performance terbaik. Pastikan bahwa access point yang ditempatkan berada pada

  lokasi yang aman juga, demikian pula dengan penempatan antena yang akan digunakan. Implementasi wireless LAN pada ruangan tertutup (indoor) membutuhkan antena dan juga access point yang berbeda dengan implementasi di tempat terbuka (outdoor), dimana terjadi kontak langsung dengan sinar matahari dan kondisi cuaca. Access point dan antena yang ditempatkan secara outdoor, mempunyai

  

chasing yang keras dan lebih tahan terhadap goncangan, meskipun mungkin

harganya juga akan lebih mahal.

  

2. Setting username, password, SSID, channel, dan juga fitur MAC

Filtering pada access point yang digunakan

  Pastikan bahwa channel antar access point yang berdekatan tidak saling

  

overlap. Pastikan juga setiap access point mempunyai SSID yang sama, supaya tidak

  terjadi gangguan pada saat user melakukan perpindahan lokasi yang menyebabkan perubahan daerah jangkauan access point. Contoh tampilan web based interface

  

access point untuk proses setting SSID dan serta channel dapat dilihat pada Gambar

2. Contoh tersebut merupakan tampilan untuk access point D-Link 2100AP.

  Gambar 2. Contoh Tampilan Setting SSID dan Channel Pada DWL 2100AP Gambar 3 menampilkan contoh tampilan fitur MAC Filtering pada access point

  DWL 2100AP. Pastikan bahwa MAC address setiap komputer yang akan menjadi user dari wireless LAN sudah terdaftar pada access point tersebut.

  Gambar 3. Contoh Tampilan Fitur MAC Filtering Pada DWL 2100AP

  3. Percobaan koneksi antara komputer dengan access point

  Percobaan koneksi ini dilakukan untuk memastikan bahwa access point yang dipasang dapat digunakan dengan benar. Untuk melakukan percobaan koneksi dapat digunakan perintah ping yang dilakukan melalui command prompt komputer. Sebelum melakukan uji koneksi, terlebih dahulu perlu dilakukan setting pada komputer yang akan digunakan untuk pengujian. Setting yang perlu dilakukan pada komputer yang akan digunakan untuk pengujian adalah :

  • Setting IP address pada komputer. Proses setting dapat dilakukan melalui Control PanelNetwork ConnectionsWireless Network Connection. Gambar 4 menampilkan tampilan untuk setting IP address.

  Gambar 4. Setting IP Address Komputer  Memastikan firewall dalam keadaan off. Kondisi off pada firewall dilakukan supaya dapat menggunakan perintah ping untuk pengujian koneksi.

  4. Percobaan koneksi antar komputer

  Pengujian koneksi antar komputer dilakukan untuk memastikan bahwa bukan hanya antara komputer dan access point yang dapat terhubung, namun juga antar komputer dengan menggunakan access point sebagai media penghubung. Pengujian antar komputer juga dapat dilakukan dengan menggunakan perintah

  ping dan melakukan transfer file. Pastikan bahwa setiap komputer yang akan

  saling ping atau bertukar file sudah disetting IP address, SSID, dan juga sudah terdaftar MAC address-nya pada access point yang ada.

4.2 Faktor Penghambat Pada Implementasi

  Beberapa faktor yang dirasa dapat menghambat pembangunan wireless LAN adalah:

  1. Bahan bangunan Untuk bahan bangunan tertentu seperti logam, beton, dan batubata dapat menghambat sinyal dari access point.

  2. Kondisi Udara

  Untuk kondisi udara tertentu seperti berasap / berkabut, tekanan udara rendah dapat menghambat sinyal dari access point.

  3. Alat elektronik Alat-alat elektronik seperti microwave yang bekerja pada 2.4 GHz dapat menyebabkan interfensi terhadap sinyal dari access point karena menyebabkan

  noise.

4.3 Kelebihan dan Kekurangan Implementasi Wireless LAN

  Beberapa kelebihan yang dapat diperoleh dengan pembangunan wireless LAN yang menggunakan fitur MAC Filtering sebagai salah satu aspek keamanan adalah :

  1. Memastikan bahwa hanya user yang terdaftar alamatnya (MAC address), yang dapat menggunakan fasilitas wireless.

  2. Proses setting dan juga administrasi user yang cukup mudah.

  3. Meningkatkan mobilitas user jaringan, sehingga akses informasi dapat lebih cepat dan efisien. Hal ini pada akhirnya akan dapat meningkatkan produktifitas dengan akses real-time terhadap informasi, tidak lagi selalu tergantung pada lokasi user.

  4. Memungkinkan tersedianya akses real-time untuk komunikasi antar user jaringan.

  Sedangkan kekurangan dari implementasi wireless LAN dengan menggunakan fitur keamanan MAC Filtering sendiri adalah :

  1. Keterbatasan faktor keamanan, karena proses filtering hanya satu lapis saja, yaitu hanya menggunakan MAC address.

  2. Kualitas transmisi masih tergantung oleh berbagai kondisi lingkungan, seperti kondisi cuaca, jumlah user jaringan, dan juga bahan penyekat atau bahan baku dari ruangan dimana wireless LAN dibangun.

  5. KESIMPULAN

  Berdasarkan proses perancangan sampai dengan implementasi, serta analisis yang dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal berkaitan dengan proses pembangunan

  wireless LAN. Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh antara lain adalah :

  1. Pembangunan wireless LAN pada suatu lokasi dapat menjadi alternatif dari LAN yang menggunakan kabel sebagai media transmisinya. Dengan keberadaan kedua bentuk media transmisi pada LAN yang ada, akan dapat meningkatkan fleksibilitas bagi pengguna untuk mengakses jaringan, karena dapat memilih jenis media yang akan digunakan.

  2. Keberadaan wireless LAN akan dapat meningkatkan mobilitas bagi pengguna jaringan, sehingga pada akhirnya akan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh pengguna jaringan.

  3. Keberadaan wireless LAN akan dapat meningkatkan availability jaringan, karena dapat mengatasi masalah gangguan koneksi ke jaringan yang disebabkan oleh kondisi kabel dan konektor kabel, seperti terputusnya kabel atau rusaknya konektor yang digunakan.

  6. REFERENSI

  [1] Gunadi. Teknologi Wireless LAN dan Aplikasinya. Elex Media Komputindo. Jakarta. 2006. [2] Info Komputer. Membangun Jaringan Wi-fi. Januari, 2006. Informatika, Bandung. [3] Madcoms. Teknis Instalasi Jaringan Komputer. Andi Offset. Yogyakarta.

  2003. [4] Oetomo, Budi S.,D. Konsep dan Perancangan Jaringan Komputer. Andi Offset. Yogyakarta. 2004.

  [5] Sugeng, Winarno. Instalasi Wireless LAN. Informatika. Bandung. 2005. [6] Tanenboum, Andrew S. Jaringan Komputer Jilid 1 : Edisi Bahasa Indonesia. Prentice-Hall Inc. New Jersey. 1996.

  [7] Tutang.Membangun jaringan LAN berbasis Windows 2000 Server bagi Pemula. Andi Offset. Yogyakarta. 2005. [8] http://www.bl.ac.id/dosen/tri_daryanto/wilan.PDF [9] [10]