Rasio Lendutan Geser terhadap Lendutan Lentur dan Pengaruhnya terhadap Kekakuan Lentur (EI) pada Balok Kayu Ratio of Shear to Bending Deflection and Its Influence to Bending Stiffness (EI) of Timber Beam

  

Rasio Lendutan Geser terhadap Lendutan Lentur dan Pengaruhnya terhadap

Kekakuan Lentur (EI) pada Balok Kayu

Ratio of Shear to Bending Deflection and Its Influence to

Bending Stiffness (EI) of Timber Beam

  

Indah Sulistyawati

Abstract

Bending Stiffness values which is expressed in EI can be obtained by using bending test of beam in laboratory.

  Base on value of deflection that was entered to one particular equation, can be calculated the bending stiffness. Usually bending test in laboratory was conducted with beam put down above two simple placements by giving one point loading in the middle span or two points loading in one-third span each. The deflection was measured in the middle of span. In the calculation of bending stiffness, usually used the deflection of the bending moment only. In fact, there was deflection caused by shear load, so total deflection in the middle span is bending deflection plus shear deflection. The shear deflection on beams with certain length and dimension was compared to bending deflection that has different value to each other. The test of Acacia mangium timber beam showed that comparison value has variety; it can reach more than 15%. This matter will influence the value of the bending stiffness of beam. By including shear deflection higher bending stiffness value will be obtained, so it will yield more economical design.

  The objective of this research was to determine ratio of shear to bending deflection, and the influence of calculation of bending stiffness if shear deflection on the beam with certain dimension and length of span is calculated.

  Key words: bending stiffness, deflection, bending moment, shear load, Acacia mangium Pendahuluan momen lentur maupun gaya geser. Besaran dan

  perbedaan kedua lendutan tersebut perlu diketahui dan Didalam memperoleh nilai kekakuan lentur (EI) dari dikaji pengaruhnya sehubungan dengan sifat kekakuan hasil uji lentur balok hampir atau selalu mengabaikan lentur balok. lendutan akibat gaya geser. Pada kondisi tertentu gaya Berdasarkan teori energi yang telah dibahas geser yang dipikul oleh balok mempunyai pengaruh didalam beberapa buku pustaka (Radeliffe 1953; Biblis terhadap lendutan total sehingga memungkinkan untuk 1965; Beer dan Johnston 1992; Gere dan Timoshenko diperhitungkan. Lendutan total sebenarnya yang terjadi 1997; Oden dan Ripperger 1981; Timoshenko 1976; adalah jumlah lendutan akibat momen lentur dan gaya Tauchert 1974) dan selanjutnya diselesaikan dengan geser, sehingga dapat dituliskan sebagai persamaan teori Castigliano dapat diperoleh persamaan lendutan akibat momen lentur maupun gaya geser.

  Persamaan untuk lendutan akibat momen lentur

  yyy total momen lentur geser

  adalah:

  L MM

  Apabila lendutan akibat gaya geser diabaikan dan

  y dx  ………………..(1) b X

  hanya memperhitungkan lendutan akibat momen lentur, 

  EI

  X dapat mempengaruhi nilai kekakuan lentur (EI) dari balok.

  Besar lendutan geser dari balok dapat diperoleh dari dimana M adalah momen lentur akibat beban luar

  X

  perhitungan dengan cara analitik, selanjutnya nilai

   M

  tersebut digunakan untuk menghitung kekakuan lentur dan dapat ditulis sebagai M, sedangkan adalah sebenarnya. Dengan memperhitungkan lendutan geser

  

X

  akan diperoleh nilai kekakuan lentur yang berbeda momen lentur m akibat beban satu satuan pada titik apabila tanpa memperhitungkan lendutan gesernya. yang lendutannya akan dicari, dan lendutan akibat gaya

  Didalam desain balok, dengan memperhitungkan nilai EI geser adalah: yang lebih besar menunjukkan kemampuan balok menahan lendutan lebih besar pula atau dapat dikatakan L

  V

  V

  bahwa balok lebih kaku. Hal ini menghasilkan desain yang .....................(2)

  yk dx s

  X

  

  lebih ekonomis dibandingkan kalau menggunakan nilai EI

  GA

  X

  yang lebih kecil. Nilai EI yang sebenarnya dapat diperoleh terjadi pada balok dengan dimensi dan panjang bentang dimana adalah gaya geser akibat beban luar dan

  V X  tertentu.

  

  V

  dapat ditulis sebagai V, sedangkan adalah gaya

  Material dan Metode

X

  geser v akibat beban satu satuan pada titik yang Metode yang digunakan dalam penulisan makalah lendutannya akan dicari. E adalah modulus elastisitas, I ini terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu : adalah momen inersia penampang, G adalah modulus

  1. Pengujian Laboratorium: geser, A adalah luas penampang, dan k adalah faktor Pengujian laboratorium dilakukan untuk bentuk penampang balok. mendapatkan nilai G material kayu. Kayu yang

  Didalam mendapatkan nilai lendutan akibat gaya digunakan sebagai benda uji adalah Acacia geser terlebih dahulu harus mengetahui besar nilai G

  mangium yang ditebang dari hutan di Parung

  material kayu, karena didalam menghitung besar lendutan Panjang dengan umur kayu 10 tahun 6 bulan. geser diperlukan nilai tersebut yang dapat diperoleh dari

  Pengeringan dilakukan secara alamiah dengan pengujian laboratorium, yaitu dengan memanfaatkan cara menyusun kayu, diberi antara dan diletakkan perbandingan lendutan akibat pengujian balok ukuran pada ruang terbuka dan beratap. Pada saat sebenarnya dan bebas cacat (Sulistyawati 2005). pengujian kayu dalam kondisi kering udara

  Tujuan dari penulisan makalah ini adalah dengan kadar air sekitar 14 sampai dengan 16%. memperoleh rasio lendutan geser terhadap lendutan lentur dan pengaruh didalam perhitungan kekakuan lentur EI apabila juga memperhitungkan lendutan geser yang

  P P ½ P ½ P

  1/3 L 1/3 L 1/3 L

  ½ L ½ L

  L L M

  (a) (b)

  V (c)

  y b y total y s Figure 1. Two loading conditions.

  (a) Bending Moment (M) diagram (b) Shear Load (V) diagram (c) Deflection P = Load L = Length of Span

  y b = Bending Deflection Table 1. Dimension of each category (in mm). Notes: b = width; h = height; L = span.

  2. Perhitungan Analitik: Perhitungan secara analitik dilakukan untuk mendapatkan persamaan lendutan akibat momen lentur dan gaya geser. Modulus geser hasil pengujian laboratorium digunakan didalam perhitungan lendutan geser. Selanjutnya dihitung besar perbandingan nilai lendutan geser terhadap lendutan lentur, kemudian digambarkan dalam bentuk grafik.

  1 50 100 3000 1 100 50 3000

  4 80 200 3000 4 200 80 3000 5 100 200 2800 5 200 100 2800 5 100 200 3000 5 200 100 3000 6 120 200 2800 6 200 120 2800 6 120 200 3000 6 200 120 3000 7 150 200 2800 7 200 150 2800 7 150 200 3000 7 200 150 3000 8 100 250 3500 8 250 100 3500 8 100 250 3000 8 250 100 3000 9 120 250 3500 9 250 120 3500 9 120 250 3000 9 250 120 3000 10 150 250 3500

  4 80 200 2800 4 200 80 2800

  3 80 150 3000 3 150 80 3000

  3 80 150 2100 3 150 80 2100

  2 60 120 3000 2 120 60 3000

  2 60 120 1680 2 120 60 1680

  1 50 100 1400 1 100 50 1400

  Pengamatan dilakukan dengan dua macam pembebanan yaitu (1) beban terpusat ditengah bentang, merupakan pembebanan untuk kategori 1 sampai dengan 4 dan (2) beban terpusat pada masing-masing satu pertiga bentang untuk kategori 5 sampai 8, seperti pada Gambar 1. Seluruh kategori dilakukan untuk balok yang terletak diatas perletakan sederhana. Masing-masing kategori terdiri dari 14 variasi dimensi balok kayu yang secara rinci dapat dilihat pada Tabel 1. Lebar balok (b) merupakan sisi pada arah sumbu x dan tinggi balok (h) pada sumbu y. Kategori dengan nomor ganjil merupakan balok yang diletakkan secara vertikal dan nomor genap balok diletakkan secara horizontal.

  L = 14 h No b h L = 14 b No b h L No b h L

  Category 1 Category 2 Category 3 Category 4 No b h

  E fs /E sc

  1. 00 1. 05 1. 10 1. 15 1. 20 1. 25 1. 30 1. 35 1. 40 1. 45 1. 50 1. 55 1. 60 1. 65 1. 70 1. 75 1. 80 0. 00 0. 01 0. 02 0. 03 0. 04 0. 05 0. 06 0. 07 0. 08 0. 09 0. 10 0. 11 0. 12 0. 13 0. 14 0. 15 a = G/E fs

  E fs /E sc pada sumbu y maka akan diperoleh nilai G, seperti dapat dilihat pada Gambar 2 (Sulistyawati 2005).

  Telah diketahui bahwa persamaan untuk lendutan akibat lentur mempunyai faktor pembagi EI dan GA untuk lendutan akibat gaya geser. Nilai G diperoleh dari pengujian laboratorium dengan melakukan pengujian balok lentur untuk mendapatkan modulus elastisitas benda uji dengan ukuran full scale (E fs ) dan benda uji ukuran small clear (E sc ). Dengan menggunakan grafik hubungan a = G/E fs pada sumbu x dan perbandingan

  Hasil dan Pembahasan

  10 250 150 3500 10 150 250 3000 10 250 150 3000 11 200 250 3500 11 250 200 3500 11 200 250 3000 11 250 200 3000 12 100 300 4200 12 300 100 4200 12 100 300 3000 12 300 100 3000 13 120 300 4200 13 300 120 4200 13 120 300 3000 13 300 120 3000 14 150 300 4200 14 300 150 4200 14 150 300 3000 14 300 150 3000 Nilai G kayu Acacia mangium adalah 1/17.45 x E. Berdasarkan perhitungan secara analitik menggunakan persamaan (1) dan (2), diperoleh perbandingan besar lendutan geser terhadap lendutan lentur dalam bentuk persamaan dan dapat dilihat seperti pada Tabel 2 dimana h = tinggi balok L = panjang bentang

  α = E/G material Berdasarkan persamaan seperti pada Tabel 2, dihitung rasio lendutan geser terhadap lendutan lentur balok kayu Acacia mangium (G = 1/17.45 E) dengan kondisi kategori 1 sampai dengan 8 yang selanjutnya dinyatakan dalam bentuk grafik (Gambar 3). Untuk balok yang mempunyai panjang bentang dengan faktor tetap terhadap h yaitu 14 seperti pada kategori 1 dan 5 mempunyai rasio y s /y b yang tetap yaitu masing-masing 10.6% dan 8.36%. Meskipun pada masing-masing kategori terdiri dari balok yang mempunyai lebar berbeda, rasio tidak berubah.

  2

  11

  12

  13

  14 P

  5

  10

  15

  20

  25 Differences of Deflection (% ) Category 1 10,7 10,7 10,7 10,7 10,7 10,7 10,7 10,7 10,7 10,7 10,7 10,7 10,7 10,7 Category 2 2,67 2,67 3,04 1,71 2,67 3,85 6,01 1,71 2,46 3,85 6,84 1,19 1,71 2,67 Category 3 2,33 3,35 5,23 9,31 9,31 9,31 9,31 14,5 14,5 14,5 14,5 20,9 20,9 20,9 Category 4 0,58 0,84 1,49 1,49 2,33 3,35 5,23 2,33 3,35 5,23 9,31 2,33 3,35 5,23

  1

  3

  9

  

4

  5

  6

  7

  8

  9

  10

  11

  12

  13

  10

  8

  Table 2. Ratio of shear to bending deflection.

  L h

  One point loading in the middle span Two point loading in one-third span each y s /y b

  2 . 1 =

  48 3 .

  3 PL EI x GA

  PL

  2

  2 2 .

  h

  2

  2 9391 .

  Figure 3. Ratio of shear to bending deflection.

  7

  5

  10

  15

  20

  25 Differences of Deflection(%) Category 5 8,36 8,36 8,36 8,36 8,36 8,36 8,36 8,36 8,36 8,36 8,36 8,36 8,36 8,36 Category 6 2,09 2,09 2,38 1,34 2,09 3,01 4,7 1,34 1,93 3,01 5,35 0,93 1,34 2,09 Category 7 1,82 2,62 4,1 7,28 7,28 7,28 7,28 11,4 11,4 11,4 11,4 16,4 16,4 16,4 Category 8 0,46 0,66 1,17 1,17 1,82 2,62 4,1 1,82 2,62 4,1 7,28 1,82 2,62 4,1

  1

  2

  3

  

4

  5

  6

  14 P Hal itu terjadi oleh karena persamaan rasio lendutan geser terhadap lendutan lentur merupakan fungsi kuadrat dari tinggi terhadap panjang bentang balok. Rasio modulus elastisitas terhadap modulus geser dikalikan dengan faktor 1.2 umtuk satu beban terpusat ditengah bentang dan 0.9391 untuk dua beban terpusat masing-masing pada 1/3 bentang merupakan nilai tetap. Untuk panjang balok yang bukan fungsi tetap dari tinggi balok mempunyai rasio y s /y b masing-masing berbeda.

  Gambar 4 merupakan kurva hubungan h

  Dari hasil analisis pada delapan kategori pengamatan untuk balok kayu Acacia mangium dapat disimpulkan bahwa:

  2 y s /y b (% ) Category 1 Category 3 Category 5 Category 7

  25 0,000 0,002 0,004 0,006 0,008 0,010 0,012 (h/L)

  20

  15

  10

  5

  , nilai ys/yb akan semakin besar pula.

  2

  2 /L

  5. Bertambah besar nilai h

  4. Dengan nilai EI yang lebih besar berarti kapasitas balok menahan lendutan lebih besar, sehingga desain akan lebih ekonomis.

  3. Dengan memperhitungkan lendutan geser akan memperbesar kekakuan lentur (EI)

  2. Apabila perbandingan panjang bentang merupakan perkalian tinggi balok dengan nilai tetap, maka rasio lendutan geser terhadap lentur tidak berubah.

  1. Perbandingan kuadrat tinggi terhadap panjang bentang merupakan nilai faktor yang mempengaruhi rasio lendutan geser dan lendutan lentur selain rasio modulus elastisitas terhadap modulus geser material

  Kesimpulan

  2 /l

  Dari persamaan (3) dan (4) terlihat bahwa faktor pembagi akan menjadi lebih kecil apabila memperhitungkan lendutan geser, sehingga nilai kekakuan lentur balok akan lebih besar.

  …….(4) untuk dua beban terpusat masing-masing pada 1/3 bentang

  EI  

  3 s lab uji y y PL

  23

  ) ( 1296

  ……..(3) untuk satu beban terpusat ditengah bentang, dan

  EI  

  3 s lab uji y y PL

  48

  ) (

  Dari nilai lendutan geser yang diperoleh dari perhitungan secara analitis kemudian dapat digunakan untuk menghitung besar EI sebenarnya, yaitu

  terhadap y s /y b , dapat digunakan untuk menentukan besar perbedaan lendutan geser terhadap lendutan lentur maksimum yang diinginkan, sehingga dapat menentukan tinggi dan panjang bentang balok.

  2

  Figure 4 The relation of square of height divided by length of span to rasio of shear divided by bending deflection of Acacia mangium species.

  Daftar Pustaka Oden J.T. and E.A. Ripperger. 1981. Mechanics of

  Elastic Structures. Second Edition. Hemisphere ASTM D 198-99. Standard Test Methods of Static Test of Publising Corporation, Washington. Lumber in Structural Sizes. Timoshenko S. 1976. Strength of Materials. Robert E,

  Radeliffe B.M. 1953. Shear Deflection in Timber Beams Third Edition. Krieger Publishing Company and A Method for the Determination of Shear Huntington, New York.

  Moduli, Purdue University Agricultural Experiment Sulistyawati I. 2005. Menduga Modulus Geser dengan Station Lafayette, Indiana. Memanfaatkan Modulus Elastisitas Contoh Uji

  Biblis EJ. 1965. Shear Deflection of Wood Beams. Yale Ukuran Pemakaian dan Bebas Cacat. Jurnal Ilmu University, New Haven, Conn. dan Teknologi Kayu Tropis, 3 (1): 15-21. Beer F.P. and E.R. Johnston, Jr. 1992. Mechanics of Tauchert T.R. 1974. Energy Principles in Structural Material, Second Edition. McGraw Hill Book Mechanics. McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.

  Company England. Gere J.M. and S.P. Timoshenko. 1997. Mechanics of

  Material, Fourth Edition. PWS Publishing Company, a Division of International Thomson Publising Inc. Diterima (accepted) tanggal 25 April 2006 Indah Sulistyawati Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan (Lecturer of Civil Engineering and Planning Department) Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Trisakti (Faculty of Civil Engineering and Planning, Trisakti University) Gedung Hafidin Rohyan lt 5 (Gedung C) Kampus A Jl. Kyai Tapa no. 1, Grogol 11620 Jakarta Barat Tel : 021- 5663232 ext 219, 220 Hp : 08161316634 Email indahusakti@yahoo.com

Dokumen yang terkait

Perancangan Alat Penanggulangan Dini Bencana Banjir Berbasis Inframerah dengan Mikrokontroller Atmega16, Pompa Air, dan Calling

0 0 11

Sistem Pendukung Keputusan Penerimaan Jurnalis Menerapkan Multi- Objective Optimization On The Basis Of Ratio Analysis (MOORA)

0 0 5

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan SiswaI Teladan Dengan Menggunakan Metode Multi-Objective Optimization on The Basis of Ratio Analisis (MOORA)

0 0 6

Penentuan Penerima Bantuan Siswa Miskin Menerapkan Metode Multi Objective Optimization on The Basis of Ratio Analysis (MOORA)

0 0 5

Implementasi Behavior Dinamis dalam Skenario Adaptif Menggunakan Metode FSM pada Platformer Game

0 0 9

Variabilitas Massa Jenis Kayu Daun Lebar Tropis terhadap Karakter Serat, Kimia dan Pulp Sulfat Variability of Wood Specific Gravity of Tropical Hardwoods to the Characteristic of Fibers, Chemicals and Pulp Sulfate

0 0 7

Keterawetan Kayu Tropis dengan Proses Pengawetan Menggunakan Karbon Dioksida sebagai Pelarut Pembawa Treatability of Tropical Wood Species with Preservative Treatment Using Carbon Dioxide as a Carrier Solvent

0 0 5

Pengaruh Pengukusan dan Perendaman dengan NaOH terhadap Pelengkungan Kayu Rasamala (Altingia excelsa Noronha), Asam Jawa (Tamarindus indica L.) dan Marasi (Hymeneae courbaril L.) The Influence of Steaming and Soaking in NaOH to Bending of Rasamala (Alting

1 1 5

Pengaruh Suhu dan Tekanan Uap Air terhadap Fiksasi Kayu Kompresi dengan menggunakan Close System Compression Temperature and Steam Pressure Dependency on the Fixation of Compressed Wood by Close System Compression

0 0 6

Penampilan Kayu Kelapa (Cocos nucifera Linn) Bagian Dalam yang Dimampatkan Performance of Densified Inner-Part of Coconut Wood (Cocos nucifera Linn)

0 0 5