66 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MORNING SICKNESS DENGAN SIKAP IBU MENGHADAPI MORNING SICKNESS THE CORELATION OF MORNING SICKNESS KNOWLEDGE WITH ATTITUDE TO FACE AGAINST MORNING SICKNESS Rizka Fatmawati
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG
MORNING SICKNESS DENGAN SIKAP IBU MENGHADAPI MORNING SICKNESS
THE CORELATION OF MORNING SICKNESS KNOWLEDGE
WITH ATTITUDE TO FACE AGAINST MORNING SICKNESS
1) 2) Rizka Fatmawati , Zulaicha Hartono Putri
Prodi D3 Kebidanan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta
Abstrak
Morning sickness saat hamil ternyata ada 70 - 85 persen dari seluruh kehamilan Rasa mual dan
muntah bisa mengakibatkan ibu hamil merasa kurang nyaman dan bisa juga merasa sakit dan
ternyata keluhan sakit pada wanita hamil yang mengalami morning sickness bisar berlanjut
menjadi Hiperemesis Gravidarum. Penelitian ini terfokus pada pengetahuan ibu tentang morning
sickness dengan sikap ibu dalam menghadapi morning sickness. Tujuan penelitian untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu morning sickness dan sikap ibu dalam menghadapi
morning sickness. Metode yang digunakan berupa observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional, Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling dengan jumlah 40 ibu.
Analisis Chi Square. Tingkat pengetahuan tentang Morning sickness dengan kategori cukup
yaitu ada 19. ibu (47,5 %). Sikap ibu menghadapi Morning sickness terbanyak pada kategori tidak
menerima ada 28 ibu (70 %). Hasil chi square hitung (12,626) > chi square tabel (5,591) serta pvalue yaitu 0,002 < 0,05. SIMPULAN menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu tentang Morning sickness dengan sikap ibu tentang Morning sicknes.Kata kunci: Pengetahuan Morning sickness, Sikap menghadapi Morning sickness
Abstract
Morning sickness during pregnancy happens on 70-85 percent of all pregnancie. Nausea and
vomiting can cause pregnant women feel less comfortable and may also feel sick and
complaining of pain in pregnant women who experience morning sickness can continue to be
Hyperemesis Gravidarum. This study focused on mother's knowledge about morning sickness
mother's attitude in dealing with morning sickness. Thia aim of this study was to determine the
correlation of mother's knowledge about morning sickness whith mather‟s attitude toface ofmorning sickness. The method was observational analytic cross sectional desig. This study used
total sampling with 40 mothers is the samples The research used Chi Square analysis. The results
was the level of m o t h e r ‟s knowledge about morning sickness with enough categories were 19 mothers (47.5%).The mother‟s attitude to face agains morning sickness with not
accept categories were 28 mothers (70%). T h e results Chi square count (12.626) > Chi
square table (5.591) and the p value is 0.002 <0.05. Conclusion: This study showed that there was
a coreelation between the mother's level of knowledge and the attitude of mothers Morning
sickness Morning sickness.Keywords: Knowledge Morning sickness, morning sickness face attitude PENDAHULUAN
pi sangat berhubungan dengan kehamilan. Ke- Mual dan muntah saat hamil ternyata ada inginan mual dan muntah sering mungkin bisa
70-85 persen dari seluruh kehamilan yang biasa- mengakibatkan ibu hamil merasa kurang nyaman nya terjadi pada minggu lima atau enam. Namun, dan bisa juga merasa sakit dan ternyata keluhan gejala dapat berlanjut sampai trimester ketiga sakit pada wanita hamil yang mengalami Mor- tetapi kisarannnya hanya 15 - 20 persen wanita. ning sickness sekitar 80 persen. Adanya Morning
Morning sickness meskipun terlihat ringan teta- sickness diperkirakan terkait dengan perubahan tingkat hormon selama kehamilan. Beberapa wanita cukup beruntung untuk tidak terpengaruh oleh Morning sickness sebab ada ibu yang meng- alami Morning sickness yang cukup parah se- hingga membutuhkan rawat inap (King Edward, 2010: 1)
Dari hasil studi penelitian pendahuluan yang dilakukan di Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) Gedongan pada tanggal 10 Februari 2013 dengan 10 ibu hamil yang terdiri trimester I ada 5 orang, trimester II ada 3 orang dan trimes- ter III ada 2 orang, ternyata yang trimester I yang tidak menerima dan sangat mengeluhkan adanya
gravidarum
Perhitungan uji validitas pada instrumen pengetahuan ibu tentang dari 20 pertanyaan pada 20 responden didapatkan nilai rtabel 0,378, dengan N=20 pada taraf kesalahan 0,05
adalah semua ibu trimester I, II dan III yang tercatat memeriksakan diri di Poliklinik Desa Gedongan, dan berdomisili tetap di Desa Gedongan ada 40 ibu trimester I, II dan III bulan Februari 2013. Sampel dari penelitian ini sesuai jumlah populasi di Poliklinik Desa Gedongan, dan berdomisili tetap di Desa Gedongan berjumlah 40 ibu trimester I, II dan III. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling dengan jumlah 40 ibu. Instrumen penelitian mengguankan kuesioner/ angket.
cross sectional . Populasi dalam penelitian ini
Desain penelitian menggunakan observasio- nal analitik dengan pendekatan cross sectional.
Tujuan khusus penelitian ini adalah: mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Morning sickness, mengetahui sikap ibu hamil dalam menghadapi Morning sickness, menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Morning sickness dengan sikap ibu hamil dalam menghadapi Morning sickness
sickness dan sikap ibu dalam menghadapi morning sickness .
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu morning
dapat menyebabkan cadangan karbo- hidrat habis dipakai untuk keperluan energi, sehingga pembakaran tubuh beralih pada ca- dangan lemak dan protein. Karena pembakaran lemak kurang sempurna terjadilah badan keton dalam darah yang dapat menambah beratnya gejaka klinik (Dr. Ida Ayu Chandranita, dkk, 2009:209).
Sebagian besar emesis gravidarum (mual- muntah) saat hamil dapat diatasi dengan berobat jalan, serta pemberian obat penenang dan anti muntah. Tetapi sebagian kecil wanita hamil tidak dapat mengatasi mual-muntah yang berkelanjutan sehingga mengganggu kehidupam sehari-hari dan meimbulkan kekurangan cairan dan ter- ganggu keseimbangan elektrolit. Hiperemesis
Morning sickness serta mengaku tidak tahu bagaimana cara antisipasinya apabila terkena.
Keadaan ini disebabkan oleh gangguan meta- bolisme karbohidrat. Jadi, bila mungkin minum teh panas dengan gula sebelum bangun dan berjalan.
Menurut Ida Ayu Chandranita, dkk. (2009: 78) disebut Morning sickness karena terjadi di pagi hari pada waktu bangun dengan keluhan pening kepala, mual ringan sampai muntah, setelah duduk sebentar keadaan dapat diatasi.
Menurut Wawan dan Dewi (2010: 27) mengatakan sikap adalah respon individu yang masih bersifat tertutup terhadap suatu rangsangan dan sikap tidak dapat diamati secara langsung oleh individu lain. Sikap belum merupakan suatu tindakan, tetapi sikap merupakan suatu faktor pendorong individu untuk melakukan tindakan.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu sete- lah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu baik melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan (Wawan dan Dewi, 2010: 11).
yang dialami tidak terlalu menganggu aktivitasnya, tetapi kedua ibu tersebut juga tidak mengetahui antisipasi Morning sickness. Pada ibu trimester II ternyata 2 ibu kurang menerima adanya Morning sickness sebab sejak trimester I sudah mengalaminya sehingga timbul rasa bosan dengan Morning sickness dan mereka mengaku tidak mengetahui antisipasi Morning sickness, karena saat periksa hanya diberi obat saja tanpa dijelaskan dan bidan bilang itu biasa, sedangkan trimester III ada 2 orang mengaku sudah tidak mengalami Morning sickness (ada 1 orang) dan mengaku jarang mengalami Morning sickness (ada 1 orang), sedangkan untuk pengetahuan antisipasi morning sicknees dijawab tidak tahu.
sickness
itu adalah ibu muda atau baru hamil pertama kali, sedangkan 2 ibu trimester satu bisa menerima adanya Morning sickness dan dianggap biasa seperti pengalaman sebelumnya, apalagi Morning
Morning sickness ada 3 ibu dan ketiga ibu
METODE PENELITIAN
Berdasarkan tabel 2. dan gambar 4.2 diketahui maka rhitung> rtabel sehingga instrumen penge- bahwa tertinggi tingkat pendidikan responden tahuan Morning sickness dari 46 pertanyaan ada adalah SLTA yaitu 17 responden (42,5 %) dan 18 pertanyaan yang tidak valid dan 28 terendah pada pendidikan perguruan tinggi ada 5 pertanyaan dinyatakan valid, dan dapat diguna- responden (12,5 %). kan sebagai penelitian.
Perhitungan uji validitas pada instrumen Karakteristik Pekerjaan Responden sikap ibu terhadap Morning sickness dari 20 pertanyaan pada 20 responden didapatkan nilai
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik rtabel 0,378, dengan N=20 pada taraf kesa- Pekerjaan Responden lahan 0,05 maka rhitung > rtabel sehingga instrumen sikap ibu terhadap Morning sickness
Pekerjaan responden Frekuensi % dari 30 pertanyaan ada 6 pertanyaan yang tidak Tidak Bekerja 3 7,5 valid dan 24 pertanyaan dinyatakan valid, dan
Buruh 12 30,0 dapat digunakan sebagai penelitian. Pedagang 9 22,5
Nilai alpha crobach pengetahuan 0,963 dan Swasta 7 17,5 nilai alpha crobach sikap adalah 0,7 yang TNI/POLRI 4 10,0 artinya pertanyaan yang diajukana dalah reliabel.
PNS 5 12,5 Analisa data menggunakan Chi kuadrat pada
Jumlah 40 100% signifikasi 95%. Etika penelitian menggunakan
Informed conse nt, Anonymity (tanpa nama),
Berdasar tabel 3. dan gambar 4.3 diketahui
Confidentiality (kerahasiaan)
bahwa tertinggi pekerjaan responden adalah buruh yaitu 12 responden (30 %) dan terendah
HASIL DAN PEMBAHASAN adalah tidak bekerja ada 3 responden (7,5 %). Hasil Penelitian
Karakteristik Umur Responden Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Ibu tentang Morning sickness
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Umur Responden
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Umur Responden
Pengetahuan Morning sickness Frekuensi %
(Tahun) Tingkat pengetahuan
<20 6 15,0 Frekuensi %
Morning sickness
20 22 55,0
- – 35
Baik
9
22.5 >35 12 30,0
Cukup
19
47.5 Jumlah 40 100.0 Kurang
14
30.00 Total 40 100% Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 diketahui bahwa tertinggi umur responden adalah 20-35
Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa tertinggi tahun yaitu 22 ibu (55 %) dan terendah usia tingkat pengetahuan tentang Morning sickness kurang 20 tahun 6 ibu (15 %). dengan kategori cukup yaitu ada 19. ibu (47,5 %), terendah pada pengetahuan baik ada 9 ibu (22,5
Karakteristik Pendidikan Responden %).
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Pendidikan Responden Gambaran Sikap ibu tentang Morning sickness
Pendidikan Tabel 5. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu tentang Frekwensi %
Responden
Morning sickness
SD
8
20 Sikap Ibu tentang Morning SLTP
10 25 frekuensi %
sickness
SLTA 17 42,5 Tidak menerima
28
70.0 Perguruan Tinggi 5 12,5 Menerima
12
30.0 Jumlah 40 100.0 Jumlah 40 100
10
7
5
2
25
Tabel 5. diketahui bahwa tertinggi sikap ibu pada
3 7.5 19 47.5 Kurang
40
16
17.5 9 22.5 12.626 0.002 Cukup
5
Tabel 2 tingkat pendidikan tertinggi responden adalah SLTA yaitu 17 responden (42,5 %) dan terendah pada pendidikan perguruan tinggi ada 5 responden (12,5 %). Pendidikan ber- arti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita- cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk menapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diper- lukan untuk emndapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi Notoadmodjo, (2003) dalam Wawan dan Dewi (2010: 16 – 18), sehingga ting- kat pendidikan SMA akan lebih tinggi penge- tahuannya dibandingkan pendidikan SD dan SMP. Pendidikan berarti bimbingan yang diberi- kan seesorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya semakin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan sikap sese- orang terhadap penerimaan, informasi, dan nilai- nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak, 2007: 30). Ditambahkan oleh Nasution, (2009: 1) pendidikan adalah usaha yang sengaja (terencana, terkontrol, dengan sadar dan dengan cara siste- matis) diberikan pada anak didik oleh pendidik agar individunya yang potensial itu lebih ber- kembang terarah kepada tujuan tertentu. Di
2
Baik
% Me- nerima %
χ2 ρ Tidak Me- nerima
Sickness Sikap Ibu tentang Morning Sickness Total %
Pengeta- huan Ibu tentang Morning
Tabel 6. Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Morning sickness dengan Sikap ibu tentang Morning sickness
yaitu ada 28 ibu (70%), terendah pada mene- rima ada 12 ibu (30 %) Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap ibu tentang Morning sickness
Morning sickness kategori tidak menerima
12
30 Total
70
12
30 40 100
Tabulasi silang di atas pada tabel 6 di atas ternyata antara pengetahuan ibu tentang Morning
sickness dengan sikap ibu tentang Morning sickness mempunyai hubungan yang ditandai dari
nilai χ2 hitung sebesar 12,626 apabila di bandingkan dengan χ2 tabel sebesar 5,591 maka χ2 hitung >χ2 tabel dan bisa juga dilihat dari p value yaitu 0,002 < 0,05 yang menandakan adanya hubungan.
Pembahasan
Pada penelitian ini telah dilakukan di PKD Gedongan bulan 1 Mei sampai 1 Juni 2013 dengan jumlah sampel 40 ibu hamil didapatkan data karakteristik responden yaitu umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang morning sickness.
Pada tabel 1 umur responden terbanyak pada umur 20-35 tahun yaitu 22 ibu (55 %) dan terendah usia kurang 20 tahun.
Menurut Notoadmodjo (2003) dalam Wawan dan Dewi (2010: 16
28
- – 18) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan sese- orang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja, sehingga semakin tinggi umur semakin meningkat pula kematangan berpikir dan juga meningkat pengalamannya sehingga mempe- ngaruhi tingkat pengetahuannya, demikian juga pada usia 20-35 tahun berpengetahuan lebih tinggi dibandingkan umur kurang dari 20 tahun terutama pengetahuan tentang Morning sickness. Menurut Wantiyah (2004) dalam Indah Wahyu Wardani (2012: 45). mengatakan bahwa usia muda lebih mudah meneirma informasi dan lebih bersifat dinamis dibandingkan usia tua sehingga lebih mudah menerima perubahan perilaku, disamping itu pada usia dewasa muda apabila dilihat dari perkembangan kognitifnya maka kebiasaan berfikir rasional mereka meningkat, karena mereka cukup aktif dan jarang menerima penyakit berat seperti halnya orang yang sudah tua. Jadi kesimpulannya penelitian ini telah sesuai dengan teori sebab umur < 20 tahun tingkat pengetahuan lebih rendah dibandingkan umur 20 – 35 tahun.
Tabel 3 jenis pekerjaan terbanyak responden adalah buruh yaitu 12 responden (30 %) dan terendah adalah tidak bekerja ada 3 responden (7,5 %). Menurut Wawan dan Dewi (2010) peker- jaan adalah perbuatan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan, sedangkan bekerja umumnya merupa- kan kegiatan yang menyita waktu. Bakerja bagi wanita atau ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Seorang yang be- kerja dipastikan akan berinteraksi dengan orang lain, dan setiap jenis pekerjaan dipastikan memi- liki pergaulan yang berbeda. Dalam pergaulan hidup manusia terdiri dari individu yang ber- aneka sehingga terjadi interaksi, saling mempe- ngaruhi demi kepentingan dan keuntungan pribadi masing-masing. Untuk itulah tanpa komunikasi maka manusia tidak dapat disebut sebagai makhluk sosial (Effendi, 2009: 17). Selain berinteraksi antar manusia salah satu komunikasi yang dilakukan oleh manusia adalah komunikasi yang bersifat massa. Massa tersebut terdiri dari para penerima pesan (komunikan) yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen antara satu sama lainnya. Penelitia ini telah sesui dengan teori.
Tabel 4 tingkat pengetahuan ibu tentang
morning sickness diketahui tertinggi kategori
cukup yaitu ada 19 ibu (47,5 %), terendah pada pengetahuan kategori baik ada 9 ibu (22,5 %). Tingkat pengetahuan berpengaruh pada sikap seseorang, menurut Notoadmodjo (2007: 144) penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses, dimana didasari oleh pengeta- huan, kesadaran dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku ini tidak didasari oleh penge- tahuan dan kesadaran maka tidak akan berlang- sung lama. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak. Pengetahuan biasa disebut juga knowledge of the man in the street atau ordinary knowledge atau common sense
knowledge. Pengetahuan ini memiliki inti
kebenaran yang sifatnya subjektif. Artinya sangat terikat pada subjek yang mengenal. Dengan demikian pengetahuan tahap pertama ini memi- liki sifat selalu benar sejauh sarana untuk mem- peroleh pengetahuan bersifat normal atau tidak ada penyimpangan. (Nasir, 2011). Penelitian ini telah sesuai dengan teori sebab tingkat pengetahuan ibu hamil tentang morning sicknes kebanyakan kategori cukup maka akan ber- pengaruh pada perilaku ibu khususnya sikap dalam menghadapi morning sickness
Tabel 5 sikap ibu terhadap morning sickness tertinggi ibu hamil kategori tertinggi pada kategori tidak menerima yaitu ada 28 ibu (70 %), terendah pada menerima ada 12 ibu (30 %). Menurut Wawan dan Dewi (2010: 27) menga- takan sikap adalah respon individu yang masih bersifat tertutup terhadap suatu rangsangan dan sikap tidak dapat diamati secara langsung oleh individu lain. Kebanyakan ibu hamil ternyata banyak yang tidak menerima, hal ini menurut peneliti adalah wajar sebab disebut Morning
sickness karena terjadi di pagi hari pada waktu
bangun dengan keluhan pening kepala, mual ringan sampai muntah, setelah duduk sebentar keadaan dapat diatasi yang pasti menimbulkan ketidaknyamanan. Sikap merupakan kecende- rungan atau kesediaan seseorang untuk berting- kahlaku tertentu kalau ia menghadapi ransang tertentu (Sarlito Wirawan, 2009: 20). Rangsangan yang dimaksud dapat berupa ransangan yang berbentu batiniah seperti aktualisasi diri, dan dapat pula berbentuk fisik seperti halnya hasil - hasil dan usaha-usaha pembangunan. Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang terhadap objek-objek tertentu, seperti perubahan lingkungan atas situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif, yakni cenderung menyenangi, mendekati mengharapkan objek, atau muncul sikap negatif yakni menghindari,
Yogyakarta: Medical Book.
Septaurumy Rachintiya Puteri, 2012. Tingkat
Mubarak, W.I., 2007. Promosi Kesehatan.
Jogjakarta: Graha ilmu Nasir dan Muhith, 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan Teori .
Salemba Medika, Jakarta. Nasution, S.K. 2009. Meningkatkan Status Kese-
hatan Melalui Pendidikan Kesehatan dan Penerapan Pola Hidup Sehat..
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku . Jakarta Rineka Cipta.
Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Perubahan Fisiologi Kehamilan di BPS Ariyanti Gemolong Sragen. Program
Guide to Ease Your Discomfort .,
Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
Sugiyono, 2010. Statistik untuk Penelitian.
Penerbit Alfabeta, Bandung. Wardani, I.W, 2012. Hubungan antara Tingkat
Pengetahuan tentang Diare dengan Penanganan Diare di Rumah pada Anak Balita di Puskesmas Juwiring Kabupaten Klaten . Akademi Keperawatan, PKU
Muhamadiyah Surakarta. Wawan dan Dewi, 2011. Teori dan Pengukuran
Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia, Dilengkapi Contoh Kuesioner.
Nutrition and Dietetics Early Pregnancy Assesment Service, Women and Newborn Health Service, Juli 2010, King Edward Memorial Hospital, 374 Bagot Road Subiaco WA 6008 Telephone: (08) 9340 2222 Western Australia.
King Edward, 2010. Morning sickness: A Simple
membenci suatu objek. Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni cenderung menyenangi, mendekati dan meng- harapkan suatu objek, seorang disebut mempu- nyai respon positif apabila dilihat melalui tahap kognisi, afeksi dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang disebut mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengar atau perubahan terhadap sesuatu objek tak mempengaruhi tin- dakannya atau malah menghindar dan membenci objek tertentu. Penelitian ini telah sesuai dengan teori sebab sikap ibu ibu hamil kebanyakan kategori tidak menerima sebab sikap akan merespon suatu rangsangan yang dalam hal ini rangsangan dari dampak morning sickness yang menyebabkan ibu menyipaki dengan tidak menerima keadaan morning sickness.
Effendy, O.U, 2003. Dinamika Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Tabel 6 hubungan antara pengetahuan ibu tentang Morning sickness dengan sikap ibu tentang Morning sickness ternyata mempunyai hubungan yang ditandai dari nilai χ2 hitung sebesar 1
2,626 apabila di bandingkan dengan χ2 tabel sebesar 5,591 maka χ2 hitung >χ2 tabel dan bisa juga dilihat dari p value yaitu 0,002 < 0,05 yang menandakan adanya hubungan.
- , 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan .Jakarta: PT. Rineka Cipta.
I.A.G.F. & Ida Bagus Gde Manuaba,
Chandranita, I.A. Ida Bagus Gde Fajar Manuaba,
REFERENSI
I.B.G. 2009, Memahami Kesehatan
sickness dengan sikap ibu tentang Morning sickness mempunyai hubungan yang ditandai dari
(47,5 %). Sikap ibu pada Morning sickness kategori tidak menerima yaitu ada 28 ibu (70 %). Hubungan pengetahuan ibu tentang Morning
sickness dengan kategori cukup yaitu ada 19. ibu
Tingkat pengetahuan tentang Morning
SIMPULAN
Reproduksi Wanita Edisi 2 , Penerbit
Buku Kedokteran EGC Anggota IKAPI, Jakarta.
nilai nilai χ2 hitung sebesar 12,626 apabila di bandingkan dengan χ2 tabel sebesar 5,591 maka χ2 hitung >χ2 tabel dan bisa juga dilihat dari p value yaitu 0,002 < 0,05 yang menandakan adanya hubungan.