ANALISA “TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE” TERHADAP EFEKTIVITAS PRODUKSI TONG

  

ANALISA “TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE”

TERHADAP EFEKTIVITAS PRODUKSI TONGKAT

Muchtar Ginting

  

Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya

Jl.Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139

Telp: 0711-353414,Fax: 0711-453211

  

RINGKASAN

  Tongkat Aluminium adalah salah satu sarana rehabilitasi alat kesehatan yang berfungsi sebagai tempat duduk dan alat bantu untuk berjalan bagi pasien yang lumpuh atau yang mengalami gangguan fungsi kaki. Dalam proses produksi tongkat selalu terjadi cacad komponen yang sulit dihindari seperti tergores, berbekas, bentuk lubang bor yang tidak simetris. Jenis-jenis kerusakan/cacad komponen ini cenderung diakibatkan oleh sistem produksi, kurang terpeliharanya mesin/peralatan, dan lingkungan kerja maupun kemampuan atau keseriusan sumber daya manusia. Dari hasil observasi dan analisa data didapat bahwa komplekasi bentuk dan ukuran komponen berbanding terbalik dengan harga efektivitas produksi. Adapun komplekasi bentuk dan ukuran dan harga efektivitas produksi secara berurutan adalah Frame = 83,8 %, Seruling = 85,7 %, Kaki tongkat = 88,1% dan Poros handgrip = 92,3%. Untuk mengurangi cacad produksi sekaligus meningkatkan efektivitas produksi maka perlu penerapan "Total Productive Maintenance" karena TPM adalah sistem perawatan yang melibatkan semua karyawan dari manajemen puncak sampai ke pekerja, aktif dan responsive terhadap suatu masalah baik yang ada pada sistem maupun terkait pada material, mesin/peralatan yang dapat mempengaruhi efektivitas produksi.

  Kata kunci : Tongkat, TPM, Efektivitas Produksi

  walaupun sekarang sudah ada juga

  PENDAHULUAN

  Tongkat adalah salah satu sarana menggunakan sensor dan roda di bagian rehabilitasi alat kesehatan yang berfungsi bawah tiang kaki. sebagai alat bantu untuk berjalan bagi pasien yang lumpuh atau yang mengalami Tongkat ketiak dari bahan pipa aluminium gangguan fungsi kaki. Jenis tongkat ini adalah salah satu produk rehabilitasi beraneka ragarn, antara lain adalah Quad kesehatan yang diproduksi oleh salah satu Cane, Forearm Crutch dan Bariatric UKM di Palembang sejak 20 tahun yang Crutch. Quad Cane adalah tongkat satu lalu dengan sistem konvensional. Bahan kaki satu tiang. Forearm Crutch adalah pipa aluminium datang dari suplier tongkat yang mempunyai empat kaki satu diperiksa dan diterima kemudian disimpan tiang, sedangkan tipe Bariatic crutch di gudang yang selanjutnya akan diproses mempunyai satu kaki dan dua tiang dimana pada mesin produksi yaitu potong, bor dan jenis ini sering disebut tongkat ketiak. bending dan akhirnya diassembling. Bahan yang digunakan untuk rangka Selama proses produksi sering terdapat tongkat ada yang dari kayu, aluminium, cacad produk berupa goresan, dimensi dan ternbaga dan stainlessteel. Tongkat ini geometris kurang sesuai sehingga dirancang untuk digunakan secara manual mempersulit proses assembling yang Dalam proses produksi, konstruksi tongkat berakibat menurunnya efectivitas produksi. ketiak dibedakan menjadi dua bagian yaitu Untuk mengurangi hal tersebut maka perlu

  1. Komponen adalah kerangka tongkat kiranya keterlibatan semua pihak yang dari pipa aluminium yang dikerjakan terkait dengan sistem pengawasan dan dimesin produksi pemeliharaan bukan hanya mengandalkan

  2. Parts adalah elemen-elemen standard tenaga kerja tetapi juga melibatkan kaidah- berupa barang jadi yang dibeli dari kaidah manajemen yang pendekatannya suplier. Desain dari tongkat ini meliputi segala aspek. produktivitas yang berdasarkan kebutuhan pasien sesuai sering disebut manajemen "Total misi perusahaan yaitu memuaskan

  

Productive Maintenance (TPM)". pelanggan secara terus menerus,

  sehingga harus kuat dan aman. Bentuk Menurut Nakajima (1989), implementasi desain dan nama bagian dari tongkat dari Total Productive Maintenance yaitu seperti Gambar 2 berikut ini. program perawatan terhadap suatu proses produksi akan berpengaruh terhadap :

  • Perbaikan peralatan atau mesin
  • Autonomous Maintenance  Pelatihan operator dan tenaga perawatan
  • Memperbaiki manajemen perawatan
  • Aktivitas perawatan dan pencegahan

  TINJAUAN PUSTAKA Konstruksi Tongkat

  Konstruksi atau jenis tongkat yang banyak beredar dipasaran antara lain adalah seperti Proses pembuatan tongkat secara umum pada Gambar 1. Tongkat ketiak adalah dilakukan dengan urutan sesuai aliran salah satu jenis dari sejumlah tongkat yang proses produksi seperti pada tabel di banyak digunakan oleh pasien yang bawah ini. mengalami gangguan atau kesulitan berdiri ataupun berjalan. Sesuai dengan fungsinya maka dalam proses perencanaannya ditekankan pada pemilihan bahan yang sesuai, mudah didapat dipasaran, harga relatif murah dan selanjutnya dilakukan perhitungan gaya-gaya yang akhimya mendapatkan ukuran setiap komponen.

  Dari ukuran dan fungsi setiap komponen disesuaikan dengan parts (komponen Standard yang dibeli) dan toleransi maupun bentuk-bentuk sambungan dan teknik pengerjaan yang semuanya ini

  • Material dan parts yang datang, dituangkan dalam Gambar kerja.

  diperiksa dan simpan di gudang yang terkait.

  • Material pipa komponen no.1,2,3,4 dipotong sepanjang ukuran sesuai gambar.
  • Setelah dipotong dilakukan proses pengeboran pada sejumlah lubang yang dibutuhkan.
  • Khususnya komponen no.l dibending sesuai geometris pada gambar
  • Selanjutnya periksa seluruh komponen dan kikir bekas bor dan ujung-ujung pipa guna mempermudah proses assembling.
  • Assembling komponen dan parts secara benar dan rapi dengan urutan :

  • Organisasi Pemeliharaan, penyusunan struktur organisasi disesuaikan dengan situasi apakah konsep pemeliharan masing-masing zone atau bersifat sentralisasi yang harus ditetapkan.
  • Tanggung jawab fungsional disusun guna memperjelas garis kerja, apakah berdasarkan spender atau lebih baik memakai holder accountability supaya sikap tanggab disemua strata lebih cepat dan responsif.
  • Maintenance Work Order (MWO) sangat diperlukan untuk menentukan atau mengidentifikasi spesifikasi pekerjaan dan sekaligus alat komunikasi antara operator dan bagian pemeliharaan.
  • Hal yang esensial dalam pemeliharaan biasanya ditemukan pertama kali oleh operator, hal ini perlu dicatat dan didiskusikan bersama guna mendapatkan penyelesaian secepatnya baik tentang jadwal, biaya maupun responbilitinya.
  • Literatur Teknik seperti spesifikasi produk, peralatan/mesin sangat berguna sebagai bahan acuan dalam menentukan hasil produk maupun penyusunan SOP setiap peralatan.
  • Filter (saringan) diperlukan untuk penyeleksian MWO, mana yang harus dikerjakan atau dipending dan menentukan skala prioritas pekerjaan.
  • Pelatihan terhadap sumber daya manusia untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap permasalahan pemeliharan dapat berupa kursus, seminar ataupun melalui jalur pendidikan formal.

  a. Pasang no.9 pada no.1, 2 dan ikat dgn no.13 b. Pasang no.4 di dalam no.5

  c. Pasang b dan no.1l pada a dan ikat dgn no.12 d. Pasang no.8 dan 7 pada no.3 e. Pasang no.6, no.10 dan d pada c.

  • Periksa kelengkapan komponen fungsi dan beri label
  • Jika hasil pengujian baik maka diberi label tapi jika tidak maka perlu dianalisa dan didiskusikan guna menentukan perbaikan atau rijek.
  • Produk yang sudah diberi label selanjutnya dibungkus (packing) dan kirim ke gudang barang jadi.

  Pengertian Maintenance (Pemeliharaan)

  Maintenance atau pemeliharaan adalah sejumlah kegiatan yang dilaksanakan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu mesin atau sistem produksi supaya dapat beroperasi secara maksimal. Pekerjaan pemeliharaan ini sebenarnya cukup sulit diawasi khususnya dalam penjadwalan akan tetapi harus dilaksanakan secara serius dan berkelanjutan guna mendapatkan suatu sistem tetap terjaga. Pekerjaan pemeliharaan melibatkan berbagai disiplin keahlian dan memiliki andil penting dalam mencapai tujuan industri, oleh karena itu maka pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan hendaklah diawasi secara terus menerus guna mengetahui sejauh mana efektivitas kerja suatu sistem. Langkah yang dilakukan untuk mencapai sasaran di atas maka perlu kiranya meninjau dan rnenetapkan faktor-faktor antara lain adalah :

  Konsep Mutu sebagai dasar Proses Produksi

  Ciri khas perusahaan maju adalah adanya kepedulian semua orang di level organisasi perusahaan mulai dari level bawah sampai teratas untuk selalu menyediakan layanan dan penyediaan produk yang dibutuhkan sesuai dengan apa yang diinginkan dan diharapkan pelanggannya. Produk yang dinginkan oleh pelanggan adalah produk yang bermutu. Mutu yang dimaksud bukanlah yang nomor satu tetapi yang sesuai dengan keingina Beberapa pengertian mutu antara lain adalah :

  WilliamW Scherkenbac

  nggan, terpenuhinya pelanggan pada ang menunjukkan lah suatu kondisi dengan spesifikasi dalah derajat yang tik yang inheren aratan. "Inheren" terutama sebagai p. Dari definisi- berapa kata yang dan memastikan tu harapan, sesuai dan karakteristik semuanya ini hwa dalam suatu suatu sistem harus yang jelas dan udah pengukuran stem atau mutu sud bukan hanya tapi mutu setiap n proses produksi ai sasaran mutu ini dinamakan net

  san yang digunakan sambil mengumpulkan ntasi kemudian di analisa

  AHASAN

  maintenance adalah yang melibatkan semua najemen puncak sampai dan responsif terhadap k yang ada pada sistem t pada material, ng dapat mempengaruhi oduksi. Untuk meningkatkan u produksi, setiap emfokuskan diri secara masalah-masalah yang ralatan kerja termasuk perbaharui sudut pandang s dari peralatan kerja emperhatikan hal ini, management ataupun ungkin dapat mencapai targetkan terkait dengan tas, pemenuhan jadwal cang desain produk baru n produktivitas kerja upun peralatan. Untuk katan efektivitas suatu dapat menggunakan rikut :

  Maintenance (TPM)

  Metode pembahasa adalah obervasi sam data dari dokumentasi

  Total productive sistem perawatan yan karyawan dari manaj ke pekerja, aktif da suatu masalah baik y maupun terkait mesin/peralatan yang efektivitas produksi. efektivitas suatu perusahaan wajib mem total terhadap ma terkait dengan peral didalamnya memperb tentang efektivitas tersebut. Tanpa mem baik dari pihak m karyawan, tidak mung apa yang mereka targ peningkatan kualitas, pengiriman, merancan dan meningkatkan suatu sistem maupun mengukur peningkat sistem/peralatan d formula sebagai berikut

  Total Productive Mai

  engaruhi nilai net gai system. daya manusia kap tanggap dari n pemeliharaan al dan spare parts. sebut komplekasi oduksi juga akan p efisiensi mesin oduction yang dapat berikut:

  rank .J Riley, ada

  nbach: Mutu

  ditentukan oleh pelanggan, kebutuhan dan harapan pe suatu harga tertentu yang nilai produk tersebut.

  Disamping hal tersebu suatu proses produksi berpengaruh terhadap dan nilai net producti dirumuskan sebagai ber nginan pelanggan. tu dapat diuraikan

  c. Motivasi dan sikap personal operator dan p d. Uniform dari material da

  b. Kemampuan sumber da

  empat factor yang mempenga production yaitu: a. Mesin/peralatan sebaga

  production . Menurut Fran

  dicapai oleh karakteristik dalam memenuhi persyara lawan dari "diberikan" te karakteristik yang tetap. definisi tersebut ada bebe ngambang tapi penting da seperti "terpenuhinya suatu dengan spesifikasi desain da yang inheren" yang mempunyai makna bahwa desain baik produk atau sua mempunyai parameter ya terukur guna mempermuda keberhasilan suatu sistem produk. Jadi mutu yang dimaksud mutu suatu produk tetapi faktor yang terkait dengan dalam rangka mencapai secara keseluruhan dan ini

  ISO 9000:2005: Mutu adal

  dimana produk sesuai denga desain tertentu.

  HL. Gilmore: Mutu adalah

METODE PEMBAH

  efektivitas proses produksi uksi. Dari hasil

  a. Tergores, berti bertitik dan berbekas analisa kemudian disusun c un cara pemecahan disebabkan oleh ol penyimpanan, permasalahan dengan usul usulan dan saran material handling ing, pencekaman ragum guna mendapatkan peningka gkatan net produk yang kurang h hati-hati, lingkungan maupun efektifitas produksi ksi. kerja sistem prose proses produksi maupun SDM nya. Proses produksi tongkat bi biasanya disusun

  b. Pengaruh Mesin, sin, lubang bor tidak berdasarkan rencana tahuna hunan yang mana bulat/simetris bekas pemotongan tahun lalu adalah sejumlah lah 500 buah dan miring dan berg bergerigi, ini cenderung dikerjakan selama dua bul bulan di bawah disebabkan oleh eh ragum yang kocak, pengawasan kualiti control rol yang hasilnya daun gergaji tum umpul atau bearing arbor dapat ditabelkan sebagai be berikut : aus.

  c. Bentuk dan ukuran ukur tidak sesuai, cenderung di di sebabkan teknik penyetingan ber berubah, ragum kocak atau kurangnya konse a konsentrasi operator.

  d. Kempot, rusak usak dan lainnya, ada kecendrungan spesifrkasi material tidak sesuai atau au fixture sudah berubah sehingga terjadi ke di kerusakan produk.

  Kelihatannya semua ua cacad produk yang terjadi tidak begitu itu fatal karena masih dapat diperbaiki aka akan tetapi menambah

  Data diatas menunjukkan an bahwa jumlah waktu produksi ya yang secara langsung tongkat yang diproduksi i adalah (932 + menurunkan efektifita fitas produksi. 118)/2 = 525 buah dengan be n beraneka ragam jenis kerusakan tanpa a rijek artinya

  Menentukan Efektiv tivitas Produksi

  kerusakan yang terjadi da dapat diperbaiki walaupun data waktu perba rbaikannya kurang Mengingat tidak ada adanya kejelasan waktu perbaikan komponen ponen yang cacad produksi jelas. maka dalam hal ini se ni sementara diambil 50 % dari waktu produksi oduksi dan dieqivalenkan

  Analisa Penyebab Cacad P d Produk dengan jumlah kompone ponen yang diproduksi.

  Dari aliran proses produksi uksi tongkat yang Perhitungan efektivita vitas produksi dilakukan mulai dari gudang mater terial masuk ke secara keseluruhan da dari komponen tersebut mesin produksi dipotong, di ong, dibor, dibending, yaitu sebagai berikut kut : dan difinishing kemudian di n diperiksa sesuai dengan spesifikasi desain ain pada gambar

  1. Availability kerja. Dari hasil pemeri iksaan terdapat Av. Frame=e(1050 1050-50%.118)/e.1050= berbagai jenis penyimpanga angan yang dapat 0,944 mengganggu fungsi maupun upun menurunkan Av. Suling=e(459 459-50%.66)/e.459 = performance tampak rupa pa dari komponen 0,928 tersebut. Penyimpangan y yang dimaksud Av. Kaki=e(483 - - 50%.42)/e.483 = berupa kerusakan atau caca acad produk yang 0,957 dapat dikelompokkan guna na mempermudah Av. Poros= e(496 (496 – 50%.29)/e.496 analisa penyebab se setiap jenis

  = 0,971 kerusakannya, Adapun dapun jenis kerusakan/cacad yang terjadi pada

  2. Performance dia dianggap satu karena komponen dapat dijel jelaskan bahwa belum adanya sta standard waktu produksi penyebabnya cenderung dia diakibatkan oleh: setiap hari, jadi j di jumlah produk baik + cacad sama den dengan jumlah output standard.

  3. Quality atau Net Product Frame = 932 / (932 + l18) = 0,888 Suling = 459 / (459 + 66 ) = 0,874 Kaki = 483 / (483 + 42 ) = 0,920 Poros = 496 / (496 + 29 ) = 0,945

  4. Efektivitas Produksi Komponen Frame = 0,944 x 1 x 0,888 x 100% =

  83,8% Suling = 0,928 x 1 x 0,874 x 100% =

  85,7% Kaki = 0,957 x 1 x 0,920 x 100% =

  88,1% Poros = 0,971 x 1 x 0,945 x 100% =

  92,3% Ditinjau dari bentuk dan aliran proses produksi setiap komponen seperti pada Gambar 2 dan Gambar 3 menunjukkan bahwa urutan komplekasi bentuk dan jenis pekerjaan mulai dari frame, suling, Kaki tongkat dan poros handgrip sanqat berpengaruh terhadap nilai efektivitas produksi sesuai dengan pemyataan Frank

  J. Riley yaitu komplekasi suatu proses

  produksi juga akan berpengaruh terhadap efisiensi mesin dan nilai net production.

  Penerapan Total Productive Maintenance

  Setiap kegiatan selalu berfokus pada efisiensi dan kualitas. Meningkatnya kualitas dapat menurunkan efisiensi produksi. Untuk mendapatkan titik temu (Breakeven Point) antara keduanya diperlukan suatu analisa yang mendalam dengan cara yang salah satunya adalah aplikasi TPM terhadap kegiatan tersebut. Berdasarkan analisa kecenderungan penyebab cacad produk dan perhitungan efektivitas produksi yang relative rendah seperti diuraikan di atas maka ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dan diterapkan yaitu penyusunan dan penegasan kembali tentang hal-hal berikut ini.

  KESIMPULAN

  Dari uraian hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa : Dalam proses produksi tongkat selalu ada cacad komponen yang berpengaruh langsung terhadap nilai efektivitas produksi. Jenis cacad komponen yang terjadi berupa goresan, bertitik/berbekas, bentuk dan ukuran tidak sesuai seperti lubang bor tidak bulat dan sebagainya. Penyebab cacad ini oenderung diakibatkan oleh faktor-faktor antara lain sistem produksi, lingkungan kerja, gangguan permesinan maupun faktor sumber daya manusia.

  Untuk mengurangi cacad produksi sekaligus meningkatkan efektivitas produksi maka perlu penerapan "Total Productive Maintenance" karena TPM adalah sistem perawatan yang melibatkan semua karyawan dari manajemen puncak sampai ke pekerja, aktif dan responsif terhadap suatu masalah baik yang ada pada

  • Struktur Organisasi Maintenance disusun dengan sistem sentralisasi
  • Tanggungjawab fungsional berdasarkan holder accountability supaya sikap tanggab disemua strata lebih cepat dan responsif.
  • Standard Operational Procedure (SOP) di setiap bagian/seksi mulai dari penerimaan barang sampai akhir proses produksi yaitu penggudangan.
  • Maintenance Work Order (MWO) disusun untuk menentukan dan mengidentifikasi spesifikasi pekerjaan dan sekaligus alat komunikasi antara operator dan bagian pemeliharaan.
  • Literatur Teknik yang berkaitan dengan spesifikasi produk, peralatan/mesin sebagai bahan acuan dalam menentukan hasil produk dan penyusunan SOP setiap kegiatan seksi dan peralatan.
  • Filter (saringan) diperlukan untuk penyeleksian MWO, mana yang harus dikerjakan atau dipending dan menentukan skala prioritas pekerjaan.
  • Pelatihan terhadap sumber daya manusia untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap permasalahan pemeliharan dapat berupa kursus, seminar ataupun melalui jalur pendidikan formal.
sistem maupun terkait pada material, mesin/peralatan yang dapat mempengaruhi efektivitas produksi.

  Agung Suryanto, THESIS “ANALISA PENGARUH TPM TERHADAP EFEKTIVITAS MESIN PACKAGING” Universitas Pancasila , Jakarta 2006

  Bill Huber,”http/rockproduct-com/rock- efficiency formula" Feb.01,2003

  12.00 Frank J. Riley, "Assembly Automation, A Management Handbook" Industrial Press Inc. Second Edition, New York, 1996

  Internet,”http/www: Informasi-training- com/total-productive-maintenance-3 ”Oct.16' 2009 11.00 PM

  Gopala Khrisnan Prof., “Maintenance & Spare part Management” Prentice hall of India 1991

DAFTAR PUSTAKA

  Karmiadji, W Djoko, "Effective Maintenance Management", Hand- out Materi kuliah pada Program Magister Teknik Mesin, Universitas Pancasila.

  Seichi Nakajima, "TPM Development Program", Penerbit Japan Institut for Plan Maintenance.

  Brosur "SHIMA Hospital Rehabilitation Product " 2008

Dokumen yang terkait

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PADA TOKO BUKU ANGGREK PALEMBANG Dibyantoro, Heri Setiawan, Nashirah Tamimi

0 0 6

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN MEDICAL CHECK UP (MCU) PADA RUMAH SAKIT DR. AK. GANI PALEMBANG

0 3 11

TINJAUAN TERHADAP MINAT MAHASISWA DALAM MEMILIH JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS (Studi Kasus Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Sriwijaya)

0 0 8

PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP KODE ETIK DAN PERILAKU HAKIM KONSTITUSI DI INDONESIA

0 0 12

ANALISIS INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN Studi Kasus Pada Poliklinik Yazri PT Pusri (Persero) Palembang

0 0 11

PERANAN PENILAIAN PRESTASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT POS INDONESIA (PERSERO) KANTOR WILAYAH USAHA POS III PALEMBANG

1 1 10

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN MELALUI MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi pada Karyawan PT Duta Oktan Semesta Palembang) Rini, Dibyantoro, M. Ihsan ardianto Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Sriwijaya Jl.Srijaya

0 3 11

PENGARUH HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SUPLEMEN KESEHATAN K-OMEGA SQUA (Studi Kasus pada Stokis PT K-LINK Nusantara Cabang Plaju Palembang)

1 4 16

ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS SAHAM LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Penulis: Dheo Rimbano Dosen STIE MURA, Lubuk Linggau ABSTRACT - ANALISIS PENGARUH INFLASI DAN SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDO

0 2 19

PERSEPSI REMAJA KOTA SURABAYA TERHADAP PRODUK BATIK

0 0 6