TUGAS UAS PSIKOLOGI VISUAL soal

TUGAS UAS PSIKOLOGI VISUAL
“THE PERVERT GUIDE TO CINEMA”

Nama

: Dimas Fatchurrozikin

NIM

: 1140530008

Prodi

: FFTV – D3

ID, EGO dan SUPER EGO
1. Id: Energi – energy psikis instingtif paling mendasar dalam jiwa manusia, ada dua macam
energy yaitu:
Eros: kumpulan energy psikis yan konstruktif, membangun dan merawat hidup
Thanatos: Energi psikis yang bersifat merusak, mendorong kematian, anti kehidupan.
Id merealisasikan prinsip kenikmatan.

2. Ego : prinsip realitas
Ego merupakan bagian dari Id yang melindungi individu dari dorongan luar. Ego
berperan sebagai jembatan antara Id dan dunia luar yang menjalankan proses individuasi.
Ego berfungsi mengontrol Id dan mengatur superego. Ego adalah sebagai kesadaran yang
paling dekat dengan dunia luar. Ego berfungsi untuk merepresi dorongan id yang tidak
bisa berkompromi dengan realitas. Ego mendamaikan dengan realitas tersebut.
3. Superego : suara hati dari ego ideal
Superego adlaah introyeksi norma – norma eksternal, larangan tokoh dominan, hokum
yang secara tanpa ampun di paksakan ke ego dan dijadikan pemiliknya. Ego ideal adalah
superego yang di patuhi, dituruti, dijadikan tokoh ideal dalam mengidentifikasikan
tingkah laku serta cita – cita yang menyenangkan dan baik.
Di dalam film The pervert guide to cinema banyak contoh yang dipakai untuk
menunjukan mana id, ego dan superego. Salah satunya adalah dalam film the duck soup yang
dimana kakaknya adalah seorang dengan superego karena kepercayaan dirinya yang tinggi
sehingga ia berani menggoda si wanita tersebut, di dalam buku disebutkan superego merupakan
suara hati: superego yang mengintroyeksikan kaidah baik buruk dengan sangsi – sangsi berupa
hukuman yang lalu menjadi aturan mental si anak atau dalam film ini bisa dikatakan adalah dia
sendiri.
Selanjutnya saudaranya adalah sebagai ego karena ia tetap bersikukuh
mempertahankan egoisnya. Di dalam buku di jelaskan pula bahwa ego adalah sesuatu yang

mampu mendorong id, sosoknya mampu mentransformasikannya dengan baik. Berbeda sekali
dengan sosok saudaranya yang superegonya tinggi, selanjutnya di dalam film monkey bussines
ada seorang yang id nya sangat menonjol, ia tidak mau berbicara, melakukan apapun yang dia
sukai tanpa memperdulikan yang lain, merasa yang penting ia merasa senang. Di buktikan
dengan adegan yang disana ia memainkan mainan anak – anak tanpa rasa malu.
Selanjutnya di dalam film psycho, di jelaskan oleh zizek ada 3 lantai di dalam rumah
tersebut, masing masing mempunyai arti sendiri yakni ground floor merupakan ego, lantai
diatasnya merupakan superego dan basement adalah id. Ketika si anak laki laki memaksa
menggendong ibunya dari lantai atas tempat dimana ibunya berada ke dalam basement yang
merupakan id. Disitu terlihat bahwa ia mengalahkan superego dengan id nya seperti yang di

terangkan oleh freud bahwa superego dan id saling berhubungan. Jadi di dalam film tersebut di
buatlah adegan tersebut untuk menjelaskannya dengan detail.
Tiga tatanan kehidupan menurut Lacan
Lacan menjelaskan subjek melalui tiga kategori yaitu: The real, The symbolic, the Imaginary
1. The real
Merupakan area yang tidak terbahasakan. Lacan menggambarkan sebagai “saat
kepenuhan” yang hilang ketika kita masuk ke dalam bahasa. Area yang tidak dapat di
tembus oleh fantasi dan struktur linguistic.
2. The imaginary

Merupakan tahap cermin dimana si subjek memisahkan diri dari yang bernama mother.
The imaginary ini bersifat narsistik. Kebutuhan dapat di penuhi namun tuntutan tidak
dapat di puaskan. Tuntutan yang tidak terpenuhi ini menimbulkan akan ingatan akan
kehilangan dan kekurangan.
3. The Symbolic
Dalam area ini sudah mengenal bahasa dan semuanya sudah di bahasakan. Dan
kebutuhan tadi kini sudah berubah menjadi “keinginan” (desire). Maka dalam area ini akan sulit
membahasakan apa yang kita inginkan, perlu permainan bahasa untuk mengatakan apa yang kita
inginkan.
Selanjutnya di dalam film ini dijelaskan hubungan antara film Hitchcock dengan
teori lacan tersebut. Pertama di dalam film the birds. Cerita seorang wanita (Melanie) yang
mendatangi lelaki yang di sukainya yaitu Mitch dan ketika perjalanannya tersebut ia diserang
burung dan terdapat insiden burung menyerang setelah ia datang ke tempat tersebut. Adegan
yang di ambil oleh zizek adalah ketika Melanie mengendarai perahu dan ia di patok oleh burung
dan member luka kecil, berdarah yang ia usap di sarung tangannya.
Noda tersebut memberitahukan sebuah agensi yang mengganggu serta menghalangi
aturan nama sang ayah, artinya noda tersebut mematrealisasikan superego maternal. Walaupun
burung yang di tampilkan Hitchcock memang memberikan wujud pada agensi superego
maternal, hal pokok adalah tidak menangkap hubungan antara kedua cirri yang sudah dijelaskan
– penampakan burung penyerang yang ganas, penghambatan hubungan seksual normal, sebagai

sebuah korelasi antara campur tangan superego maternal sebagai sebuah tanda hubungan, sebuah
korelasi antara symbol dan maknanya: artinya, burung burung tidak menandakan super ego
maternal, mereka tidak menyimbolkan hubungan seksual yang terhambat, ibu yang posesif dan
sebagainya, burung burung itu lebih sebagai symbol penghadiran dalam the real, objektivisasi,
inkarnasi fakta bahwa pada tahap simbolis, sesuatu itu belum di susun atau ditentukan,

Selanjutnya dalam film psycho, akhirnya kita mencpai tahap the real, dimana
Norman bates si anak berpakaian seperti ibunya, berbicara dengan suara ibunya dan meniru
ibunya.hal ini bukan untuk menyadarkan imaji atau bertindak dalam nama ibunya, dia ingin
menggantikan tempat sang ibu dalam the real. Trilogy lain adalah tentang tempat kosong yang
terakhir berada dalam belokan untuk menyatu di sekitar motif superego maternal: pemeran utama
dalam film film ini tidak memiliki ayah, tetapi mereka memiliki ibu yang kuat, posesif, yang
mengganggu hubungan seksual normal.
Lalu dalam film vertigo sang tokoh mencoba untuk menggantikan kehilangan wanita
yang dia cintai, yang ia bunuh sendiri karena menginginkan warisannya, padahal setelahnya
fantasinya tidak mampu menerima bahwa istrinya telah mati, lalu ia mendandani wanita lain
yang mirip dengan istrinya sesuai dengan pakaian dan apa apa yang di pakai oleh istrinya.
Sebuah kasus bunuh diri yang jelas pada tahap imajiner. Melalui pakaian,model rambut ia
mencoba menciptakan kembali imaji wanita yang hilang.
Identitas komik tentang kemiripan ini mengemukakan sebuah kedekatan yang

mematikan. Jika Madeline palsu adalah mirip dengan dirinya sendiri, itu karena dalam arti
tertentu dia sudah mati – sublimasi figurnya adalah sama dengan kematiannya dalam the real.
FANTASI
Secara mendasar fantasi tinggal dalam fakta bahwa ia menghancurkan pertentangan standar
antara subjektif dan objektif, tentu saja secara definisi fantasi tidak objektif namun fantasi juga
tidak bersifat subjektif. Jadi fantasi lebuh termasuk dalam kategori aneh dari subjektif yang
objektif. Artinya, cara mengadanya sesuatu, secara objektif tampak demikian, walaupun bagi kita
tampaknya tidaklah demikian.
Fantasi adalah sarana melalui mana jiwa (psyche) menetapkan hubungannya dengan kenikmatan.
Fantasi ada;ah apa yang membentuk struktur yang kita sebut realitas dan menentukan garis
bentuk hasrat.
Realitas sendiri dapat berfungsi sebagi sebuah pelarian dari perjumpaannya dengan the real,
dlam pertentangan antara realitas dan mimpi, fantasi berada di pihak realitas dan di dalam mimpi
kita berjumpa dengan the real yang traumatis.

“ ada sesuatu yang spontan dalam hasrat manusia, yang mengharuskan untuk berhasrat,film tidak
memberitahumu apa yang kamu hasratkan tapi bagaimana kamu berhasrat”
Hasrat manusia adalah hasrat the other, artinya manusia berhasrat melalui the other,
inilah alasan mengapa pertanyaan the other yang kembali ke subjek dari tempat dimana dia
mengharapkan jawban yang mengambil bentuk seperti “apa yang kamu mau?” adalah pertanyaan

yang akan membimbing subjek pada jalan hasratnya sendiri.
Di dalam film blue velvet di jelaskan bahwa si bapak yang impotent itu mempunyai
fantasinya sendiri, tapi Dorothy ikut membantu dalam kasus impotentnya itu, dalam arti fantasi
yang timbul dari bapaknya itu mungkinjuga berasal dari fantasy nya Dorothy.
Lalu di dalam film lain seperti persona juga dijelaskan fantasi yang di alami si
perempuan ia bisa berfantasi dengan hanya menceritakan kepada temannya tentang apa yang ia
fantasikan di pantai. Hanya dengan bercerita hal itu sudah menimbulkan fantasi di pikiran orang
lain. Selanjutnya seperti dalam film eyes wide shut dimana si istri berfantasi untuk di perkosa
dan si suami mempunyai fantasi lain juga untuk bercinta dengan beberapa wanita. Kemudia
mereka memutuskan untuk mengakhiri fantasinya dan kembali ke realitas.
Ada jurang yang memisahkan antara inti fantasmatis adanya subjek dan modus lebih
dangkal dari imajinasi simbolis (imajinernya). Memang tidak pernah mungkin untuk menerima
sepenuhnya ( dalam arti intregritas simbolis) inti fantasmatis keberadaanku, jika saya berusaha
untuk terlalu dekat, yang terjadi adalah sebuah penghapusan atau kehilangan konsistensi
simbolisnya, subjek hancur. Dan mungkin aktualisasi yang dipaksakan dalam realitas sosial
sendiri adalah yang terburuk, kekerasan yang paling merendahkan, sebuah kekerasan yang
meruntuhkan basis identitas (imaji diri).
Jika apa yang kita alami sebagai realitas itu terstruktur oleh fantasi dan jika fantasi
melayani sebagai layar yang melindungi kita dari kelimpahan langsung oleh the real, maka
realitas itu sendiri dapat berfungsi sebagai sebuah pelarian dari perjumpaan dengan the real.

Dalam oposisi antara mimpi dan realitas, fantasi ada di pihak realitas dan di dalam mimpilah kita
berjumpa dengan the real yang traumatis.

Selanjutnya membahas film surealis seperti Alice’s adventure in wonderland yang ia
bertemu dengan orang orang dan sesuatu yang aneh. Sebenarnya sesuatu yang magis ini di sebut
oleh lacan adalah lamella yaitu sebuah organ yang memberikan tubuh libido. Lacan
membaynagkan lamella sebagai sebuah versi dari apa yang di sebut freud sebagai objek parsial.
Yakni sebuah objek yang aneg yang mandiri secara magis bertahan hidup tanpa
tubuh, dalam film alice’s in wonderland benda ini adalah senyum kucing yang tetap menyeringai
dan tidak berhenti berbicara meski tubuhnya memudar hilang satu persatu.
Lamella itu tidak terbagi, tidak terhancurkan dan abadi lebih tepatnya, tidak mati
(undead) seperti dalam fiksi horror bukan roh atau kesadaran abadi yang sublime. Melainkan
keabadian cabul dari mayat hidup (living dead). Yang setelah penghapusan akan membentuk
dirinya sendiri.
Lacan mengatakan bahwa lamella itu tidak ada, dan tidak nyata, sebuah entitas
kemiripan murni, sebuah penampakan jamak yang tampaknya melipat kekosongan pusat
statusnya adalah murni bersifat fantasmatis.dorongan libido yang tidak terhancurkan adalah apa
yang di sebut oleh freud sebagai dorongan kematian (death drive). Kaitan dorongan kematian
dan objek parsial sangat jelas digambarkan dalam cerita The red shoes yang juga di ceritakan
dalam pervert guide to cinema oleh zizek.

Bercerita tentang gadis yang tidak akan berhenti menari jika memakai sepatu
tersebut, sepatu melambangakn dorongan wanita yang tidak terkondisi yang berjalan terus, tanpa
memperhatikan keterbatasan manusia, sehingga satu satunya cara untuk menghindarkan diri dari
sepatu tersebut adalah dengan memotong kakinya.

SHOT DALAM FILM
Dalam film the birds Hitchcock banyak shot yang memakai track, seperti salah
satunya adalah ketika sang ibu mengintip kedalam rumah yang sudah porak poranda dan
menemukan mayat laki laki berpiyama yang matanya di tarik keluar. Prosedur formal yang
dipakai Hitchcock ini untuk mengisolasikan noda, sisa dari the real yang menjulur keluar yaitu
dengan tracking shot.
Pada saat shot mayat Hitchcock dengan sengaja mengambil dua shot pendek yang
close up dan mendetail mata dari si mayat tersebut. Dimana membawa kita lebih dekat dengan
subjeknya. Tracking shot ini mengingatkan kita pada struktur yang diperkenalkan oleh Moebius,
yakni: dengan bergerak menjauhi sisi realitas, tiba – tiba kita berada di sisi the real yang
pencabutannya malah membentuk realitas.
Paradox tracking shot statis dimana kamera tidak bergerak perubahan dari realitas ke
the real yang di capai dengan mencampurkan objek heterogen ke dalam frame. Sebagai contoh
adalah dalam film the birds, dimana perubahan demikian dicapai dalam jangka waktu satu shot
tetap yang panjang. Api yang disebabkan oleh punting rokok yang dijatuhkan diatas ke bensin

yang bocor dari mobil di sebuah kota kecil ynag terancam oleh burung burung yang sedang
menyerang. Serta setelah rangkaian close up yang pendek serta dinamis dan medium shot yang
menarik kita ke dalam tindakan, kamera di tarik mundur dan ke atas. Kemudian kita diberikan
shot keseluruhan kota dari atas.