PEDOMAN SURVEILANS DAN RESPON KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME CORONA VIRUS

PEDOMAN SURVEILANS DAN RESPON KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI MIDDLE EAST RESPIRATORY SYNDROME CORONA VIRUS

(MERS-­CoV)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN World Hea h ltn

Organization

DAFTAR PENYUSUN DAN EDITOR

Martahan Sitorus, SKM, MPH, dr. Erlang Samoedro, Sp.P, dr. Nadhirin, dr. Sholah Imari, M.Sc, dr. Totok Hariyanto, dr. Ratna Budi Hapsari

KATA PENGANTAR

dan petunjukNya, Pedoman Kesiapsiagaan menghadapi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-­‐CoV) selesai disusun.

ancaman MERS-­‐CoV perlu diwaspadai. Indonesia merupakan salah satu

MERS-­‐CoV yang menjadi ancaman kesehatan masyarakat di dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya.

Menghadapi MERS-­‐CoV

Buku pedoman ini akan terus disempurnakan seiring dengan

kesiapsiagaan dan respon menghadapi MERS-­‐CoV.

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-­‐CoV) adalah suatu

Syndrome).

lain Inggris, Perancis, Italia, dan Tunisia. Hampir semua kasus di Eropa dan

itu penularan MERS-­‐CoV antar manusia juga terjadi di rumah sakit pada

tanda dan gejala pneumonia. Hanya satu kasus dengan gangguan

Intravascular Coagulopathy

B. TUJUAN

luas

manusia.

C. RUANG LINGKUP

BAB II

PENGERTIAN

A. DEFINISI KASUS MERS-­‐CoV

a. Seseorang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dengan

jelas.

DAN

penyakit lain.

penyakit lain.

radiologis atau histopatologis

DAN

Tidak tersedia pemeriksaan untuk MERS-­‐CoV atau hasil

DAN

radiologis atau histopatologis

DAN DAN

MERS-­‐CoV.

Seseorang yang terinfeksi MERS-­‐CoV dengan hasil pemeriksaan

B. KLASTER

tempat rekreasi, dan lainnya.

C. HUBUNGAN EPIDEMIOLOGIS LANGSUNG

sedang sakit.

Petugas kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar dan

» Orang yang merawat atau menunggu kasus di ruangan

D. SPESIMEN TIDAK ADEKUAT

penyakit.

E. HASIL LABORATORIUM INKONKLUSIF

sementara kasus diduga kuat mengidap MERS-­‐CoV, maka kasus harus menjalani pemeriksaan ulang dengan menggunakan

-­‐ -­‐ Nasofaring -­‐

F. KONFIRMASI LABORATORIUM

G. PNEUMONIA YANG MEMERLUKAN PERAWATAN

pneumonia yang memerlukan perawatan inap di rumah sakit.

BAB III

SURVEILANS

A. SURVEILANS DI PINTU MASUK

Kewaspadaan dilakukan terhadap dua hal yaitu waspada terhadap kasus MERS-­‐CoV yang masuk ke Indonesia untuk dilakukan deteksi

petugas, terutama petugas kesehatan yang kontak dengan kasus).

index.html) untuk mengetahui negara terjangkit serta jumlah

terutama yang menderita infeksi saluran pernapasan akut (form JH Kloter terlampir).

menderita infeksi saluran pernapasan akut.

» Mendeteksi penumpang dari negara terjangkit yang mengalami demam melalui penggunaan thermal scanner di terminal ŬĞĚĂƚĂŶŐĂŶ͗ » Mendeteksi penumpang dari negara terjangkit yang mengalami demam melalui penggunaan thermal scanner di terminal ŬĞĚĂƚĂŶŐĂŶ͗

» Pemeriksaan terhadap dokumen-­‐dokumen kesehatan alat

angkut.

KKP.

Peraturan,pedoman, SOP di masing-­‐masing KKP; Tim Gerak Cepat ;

negara yang memiliki kompetensi yang diperlukan dalam pencegahan importasi penyakit.

negara dalam kesiapsiagaan menghadapi MERS-­‐CoV dengan MERS-­‐CoV.

» Meningkatkan jejaring kerja dengan semua unit otoritas di » Meningkatkan jejaring kerja dengan semua unit otoritas di

» Ketersediaan pedoman pengendalian MERS-­‐CoV untuk petugas kesehatan, termasuk mekanisme atau prosedur tata laksana

dan rujukan kasus.

pemerintah.

a. Jika ada laporan dari crew haji yang sakit dengan gejala Panas, Batuk dan sesak nafas di

rujukan.

penumpang sakit.

Crew sakit kepada Crew pesawat.

Kesehatan Bandara.

g. Orang yang kontak dengan penumpang sakit yaitu penumpang

penumpang yang lain turun.

ke Rumah Sakit.

panas (thermal scanner).

k. Jamaah haji dengan pneumonia tanpa memerlukan perawatan k. Jamaah haji dengan pneumonia tanpa memerlukan perawatan

kewaspadaan terhadap MERS-­‐CoV setelah seluruh penumpang turun

pesawat. o. KKP mencatat data jamaah haji dengan pneumonia dan melaporkan

B. SURVEILANS DI WILAYAH B. SURVEILANS DI WILAYAH

negara terjangkit.

surveillanc

hari

» Melakukan pemantauan terhadap petugas kesehatan yang kontak pneumonia » Melakukan pemantauan terhadap petugas kesehatan yang kontak pneumonia

dengan kasus MERS-­‐CoV yang dirawat apakah mengalami demam,

terkait dengan kasus MERS-­‐CoV di masyarakat melalui media atau ƚĞƌƐĞďƵƚ͘

» Melakukan analisis laporan dari puskesmas dan melaporkan hasil

umroh, pekerja, pelajar, wisatawan) dengan menganalisis data

terkait.

MERS-­‐CoV.

terkait dengan kasus MERS-­‐CoV di masyarakat melalui media

umroh, pekerja, pelajar, wisatawan) dengan menganalisis data umroh, pekerja, pelajar, wisatawan) dengan menganalisis data

pusat.

terkait dengan kasus MERS-­‐CoV di masyarakat melalui media

umroh, pekerja, pelajar, wisatawan) dengan menganalisis data

KKP.

petugas dari unit terkait lainnya.

MERS-­‐CoV dengan melakukan sosialisasi pengendalian MERS-­‐

lintas sector terkait.

tersedianya ruang isolasi untuk melakukan tatalaksana kasus,

» Kesiapan ketersediaan dan fungsi alat komunikasi untuk koordinasi dengan unit-­‐unit terkait.

jika masih ada kekurangan.

terhadap masyarakat. » Kesiapan pedoman pengendalian MERS-­‐CoV untuk petugas

kesehatan, termasuk mekanisme atau prosedur tata laksana dan rujukan kasus.

Bagi jemaah haji dengan pneumonia yang memerlukan perawatan Bagi jemaah haji dengan pneumonia yang memerlukan perawatan

a. Puskesmas

kota melalui sms atau telepon.

dinyatakan probable

sector dan tokoh masyarakat setempat.

kota melalui sms atau telepon.

system pelaporan cepat (sms gateway). Laporan cepat dapat

lintas program dan sektor terkait.

MERS-­‐CoV.

lintas program dan sektor terkait.

dengan kewenangan.

lintas program dan sektor terkait.

cetak atau elektronik.

C. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN PENANGGULANGAN KLB

Tujuan Khusus Tujuan Khusus

terjadinya KLB MERS-­‐CoV dengan cara wawancara dengan petugas puskesmas atau dokter yang menangani kasus.

c) Persiapan penyelidikan

kesehatan di lokasi dimana terdapat kasus.

d) Penyelidikan epidemiologi

Melakukan kunjungan wawancara ke tempat dimana kasus

Pekerjaan).

penyakit, termasuk komplikasi yang terjadi.

» Riwayat

sakit. » Perjalanan ke daerah terjangkit.

» Pajanan dengan hewan (jenis hewan dan kontak).

» Informasi rinci tentang waktu, durasi, dan intensitas pajanan dan jenis kontak.

» Selama penyelidikan, petugas dilapangan melakukan dengan kasus yang sedang diselidiki.

» Pelacakan dilakukan terutama di lingkungan sarana

» Petugas Kesehatan melakukan pemantauan terhadap kontak

dilakukan untuk menemukan gejala pneumonia yang mungkin muncul pada masa pemantauan. Catat tanggal

» Kontak erat yang menunjukkan gejala pneumonia harus dengan

klinis yang diperlukan adalah spesimen saluran

specimen sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dan

penyelidikan epidemiologis yang dilakukan saat itu.

infeksi mulai dari yang sederhana yaitu mencuci tangan

dengan kasus.

ƚƵďƵŚ͘ penyakit.

orang lain. Isolasi dilaksanakan di rumah sakit, puskesmas,

orang dari suatu wilayah agar terhindar dari penularan

medis dan epidemiologi.

orang dari dan ke daerah rawan untuk menghindari orang dari dan ke daerah rawan untuk menghindari

f) Penulisan laporan

tempat dan orang).

c. Analisis faktor risiko.

d. Analisis kontak kasus.

ALUR PENEMUAN KASUS DAN RESPON DI PINTU MASUK

ALUR PENEMUAN KASUS DAN RESPON DI WILAYAH

D. JEJARING KERJA SURVEILANS

Informasi, dan unit utama lain yang terkait.

terkait.

dan meningkatkan koordinasi dan kemitraan dengan unit-­‐unit terkait

menghadapi MERS-­‐CoV.

» Penjelasan sederhana dan umum tentang MERS-­‐CoV.

menerima HAC.

(table top) maupun lapangan.

dengan unit-­‐unit terkait.

SKEMA JEJARING KERJA SURVEILANS

Ditjen PP –

PL cq POSKO

KLB

BAB IV

PENCATATAN DAN PELAPORAN

A. DI PINTU MASUK

jumlah kasus ISPA & demam lainnya, jumlah kasus pneumonia,

Harapannya jumlah pengunjung dan kasus ISPA ada, tetapi kasus pneumonia zero

diperlukan.

selain petugas KKP, dan karyawan swasta (restoran, tukang sapu, Petugas KKP terlampir).

KKP melalui email (excel) ke Posko KLB untuk memonitor mutu KKP melalui email (excel) ke Posko KLB untuk memonitor mutu

B. DI WILAYAH

formulir laporan kontak (form S-­‐MERS-­‐CoV-­‐k terlampir). Rumah sakit dan puskesmas mengirimkan laporan mingguan petugas

BAB V

UPAYA PENGUATAN KINERJA SURVEILANS

A. DI PINTU MASUK

B. MONITORING DAN EVALUASI

pengumpulan data termasuk pencatatan dan pelaporan, pengolahan,

sarana.

d. Analisis kasus MERS-­‐CoV

e. Permasalahan dan upaya pemecahan

C. INDIKATOR KINERJA

» Kelengkapan dan ketepatan laporan Petugas KKP

» Jumlah alert yang dilakukan respon » Jumlah KLB yang dilakukan penyelidikan dan penanggulangan dalam

DAFTAR PUSTAKA

expiratory pressure for acute lung injury and acute respiratory

ŚƩƉ͗ͬͬǁǁǁ͘ǁŚŽ͘ŝŶƚͬĐƐƌͬĚŝƐĞĂƐĞͬĐŽƌŽŶĂǀŝƌƵƐͺ

ŚƩƉ͗ͬͬǁǁǁ͘ǁŚŽ͘ŝŶƚͬĐƐƌͬĚŝƐĞĂƐĞͬĐŽƌŽŶĂǀŝƌƵƐͺŝŶĨĞĐƟŽŶƐͬ/ŶƚĞƌŝŵZĞǀŝ

expiratory pressure for acute lung injury and acute respiratory

acute respiratory diseases in health care -­‐ WHO Interim Guidelines.

ǁŚŽ͘ŝŶƚͬĐƐƌͬĚŝƐĞĂƐĞͬĐŽƌŽŶĂǀŝƌƵƐͺŝŶĨĞĐƟŽŶƐͬ/ŶƚĞƌŝŵ'ƵŝĚĂŶĐĞͺ

ŚƩƉ͗ͬͬǁǁǁ͘ǁŚŽ͘ŝŶƚͬĐƐƌͬĚŝƐĞĂƐĞͬĐŽƌŽŶĂǀŝƌƵƐͺŝŶĨĞĐƟŽŶƐͬ/ŶƚĞƌŝŵZĞǀŝ

ǁŚŽ͘ŝŶƚͬǁĂƚĞƌͺƐĂŶŝƚĂƟŽŶͺŚĞĂůƚŚͬƉƵďůŝĐĂƟŽŶƐͬŶĂƚƵƌĂůͺǀĞŶƟůĂƟŽŶͬ

Lampiran 1

Form Investigasi Kasus

(Kasus dalam investigasi/ kasus probable/ kasus konfirmasi)

i. Data Dasar

Identitas kasus No.Klaster : Nama

: Tgl lahir/umur

: Jenis Kelamin

: Pekerjaan

: (sebutkan secara spesifik) Alamat

: Yang diwawancarai : Tanggal Mulai sakit , tanda dan gejala : ……………………………………………………………………………………………………………………………………… Tanggal masuk RS/tanggal kunjungan ke layanan kesehatan :

Ruang rawat ………………………..

Tgl

Nama RS

Tanggal notifikasi dari WHO (masuk ke rekap data) Nama kontak kasus :

No Hp/telp

Hubungan dg

Alamat Rumah yang dapat

kasus

dihubungi

Tanggal pengambilan sampel, pemeriksaan lab dan jenis spesimen (cth : swab nasopharing, sputum, dll) :

Tgl Pengambilan

Jenis Pemerisaan Lab Tgl Pemeriksaan Lab Sampel

Jenis Spesimen

dan Hasil

Lampiran 2

Form Pemantauan Kontak

Tempat pemantauan (Rumah/Puskesmas/RS/lainnya) :

Nama Kasus :

Kab/kota :

No. Epid :

Tanggal dan hasil pemantauan *)

Jenis

Hasil Pemeriksaan

Penunjang No.

Lab (darah, Ro’ sputum)

*) Isikan : Tgl dan hsl pemantauan : X = sehat ; D = demam ; B = Batuk ; S =Sesak napas

Form Notifikasi

Laporan Pemantauan Jamaah Haji dan Kontak dengan Pasien Pneumonia Berat * Pada Jamaah Haji dalam Perjalanan menuju Debarkasi

Tanggal : Kloter : Debarkasi :

Diagnosa No

Nama Lengkap

No. Telp

Pneumonia Pengobatan Ket.** Berat

Keterangan : TKHI Kloter : *

Kontak dekat pasien Pneumonia Berat : 1. -­‐ Jamaah Haji yang duduk di 2 baris ke depan dari Pasien Pneumonia Berat 2.

-­‐ Jamaah Haji yang duduk di 2 baris ke belakang dari Pasien Pneumonia Berat 3. -­‐ Jamaah Haji yang duduk di 2 baris ke samping kanan dari Pasien Pneumonia

Berat -­‐ Jamaah Haji yang duduk di 2 baris ke samping kiri dari Pasien Pneumonia Berat ** Kolom keterangan diisi dengan apakah merupakan pasien atau kontak

Formulir ini diserahkan pada petugas KKP di Debarkasi

Laporan Pemantauan Kasus ISPA, Pneumonia dan Pneumonia Berat Di Poliklinik KKP

Hari/Tanggal No Nama Lengkap

Umur L/P

No. PPH

Alamat

No. Telp

Regu

Rombongan

Diagnosa ISPA Pneumonia

Pn. Berat Pengobatan Ket.

Keterangan : Petugas KKP : Formulir ini diisi oleh Petugas KKP 1. 2. 3.

Laporan Pemantauan Kasus ISPA, Pneumonia dan Pneumonia Berat Terhadap Petugas KKP dan Petugas di Otoritas Bandara/Pelabuhan dan Pos Lintas Batas Darat

Hari/Tanggal No Nama Lengkap

Umur

Alamat

No. Telp

Diagnosa

Pengobatan Ket.

ISPA Pneumonia

Pn. Berat

Keterangan : Petugas KKP :

47 -­‐ Zero Reporting

1. -­‐ Laporan diisi oleh Petugas KKP 2. 3.

dan Haji pada waktu dekat guna mencegah, mendeteksi, dan risiko Jemaah perorangan untuk terinfeksi MERS-­‐CoV diperkirakan

masih rendah.

masyarakat umum.

kepada Jemaah yang mempunyai kondisi Kesehatan tertentu

kemungkinan untuk jatuh sakit termasuk infeksi MERS-­‐CoV, Jemaah harus melakukan konsultasi dengan petugas Kesehatan kemungkinan untuk jatuh sakit termasuk infeksi MERS-­‐CoV, Jemaah harus melakukan konsultasi dengan petugas Kesehatan

yang diternakkan, hewan peliharaan dan hewan liar.

masuk internasional juga dapat digunakan.

menghindari penyakit selama melakukan perjalanan.

pemeriksaan MERS-­‐CoV dan informasi mengenai hal ini dan juga mekanisme rujukan yang harus di diketahui oleh petugas dan pemeriksaan MERS-­‐CoV dan informasi mengenai hal ini dan juga mekanisme rujukan yang harus di diketahui oleh petugas dan

» Segera lapor ke petugas Kesehatan pendamping kelompok atau sarana Kesehatan setempat.

mengalami sakit saluran pernapasan akut disertai demam dan

Kesehatan setempat guna mendapat pemantauan MERS-­‐CoV Kesehatan setempat guna mendapat pemantauan MERS-­‐CoV

mengurangi risiko infeksi MERS-­‐CoV diantara jemaah -­‐ jemaah dan para pelancong lain termasuk operator tranportasi dan staf didarat, serta mengenai pelaporan penyakit mereka kepada klinisi atau otoritas kesehatan setempat.

sakit yang ditemukan diatas alat angkut (pesawat atau kapal laut), dalam mengangkut pelancong sakit ke RS atau sarana Kesehatan

form lokasi penumpang dapat digunakan untuk mengetahui informasi kontak kasus dengan penumpang lainnya dalam rangka pemantauan kontak.

Jamaah Haji Indonesia dengan Suspek MERS-­‐CoV saat kepulangan ke tanah air.

Yang terhormat, Indonesia

kewaspadaan dan penanganan Jamaah Haji terhadap kemungkinan suspek

akan masuk ke Indonesia dengan gejala Pneumonia yang memerlukan

segera dirujuk ke RS.

-­‐ Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat Jamaah

-­‐ Menghindari kontak dengan penumpang yang diduga sakit (menutup

Dokumen yang terkait

TINJAUAN YURIDIS PERLINDUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP TENAGA KERJA PADA PT YUASA BATTERY INDONESIA BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 1970

0 0 14

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - GANTI KERUGIAN DAN REHABILITASI TERHADAP KORBAN SALAH TANGKAP DALAM PROSES PERADILAN PIDANA (STUDI KASUS PUTUSAN KASASI NOMOR: 1372 K/PID.SUS/2013)

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG - AKIBAT HUKUM TINDAKAN FAKE GPS DAN MODIFIKASI GOBIS MITRA DRIVER GOJEK DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 SEBAGAIMANA DIUBAH DENGAN UNDANGUNDANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRO

0 1 18

MENDAMAIKAN LOGIKA “NORMATIVITAS” DAN “HISTORISITAS” DALAM STUDI AGAMA

0 0 10

POLITIK DOMINASI DAN DISKURSUS KEISLAMAN INDONESIA

0 0 9

PROBLEMATIKA PEMBANGUNAN PULAU TERLUAR DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN RUPAT UTARA KABUPATEN BENGKALIS

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - ANALISA ATAS KETENTUAN KENAIKAN GAJI DAN PERHITUNGAN DANA PENSIUN DIDALAM PERJANJIAN KERJA BERSAMA PT. ANGKASA PURA II DENGAN SEKAR PURA II (DITINJAU DARI PKB PT. ANGKASA PURA II DENGAN SEKARPURA II PERIODE 2014-2015

0 0 18

TINJAUAN SOSIAL-POLITIK TERHADAP ISLAM DAN TAMADUN MELAYU DI ASIA TENGGARA TANTANGAN DAN HARAPAN

0 0 12

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN WORK FAMILY CONFLICT TERHADAP INTENSI TURNOVER ( STUDI KASUS PADA SALES PROMOTION GIRL DAN SALES PROMOTION BOY PT.MATAHARI DEPARTEMENT STORE MALL BALE KOTA, KOTA TANGERANG)

0 0 10

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang - PENGARUH KOMPENSASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA PT MEKAR MITRA MANDIRI KECAMATAN CADAS TANGERANG)

0 0 10