PENYULUHAN KESEHATAN MELALUI MEDIA CETAK BERPENGARUH TERHADAP PERAWATAN HIPERTENSI PADA USIA DEWASA DI KOTA DEPOK

  

Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 19 No.3, November 2016, hal 161-168

pISSN 1410-4490, eISSN 2354-9203

DOI : 10.7454/jki.v19i3.469

  

PENYULUHAN KESEHATAN MELALUI MEDIA CETAK

BERPENGARUH TERHADAP PERAWATAN HIPERTENSI

PADA USIA DEWASA DI KOTA DEPOK

1*

  2

  2 Sri Haryani , Junaiti Sahar , Sukihananto 1.

  Poltekkes Kementerian Kesehatan Bengkulu, Bengkulu 38115, Indonesia 2. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

  • *E-ma

  

Abstrak

Penyuluhan kesehatan merupakan cara yang digunakan untuk menyampaikan informasi kesehatan. Penyuluhan dapat

dilakukan langsung melalui metode tatap muka atau dengan menggunakan media massa sebagai sarana dalam

penyampaian informasi. Pada kenyataannya belum diketahui cara mana yang paling efektif dalam penyuluhan

kesehatan untuk perawatan hipertensi usia dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan

kesehatan langsung dan melalui media massa dengan perawatan hipertensi pada usia dewasa. Penelitian ini

menggunakan desain cross sectional. Responden yang terlibat adalah 122 usia dewasa yang merupakan total populasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuluhan kesehatan langsung dan melalui media massa berhubungan secara

bermakna dengan perawatan hipertensi pada usia dewasa. Penyuluhan kesehatan melalui media cetak merupakan faktor

dominan pada perawatan hipertensi. Penelitian ini merekomendasikan untuk dilakukannya penyuluhan kesehatan secara

berkala melalui selebaran, majalah dan poster.

  Kata kunci: media cetak, media elektronik, penyuluhan kesehatan langsung, perawatan hipertensi, usia dewasa

Abstract

The influence of Direct Health Education and Using Mass Media to Treatment of Hypertension at the Age of Adult.

  

Health education is a means of conveying health information to public. Health education can be done through giving

face-to-face information to the adult patients and also by using mass media as supporting facilities in forwarding the

information. However, it is not yet identified which method of education is more beneficial for the treatment of

hypertension in adult. This study aimed to determine the influence of direct and mass media health education to the

hypertension treatment in adult. This study used cross sectional design involving the total population of 122 adults.

The results of the study showed that direct and mass media health education were significantly associated with

hypertension treatment in adult. Health education via printed media became a dominant factor in the treatment of

hypertension. This research recommends that regular health education should be done by means of leaflets, magazines

and posters.

  Keywords: adult, electronic media, face-to-face, health education, hypertension, print media

  serta minum kopi dapat menyebabkan pening-

Pendahuluan

  katan tekanan darah atau hipertensi (Rehm, et Usia dewasa merupakan populasi rentan untuk al, 2010). terjadinya penyakit yang dipengaruhi oleh banyak

  Hipertensi banyak dialami oleh individu usia hal antara lain faktor biologi, fisik dan gaya di atas 45 tahun dan banyak terjadi pada hidup. Faktor biologi seperti bertambahnya usia perempuan dibandingkan laki-laki. Faktor lain dan penambahan berat badan. Gaya hidup yang penyebab terjadinya hipertensi yaitu tingginya kurang sehat, seperti mengkonsumsi makanan kadar kolesterol dalam darah dan adanya faktor tinggi natrium dan tinggi lemak, merokok dan genetik. Individu yang obesitas mempunyai minum minuman yang mengandung alkohol

  Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 19, No. 3, November 2016, hal 161-168

  risiko yang lebih tinggi untuk mengalami pe- nyakit hipertensi. Faktor pekerjaan yang me- lebihi 51 jam per minggu merupakan faktor penyebab terjadinya hipertensi karena stres pe- kerjaan akan berdampak pada kelelahan dan sulit tidur ( Carretero & Oparil, 2000). Taraf ekonomi yang baik memicu individu untuk melakukan pola hidup kurang sehat dan sering mengkonsumsi makanan yang cepat saji. Peningkatan tekanan darah yang tidak terkon- trol dapat menyebabkan penyakit ginjal, jantung dan stroke serta dapat berakhir pada kematian. Perawatan hipertensi dapat dilakukan dengan pemantauan tekanan darah secara rutin, diet rendah garam, rendah lemak, melakukan olah- raga/ aktivitas secara teratur dan melakukan manajemen stres yang baik (Buritan 2000 dalam Irmak, Duzoz, & Bozyer, 2011; Perry, 2002 dalam Irmak, et al., 2011).

  Perubahan perilaku dan persepsi individu dapat dilakukan dengan penyuluhan kesehatan dengan menggukan pendekatan model Health Belief

  Model (HBM). Model HBM dipengaruhi oleh

  faktor modifikasi seperti usia, jenis kelamin, budaya, ras, psikologis, sosial ekonomi, teman, kelompok pendidikan dan pengetahuan yang ada pada individu. Persepsi individu dalam memandang penyakit dipengaruhi oleh tindak- an yang dilakukan seperti adanya penyuluhan kesehatan melalui media massa, koran, majalah ceramah, nasehat dari orang terdekat, adanya kartu pengingat, faktor penyakit yang dialami oleh anggota keluarga juga dapat memengaruhi persepsi individu dalam memandang penyakit- nya sebagai ancaman (Allender & Spradley, 2010). Penggunaan media dalam penyuluhan kesehat- an langsung dan melalui media massa harus mempertimbangkan usia dan minat peserta. Media yang dapat digunakan dalam penyuluh- an kesehatan dapat menggunakan media power

  point, flip chart, media audiovisual, koran, majalah, televisi, radio, dan media lainnya.

  Data WHO tahun 2009-2010 di Amerika Serikat pada usia 18 tahun lebih terdapat 28,6% penderita hipertensi dan 13% menjadi penyebab kematian. Sementara di Indonesia tahun 2010 menjadi urutan ke delapan penya- kit terbanyak yang berobat pada rawat jalan rumah sakit. Berdasarkan profil kesehatan Jawa Barat tahun 2007 penderita hipertensi sebesar 2,50%. Penyakit hipertensi di Depok menjadi urutan pertama penyakit terbanyak dialami oleh masyarakat usia 5 sampai >64 tahun yaitu sebesar 28.532 penderita. Data puskesmas Cimanggis di sebuah kelurahan di Kota Depok menunjukkan sebanyak 122 orang yang mengalami hipertensi pada usia 20-59 tahun (Laporan Tahunan Puskesmas Cimanggis, 2012).

  Informasi tentang perawatan hipertensi dida- patkan usia dewasa melalui selebaran, poster,

  booklet dan leaflet, saat mahasiswa praktik dan

  di puskesmas saat melakukan kontrol tekanan darah. Melalui media radio dan televisi ada walaupun dengan porsi yang sedikit dan jam tayang yang tidak sesuai dengan jam usia dewasa dapat mendengarkan dan melihat pe- nyuluhan perawatan hipertensi.

  Wawancara yang dilakukan dengan para kader kesehatan di sebuah kelurahan di Kota Depok mengidentifikasi bahwa pendidikan kesehatan mengenai penyakit hipertensi jarang dilaku- kan di Posbindu. Penyuluhan kesehatan secara langsung dalam bentuk diskusi, demonstrasi, penyebaran leaflet, booklet, dan mengguna- kan lembar balik pernah dilakukan pada saat mahasiswa melakukan praktek klinik di daerah tersebut. Penyuluhan melalui media elekronik (radio dan televisi) ada namun porsi siaran ter- batas.

  Berdasarkan uraian yang telah dijabarkan di atas, penelitian ingin mengetahui hubungan penyuluhan kesehatan langsung dan melalui media massa dengan perawatan hipertensi pada usia dewasa di sebuah kelurahan di Kota Depok.

  Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Langsung dan Melalui Media Massa Haryani, et al.,

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara efektif mempunyai peluang tiga kali untuk hubungan penyuluhan kesehatan langsung dan melakukan perawatan hipertensi secara efektif. melalui media massa dengan perawatan hiper- tensi pada usia dewasa di sebuah kelurahan di

  Tabel 5 menunjukkan bahwa 66,1% usia dewasa kota Depok dan mengetahui faktor paling yang mendapatkan penyuluhan kesehatan me- dominan antara penyuluhan kesehatan lang- lalui media cetak secara efektif melakukan sung dan melalui media massa dengan pera- perawatan hipertensi secara efektif. Hasil uji

  2

  watan hipertensi setelah dikontrol variabel ) didapatkan nilai p 0,002 dengan statistik (χ konfonding. nilai OR 3,4 (CI 95%; 1,6;7,1); artinya ada hubungan bermakna antara penyuluhan kesehat- an melalui media cetak dengan perawatan

Metode

  hipertensi pada usia dewasa. Usia dewasa yang Desain penelitian ini menggunakan pende- mendapatkan penyuluhan kesehatan melalui katan cross sectional, menggunakan total po- media cetak mempunyai peluang 3,4 kali untuk pulasi sejumlah 122 usia dewasa dengan hiper- melakukan perawatan hipertensi secara efektif. tensi. Kuesioner disebarkan untuk mengiden- tifikasi pengaruh kesehatan yang paling domi- Tabel 6 menggambarkan bahwa variabel yang nan. Pengolahan data menggunakan salah satu paling dominan terhadap perawatan hipertensi program statistik. adalah penyuluhan kesehatan melalui media cetak dan penyuluhan kesehatan langsung.

Hasil

  Tabel 1. Karaktertistik Responden berdasarkan

  Karakteristik usia dewasa berdasarkan usia,

  Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan,

  jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, penda-

  Pekerjaan, Pendapatan dan Lama Sakit

  patan dan lama sakit dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

  Jumlah Persentase Variabel (n) (%) Usia Dewasa Awal 33 27,0

  Tabel 1 menunjukkan bahwa lebih dari sepa-

  Dewasa Akhir 89 73,0

  ruh responden pada rentang usia dewasa awal

  Jenis Perempuan 92 75,4

  73,0%, berjenis kelamin perempuan 75,4%,

  Kelamin Laki-laki 30 24,5

  berpendidikan rendah 53,3%, tidak bekerja 66,

  Pendidikan Rendah

  4%, berpendapatan rendah 67,2%, dan men- (Tdk Sekolah-SMP)

  65 53,3 Tinggi (SMA-PT) 57 46,7

  derita sakit yang lama 51,6%. Tabel 2 me-

  Pekerjaan Bekerja 41 33,6

  nunjukkan proporsi perawatan hipertensi yang

  Tidak Bekerja 81 66,4

  efektif sama banyak dengan perawatan yang

  Pendapatan Rendah 82 67,2 tidak efektif.

  (<2.042.000) 40 32,8 Tinggi (>2.042.000) Lama Sakit Lama 63 51,6

  Tabel 4 menunjukkan bahwa 58,9% usia dewasa

  Singkat 58 47,5

  yang mendapatkan penyuluhan kesehatan me- lalui media elektronik secara efektif melakukan perawatan hipertensi yang efektif (58,9%). Ber-

  2 Tabel 2. Efektifitas Perawatan Hipertensi pada Usia

  ) didapatkan nilai dasarkan hasil uji statistik (χ

  Dewasa

  p 0,03 dengan nilai OR 2,5 (CI 95%; 1,1-5,1); artinya ada hubungan yang bermakna antara

  Jumlah Persentase Variabel

  penyuluhan kesehatan melalui media elektro-

  (n) (%)

  nik dengan perawatan hipertensi pada usia Perawatan Efektif

  61 50,0 Hipertensi Kurang Efektif 61 50,0

  dewasa dimana usia dewasa yang mendapat pe- nyuluhan kesehatan melalui media elektronik

  Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 19, No. 3, November 2016, hal 161-168 Tabel 3. Hubungan Penyuluhan Kesehatan Langsung dengan Perawatan Hipertensi pada Usia Dewasa

  Perawatan Hipertensi Total Penyuluhan Kesehatan OR Efektif Kurang Efektif p Langsung

  (95% CI) n % n % n % Efektif 40 69,1 18 31,0 58 100 Kurang Efektif

  21 32,8 43 67,2 64 100 4,550 (2,1-2,7) 0,000 Jumlah 61 50,0 61 50,0 122 100

  Tabel 4. Hubungan Penyuluhan melalui Media Elektronik dengan Perawatan Hipertensi Usia Dewasa Perawatan Hipertensi Penyuluhan Melalui Media Total OR Efektif Kurang Efektif p elektronik

  (95% CI) n % n % n % Efektif 43 58,9 30 41,1 73 100 Kurang Efektif

  18 36,7 31 63,3 49 100 2,47 (1,1-5,1) 0,026 Jumlah 61 50,0 61 50,0 122 100

  Tabel 5. Hubungan Penyuluhan Melalui Media Cetak dg Perawatan Hipertensi pada Usia Dewasa Perawatan Hipertensi Penyuluhan Melalui Media Total OR Efektif Kurang Efektif p Cetak

  (95% CI) n % n % n % Efektif 37 66,1 19 33,9 66 100 Kurang Efektif

  24 36,4 42 63,6 56 100 3,41 (1,6-7,1) 0,002 Jumlah 37 66,1 19 33,9 66 100

  

Tabel 6. Pemodelan Multivariat antara Penyuluhan Kesehatan Langsung dan Melalui Media Cetak dengan

Perawatan Hipertensi Usia Dewasa 95% CI for EXP(B) Variabel Independen B p OR
  • * Lower Upper

  Penyuluhan Kesehatan Langsung 1,11 0,01 3,05 1,38 6,78 * Melalui Media Elektronik 0,66 0,11 1,93 0,86 4,31 Melalui Media Cetak 1,28 0,00 3,58 1,60 8,02 Constant -1,54 0,00 0,22 Bermakna pada α= 0,05 *

  dapatkan penyuluhan kesehatan langsung kurang

Pembahasan

  efektif. Penelitian ini sesuai dengan penelitian

  

Hubungan Penyuluhan Kesehatan Lang- Nurhidayat, Eram, dan Bambang (2012) yang

sung dengan Perawatan Hipertensi pada menunjukkan bahwa pengetahuan berhubungan

Usia Dewasa. Hasil penelitian menunjukkan dengan penggunaan media power point. Djaafar

  bahwa ada hubungan yang signifikan antara (2002) menyatakan bahwa penyuluhan langsung penyuluhan kesehatan langsung dengan pe- dengan menggunakan folder dapat meningkat- rawatan hipertensi pada usia dewasa dengan kan pengetahuan, sikap dan keterampilan. nilai p= 0,00. Usia dewasa hipertensi yang mendapatkan penyuluhan kesehatan langsung Penelitian Kapti (2010) menunjukkan adanya secara efektif mempunyai kemungkinan 4,6 peningkatan pengetahuan setelah diberikan pe- kali melakukan perawatan hipertensi secara nyuluhan kesehatan melalui media audiovisual

  Haryani, et al., Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Langsung dan Melalui Media Massa

  Kumboyo (2011), media audiovisual dapat memberikan pengalaman langsung melalui keunikan yang ditampilkan dan lebih dapat mengembangkan ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Penelitian lain mengenai peng- gunaan audiovisual oleh Zamri (2009) menun- jukkan bahwa peserta dapat mengingat lebih lama materi yang diberikan, karena melalui media audiovisual dapat memberikan pengalam- an langsung melalui keunikan yang ditampil- kan dan lebih dapat mengembangkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

  Menurut Andersen, Medaglia, dan Henriksen (2012), metode penyuluhan kesehatan lang- sung berupa diskusi, panel, curah pendapat, demonstrasi, simulasi, bermain peran dan lain sebagainya yang dilakukan langsung antara penyuluh dan peserta (face to face) baik satu arah maupun dua arah memiliki keuntungan bagi peserta karena dapat langsung menun- jukkan ekspresi selama proses dan langsung dapat dilihat kemampuan keterampilan, serta dituntut keaktifan dari peserta. Pada penyuluhan langsung diperlukan media tambahan seperti

  handout atau media audiovisual untuk dapat membantu dalam proses pembelajaran.

  Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa seseorang dapat belajar melalui panca inderanya. Se- seorang dapat memiliki informasi tentang pe- nyuluhan kesehatan hipertensi dan melakukan perawatan dengan baik bila dapat mengguna- kan indera pendengarannya 11% dan yang tertinggi adalah bila seseorang dapat menggu- nakan indera pengelihatannya yaitu sebesar 83%. Seseorang yang dapat mengingat hasil belajar dengan baik dan dapat menggunakan pancaindera lebih dari satu pancaindera me- lalui apa yang dilihat dan didengarnya sebesar 50%. Berdasarkan hasil analisis bahwa penyuluhan kesehatan langsung yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan media yang menarik akan memengaruhi usia dewasa dalam melakukan perawatan hipertensi. Usia dewasa yang menge- tahui tentang cara perawatan hipertensi yang efektif sebesar 50,0% akan melakukan pe- rawatan dengan baik untuk mencegah ter- jadinya peningkatan tekanan darah dan men- cegah akibat lanjut dari penyakit hipertensi seperti stroke, jantung dan ginjal yang bisa menyerang siapa saja tanpa memandang jenis kelamin dan usia. Hasil analisis univariat usia dewasa menunjukkan sebagian sebesar 91,0% memiliki pengetahuan baik, sikap yang baik 45,1% dan memiliki keterampilan yang baik 42,6%. Hal ini menunjukkan bahwa penyuluh- an kesehatan langsung yang diberikan dengan efektif dan dilakukan secara rutin pada usia dewasa dengan hipertensi akan sangat mem- bantu usia dewasa dalam melakukan perawat- an hipertensi di rumah dalam bentuk pe- mantauan tekanan darah secara rutin, peng- aturan diet, melakukan olahraga/aktifitas ter- atur dan manajemen stres yang baik.

  Hubungan Penyuluhan Kesehatan melalui Media Cetak dengan Perawatan Hipertensi Pada Usia Dewasa. Hasil penelitian menunjuk-

  kan bahwa ada hubungan bermakna antara penyuluhan kesehatan melalui media cetak dengan perawatan hipertensi pada usia dewasa dengan (p= 0,002). Usia dewasa yang men- dapatkan penyuluhan kesehatan melalui media cetak secara efektif mempunyai kemungkinan 3,4 kali melakukan perawatan hipertensi yang efektif dibandingkan dengan usia dewasa yang mendapatkan penyuluhan kesehatan melalui media cetak kurang efektif. Hadi, Sugiarto, Mula, dan Rahmah (2011) menyatakan bahwa adanya peningkatan kognitif, afektif dan psi- komotor setelah diberikan penyuluhan kesehat- an dengan menggunakan media komik.

  Susanti (2011) menyatakan bahwa ada peningkatan pengetahuan yang signifikan setelah diberikan intervensi pendidikan kesehatan dengan meng-gunakan media cetak sebesar 81,46%. Hal ini karena media cetak dapat menampilkan gam-bar dan bahasa yang mudah dimengerti oleh sasaran. Penelitian Wahyuni, Sarma, dan Pulungan (2007)

  Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 19, No. 3, November 2016, hal 161-168

  menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara penyuluhan yang di- berikan melalui media massa dengan perilaku (p= 0,009).

  Menurut Gupta dan Guptha (2010), media cetak berupa majalah dan surat kabar yang sudah digunakan sejak beberapa tahun silam dalam pemberian pendidikan kesehatan. Media surat kabar yang informatif dan menarik akan efektif digunakan dalam promosi kesehatan seperti promosi tentang nutrisi, gaya hidup, dan mempromosikan hasil penelitian yang lainnya. Media majalah dan koran bersifat informatif, menarik, dan berlaku singkat sehingga perlu mempertimbangkan faktor pembiayaan dan dampaknya terhadap masyarakat. Menurut Susanti (2011) ada pengaruh signifikan (p= 0,000) setelah dilakukan intervensi pendidikan kesehatan dengan menggunakan media leaflet dalam meningkatkan pengetahuan 81,46%. Hal ini disebabkan media majalah dan koran berisi bahasa-bahasa yang informatif dan me- narik serta dilengkapi dengan gambar. Menurut Allender dan Spradley (2010), pe- nyebaran informasi melalui media massa lebih efektif digunakan dalam penyuluhan kesehatan karena dapat menjangkau kelompok sasaran yang luas, seperti masyarakat dengan ber- penghasilan rendah dan etnis yang beragam, serta kelompok resiko (penyakit menular) yang sulit untuk ditemui satu persatu. Penggunaan media poster sebagai media dalam promosi kesehatan dituntut pembuatnya memiliki ide yang komplek dan kreatif dalam menampilkan gambar sehingga lebih menarik untuk dibaca oleh audien, sedangkan media selebaran dapat menjangkau sasaran yang luas dalam kegiatan promosi kesehatan. Menurut analisis peneliti bahwa penyuluhan kesehatan melalui media cetak perlu memper- hatikan manfaat dan efektifitas penggunaannya bagi sasaran dan pemberi penyuluh, sebab media cetak yang kurang menarik akan kurang diperhatikan oleh pembaca dan juga membu- tuhkan biaya yang mahal dalam produksi. Berdasarkan hasil kuesioner bahwa hasil kue- sioner penyuluhan kesehatan melalui media cetak kurang efektif 54,1% dibandingkan dengan yang efektif 45,9%, ini karena media cetak yang telah diberikan oleh tenaga ke- sehatan dan mahasiswa praktik memiliki tampilan yang menarik dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh masyarakat sehingga dapat dimengerti dan diterapkan dalam ke- hidupan sehari-hari dalam melakukan perawat- an hipertensi.

Kesimpulan

  Ada pengaruh bermakna penyuluhan kesehat- an langsung dan melalui media massa dengan perawatan hipertensi pada usia dewasa di sebuah kelurahan di kota Depok dan pe- nyuluhan kesehatan melalui media cetak me- rupakan faktor yang paling dominan ber- hubungan dengan perawatan hipertensi pada usia dewasa setelah dikontrol dengan variabel perancu. Perlu mengalokasikan anggaran dana untuk dapat mencetak brosur, leaflet, poster, pamplet dan media cetak lainnya yang menarik dan perawat komunitas perlu menggunakan media cetak dalam memberikan penyuluhan kesehat- an. Perlu dilakukannya penyuluhan kesehatan melalui media elektronik seperti TV dan radio yang disesuaikan dengan jadwal usia dewasa berada di rumah dan perlu dilakukannya pe- nelitian lebih lanjut terkait perawatan hiper- tensi pada usia dewasa dengan metode yang berbeda misalnya menggunakan desain eks- perimen atau metode kualitatif, serta kegiatan promosi kesehatan dapat dilakukan bersamaan dengan jadwal kegiatan yang ada di masya- rakat (FA, AG, DW).

Ucapan Terima Kasih

  Ucapan terima kasih diberikan kepada pem- beri sumber dana yaitu Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

  • – Jawa Barat, Indonesia Wahyuni, E,S., Sarma, M. & Pulungan, I. (2007).

  Kapti. (2010). Efektifitas audiovisual sebagai media penyuluhan kesehatan terhadap terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu dalam tatalaksana balita dengan diare di dua rumah sakit Kota Malang (Tesis magister, tidak dipublikasikan). Program Studi Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok – Jawa Barat, Indonesia.

  Zamri, N.(2009). Pembelajaran sastra dengan menggunakan media audio visual di MTS .

  Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pembaca dalam memperoleh informasi gaya hidup sehat (studi kasus pembaca tabloid senior di Kecamatan Bogor Utara). Jurnal Penyuluhan, 3 (2), 100-109. Diperoleh dari http://journal.ipb.ac.id/ index.php/jupe/article/view/2157

  (2010). The relation between different dimensions of alcohol consumption and burden of disease: an overview. Addiction, 105(5), 817-843. doi: 10.1111/j.1360-0443.2010.028 99.x Susanti, F. (2011). Efektifitas multimedia interaktif sebagai media pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan lanjut usia tentang pencegahan penyakit asam urat di Kelurahan Tugu Depok (Tesis, magister tidak dipublikasikan). Program Magister Keperawatan Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok

  Rehm, J., Baliunas, D., Borges, G. L., Graham, K., Irving, H., Kehoe, T., ... & Roerecke, M.

  (2012). Perbandingan media power point dengan flip chart dalam meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut (Tesis Magister, Universitas Negeri Semarang). Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang. Diperoleh dari http:// journal.unnes. ac.id.

  Diperoleh dari http://ejournal.stikesmuh gombong.ac.id/index.php/JIKK/article/view/21 Notoatmodjo. (2003). Pendidikan dan perilaku kesehatan . PT. Rineka Cipta: Jakarta. Nurhidayat, O., Eram, T.P., & Bambang, W.

  Kumboyo. (2011). Perbedaan efek penyuluhan kesehatan menggunakan media cetak dengan media audio visual terhadap peningkatan pengetahuan pasien tuberkulosis. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 7 (1), 9-12.

  Irmak, Z., Duzoz, G., & Bozyer, I., (2011). The effeectiveness of a follow-up program on blood pressure and cardiovascular risk factors for hypertensive patients. 28 (2), 60-66. Diperoleh dari http://search.informit.com.au/document Summary;dn=056564996163781;res=IELHEA

  Haryani, et al., Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Langsung dan Melalui Media Massa

  (2011). Pengaruh penyuluhan kesehatan dengan media komik tanggap DBD terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap tentang pencegahan DBD di SDN Banjarejo Ngadiluwih Kabupaten Kediri (Tesis, tidak dipublikasikan). Faculty of Medicine Brawijaya University Malang, Jawa Timur, Indonesia.

  Hadi, C., Sugiarto., Mula, K.Y., & Rahmah, Z.

  Med Res, 132(5), 531-542. Diperoleh dari https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PM C3028941/

  Carretero, O.A., & Oparil, S. (2000). Clinical cardiology: New frontiers. Circulation, 101,329-335. Diperoleh dari nals.org/content/circulationaha/101/3/329.full. pdf. Gupta, R., & Guptha,S. (2010). Strategies for initial management of hypertension. Indian J

  (2012). Social media in public health care: impact domain propositions.

  Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. Andersen, K.N., Medaglia.R., & Henriksen.H.Z.

  Community health nursing: Promoting and protecting the public’s health (6th Ed).

  Referensi Allender, J.A., & Spradley, B.W. (2010).

  Depok: FIB Universitas Indonesia.

  Jurnal Keperawatan Indonesia, Vol. 19, No. 3, November 2016, hal 161-168

  • Laporan Tahunan Puskesmas Cimanggis. (2012).