PENGARUH PENERAPAN COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STATISTIKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

  

PENGARUH PENERAPAN COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI STATISTIKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

ARTIKEL PENELITIAN

APRIAN SYAH PUTRA

F04112039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2017

  

PENGARUH PENERAPAN COMPUTER ASSISTED INSTRUCTION

TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI STATISTIKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Aprian Syah Putra, Zubaidah R, Dede Suratman

  Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Untan

  Email

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan

Computer Assisted Instruction (CAI), baik secara klasikal maupun secara

individual dalam mempengaruhi hasil belajar siswa pada materi statistika.

  Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan rancangan penelitian berupa Posttest-Only Control Group Design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak yang terdiri dari siswa kelas XI IPS 1 sebagai kelas kontrol dan siswa kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase ketuntasan hasil belajar siswa yang diberikan pembelajaran CAI secara klasikal sebesar 5.41% dan persentase ketuntasan hasil belajar siswa yang diberikan pembelajaran CAI secara individual sebesar 28.57%. Berdasarakan hasil penelitian, dapat disimpulkan penerapan CAI secara individual lebih baik dibandingkan penerapan CAI secara klasikal dengan kontribusi sebesar 86% dalam mempengaruhi hasil belajar siswa, terutama pada materi statistika.

  Kata Kunci : Computer Assisted Instruction, Statistika, Hasil Belajar

Abstract : The purpose of this research is to determine how the application

  of Computer Assisted Instruction (CAI), both classically and individually in influencing student learning outcomes in statistics material. The method used is the experimental method, with the design of the research is a Posttest-Only Control Group Design. The subjects were students of class XI IPS SMA St. Fransiskus Asisi Pontianak, consist of students of class XI IPS 1 as the control class and class XI IPS 2 as the experimental class. The results showed that the percentage of completeness of student learning outcomes given in CAI done Classically at 5.41% and the percentage of completeness of student learning outcomes given in CAI done individually at 28.57%. Based on the results, it can be concluded that CAI implementation done Individually better than the CAI implementation done Classically with the contribution in influencing student learning outcomes, especially in the statistic material.

  

Keywords: Computer Assisted Instruction, Statistic, Learning Outcomes bisa diartikan sebagai siswa berperan aktif sebagai partisipan dalam proses belajar mengajar (Hariyanto, 2012). Pembelajaran dikatakan

K

  berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar peserta didik terlibat secara aktif. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran akan berpengaruh terhadap daya ingat siswa terhadap pelajaran yang diberikan. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan sehingga proses belajar yang di tempuh benar benar memperoleh hasil yang optimal khususnya dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah (Mulyono, 2010: 2).

  Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (M. Fathurrohman, 2015:16). Proses merupakan hal yang sangat penting, dimana proses tersebut terjadi di dalam pemikiran siswa. Dalam belajar mengajar hal yang terpenting adalah proses, karena proses inilah yang menentukan tujuan belajar akan tercapai atau tidak tercapai (Haryanto, 2011). Dalam proses belajar mengajar ada banyak faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran salah satunya adalah media pembelajaran (ABD. Rasyid Amin, 2012).

  Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar (Haryanto, 2012). Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman visual kepada peserta didik dalam rangka mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, konkrit serta mudah dipahami (Asnawir dan Basyiruddin Usman, 2002: 20-21). Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perhatian, dan kemampuan atau ketrampilan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran. Menurut Hamalik (dalam Azhar Arsyad, 2013: 19), pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan ransangan kegiatan belajar.

  Seiring dengan kemajuan dan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, pembelajaran berbantuan komputer merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan saat ini. Pembelajaran berbasis komputer adalah pembelajaran yang menggunakan komputer sebagai alat bantu (Made Wena, 2011:203).

  Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa, beberapa guru di berbagai sekolah telah menerapkan pembelajaran berbantuan komputer dengan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran, dimana (1) guru menampilkan dan menjelaskan slide yang ditampilkan, (2) guru menampilkan contoh soal, (2) guru memberikan tugas/latihan kepada siswa. Namun, pembelajaran seperti ini dapat membuat siswa kurang aktif dalam proses belajar. Kurangnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran disekolah diduga disebabkan oleh rendahnya motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, sehingga akan berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa di sekolah.

  Hal tersebut didukung dengan data hasil nilai ulangan harian siswa kelas XI IPS di SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak pada materi statistika. Dimana ditemukan bahwa lebih dari 75% siswa memiliki nilai dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang sudah ditentukan oleh pihak sekolah, dimana nilai KKM yang sudah ditentukan adalah 75 dengan presentasi siswa yang tuntas yaitu 18.18% siswa kelas XI

  IPS 1, 19.51% siswa kelas XI IPS 2, dan 22.5% siswa kelas XI IPS 3. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa menjawab soal dinilai masih rendah.

  Media pembelajaran yang baik adalah yang mampu memberikan manfaat yang maksimal bagi peserta didik dimana peserta didik harus terlibat didalamnya (Anonim, 2014). Keterlibatan siswa bisa diartikan siswa berperan aktif sebagai partisipan dalam proses belajar mengajar (Hariyanto, 2012). Suatu keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam pencapaian prestasi belajar siswa tersebut. Semakin siswa terlibat dalam proses belajar mengajar, maka akan semakin besar pula pencapaian prestasi belajar akan didapat oleh siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan pembelajaran yang membuat siswa berinteraksi secara langsung terhadap media, sehingga akan meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar yang akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa di sekolah.

  Computer Assisted Instruction (CAI) adalah suatu pembelajaran yang

  menggunakan komputer dalam menyampaikan materi ajar dan siswa dapat melakukan aktifitasnya secara langsung dengan berinteraksi melalui komputer. Menurut Hick dan Hyde (dalam Made Wena, 2011:203), CAI atau pembelajaran berbasis komputer adalah a teaching process directly involving a computer in the presentation of

  

instructional matenal in an interactive mode to provide and control the individualized

learning environment for each individual student . Dalam definisi tersebut, dengan

  pembelajaran berbasis komputer siswa akan berinteraksi dan berhadapan secara langsung dengan komputer secara individual. Secara singkat, CAI dirancangan menitik beratkan pada sebuah komunikasi pengguna (siswa) dengan komputer sebagai media pembelajaran.

  Komunikasi antara pengguna dengan komputer dalam CAI meliputi tahap (1) Komputer menyajikan materi dan pengguna mempelajari materi, (2) Komputer mengajukan pertanyaan dan pengguna merespon, (3) Komputer memeriksa respon tersebut, bila dinilai benar, komputer menyajikan materi berikutnya, tetapi jika dinilai salah, komputer memberikan jawaban yang benar beserta penjelasannya. Dengan ini siswa akan menjadi lebih aktif, dimana siswa secara langsung melakukan interaksi dengan komputer sebagai media pembelajaran.

  Dengan penambahan komponen-komponen multimedia didalamnya yang interaktif seperti pemberian gambar, animasi, dan suara, pembelajaran CAI menjadi lebih menarik dan efektif. Hal ini dapat membuat siswa merasa senang dalam kegiatan pembelajaran, sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang disajikan, yang pada akhirnya dapat berpengaruh baik terhadap hasil belajar siswa.

  Selain itu, dengan media pembelajaran materi matematika yang abstrak dapat disajikan kedalam pendekatan yang lebih konkret, dengan visualisasi, serta manfaat dalam mempelajari materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sementara menurut Murwani (1999), untuk membelajarkan matematika secara benar pada siswa mutlak harus menggunakan alat peraga untuk memudahkan siswa mengenal konsep-konsep matematika. Sehingga dalam menyelesaikan masalah matematika siswa tidak cenderung menghapal rumus, tetapi siswa dapat membangun konsep sendiri sehingga siswa mengetahui alasan melakukan penyelesaian dengan langkah yang mereka ambil.

  Kenyataan yang dijumpai selama ini, penggunaa media pembelajaran berbantuan komputer hanya digunakan Guru untuk menyalin materi dari buku ke media, sehingga pemahaman siswa terhadap konsep dirasa kurang selama ini terhadap materi matematika, salah satunya adalah materi statistika. Statistika adalah materi yang berkenaan dengan data. Pada materi tersebut banyak rumus-rumus yang harus digunakan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Dengan banyaknya rumus pada materi tersebut, hal ini dapat menyebabkan siswa menjadi lupa dan keliru dalam memilih rumus yang harus mereka gunakan ketika mereka tidak mengetahui konsep, tapi hanya dengan menghapal rumus. Oleh sebab itu, pemberian konsep kepada siswa dirasa perlu terhadap materi statistika.

  Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen. Adapun rancangan penelitianya adalah Posttest-Only Control Group

  Design dengan pola sebagai berikut: Tabel 1. Rancangan Penelitian Kelompok Perlakuan Posttest Eksperimen

  1 Kontrol -

  2 Keterangan :

  = Skor posttest kelas eksperimen

  1

  = Skor posttest kelas control

  2

  = Pembelajaran menggunakan pendekatan Computer Assisted Instruction secara Individual (Sugiyono, 2015: 112)

  Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS Santo Fransiskus Asisi Pontianak yang terdiri dari 4 Kelas dengan sampel yang diambil yaitu kelas XI IPS 1 dan kelas XI IPS 2. Kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran Computer Assisted Instruction secara individual yang terdiri dari 35 siswa, sedangkan kelas XI IPS 1 sebagai kelas kontrol yang diberikan pembelajaran

  

Computer Assisted Instruction secara klasikal yang terdiri dari 38 siswa. Penelitian ini

  dilaksanakan pada tanggal 19 Agustus 2016 s.d. 26 Agustus 2016 dikelas XI IPS 1 dan Kelas XI IPS 2 Santo Fransiskus Asisi Pontianak. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang berbentuk essay. Menurut Nawawi (2015: 134), tes essai adalah tes yang menghendaki testee (peserta tes) memberikan jawaban dalam bentuk uraian atau kalimat-kalimat yang disusun sendiri. Digunakannya tes berbentuk essai bertujuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menguasai atau mendalami suatu masalah yang di teskan. Tes yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa berjumlah 10 soal baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Instrument penelitian divalidasi oleh satu orang dosen Pendidikan Matematika FKIP Untan dan tiga orang guru matematika SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak. Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan pada setiap kelas, yang dimulai pada tanggal 10 Agustus 2016 s.d. 26 Agustus 2016. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengukuran dengan alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis yang berbentuk essay. Menurut Nawawi (2015: 134), tes essai adalah tes yang menghendaki testee (peserta tes) memberikan jawaban dalam bentuk uraian atau kalimat-kalimat yang disusun sendiri. Instrument penelitian divalidasi oleh satu orang dosen Pendidikan Matematika FKIP Untan dan tiga orang guru matematika SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak.

  Prosedur dalam penilian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu: (1) tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap akhir.

  

Tahap Persiapan terdiri dari menyiapkan instrument penelitian berupa soal tes, dan

  media pembelajaran, melakukan validasi instrument penelitian, merevisi hasil validasi, dan menetapkan jadwal penelitian dengan sekolah.

  

Tahap Pelaksanaan terdiri dari melakukan uji coba instrument, merevisi instrumen,

  melaksanakan penelitian pada dengan memberikan pembelajaran CAI secara klasikal pada kelas kontrol dan pembelajaran CAI secara individual pada kelas eksperimen, kemudian memberikan test akhir pada masing-masing kelas.

  

Tahap akhir terdiri dari menganalisa data yang diperoleh dari tes; menganalisis data;

  menyususn laporan penelitian dan menarik kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian

  Penelitian ini dilakasanakan pada siswa kelas XI IPS SMA Santo Fransiskus Asisi Pontianak tahun ajaran 2016/2017 dengan populasi sampel yang terdiri dari 4 kelas yaitu XI IPS 1, XI IPS 2, XI IPS 3, XI IPS 4. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik cluster sampling (sampling klaster). Menurut Sugiyono (2012: 65) dalam teknik cluster sampling populasi dibagi menjadi beberapa kelompok atau klaster. Karena pembelajaran di SMA Santo Fransiskus Asisi terdiri dari 2 shift, yaitu shift pagi dan shift sore, sehingga dengan teknik cluster sampling diperoleh kelompok kelas pagi yang terdiri XI IPS 1 dan XI IPS 2 yang akan menjadi objek penelitian. Kemudian untun menentukan kelas kontrol dan kelas eksperime dilakukan dengan teknik random sampling sehingga diperoleh kelas XI IPS 1 sebagai kelas kontrol dan kelas XI IPS 2 sebgai kelas eksperimen, dimana proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan pembelajaran Computer Assisted Instruction (CAI) secara individual dimana proses pembelajaran dilaksanakan di ruang laboratorium komputer sekolah, sedangkan kelas kontrol menggunakan pembelajaran

  

Computer Assisted Instruction (CAI) secara klasikal dimana proses pembelajaran

dilaksanakan di ruang kelas seperti biasa.

  Tuntas ER 15 45,45 Tidak

  23 69,70 Tidak Tuntas HI

  15 45,45 Tidak Tuntas KC

  19 57,58 Tidak Tuntas FT

  25 75,76 Tuntas FI 11 33,33 Tidak Tuntas JW

  25 75,76 Tuntas EL 16 48,48 Tidak Tuntas JT

  11 33,33 Tidak Tuntas JH

  IW 15 45,45 Tidak Tuntas DP

  Tuntas

  Tuntas DE 13 39,39 Tidak

  Tuntas FN 23 69,70 Tidak

  Tuntas CK 9 27,27 Tidak

  Tuntas CC 8 24,24 Tidak

  

Tabel 2. Tabel Ketuntasan Hasil Posttest Siswa

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Kode Siswa Total Skor Nilai

  Tuntas EK 16 48,48 Tidak

  Tuntas BA 10 30,30 Tidak

  Tuntas DP 24 72,73 Tidak

  Tuntas AY 15 45,45 Tidak

  Tuntas DN 14 42,42 Tidak

  Tuntas CJ 28 84,85 Tuntas AS 4 12,12 Tidak

  Tuntas AR 12 36,36 Tidak

  Tuntas CF 21 63,64 Tidak

  Tuntas AY 31 93,94 Tuntas AN 23 69,70 Tidak

  Tuntas AA 18 54,55 Tidak

  ≥ AT 19 57,58 Tidak

  ≥ Kode Siswa Total Skor Nilai Ketuntasan

  13 39,39 Tidak Tuntas LO 30 90,91 Tuntas HN 9 27,27 Tidak Tuntas MA

  16 48,48 Tidak Tuntas KA

  9 27,27 Tidak Tuntas

  20 60,61 Tidak Tuntas PV

  18 54,55 Tidak Tuntas TV

  30 90,91 Tuntas RD 18 54,55 Tidak Tuntas

  VO 20 60,61 Tidak Tuntas SF

  25 75,76 Tuntas

  VP 18 54,55 Tidak Tuntas SP

  VT 17 51,52 Tidak Tuntas ST

  23 69,70 Tidak Tuntas PH

  9 27,27 Tidak Tuntas YA

  30 90,91 Tuntas TC 18 54,55 Tidak Tuntas YN

  16 48,48 Tidak Tuntas TT

  18 54,55 Tidak Tuntas YV

  21 63,64 Tidak Tuntas

  VA 18 54,55 Tidak Tuntas Total 744 2254,55 WY

  25 75,76 Tuntas Rata- Rata

  16 48,48 Tidak Tuntas TS

  13 39,39 Tidak Tuntas TA

  13 39,39 Tidak Tuntas NA

  18 54,55 Tidak Tuntas LF

  20 60,61 Tidak Tuntas KL

  21 63,64 Tidak Tuntas NT

  31 93,94 Tuntas KN 14 42,42 Tidak Tuntas RK

  17 51,52 Tidak Tuntas KY

  10 30,30 Tidak Tuntas RY

  31 93,94 Tuntas LD 9 27,27 Tidak Tuntas SC

  18 54,55 Tidak Tuntas SI

  13 39,39 Tidak Tuntas PA

  10 30,30 Tidak Tuntas LM

  14 42,42 Tidak Tuntas SM

  11 33,33 Tidak Tuntas MA

  16 48,48 Tidak Tuntas SN

  21 63,64 Tidak Tuntas ME

  21 63,64 Tidak Tuntas SO

  33 100,00 Tuntas MG 16 48,48 Tidak Tuntas SW

  21,26 64,42 YS 16 48,48 Tidak Tuntas

  Tidak YY 24 72,73 Tuntas

  Total 566 1715,15 Rata- 14,89 45,14 Rata

  Berdasarkan tabel di atas menunjukkan banyaknya siswa yang tuntas di kelas eksperimen (XI IPS 2) sebanyak 10 orang dengan presentase ketuntasan sebesar 28,57%, sedangkan banyaknya siswa yang tuntas di kelas kontrol (XI IPS 1) sebanyak 2 orang dengan presentase ketuntasan sebesar 5,26%. Sehingga menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan pembeajaran Computer Assisted Instruction secara individual pada materi statistika yang dilakukan di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan menggunakan pembelajaran Computer Assisted Instruction secara klasikal di kelas kontrol. Selanjutnya akan dilihat apakah ada perbedaan hasil posttes antara kelas eksperimen dan kelas kontrol guna menjawab salah satu permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu untuk melihat perbedaan hasil belajar antara siswa yang diberikan pembelajaran Computer Assisted Instruction secara klasikal (kelas kontrol) dengan siswa yang diberik pembelajaran Computer Assisted Instruction secara individual (kelas eksperimen). Hipotesis yang dibuat sebagai berikut :

  (tidak terdapat peredaan hasil belajar antara siswa kelas eksperimen dan H : =

  1

  2

  kelas kontrol) (terdapat peredaan hasil belajar antara siswa kelas eksperimen dan kelas

  H : ≠

  a

  1

  2

  kontrol) Untuk mengetahui hipotesis di atas peneliti memakai program IBM SPSS

  

Statistics 22 , di dalamnya tedapat uji t (Independent sample test) yang dapat digunakan

  mengolah data hasil posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil pengolahan uji t (independent sample test) berdasarkan olahan IBM SPSS Statistics 22 termuat dalam tabel berikut:

  Tabel 3. Hasil Uji Perbedaan Hasil Belajar dengan SPSS

  t-test for Equality of Means

Levene’s Test for Equality of

  Variances F Sig. t df Sig.

  (2-tailed) Nilai Equal variances 1.945 .168 -4.801 71 .000 assumed Equal Variances not -4.759 65.436 .000 assumed Dari tabel di atas diperleh nilai sig. (2-tailed) sebesar 0,00 < 0,05, maka berdasarkan dasar pengambilan keputusan dalam uji independent sample t-test, maka dapat disimpulkan bahwa ditolah dan diterima, yang artinya terdapat perbedaan

  H H

  

a

  hasil belajar siswa antara kelas yang diberikan pembelajaran Computer Assisted

  

Instruction (CAI) secara klasikal dengan kelas yang diberikan pembelajaran Computer

  (CAI) secara individual. Untuk melihat seberapa besar kontribusi

  Assisted Instruction

  pengaruh penerapan Computer Assisted Instruction secara individual digunakan effect

  size . Perhitungan effect size menggunakan rumus:

  ̅ − ̅ d = Berdasarkan perhitungan effect size diperoleh effect size sebesar 1,16. Jadi, kontribusi pengaruh penerapan Computer Assisted Instruction secara individual masuk dalam kriteria tinggi atau berkontribusi sebesar 86% dalam mempengaruhi hasil belajar siswa.

  Pembahasan

Pada kelas kontrol, terlihat bahwa persentase kentuntasan siswa sebesar 5,26%

  Hal ini disebabkan oleh siswa mengalami kesulitan dalam menerjemahkan soal cerita dalam statistika. Seperti soal pada nomor 4, siswa hanya mampu menentukan median dari data tersebut, tetapi sebagian besar siswa tidak dapat melanjutkan ketahap selanjutnya mendapatkan hasil akhir yang benar. Selain itu, siswa tidak mampu menyelesaian permasalahan soal yang menerpakan konsep statistika dalam penyelesaian masalah. Seperti halnya soal nomor 6, tidak ada siswa menjawab soal tersebut dengan langkah atau jawaban akhir yang benar. Hal ini terjadi karena siswa tidak dapat memahami soal yang terlihat pada langkah-langkah penyelesaian siswa, dimana pada langkah penyelesaian dalam menjawab soal siswa menganggap nilai ujian siswa baru sebagai rata-rata baru dari soal tersebut. Sedangkan pada soal yang memuat penyajian data berkelompok seperti nomor 9 dan 10, sebagian siswa salah dalam menggunakan rumus untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

  Pada kelas eksperimen, terlihat bahwa persentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas eksperimen adalah 28,57%. Hal ini disebabkan siswa tidak mampu menyelesaian permasalahan soal yang menerpakan konsep statistika dalam penyelesaian masalah. Seperti halnya soal nomor 5, ketika siswa disajikan soal yang berbentuk tabel frekuensi, siswa dituntut untuk mencari frekuensi dari salah satu nilai ketika rata-rata dari data tersebut diketahui. Sedikit siswa yang dapat menyelesaikan masalah soal tersebut dengan langkah dan jawaban akhir yang benar, namun sebagian besar siswa hanya menulis jawaban akhir tanpa langkah penyelesaian yang tercantum pada lebar jawaban.

  Berdasarkan hasil posttest diperoleh informasi bahwa siswa kelas ekperimen memiliki kemapuan yang lebih baik dibandingkan siswa kelas kontrol dalam mengaplikasikan konsep materi statistika (ukuran pemusatan data) untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan terutama soal yang berbentuk cerita. Hal tersebut didukung dari hasil skor rata hasil belajar siswa kedua kelas tersebut. Skor rata-rata hasil belajar siswa pada materi statistika pada kelas eksperimen sebesar 21,26 dan skor rata-rata kelas kontrol sebesar 14,89. Dari hasil posttest ini dapat dikatakan skor rata-rata hasil belajar kelas eksperimen yang diberikan pembelajaran Computer

  

Assisted Instruction (CAI) secara individual lebih tinggi daripada rata-rata skor hasil

belajar kelas kontrol yang diberikan pembelajaran CAI secara klasikal.

  Hasil uji t-test dengan independent samples test diperoleh skor sig. (2-tailed) = ditolak, sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan

  0,00 < 0,05, maka H

  o

  hasil belajar siswa antara kelas yang diberikan pembelajan CAI secara individual dengan pembelajaran CAI secara klasikal. Sedangkan berdasarkan hasil posttest dilihat nilai ketuntasan siswa dikelas eksperimen dan kelas kontrol dengan ketuntasan lebih dari atau sama dengan 75, pada kelas eksperimen siswa yang tuntas sebesar 28,57% sedangkan dikelas kontrol siswa yang tuntas sebesar 5,26%, sehingga dapat dikatakan bahwa pembelajaran CAI secara individual lebih baik daripada pembelajaran CAI secara klasikal.

  Hal tersebut dapat terjadi karena pembelajaran CAI secara individual lebih menekankan sistem pembelajaran dalam hal fleksibelitas waktu dan keaktifan siswa secara langsung terhadap media pembelajaran. Dengan adanya soal-soal latihan yang dimana media(komputer) secara otomatis memeriksa jawaban siswa membuat siswa terlatih dalam menyelesaikan permasalahan yang timbul pada materi statistika. Selain itu dengan penambahan musik klasik pada media pembelajaran dapat menurunkan tingkat kecemasan siswa dalam belajar matematika. Hal tersebut didukung dari hasil penelitian yang dilakunan Devi Winja Sanjaya dan Faridah Ainur Rohmah (2011) dimana dengan mendengarkan musik klasik dapat secara efektif menutunkan kecemasan matematika. Menurut (M. Hasim AS., 2004:46), musik klasik apabila didengarkan kepada seorang siswa akan membantu untuk meningkatkan cara belajarnya, terutama belajar matematika. Sehingga hal tersebut dapat membuat meningkatnya hasil belajar siswa dalam belajar matematika.

  Dari hasil posttest yang didapat, terlihat bahwa tedapat perbedaan pada hasil belajar siswa Computer Assisted Istrunction (CAI) secara individual terhadap CAI secara klasikal, dimana CAI secara individual lebih baik dibandingkan CAI secara klasikal. Namun berdasakan presentasi ketuntasan siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen masih dibawah 80% dari jumlah siswa dari kelas tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa, baik kelas kontrol dan kelas eksperimen yang diberikan perlakuan masih mengalami ketidaktuntasan secara klasikal.

  Ketidaktuntasan hasil belajar siswa pada kelas tersebut terjadi dikarena ketidaksesuaian instrument tes terhadap tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kedua kelas tersebut. Dimana, tujuan pembelajaran yang indin dicapai adalah siswa dapat menentukan mean, median, dan modus pada penyajian data tunggal dan data kelompok. Namun, pada instrument tes yang diberikan kepada siswa, sebesar 70% dari jumlah soal yang diberikan merupakan soal berbentuk cerita, dimana bentuk soal cerita lebih menekankan aplikasi materi kekehidupan sehari-hari dan pengaplikasian materi dan tidak terdapat dalam tujuan pembelajaran. Karena tidak terdapat didalam tujuan pembelajaran sehingga peneliti tidak pernah memberikan contoh soal dalam bentuk cerita, sehingga ketika siswa diberikan soal berbentuk cerita siswa tidak dapat menyelesaikan soal tersebut. Ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal tersebut dapat disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah siswa tidak mampu memahami bentuk soal yang diberikan sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan permasalah yang diberikan karena masih kurangnya pemahaman siswa terhadap isi soal.

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  Berdasarkan analisis data yang diperoleh dari posttest, maka dapat disimpulkan beberapa hal yang berkaitan dengan masalah penelitian. Secara umum, dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Computer Assisted

  

Instructoin (CAI) secara individual memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa

  pada materi Statistika di kelas XI IPS Santo Fransiskus Asisi. Sedangkan secara lebih rinci, dapat disimpulkan bahwa: (1) Persentase ketuntasan hasil belajar siswa yang diberikan pembelajaran CAI secara klasikal sebesar 5.41% dengan rata-rata skor sebesar 14,89 dari skor maksimal 33,00, (2) Persentase ketuntasan hasil belajar siswa yang diberikan pembelajaran CAI secara individual sebesar 28.57% dengan rata-rata skor sebesar 21,26 dari skor maksimal 33,00, (3) Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji t untuk 2 sampel menggunakan program IBM SPSS Statistics Versi 22 diperoleh bahwa nilai sig.(2-Tailed)

  = 0,00 < 0,05, dengan demikian terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diberikan pembelajaran CAI secara klasikal dengan pembelajaran CAI secara individual pada materi statistika di kelas XI IPS Santo Fransiskus Asisi, (4) Kontribusi pengaruh penerapan CAI secara individual terdahap penerapan CAI secara klasikal masuk dalam kriteria tinggi dengan kontribusi sebesar 86% dalam mempengaruhi hasil belajar siswa. Hal ini dilihat dari nilai effect size Cohen’s d sebesar 1,16.

  Saran

  Berdasarkan analisis data yang diperoleh dan kelemahan-kelemahan dalam penelitian ini, peneliti memberikan saran sebagai berikut: (1) Sebelum memulai kegiatan belajar, sebaiknya siswa diberi waktu untuk ke WC terlebih dahulu, (2) Memastikan setting-an komputer sudah benar sebelum kegiatan belajar dimulai, (3) Kepada guru matematika yang mengajar kelas XI IPS untuk menggunakan pembelajaran Computer Assisted

  

Instruction (CAI) secara individual sebagai salah satu alternatif dibandingkan

  pembelajaran Computer Assisted Instruction (CAI) secara klasikal dengan memperhatikan kecocokan dan kelayakan materi yang diajarkan.

  DAFTAR RUJUKAN Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT RahaGrafindo Persada.

  AS, M. Hasim. 2004. Pengaruh Musik Klasik Terhadap Hasil Belajar Matematika.

  Skripsi Sarjana pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.

  (Online). jungi pada 10 September 2016).

  Asnawir dan Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Cipuatat Press. Fathurohman, Muhammad. 2015. Model-model Pemebelajaran Inovatif. Yogyakarta : Ar-Ruzzmedia.

  Hariyanto. 2012. Pengertian Media Pembelajaran. (Online).

   dikunjungi

  5 Februari 2016). . 2012. Keterlibatan Siswa dalam Proses Belajar Mengajar. (Online).

   dikunjungi 5 Februari 2016). Mulyono. 2010. Pengaruh Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran dan

  Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Kewarganegaraan Bagi Siswa Kelas VII SLTP Muhammadiyah 7 Sumberlawang Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi : FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.

  Nawawi, Hadari. 2015. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. . 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Wena, Made. 2011. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.