LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TENTANG TATA KRAMA PESERTA DIDIK KELAS IX SMP MUJAHIDIN PONTIANAK ARTIKEL PENELITIAN

  

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

TENTANG TATA KRAMA PESERTA DIDIK KELAS IX

SMP MUJAHIDIN PONTIANAK

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:

  

SANTRI TRI WANSIH

NIM. F1141141002

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2018

  

LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TENTANG TATA KRAMA

PESERTA DIDIK KELAS IX SMP MUJAHIDIN PONTIANAK

Santri, Muhammad Asrori, Luhur Wicaksono

  

Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontiana

Em

Abstract

  

Group guidance services are a way of providing assistance (guidance) to individuals

(students) through group activities. One of the most expected in the implementation of

group guidance on etiquette is to improve students' behavior and prevent them from

unverified acts. The research problem is "How is the guidance service group about the

manners of students of class IX SMP Mujahidin Pontianak?". Purpose of study to get

description about group guidance service about the manners of students of class IX SMP

Mujahidin Pontianak. The method used is descriptive with quantitative approach in the

form of survey study. Research Population of 23 students. Data collection techniques

used are indirect communication with data collection tools in the form of questionnaires.

Data analysis technique is percentage. Overall the implementation of group guidance

on manners reached 85% with good category, which means already implement the steps

of group guidance in accordance with the theory. At the stage of forming the

implementation of group guidance on etiquette achieve results 86.47% with good

category. At the transition stage the implementation of group guidance on etiquette

achieved 92% results with good category. At the core activity stage, group guidance on

manners reaches 84% result with good category. At the termination stage, the group

guidance on manners reaches 80% with good category.

  Keywords: Group Guidance Services, Etiquette PENDAHULUAN

  Kemampuan individu untuk melakukan hubungan dengan orang lain salah satunya ditentukan oleh kemampuan individu tersebut dalam menguasai tata krama pergaulan. Tata krama merupakan pancaran dari budi pekerti serta kepribadian yang kuat dalam tata hubungan sesama manusia sebagai anggota masyarakat (Murtini, 2008:36). Seseorang sebaiknya mampu memahami dan menerapkan tata krama dalam kehidupan mereka secara baik dan tepat. Hal tersebut dapat menciptakan suatu kondisi yang nyaman dalam pergaulan mereka sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam lingkungan dimana seseorang itu berada. Tata krama merupakan sebuah sikap hidup yang harus dimiliki individu agar individu dapat diterima dengan baik dalam lingkungan dimana ia berada. Lingkungan yang berbeda akan mempunyai tata krama pergaulan yang berbeda pula, oleh karena itu seorang individu harus mampu menyesuaikan diri dengan tata krama yang berlaku di sebuah lingkungan. Sebagai contoh secara umum kalau orang indonesia setuju dengan apa yang dikemukakan ia akan mengangguk- anggukan kepalanya. Sebaliknya di negeri lain ada yang menyatakan setuju dengan menggeleng- gelengkan kepalanya. Tata krama merupakan aturan yang diajarkan secara turun menurun yang berguna dalam bergaul dengan orang lain. Misalnya saja anak akan melihat, mengamati dan mungkin mengaplikasikan bagaimana orang tua bertutur kata ataupun bersikap terhadap orang lain. Orang tua dapat mengajarkan bagaimana anak seharusnya berperilaku dilingkungan sosialnya.

  Tata krama atau sopan santun dalam kehidupan sehari-hari merupakan hal yang sangat penting dalam berinteraksi. Interaksi sosial itu terjadi ditiga lingkungan yaitu, interaksi di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Interaksi sosial di lingkungan sekolah lebih sering dilakukan oleh siswa terhadap lingkungan sekolahnya termasuk didalamnya interaksi sosial antara siswa dengan siswa, interaksi siswa dengan guru serta interaksi antara siswa dengan seluruh warga sekolah yang terdapat di sekolah tersebut. Kemajuan ilmu dan teknologi sangat mempengaruhi lunturnya tata krama dikalangan remaja, banyak kalangan remaja belum bisa menyaring budaya asing yang tidak sesuai dengan tata krama yang berlaku di lingkungan di mana mereka tinggal dan bersekolah. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu adanya bantuan layanan dari Bimbingan dan Konseling. Bimbingan dan konseling salah satu tujuannya menurut Yusuf dan Nurikhsan (2012:13) adalah menyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, masyarakat serta lingkungan kerjanya. Berdasarkan pendapat tersebut, bantuan yang diberikan pada peserta didik agar efektif harus memperhatikan jenis layanan bimbingan yang tepat dengan masalah yang dialami peserta didik. Sebab, bantuan yang tepat akan menjadikan perubahan-perubahan tingkah laku yang diharapkan. Salah satu pemberian layanan bantuan kepada peserta didik yaitu melalui layanan bimbingan kelompok. Menurut Tohirin (2011:170), Layanan bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu (siswa) melalui kegiatan kelompok. Layanan bimbingan kelompok merupakan kegiatan yang dapat mendukung peserta didik dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki serta dapat mengambil manfaat dari pengalaman pendidikan bagi dirinya sendiri melalui dinamika kelompok. Siswa diharapkan bisa aktif dalam mengikuti kegiatan ini agar terjadi dinamika kelompok didalamnya sekaligus meningkatkan hubungan sosial mereka.

  Layanan bimbingan kelompok tentang tata krama dalam kehidupan diharapkan dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan dirinya secara optimal dan mencegah berkembangnya masalah. Salah satu yang sangat diharapkan dalam pelaksanaan bimbingan kelompok tentang tata krama adalah dapat meningkatkan tata krama peserta didik dan mencegah mereka dari perbuatan yang tidak beretiket. Di SMP Mujahidin Pontianak, guru pembimbing memberikan layanan bimbingan kelompok tentang tata krama pada peserta didik di kelas IX untuk meningkatkan tata krama peserta didik dan mencegah mereka dari perbuatan yang tidak beretiket. Namun kenyataannya, berdasarkan observasi yang penulis lakukan secara langsung setelah layanan bimbingan kelompok dilaksanakan, penulis melihat bahwa masih ada siswa yang tata kramanya kurang terhadap sesama siswa, guru dan pegawai sekolah lainnya saat ini. gejala ini tampak pada perilaku dan sikap peserta didik sehari-hari, seperti tidak mencium tangan guru ketika bertemu, tidak mengucapkan salam ketika masuk kantor, tidak izin terlebih dahulu ketika hendak ke kamar mandi dan berbicara keras terhadap guru. Beberapa penelitian yang sudah ada berkaitan dengan layanan bimbingan kelompok tentang tata krama peserta didik yang mendukung penelitian ini. Tsani (2015:12) mengungkapkan bahwa setelah diadakan layanan bimbingan kelompok tentang tata krama dengan hasil rata-rata pengamatan diperoleh skor rata-rata 38(76%) baik. Sedangkan menurut Mawarni (2012:85) mengungkapkan bahwa setelah diadakan layanan bimbingan kelompok tentang tata krama dengan hasil rata-rata diperoleh skor rata-rata 64,70 % baik. Berdasarkan kondisi tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti layanan bimbingan kelompok tentang tata krama peserta didik melalui penelitian yang berjudul “Layanan Bimbingan Kelompok Tentang Tata Krama Peserta Didik Kelas IX SMP Mujahi din Pontianak”. Menurut Prayitno dan Amti (2015:309), Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Sedangkan tujuannya menurut Gadza (1969:8) Group guidance is organized to prevent the development of problems .

  Pada umumnya ada empat tahap perkembangan kegiatan kelompok dalam layanan bimbingan kelompok yaitu tahap pembentukan, tahap peralihan, tahap pelaksanaan kegiatan, dan tahap pengakhiran (Prayitno :1995).

METODE PENELITIAN

  Metode yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Jannah dan Prasetyo (2012:143) menyatakan Penelitian survei merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan pertanyaan terstruktur/sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk kemudian seluruh jawaban yang diperoleh peneliti di catat, diolah, dan dianalisis. Sejalan dengan pendapat tersebut, bentuk penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian survey. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX sebanyak 23 peserta didik. Berkaitan dengan jumlah populasi yang tidak terlalu banyak yaitu berjumlah 23 orang, maka di ambil semua sebagai subjek penelitian. Dengan demikian, penelitian ini merupakan penelitian populasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah komunikasi tidak langsung. Teknik komunikasi tidak langsung adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan hubungan tidak langsung dengan alat perantara komunikasi angket (Nawawi :2015). Teknik analisis data adalah persentase.

  HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

  Data penelitian yang diperoleh dari pembagian angket diolah berdasarkan teknik pengolahan yang telah ditetapkap. Berdasarkan hasil pengolahan data terdapat hasil Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok tentang tata krama. untuk menjawab sub masalah pada penelitian dengan menggunakan perhitungan rumus persentase.

  

Tabel 1: Hasil Layanan Bimbingan Kelompok Tentang Tata Krama

  No Aspek Variabel

  X Aktual Y Ideal % Kategori Layanan Bimbingan Kelompok Tentang Tata Krama 2639 3105 85% Baik

  1. Tahap Pembentukan 537 621 86,47% Baik

  2. Tahap Peralihan 317 345 92% Baik

  3. Tahap Kegiatan 1454 1725 84% Baik

  4. Tahap Pengakhiran 331 414 80% Baik Secara keseluruhan pelaksanaan bimbingan kelompok tentang tatakrama dengan skor aktual 2639 dan skor ideal 3105 berarti mencapai 85% termasuk kategori baik.

  Ini berarti pelaksanaan bimbingan kelompok tentang tata krama sudah sesuai teori. Tahap Pembentukan, tahap pembentukan memperoleh skor aktual 537 dan skor ideal

  621 berarti mencapai 86,47 % termasuk kategori baik. Ini dapat ditafsirkan bahwa: Pertama, dalam membentuk kelompok, guru pembimbing mengucapkan salam, selamat datang dan berterimakasih kepada anggota yang telah bersedia hadir untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan penuh semangat, memimpin doa, menjelaskan tugas-tugas pemimpin kelompok kemudian para anggota memilih siapa yang menjadi pemimpin kelompok, dan menawarkan diri menjadi pemimpin kelompok. Kedua, mengungkapkan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling, guru pembimbing melakukan menjelaskan pengertian bimbingan kelompok adalah salah satu layanan bimbingan dan konseling yang membantu peserta didik untuk mengembangkan potensi peserta didik dalam suasana kelompok melalui dinamika kelompok dan untuk membahas suatu permasalahan yang dipimpin oleh seorang pemimpin kelompok dan menjelaskan tujuan bimbingan kelompok tentang tata krama adalah untuk mencegah dan menghindari peserta didik dari dampak-dampak buruk yang muncul jika permasalahan tidak segera diberikan solusi. Ketiga, menjelaskan cara-cara dan asas- asas kegiatan kelompok, guru pembing melakukan menjelaskan setelah membahas permasalahan yang dikemukan nanti, para anggota kelompok harus aktif berpartisipasi, saling memberikan pendapat dan menerima pendapat. mengatakan apabila mau bertanya atau berbicara harus angkat tangan. menjelaskan bahwa dalam layanan bimbingan kelompok ini menerapkan asas keterbukanan yaitu setiap anggota harus terbuka mengemukakan pendapat, asas kesukarelaan yaitu para anggota mengikuti kegiatan ini tanpa paksaan dan asas kekinian yaitu apa yang dibicarakan adalah masalah saat sekarang bukan dimasa depan ataupun dimasa lalu; dan Keempat, saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri, guru pembimbing meminta peserta didik berkenalan dengan menyebuatkan nama, alamat, dan hobi kemudian memberi kesempatan yang lain untuk bertanya tentang diri anggota kelompok yang sedang memperkenalkan diri; Kelima, teknik khusus, guru pembimbing mengajak peserta didik bermain dengan menggunakan teknik latihan konsentrasi dan; Keenam, Permainan penghangatan/ pengakraban, guru pembimbing mengajak pesertadidik bermain melatih konsentrasi dengan menghitung 1-30 dan kelipatan 3 di ganti dengan dot. Tahap Peralihan, tahap peralihan memperoleh skor aktual 317 dan skor ideal 345 berarti mencapai 92 % termasuk kategori baik. Ini dapat ditafsirkan bahwa: Pertama, menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya, guru pembimbing menjelaskan saat membahas sebuah topik, para anggota kelompok harus aktif berpartisipasi mengemukakan pendapat, menjelaskan tahap selanjutnya adalah kegiatan inti. Kedua, menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya. Guru pembimbing bertanya persiapan peserta didik untuk mengikuti kegiatan selanjutnya. Ketiga, membahas suasana yang terjadi, guru pembimbing mengatakan bahwa para anggota kelompok harus sukarela mengutarakan diri berkenaan dengan apa yang tidak dimengerti dan mengatakan bahwa anggota kelompok tidak boleh takut untuk mengungkapkan apa saja yang dipikirkan. Keempat, meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota, guru pembimbing meminta para anggota untuk aktif dan berani mengemukan pendapat karena dapat melatih para anggota kelompok untuk lebih berani apabila di depan orang yang lebih banyak; dan Kelima, kalau perlu kembali ke beberapa aspek tahap pertama, Guru pembimbing kembali menjelaskan secara singkat tentang pengertian bimbingan kelompok, tujuan dan azaz-azaz dalam kelompok.

  Tahap Kegiatan, tahap kegiatan memperoleh skor aktual 1454 dan skor ideal 1725 berarti mencapai 84 % termasuk kategori baik. Ini dapat ditafsirkan bahwa: (1) Pemimpin kelompok mengemukakan topik, guru pembimbing mengemukakan topik tentang tata krama dilingkungan sekolah; (2) Tanya jawab antara anggota kelompok dan pemimpin kelompok, apabila ada yang bertanya, guru pembimbing melemparkan pertanyaan ke semua para anggota kelompok dan dijawab bersama-sama kemudian baru guru pembimbing yang menjawab; (3) Anggota kelompok dan pemimpin kelompok membahas topik secara mendalam dan tuntas tentang tata krama, Topik sebagai berikut; (a) Pentingnya tata krama berinteraksi dengan orang lain; (b) Basa-basi dengan guru sebaiknya menanyakan kabarnya dan memuji busananya hari ini; (c) Berkenalan dengan guru baru sebaiknya mencium tangannya dan mengucapkan nama dengan jelas serta menatap matanya; (d) Membuat janji sebaiknya membuat kesepakatan bersama; (e) Menerima pesan dari guru sebaiknya segera membalas pesannya; (f) Menyampaikan pesan/SMS kepada guru sebaiknya menyampaikan pesan secara jelas, singkat, sopan dan gunakan bahasa yang mudah dimengerti; (g) Ketika guru sedang menjelaskan di depan kelas sebaiknya memperhatikan apa yang dijelaskan; (h) Ketika memasuki ruang guru sebaiknya mengetuk pintu terlebih dahulu, menemui guru yang duduk paling dekat dengan pintu, memberi salam, berkata seperlunya; (i) Ketika berjumpa dengan guru sebaiknya mengucapkan salam dan memberi kesempatan kepada bapak/ibu guru untuk berjalan lebih dahulu; (j) Apabila datang terlambat masuk sekolah sebaiknya mengetuk pintu sambil mengucapkan salam dan meminta maaf serta masuk apabila sudah diizinkan; (k) Mendapatkan perintah guru sebaiknya menuruti dengan wajah cerah; (l) Apabila teman sedang mengemukakan pendapat sebaiknya mendengarkan dan memperhatikan teman yang sedang memberikankan pendapat dan menerima apabila saran itu benar; (m)

  Saat ada teman yang meminta tolong sebaiknya membantu sesuai kemampuan; (o) Saat mendapatkan pertolongan sebaiknya mengucapkan terimakasih; (p) Berpenampilan di sekolah sebaiknya berseragam lengkap dan bersih, rambut rapi dan menggunakan minyak wangi; (q) Saat menjaga penampilan di sekolah sebaiknya memakai minyak wangi setelah olahraga; (r) Berjalan menuju suatu ruangan sebaiknya membiarkan teman wanita deluan; (s) Ketika makan di kantin sekolah sebaiknya memesan makanan di kantin harus antri dan makan secukupnya; (t) Saat upacara sebaiknya siswa-siswa harus mengikutinya dengan tenang, tertib dan khidmat kemudian siswa-siswa harus diam mendengarkan apa yang disampaikan pembina upacara; (u) Ketika bergaul dengan kakak kelas sebaiknya terhadap kakak kelas tidak boleh merasa rendah diri, takut sehingga tidak mau bergaul; (v) Ketika bergaul dengan adik kelas sebaiknya terhadap adik kelas tidak boleh merasa lebih tinggi daripada anak-anak dari kelas yang lebih rendah. Akibatnya mereka tidak mau bergaul serta terhadap adik kelas harus disayangi seperti menyayangi adik sendiri dan memberi contoh yang baik; dan (w) Ketika bergaul dengan staf tata usaha sebaiknya terhadap staf tata usaha tetap bersikap sopan dan hormat; dan (4) Kegiatan selingan, guru pembimbing mengajak para anggota kelompok saling memijat bahu. Tahap Pengakhiran, tahap pengakhiran memperoleh skor aktual 331 dan skor ideal 414 berarti mencapai 80 % termasuk kategori baik. Ini dapat ditafsirkan bahwa: (1) Pemimpin kelompok mengemukakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri, guru pembimbing mengatakan kegiatan bimbingan kelompok akan segera berakhir. (2) Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan, guru pembimbing mendengarkan kesan anggota kelompok dengan penuh perhatian sambil menatap mata anggota kelompok yang sedang berbicara dan menyimpulkan hasil- hasil yang telah di capai;

  (3) Pemimpin dan anggota kelompok membahas kegiatan lanjutan, guru pembimbing menanyakan apakah anggota kelompok bersedia melaksanakan bimbingan kelompok dan berapakali lagi; (4) Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan pesan dan harapan, guru pembimbing dan masing- masing anggota kelompok menyampaikan pesan-pesan dan harapan-harapan untuk pertemuan selanjutnya; dan (5) Menutup kegiatan, guru pembimbing menutup kegiatan dengan membaca doa, menggucapkan salam dan menyanyikan lagu.

  Pembahasan 1. Tahap Pembentukan tentang Tata Krama Peserta Didik Kelas IX SMP Mujahidin Pontianak`1

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap pembentukan bimbingan kelompok tentang tata krama secara keseluruhan sudah baik. Informasi yang didapat adalah saat membuka kegiatan guru pembimbing mengucapkan salam, selamat datang dan berterimakasih kepada anggota yang telah bersedia hadir untuk mengikuti kegiatan bimbingan kelompok dengan penuh semangat. Ini adalah langkah awal yang baik untuk membuka kegiatan sehingga peserta didik merasa diterima. Guru pembimbing juga menjelaskan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling, menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan kelompok, Saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri, Teknik khusus, Permainan penghangatan/ pengakraban dan menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya.

  IX SMP Mujahidin Pontianak.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap peralihan bimbingan kelompok tentang tata krama secara keseluruhan sudah baik. Informasi yang didapat adalah dalam melakukan bimbingan kelompok, Guru pembimbing bisa menumbuhkan minat anggota kelompok untuk lebih mantap ikut serta dalam kegiatan kelompok. Hal-hal yang dilakukan oleh pemimpin kelompok adalah guru pembimbing menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya, menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya, membahas suasana yang terjadi, meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota dan kembali ke beberapa aspek tahap pertama atau tahap pembentukan.

  3. Tahap Kegiatan Inti tentang Tata Krama Peserta Didik Kelas IX SMP Mujahidin Pontianak.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap kegiatan inti bimbingan kelompok tentang tata krama secara keseluruhan sudah baik. Informasi yang didapat adalah dalam melakukan bimbingan kelompok, guru pembimbing sudah mengemukakan suatu topik yaitu tentang tata krama. Kemudian melakukan tanyajawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal- hal yang belum jelas yang menyangkut topik yang dikemukakan pemimpin kelompok, mengajak anggota membahas topik tersebut secara mendalam dan tuntas, yaitu tentang tata krama berbicara, kemudian tata krama bergaul serta membahas tentang tata krama penampilan yaitu memperhatikan Kesederhanaan, rapi, pantas, dan bersahaja dan cara berpakaian yang disesuaikan dengan waktu dan tempat. kemudian melakukan kegiatan selingan agar anggota kelompok tidak merasa bosan.

  4. Tahap Pengakhiran tentang Tata Krama Peserta Didik Kelas IX SMP Mujahidin Pontianak.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap pengakhiran bimbingan kelompok tentang tata krama secara keseluruhan sudah baik. Informasi yang didapat adalah dalam melakukan bimbingan kelompok, guru pembimbing sudah melakukan sesuai teori yaitu menyatakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri, pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan, membahas kegiatan lanjutan dan mengemukakan pesan dan harapan.

2. Tahap Peralihan tentang Tata Krama Peserta Didik Kelas

  SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

  Berdasarkan pengelolahan dan analisis data yang telah dilaksanakan, dapat diiambil kesimpulan bahwa Secara keseluruhan pelaksanaan bimbingan kelompok tentang tata krama mencapai 85% dengan kategori baik. Artinya guru pembimbing melakukan layanan bimbingan kelompok sesuai dengan prosedur dan teori, dengan rincian tahap-tahap sebagai berikut; (1) Pada tahap pembentukan pelaksanaan bimbingan kelompok tentang tata krama mencapai hasil 86,47% dengan kategori baik. Artinya guru pembimbing melakukan tahap ini dengan baik sesuai teori yaitu menyampaikan pengertian dan tujuan kegiatan kelompok dalam rangka pelayanan bimbingan dan konseling, menjelaskan cara- cara dan asas-asas kegiatan kelompok, mengajak anggota kelompok saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri, menggunakan teknik khusus, melakukan permainan penghangatan/ pengakraban dan menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya; (2) Pada tahap peralihan pelaksanaan bimbingan kelompok tentang tata krama mencapai hasil 92 % dengan kategori baik. Artinya guru pembimbing melakukan tahap ini dengan baik sesuai teori yaitu menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya, menawarkan atau mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan pada tahap selanjutnya, membahas suasana yang terjadi, meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota dan kembali ke beberapa aspek tahap pertama atau tahap pembentukan; (3) Pada tahap kegiatan inti pelaksanaan bimbingan kelompok tentang tata krama mencapai hasil 84 % dengan kategori baik. Artinya guru pembimbing dan anggota kelompok melakukan tahap ini dengan baik sesuai teori yaitu guru pembimbing mengemukakan suatu topik tentang tata krama kehidupan sehari-hari, melakukan Tanyajawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang menyangkut tentang tata krama, para Anggota kelompok membahas tentang tata krama kehidupan sehari-hari di sekolah secara mendalam dan tuntas, dan melakukan kegiatan selingan; (4) Pada tahap pengakhiran pelaksanaan bimbingan kelompok tentang tata krama mencapai hasil 80% dengan kategori baik. Artinya guru pembimbing melakukan tahap ini dengan baik sesuai teori yaitu pemimpin kelompok menyatakan bahwa kegiatan akan segera diakhiri, pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan dan hasil-hasil kegiatan, ,membahas kegiatan lanjutan, dan mengemukakan pesan dan harapan.

  Saran

  Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang diiberikan adalah sebagai berikut: (1) Pada saat melakukan bimbingan kelompok tentang tata krama pada tahap pembentukan, guru pembimbing mempertahankan apa yang telah dilakukan yaitu menyampaikan pengertian dan tujuan bimbingan kelompok tentang tata krama dalam, menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan kelompok, mengajak anggota kelompok saling memperkenalkan dan mengungkapkan diri, menggunakan teknik khusus, melakukan permainan penghangatan/ pengakraban dan menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh pada tahap berikutnya agar aggota kelompok; (2) Pada saat melakukan bimbingan kelompok tentang tata krama pada tahap peralihan, guru pembimbing mempertahankan apa yang telah dilakukan, agar dapat membuat peserta didik lebih mantap untuk mengikuti bimbingan kelompok dengan menanyakan persiapan peserta didik serta mengulang kembali apa yang disampaikan pada tahap pembentukkan apabila diperlukan; (3) Pada saat melakukan bimbingan kelompok tentang tata krama pada tahap kegiatan inti, guru pembimbing mempertahankan apa yang telah dilakukan yaitu mengemukakan suatu topik, melakukan Tanyajawab antara anggota dan pemimpin kelompok tentang hal-hal yang belum jelas yang menyangkut topik yang dikemukakan pemimpin kelompok, mengajak Anggota membahas masalah atau topik tersebut secara mendalam dan tuntas dan melakukan kegiatan selingan; (4) Pada saat melakukan bimbingan

  , kelompok tentang tata krama pada tahap Nawawi, Hadari. (2015). Metode Penelitian pengakhiran, guru pembimbing Bidang Sosial. Yogyakarta: Gadjah mempertahankan apa yang telah dilakukan Mada University Press. yaitu pemimpin dan anggota kelompok Murtini. 2008. Akhlak Siswa Terhadap mengemukakan kesan dan hasil-hasil Guru. Semarang: PT Sindur Press. kegiatan, ,membahas kegiatan lanjutan, dan

  Prayitno dan Amti, Erman. 2015. Dasar- mengemukakan pesan dan harapan.

  Dasar Bimbingan Dan Konseling.

  Jakarta: Rineka Cipta.

DAFTAR RUJUKAN

  Gadza, G.M. 1969. Group Counseling . (1995). Layanan Bimbingan dan

  Development Approach. University Konseling Kelompok. Jakarta: Balai of Georgia and Department of

  Aksara.

  Psychiatry and Neurology, Medical

  Tohirin. 2011. Bimbingan dan Konseling Di College of Georgia Journal.3 (8).

  Sekolah Dan Madrasah (Berbasis IntegrasI). Jakarta: Rajawali Pers.

  Jannah, L. M. dan Prasetyo, B. 2012. Metode

  Penelitian Kuantitatif: Teori Dan

  Tsani, Dzakiyul Fahrul. 2015. Upaya Aplikasi. Jakarta: Rajawali Pers.

  Meningkatkan Tata Krama Dalam Pergaulan Teman Sebaya Melalui Mawarni, Meilawati Endah. 2012. Layanan Bimbingan Kelompok Bimbingan Kelompok Dengan Dengan Teknik Peer Group. Teknik Sosiodrama Untuk

  Universitas Muria Kudus. Tidak

  Meningkatkan Tata Krama Diterbitkan). Pergaulan. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Tidak Diterbitkan.

  Yusuf, S dan Nurihsan, J. 2012. Landasan

  Bimbingan Dan Konseling. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA Herlina, Kaswari, Heri Kresnadi Prodi PGSD FKIP Untan Pontianak Email:herlina2018gmail.com ABSTRAK - PENINGKATAN KETE

0 0 7

Dudung, Asmayani Salimi, Mastar Asran Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Untan Pontianak Email: dudunggandang403gmail.com Abstract - PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VI SEKOLAH DASAR

0 0 7

1 KORELASI AKTIVITAS PESERTA DIDIK BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN INTERAKSI SOSIAL X SMA NEGERI 3 PONTIANAK

0 0 12

2 PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN PENDIDIKAN ANAK DI DESA PIASAK HILIR KECAMATAN SELIMBAU ARTIKEL PENELITIAN DODI PRATAMA NIM: F1091141015 Disetujui,

0 0 10

STUDI KASUS PESERTA DIDIK YANG MEMILIKI PRESTASI BELAJAR RENDAH KELAS XI MAN 2 PONTIANAK Putri Khairunnisa, Yuline, Luhur Wicaksono Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak Email : khairunnisaputri375 gmail.com Abstract - STUDI KASUS PES

0 1 7

HUBUNGAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN PILIHAN KARIR PESERTA DIDIK KELAS XI MAN 1 PONTIANAK

0 0 10

FUNGSI TARI NTABUH PADA SUKU DAYAK JAWANT DALAM UPACARA PERNIKAHAN DI DUSUN SULANGBETUNG SEKADAU ARTIKEL PENELITIAN

0 0 12

PENGENDALIAN SOSIAL PELANGGARAN TATA TERTIB SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN DARUL KHAIRAT PONTIANAK

1 0 11

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL MANAJER TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KOPERASI KARYAWAN ANGKASA PURA PONTIANAK

0 0 10

PENGARUH PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR PADA REMAJA KELAS VII

1 18 8