PERBAIKAN PELAYANAN E-WARONG BANDUNG MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) IMPROVEMENT OF E-WARONG SERVICES BANDUNG QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)METHOD
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.2 Agustus 2018 | Page 2847
PERBAIKAN PELAYANAN E-WARONG BANDUNG MENGGUNAKAN METODE
IMPROVEMENT OF E-WARONG SERVICES BANDUNG QUALITY FUNCTION
DEPLOYMENT (QFD)METHOD
1
2
3 Ivan Ashiva , Dr. Ir. Husni Amani MB.A., M.SC , Sari Wulandari, ST.,MT 1, 2, 3
Program S1 Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom
1
2
3
ivanashiva@yahoo.com, husni.amani@gmail.com, wulandari42@gmail.com
Abstrak
Kemiskinan adalah isu yang menjadi konsentrasi utama dalam program pembangunan di suatu negara,
indonesia salah satu dari negara lain yang memiliki konsetrasi untuk mengurangi kemiskinanan. Indonesia
sebagai Negara yang memiliki angka kemiskinan yang besar ini memberantas kemiskinan dengan tujuan
merubah tingkat prekonomian. e-Warong merupakan salah satu program Kementrian Sosial yang
diluncurkan pada tahun 2016 untuk memfasilitasi pelayanan Dana Bantuan Sosial Non-Tunai melului
layanan warung elektronik. Layanan ini diterima oleh Penerima Program Keluarga Harapan (PKH)
sebagai golongan yang berhak mendapatkan Dana Bantuan Sosial.Penelitian bertujuan untuk menghasilkan output berupa rekomendasi berdasarkan empat belas true
customer needs yang perlu diperhatikan sebagai input untuk mengolah data pada metode QFD (Quality
Function Development). Metode ini dilakukan melalui dua tahapan dan dilakukan dengan bantuan tahap
pengembangan konsep. Tahap pertama penelitian yaitu house of quality untuk menemukan karakteristik
teknis. Tahap kedua menentukan critical part. Critical part yang terpilih akan diprioritaskan menjadi
rekomendasi. Kata Kunci: Kata Kunci: Electronic Warong, Program Keluarga Harapan, Quality Fungsion Deployment, Part Deployment AbstractPoverty is an issue that is the main focus in the program, which is a country that has a concentration to reduce
poverty. Indonesia as a country with a large poverty rate. e-Warong is one of the Ministry of Social programs
launched in 2016 to facilitate Non-Cash Fund Grants service through electronic warfare services. This service
is accessed by the Family Program Beneficiary as the group that formed the Social Aid Fund.
The research aims to produce output in the form of recommendations based on fourteen true customer needs
that need to be considered as input to process data on QFD (Quality Function Development) method. This
method is done through two stages and done with the help of the concept development stage. The first phase of
research is house of quality to find technical characteristics. The second stage determines the critical part. The
selected critic will be prioritized as a recommendation.Keywords: Electronic Warong, Program Keluarga Harapan, Quality Fungsion Deployment, Part Deployment
1.Pendahuluan
Pemerintah Indonesia sejak tahun 2007 melakukan program bantuan kepada masyarakat dengan nama Program
Keluarga Harapan (PKH). Tujuan dari program ini adalah (i) meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
pendidikan dan kesehatan, (ii) meningkatkan pendidikan kepada anak KPM (keluarga penerima manfaat)-PKH,
(iii) meningkatkan kesehatan ibu hamil dan balita, dan (iv) meningkatkan prekonomian KPM, yang sejalan dengan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. Pemerintah memperluas sasaran PKH
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.2 Agustus 2018 | Page 2848
mempunyai komponen kesehatan dan pendidikan, melainkan juga keluarga yang memiliki anggota berkubutuhan
khusus dan lansia. Jumlah peserta PKH juga meningkat dari sekitar 7 juta keluarga (kohor 2007-2016) menjadi
sekitar 11 juta keluarga (2017). Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.
Jumlah penerima PKH
15000000 100000005000000 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 Jumlah penerima PKH
Gambar 1. Data Jumlah penerima PKH
(Sumber: Kementrian Sosial dan Budaya, 2017)
[1]
Berdasarkan arahan Presiden RI melalui Rapat Tentang Keuangan Inklusif 26 April 2016 ). . (i) Perumusan
strategi nasional keuangan inklusif ditindak lanjuti oleh Menko Perekonomian, (ii) setiap bantuan social dan
subsidi disalurkan secara non-tunai dan menggunakan system perbankan untuk kemudian mengontrol, memantau,
dan mengurangi penyimpangan. Penggunaan system perbankan dengan memanfatkan keuangan digital
dimaksudkan untuk mendukung perilaku produktif dan memperluas inklusi keuangan, (iii) pengunaan beragam
kartu dalam menyalurkan dana bansos (Bantuan Sosial) agar dapat diintegrasikan dalam satu kartu dan disalurkan
secara non-tunai untuk semua bantuan agar dikordinasikan oleh Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Gambar 2. Penerima manfaat KPM Bantuan Non-tunai (BPNT)
(Sumber: Kementrian Sosial dan Budaya, 2017)
Atas dasar arahan dari Presiden RI, mulai Juni 2016 kemensos (Kementrian Sosian dan Budaya) menguji bansos
(Bantuan Sosial) non-tunai dengan bentuk kartu yang dinamakan Kartu Keluarga Sejahtera yang dikeluarkan
perbankan, berbasis tabungan dimana data penerima akan terkumpul dalam kartu tersebut, yang berfungsi sebagai
kartu bantuan dan dompet (e-wallet) untuk belanja dari alokasi kuota. Secara oprasional, penyaluran bonsos
(Bantuan Sosial) secara non-tunai diwujudkan dalam bentuk program Elektronik Warong Gotong Royong
Kelompok Usaha Bersama Program Keluarga Harapan (e-Warong Kube-PKH) yang selanjutnya dalam penelitian
ini disebut e-warung. Program pemerintah sudah hampir berjalan tiga tahun sejak 2016 sampai 2018 pada tahun
penelitian ini, masih ada beberapa keluhan terhadap pelayanan e-Warong berikut adalah keluhan yang dialami
pengguna saat mendapatkan pelayanan e-Warong
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.2 Agustus 2018 | Page 2849
Tabel 1. Jenis Keluhan
No Keluhan Presentase
1 Mesin EDC sering terkendala error 80%
2 Ketersediaan sembako tidak kumplit 70%
3 Sembako seringkali rusak 60%
4 Lokasi e-Warong kurang strategis 40%
5 Pendamping PKH tidak memberikan jaminan transaksi 20%
6 Pendamping PKH kurang ramah dalam memberikan pelayanan 30%
7 Proses transaksi membutuhkan waktu yang lama 30%
8 Informasi yang diberikan tidak terlalu jelas 50%
(Sumber: Survei Pendahuluan, 2017)
Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa e-Warong memiliki beberapa keluhan dari responden.Tinjauan Pustaka
2.1 Quality Function Deployment (QFD)
Quality Function Deployment (QFD) merupakan pendekatan sistematik yang menentukan tuntutan atau
permintaan konsumen dan kemudian menerjemahkan tuntutan tersebut secara akurat ke dalam desain teknis,
manufacturing, perencanaan produk dan jasa yang tepat. Pada prinsipnya, QFD membantu mendeng rkan
keinginan konsumen dan berguna untuk brainstorming sessions bagi tim pengembang dalam menentukan cara
[2]
terbaik memenuhi keinginan konsumen (Wijaya, 2011). .2.2 QFD Iterasi Satu
House of Quality adalah tahap awal dari penerapan QFD merupakan suatu alat untuk mengkonversikan Voice of
Customer secara langsung terhadap produk atau jasa. HOQ diterapkan untuk menerjemahkan customer
[3] requirements, benchmarking dan riset pada pasar kedalam teknik prioritas (Gaspersz, 2001). .
Bagian D
Technical
Correlation
Bagian B
Technical
Response
Bagian A Bagian E
Bagian C
Customer need Planning
Relasionships
and Benefit Matrix
Bagian F
Techniqal
Matrix
Gambar 3. Bagan House of Quality (HoQ)
(Sumber: Ulrich & Eppinger, 2012)
2.3 Pengembangan Konsep (Concept Development)
Pengembangan Konsep (Concept Development) adalah suatu tahap pengembangan yang berdasarkan pada
karakteristik QFD iterasi pertama dan selanjutnya akan dilanjutkan pada tahap QFD iterasi ke dua. Pengembangan
[4] ini terdiri dari dua tahap yaitu penentuan konsep dan pemilihan konsep. (Ulrich & Eppinger, 2012) .
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.2 Agustus 2018 | Page 2850
2.4 QFD Iterasi Dua
QFD Iterasi Dua biasa disebut sebagai Part Deployment adalah tahap ke dua dari QFD yang merupakan tahap
Design Planning. Berikut ini adalah gambar umum dari Part DeploymentBagian C Critical
Part Specification
Bagian B Nilai Bagian A Bagian D kontribusi
Technical Matriks Technical requirments Hubungan Requirments
Bagian E Matriks Target Part
Specification
Gambar 4. Matriks Part Deployment
(Sumber: Ulrich & Eppinger, 2012)
2. Metodologi Penelitian
Gambar 5. Model Konseptual
pada penelitian ini dengan mempreoleh data True Costumer Need yang didapatkan dari penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan pada integrasi E-SERQUAL dan Model Kano. Selain itu akan mendapatkan juga Nilai
Kepuasan Pelanggan (NKP) dan juga Kategori Kano pada tahap ini dan kemudian akan digunakan untuk mecari
nilai adjusted importance. Kemudian, tahap selanjutnya mengkombinasikan antara customer needs yang dilakukan
oleh Model Kano dengan karakteristik teknis menggunakan metode QFD sehingga akan diperoleh karakteristik
teknis yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.Tahap kedua adalah pengembangan konsep (concept development), tahap ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu
penentuan konsep dan pemilihan konsep. Pengembangan konsep ini dilakukan dengan mendiskusikan dengan
pihak terkalit selaku pemilih pelaksana usah untuk mengetahui konsep apa yang diinginkan, pengembangan
yang akan digunakan. Setelah itu setiap konsepakan dipilih melalui pemberian nilai bobot dengan menggunakan
Decision Matrces sehingga akan didapatkan konsep yang akan dikembangkan.Tahap ketiga dalam penelitian ini adalah membuat QFD iterasi kedua (Part Deployment) yang akan menentukan
Critical Part. Critical Part ini didapatkan melalui kombinasi antara karakteristik teknis pada QFD iterasi satu
dengan hasil pengembangan konsep yang ditentukan sebelumnya.
Tahap pertama adalah Analisis Kebutuhan E-Warong Menggunakan Integrasi Medel Kano dan Metode Servirce
Quality didapatkan nilai kepuasan pelanggan (NKP) dan kategori kano tersebut yang akan digunakan untuk diolah
dengan cara dihitung nilai adjusted importance dan adjustedimportance percentage, akan menunjukan nilai
kepuasan pelanggan (NKP) dan Kategori Kano terhadap setiap true customer needs.
Tabel 2. Data TCN, NKP dan Kategori Kano
Kode NKP Kategori kanoRL1 -5,78915 M RL2 -6,35896 O RL3 -6,02839 M RL4 -3,85058 M CO1 -6,29336 O CO2 -5,44231 O CO3 -0,35185 O RS5 -0,55498 A TA1 -5,99351 M TA2 -5,03812 O AS2 -2,37803 M AS3 -0,39384 O EM1 -3,93336 O TA3 3,85717 A
Karakteristik Teknis dapat diidentifikasi berdasarkan setiap true custumer needs yang diperoleh dari penelitian
sebelumnya mengenail atribut kebutuhan pada E-Warong. Karakteristik tersebut didapatkan dengan cara
berdiskusi dengan pihak pengelolah E-Warong tersebut. Hasil karak teristik yang telah terpilih sebagai prioritas
berikut
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.2 Agustus 2018 | Page 2851
3. Pembahasan
- w a ro n g
- w a ro n g
1
3
6 Kelengkapan informasi mengenai e-Warong
5 Ketersediaan informasi mengenai e-Warong
4 Kelancaran fungsi Mesin EDC
9 0,93
10 Ketersediaan petunjuk lokasi e-Warong 0,55
3 0,01 0,00 0,02
14 Kerapihan Pendamping PKH
7 Kejelasan informasi mengenai e-Warong
1
1 0,02 0,02 0,02
11 Transparansi bagi setiap transaksi yang dilakukan
3
3
0,12
0,19
3
√√
3 0,39 0,39
12 Keamanan bagi setiap transaksi yang dilakukan
8 Ketersediaan contact person di setiap cabang e- Warong
3
√√
2 Kelengkapan pilihan sembako
3 0,54 0,18 1,18 0,39 0,19 0,56 1,2 0,4 0,4
3 0,39
9 0,54
9 0,19
3
3
9
1 Ketersediaan stok sembako
9 Kemudahan dalam menjangkau Lokasi e-Warong
Karakteristik Teknis True Customer Needs
3 1,01
3
9
3 Kelayakan kondisi sembako yang diberikan
3 1,2 0,34
9
3
0,19
√ √√ √√
M TB
9
9
9 0,56
K u a li ta s se m b a k o
√√ √ √
√ √√ √√ √ √√ √√
√ √ √√ √√
9 0,19 √√
9 1,18
9
9
√ √ M TB M TB M TB √√ √√ √ √√
0,18 0,39
9 0,54 M TB
9
9
M TB
M TB M TB TB TB TB TB M TB TB TB M TB 0,07
√√
K e te rs e d ia a n p a p a n n a m a
K e te rs e d ia a n s a ra n a
K u a li ta s M e si n E D C K o n e k ti fi ta s ja ri n g a n
0,02 0,07
9
1
√ √ √√ 0,07
9 √√ √ √√
1 0,34 √√
0,07 0,02 0,00 0,00 0,07 √ √ √
3 √ √
3
2 0,4 0,18 0,18
5
3
4
3
9
1,2
9 LTB M TB M TB √√
3
p ro se d u r p e n g e ri m a n b a ra n g v a ri a n s e m b a k o
9
1,01 1,01 1,01
9
K e te rs e d ia n P e tu n ju k a ra h
10
4 m e d ia a d a a d a
6 i te m sa n g a t b a ik sa n g a t b a ik ja ri n g a n c e p a t
a d a a d a
ada
1 j e n is a d a
12 1 j eni s
1
3 3,05 2,33 3,09 5 ,3 %
1,88
7 ,7 %
4,51
9
0,93 0,93
5 je n is
3
4
4
5
4 i te m ba ik ba ik cukup kura ng l aya k
bur
uk
ada ada6
4
5 ,9 %
21
15
5
11
5 ,2 %
4 ,4 %
8
19
2
2 ,4 %
13
4 ,0 %
7 ,7 %
7
,9
%
6 ,3 %
3 ,3 % ,6 % ,7 %
4 4,17 1,90 0,36 0,38 3,70 4,60 4,48 7 ,1 %
5
1 a d a a ta u t id a k
3
7
7
2
9
8 R ank ing
12
In fo rm a si l o k a si E
st a n d a r m e d ia i n fo rm a si k e te rs e d ia a n s o si a li sa si
6
4
8
3 0,18
11
3 0,36 0,36
9
9
3
9
3
14
13
9 0,07 a d a a ta u t id a k je n is sa n g a t b a ik , b a ik , c u k u p , sa n g a t b a ik , b a ik , c u k u p , sa n g a t b a ik , b a ik , c u k u p , sa n g a t b a ik , b a ik , c u k u p ,
a
d
a
a
ta
u
t
id
a
k
11
5
3 ,2 %
16
9
9
3
0,55 0,55
5
9 1,01
12
9 1,2
9
3 0,4
1 0,04
3 0,56
9 0,07
3 0,18
10
K e te rs e d ia a n a k se s ja la n
In fo rm a si c o n ta c t p e rs o n
√√ √ x xx
√√
√√√
√
18
1,43 0,07
sa n g a t b a ik
3 sa n g a t b a ik , b a ik , c u k u p , cukup
3 0,34
3 0,4
√√ √√ √
√
√ √√
√
√
a d a
√ √√ √√ √√
√ √√ √√ √
√√ √√ √√ √
√√ √√ √√ √√
√√ √√ √√ √√
√ √ √√ √ √√ √√ √√
√√ √ √√ √ √√
√√ √ √√ √
9 0,36 a d a a ta u t id a k ti da k
2 ,4 %
√ √ √√ √
9 0,22
9 0,22
3
14 0,07
3 ,7 %
5 2,17
1
9 0,07 0,34
a m a n
17
18 te rl in d u n g i- re n ta n am an
2 ,4 %
3,46
sa n g a t b a ik
4 sa n g a t b a ik , b a ik , c u k u p , cukup
3 0,48
5
9 1,43
√√ √ √ √
√ √√ √ √
5 a d a a ta u t id a k ada
P e m a h a m a n k a ra k te ri st ik P e n e ri m a P K H
9 0,36
9 0,07
9 0,22
9 0,56
9 1,18
9 0,54
20
3 M TB
0,02
9
9
9
13 Keamanan bagi setiap transaksi yang dilakukan
6 0,73 0,73 0,73 0,24 0,73
Percentage Column Weight Ranking √√ √
Satuan kondisi eksisting Target Column Weight
Direction of Goodness Probability
0,1119 0,0072 0,0228 0,0616 0,1035 0,0244
3 0,31
√ √√ √√ √√
21
√ √ √ √√ √ √
K e te rs e d ia a n j a m in a n t ra n sa k si
e te rs e d ia n H is to ry t ra n sa k si
1 K
16
√√ √√ √√ √
S is te m p e n g a m a n d a ta p ro se d u r k e ra p ih a n p e n d a m p in g P K H
19 0,0081 0,1585
3
9
9 1,2
9 0,36
0,0595 0,1307 0,0619 0,0396 0,1293
A dj us te d I m por tanc e P er ce nt age
3 0,02
3 0,34
0,0244
9 0,73
9 1,39
9 0,22
B a h a sa m u d a h d ip a h a m i
5
3 1,01
9 1,2
3 0,39 0,19
7 1,2
3 0,07 0,02
9
3 0,07
9 0,21
1 k o m u n ik a ti f- p ro b le m a ti s
9 0,07
9 1,01
9
9 0,56
9 1,18
0,07
9 0,54
8 ,1 %
9
k o m u n ik a ti f k o m u n ik a ti f
2 c o n ta c t
0,34
In fo rm a si p ro se d u r tr a n sa k si
v a ri a n l a y a n a n e
9 1,01 TB
9 1,2
5
9 0,36 0,16
9 0,07 0,56
5 a d a a ta u t id a k
3 0,4
6 ,1 %
3,57
a d a
9 ada
9 1,18
9 0,54
10
3
4,71
1 c ont ac t
9 0,07 0,01 0,36
17
5 a d a a ta u t id a k
3
1,38
a d a
2,55
a d a
9 a d a a ta u t id a k ada
3
3 0,31 0,18
5 0,4
9
5 ,6 %
3,24
a d a
5 ada
3
3 0,4
0,18
0,34
4 c o n ta c t
9
1 0,06
1 0,13
3 0,18
13
4
9
3 0,34
9 1,2
1 0,13 1,01
3 0,02
3 0,18
14
9 0,06
9 1,18
9 0,54
15
0,93
3 a d a a ta u t id a k a d a a ta u t id a k ti da k a da
20 ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.2 Agustus 2018 | Page 2852
Karakteristik teknis prioritas yang telah didapatkan kemudian dijadikan acuan dalam pembuatan alternatif konsep.
Penentuan konsep selanjutnya akan mendiskukan kembali dengan pihak e-Warong untuk menentukan penilaian
pada konsep-konsep yang dipilih. Penilaian konsep ini dapat dilakukan dengan memberikan suatu tanda yaitu (+)
untuk positif, (-) untuk negatif, dan (0) untuk nol. Simbol positif menunjukan jika konsep alternatif yang
melambangkan lebih baik dan mampu memenuhi kriteria dibandingkan dari konsep referensi, simbol negatif
menunjukan jika konsep alternatif lebih buruk dibandingkan konsep referensi. Simbol nol menunjukan jika konsep
alternatif sama dengan konsep ferensi, berikut adalah table konsep secara keseluruhan.
Tabel 4. Matriks Penilaian Konsep
keriteria seleksi kategori A kategori B kategori CEfektifitas + + + Efisien - - + Kelayakan + + + Kemudahan untuk direalisasikan
Perkiraan kebutuhan biaya - - +
Jumlah -
2
3
1 Jumlah 0 Jumlah +
3
2
4 Total 1 -1
3 Peringkat
2
3
1 Lanjutkan tidak tidak ya
Berdasarkan tabel 4 maka didapatkan hasil bahwa konsep terpilih yang akan dikembangkan selanjutnya adalah
konsep C, konsep C dipilih dengan alasan memiliki peringkat yang paling tinggi dibandingkan konsep lainnya dan
juga kombinasi atribut yang terdapat pada konsep C dinilai cukup memenuhi target perbaikan yang diinginkan.
Konsep yang terpilih kemudian diidentifikasi untuk menghasilkan critical part. Hasil identifikasi tersebut
menghasilkan lima belas critical part dan tiga belas prioritas critical part.
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.2 Agustus 2018 | Page 2853
- ka ta
1 1/ ta hun
1 U n it
M b p s
F
ib
e
r
O p ti c /t e m b a M b p s M e d ia P e ri o d e / ta h u n
C o n ta c t a d a /t id a k
1 - 5- 6 t aha p
4 j eni s 100m bps F ibe r opt ic C
Je n is P e ri o d e / ta h u n
A T
3
1
1 ada 5 t aha p
1 1/ ta hun
9 j eni s 100m bps fi be r opt ic C
Je n is
4 T a h a p
5 2 m edi a
3
1
1
9
9
9
3
5
4
4
4
5
5
4
4
A T
2/ ta hun
9 0,06 0,06 0,53 0,53 0,53
9 ,6 2 %
8
9
7
5
2 ,1 9 %
1 ,0 3 %
1 ,8 7 %
9 ,8 4 %
1 1,54
1
1 ,4 2 %
4 C10
10
3 0,19
6
1
2 0,14 1,3 1,46 2,91 0,06 0,02 0,08 1,63 2,67 1,37 0,3
1 ,1 5 %
1
11
12
10
3
2
2
2 ,0 9 %
1 ,6 4 %
,4
4 % ,1
5 % ,5
9 %
1
4 0,059 0,53 0,06 0,18 0,53
3
Gambar 7. QFD Iterasi dua
Critical part yang menjadi prioritas yang paling penting dengan rating pertama adalah jenis sembako5
6
7 0,64
1
2
3
4
3 0,071
1 Varian sembako
9
3
3 0,21 0,21 0,64
2 Konektifitas jaringan
9
3
9
11 Je ni s t ra ns aks i
0,007 0,01
Je ni s ka be l Je ni s ka be l U ns hi el d T w is te d P ai r
[5] sebagai
Direction of Goodness Probability
Satuan kondis eksisting Target Column Weight
Percentage Column Weight Ranking P er ce nt age C ol um n W ei ght
Critical Part Karakteristik Teknis Je ni s s em ba ko
F re kue ns i ke ce pa ta n j ar inga n
M TB M TB M TB M TB M TB TB M TB TB TB LTB M TB Jum la h P el at iha n P enda m pi ng P K H E va lua si pe nda m pi ng P K H
9
Je ni s m edi a i nf or m as i l ini Je ni s s os ia li sa si pr im er
Jum la h c ont ac t pe rs on of fl ine
F re kue ns i pe tunj uk a ra h de nga n ka ta
T aha p t ra ns aks i
12
8
3
0,06 0,02 0,02
3 0,02
1
7 Ketersediaan jaminan transaksi
3 0,24
6 Ketersedian Petunjuk arah 0,73 0,73
5 Informasi contact person
9 0,052
3
9 0,16
3 0,11
9
0,037 0,33
3 0,11
9
9 0,33
8 Pemahaman karakteristik Penerima PKH
9
9
0,081 0,73
1 0,063 0,19 0,57 0,57
1
3
3
3
9
9 0,079 0,71 0,24 0,71
3
1
4 Ketersediaan sosialisasi 0,19 0,08 0,24 0,71 0,24
3
9 0,08
9
3
9 0,24 0,19
3 Standar media informasi
3 ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.2 Agustus 2018 | Page 2854
ISSN : 2355-9365 e-Proceeding of Engineering : Vol.5, No.2 Agustus 2018 | Page 2855
4. Kesimpulan
Pada penelitian ini diperoleh karakteristik teknis berdasarkan kebutuhan penerima bantuan non-tunai yang telah
diolah pada QFD Iterasi satu dan mendapatkan delapan karakteristik teknis yang akan diprioritaskan dan
dikembangakan ketahap selanjutnya yaitu varian sembako, konektifitas jaringan, standar media informasi,
ketersediaan sosialisasi, informasi contact person, ketersediaan petunjuk arah, ketersediaan jaminan transaksi dan
pemahaman karakteristik teknis pendamping PKH. Delapan karakteristik teknis tersebut selanjutnya akan
dikembangkan pada QGD Iterasi Dua. Pada tahap pengolahaan QFD Iterasi dua ini adalah sebuah tahap
pengolahan yang input nya diambil dari metode konsep yang terpilih, pada penelitian ini konsep yang terpilih
adalah konsep C, dari konsep C didapatkan critical part dan critical part tersebut akan diberikan prioritas untuk
dikembangkan. Berikut merupakan prioritas yang akan dikembangkan dari critical part Jenis sembako, Jenis kabel
Unshield Twisted pair, Jenis media informasi lini, Jenis sosialisasi primer, Jumlah contact person offline,
Frekuensi petunjuk arah dengan kata-kata, Tahap transaksi, Jumlah pelatihan pendamping PKH dan Evaluasi
pendamping PKH. Dari Sembilan critical part yang masuk dalam rekomendasi untuk dikembangkan akan
disarankan oleh peneliti kepada pihak e-Warong dan melakukan persetujuan untuk dikembangkan.Daftar Pustaka
[1] Kementrian Koordinator Bidang Pembagunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Siaran pers
Nomor: 103/Humas PMK/VII/2017 [2] Wijaya, T. (2011). Manajemen Kualitas jasa. Jakarta: PT. Indeks.[3] Gaspersz. M. (2011). Ekonomi Manajerial: Pembuatan Keputusan Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama. th[4] Ulrich, K.E. (2012). Product Design and Development 5 Edition. New York: McGraw-Hill Education.
[5] Keputusan Menteri Industri dan Perdagangan no. 115/MPP/KEP/2/1998 tanggal 27 Februari 1998