Standar Akuntansi Keuangan sekto (1)

NAMA

: Wihda Adiba Nuradzkia

NIM

: 041411331198

Mata Kuliah

: Metodologi Penelitian

Kelas

: N- Kamis jam 15.30

Dosen Pengajar

: Prof. Tjiptohadi Sawarjuwono

Topik : Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Terhadap PSAK

Judul : Meningkatkan Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Unair Tingkat Akhir terhadap
PSAK

Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen kepada
stakeholder yang bertujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja,
perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lainnya yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan.
IAI sebagai badan otoritas pembuat standar laporan keuangan di Indonesia telah menerbitkan
PSAK (IFRS adopted) sebagai bentuk pernyataan standar akuntansi berterima umum.
Akuntan sebagai sebuah profesi memandang bahwa memahami sebuah standar adalah
sebuah keharusan, karena hal tersebut berkorelasi langsung dengan kompetensi Akuntan.
Pemahaman mengenai PSAK beserta perkembangan dan masalah yang melekat sangat penting
bagi seorang mahasiswa akuntansi, karena mahasiswa diharapkan dapat menjadi agent of change
yang dapat terus mengembangkan standar keuangan di Indonesia. Sebagai calon Akuntan,
mahasiswa akuntansi dituntut untuk mampu memahami perkembangan – perkembangan yang
ada dalam PSAK, termasuk sistem dan masalah yang melekat pada PSAK itu sendiri.
Pemahaman tersebut sangatlah penting bagi perkembangan akuntansi di Indonesia, dengan

memahami aturan – aturan yang berkembang, mahasiswa sebagai generasi muda, generasi yang
mampu membuat sebuah perubahan- “Agen of Change”, akan mampu mengembangkan sistem

ataupun aturan – aturan tersebut menjadi lebih baik, atau paling tidak mahasiswa mampu
berperan dalam perkembangan sistem tersebut. Jadi mahasiswa tidak hanya terpaku menjadi
penikmat sistem ataupun aturan yang ada. Selain itu,pemahaman PSAK dengan peraturanperaturan yang baru sangat penting bagi mahasiswa agar setelah lulus nanti mahasiswa menjadi
lulusan yang kompeten dan siap saat memasuki dunia kerja yang akan menerapkan PSAK
sebagai standar pelaporan keuangannya tanpa mengalami suatu kesulitan yang berarti. Namun
bagaimana mahasiwa dapat memperoleh pemahaman PSAK secara komprehensif dan menyusun
laporan keuangan secara benar dengan dasar PSAK sedangkan mereka sendiri tidak cakap dalam
memahami standar akuntansi keuangan itu sendiri?
Budhiyanti dan Ika Paskah (2004) dalam “Pengaruh Perilaku Belajar Terhadap Tingkat
Pemahaman Akuntansi” menyatakan bahwa tingkat pemahaman akuntansi seorang mahasiswa
dinyatakan dengan seberapa mengerti mahasiswa tersebut terhadap apa yang sudah dipelajari
yang dalam konteks ini mengacu pada mata kuliah akuntansi dan Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK). Namun menurut penulis. tanda seorang mahasiswa memahami akuntansi tidak hanya
ditunjukkan dari nilai-nilai yang didapatkannya selama proses belajar mengajar dalam mata
kuliah, tetapi mahasiswa harus memahami, mengerti dan mampu menguasai bahkan
mempraktekkan konsep-konsep dan standar akuntansi (PSAK) tersebut dalam dunia nyata.
Alasannya adalah berdasarkan fenomena yang diamati oleh penulis, Terdapat banyak mahasiswa
lulusan akuntansi yang cenderung tidak tahu menahu tentang PSAK secara keseluruhan
sehingga mereka tidak mampu menjawab poin-poin penting dalam PSAK tersebut ketika
mengikuti interview perusahaan. Hal ini tentu menjadi masalah yang harus diatasi oleh para

akademisi di perguruan tinggi karena jika terus dibiarkan akan sangat berpengaruh pada kualitas
lulusan dari perguruan tinggi tersebut untuk mendapatkan pekerjaan dan dapat berakibat
menurunnya reputasi perguruan tinggi serta jika lulusan tidak cakap dalam mempraktekan PSAK
ke dalam laporan keuangan dapat menurunkan kualitas laporan keuangan tersebut menjadi tidak
relevan dan reliable dalam menyampaikan informasi kepada stakeholder

Berdasarkan fenomena tersebut, Penulis akan melakukan penelitian terhadap pemahaman
mahasiswa tingkat akhir di Universitas Airlangga (UNAIR) terhadap PSAK. Alasan penulis
memilih mahasiswa tingkat akhir di UNAIR adalah mahasiswa pada nyatanya dalam proses
pembelajaran terhadap materi akuntansi,hanya terbatas kepada apa yang diajarkan sesuai dengan
materi yang ada di silabus dalam hal ini bersifat teknis dan tidak komprehensif hal ini terbukti
dengan kontrak perkuliahan mata kuliah akuntansi utama di UNAIR yang hanya membuat materi
standar sebagai “additional materi” bukan materi inti sehingga mahasiswa hanya paham
bagaimana cara menjurnal transaksi-transaksi dan menyajikan nya dalam laporan keuangan
sesuai apa yang diajarkan pada satu textbook (yang berbasis IFRS) saja tanpa memahami PSAK
dari setiap tahapan penyusunan dan penyajian dari laporan keuangan itu sendiri. Bahkan menurut
pengalaman penulis, dalam kegiatan belajar-mengajar pun dosen jarang menyinggung mengenai
PSAK yang mengatur materi yang sedang dipelajari. Dan berdasarkan yang dialami oleh penulis,
proses belajar mahasiswa sekarang cenderung mengambil jalan “potong kompas” yang artinya
mereka hanya belajar dari tutor sebaya atau asistensi dan terbatas pada latihan soal-soal tahun

lalu sehingga berpotensi mengurangi logika penalaran mereka terhadap akuntansi itu sendiri.
Berdasarkan alasan yang dikemukakan diatas, maka penulis mengambil topik penelitian
tentang “Pemahaman Mahasiswa Akuntansi Tingkat Akhir di Unair PSAK” dengan mengkaji
kendala-kendala apa saja yang menghambat mahasiswa dalam memahami standar akuntansi
keuangan, mengkaji dari sisi pengalaman mahasiswa itu sendiri dan dari proses belajar-mengajar
mata kuliah akuntansi yang melibatkan mahasiswa dan dosen, dan media pembelajaran
alternative apa saja yang diperlukan sebagai cara agar mahasiswa akuntansi lebih “aware”dan
“update” akan standar akuntansi keuangan indonesia sehingga dapat meningkatkan pemahaman
bagi mahasiswa akuntansi

Rumusan Masalah
Bagaimana meningkatkan pemahaman mahasiswa akuntansi tingkat akhir di UNAIR
terhadap PSAK?
Pada penelitian ini, penulis ingin mengkaji secara mendalam apa saja kendala-kendala
yang dialami dalam proses pemahaman PSAK dari sisi pengalaman mahasiswa dalam kegiatan
perkuliahan dan dari sisi dosen sebagai pengajar. Penulis juga mengamati sistem pembelajaran
akuntansi yang berlaku saat ini dan apa saja kelemahan yang harus diperbaiki dari sistem
tersebut dan juga mengamati pola belajar mahasiswa secara individu apakah mereka berpacu
pada satu text book saja atau juga menghubungkannya dengan PSAK. Penulis juga mengamati
kegiatan-kegiatan non-akademis mahasiswa seperti seminar atau HIMA dan magang di KAP

dan apakah kegiatan tersebut berpengaruh terhadap pemahaman mahasisa terhadap PSAK.
Sehingga berdasarkan alasan yang dikemukakan akan dapat ditemukan solusi untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap PSAK.
Pada penelitian ini penulis menetapkan batasan penelitian yaitu penelitian hanya meliputi
pemahaman mahasiswa semester 6 terhadap PSAK karena menurut penulis mereka sudah
mendapatkan

pembelajaran

mengenai

mata

kuliah

akuntansi

utama

yaitu


(PA1,PA2,AKM1,AKM2,AKL1,dan AKL2) dan PSAK umum yang dimaksud adalah PSAK
(IFRS adopted yang efektif semenjak 2012) dan perubahan yang terjadi pada produk PSAK
umum non IFRS sampai tahun 2017
Metode Penelitian
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian
sebagai proses mendeskripsikan dan memahami dunia pengalaman subyek/partisipan dan
berpangkal pada tradisi-tradisi dan rancangan penelitian kualitatif tertentu (Kahija,2006) dengan
menggunakan pendekatan studi kasus eksplanatoris dimana peneliti ingin menjelaskan hubungan
sebab-akibat dari kasus yang diteliti dan menghasilkan uji proposisi yang telah dituntun sebagai
dasar tolak ukur dalam mengintrepretasikan temuan (Basuki,2016). Alasan peneliti memilih
metode penelitian tersebut adalah peneliti ingin mengetahui secara menyeluruh mengenai
fenomena pemahaman mahasiswa akuntansi terhadap PSAK dan melakukan penelitian untuk

menghasilkan bukti-bukti yang relevan,memadai, dan meyakinkan mengenai kenda-kendala
yang dihadapi oleh partisipan untuk menjawab pertanyaan “bagaimana meningkatkan
pemahaman terhadap PSAK” dengan menggunakan narasumber yaitu 2 informan dari
mahasiswa yang satu kelas dengan penulis dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Lanjutan 1
yaitu Damarsasi Elsa dan Febrian Maulana. Penulis juga memilih Bapak Made Narsa selaku
dosen pengajar mata kuliah akuntansi utama dan Teori Akuntansi.


Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang dikemukakakan, penelitian itu bertujuan untuk
mengetahui

seberapa besar pemahaman mahasiswa akuntansi UNAIR terhadap PSAK dan

perkembangannya. Serta untuk mengetahui alternatif metode pembelajaran apa saja yang dapat
meningkatkan pemahaman mahasiswa dalam mendalami PSAK secara keseluruhan. Dalam
penelitian ini penulis ingin memberikan argumen mengenai seberapa efektif sistem pembelajaran
yang menekankan PSAK di Unair dikaji dari sisi mahasiswa dan sisi pengajar serta kegiatan apa
saja yang dapat membantu untuk memahami PSAK baik kegiatan eksternal maupun internal
kampus

Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat bagi pembaca khususnya
bagi mahasiswa akuntansi dan memberikan kontribusi dalam penerapan perkembangan PSAK
pada tingkat universitas di Indonesia

Kerangka Pemikiran


Kerangka Pemikiran merupakan konsep yang menggambarkan hubungan antara teori
dengan berbagai faktor yang teridentifikasi sebagai masalah riset, Sugiyono (2014:127).
Mahasiswa sebagai akademisi hendaknya mampu memahami teori yang diajarkan secara
komprehensif dan mampu menerapkannya secara nyata. Belski et al. (2008) juga mengatakan
bahwa mahasiswa merupakan representasi pimpinan perusahaan di masa mendatang, sehingga
penggunaan mahasiswa harus dapat diandalkan. Dan juga dosen sebagai pengajar mata kuliah
dapat menekankan poin-poin penting dalam pembelajaran kepada mahasiswa. Oleh karena itu
perlunya dilakukan pengkajian secara mendalam agar ditemukannya hal-hal alternatif yang dapat
membantu pemahaman mahasiswa atas apa yang dipelajari. Termasuk dalam penelitian ini
pemahaman terhadap PSAK oleh mahasiswa.

Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang dijadikan perbandingan dan referensi dari penelitian ini adalah :
1. Riyanda Efritania (2012) dengan penelitiannya yang berjudul “Tingkat Pengetahuan
Mahasiswa Akuntansi terhadap PSAK di Univesitas Negeri Surabaya” yang

menghasilkan

kesimpulan


bahwa

mahasiswa

menganggap

penting

mengenai

konvergensi IFRS ke PSAK di Indonesia, namun belum mempunyai pengetahuan yang
cukup karena mereka menganggap dosen atau pengajar mata kuliah akuntansi keuangan
masih memiliki skill atau kemampuan yang rendah dalam hal memberikan pembelajaran
akuntansi keuangan dengan mengikuti perkembangan standar akuntansi yang berlaku
saat ini. Mahasiswa juga berpendapat bahwa dosen atau pengajar mata kuliah akuntansi
keuangan masih kurang dalam hal memberikan tugas lapangan kepada mahasiswa
terkait dengan hal-hal yang berhubungan dengan penerapan PSAK dalam laporan
keuangan
2. Arnike Amisye Manansal (2013) dengan penelitiannya yang berjudul “Kecerdasan

Emosi Mahasiswa Akuntansi dan Pengaruhnya Terhadap Tingkat Pemahaman
Akuntansi” yang menghasilkan kesimpulan bahwa kecerdasan emosional dalam hal ini
motivasi dan keterampilan sosial berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman
akuntansi pada Fakultas Ekonomi Unsrat. Hal ini dibuktikan dengan mahasiswa yang
aktif dalam berorganisasi lebih cenderung dapat memahami akuntansi secara
menyeluruh dengan menggunakan metode yang salah satunya adalah metode skala likert
untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial maka akan dapat diketahui seberapa penting pengaruh kecerdasan
emosional terhadap tingkat pemahaman akunatnsi. Penelitian ini juga ditunjang oleh
teori Goleman (2002:513-514), dimana ia mengatakan bahwa motivasi adalah
menggunakan hasrat yang paling dalam untuk menggerakkan dan menuntun seseorang
menuju
sasaran. Motivasi membantu seseorang mengambil inisiatif dan bertindak sangat efektif
dan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan frustasi.
3. Frida Kartika Nurani (2011) dengan peenlitiannya yang berjudul “Persepsi Mahasiswa
Akuntansi mengenai International Financial Reporting Standards” yang menghasilkan
kesimpulan bahwa mayoritas mahasiswa baik yang belum menempuh dan yang telah
menempuh mata kuliah akuntansi ternyata mengetahui standar akuntansi yang
dipergunakan atau dipakai di Indonesia PSAK, IFRS, ETAP, dan SAP walaupun ada
beberapa mahasiswa yang menjawab SEBI, PAPI, API, PBI, dan GAAP, bahkan ada

yang menjawab IAI, dimana IAI bukan merupakan standar akuntansi namun

organisasi/badan yang menaungi akuntan di Indonesia. Di saat ditanya apa yang kalian
ketahui tentang IFRS, mereka menjawab IFRS adalah standar akuntansi internasional
yang dipergunakan sebagai pedoman untuk pembuatan laporan keuangan yang akan
diterapkan di Indonesia pada tahun 2012 lewat proses konvergensi yang pengukurannya
menggunakan nilai wajar.

Tinjauan Pustaka



Teori Atribusi

Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang menginterpretasikan suatu peristiwa,
alasan, atau sebab perilakunya. Teori ini dikembangkan oleh Heider (1958) yang berargumentasi
bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh kombinasi antara kekuatan internal, yaitu faktor-faktor
yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan atau usaha dan kekuatan eksternal,
yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar, seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan.
Berdasarkan hal-hal tersebut seseorang akan termotivasi untuk memahami lingkungannya dan
sebab-sebab kejadian tertentu. Peran teori atribusi dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan
upaya-upaya yang dapat meningkatkan pemahaman mahasiswa terhadap PSAK


Pemahaman dan Meningkatkan Pemahaman

Pemahaman berasal dari kata “paham” dalam kamus bahasa Indonesia diartikan menjadi
benar. Seseorang dikatakan paham terhadap sesuatu hal, apabila orang tersebut mengerti benar
dan mampu menjelaskannya. Menurut Sudaryono (2012:44) pemahaman yaitu kemampuan
seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui atau diingat;
mencakup kemampuan untuk menangkap makna dari arti dari bahan yang dipelajari, yang
dinyatakan dengan menguraikan isi pokok dari suatu bacaan, atau mengubah data yang disajikan
dalam bentuk tertentu ke bentuk yang lain.
Dalam kamus psikologi (2011:92) arti pemahaman berasal dari kata “insight” yang
mempunyai arti wawasan, pengetahuan yang mendalam adalah suatu pemahaman atau penilaian
yang beralasan mengenai reaksi-reaksi pengetahuan atau kecerdasan dan kemampuan yang

dimiliki seseorang. Menurut Suryabrata dalam Astuti (2013:8), pemahaman sendiri dapat
dibedakan menjadi dua yaitu :
Menurut terjadinya, pemahaman dapat dibedakan menjadi dua macam:
a) Dengan sengaja ialah dengan sadar dan sungguh-sungguh memahami, hasilnya akan
lebih mendalam.
b) Tidak sengaja ialah dengan tidak sadar ia memperoleh suatu pengetahuan, hasilnya tidak
mendalam dan tidak teratur.
Menurut cara memahaminya, pemahaman dapat dibedakan menjadi dua macam:
a) Secara mekanis ialah menghafal secara mesin dengan tidak menghiraukan apa artinya,
hasil dari pemahaman ini biasanya tidak akan tahan lama dan akan cepat lupa.
b) Secara logis ialah menghafal dan mengenal artinya, hasil dari pemahaman ini akan lebih
bertahan lama dan tidak akan cepat lupa.
Dalam mengevaluasi tingkat keberhasilan atau pemahaman belajar antara lain:
1. Tes formatif adalah suatu tes untuk memantau kemajuan belajar siswa selama proses
belajar berlangsung, dan untuk memberikan bagi penyempurnaan program belajar
mengajar, serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang memerlukan perbaikan
sehingga hasil belajar mengajar tercapai.
2. Tes subjektif/sub sumatif meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah
diajarkan dalam

waktu tertentu. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran daya

serap siswa serta meningkatkan tingkat prestasi belajar siswa. Hasil tes ini dimanfaatkan
untuk

memperbaiki

proses

belajar

mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai.
3. Tes sumatif digunakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap bahan pokok-pokok
bahasan yang telah diajarkan selama satu semester. Tujuannya adalah untuk menetapkan
tingkat atau taraf keberhasilan belajar siswa dalam satu periode belajar.
Menurut Slameto (2010) dalam “Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya” (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), faktor mempengaruhi pemahan atau keberhasilan belajar siswa yaitu :
a. Faktor internal, meliputi:
1) Faktor jasmani :

Faktor kesehatan dan cacat tubuh, sakit atau perkembangan yang tidak sempurna.
2) Faktor psikologis :
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong dan faktor dalam psikologi yang
mempengaruhi belajar, yaitu: intelegensi, perhatian, minat, bakat, kematangan dan
kesiapan.
3) Faktor kelelahan :
Kelelahan jasmani apabila seseorang terlihat lemas lunglai tubuhnya, sedangkan
kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan sehingga minat
dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang.
b. Faktor eksternal,
1) Faktor keluarga :
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua
mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.
2) Faktor sekolah :
Mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, pelajaran, dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat
Masyarakat sangat berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena
keberadaannya siswa dalam masyarakat. Faktor ini meliputi kegiatan siswa dalam
masyarakat, media, teman bergaul, dan dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut E. Mulyasa (2007) dalam buku Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru,
Upaya-Upaya dalam yang dapat dilakukan oleh seorang pengajar dalam meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran antara lain dapat dilakukan dengan cara

a. Menciptakan Iklim Belajar yang Kondusif Dalam menciptakan iklim belajar yang kondusif
dapat dilakukan oleh seorang guru dengan kegiatan, diantaranya yaitu :
1) Melibatkan peserta didik dalam mengorganisasikan dan merencanakan pembelajaran.
2) Menunjukkan empati dan penghargaan kepada peserta didik.
3) Mendengarkan dan menghargai hak peserta didik untuk berbicara.
b. Mengembangkan Strategi dan Manajemen Pembelajaran Dalam hal ini dapat dilakukan
dengan kemampuan menghadapi dan menangani peserta didik yang bermasalah, kemampuan
memberikan transisi substansial bahan ajar dalam pembelajaran.
c. Memberikan Umpan Balik dan Penguatan Dapat dilakukan dengan cara memberikan respon
yang bersifat membantu siswa yang lamban dalam belajar, memberikan tindak lanjut terhadap
jawaban peserta didik yang kurang memuaskan.



Pekembagan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia (PSAK IFRS
ADOPTED)

Empat Standar Akuntansi yang Berlaku Di Indonesia
Menurut Martani (2012 : 16) Standar akuntansi yang berlaku di Indonesia terdiri empat standar
(empat pilar standar akuntansi) yaitu :
1. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Standar Akuntansi Keuangan (SAK) digunakan
untuk entitas yang memiliki akuntabilitas publik yaitu entitas atau dalam proses
pendaftaran di pasar modal atau entitas fidusia (yang menggunakan dana masyarakat
seperti asuransi, perbankan, dan dana pensiun).
2. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Standar
akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas publik (ETAP) digunakan untuk entitas
yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dalam menyusun laporan keuangan
untuk tujuan umum (general purpose financial statement).
3. Standar Akuntansi Keuangan Syariah (SAK Syariah) Standar Akuntansi keuangan
Syariah (SAK Syariah) adalah standar yang digunakan untuk entitas yang memiliki
transaksi syariah atau entitass berbasis syariah.

4. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) Standar akuntansi pemerintah (SAP) adalah
standar akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan instansi
pemerintahan bai pusat maupun daerah.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) merupakan pedoman dalam melakukan
praktik akuntansi dimana uraian materi di dalamnya mencakup hampir semua aspek yang
berkaitan dengan akuntansi, yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan
kemampuan dalam bidang akuntansi yang tergabung dalam suatu lembaga yang dinamakan
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Tujuan dibuatkannya PSAK adalah agar dalam prosedur
pembuatan laporan keuangan terjadi keseragaman. Selain itu, PSAK juga diperlukan untuk
memudahkan penyusunan laporan keuangan, memudahkan auditor, serta memudahkan pembaca
laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas
yang berbeda.
Di Indonesia, penerapan PSAK berbasis IFRS diterapkan pada tahun 2012. Terdapat tiga
tonggak sejarah dalam pengembangan standar akuntansi keuangan di Indonesia. Tonggak sejarah
pertama, menjelang diaktifkannya pasar modal di Indonesia pada tahun 1973, pertama kalinya
IAI melakukan kodifikasi prinsip dan standar akuntansi yang berlaku di Indonesia dalam suatu
buku “Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI)”. Lalu, tonggak sejarah kedua terjadi pada tahun 1984.
Pada saat itu, komite PAI melakukan revisi secara mendasar PAI 1973 dan kemudian
mengkodifikasikannya dalam buku “Prinsip Akuntansi Indonesia 1984” dengan tujuan untuk
menyesuaikan ketentuan akuntansi dengan perkembangan dunia usaha (Ikatan Akuntan
Indonesia, 2008). Berikutnya pada tahun 1994, IAI kembali melakukan revisi total terhadap PAI
1984 dan melakukan kodifikasi dalam buku “Standar Akuntansi Keuangan (SAK) per 1 Oktober
1994”.
Sejak tahun 1994, IAI juga telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi dengan
standar akuntansi internasional dalam pengembangan standarnya. Perkembangan selanjutnya,
terjadi perubahan dari harmonisasi ke adaptasi, kemudian menjadi adopsi dalam rangka

konvergensi dengan IFRS. Standar akuntansi keuangan terus direvisi secara berkesinambungan,
baik berupa penyempurnaan maupun penambahan standar baru sejak tahun 1994. Proses revisi
telah dilakukan enam kali, yaitu pada tanggal 1 Oktober 1995, 1 Juni 1996, 1 Juni 1999, 1 April
2002, 1 Oktober 2004, dan 1 September 2007. Dan pada akhirnya, setelah direvisi nama buku
tersebut menjadi “Standar Akuntansi Keuangan per 1 September 2007”. Di dalamnya sudah
bertambah jika dibandingkan dengan revisi sebelumnya yaitu tambahan Kerangka Dasar
Penyusunan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) Syariah, 6 PSAK baru, dan 5 PSAK
revisi. Secara garis besar, saat ini terdapat 2 KDPPLK, 62 PSAK, dan 7 Interpretasi Standar
Akuntansi Keuangan (ISAK).
PSAK Berbasis IFRS PSAK yang berbasis IFRS diterapkan pada 2012. PSAK tersebut
wajib diterapkan umtuk entitas dengan akuntabilitas publik seperti emiten, perusahaan publik,
perbankan, asuransi, dan BUMN. Tujuan dari PSAK ini adalah memberikan informasi yang
relevan bagi pengguna laporan keuangan. Karakter IFRS International Financial Reporting
Standards (IFRS) menggunakan “Principle Base”, dimana principle base ini lebih menekankan
pada interpretasi dan aplikasi atas standar dan berdasarkan judgement pihak yang menyiapkan
laporan keuangan. Sedangkan semula yang mengacu pada US GAAP berdasarkan“Rule Base”
dimana semua praktik akuntansi terdapat aturan atau perlakuan akuntansinya. International
Financial Reporting Standards (IFRS) juga menggunakan fair value dalam penilaian. Fair value
accounting merupakan pendekatan yang menilai aset berdasarkan nilai yang berlaku saat ini,
dimana perusahaan yang menyiapkan laporan keuangan harus melakukan revaluasi terhadap aset
non moneter yang dimilikinya sehingga investor atau pengguna laporan keuangan akan dapat
melihat perubahan nilai yang berlaku saat ini. Sebelumnya mengacu pada US GAAP,
menggunakan historical cost accounting yang menekankan pada pengukuran berdasarkan harga
perolehan yang tidak dapat mencerminkan perubahan nilai pada aset non moneter yang dimiliki
oleh perusahaan karena historical cost accounting mengasumsikan kondisi ekonomi yang selalu
stabil, sedangkan pada kenyataan kondisi ekonomi tidak pernah stabil (Handayani, 2011).
Revisi PSAK yang Mengacu pada IFRS
Sejak Desember 2006 sampai dengan pertengahan tahun 2007, Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK) Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah merevisi dan mengesahkan lima PSAK.

Revisi tersebut dilakukan dalam rangka konvergensi dengan International Accounting Standards
(IAS) dan International
Financial Reporting Standards (IFRS). 5 butir PSAK yang telah direvisi tersebut antara lain :
PSAK No. 13, No. 16, No. 30 (ketiganya revisi tahun 2007, yang berlaku efektif sejak 1 Januari
2008), PSAK No. 50 dan No. 55 (keduanya revisi tahun 2006 yang berlaku efektif sejak 1
Januari 2009).
1. PSAK No. 13 (revisi 2007) tentang Properti Investasi yang menggantikan PSAK No.
13 tentang Akuntansi untuk Investasi (disahkan 1994).
2. PSAK No. 16 (revisi 2007) tentang Aset Tetap yang menggantikan PSAK 16 (1994):
Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-Lain dan PSAK 17 (1994) Akuntansi Penyusutan.
3. PSAK No. 30 (revisi 2007) tentang Sewa menggantikan PSAK 30 (1994) tentang
Sewa Guna Usaha.
4. PSAK No. 50 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan
Pengungkapan yang menggantikan Akuntansi Investasi Efek Tertentu.
5. PSAK No. 55 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
yang menggantikan Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai.
Kelima PSAK tersebut dalam revisi terakhirnya sebagian besar sudah mengacu pada
IAS/IFRS, walaupun terdapat sedikit perbedaan terkait dengan belum diadopsinya PSAK lain
yang terkait dengan kelima PSAK lain yang terkait dengan kelima PSAK tersebut (IAI, 2008).
Adanya penyempurnaan dan pengembangan PSAK secara berkelanjutan dari tahun ke tahun, saat
ini terdapat tiga PSAK yang pengaturannya sudah disatukan dengan PSAK terkait yang terbaru
sehingga nomor PSAK tersebut tidak berlaku lagi, yaitu:
1. PSAK No. 9 (Revisi 1994) tentang Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek
pengaturannya disatukan dalam PSAK No. 1 (Revisi 1998) tentang Penyajian Laporan
Keuangan.
2. PSAK No. 17 (Revisi 1994) tentang Penyusutan pengaturannya disatukan dalam PSAK No. 16
(Revisi 2007) tentang Aset Tetap.

3. PSAK No. 20 tentang Biaya Riset dan Pengembangan (1994) pengaturannya disatukan dalam
PSAK No. 19 (Revisi 2000) tentang Aset Tidak Berwujud.

Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian
 Mengidentifikasi

Data yang diperlukan
 Pendapat

Teknik pengambilan data
atau
 Wawancara mendalam

kendala-kendala yang

pemikiran mahasiswa

dengan

dialami

dalam

proses

Damarsasi Elsa dan

memahami

PSAK

Febrian

dalam

mahasiswa
proses

memahami PSAK

selama

kegiatan

informan
Maulana

(Dilakukan pada hari

perkuliahan

Senin,8

mei

setelah


2017

kegiatan

perkuliahan AKL )
Dokumentasi

:

Transkrip
pembicaraan peneliti
dengan informan


Alasan

penulis

memilih Elsa adalah
bahwa

Elsa

sudah

memenuhi
persyaratan
penelitian
karena
mendapatkan

dalam
penulis
sudah
mata

kuliah

akuntansi

utama

Dan Febrian

karena selain sudah
mendapatkan
kuliah

mata

akuntansi

utama, B juga ikut
dalam

organisasi

HIMA

dan

mengikuti

sering
seminar

IAI di luar kampus
juga sedang magang
di salah satu KAP di
Surabaya


Kedua nya berperan
sebagai key informan
dalam penelitian ini.
Elsa

dan

Febrian

sama-sama

sedang

menempuh semester 6
di jurusan akuntansi
Unair


Mengidentifikasi



Pendapat

atau



Wawancara mendalam

kendala-kendala yang

pemikiran

dosen

dengan bapak Made

dialami dosen dalam

akuntansi

dalam

Narsa (dilakukan pada

mengajar

proses

mengajar

hari Jumat. 12 Mei

dan

2017 setelah kegiatan

dan

akuntansi

mengkaitkannya

dengan PSAK

akuntansi
mengakitkannya

perkuliahan

dengan PSAK dalam
kegiatan perkuliahan



Akuntansi)
Dokumentasi
Transkrip

Teori
:

pembicaraan peneliti


dengan informan
Bapak Made Narsa
merupakan

dosen

mata kuliah akuntansi
AKM dan serta Teori
Akuntansi.


Mengetahui pengaruh
kegiatan



non-

Pendapat

atau



Wawancara mendalam

pemikiran mahasiswa

dengan

akademik mahasiswa

yang

Febrian (Dilakukan di

(Magang,seminar,dan

sebagai anggota aktif

secretariat

HIMA)

HIMA

GKM

mengenai

terlibat

dapat

dan

sering

pemahaman terhadap

mengikuti

seminar

PSAK

IAI dan juga sedang



melaksanakan

Catatan-catatan



pengamatan kegiatan

peneliti

perkuliahan akuntansi

observasi berlangsung

pada mata kuliah AKL

meliputi :
1. Penekanan materi

dan Teori Akuntansi

selama

pada mata kuliah
2. Cara
dosen
menerangkan
materi

selama

kuliah
3. Antusiasme
mahasiswa dalam

hari

Selasa 9 Mei 2017)
Dokumentasi :
Transkrip

KAP
Sertifikat


pada

dengan informan
Surat magang dari

KAP di Surabaya

Melakukan

HIMA

pembicaraan peneliti

magang di salah satu



informan

Seminar

dari IAI
Observasi Partisipan
(Penulis terlibat aktif
dalam
observasi

kegiatan
sebagai

mahasiswa semester 6
pada mata kuliah AKL
2 dan Teori Akuntansi
yang

dilaksanakan

pada Hari Senin dan
Jumat

periode

penelitian selama dua
minggu)

menyimak
perkuliahan

dan

bersikap
selama



kritis

AKL 2
Textbook

kegiatan

(Mengajukan

IFRS
Video

yang

mengajar

kepada

mahasiswa

alternatif

apa

saja

di

akhir perkuliahan
Pendapat
atau



Wawancara mendalam

pemikiran mahasiswa

terhadap

yang dapat membantu

mengenai

Elsa dan

mahasiswa

alternatif

kegiatan
apa

informan
Febrian

saja

(Dilakukan pada hari

meningkatkan

yang dilakukan untuk

Rabu,10 mei 2017 di

pemahaman

membantu memahami

GKM Unair)

terhadapat PSAK

PSAK

Pertanyaan Penelitian

dalam

kegiatan

diberikan

dosen



2

berbasis GAAP dan

contohnya)
4. Tugas tambahan

Mengetahui kegiatan

AKL

perkuliahan
pertanyaan



Dokumentasi
Kontrak perkuliahan

:

Pertanyaan penelitian adalah sama dengan merumuskan masalah penelitian dalam bentuk
pertanyaan (Basuki, 2016). Research question dalam penelitian ini sama dengan rumusan
masalah yang telah diuraikan di atas melalui :


Wawancara
Wawancara akan dilakukan terhadap salah satu mahasiswa akuntansi semester 6 yang
bernama Damarsasie Elsa,Alasan penulis memilih informan adalah informan tersebut
telah menempuh mata kuliah akuntansi utama yaitu Pengantar Akuntansi 1, Pengantar
Akuntansi 2, Akuntansi Keuangan Menengah 1, Akuntansi Keuangan Menengah 2
dengan IPK> 3.00. sehingga penulis menganggap bahwa mahasiwa tersebut telah

mengalami proses pendidikan secara logis sehingga berdampak pada pemahaman dan
pengasahan kecerdasan mereka tentang akuntansi dan telah mendapatkan pengetahuan
dasar mengenai akuntansi utama dan telah mampu untuk menyusun laporan keuangan
secara komprehensif.

Daftar pertanyaan yang disiapkan oleh penulis untuk informan pertama adalah :
1. Apakah anda mengetahui 4 pilar utama Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia?
2. Apakah anda memahami perbedaan dan poin-poin dari setiap PSAK? (referensi menurut
yang dibuat IAI)
3. Apakah anda mengetahui perkembangan PSAK terbaru (Sampai dengan tahun 2017)?
4. Apakah anda dapat memahami dan melakukan dengan benar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan yang sesuai standar dan prosedur akuntansi di Indonesia?
5. Bagaimana pola belajar anda dalam memahami mata kuliah akuntansi utama? Apakah
anda hanya mengandalkan tutor atau asistensi atau anda memahami secara mendalam
dengan membaca buku dan bahan ajar terkait mata kuliah tersebut?
6. Apa kendala-kendala yang anda hadapi dalam memahami standar akuntansi keuangan di
Indonesia?
7. Bagaimana menurut Anda, cara mengajar yang diterapkan dosen akuntansi saat ini
terhadap 7 mata kuliah diatas? Apakah dosen sering memberikan penekanan tertentu
terhada PSAK terkait mata kuliah tersebut?
8. Bagaimana menurut anda cara mengajar seharusnya oleh dosen akuntansi yang dapat
efektif untuk membantu mahasiswa tingkat akhir dalam memahami standar akuntansi
keuangan di Indonesia?
9. Bagaimana menurut anda tentang fenomena yang terjadi mahasiswa akuntansi tingkat
akhir di unair tidak memahami standar akuntasi keuangan di Indonesia dan berpegaruh
pada menurunnya kompetensi mereka pada saat interview perusahaan setelah lulus?
10. Bagaimana menurut anda, sikap yang seharusnya dilakukan mahasiswa dalam
mengembangkan pemahaman akan standar akuntansi keuangan di Indonesia
11. Menurut anda, apakah materi akuntansi yang diujikan juga harus disisipkan pertanyaan
tentang standar akuntansi keuangan terkait dengan materi akuntansi tersebut?
12. Apa aja hal yang harus dilakukan oleh departemen akuntansi dalam membantu
mahasiswa memahami penerapan standar akuntansi keuangan di Indonesia

13. Darimana biasanya sumber yang anda dapatkan untuk memperluas wawasan anda
terhadap PSAK dan perubahan-perubahannya?
Informan kedua yang dipilih penulis adalah Febrian Maulana yang merupakan mahasiswa
semester 6 yang sedang menjalani masa magang di salah satu KAP di Surabaya dan juga aktif
sebagai anggota IAI Muda di Jawa Timur. Alasan penulis memilih informan tersebut penulis
ingin mengetahui apakah pengalaman magang tersebut berpengaruh signifikan terhadap
pemahaman terhadap Standar Akuntansi Keuangan yang diterapkan karena tentu informan 1 dan
informan 2 mempunyai pemikiran yang unik dan berbeda-beda dilihat dari pengalaman mereka.
Daftar Pertanyaan yang diajukan penulis yaitu :
1. Apakah anda mengetahui 4 pilar utama Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia?
2. Apakah anda memahami perbedaan dan poin-poin dari setiap PSAK? (referensi
menurut yang dibuat IAI)
3. Apakah anda mengetahui perkembangan terbaru (Sampai dengan tahun 2017)
mengenai Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia-PSAK terbaru?
4. Apakah anda dapat memahami dan melakukan dengan benar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan yang sesuai standar dan prosedur akuntansi di Indonesia?
5. Bagaimana pola belajar anda dalam memahami mata kuliah akuntansi utama?
Apakah anda hanya mengandalkan tutor atau asistensi atau anda memahami secara
mendalam dengan membaca buku dan bahan ajar terkait mata kuliah tersebut?
6. Apa kendala-kendala yang anda hadapi dalam memahami standar akuntansi keuangan
di Indonesia?
7. Bagaimana menurut Anda, cara mengajar yang diterapkan dosen akuntansi saat ini
terhadap 7 mata kuliah diatas?
8. Bagaimana menurut anda cara mengajar seharusnya oleh dosen akuntansi yang dapat
efektif untuk membantu mahasiswa tingkat akhir dalam memahami standar akuntansi
keuangan di Indonesia?
9. Bagaimana menurut anda

tentang fenomena yang terjadi mahasiswa akuntansi

tingkat akhir di unair tidak memahami standar akuntasi keuangan di Indonesia dan
berpegaruh pada menurunnya kompetensi mereka pada saat interview perusahaan
setelah lulus?
10. Bagaimana menurut anda, sikap yang seharusnya dilakukan mahasiswa dalam
mengembangkan pemahaman akan standar akuntansi keuangan di Indonesia

Informan ketiga yaitu Bapak I made Narsa sebagai dosen pengajar mata kuliah Teori Akuntansi
untuk mahasiswa Semester 6. Alasan penulis memilih informan adalah karena menurut penulis
dibutuhkan pendapat dari dosen pengajar akuntansi tentang kendala-kendala yang dihadapi
dalam mengajarkan standar akuntansi keuangan dari sisi seorang dosen untuk dicari solusi dalam
rangka meningatkan pemahaman mahasiswa terhadap standar akuntansi keuangan itu sendiri.
Teori Akuntansi mengajarkan sejarah dan awal mula terbentuknya Akuntansi dan adopsi
standar-standar Internasional serta pengadopsiannya ke dalam PSAK di

Indonesia dan

menekankan poin-poin yang ada pada Standar Akuntansi Keuangan itu sendiri. Dan penulis ingin
mengetahui apakah ada kriteria tertentu bagi para dosen yang menggambarkan mahasiswa sudah
dapat memahami dan menerapkan standar akuntansi keuangan yang sesuai. Daftar pertanyaan
yang dijakuan oleh penulis adalah :
1. Bagaimana menurut bapak tentang fenomena yang terjadi pada mahasiswa akuntansi
tingkat akhir di unair tidak memahami standar akuntasi keuangan di Indonesia dan
berpegaruh pada menurunnya kompetensi mereka pada saat interview perusahaan
setelah lulus?
2. Apa kendala-kendala yang bapak hadapi dalam menjelaskan tentang standar
akuntansi keuangan di Indonesia kepada mahasiswa tingkat akhir?
3. Apa menurut bapak kriteria mahasiswa yang dikatakan sudah memahami standar
akuntansi keuangan di Indonesia
4. Bagaimana menurut bapak, sikap yang seharusnya dilakukan mahasiswa dalam
mengembangkan pemahaman akan standar akuntansi keuangan di Indonesia
5. Bagaimana menurut bapak, sikap yang seharusnya dilakukan mahasiswa dalam
proses belajar mengajar di kelas?

Unit Analisis
Fokus dalam penelitian ini ada mengetahui pemahaman mahasiswa akuntansi terhadap PSAK di
Unair dengan membandingkan tingkat pemahaman PSAK antara mahasiswa Akuntansi yang
tidak mempunyai pengalaman organisasi dan mahasiswa akuntansi yang aktif dalam

berorganisasi intra maupun ekstra kampus dan juga mengetahui cara pengajaran dari dosen
akuntansi. Untuk itu unit analisis penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi dan dosen akuntansi
Proposisi
Menurut (Basuki,2016) Proposisi dapat merupakan hasil akhir dari sebuah penelitian atau sebagi
tahap setelah perumusan masalah. Dalam studi kasus eksplanatoris, proposisi sama dengan
hipotesis untuk menguji teori dengan hubungan sebab-akibat dalam suatu fenomena yang diteliti.
Dalam penelitian ini penulis melakukan proposisi dengan menguji Teori Atribusi yang
dikembangkan oleh Heider (1958) yang berargumentasi bahwa perilaku seseorang ditentukan
oleh kombinasi antara kekuatan internal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
seseorang, seperti kemampuan atau usaha dan kekuatan eksternal, yaitu faktor-faktor yang
berasal dari luar, seperti kesulitan dalam pekerjaan atau keberuntungan dengan membandingkan
data-data dan kriteria yang ditetapkan penulis berdasarkan fenomena yang ada di Unair seperti
data hasil wawancara dan observasi terhadap partisipan untuk menguji kebenaran bahwa apakah
faktor-faktor internal dan eksternal dari perilaku mahasiswa terhadap pembelajaran akuntansi
dan terhadap dosen sebagai pengajar dapat mempengaruhi pemahaman mereka terhadap PSAK
dan termotivasi untuk terus mengikuti perkembangannya. Serta peneliti melakukan triangulasi
atas data-data tersebut agar dapat memberikan kesimpulan berupa solusi cara yang efektif untuk
meningkatkan pemahaman mahasiswa.

Analisis dan Intrepretasi Data
Analisis Data
Tahap analisis data merupakan tahapan tersulit dalam penelitian non-mainstream karena peneliti
harus dapat meyakinkan pembaca dan/atau penguji tentang hasil penelitiannya (Basuki, 2016).

Pada penelitian eksplanatoris peneliti menyiapkan kriteria untuk menentukan hasil penelitian.
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara induktif, di mana peneliti mempelajari,
menganalisis, serta menginterpretasikan dan menarik kesimpulan dari fenomena yang sedang
diteliti serta mengaitkannya dengan Teori Atribusi. Oleh sebab itu, peneliti akan berusaha untuk
menggali informasi selengkap dan serelevan mungkin dengan teori tersebut.

Langkah-Langkah dalam analisis data adalah

:

1. Membandingkan data hasil observasi penulis pada saat jam belajar mengajar di kelas
akuntansi terhadap partisipasi mahasiswa dan hubungan interaktif mahaiswa dan dosen di
kelass AKL 2 dan Teori Akuntansi
2. Membuat transkrip dari hasil dept interview terhadap narasumber A,B,dan C yang telah
direkam untuk menghasilkan temuan akan kendala-kendala yang dihadapi secara
keseluruhan dari pengalaman partisipan
3. Membandingkan hasil dokumentansi yang berupa kontrak perkuliahan dan kesesuaian
dengan apa yang terjadi saat kegiatan mengajar akan penekanan PSAK sebagai additional
materi
4. Mengkaji PSAK terbaru yang dikeluarkan IAI dan tinjauan pustaka terkait atas
permasalahan yang diteliti sebagai referensi analisis data
5. Membangun narasi dengan cara menggabungkan informasi-informasi yang telah
dikumpulkan
6. Membuat laporan atas hasil data wawancara yang diperoleh dan observasi secara
mendalam

Uji validitas argumentasi peneliti dilakukan dengan model triangulasi data (data
triangulation). Tujuan triangulasi data adalah mengecek derajat kepercayaan suatu informasi
(Basuki, 2016). Triangulasi yang dilakukan penulis adalah membandingkan hasil wawancara dan
observasi perilaku untuk menguji kebeneran yang relevan dari Teori Atribusi (Matching
Concept)
Intrepretasi Data

Menurut

(Basuki,2016)

Intrepretasi

data

dilakukan

dengan

membandingkan

hasil

wawancara,hasil observasi dan hasil dokumentasi dengan pattern matching concept. Kriteria dari
intrepretasi dapat dilihat dari proposisi,hasil penelitian lain,pendapat lain, dan teori terkait.
Penulis melakukan matching concept dengan mengkaitkan hasil dari analisis data
wawancara,observasi dan dokumentasi untuk menguji teori atribusi untuk menjelaskan apakah
faktor-faktor yang berasal dari dalam diri seseorang, seperti kemampuan atau usaha dan kekuatan
eksternal, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar, seperti kesulitan dalam pekerjaan atau
keberuntungan dapat mempengaruhi mahasiswa dalam memahami PSAK. Intrepretasi data
dilakukan dengan cara :
1. Reduksi Data
Dilakukan dengan cara memilih dan memfokuskan penelitian terhadap hal-hal utama dan
relevan dengan permasalahan yang diteliti. Dalam hal ini hal-hal utama tersebut yaitu
sikap mahasiswa selama kegiatan belajar dan diluar kampus dalam memahami PSAK dan
cara mengajar dosen di kelas serta pendapat yang terkait rumusan masalah melalui
pertanyaan yang diajukan kepada informan kemudian mrangkum data yang sudah dipilih
dalam bentuk narasi. Tujuan dari tahap ini adalah menghasilkan (highlight) dari data yang
sudah diperoleh dan dikumpulkan

2. Penyajian data
Penulis menyajikan informasi-informasi yang terkumpul dan sudah direduksi, kemudian
disusun dalam bentuk narasi dengan penyederhanaan tanpa mengurangi isi dan keandalan
infromasi yang disajikan agar dapat dipahami oleh pembaca. Tujuan dari tahap ini adalah
untuk melihat fenomena secara utuh dan holistik untuk menarik kesimpulan
3. Verifikasi data
Tahapan akhir dari proses penelitian untuk menarik kesimpulan dari informasi yang
sudah diteliti secara mendalam serta mengkaitkannya dengan teori atribusi dan menguji
apakah menurut penelitiannya yang dilakukan menunjukan kebenaran atas teori tersebut
(Positivme) dan mencari makna dari fenomena yang diteliti