P DATA BANSOS BIOGAS ATINGGOLA.doc

  

KEMENTERIAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL

REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN DEPUTI

BIDANG PENGEMBANGAN SUMBER DAYA

Pada Acara:

FASILITASI PEMANFAATAN LIMBAH

  

MENJADI BIOGAS DI DAERAH TERTINGGAL

Di Kabupaten Gorontalo Utara

Tanggal, 23 Juni 2011

Yang terhormat,

  • - Bupati Gorontalo Utara beserta Jajaran

  Muspida Kabupaten Gorontalo Utara atau yang mewakili;

  • - Para Pimpinan SKPD di Kabupaten

  Gorontalo Utara;

  • - Saudara Camat Sumalata, Camat Tolinggula,

  dan Camat Kwandang;

  • - Kapala Desa Deme I, Didingga, Tolinggula

  Pantai, dan Kepala Desa Attinggula

  • - Para Instruktur Pelatihan dari ”UPN Veteran”

  Jawa Timur;

  • - Kelompok masyarakat Peserta Pelatihan

  yang saya banggakan; serta

  Hadirin sekalian yang tidak dapat saya - sebutkan satu per satu yang telah hadir pada acara ini yang berbahagia.

  Assalaamu ‘alaikum Warakhmatullahi Wabarakaatuh, Selamat Pagi dan Salam Sejahtera.

  Daerah tertinggal dapat didefinisikan sebagai daerah kabupaten yang masyarakat serta wilayahnya relatif kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.

  Daerah tertinggal ditetapkan berdasarkan 6 kriteria, yaitu:

  1. Aspek Ekonomi; yang diukur dengan indikator persentase penduduk miskin dan kedalaman kemiskinan;

  2. Aspek Sumber Daya Manusia; dengan variabel ketenagakerjaan, kesehatan dan pendidikan yang diukur dengan indikator persentase penduduk menganggur, angka harapan hidup, angka melek huruf, angka partisipasi sekolah;

  3. Aspek Ketersediaan Infrastruktur; dengan indikator keberadaan jalan, persentase rumah jumlah bank dan pasar

  4. Aspek Aksesibilitas, dengan indikator rata- rata waktu tempuh dan jarak pusat desa ke ibukota kabupaten,

  5. Aspek Kemampuan Keuangan Daerah; dengan indikator celah kapasitas fiskal daerah, dan

  6. Aspek Karakteristik Daerah; dengan indikator persentase bencana alam dan konflik sosial politik.

  Bapak, Ibu, Saudara sekalian yang berbahagia,

Misi ketiga Presiden RI yang tertuang dalam RPJM

Nasional Tahun 2010-2014, adalah Memperkuat

Dimensi Keadilan di Semua Bidang yaitu:

  (a) Mengembangkan wilayah tertinggal dalam satu sistem wilayah pengembangan ekonomi yang sinergis, tanpa mempertimbangkan batas wilayah administrasi, tetapi lebih pada keterkaitan mata rantai proses industri dan distribusi; tertinggal, perbatasan dan pulau-pulau terluar yang dioperasionalisasikan sebagai salah satu prioritas nasional yaitu daerah tertinggal, terdepan, terluar dan pasca konflik serta sebagai kebijakan nasional di bidang tata ruang dan wilayah.

  Dengan permasalahan daerah tertinggal yang sangat kompleks, maka untuk memacu percepatan pembangunan Kabupaten daerah tertinggal, Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal Republik Indonesia menetapkan Kebijakan Umum berupa:

  (1) Pemihakan pembangunan kepada daerah tertinggal; (2) Percepatan, dan (3) Pemberdayaan masyarakat di daerah tertinggal.

  Adapun target pembangunan daerah tertinggal pada Kabinet Indonesia Bersatu II,

  1. Terentaskannya minimal 50 Kabupaten dari 183 Kabupaten pada akhir tahun 2014.

  2. Rata-rata pertumbuhan ekonomi naik dari 6,6% menjadi 7,1%.

  3. Berkurangnya persentase penduduk miskin dari sekitar 18,8% menjadi 14,2%,

  4. Meningkatnya IPM dari 67,7 menjadi 72,2

  5. Berkurangnya pengangguran terbuka sebesar 2,2%, tahun 2010 sebesar ...%

  Atas beberapa hal yang melatarbelakangi di atas, maka pengarusutamaan dan mainstreaming kebijakan pembangunan daerah tertinggal dilakukan dengan cara:

  

1. Mendorong kebijakan afirmatif tentang

pembiayaan dan pengembangan fiskal daerah tertinggal.

  

3. Mendorong dan meningkatkan kualitas

sumberdaya manusia melalui program penguatan

  

4. Perumusan arah dan kebijakan

pembangunan pusat dan daerah.

  5. Proaktif melakukan koordinasi dengan seluruh stakeholders para pemangku kepentingan dalam bentuk mensinergikan paket/kegiatan pembangunan daerah tertinggal.

  Saudara-saudara yang saya hormati,

  Pada kesempatan yang berbahagia ini saya memberikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada masyarakat Kabupaten Gorontalo Utara, terutama kepada 5 (Lima) kelompok masyarakat yang terpilih dan telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Bupati No. ………… sebagai peserta Pelatihan Kegiatan Fasilitasi

  Pemanfaatan Limbah menjadi Biogas untuk

  pengembangan daerah tertinggal Kabupaten Gorontalo Utara yang pada kesempatan ini juga disertai dengan penyerahan bantuan yang sifatnya stimulan berupa 5 (lima) unit Instalasi Digester Biogas sebagai alat untuk pembuatan Kegiatan diatas pada Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya sudah dilaksanakan di 4 (empat) kabupaten daerah tertinggal yang tersebar pada Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Sampang Provinsi Jawa Timur, Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan dengan mendapat respon yang sangat positif dalam upaya mendukung Program Nasional melalui penyediaan energi terbarukan sejak tahun 2007 yang difokuskan di daerah yang banyak/potensial ternak sapi, kerbau dan kuda.

  Pada tahun 2011 kegiatan ini dilaksanakan di 3 (tiga) kabupaten yaitu:

  

1. Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi

  Gorontalo, Tengah; dan

  

3. Kabupaten Lombok Tengah Provinsi

Nusa Tenggara Barat.

  Untuk itu, saya atas nama Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, khususnya Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya mengucapkan selamat kepada masyarakat Kabupaten Gorontalo Utara yang telah mendapat perhatian untuk kegiatan ini.

  Kita ketahui bersama bahwa pemerintah terus bertekat dan mempunyai komitmen untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan (Biogas), ini dimaksudkan agar pemakaian energi fosil yaitu Bahan Bakar Minyak Bumi yang merupakan bahan bakar tidak terbarukan semakin menurun, karena seperti disadari sejak krisis energi, harga minyak bumi terus cenderung semakin mahal seiring dengan menipisnya ketersediaan/deposit minyak bumi dan diperkirakan akan habis dalam Perkiraan/prediksi tersebut sudah ditandai dengan berubahnya posisi Indonesia pada dekade 1980an sebagai negara pengekspor minyak bumi, kini berbalik menjadi pengimpor. Akibat dari pergeseran posisi tersebut, maka terjadi korelasi signifikan penambahan belanja pembangunan nilai impor untuk bahan bakar solar mencapai 25% dan bensin sebesar 20% dari kebutuhan nasional.

  Saudara-saudara yang saya hormati

  Upaya lain pemerintah, misalnya di Bali, tepatnya di Desa Kerta Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar dikembangkan program BIRU yaitu sebuah akronim dari Biogas Rumah. Program ini mulai dikembangkan di Lombok sejak bulan Juli 2010 dan justru di Bali teknologi terapan ini berkembang pesat sehingga akhir Maret 2011 tercatat 58 keluarga yang sudah membangun dan memanfaatkan biogas rumah dari limbah ternak untuk kebutuhan rumah tangga atau dengan perkataan lain Biogas berasal dari gasnya, kotoran tersebut dialirkan ke tempat lain dan siap digunakan sebagai pupuk organik.

  Jadi melalui program BIRU, sebagian warga di Gianyar bisa memenuhi kebutuhan energi gas dan pupuk organiknya sendiri.

  Penggunaan biogas rumah atau BIRU bisa menjadi salah satu solusi tepat untuk menjawab kebutuhan energi alternatif bagi rumah tangga di Indonesia, sehingga untuk wilayah Bali, ditargetkan membangun reaktor biogas rumah sebanyak 500 – 600 unit hingga tahun 2012.

  Itulah sekilas informasi mengenai BIOGAS yang juga akan kita kembangkan di Kabupaten Gorontalo Utara ini. Sejalan dengan hal tersebut, pada tahun 2012 Pemerintah melalui Kementerian Pertambangan dan Energi telah menargetkan secara nasional untuk mengembangkan pengoperasian instalasi biogas sebanyak 8000 (delapan ribu) unit, karena biogas Dengan demikian hasil yang diharapkan dari kegiatan Fasilitasi Pemanfaatan Limbah menjadi

  

Biogas ini adalah tersedianya energi terbarukan

  secara mudah dan dapat menunjang perekonomian masyarakat. Ke depan secara perlahan dapat menggantikan energi fosil yang ketersediaannya di perut bumi sudah semakin jauh berkurang.

  Pelatihan dalam kegiatan Fasilitasi Pemanfaatan

  

Limbah menjadi Biogas diharapkan dapat

  mempercepat pembangunan daerah tertinggal, khususnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Gorontalo Utara karena energi tersedia dengan mudah dapat sehingga menunjang dalam menjalankan perekonomian lain. Selain mendapatkan biogas, ampas (sludge) yang merupakan limbahnya, baik yang padat maupun cair dapat digunakan sebagai pupuk organik sehingga dapat mendorong peningkatan produksi pertanian yang diusahakan masyarakat.

  

Saudara-saudara sekalian, maka harapan

  pemerintah pusat Provinsi Gorontalo akan dapat lebih pesat lagi untuk mengembangkan teknologi terapan seperti ini mengingat potensi ternak pada wilayah ini cukup mendukung.

  Secara khusus saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh sektor dengan program-programnya terutama yang sangat mendukung kegiatan Fasilitasi Pemanfaatan Limbah

  

menjadi Biogas di Kabupaten Gorontalo Utara ini

  sehingga secara langsung akan terkait dengan aktivitas ekonomi rumah tangga untuk dapat lebih mempercepat terwujudnya masyarakat yang sejahtera di Daerah Tertinggal.

  Kepada Bapak Bupati, dengan dukungan segenap SKPD yang ada di Kabupaten Gorontalo Utara, saya yakin dapat melanjutkan kegiatan ini dan lebih dari itu akan dapat mengembangkan di wilayah-wilayah lain yang pada akhirnya kegiatan serupa merupakan sebuah gerakan dalam upaya meningkatkan Pengembangan Sumber Daya atas dasar potensi berkeadilan.

  Hadirin yang berbahagia

  Demikianlah beberapa hal yang dapat kami sampaikan semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan rahmat-Nya dan meridhoi segala upaya yang kita lakukan dan bukan kita katakan dalam membangun Kabupaten Daerah Tertinggal khususnya Provinsin Gorontalo dan teristimewa Kabupaten Gorontalo Utara.

  Wabilahitaufiq wal hidayah Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

  Jakarta, Juni 2011

   Ir. JAMALUDDIEN MALlK, MM

Dokumen yang terkait

ANALISIS TIME SERIES METODE WINTER JUMLAH PENDERITA GASTROENTERITIS RAWAT INAP BERDASARKAN DATA REKAM MEDIS DI RSUD DR. SOETOMO SURABAYA Sri Nawangwulan, Dyan Angesti Dosen Program Studi Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (RMIK) STIKES Yayasan Rumah Saki

0 0 16

N, P and K storage efficiency on degraded peat soil through ameliorant application

0 0 10

Effects of biochar and crop residues application on chemical properties of a degraded soil of South Malang, and P uptake by maize

0 0 10

STUDI EVALUASI DATA LOGGING DAN SIFAT PETROFISIKA UNTUK MENENTUKAN ZONA HIDROKARBON PADA LAPISAN BATU PASIR FORMASI DURI LAPANGAN BALAM SOUTH, CEKUNGAN SUMATERA TENGAH STUDY EVALUATION OF DATA LOGGING AND PETROPHYSICS PROPERTIES TO DETERMINE THE HYDROCARB

0 0 9

ANALISA BOND INDEX DALAM PENILAIAN HASIL PENYEMENAN (CEMENTING) PRODUCTION ZONE PADA SUMUR RNT-X LAPANGAN RANTAU PT PERTAMINA EP FIELD RANTAU, ACEH BOND INDEX ANALYSIS IN CEMENTING’S ASSESSMENT RESULTS OF PRODUCTION ZONE ON WELL RNT-X LAPANGAN RANTAU PT P

0 0 8

EVALUASI PENGGUNAAN SUCKER ROD PUMP PADA SUMUR RB-36 RB- 91, DAN RB-135 DENGAN MENGGUNAKAN DATA SONOLOG DAN DYNAMOMETER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI DI PT PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD RAMBA EVALUATION OF THE USE OF SUCKER ROD PUMP ON WELL RB-36 RB- 91, RB-13

0 0 10

ANALISIS KERUSAKAN FORMASI BERDASARKAN DATA PRESSURE BUILD UP DENGAN METODE HORNER PLOT UNTUK MENENTUKAN KERUSAKAN FOMASI SUMUR X PADA LAPANGAN PERTAMINA EP ASSET 1 FIELD RANTAU FORMATION DAMAGE ANALYSIS BASED ON DATA PRESSURE BUILD UP WITH HORNER PLOT ME

1 4 9

View of PENGARUH AUDIT INTERNAL UNTUK MENGELUARKAN LAPORAN AUDIT TERHADAP PENILAIAN INTEGRITAS DATA PENJUALAN PADA PERUSAHAAN (studi kasus pada perusahaan PT CIPTA MITRA MULYA PRATAMA, Jakarta)

0 1 25

45 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS DATA PADA SISTEM PERSEDIAAN DAN PENJUALAN (STUDI KASUS PADA CV PRIMA MOTOR, BANDA ACEH) Sheila Fathia Risky

0 0 14

30 PERANCANGAN BASIS DATA PENDAPATAN CARGO DAN PENCATATAN DATA PELANGGAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 PADA PT INTAN LUBUK PERTAMA Maulidya Sahira Ginanti

0 1 16