MAKALAH PKN KETAHANAN NASIONAL fix

KELOMPOK 6

GEOSTRATEGI INDONESIA DI PERBATASAN
WILAYAH KALIMANTAN DENGAN MALAYSIA

MUHAMMAD UMAR
MUHAMMAD FADLI HERDIANSYAH
MUHAMMAD FAUZAN HAMIDURRAHMAN
PIBRA GATRIA WIDAYAPUTRA
WIDA ANRYANI

H34120132
H34120088
H34120136
H34120087
H24120068

DOSEN PEMBIMBING:
Hj. ETTY EIDMAN, S.H

DIREKTORAT PENDIDIKAN TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Geostrategi
Indonesia di Perbatasan Wilayah Kalimantan dengan Malaysia”.
Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan merupakan syarat
untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan di Institut
Pertanian Bogor.
Dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan baik pada teknis
penulisan, maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan penulisan makalah ini.
Dalam makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penulisan makalah ini,
khususnya kepada:
1. Hj. Etty Eidman, S.H selaku pembimbing akademik.
2. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2012.

3. Secara khusus penulis menyampaikan terimakasih kepada keluarga
tercinta yang telah memberikan dorongan dan pengertian serta bantuan
yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan mupun
dalam menyelesaikan makalah ini.
4. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan bantuan dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata penulis berharap Allah SWT memberikan imbalan yang
setimpal kepada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan
bantuan ini sebagai ibadah, aamiin.
Bogor, September 2012

Tim Penulis

DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………
Bab I Pendahuluan……………………………………………………………
Bab II Permasalahan………………………………………………………….
Bab III Pembahasan…………………………………………………………
Ban IV Kesimpulan dan Saran……………………………………………..
Lampiran……………………………………………………………………..


BAB I
PENDAHULUAN
Wilayah perbatasan merupakan kawasan tertentu yang mempunyai
dampak penting dan peran strategis bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Pertahanan peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat di dalam
ataupun di luar wilayah memiliki keterkaitan yang kuat dengan kegiatan di
wilayah lain yang berbatasan, baik dalam lingkup nasional maupun regional (antar
negara), serta mempunyai dampak politis dan fungsi pertahanan keamanan
nasional. Oleh karena peran strategis tersebut, maka pengembangan wilayah
perbatasan Indonesia merupakan prioritas penting pembangunan nasional untuk
menjamin

keutuhan

wilayah

Negara

Kesatuan


Republik

Indonesia.

Itu semua dibahas dalam Geostrategi. Geostrategi merupakan strategi
dalam memanfaatkan keadaan geografi negara untuk menentukan kebijakan,
tujuan, serta sarana-sarana untuk mencapai tujuan nasional. Geostrategi juga
memiliki peran penting bagi setiap bangsa, baik pada masa lampau, kini, maupun
masa yang akan datang. Geostrategi menjadi sangat penting karena setiap bangsa
yang telah menegara membutuhkan strategi dalam memanfaatkan wilayah negara
sebagai ruang hidup nasional. Dengan demikian, suatu bangsa itu tetap eksis
dalam arti ideologis, politis, ekonomis, sosial budaya, dan hankam.
Pembukaan UUD 1945 memberikan amanat kepada para penyelenggara
negara agar dalam hidup berbangsa dan negara dalam lingkup nasional diarahkan
untuk mewujudkan upaya melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia. Selain itu, untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Geostrategi Indonesia pada dasarnya adalah strategi nasional bangsa

Indonesia dalam memanfaatkan wilayah negara Republik Indonesia sebagai ruang
hidup nasional untuk merancang arahan tentang kebijakan, sarana, serta sasaran

pembangunan untuk mencapai kepentingan dan tujuan nasional tersebut.
Geostrategi Indonesia dirumuskan dalam wujud Konsepsi “Ketahanan Nasional”.
Akan tetapi selama ini penyelesaian penetapan garis batas wilayah darat
dilakukan dengan perjanjian perbatasan yang masih menimbulkan masalah
dengan negara-negara tetangga yang sampai sekarang belum tuntas sepenuhnnya
seperti sengketa dengan Malaysia di wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah dan Kalimantan Timur.
Di wilayah itu terjadi berbagai permasalahan yang terus menerus tidak
ditindak lanjuti. Seperti, pencaplokan wilayah dengan cara pemindahan patokpatok secara illegal, infrastruktur yang tidak dibangun, dan masyarakat yang lebih
ingin menjadi warga Negara Malaysia. Masyarakat ingin menjadi warga Negara
Malysia disebabkan

perlakuan Malaysia yang cukup mensejahterakan warga

Negara Indonesia di sekitar perbatasan tersebut. Banyak pembangunan
infrastruktur di perbatasan tersebut kurang di perhatikan lebih mendalam.
Sehingga banyak warga Negara Indonesia lebih merasa nyaman tinggal di Negara

Malaysia. Oleh sebab itu, peran pemerintah dan masyarakat sangat berpengaruh
dalam upaya meningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah perbatasan
tersebut.

BAB II
PERMASALAHAN
Permasalahan yang akan Tim Penulis bahas sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Geostrategi dan Ketahanan Nasional?
2. Bagaimana kondisi masyarakat di perbatasan wilayah Kalimantan –
Malaysia?
3. Apa pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di batas wilayah yang
menyangkut Ketahanan Nasional?
4. Apa peraturan yang diberlakukan di wilayah tersebut?
5. Apa konsekuensi yang dikeluarkan jika peraturan tersebut dilanggar?

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Geostrategi
Geostrategi berasal dari kata geo yang berarti bumi, dan strategi diartikan
sebagai usaha dengan menggunakan segala kemampuan atau sumber daya baik

SDM maupun SDA untuk melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan. Dalam
kaitannya dengan kehidupan suatu negara, geostrategi diartikan sebagai metode
atau aturan-aturan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan melalui proses
pembangunan yang memberikan arahan tentang bagaimana membuat strategi
pembangunan dan keputusan yang terukur guna mewujudkan masa depan yang
lebih baik, lebih aman dan bermartabat.
Geostrategi merupakan strategi dalam memanfaatkan keadaan geografi negara
untuk menentukan kebijakan, tujuan, serta sarana-sarana untuk mencapai tujuan
nasional. Geostrategi dapat pula dikatakan sebagai pemanfaatan kondisi
lingkungan dalam upaya mewujudkan tujuan politik. Sehingga geostrategi sangat
diperlukan untuk mewujudkan dan mempertahankan integrasi bangsa dalam
masyarakat majemuk dan heterogen berdasarkan Pembukaan dan UUD 1945.
Geostrategi Indonesia tiada lain adalah ketahanan nasional. Ketahanan
Nasional merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan
ketangguhan yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional,
di dalam menghadapi dan mengatasi segala ancaman, baik yang datang dari luar
maupun dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan
integritas, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan
mengejar tujuan nasional. Ketahanan Nasional diperlukan bukan hanya konsepsi
politik saja melainkan sebagai kebutuhan dalam menunjang keberhasilan tugas

pokok pemerintah, seperti Law and order, Welfare and prosperity, Defence and
security, Juridical justice and social justice, dan freedom of the people.

3.2 Kondisi di Wilayah Perbatasan
Indonesia merupakan negara luas yang terdiri dari pulau-pulau. Sehingga
negara ini bisa juga disebut negara kepulauan yang terbentang dari Sabang hingga
Merauke. Karena jumlahnya yang terlalu banyak, Negara Indonesia sering
mengalami perubahan secara terus menerus. Berdasarkan www.wikipedia.org, ada
empat kali perubahan jumlah pulau. Tahun 1972, jumlahnya 6.172 pulau. Tahun
1987 sebanyak 17.508 dari jumlah tersebut 5.707 diantaranya telah memiliki
nama. Tahun 1992, pulau yang memiliki nama menjadi 6.489 pulau. Terakhir,
tahun 2002 berdasarkan kajian citra satelit, jumlah pulau di Indonesia sebanyak
18.306 pulau.
Dengan kondisi Indonesia yang seperti ini, membuat negara tetangga
Malaysia tidak pernah berhenti untuk memperluas wilayahnya dengan mengakui
sisi pulau-pulau dalam sengketa dan memindah-mindahkan patok perbatasan darat
seperti yang dilakukan oleh Malaysia terhadap Indonesia di mana titik-titik
perbatasan darat Indonesia – Malaysia di Pulau Kalimantan selalu digeser oleh
Malaysia.
Seperti daerah Camar Bulan dan Tanjung Batu, Kecamatan Paloh,

Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat terjadi pencaplokan wilayah oleh
Malaysia. Menurut Wakil Ketua Komisi I DPR RI TB Hasanudin, ada patok
perbatasan yang digeser oleh Negeri Jiran. Akibatnya, wilayah Indonesia
mengalami kehilangan seluas 1.490 hektar di wilayah Camar Bulan dan 800 meter
garis pantai di Tanjung Datu.
Kondisi tersebut dibenarkan oleh Hakim Konstitusi Akhil Mochtar. Pria
yang lahir di Putusibau, Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat
sekitar 814 kilometer dari Pontianak, ibu kota Kalimantan Barat ini
membeberkan, tindakan Malaysia atas pencaplokan wilayah Camar Bulan disadari
betul oleh warga setempat. Namun mereka tidak protes. Bahkan disambut baik,
karena mereka merasa diperhatikan. Pasalnya, Pemerintah Malaysia membangun
infrastruktur di wilayah itu. Sehingga mereka merasa diuntungkan. Keuntungan
lain, warga Camar Bulan banyak mengadu nasib di Teluk Melano, wilayah
Malaysia. Menurut Sayudin, warga Dusun Camar Bulan Desa Temajok
Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas, tak sedikit warga setempat bekerja di sana.

Tak hanya soal nafkah, warga Camar Bulan juga diuntungkan dengan kebutuhan
bahan pokok. “Kami belanja di sana (Serawak, red) karena barang-barang dari
Indonesia nggak tahu kapan kunjung datang, lebih baik belanja yang dekat,” kata
pemilik pondok pesantren di Camar Bulan ini.Lanjut dia, perjalanan dari Camar

Bulan ke Teluk Melano hanya 10 menit dengan menggunakan motor.
Pemerintah Indonesia, seolah kurang memperhatikan terhadap warganya.
Sayudin menilai, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah kurang serius
terhadap wilayah perbatasan. Pembangunan masih terkonsentrasi di wilayah Pulau
Jawa. Fasilitas-fasilitas infrastruktur maupun suprastrukturnya lebih tersedia
ketimbang di luar Pulau Jawa. Sementara pembangunan di luar Jawa kurang
terurus.

Bahkan

terhadap

batas

wilayahnya

cenderung

terabaikan.


Ia

mencontohkan, infrastruktur keadaannya memperihatinkan. “Jalan misalnya, baru
saja dikerjakan, dulu sama sekali tak diperhatikan,” kata Sayudin.
Selain tak mendapatkan perhatian dari pemerintah terkait pembangunan
infrastruktur, warga juga kerap dipersulit oleh aparat saat akan menjual hasil bumi
karena adanya pemalakan. Bukan oleh preman melainkan oleh petugas yang
berjaga di wilayah perbatasan. Akhil Mochtar menceritakan, ketika ia rombongan
bersama warga setempat hendak menjual sarang walet ke kota terdekat Malaysia,
rombongan dicegat aparat perbatasan. Petugas melarangnya melintas. Pihaknya
diperkenankan melintas dengan syarat harus membayar sejumlah uang, sekitar
beberapa juta rupiah. Sambung dia, para petugas juga kerap memalak warga.
Ketertinggalan infrastruktur juga dialami oleh warga Desa Mungguk
Gelombang Kabupaten Sintang Provinsi Kalimantan Barat. Warga mengeluhkan
kondisi jalan yang sudah bertahun-tahun rusak. Kesejahteraan mereka juga
kurang. Menurut Kepala Desa Mungguk Gelombang Yusak, Pemerintah
Malaysia, sudah bertahun-tahun membantu membangun sarana-prasarana air
bersih bagi warganya. Sehingga mereka berempati terhadap negeri tetangga dari
pada kepada negaranya sendiri. Bahkan ada sebagian warga yang mau pindah
kewarganegaraan serta tak sedikit dari warga Indonesia yang menjadi polisi Diraja
Malaysia.

Selain itu, lanjut Yusak, tranportasi jalan yang rusak membuat warga
tertumpu pada jalur air. Sementara Pemerintah Kabupaten Sintang maupun
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengaku hanya memiliki anggaran
terbatas untuk pembangunan. Padahal warganya sendiri kerap mendapatkan kabar
tinjauan dan pencairan pembangunan. Akibatnya mereka kesal kepada
pemerintah. Bahkan akan mengibarkan bendera Malaysia.
Tidak jauh dari Kalimantan Barat, warga yang berada di Kalimantan
Timur

juga

mengancam

akan

memindahkan

patok

batas

ke

wilayah

Malaysia. Mereka merasa tidak perhatikan oleh pemerintahnya. Barang-barang
kebutuhan pokok mudah di dapat Negeri Jiran. Adapun untuk mencukupi barangbarang kebutuhan sehari-hari yang dipasok dari negeri sendiri harus menempuh
ratusan kilometer.
Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal RI Lukman Edi pun
mengakui bahwa infrastruktur di kabupaten di Provinsi Kalimantan yang
berbatasan dengan wilayah Malaysia infrastrukturnya masih tertinggal. Selain itu,
warganya juga dalam kondisi miskin. Dari 1600 lebih kabupaten di Indonesia, 199
kondisinya tertinggal. Dari 199, terdapat 26 kabupaten yang posisinya di daerah
perbatasan.
Negara pun tak bisa berbuat banyak. Kata Edi, campur tangan pemerintah
di daerah perbatasan sangat terbatas setiap tahunnya. Dia memisalkan, tahun 2008
lalu anggaran yang diarahkan untuk membangun daerah tertinggal sebesar Rp 1,6
triliun. Adapun untuk tahun 2009, bukannya naik malah turun menjadi Rp 1,2
triliun.
Pada tahun 2010, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No 12
tentang Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP). Perpres ini mencoba untuk
lebih besar lagi memperhatikan wilayah perbatasan. Melalui perpres ini pada
APBN 2012, telah mengalokasikan dana sebesar Rp 3,8 trilyun. Namun sayanng,
dana sebesar itu tersebar di 18 kementerian dan lembaga negara lainnya. BNPP
hanya mengantongi Rp 450 miliar atau 8,4 persen. Bisa dipastikan dana itu hanya
secuil di BNPB.

3.3 Peraturan Perundang-undangan Mengenai Batas Wilayah
Peraturan perundang-undangan mengenai batas wilayah sebenarnya sudah
jelas, baik itu Negara yang berbatasan dengan Indonesia, larangan-larangan, dan
ketentuan pidana. Hal itu tercantum dalam Undang-Undang no. 43 tahun 2008.
Bagian yang membahas tentang ruang lingkup wilayah negara tercantum dalam
pasal 4, 5, dan 6. Bagian larangan-larangan mengenai batas wilayah terdapat
dalam pasal 20 dan bagian ketentuan pidana terdapat dalam pasal 21.

3.4 Fakta-Fakta Terkait dengan Tingkat Pengamanan Wilayah Perbatasan
Kalimantan – Malaysia
Walaupun Indonesia memiliki perundang-undangan yang jelas mengenai
batas wilayah, tetap saja masih terjadi pelanggaran-pelanggaran yang tidak ada
tindak lanjutnya dari pemerintah Indonesia. Beberapa kasus yang terjadi seperti:
1. Pada akhir tahun 2007, telah terungkap bahwa sejumlah warga Negara
Indonesia yang tinggal di wilayah perbatasan Indonesia dengan Malaysia di
Kalimantan berhasil direkrut oleh pemerintah Malaysia menjadi Tentara
Milisi yang disebut dengan “AskarWatania”. Kegiatan tersebut sudah
berlangsung lama tanpa diketahui oleh pemerintah Indonesia. Dari beberapa
wawancara dan pemberitaan pers, dapat diketahui bahwa sebahagian diantara
warga Negara Indonesia yang berhasil direkrut oleh pemerintah Malaysia
sadar bahwa mereka adalah warga Negara Indonesia, namun karena mereka
mendapat tawaran pekerjaan dengan gaji yang cukup besar, maka mereka
memilih pekerjaan tersebut tanpa mempertimbangkan bahwa sikap/ tindakan
tersebut sesungguhnya dapat merugikan dan melanggar peraturan dan
okum positif Negara Indonesia. Setelah peristiwa tersebut terungkap
kepermukaan, tidak ada tindakan

okum yang jelas terhadap pelanggaran

yang telah terjadi sehingga muncul bahwa perbuatan mereka tidak
menimbulkan konsekwensi

okum atau mereka tidak disadarkan bahwa

tindakan tersebut adalah tindakan melawan
sanksi sesuai

okum yang dapat dikenakan

okum dan peraturan yang berlaku di Indonesia.

2. Beberapa tahun terakhir telah ditemukan beberapa kasus illegal logging yang
melibatkan oknum-oknum pengusaha kayu tertentu melakukan penjualan
kayu secara tidak syah melalui wilayah perbatasan darat Indonesia dengan
Malayisa. Peristiwa tersebut telah terjadi berulang kali dengan melibatkan
oknum-oknum tertentu warga Negara Indonesia dengan warga Negara asing.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Geostrategi Indonesia adalah ketahanan nasional. Ketahanan Nasional
merupakan kondisi dinamik suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan
yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional, di dalam
menghadapi dan mengatasi segala ancaman, baik yang datang dari luar maupun
dari dalam, yang langsung maupun tidak langsug membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mengejar
tujuan nasional.
4.2 Saran
Berdasarkan Bab Pembahasan maka saran penulis kepada pemerintah
adalah :
1. Pemerintah seharusnya membangun batas wilayah dengan yang
lebih kuat.
2. Pemerintah harus memperhatikan pembangunan di wilayah
perbatasan.
3. Peraturan perundang-undangan seharusnya diterapkan dengan baik
agar tidak ada yang melanggar batas wilayah.

Lampiran
Peraturan-peraturan mengenai batas wilayah tercantum pada undang-undang No.
43 tahun 2008 yang menyatakan:

BAB III
RUANG LINGKUP WILAYAH NEGARA
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 4
Wilayah Negara meliputi wilayah darat, wilayah perairan, dasar laut, dan tanah di
bawahnya serta ruang udara di atasnya,termasuk seluruh sumber kekayaan yang
terkandung didalamnya.
Bagian Kedua
Batas Wilayah
Pasal 5
Batas Wilayah Negara di darat, perairan, dasar laut dan tanah dibawahnya serta
ruang udara di atasnya ditetapkan atas dasar perjanjian bilateral dan/atau trilateral
mengenai batas darat, batas laut, dan batas udara serta berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan forum internasional.
Pasal 6
Batas Wilayah Negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5,meliputi:
a. di darat berbatas dengan Wilayah Negara Malaysia, Papua Nugini, dan
Timor Leste;
b. di laut berbatas dengan Wilayah Negara Malaysia, PapuaNugini,
Singapura, dan Timor Leste; dan

c. di udara mengikuti batas kedaulatan

okum

di darat dan di laut, dan

batasnya dengan angkasa luar ditetapkan berdasarkan perkembangan
okum internasional.
(2) Batas Wilayah Negara sebagaimana dimaksud pada ayat (1),termasuk titiktitik koordinatnya ditetapkan berdasarkanperjanjian bilateral dan/atau trilateral.
(3) Dalam hal Wilayah Negara tidak berbatasan dengan Negara lain, Indonesia
menetapkan Batas Wilayah Negara secara unilateral berdasarkan peraturan
perundang-undangan dan forum internasional.

BAB IV
HAK-HAK BERDAULAT
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 7
Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
BAB VIII
LARANGAN
Pasal 20
(1) Setiap orang dilarang melakukan upaya menghilangkan,merusak, mengubah,
atau memindahkan tanda-tanda batas

okum

, atau melakukan pengurangan luas Wilayah Negara.
(2) Setiap orang dilarang menghilangkan, merusak, mengubah,memindahkan
tanda-tanda batas atau melakukan tindakan lain yang mengakibatkan tanda-tanda
batas tersebut tidakberfungsi.
BAB IX

KETENTUAN PIDANA
Pasal 21
1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 20 ayat (1) dipidana dengan pidanapenjara paling singkat 2 (dua)
tahun dan paling lama10 (sepuluh) tahun dan pidana denda paling sedikit
Rp2.000.000.000,00

(dua

miliar

rupiah)

dan

paling

banyak

Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah)
2) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 20 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling singkat 3 (tiga)
tahun dan paling lama 15 (limabelas) tahun dan pidana denda paling
sedikit Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) dan paling banyak
Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar rupiah).
3) Dalam hal pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20
ayat (1) dan ayat (2) dilakukan oleh korporasi, dipidana dengan pidana
denda ditambah 1/3 (sepertiga) dari jumlah denda sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) atauayat (2).
4) Selain pidana denda sebagaimana dimaksud pada ayat (3),korporasi

dijatuhi pidana tambahan berupa pencabutan izin usaha.