STRATEGI GURU AL-QUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI MTs ASWAJA TUNGGANGRI KALIDAWIR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

(1)

76

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Pendekatan penelitian yang akan peneliti gunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualitatif ini adalah ingin menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas.

Menurut Bogdon & Taylor dalam buku Lexy J. Moleong, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latardan individu tersebut secara holistik (utuh).1

Pertimbangan penulis memilih pendekatan kualitatif karena pendekatan kualitatif mampu menjelaskan fenomena melalui pengumpulan data yang diperoleh saat wawancara maupun observasi. Pendekatan kualitatif tidak mengutamakan besarnya populasi atau sampling. Dalam pendekatan ini yang ditekankan adalah persoalan kedalaman (kualitas) data, bukan banyaknya (kuantitas) data.

1 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. (Bandung: Remaja


(2)

Berdasarkan pada permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif. Menurut Best dalam bukunya Sukardi, penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya.2 Penelitian deskriptif mengambil masalah atau memusatkan perhatian kepada msalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada saat penelitian dilaksanakan.

Tujuan dari penelitian deskriptif yaitu untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian, jenis penelitian ini sangat tepat karena peneliti akan mendeskripsikan data bukan untuk mengukur data yang diperoleh.

Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang berusaha memaparkan suatu gejala ataupun keadaan secara sistematis sehingga obyek penelitian menjadi jelas. Dalam hal penelitian ini peneliti mengarahkan pada strategi Guru Al-Qur’an Hadits dalam meningkatkan kemampuan membaca Al-Qur’an siswa di MTs Aswaja Tunggangri Kalidawir, supaya mendapatkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis yang disusun berdasarkan data lisan, tingkah laku subyek dokumentasi yang diamati secara menyeluruh dan apa adanya sesuai dengan yang ada di lapangan.

2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. (Jakarta: PT


(3)

B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif, instrumen penelitian adalah manusia, yakni peneliti itu sendiri atau orang lain yang terlatih. Data yang akan diperoleh dalam penelitian kualitatif adalah berupa kata-kata (bahasa), tindakan, atau bahkan isyarat atau lambang. Untuk dapat menangkap atau menjelaskan data yang demikian itu, maka manusia sebagai instrumen penelitian yang paling tepat.3

Peneliti bertindak sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data. Peneliti hadir untuk menemukan data yang bersinggungan langsung ataupun tidak langsung dengan masalah yang diteliti, maka peneliti mengadakan pengamatan mendatangi subyek penelitian atau informan peneliti adalah segala dari keseluruhan penelitian.4 Sedangkan instrumen selain peneliti yang berbentuk alat-alat bantu dan dokumen lainnya, hanya berfungsi sebagai penguat atau instrumen pendukung. Sebagaimana yang dikemukakan oleh

Nasution, bahwa “peneliti bertindak sebagai instrumen kunci atau instrumen

utama dalam pengumpulan data.5

Kemampuan peneliti sebagai instrumen pokok, dapat dilatih dengan seringnya berkunjung ke lokasi penelitian untuk mengadakan wawancara dengan informan utama atau informan pendukung, mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek, memperoleh berbagai informasi, pengalaman, pengumpulan berbagai data dan lain-lain.

3

Rulam Ahmadi, Memahami Metodologi Penelitian Kualitatif. (Malang: UM PRESS, 2005), hal. 60

4 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif . . ., hal. 9


(4)

Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti di lapangan adalah mutlak diperlukan karena peneliti berfungsi sebagai instrumen kunci dan sukaligus sebagai pengumpul data utama. Hal ini dilakukan karena, jika memanfaatkan alat yang bukan manusia dan tanpa persiapan terlebih dahulu maka sangat tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataan-kenyataan yang ada di lapangan. Selain itu hanya manusia yang dapat berhubungan dengan responden atau obyek utama, dan hanya manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di lapangan.

Seluruh rangkaian dan proses pengumpulan data dilaksanakan oleh peneliti sendirian sebagai instrumen utama dalam penelitian ini. Sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah berbagai bentuk alat-alat bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang dapat digunakan untuk menunjang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi sebagai instrument pendukung. Oleh karena itu, kehadiran peneliti secara langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus yang diteliti, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan informan dan atau sumber data lainnya di sini mutlak diperlukan.

Seiring dengan penjelasan di atas, peneliti langsung hadir di lokasi penelitian di Madrasah Tsanawiyah Aswaja Tunggangri Kalidawir pada waktu kegiatan belajar mengajar dan agar bisa menyatu dengan informan dan lingkungan Madrasah, sehingga dapat melakukan wawancara secara mendalam, observasi partisipatif, dan mencari data-data yang diperlukan guna mendapatkan data selengkapnya, mendalam, dan tidak dipanjang lebarkan.


(5)

C. Lokasi Penelitian

Ada beberapa macam tempat penelitian, tergantung bidang ilmu yang melatarbelakangi studi tersebut. Untuk bidang ilmu pendidikan maka tempat penelitian tersebut dapat berupa kelas, sekolah, lembaga pendidikan dalam satu kawasan. Sedangkan untuk ilmu teknik, alam, kedokteran, kimia, pertanian, peternakan, dan sebagainya tempat penelitian bisa dalam suatu laboratorium yang kondisi dan situasi seperti suhu, waktu dan variabel yang diperlukan, dikendalikan dengan standart tertentu. Bidang-bidang tersebut erat kaitannya dengan penelitian eksperimen yang tempatnya mungkin dalam bentuk tabung, bengkel, laboratorium, petak sawah dan sebagainya.6

Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Ahlussunnah Wal Jamaah (MTs Aswaja) Tunggangri Kalidawir. Madrasah ini berada di wilayah kabupaten Tulungagung bagian selatan yaitu terletak di desa Tunggangri kecamatan Kalidawir. MTs Aswaja Tunggangri ini merupakan salah satu Madrasah Tsanawiyah swasta yang ada di kecamatan Kalidawir, selama beberapa tahun ini Madrasah tersebut telah membuka kelas unggulan bagi siswa-siswi yang berprestasi. Hal ini dimaksudkan agar dapat mencetak siswa yang memiliki ilmu pengetahuan yang cukup luas dan mampu bersaing di dunia yang semakin modern ini.

Selain itu para siswa MTs Aswaja juga dibekali dengan berbagai keterampilan di antaranya adalah pramuka, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Marching Band, olahraga bela diri dan marawis atau nasyid yang nantinya


(6)

setelah lulus menjadi sumber daya manusia yang handal dan patut dibanggakan, sekaligus mampu berkompetensi dengan situasi lokal maupun global dan menjadi manusia yang berakhlakul karimah.

Kegiatan lain adalah siswa juga dibimbing dengan baik terkait tentang pendidikan keagamaan. Hal ini terbukti dengan sebelum pelajaran dimulai siswa dibiasakan untuk membaca surat Yasin terlebih dahulu di kelas secara bersama-sama, selain itu siswa juga diberikan pengajaran tentang pengkajian kitab kuning bertujuan agar bertambahnya pendidikan keagamaan bagi siswa.

D. Sumber Data

Sumber data adalah subyek di mana data dapat diperoleh.7 Dalam penelitian ini menggunakan sumber data sebagai berikut:

1. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara. Dalam hal ini menggunakan sumber data person dibagi menjadi dua, yaitu:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.8 Dalam penelitian ini, sumber data primernya adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung dari Guru Al-Qur’an Hadits MTs Aswaja Tunggangri Kalidawir.

7

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), hal. 213

8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta,


(7)

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data skunder adalah data yang tidak secara langsung dikumpulkan oleh orang yang berkepentingan dengan data tersebut.9 Adapun data skunder dari penelitian ini adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan dari pihak-pihak lain yang terkait dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di MTs Aswaja Tunggangri Kalidawir, seperti waka kurikulum, staf atau karyawan, dan siswa.

2. Place, yaitu sember data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam atau bergerak. Dalam hal ini sumber data place dibagi menjadi dua, yang dilhat dari sifatnya yaitu:

a. Diam, data yang sifatnya diam antara lain diperoleh dari denah sekolah, tatanan ruang, dan bangunan sekolah di MTs Aswaja Tunggangri Kalidawir.

b. Bergerak, data yang sifatnya bergerak antara lain diperoleh dari kegiatan siswa, kinerja guru Al-Qur’an Hadits di MTs Aswaja Tunggangri Kalidawir.

3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lainnya. Dalam hal ini peneliti ingin memperoleh data berupa identitas madrasah, sejarah singkat berdirinya madrasah, visi misi dan tujuan madrasah, keadaan guru, karyawan dan siswa, keadaan sarana dan prasarana madrasah serta catatan guru Al-Qur’an Hadits tentang kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.


(8)

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.10 Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam penelitian, karena itu seorang peneliti harus terampil dalam mengumpulkan data agar mendapatkan data yang valid. Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.

Adapun proses pengumpulan data yang peneliti gunakan tentang strategi guru Al-Qur’an Hadits dalam meningkatkan kemampuan membaca Al

-Qur’an siswa di MTs Aswaja adalah dengan teknik atau cara sebagai berikut: 1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang membarikan jawaban atas pertanyaan itu.11 Nasution, dalam metode research menjelaskan pengertian wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.12

10 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif. (Bandung: CV. Alfabeta, 2003), hal. 62 11 Lexy. J. Moleong, Metodologi Penelitian . . ., hal. 186


(9)

Metode ini juga merupakan suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara (interviewer) untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai (interviewee). Metode ini juga digunkan untuk mengumpulkan data atau keterangan yang belum tertulis. Dan pedoman interview yang berupa sejumlah pertanyaan dalam garis besarnya adalah sebagai instrumen.

Di sini peneliti yang berperan aktif untuk bertanya kepada sumber data atau informan agar memperoleh jawaban dari permasalahan yang ada, sehingga diperoleh data penelitian. Peneliti melakukan wawancara langsung kepada Guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits tentang formulasi strategi yang dibuat guru, implementasi strategi guru dan evaluasi strategi guru. Selain itu peneliti juga mengadakan wawancara kepada siswa tentang evaluasi strategi guru Al-Qur’an Hadits dan juga kepada sumber lain yang dimungkinkan dapat memberikan informasi tentang semua data tentang formulasi strategi yang dibuat oleh guru Al-Qur’an Hadits, implementasi strategi dan evaluasi strategi yang dilakukan guru Al-Qur’an Hadits di Madrasah Tsanawiyah Aswaja Tunggangri Kalidawir.

2. Observasi

Menurut Sutrisno Hadi sebagaimana dikutip Sugiyono, observasi merupakan suatu proses yang tersusun dan berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Teknik pengumpulan data degan observaasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses


(10)

kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.13

Menurut Suharsimi Arikunto teknik observasi adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis kemudian mengadakan pertimbangan dan mengadakan penilaian ke dalam skala bertingkat.14 Dengan demikian, penggunaan teknik ini mengharuskan penulis hadir di lokasi penelitian berusaha memperhatikan dan mencatat Strategi Guru Al-Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa di MTs Aswaja Tunggangri Kalidawir.

Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak.15

Dalam hal ini peneliti menggunakan teknik observasi partisipan, yaitu peneliti mengadakan pengamatan terlibat langsung sehingga penulis banyak mengetahui Strategi Guru Al-Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa di MTs Aswaja Tunggangri Kalidawir. Pada setiap akhir pengamatan, penulis mengadakan rekap

13 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif . . ., hal. 145 14 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian . . ., hal. 58 15 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif . . ., hal. 227


(11)

terhadap catatan yang telah dibuat ke dalam bentuk ringkasan data yang berupa field note untuk keperluan analisis data. Adapun instrumennya adalah pedoman observasi.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mencari data yang digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain sebagainya.16

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah lalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar, misalnya foto, gambar hidup, sketsa, dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.17

Burhan Bungin, menjelaskan definisi dokumen adalah peristiwa yang lebih dekat dengan percakapan, menyangkut persoalan pribadi, dan memerlukan interpretasi yang berhubungan sangat dekat dengan konteks rekaman peristiwa tersebut.18 Metode ini digunakan peneliti untuk mengetahui tentang data sejarah berdirinya Madrasah Tsanawiyah Aswaja tunggangri, visi misi dan tujuan Madrasah Tsanawiyah Aswaja, keadaan

16

Suharsini Arikunto, Prodesur Penelitian . . ., hal. 206

17 Sugiyono, Metode Penelitian . . ., hal. 240

18 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,


(12)

siswa, struktur organisasi, jumlah guru di Madrasah Tsanawiyah Aswaja, dan dokumen-dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian yaitu berupa dokumen kegiatan proses pembelajaran Al-Qur’an Hadits. Adapun instrumennya adalah pedoman dokumentasi yang berkaitan dengan fokus penelitian.

F. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.19 Analisis data pada penelitian ini adalah penulis menggnakan analisis data induktif yaitu yaitu proses menganalisis yang berangkat dari fakta-fakta khusus kemudian ditarik generalisasi yang bersifat umum.

Dalam menganalisa data, peneliti menggunakan teknik deskriptif analitik, yaitu data yang diperoleh tidak dianalisa menggunakan rumusan statistika, namun data tersebut dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan sesuai kenyataan realita yang ada di lapangan. Hasil analisa berupa pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif. Uraian pemaparan harus sistematik dan menyeluruh sebagai satu


(13)

kesatuan dalam konteks lingkungannya juga sistematik dalam penggunaannya sehingga urutan pemaparannya logis dan mudah diikuti maknanya. Adapun langkah-langkah analisis yang peneliti lakukan selama di lapangan adalah: 1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.20 Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, penyederhanaan, pengabstrakan dan transparansi data kasar yang muncul dari catatn lapangan.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan perampingan data dengan cara memilih data yang penting kemudian menyederhanakan dan mengabstrasikan. Dalam reduksi data ini, peneliti melakukan proses living in (data yang terpilih) dan living out (data yang terbuang) baik dari hasil observasi, wawancara maupun dokumentasi.

Dalam tahapan ini sebelum melakukan reduksi data peneliti mengumpulkan data terlebih dahulu yang disebut sebagai data collection. Setelah data didapatkan kemudian peneliti melakukan reduksi data yang telah peneliti dapatkan dari lokasi penelitian. Dengan reduksi data akan mempermudah peneliti untuk mencari data-data yang diperlukan selanjutnya karena data sudah disesuaikan dengan tema yang diteliti. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran


(14)

yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data, sehingga data dapat terorganisasikan dan dapat semakin mudah dipahami. Dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang yang telah difahami tersebut.21 Display data merupakan suatu proses pengorganisasian data sehingga mudah dianalisis dan disimpulkan yang disesuaikan dengan jenis data yang terkumpul dalam proses pengumpulan data, baik dari hasil observasi partisipatif, wawancara mendalam maupun studi dokumentasi.

Penyajian data ini merupakan hasil reduksi data yang tidak dilakukan sebelumnya agar menjadi sistematis dan bisa diambil maknanya, karena biasanya data yang terkumpul tidak sistematis. Pada pnelitian ini peneliti mengelompokkan data-data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi ke dalam rumusan jawaban sementara dan menyesuaikan dengan fokus masalah agar mudah untuk dipahami.


(15)

3. Penarikan Kesimpulan (Conclution)

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.22

Kesimpulan ini merupakan proses re-check yang dilakukan selama penelitian dengan cara mencocokkan data dengan catatan-catatan yang telah dibuat peneliti dalam melakukan penarikan kesimpulan-kesimpulan awal. Karena pada dasarnya penarikan kesimpulan sementara dilakukan sejak awal pengumpulan data. Data yang telah diverifikasi, akan dijadikan landasan dalam melakukan penerikan kesimpulan.

Pada penelitian ini peneliti melakukan penarikan kesimpulan terhadap data-data yang telah diperoleh dari lapangan, selain itu data tersebut didukung dengan bukti-bukti yang sesuai dan konsisten. Pada tahap ini peneliti melakukan kesimpulan terhadap data yang sudah ada untuk diuraikan dengan tepat dan jelas.


(16)

G. Pengecekan Keabsahan Temuan

Dalam upaya mendapat data yang valid, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Memperpanjang Waktu Kehadiran

Sebagaimana sudah dikemukakan, peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan berati peneliti tinggal di lapangan sampai kejenuhan pengumpulan data tercapai.23 Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.

Posisi peneliti sebagai instrumen utama dalam proses pengumpulan data, menuntut peran serta untuk terjun langsung di Madrasah Tsanawiyah Aswaja Tunggangri Kalidawir sesuai dengan alokasi yang ditentukan oleh pihak sekolah. Kehadiran peneliti di lapangan sekaligus melakukan pengecekan validitas data dan menghindari subyektifitas peneliti dan informan baik yang disengaja seperti berbohong, menipu maupun yang tidak disengaja seperti karena ingin menyenangkan peneliti atau tidak semangat menanggapi penelitian.


(17)

Dalam alokasi waktu yang telah diberikan pada peneliti, peneliti memperpanjang waktu dari alokasi waktu yang telah diberikan. Hal ini peneliti lakukan untuk mencari kelengkapan data-data yang terkait dengan jumlah siswa Madrasah Tsanawiyah Aswaja Tunggangri Kalidawir, letak geografis, lokasi penelitian, struktur kepengurusan, melakukan wawancara dan observasi di lokasi penelitian.

2. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan

Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan dan tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh, mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dn unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dn kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.24 Kemudian menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor yang sudah dipahmi dengan cara yang biasa.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.


(18)

Menurut Denzin yang dikutip oleh Lexy J. Moeloeng membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memenfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.25

Untuk mengecek keabsahan data pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik triangulasi sumber dan teknik triangulasi metode. Penerapan dari triangulasi sumber dalam penelitian ini adalah peneliti dapat menarik kesimpulan yang mantab tidak hanya dari satu cara pandang sehingga data yang diperoleh bisa diterima kebenarannya. Pertimbangan peneliti memilih triangulasi sumber karena peneliti menganggap bahwa sudut pandang seseorang akan berbeda dengan sudut pandang orang lain.

Selain itu, peneliti juga menggunakan triangulasi metode yaitu dengan membandingkan data hasil pengamatan atau observasi dengan data hasil wawancara serta data dokumentasi yang berkaitan. Dengan demikian, bila mana dibandingkan data yang sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda. Dasar peneliti memilih triangulasi metode karena peneliti ingin membandingkan suatu data yang telah diperoleh dari beberapa metode yang peneliti lakukan dalam penelitian.

4. Pengecekan Sejawat

Pembahasan sejawat yang peneliti maksud di sini adalah diskusi yang peneliti lakukan dengan beberapa orang baik itu teman sejawat yang sedang melakukan penelitian, maupun kepada orang yang berkompeten dengan masalah yang diteliti. Usaha ini juga bisa dikatakan sebagai cara


(19)

untuk mengecek persamaan dan perbedaan pandangan antara peneliti dan rekan melalui diskusi dan tanya jawab agar objektivitas peneliti dalam menghadapi data bisa diperkuat.

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat.26 Pembahasan sejawat tersebut akan menghasilkan masukan dalam bentuk kritik, saran, arahan, dan lain-lain sebagai bahan pertimbangan berharga bagi proses pengumpulan data selanjutnya dan analisis data sementara serta analisis data akhir.

H. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap yang peneliti lakukan dalam melaksanakan penelitian tentang Strategi Guru Al-Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur’an Siswa di MTs Aswaja Tunggangri Kalidawir ini terdiri dari beberapa tahap seperti yang dikatakan oleh Moleong dalam Ahmad Tanzeh, bahwa tahapan penelitian ini terdiri dari; tahap pra lapangan, tahap pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap pelaporan hasil penelitian.27 1. Tahap pra lapangan

Pada tahap ini penulis melakukan berbagai macam pesrsiapan sebelum terjun ke dalam kegiatan penelitian di antaranya yaitu mengurus perijinan, yang merupakan salah satu hal yang tidak dapat dijabarkan begitu saja karena hal ini melibatkan manusia ke latar penelitian. Kegiatan

26 Ibid., hal. 332


(20)

pra lapangan lainnya yang harus diperhatikan ialah latar penelitian itu sendiri perlu dijajaki dan dinilai guru melihat sekaligus mengenal unsur-unsur dan keadaan alam pada latar penelitian.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian dari lokasi penelitian. Dalam proses pengumpulan data ini penulis menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.

3. Tahap analisis data

Pada tahap ini penulis menyusun semua data yang telah terkumpul secara sistematis dan terperinci. Sehingga data tersebut mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepadaorang lain secara jelas.

4. Tahap pelaporan

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari setiap penelitian yang penulis lakukan. Tahap ini dilakukan dengan membuat laporan tertulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Laporan ini akan ditulis dalam bentuk skripsi.


(1)

3. Penarikan Kesimpulan (Conclution)

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan awal yang ditemukan masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka

kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.22

Kesimpulan ini merupakan proses re-check yang dilakukan selama

penelitian dengan cara mencocokkan data dengan catatan-catatan yang telah dibuat peneliti dalam melakukan penarikan kesimpulan-kesimpulan awal. Karena pada dasarnya penarikan kesimpulan sementara dilakukan sejak awal pengumpulan data. Data yang telah diverifikasi, akan dijadikan landasan dalam melakukan penerikan kesimpulan.

Pada penelitian ini peneliti melakukan penarikan kesimpulan terhadap data-data yang telah diperoleh dari lapangan, selain itu data tersebut didukung dengan bukti-bukti yang sesuai dan konsisten. Pada tahap ini peneliti melakukan kesimpulan terhadap data yang sudah ada untuk diuraikan dengan tepat dan jelas.

22 Ibid., hal. 252


(2)

G. Pengecekan Keabsahan Temuan

Dalam upaya mendapat data yang valid, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Memperpanjang Waktu Kehadiran

Sebagaimana sudah dikemukakan, peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri. Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan data. Keikutsertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat, tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada latar penelitian. Perpanjangan keikutsertaan berati peneliti tinggal di lapangan sampai kejenuhan pengumpulan data

tercapai.23 Keikutsertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan

data. Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan

peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.

Posisi peneliti sebagai instrumen utama dalam proses pengumpulan data, menuntut peran serta untuk terjun langsung di Madrasah Tsanawiyah Aswaja Tunggangri Kalidawir sesuai dengan alokasi yang ditentukan oleh pihak sekolah. Kehadiran peneliti di lapangan sekaligus melakukan pengecekan validitas data dan menghindari subyektifitas peneliti dan informan baik yang disengaja seperti berbohong, menipu maupun yang tidak disengaja seperti karena ingin menyenangkan peneliti atau tidak semangat menanggapi penelitian.


(3)

Dalam alokasi waktu yang telah diberikan pada peneliti, peneliti memperpanjang waktu dari alokasi waktu yang telah diberikan. Hal ini peneliti lakukan untuk mencari kelengkapan data-data yang terkait dengan jumlah siswa Madrasah Tsanawiyah Aswaja Tunggangri Kalidawir, letak geografis, lokasi penelitian, struktur kepengurusan, melakukan wawancara dan observasi di lokasi penelitian.

2. Ketekunan atau Keajegan Pengamatan

Keajegan pengamatan berarti mencari secara konsisten interpretasi dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis yang konstan dan tentatif. Mencari suatu usaha membatasi berbagai pengaruh, mencari apa yang dapat diperhitungkan dan apa yang tidak dapat. Ketekunan pengamatan bermaksud menemukan ciri-ciri dn unsur-unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang sedang dicari dn

kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.24 Kemudian

menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh faktor yang sudah dipahmi dengan cara yang biasa.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.

24 Ibid., hal. 329


(4)

Menurut Denzin yang dikutip oleh Lexy J. Moeloeng membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memenfaatkan

penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.25

Untuk mengecek keabsahan data pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik triangulasi sumber dan teknik triangulasi metode. Penerapan dari triangulasi sumber dalam penelitian ini adalah peneliti dapat menarik kesimpulan yang mantab tidak hanya dari satu cara pandang sehingga data yang diperoleh bisa diterima kebenarannya. Pertimbangan peneliti memilih triangulasi sumber karena peneliti menganggap bahwa sudut pandang seseorang akan berbeda dengan sudut pandang orang lain.

Selain itu, peneliti juga menggunakan triangulasi metode yaitu dengan membandingkan data hasil pengamatan atau observasi dengan data hasil wawancara serta data dokumentasi yang berkaitan. Dengan demikian, bila mana dibandingkan data yang sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda. Dasar peneliti memilih triangulasi metode karena peneliti ingin membandingkan suatu data yang telah diperoleh dari beberapa metode yang peneliti lakukan dalam penelitian.

4. Pengecekan Sejawat

Pembahasan sejawat yang peneliti maksud di sini adalah diskusi yang peneliti lakukan dengan beberapa orang baik itu teman sejawat yang sedang melakukan penelitian, maupun kepada orang yang berkompeten dengan masalah yang diteliti. Usaha ini juga bisa dikatakan sebagai cara

25 Ibid., hal. 330


(5)

untuk mengecek persamaan dan perbedaan pandangan antara peneliti dan rekan melalui diskusi dan tanya jawab agar objektivitas peneliti dalam menghadapi data bisa diperkuat.

Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan

sejawat.26 Pembahasan sejawat tersebut akan menghasilkan masukan

dalam bentuk kritik, saran, arahan, dan lain-lain sebagai bahan pertimbangan berharga bagi proses pengumpulan data selanjutnya dan analisis data sementara serta analisis data akhir.

H. Tahap-tahap Penelitian

Tahap-tahap yang peneliti lakukan dalam melaksanakan penelitian

tentang Strategi Guru Al-Qur’an Hadits dalam Meningkatkan Kemampuan

Membaca Al-Qur’an Siswa di MTs Aswaja Tunggangri Kalidawir ini terdiri

dari beberapa tahap seperti yang dikatakan oleh Moleong dalam Ahmad Tanzeh, bahwa tahapan penelitian ini terdiri dari; tahap pra lapangan, tahap

pekerjaan lapangan, tahap analisis data, dan tahap pelaporan hasil penelitian.27

1. Tahap pra lapangan

Pada tahap ini penulis melakukan berbagai macam pesrsiapan sebelum terjun ke dalam kegiatan penelitian di antaranya yaitu mengurus perijinan, yang merupakan salah satu hal yang tidak dapat dijabarkan begitu saja karena hal ini melibatkan manusia ke latar penelitian. Kegiatan

26 Ibid., hal. 332


(6)

pra lapangan lainnya yang harus diperhatikan ialah latar penelitian itu sendiri perlu dijajaki dan dinilai guru melihat sekaligus mengenal unsur-unsur dan keadaan alam pada latar penelitian.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian dari lokasi penelitian. Dalam proses pengumpulan data ini penulis menggunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.

3. Tahap analisis data

Pada tahap ini penulis menyusun semua data yang telah terkumpul secara sistematis dan terperinci. Sehingga data tersebut mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepadaorang lain secara jelas.

4. Tahap pelaporan

Tahap ini merupakan tahap terakhir dari setiap penelitian yang penulis lakukan. Tahap ini dilakukan dengan membuat laporan tertulis dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Laporan ini akan ditulis dalam bentuk skripsi.


Dokumen yang terkait

STRATEGI GURU AL-QUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI MTs ASWAJA TUNGGANGRI KALIDAWIR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

1 1 18

STRATEGI GURU AL-QUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI MTs ASWAJA TUNGGANGRI KALIDAWIR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 20

STRATEGI GURU AL-QUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI MTs ASWAJA TUNGGANGRI KALIDAWIR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

7 37 55

STRATEGI GURU AL-QUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI MTs ASWAJA TUNGGANGRI KALIDAWIR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 6 33

STRATEGI GURU AL-QUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI MTs ASWAJA TUNGGANGRI KALIDAWIR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 23

STRATEGI GURU AL-QUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI MTs ASWAJA TUNGGANGRI KALIDAWIR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

STRATEGI GURU AL-QUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN SISWA DI MTs ASWAJA TUNGGANGRI KALIDAWIR - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 4

STRATEGI GURU ALQUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN SISWA DI MTS AL HUDA BANDUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

STRATEGI GURU ALQUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN SISWA DI MTS AL HUDA BANDUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

STRATEGI GURU ALQUR’AN HADITS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL QUR’AN SISWA DI MTS AL HUDA BANDUNG Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 5