KEBIJAKAN KEMDIKBUD UNTUK KALANGAN GURU 2016
KEBIJAKAN KEMDIKBUD UNTUK KALANGAN GURU 2016
Menurut dia, semestinya tidak hanya mengajar yang masuk hitungan untuk mencapai syarat
minimal 24 jam dalam sepekan, tetapi juga kegiatan lain di sekolah yang dilakukan guru dan
berkaitan dengan peserta didik.
Dia menjelaskan, tugas guru di sekolah tidak hanya mengajar di kelas, tetapi ada pula kegiatan
lain yang tidak kalah pentingnya, seperti mengoreksi hasil ujian siswa, kegiatan administrasi,
melatih kegiatan pramuka dan lain-lain. Bahkan, lanjut dia, tidak jarang berbagai kegiatan di luar
mengajar itu menyita banyak waktu, bahkan terpaksa harus dibawa ke rumah.
”Misalnya mengoreksi hasil ujian siswa. Kalau kegiatan itu dilakukan di sekolah, seringkali tidak
ada waktu. Akibatnya terpaksa dilakukan di rumah,” ungkapnya. Dia menambahkan, bila kegiatan
seperti itu masuk dalam hitungan jam mengajar, maka mudah bagi guru untuk memenuhi syarat
24 jam mengajar.
Mereka tidak perlu lagi harus mengajar di sekolah lain hanya sekedar untuk memenuhi persyaratan
tersebut. Takdir menilai, sebenarnya aturan minimal 24 jam tersebut tidak adil bagi para guru yang
mengajar mata pelajaran dengan jumlah jam pelajaran sedikit. ”Selama ini ada mata pelajaran yang
jumlah jam pelajarannya hanya dua jam.
Bagi guru yang mengajar mata pelajaran itu, tentu mereka akan kesulitan untuk memenuhi syarat
minimal tersebut,” terang dia. Oleh karena itu, kata dia, kalangan guru menyambut positif
kebijakan yang diambil Kemendikbud yang akan merevisi aturan mengajar minimal 24 jam dalam
sepekan.
Apalagi sebenarnya para guru juga telah memenuhi tugas kerja sebagai PNS selama 37,5 jam
dalam sepekan. ”Itu kebijakan yang bagus, apalagi tujuan akhirnya sama, yakni adanya
peningkatan kualitas pendidikan. Jadi kebijakan yang diambil semestinya tidak semata-mata hanya
mengejar syarat minimal mengajar 24 jam, tetapi juga kualitas,” ujar dia.
Terpisah Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas, Warmanto,
menilai ketentuan syarat minimal mengajar 24 jam dalam sepekan perlu diubah, tetapi dihitung
berdasarkan jumlah siswa yang dididik. Ketentuan ini, justru akan lebih adil, sebab tidak ada lagi
guru yang diuntungkan maupun dirugikan,” tandasnya.
Menurut dia, semestinya tidak hanya mengajar yang masuk hitungan untuk mencapai syarat
minimal 24 jam dalam sepekan, tetapi juga kegiatan lain di sekolah yang dilakukan guru dan
berkaitan dengan peserta didik.
Dia menjelaskan, tugas guru di sekolah tidak hanya mengajar di kelas, tetapi ada pula kegiatan
lain yang tidak kalah pentingnya, seperti mengoreksi hasil ujian siswa, kegiatan administrasi,
melatih kegiatan pramuka dan lain-lain. Bahkan, lanjut dia, tidak jarang berbagai kegiatan di luar
mengajar itu menyita banyak waktu, bahkan terpaksa harus dibawa ke rumah.
”Misalnya mengoreksi hasil ujian siswa. Kalau kegiatan itu dilakukan di sekolah, seringkali tidak
ada waktu. Akibatnya terpaksa dilakukan di rumah,” ungkapnya. Dia menambahkan, bila kegiatan
seperti itu masuk dalam hitungan jam mengajar, maka mudah bagi guru untuk memenuhi syarat
24 jam mengajar.
Mereka tidak perlu lagi harus mengajar di sekolah lain hanya sekedar untuk memenuhi persyaratan
tersebut. Takdir menilai, sebenarnya aturan minimal 24 jam tersebut tidak adil bagi para guru yang
mengajar mata pelajaran dengan jumlah jam pelajaran sedikit. ”Selama ini ada mata pelajaran yang
jumlah jam pelajarannya hanya dua jam.
Bagi guru yang mengajar mata pelajaran itu, tentu mereka akan kesulitan untuk memenuhi syarat
minimal tersebut,” terang dia. Oleh karena itu, kata dia, kalangan guru menyambut positif
kebijakan yang diambil Kemendikbud yang akan merevisi aturan mengajar minimal 24 jam dalam
sepekan.
Apalagi sebenarnya para guru juga telah memenuhi tugas kerja sebagai PNS selama 37,5 jam
dalam sepekan. ”Itu kebijakan yang bagus, apalagi tujuan akhirnya sama, yakni adanya
peningkatan kualitas pendidikan. Jadi kebijakan yang diambil semestinya tidak semata-mata hanya
mengejar syarat minimal mengajar 24 jam, tetapi juga kualitas,” ujar dia.
Terpisah Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banyumas, Warmanto,
menilai ketentuan syarat minimal mengajar 24 jam dalam sepekan perlu diubah, tetapi dihitung
berdasarkan jumlah siswa yang dididik. Ketentuan ini, justru akan lebih adil, sebab tidak ada lagi
guru yang diuntungkan maupun dirugikan,” tandasnya.