142305 MQFM 2009 08 Editorial 28 Agustus 2009
Editorial MQ 92,3 FM Jogjakarta
Edisi Jum'at, 28 Agustus 2009
Fatwa Haram Mengemis
Sahabat MQ/ dari tahun ke tahun hingga memasuki bulan Ramadhan tahun ini/
keberadaan pengemis semakin menjamur// Pemandangan yang juga membuat miris
hati tersebut/ kini telah menjadi bagian dari perempatan lampu merah di kota-kota
besar/ tidak terkecuali Daerah Istimewa Yogyakarta// Sudah mejadi kelaziman/ setiap
ada lampu merah baru yang dibuka/ maka akan ada kelompok pengemis baru yang
akan menghuninya// Entah dari mana mereka berasal/ karena sepertinya memang
bukan masyarakat setempat// Bahkan bukan hanya di lapu merah atau pinggir jalan/
para pengemis juga menjadikan Masjid sebagai ladang untuk mengumpulkan puingpuing belas kasihan orang lain//
Sahabat MQ/ semakin maraknya keberadaan pengemis ini/ membuat keluarnya sebuah
peringatan bagi para pengemis/ berupa fatwa oleh Majelis Ulama Indonesia Sumenep/
Madura/ Jawa Timur// Agaknya perkembangan pengemis disana/ juga tidak jauh
berbeda dengan kota-kota lainnya// Tindakan meminta-minta tersebut/ dinilai sebagai
hal yang dilarang agama/ karena dapat merendahkan pribadi seseorang// Bak gayung
bersambut/ MUI Sumenep tidak sendiri// Pasalnya/ pasca penerbitan fatwa tersebut/
MUI Pusat juga mendukung fatwa tersebut// Dalam Islam disebutkan/ tangan yang
diatas lebih baik dari tangan yang di bawah// Hal ini berarti/ Islam tidak menyukai
orang yang meminta-minta// Bahkan sebelum fatwa ini dikeluarkan/ beberapa
pemerintah daerah sebenarnya telah mengeluarkan peraturan terkait tidak
dibolehkannya mengemis/ ataupun memberi uang pada pengemis// Tidak tanggungtanggung/ dijakarta/ memberi uang kepada pengemis/ pengasong atau pengemen
dipinggir jalan/ diancam hukuman kurungan maksimal 60 hari/ atau denda maksimal
hingga 2 juta rupiah//
Nah sahabat MQ/ apalah artinya fatwa haram dari MUI dan peraturan dari pemerintah
daerah/ jika masyarakatnya termasuk kita/ masih saja memberi pengemis yang ada
dipinggir jalan// Mungkin kita berpendapat/ itu adalah bentuk kepedulian kita terhadap
mereka yang kurang mampu// Tapi peduli/ bukan berarti harus memberi dipinggir
jalan// Kita dapat menyalurkan kepedulian kita/ melalui jalan lain atau lembaga yang
lebih jelas// Pasalnya/ salah satu penyebab semakin banyaknya pengemis di indonesia/
adalah karena banyak warga yang mau memberi mereka uang/ dengan memamerkan
wajah memelas mereka// Padahal/ tidak semua pengemis yang meminta-minta itu/
pantas untuk diberi// Kalaupun kita masih ingin untuk memberi dan berbagi/ harusnya
kita lebih selektif lagi dalam memberi//
Sahabat MQ/ tak dapat kita bayangkan seperti apa jadinya/ jika pertumbuhan jumlah
pengemis tidak segera dihentikan// Karena banyaknya uang yang didapatkan
pengemis/ akan memicu keinginan orang lain untuk ikut menggeluti profesi sebagai
pengemis// Oleh karena itu sahabat MQ/ jangan kita biarkan saudara-saudara kita
terus terjerumus dalam jurang kemalasan// Masyarakat/ Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Pusat/ harus kompak untuk menyelamatkan mental bangsa/ dari mental
pengemis// Pemerintah/ selain harus mengeluarkan peraturan/ juga harus meyediakan
jalan keluar agar mereka dapat meninggalkan profesi itu// Kemudian para tokoh
masyarakat dan ulama/ bertugas untuk memberi sentuhan ruhani/ agar mereka
menyadari bahwa tindakan yang mereka lakukan itu/ tidak seharusnya dilakukan// Dan
terakhir masyarakat/ harus mulai berhenti memberikan uang kepada pengemis yang
seharusnya tidak menjadi pengemis// Jika semua dalam memposisikan diri dan
tugasnya masing-masing/ Insya Allah...... pengemis tidak lagi menjadi pilihan untuk
bertahan hidup/// Wallahu'alam bissowwab
Edisi Jum'at, 28 Agustus 2009
Fatwa Haram Mengemis
Sahabat MQ/ dari tahun ke tahun hingga memasuki bulan Ramadhan tahun ini/
keberadaan pengemis semakin menjamur// Pemandangan yang juga membuat miris
hati tersebut/ kini telah menjadi bagian dari perempatan lampu merah di kota-kota
besar/ tidak terkecuali Daerah Istimewa Yogyakarta// Sudah mejadi kelaziman/ setiap
ada lampu merah baru yang dibuka/ maka akan ada kelompok pengemis baru yang
akan menghuninya// Entah dari mana mereka berasal/ karena sepertinya memang
bukan masyarakat setempat// Bahkan bukan hanya di lapu merah atau pinggir jalan/
para pengemis juga menjadikan Masjid sebagai ladang untuk mengumpulkan puingpuing belas kasihan orang lain//
Sahabat MQ/ semakin maraknya keberadaan pengemis ini/ membuat keluarnya sebuah
peringatan bagi para pengemis/ berupa fatwa oleh Majelis Ulama Indonesia Sumenep/
Madura/ Jawa Timur// Agaknya perkembangan pengemis disana/ juga tidak jauh
berbeda dengan kota-kota lainnya// Tindakan meminta-minta tersebut/ dinilai sebagai
hal yang dilarang agama/ karena dapat merendahkan pribadi seseorang// Bak gayung
bersambut/ MUI Sumenep tidak sendiri// Pasalnya/ pasca penerbitan fatwa tersebut/
MUI Pusat juga mendukung fatwa tersebut// Dalam Islam disebutkan/ tangan yang
diatas lebih baik dari tangan yang di bawah// Hal ini berarti/ Islam tidak menyukai
orang yang meminta-minta// Bahkan sebelum fatwa ini dikeluarkan/ beberapa
pemerintah daerah sebenarnya telah mengeluarkan peraturan terkait tidak
dibolehkannya mengemis/ ataupun memberi uang pada pengemis// Tidak tanggungtanggung/ dijakarta/ memberi uang kepada pengemis/ pengasong atau pengemen
dipinggir jalan/ diancam hukuman kurungan maksimal 60 hari/ atau denda maksimal
hingga 2 juta rupiah//
Nah sahabat MQ/ apalah artinya fatwa haram dari MUI dan peraturan dari pemerintah
daerah/ jika masyarakatnya termasuk kita/ masih saja memberi pengemis yang ada
dipinggir jalan// Mungkin kita berpendapat/ itu adalah bentuk kepedulian kita terhadap
mereka yang kurang mampu// Tapi peduli/ bukan berarti harus memberi dipinggir
jalan// Kita dapat menyalurkan kepedulian kita/ melalui jalan lain atau lembaga yang
lebih jelas// Pasalnya/ salah satu penyebab semakin banyaknya pengemis di indonesia/
adalah karena banyak warga yang mau memberi mereka uang/ dengan memamerkan
wajah memelas mereka// Padahal/ tidak semua pengemis yang meminta-minta itu/
pantas untuk diberi// Kalaupun kita masih ingin untuk memberi dan berbagi/ harusnya
kita lebih selektif lagi dalam memberi//
Sahabat MQ/ tak dapat kita bayangkan seperti apa jadinya/ jika pertumbuhan jumlah
pengemis tidak segera dihentikan// Karena banyaknya uang yang didapatkan
pengemis/ akan memicu keinginan orang lain untuk ikut menggeluti profesi sebagai
pengemis// Oleh karena itu sahabat MQ/ jangan kita biarkan saudara-saudara kita
terus terjerumus dalam jurang kemalasan// Masyarakat/ Pemerintah Daerah dan
Pemerintah Pusat/ harus kompak untuk menyelamatkan mental bangsa/ dari mental
pengemis// Pemerintah/ selain harus mengeluarkan peraturan/ juga harus meyediakan
jalan keluar agar mereka dapat meninggalkan profesi itu// Kemudian para tokoh
masyarakat dan ulama/ bertugas untuk memberi sentuhan ruhani/ agar mereka
menyadari bahwa tindakan yang mereka lakukan itu/ tidak seharusnya dilakukan// Dan
terakhir masyarakat/ harus mulai berhenti memberikan uang kepada pengemis yang
seharusnya tidak menjadi pengemis// Jika semua dalam memposisikan diri dan
tugasnya masing-masing/ Insya Allah...... pengemis tidak lagi menjadi pilihan untuk
bertahan hidup/// Wallahu'alam bissowwab