B1J010050 8.

I. PENDAHULUAN
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
daya

alam hayati

yang didominasi

pepohonan dalam persekutuan alam

lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan (Arifin, 1994).
Hutan Gunung Slamet sebagai salah satu kawasan hutan hujan tropis Indonesia.
Sebagian dari hutan alamnya juga telah dikonversi menjadi hutan tanaman yakni
hutan pinus (Pinus merkusii) dan hutan dammar (Agatis dammara ). Kedua hutan
tersebut memiliki ciri-ciri antara lain bersifat homogen, ditanami oleh manusia
dengan jarak tertentu satu sama lain, topografi hutan yang tidak mencolok, umur
pohon dan kesuburan tanah (Ruslan, 2009).
Hutan pinus dan hutan damar memiliki struktur yang berbeda (Ruslan, 2009).
Pinus merkusii. memiliki dua macam daun yaitu daun jarum dan daun sisik (

Yanney, 1990). Bentuk daun tersebut menyebabkan pohon pinus memiliki kanopi

yang kurang rapat sehingga,cahaya dapat masuk dan dimanfaatkan oleh vegetasi
herba yang berada dibawahnya. Vegetasi herba yang merupakan tempat hidup dan
sumber makanan bagi serangga lebih beragam bila dibandingkan dengan vegetasi
hutan damar. Pohon damar memiliki Kanopi tebal seperti kerucut dan diameter
bawahnya cenderung lebar. Bentuk daun damar yang demikian menyebabkan kanopi
yang terbentuk rapat sehingga penetrasi cahaya yang didapat pada vegetasi
dibawahnya kurang. Faktor vegetasi dapat mempengaruhi penyediaan habitat bagi
serangga tanah.
Hutan pinus yang berada dikawasan hutan produksi yang letaknya di Serang
diperuntukan untuk pemanfaatan getah secar optimal. Produksi getah makin menurun
dengan makin tuanya tegakan, hal ini sesuai dengan berkurangnya jumlah pohon
perhektar sebagai akibat dilakukannya tebang penjarangan

dalam rangka

pemeliharaan hutan agar tetap terjaga kwalitas dan kuantitas produksi (Srijono,

bio.unsoed.ac.id

1977). Namun, dengan adanya penjarangan dalam system konversi hutan hal ini

akan menyebabkan terjadinya perubahan kondisi iklim mikro yang pada ahirnya
akan mengakibatkan berkurangnya keanekaragaman flora dan fauna pada hutan.
Hutan damar jika dilihat dari segi umur tegakannya merupakan suatu tegakan
yang sudah cukup tua yang mulai ditanami pada tahun 1972 hingga kini tahun 2015
yang dibiarkan tumbuh secara alami, sehingga kondisi lantai tegakan hutan memiliki
vegetasi yang lebih banyak dibandingkan dengan hutan pinus. Permasalahan yang
3

ada di hutan pegunungan juga tidak lepas dari penebangan liar oleh masyarakat
sekitar hutan. Hal ini akan menyebabkan kondisi dibawah tegakan hutan menjadi
tidak setabil. Kawasan hutan dammar dan pinus terjadi beberapa masalah yaitu
perambahan liar, pencurian kayu dan hasil hutan, pemburuan satwa liar (musang,
bajing dan burung) serta terhambatnya pertumbuhan pohon Pinus karena pengaruh
iklim dan hidrologi tanah yang kurang teratur (Perdana, 2006). Serangga berfungsi
penting sebagai penyangga keanekaragaman dalam ekosistem hutan. Salah satu
kelompok Coleoptera yang berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan
suatu ekosistem adalah kumbang tinja dari familia Scarabaeidae.
Aktivitas kumbang tinja yang dilakukan di sekitar kotoran hewan, sangat
membantu menyebarkan


dan

menguraikan kotoran

hewan sehingga

tidak

menumpuk di suatu tempat. Secara umum berpengaruh terhadap tumbuhan
sekitarnya. Selain itu dapat memperbaiki kesuburan dan aerasi tanah, serta
meningkatkan laju siklus nutrisi (Andresen, 2001 dalam Shahabuddin et al., 2005)
Dengan demikian, keberadaan kumbang tinja dapat dijadikan bioindikator kondisi
lantai tegakan hutan tersebut. Kumbang tinja (Scarabaeidae) sebagai salah satu
kelompok serangga yang hidup pada habitat hutan memperlihatkan respon yang khas
terhadap perubahan kondisi lingkungan akibat tindakan konversi hutan, karena
struktur komunitas dan distribusinya sangat dipengaruhi oleh tingkat penutupan
vegetasi dan struktur hutan (Davis & Sutton, 1998) serta kondisi iklim mikro pada
suatu habitat (Errouissi et al., 2004).
Proses pembalakan dan konversi hutan produksi di lereng timur gunung
Slamet sampai saat ini berlangsung terus menerus sehingga tingkat keragaman dan

kelimpahan kumbang tinja familia Scarabaeidae selalu berubah-ubah dari waktu
kewaktu. Fasihah (2005) menemukan sebanyak 225 individu kumbang tanah familia
Scarabaeidae pada lereng selatan Gunung Slamet yang terdiri atas 3 genus yaitu
Phacosoma, Onthophagus dan Apogonia dengan 14 spesies.Penelitian sebelumya

bio.unsoed.ac.id

(Hanski & Krikken, 1991) menemukan 50 jenis kumbang tinja dan kumbang bangkai
di Taman Nasional Dumoga-Bone, Sulawesi Utara. Dari 50 jenis kumbang tersebut
39 jenis termasuk dalam familia Scarabaeidae. Berdasarkan ketinggian, Kahono dan
Setiadi (2007) menemukan 28 Jenis kumbang tinja di hutan tropis basah pegunungan
Taman Nasional Pangrango Jawa Bara. Taman Nasional Gunung Halimun, Jawa
Barat berhasil dikoleksi sekitar 50 jenis kumbang tinja dari Subfamilia Scarabinae
(Noerdjito, 2003). Sahabudin et al., (2007) melaporkan paling tidak terdapat 18 jenis
4

kumbang tinja di dataran tinggi (1100-1200 m dpl) Taman Nasional Lore Lindu,
Sulawesi Tengah.
Kumbang tinja dan tumbuhan bawah yang hidup di bawah suatu tegakan
saling berinteraksi dan mempunyai peran penting dalam perubahan yang terjadi di

dalam tanah. Tumbuhan bawah bagi kumbang tinja berfungsi sebagai tempat
berlindung, bersarang, mencari makan dan sumber air. Kumbang tinja bagi tumbuhan
mempunyai aktifitas yang bervariasi mulai dari peluruhan sisa tumbuhan oleh insekta
sampai dekomposisi total sisa tumbuhan oleh organisme tanah. Dalam meningkatkan
hasil hutan, terutama hutan tanaman pinus dan damar salah satu masalah yang perlu
diperhatikan adalah tingkat kesuburan tanah dibawah suatu tegakan hutan. Sejauh
penulis ketahui, belum ada penelitian tentang serangga tanah khususnya kumbang
tinja diberbagai jenis hutan khususnya pada lereng timur Gunung Slamet pada hutan
damar dan pinus.
Berdasarkan asumsi-asumsi diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Bagaimana tingkat keragaman dan kelimpahan

kumbang tinja di lahan

bawah tegakan hutandamar dan hutan pinus.
2. Adakah dominansi pada tingkat spesies kumbang tinja di lahan bawah
tegakan hutan damar dan hutan pinus.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui keragaman dan
kelimpahan serta dominansi kumbang tinja pada lahan bawah tegakan hutan damar

dan hutan pinus.

bio.unsoed.ac.id

5