ANALISIS IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN KRISTEN PADA CV SAXON INDOTAMA | Setiawan | Agora 3657 6914 1 SM

231
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015)

ANALISIS IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN KRISTEN PADA CV SAXON
INDOTAMA
Deddy Setiawan dan Dhyah Harjanti
Program Manajemen Bisnis, Program Studi Manajemen, Universitas Kristen Petra
Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya
E-mail: [email protected] ; [email protected]
Abstrak-Kepemimpinan Kristen adalah kepemimpinan
yang mencapai tujuan organisasi dengan berlandaskan kasih dan
pelayanan sesuai ajaran Yesus Kristus. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui dan memahami implementasi kepemimpinan
Kristen di CV Saxon Indotama berdasarkan prinsip dan
karakteristik kepemimpinan Kristen. Penelitian ini bersifat
kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode
wawancara dan observasi. Setelah mendapatkan data maka akan
dilakukan uji keabsahan data dengan metode triangulasi sumber.
Data-data yang dikumpulkan dan dianalisis menghasilkan suatu
kesimpulan bahwa pimpinan CV Saxon Indotama menerapkan

kepemimpinan Kristen dalam menjalankan perusahaan. Hal
tersebut dapat dilihat dari prinsip dan karakter kepemimpinan
yang diterapkan pimpinan CV Saxon sesuai dengan prinsip dan
karakter kepemimpinan Kristen.
Kata Kunci - Kepemimpinan Kristen,
kepemimpinan Kristen, karakter kepemimpinan Kristen

prinsip

I. PENDAHULUAN
Suatu perusahaan dapat dikatakan sukses apabila telah
mencapai visi dan misi perusahaan. Untuk mencapai visi dan
misi tersebut dibutuhkan satu elemen yang sangat penting
dalam sistem manajemen perusahaan yaitu kepemimpinan dari
seorang pemimpin. Peran pemimpin menjadi sangat penting
karena seorang pemimpin tidak hanya sekedar membimbing
dan mengarahkan pengikutnya, namun hal yang terpenting
adalah bagaimana pemimpin mampu memberikan visi dan misi
atau arah yang jelas tentang kemana organisasi akan dibawa.
Pemimpin adalah orang yang mengarahkan para pengikutnya

untuk mencapai visi dan misi yang dimiliki perusahaan, selain
itu seorang pemimpin juga dapat dikatakan sebagai seseorang
yang melakukan perubahan dengan cara menyelaraskan orangorang dengan sumber daya, dan mengatur orang-orang maupun
sistem-sistem untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut
(Nelson, 2007).
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan suatu
kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan secara struktural
maupun fungsional. Kebanyakan orang mendefinisikan
kepemimpinan sebagai kemampuan untuk meraih suatu posisi,
dan bukan sebagai kemampuan untuk mendapatkan pengikut.
Oleh karena itu mereka berusaha mengejar suatu posisi atau
pangkat dan begitu mereka mendapatkannya, mereka akan
menyatakan dirinya sebagai pemimpin. Tentunya pemikiran
seperti ini akan berpotensi besar menyebabkan kehancuran
pada suatu organisasi dikarenakan mereka hanya akan
berusaha untuk menduduki posisi atau pangkat tertentu tanpa
memikirkan pengikutnya. Definisi kepemimpinan yang tepat

adalah suatu proses sosial dimana seseorang mempengaruhi
individu-individu sehingga mereka dapat mengatur dan

membantu individu-individu itu mencapai apa yang tidak dapat
dicapai (Nelson, 2007). Menurut Northouse (2012),
kepemimpinan adalah proses dimana seorang individu
mepengaruhi kelompok individu untuk mencapai tujuan
umum. Kepemimpinan dapat dilihat dari berbagai sudut
pandang yang berbeda, salah satunya adalah kepemimpinan
dari sudut pandang Kristiani yang disebut kepemimpinan
Kristen.
Kepemimpinan
Kristen
merupakan
model
kepemimpinan yang dijalankan oleh Yesus dan model
kepemimpinan ini dapat digunakan oleh suatu perusahaan
untuk mencapai tujuannya. Sebuah perusahaan yang sukses
dengan menerapkan kepemimpinan Kristen tidak lepas dengan
prinsip-prinsip Alkitabiah. Kepemimpinan Kristen memberi
gambaran tentang kepemimpinan yang beriman kepada Tuhan
dan memperdulikan orang lain.
Dalam Business Insider (2012), terdapat beberapa

contoh perusahaan yang menerapkan kepemimpinan Kristen,
yaitu Tyson Foods. Perusahaan Tyson Foods didirikan oleh
John Tyson. Beliau mengatakan bahwa perusahaan memiliki
nilai-nilai yang menghormati Allah dan ramah iman. Salah satu
programnya adalah mempekerjakan 120 orang pendeta untuk
memberikan pelayanan kepada para karyawannya yang disebut
dengan pelayanan pastoral penuh kasih. Contoh yang kedua
adalah Marriot Hotel yang didirikan oleh Willard Marriot.
Selain sebagai pendiri Marriot Hotel, beliau juga menjabat
sebagai pimpinan gereja. Kepemimpinan Kristen yang
dilakukan adalah menempatkan Alkitab di setiap kamar
hotelnya dan tidak menayangkan channel televisi yang
mengandung unsur pornografi di setiap kamar hotelnya di
seluruh dunia.
CV Saxon Indotama merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak di bidang manufaktur shuttlecock badminton,
yang berlokasi di Malang, Jawa Timur. Perusahaan ini
didirikan pada tahun 1958 oleh Oetama Hanindjaja. Beliau
merupakan penganut iman Katolik. Namun saat ini CV Saxon
Indotama dijalankan oleh Tjahjohardono Oetama yang tidak

lain adalah putra dari Oetama Hanindjaja. Kepemimpinan
Oetama Hanindjaja dan Tjahjohardono Oetama memiliki
beberapa perbedaan, akan tetapi gaya kepemimpinan yang
mereka terapkan untuk memimpin perusahaan memiliki
kesamaan yaitu menerapkan nilai-nilai Kristiani dalam
perusahaan. Kegiatan Kristiani yang terdapat pada CV Saxon
Indotama adalah setiap pagi sebelum kegiatan operasional
perusahaan dimulai semua karyawan dikumpulkan untuk
melakukan doa yang dipimpin secara Kristiani. Selain itu

232
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015)
setiap hari Rabu, CV Saxon Indotama mengadakan
persekutuan yang diikuti oleh karyawan beragama Kristen,
akan tetapi tidak menutup kemungkinan persekutuan tersebut
diikuti oleh karyawan yang tidak beragama Kristen.
Topik kepemimpinan Kristen sangat menarik untuk
diteliti karena perusahaan yang menerapkan kepemimpinan
Kristen dapat memberikan contoh pada karyawannya
mengenai karakter Tuhan Yesus, secara tidak langsung

pemimpin dapat menjadi berkat bagi karyawan, hal ini sesuai
dengan perintah Tuhan yang tertuang pada kitab Kejadian 12:2
yaitu “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar,
dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan
engkau akan menjadi berkat”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan memahami implementasi kepemimpinan
Kristen di CV Saxon Indotama berdasarkan prinsip dan karater
kepemipinan Kristen.
Menurut Wiyono (2013) Kepemimpinan Kristen
merupakan kepemimpinan yang menekankan kasih sesuai
ajaran Yesus Kristus untuk mencapai tujuan. Kepemimpinan
Kristen memiliki beberapa perbedaan dengan kepemimpinan
pada umumnya. Menurut Wiyono (2013), yang membedakan
kepemimpinan Kristiani dan kepemimpian pada umumnya
adalah penekanan pada proses untuk mencapai tujuan yakni
pelayanan kepada sesama berdasar kasih sesuai ajaran Yesus
Kristus. Menurut Malphrus (2003), terdapat delapan
keistimewaan dari kepemimpinan Kristen:
1. Pemimpin Kristen adalah seorang Kristen
Keistimewaan dari kepemimpinan Kristen yang

pertama, yaitu pemimpin Kristen adalah seorang Kristen.
Untuk menjadi seorang pemimpin Kristen, orang itu haruslah
seorang Kristen. Seorang Kristen adalah orang yang telah
menerima Kristus sebagai juruselamatnya.
2. Pemimpin Kristen adalah pengikut Kristus yang
berkomitmen
Keistimewaan dari kepemimpinan Kristen yang kedua
adalah seorang pemimpin Kristen merupakan pengikut Kristus
yang berkomitmen. Menjadi seorang Kristen tidaklah cukup,
karena tidak semua orang Kristen adalah pemimpin, pemimpin
Kristen harus mengambil langkah lain. Setelah mereka
beriman dalam Kristus, mereka harus menempatkan diri
mereka di bawah Ketuhanan Kristus.
3. Sumber kebenaran dari pemimpin Kristen adalah wahyu
Ilahi
Keistimewaan dari kepemimpinan Kristen yang ketiga
adalah sumber kebenaran dari pemimpin Kristen adalah wahyu
Ilahi. Allah, yang kaya akan kemurahan dan anugerah, telah
memilih untuk menyatakan diri-Nya kepada manusia. Wahyu
Ilahi dibagi menjadi dua jenis, yaitu wahyu khusus/ special

revelation dan wahyu umum/ general revelation
4. Pemimpin Kristen menekankan pada karakter Ilahi
Keistimewaan dari kepemimpinan Kristen yang
keempat adalah pemimpin Kristen menekankan pada karakter
Ilahi. Karakter Ilahi meliputi kualitas-kualitas yang
diidentifikasi oleh Kitab Suci dengan Ketuhanan dan ketetapan
Tuhan. Karakter Ilahi adalah bahan yang penting untuk orang
Kristen memimpin orang lain.
5. Pemimpin Kristen memahami pentingnya maksud Atau
motif

Keistimewaan kepeimpinan Kristen yang kelima
adalah Pemimpin Kristen memahami pentingnya maksud atau
motif. Karakter pemimpin berhubungan dengan apa yang dia
lakukan atau tingkah lakunya. Motif atau maksud menjelaskan
mengapa pemimpin bertingkah laku dalam cara tertentu atau
melakukan apa yang dia lakukan.
6. Pemimpin Kristen melayani melalui kekuatan Roh Kudus
Keistimewaan dari kepemimpinan Kristen yang keenam
adalah pemimpin Kristen melayani melalui kekuatan Roh

Kudus. Ketika orang Kristen menerima Kristus sebagai
Juruselamat, Roh Kudus tinggal di dalam mereka dan mereka
mempunyai kekuatan Roh untuk memimpin pada kehidupan
yang melayani dan memuliakan Allah.
7. Pemimpin Kristen mempraktekkan kepemimpinan berhati
hamba yang Ilahi
Keistimewaan dari pemimpin Kristen yang ketujuh
adalah pemimpin Kristen mempraktekkan kepemimpinan
berhati hamba yang Ilahi. Pelayanan adalah esensi dari
kepemimpinan Kristen, dimana orang lain memperoleh
manfaatnya. Pemimpin berhati hamba harus memperhatikan
kebutuhan dan urusan pengikutnya. Mereka bertanggung
jawab untuk merawat dan memelihara pengikutnya.
8. Pemimpin Kristen mungkin memiliki karunia kepemimpinan
Keistimewaan dari kepemimpinan Kristen yang
kedelapan adalah pemimpin Kristen mungkin memiliki karunia
kepemimpinan. Tidak seperti beberapa keistimewaan lainnya,
hal ini bukanlah suatu keharusan bahwa orang percaya harus
mempunyai karunia kepemimpinan untuk memimpin.
Pemimpin Kristen bisa mempunyai karunia kepemimpinan

yang natural dan spiritual. Pemimpin-pemimpin ini akan
mempunyai keunggulan yang lebih besar dibandingkan
pemimpin yang tidak memiliki karunia.
Menurut Adair (2001), terdapat empat prinsip
kepemimpinan Kristen, yaitu:
a. The Ability to Communicate
Yesus adalah salah satu pemimpin dengan kemampuan
berkomunikasi yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat pada
saat Yesus berkhotbah maupun mengajar. Semua orang yang
mendengarkannya selalu dapat memperhatikan pengajaran
Yesus dengan baik dan mengerti apa yang diajarkan-Nya.
Dalam memimpin suatu organisasi pemimpin Kristen harus
memastikan apakah anggota tim kerjanya bisa mendengarkan
dan mengerti apa yang disampaikan atau dimaksudkan oleh
dirinya, sehingga semua anggota tim dalam melakukan
tugasnya tidak terjadi kesalahpahaman dan terorganisir dengan
baik.
b. Knowledge
Dalam Amsal 1:7 dikatakan “Takut akan Tuhan adalah
permulaan dari pengetahuan”. Kata-kata tersebut menjelaskan

bahwa permulaan segala pengetahuan, pendidikan, pengajaran,
dan kecerdasan adalah takut akan Tuhan. Jadi cara yang baik
untuk memimpin adalah mengembangkan hubungan antara
pengetahuan dengan ketaatan pada Tuhan. Sebagai pemimpin
Kristen pembelajaran dari Alkitab sangatlah penting karena
dengan merefleksikannya pemimpin dapat membuat perintah
dan memimpin dengan bijak.
c. Care of People

233
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015)
Bagi semua Kristiani terutama seorang pemimpin
Kristen, haruslah mempedulikan orang lain, seperti yang telah
tercatat dalam kitab Matius 19:19 “Hormatilah ayahmu dan
ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri”. Pemimpin Kristen harus memperlakukan orang lain
dengan kesopanan, kasih dan seperti dirinya sendiri. Salah satu
hal terpenting yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin
adalah kondisi moral setiap anggota ataupun kelompok. Selain
itu, seorang pemimpin harus memperhatikan tiap anggota yang
terlibat dalam pekerjaan telah ditempatkan pada posisi yang
tepat. Hal ini adalah pekerjaan seorang pemimpin untuk
memilih orang yang terbaik pada posisi yang tepat. Setelah
menempatkan anggotanya pada posisi yang tepat, pemimpin
dapat merancang pelatihan sehingga dapat mengembangkan
potensi anggota tersebut.
d. The Ability to Inspire
Pemimpin Kristen harus dapat menginspirasi
bawahannya seperti yang dilakukan Yesus. Seorang pemimpin
Kristen menginspirasi bawahannya dengan menjadi pribadi
yang positif. Pribadi yang positif dapat dicerminkan dari katakata.
Menurut Adair (2001), terdapat enam karakter
kepemimpinan Kristen, yaitu:
1. Pemimpin Yang Memiliki Keberanian
Keberanian adalah salah satu hal yang penting untuk
mengetahui kualitas pemimpin karena keberanian merupakan
jaminanan untuk semua hal. Orang tidak akan mengikuti
pemimpin yang pengecut (Macarthur, 2009). Sebagai seorang
pemimpin Kristen, keberanian berasal dari kuatnya iman
Kristen yang dimilikinya. Pemimpin Kristen dituntut memiliki
keberanian untuk peduli dan menempatkan kepentingan
organisasi diatas kepentingan pribadi. Pemimpin Kristen
haruslah berani menghadapi permasalahan dengan pandangan
yang positif dan realistis (Adair, 2001).
2. Pemimpin Yang Memiliki Integritas
Pemimpin, terutama pemimpin Kristen, haruslah
dipercayai oleh bawahannya untuk memimpin mereka.
Integritas adalah faktor yang paling penting untuk
mendapatkan kepercayaan. Karakteristik dari seorang
pemimpin menurut Alkitabiah adalah memiliki nilai integritas
seperti disebutkan pada kitab Mazmur 15: 1-2 yang berbunyi “
Mazmur Daud. TUHAN, siapa boleh menumpang di KemahMU dan tinggal di bukit-MU yang suci. Orang yang hidup
tanpa cela dan melakukan yang baik dan dengan jujur
mengatakan yang benar”.
3. Pemimpin Yang Memiliki Kesadaran Akan Perubahan
Pemimpin menggunakan visi untuk menghadapi
perubahan yang terjadi. Pemimpin Kristen menggunakan visi
berlandaskan nilai-nilai Alkitab untuk menuntunnya dan
mengarahkannya mencapai tujuan-tujuan yang akan
memuliakan Tuhan (Adair, 2001).
4. Pemimpin Yang Mengarahkan
Kepemimpinan Kristen adalah kepemimpinan yang
mengarahkan bawahannya dengan cara yang baik, oleh karena
itu kepemimpinan Kristen merupakan fasilitator dan bukan
diktator. Dengan kepemimpinan Kristen organisasi akan
mendapatkan hasil yang luar biasa dari orang-orang biasa,
karena pengikutnya akan melaksanakan tugas tanpa paksaan

dan menikmati apa yang mereka lakukan. Pemimpin Kristen
mengarahkan para pengikut menggunakan pendekatan dengan
hati. Pendekatan ini sangat efektif untuk mengarahkan dan
menjalin hubungan dengan pengikut, karena pendekatan
menggunakan hati tidak akan melukai perasaan orang lain
(Adair, 2001).
5. Pemimpin Yang Memiliki Kecerdasan Emosional
Pemimpin Kristen adalah pemimpin yang tenang dan
terkendali dalam menghadapi kemarahan. Kepemimpin
Kristen bersifat cinta dan kasih sayang (Adair, 2001).
6. Pemimpin Yang Memiliki Toleransi
Prasangka buruk terhadap perbedaan merupakan sifat
dasar yang dimiliki oleh manusia. Pemimpin Kristen harus
menyadari betapa berbahayanya sifat ini, oleh karena itu
seorang pemimpin Kristen dituntut untuk memiliki sifat
toleransi. Pemimpin yang memiliki toleransi adalah pemimpin
yang menghargai orang dari budaya, etnis, ras, atau
kepercayaan yang berbeda (Adair, 2001).
II. METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kualitatif deskriptif. Jenis penelitian kualitatif deskriptif dalam
penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus.
Subjek pada penelitian ini adalah CV Saxon Indotama
yang berlokasi di jalan Jendral Ahmad Yani 71, Malang, Jawa
Timur, Indonesia. Objek penelitian pada penelitian kali ini
adalah implementasi kepemimpinan Kristen pada CV Saxon
Indotama.
Penentuan narasumber pada penelitian kali ini
adalah dengan menggunakan metode purposive sampling.
Metode purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel
data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013).
Narasumber yang dipilih pada penelitian ini adalah
Tjahjohardono Oetomo yaitu, pimpinan dari CV Saxon
Indotama. Adapun narasumber lain yaitu Jenny Suhartiningsih
selaku kepala bagian produksi, Lyla selaku kepala bagian
administrasi, dan Hartono selaku staff bagian administrasi.
Peneliti memilih narasumber tersebut, karena narasumber
dianggap paling mengerti tentang informasi apa yang
diinginkan dan diharapkan atau orang tersebut memiliki
wewenang ataupun kekuasaan sehingga memudahkan dalam
menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
teknik wawancara dan observasi. Dalam penelitian ini metode
yang digunakan adalah metode wawancara semiterstruktur.
Menurut Sugiyono (2013), tujuan wawancara semiterstruktur
adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka,
di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan
ide-idenya.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian kali
ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder.
Sumber data primer yang digunakan adalah hasil wawancara
dengan pimpinan CV Saxon Indotama, kepala bagian
produksi, kepala bagian administrasi, dan staff bagian
administrasi. Sumber data sekunder yang digunakan adalah
dokumen perusahaan CV Saxon Indotama.
Menurut Moleong (2013), teknik Analisis data yang
akan dilakukan dengan:

234
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015)
1. Telaah Data
Menelaah seluruh data yang telah tersedia dari berbagai
sumber. Pada tahap ini seluruh data yang diperoleh dari hasil
wawancara dan observasi dibaca serta dipelajari
2. Reduksi Data
Reduksi data adalah satu upaya untuk membuat
abstraksi. Abstraksi adalah usaha membuat rangkuman inti,
proses, dan pernyataan tetap sesuai dengan tujuan penelitian.
3. Kategorisasi
Kategorisasi berarti penyusunan kategori. Kategori
tidak lain adalah salah satu tumpukan yang disusun atas dasar
pemikran, intuisi pendapat atau kriteria tertentu. Setelah
melakukan wawancara dan observasi akan mulai memberi
kategori pada data-data yang sudah didapat kemudian
disesuaikan dengan pokok penelitian.
4. Pemeriksaan Keabsahan Data
Di dalam suatu penelitian, pemeriksaan keabsahan data
fungsinya untuk memastikan bahwa data-data penelitiannya
benar-benar alamiah. Menguji keabsahan data dengan
menggunakan teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar
data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya. Pemeriksaan
keabsahan data akan dijelaskan lebih lanjut pada bagian 3.9.
5. Penafsiran Data
Penafsiran data dilakukan untuk menjawab rumusan
masalah yang dilakukan dengan deskriptif analitik, yaitu
rancangan dikembangkan dari kategori-kategori yang telah
ditemukan dan mencari hubungan yang disarankan atau yang
muncul dari data.
Dalam penelitian kali ini peneliti menggunakan uji
triangulasi sumber dalam menguji keabsahan data. Menurut
Sugiyono
(2013)
triangulasi
sumber
adalah
membandingkan/memeriksa data yang telah diperoleh melalui
beberapa sumber.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Prinsip Kepemimpinan Kristen
1. The Ability to Communicate
Pimpinan CV Saxon Indotama memiliki kemampuan
komunikasi yang baik, karena para karyawan dapat mengerti
dengan semua informasi yang disampaikan. Berdasarkan hasil
wawancara, narasumber dua, narasumber tiga, dan narasumber
empat mengatakan bahwa setiap informasi yang disampaikan
oleh pimpinan dapat dimengerti dengan baik, karena dalam
penyampaian informasi, pimpinan menjelaskannya dengan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Selain itu
apabila pada saat informasi disampaikan ada karyawan yang
tidak mengerti, karyawan diperkenankan untuk meminta
pimpinan menjelaskan informasi kembali hingga karyawan
mengerti
Kemampuan berkomunikasi yang dimiliki oleh
pimpinan CV Saxon Indotama sudah sesuai dengan prinsip
kepemimpinan Kristen yang diungkapkan oleh Adair (2001),
yang menyatakan bahwa seorang pemimpin Kristen harus
memastikan apakah anggota tim kerjanya bisa mendengar dan
mengerti apa yang dimaksudkan oleh dirinya, sehingga semua

anggota tim dalam melakukan tugasnya tidak terjadi
kesalahpahaman dan terorganisir dengan baik.
2. Knowledge
Pimpinan CV Saxon Indotama menjalankan
perusahaannya dengan menggunakan nilai-nilai yang
diteladani dari Yesus. Nilai-nilai tersebut adalah kejujuran dan
kepedulian. Narasumber dua, narasumber tiga, dan narasumber
empat mengatakan dalam memimpin CV Saxon Indotama,
pimpinan sangat menekankan nilai kejujuran, tanggung jawab,
disiplin, dan kepedulian. Dengan berlandaskan nilai-nilai
tersebut kepemimpinan pimpinan dinilai sudah bijak. Nilai
kejujuran dan kepedulian yang diteladani pimpinan dari Yesus
sudah sesuai dengan prinsip yang diungkapkan oleh Adair
(2001), yang menyatakan bahwa seorang pemimpin Kristen
melakukan pembelajaran dari Alkitab untuk memberikan
perintah dan memimpin. .
3. Care of People
Pimpinan CV Saxon Indotama sangat mempedulikan
kesejahteraan setiap karyawannya. Bentuk kepedulian yang
telah dilakukan oleh pimpinan adalah menggunakan upah
minimum regional sebagai standar gaji karyawan. Selain itu
apabila ada karyawan yang sakit, pimpinan akan membantu
dana pengobatan karyawan tersebut. Narasumber kedua
mengatakan pimpinan juga membantu pendanaan sekolah
putra putri karyawan yang berprestasi di sekolah. Kepedulian
yang dimiliki oleh pimpinan CV Saxon Indotama sudah sesuai
dengan prinsip kepemimpinan Kristen yang diungkapkan oleh
Adair (2001), yang menyatakan bahwa seorang pemimpin
Kristen haruslah mempedulikan orang lain, seperti yang
tercatat dalam kitab Matius 19:19 “Hormatilah ayahmu dan
ibumu dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri”.
Pimpinan CV Saxon Indotama juga sangat
memperhatikan kondisi moral karyawannya, karena menurut
pimpinan, apabila seorang karyawan tidak memiliki moral
yang baik, karyawan tersebut tidak akan fokus pada
pekerjaannya, tetapi hanya akan berfokus untuk mencari
kesempatan melakukan tindakan yang akan merugikan
perusahaan, seperti mencuri. Dalam hal pengembangan moral
karyawan, pimpinan mengadakan ibadah menurut kepercayaan
Katolik yang biasanya diikuti oleh karyawan beragama
Kristiani. Pada ibadah tersebut, diselipkan pengajaran tentang
moral. Pimpinan juga mewajibkan karyawan yang beragama
Muslim, untuk mengikuti sholat Jumat di mesjid. Hal ini sudah
sesuai dengan prinsip kepemimpinan Kristen menurut Adair
(2001), yaitu seorang pemimpin Kristen akan peduli terhadap
kondisi moral.
CV Saxon Indotama tidak memiliki program
pengembangan skill pada karyawan, karena menurut pimpinan
pengalaman kerja yang dimiliki karyawan sudah memadai dan
telah menguasai bidangnya masing-masing. Hal ini tidak
sesuai dengan prinsip kepemimpinan Kristen yang
diungkapkan oleh Adair (2001) yang menyatakan bahwa
seorang pemimpin Kristen akan merancang pelatihan sehingga
dapat mengembangkan potensi anggota tersebut.
4. The Ability to Inspire
Pimpinan CV Saxon Indotama memiliki kepribadian
yang postif. Pimpinan mengatakan apabila beliau memiliki

235
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015)
kepribadian positif, maka secara tidak langsung karyawan akan
meneladani kepribadian positif yang ada pada dirinya.
Narasumber dua mengatakan, bahwa pimpinan memiliki
kepribadian yang sangat sabar dan peduli pada karyawan.
Apabila karyawan sedang menghadapi kesulitan, karyawan
dapat membicarakannya kepada pimpinan, dan pimpinan akan
memberikan solusi, bahkan apabila memungkinkan pimpinan
akan menolong karyawan tersebut. Narasumber dua,
narasumber tiga, dan narasumber empat juga mengatakan
bahwa pimpinan sangat menginspirasi karena kepribadian
positif yang dimiliknya. Kepribadian yang dimiliki pimpinan
CV Saxon Indotama sudah sesuai dengan prinsip
kepemimpinan Kristen yang diungkapkan oleh Adair (2001)
yang menyatakan bahwa pemimpin Kristen menginspirasi
bawahannya dengan menjadi pribadi yang positif.
Karakter Kepemimpinan Kristen
1. Pemimpin Yang Memiliki Keberanian
Setiap permasalahan pada perusahaan selalu dihadapi
oleh pimpinan CV Saxon Indotama dengan berani.
Narasumber dua, narasumber tiga, dan narasumber empat
mengatakan bahwa pimpinan selalu menghadapi permasalahan
dengan pandangan yang positif dan realistis. Narasumber tiga
mengatakan, bahwa setiap permasalahan yang terjadi pada
perusahaan selalu dihadapi oleh pimpinan. Pimpinan tidak
pernah meninggalkan permasalahan dan melimpahkan
permasalahan tersebut pada karyawan. Menurut narasumber
empat, pimpinan selalu menyelesaikan permasalahan
menggunakan pandangan yang realistis. Hal ini dapat dilihat
dari ide-ide atau pemikiran pimpinan yang digunakan dalam
penyelesaian masalah. Hal ini sudah sesuai dengan kriteria
penilaian karakter pemimpin Kristen yang diungkapkan oleh
Adair (2001), yaitu pemimpin Kristen haruslah berani
menghadapi permasalahan dengan pandangan yang positif dan
realistis.
Pimpinan CV Saxon Indotama merupakan pemimpin
yang berani menempatkan kepentingan perusahaan diatas
kepentingan pribadi apabila kepentingan pribadi tersebut tidak
berhubungan dengan kesehatan keluarga. Menurut narasumber
dua, narasumber tiga, dan narasumber empat, pimpinan selalu
mendahulukan kepentingan perusahaan, walaupun ada
kepentingan lain. Hal ini sesuai dengan kriteria penilaian
karakter pemimpin Kristen yang diungkapkan oleh Adair
(2001), yaitu pemimpin Kristen dituntut memiliki keberanian
untuk menempatkan kepentingan organisasi diatas kepentingan
pribadi.
2. Pemimpin Memiliki Integritas
Pimpinan CV Saxon Indotama sangat mengutamakan
integritas dalam memimpin perusahaan. Hal tersebut tercermin
dari kepribadian pimpinan yang mengutamakan kejujuran
kepada karyawan. Selain keterbukaan terhadap karyawan,
pimpinan juga lebih mengutamakan kejujuran kepada
konsumen dibandingkan profit. Hal ini dapat dilihat dari bahan
baku yang digunakan CV Saxon Indotama dalam
memproduksi shuttlecock. Narasumber tiga dan narasumber
empat mengatakan bahwa pimpinan tidak pernah mengurangi
bahan baku dalam memproduksi shuttlecock, padahal apabila
pimpinan mengurangi bahan baku yang digunakan dalam
memproduksi shuttlecock, biaya produksi akan berkurang dan

konsumen tidak akan mengetahuinya. Karakter integritas yang
dimiliki oleh pimpinan CV Saxon indotama sudah sesuai
dengan kriteria penilaian karakter pemimpin Kristen menurut
Adair (2001), yaitu Karakteristik dari seorang pemimpin
menurut Alkitabiah adalah memiliki nilai integritas, seperti
disebutkan pada kitab Mazmur 15: 1-2 yang berbunyi
“Mazmur Daud. TUHAN, siapa boleh menumpang di KemahMU dan tinggal di bukit-MU yang suci. Orang yang hidup
tanpa cela dan melakukan yang baik dan dengan jujur
mengatakan yang benar”.
3. Pemimpin Yang Memiliki Kesadaran Akan Perubahan
Pimpinan CV Saxon Indotama merupakan seorang
pemimpin yang memiliki kesadaran akan suatu perubahan.
Menurut narasumber dua, narasumber tiga, dan narasumber
empat, setiap perubahan yang diterapkan pimpinan sudah
tepat. Menurut narasumber dua, hal tersebut dikarenakan
setiap perubahan yang diambil didasarkan kepentingan semua
pihak, seperti konsumen, pemasok, dan karyawan.
Pimpinan CV Saxon Indotama tidak memiliki visi
secara tertulis. Dari hasil wawancara keempat narasumber
dapat disimpulkan bahwa dalam memimpin CV Saxon
Indotama pimpinan belum memiliki visi yang jelas, akan tetapi
dalam menghadapi perubahan pimpinan hanya berlandaskan
nilai-nilai yang diteladani dari Yesus yaitu kepedulian dan
kejujuran. Hal ini tidak sesuai dengan kriteria penilaian
pemimpin
Kristen
menurut
Adair
(2001),
yang
mengungkapkan bahwa dalam menghadapi perubahan seorang
pemimpin Kristen menggunakan visi berlandaskan nilai-nilai
Alkitab untuk menuntunnya dan mengarahkannya mencapai
tujuan-tujuan yang akan memuliakan Tuhan.
4. Pemimpin Yang Mengarahkan
Pimpinan CV Saxon Indotama tidak pernah
memaksakan kehendaknya dalam memimpin perusahaan
layaknya seorang diktator. Menurut narasumber dua,
narasumber tiga, dan narasumber empat, pimpinan adalah
seorang pendengar yang baik. Pimpinan tidak pernah
memaksakan kehendaknya dalam memimpin perusahaan, akan
tetapi pimpinan selalu terbuka dengan saran-saran dari para
karyawan. Karakter pimpinan CV Saxon Indotama yang tidak
pernah memaksakan kehendaknya dalam memimpin dan selalu
terbuka terhadap saran-saran dari para karyawan sudah sesuai
dengan kriteria penilaian karakter pemimpin Kristen menurut
Adair (2001), yaitu pemimpin Kristen mengarahkan
bawahannya dengan cara yang baik, oleh karena itu pemimpin
Kristen merupakan fasilitator dan bukan diktator.
Pimpinan CV Saxon Indotama mengarahkan karyawan
dengan menggunakan pendekatan hati. Hal ini dapat dilihat
dari cara pimpinan yang memperlakukan karyawan selayaknya
seorang pribadi yang setara dengan dirinya, bukan seperti
seorang atasan dan bawahan. Narasumber tiga mengatakan
bahwa pimpinan selalu memperlakukan karyawan dengan
sopan. Hal ini sudah sesuai dengan kriteria penilaian
pemimpin Kristen yang diungkapkan Adair (2001), yang
menyatakan bahwa pemimpin Kristen mengarahkan para
pengikutnya menggunakan pendekatan dengan hati.
5. Pemimpin Yang memiliki Kecerdasan Emosional
Pimpinan CV Saxon Indotama memiliki ketenangan
dalam menghadapi kemarahan. Narasumber dua, narasumber

236
AGORA Vol. 3, No. 2, (2015)
tiga, dan narasumber empat mengatakan, pimpinan adalah
orang yang sabar, apabila pimpinan sedang marah, hanya raut
wajahnya saja yang menunjukan kemarahan, akan tetapi tidak
pernah sampai mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas
kepada para karyawan. Dalam menghadapi karyawan yang
melakukan pelanggaran atau kesalahan, pimpinan hanya akan
menegur karyawan yang bersangkutan secara halus. Hal ini
sudah sesuai dengan kriteria penilaian pemimpin Kristen
menurut Adair (2001), yang mengungkapkan bahwa pemimpin
Kristen adalah pemimpin yang tenang dan terkendali dalam
menghadapi kemarahan. Kepemimpin Kristen bersifat cinta
dan kasih sayang.
6. Pemimpin Yang Memiliki Toleransi
Pimpinan CV Saxon Indotama memiliki toleransi
terhadap perbedaan agama, budaya, etnis, dan ras. Narasumber
dua, narasumber tiga, dan narasumber empat mengatakan
bahwa pimpinan tidak pernah membeda-bedakan karyawan
berdasarkan agama, budaya, etnis, atau ras. Apabila ada
kegiatan keagamaan atau kebudayaan tertentu yang
menganggu jam kerja karyawan, pimpinan akan tetap
memberikan toleransi kepada karyawan. Karakter toleransi
yang dimiliki oleh pimpinan CV Saxon Indotama sudah sesuai
dengan kriteria penilaian karakter pemimpin Kristen menurut
Adair (2001), yang mengungkapkan bahwa pemimpin Kristen
dituntut untuk memiliki sifat toleransi. Pemimpin yang
memiliki toleransi adalah pemimpin yang menghargai orang
dari budaya, etnis, ras, atau kepercayaan yang berbeda.

Pimpinan juga memiliki integritas seperti pemimpin
menurut Alkitabiah. Hal ini tercermin dari kepribadiannya
yang lebih mengutamakan kejujuran. Dalam memimpin,
pimpinan mengarahkan karyawan menggunakan pendekatan
hati dan kecerdasan emosional seperti kriteria penilaian
karakter pemimpin Kristen menurut Adair (2001). Hal ini
dapat dilihat dari karakter sabar dan sopan. Pimpinan juga
memiliki toleransi terhadap perbedaan yang terdapat pada
karyawan.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka terdapat
beberapa hal yang disarankan adalah sebagai berikut:
1. Membuat visi dan misi secara tertulis, agar sesuai
dengan kriteria penilaian kepemimpinan Kristen
menurut Adair (2001), yaitu seorang pemimpin Kristen
memiliki visi yang berlandaskan Alkitab untuk
menuntunnya mencapai tujuan yang memuliakan Tuhan
2. Membuat program pelatihan dalam hal pengembangan
skill, sehingga kemampuan karyawan di setiap
bidangnya dapat berkembang menjadi lebih baik.
3. Membuat sturktur organisasi perusahaan secara tertulis,
sehingga setiap orang dalam perusahaan lebih
memahami tanggung jawab pada jabatan yang
dimilikinya.
4. Membuat bagian research and development, untuk
mengembangkan kualitas shuttlecock yang diproduksi
oleh CV Saxon Indotama.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pimpinan
CV
Saxon
Indotama
menerapkan
kepemimpinan Kristen dalam menjalankan perusahaannya. Hal
tersebut dilihat dari prinsip dan karakter pimpinan yang sesuai
dengan prinsip dan karakter kepemimpinan Kristen. Prinsip
kepemimpinan Kristen yang diterapkan pimpinan dapat dilihat
dari kemampuan komunikasinya yang baik seperti kemampuan
komunikasi yang dimiliki oleh Yesus, sehingga para
karyawannya dapat mengerti dengan apa yang sampaikan.
Selain itu pimpinan, memimpin perusahaan dengan
berlandaskan nilai-nilai pada Alkitab, yaitu nilai kejujuran dan
kepedulian. Pimpinan juga dinilai memiliki kepribadian positif
yang dapat menginspirasi karyawan seperti Yesus
menginspirasi para pengikutnya. Tindakan pimpinan CV
Saxon yang menginspirasi karyawan adalah sopan terhadap
karyawan, sabar menghadapi karyawan yang melakukan
kesalahan, serta peduli terhadap kesejahteraan karyawan.
Pimpinan CV Saxon Indotama menerapkan karakter
seorang pemimpin Kristen, hal ini dapat dilihat dari karakter
pimpinan yang memiliki keberanian dalam menghadapi
masalah dan berani menempatkan kepentingan perusahaan
diatas kepentingan pribadi, hal ini sesuai dengan kriteria
penilaian karakter pemimpin Kristen menurut Adair (2001).

DAFTAR PUSTAKA
Adair, J. (2001). The Leadership of Jesus and its Legacy
Today. Norwich: Centerbury Press.
Business Insider. (2012). 17 big companies that are intensely
religious. Retrieved March 20, 2015, from
http://www.businessinsider.com/17-big-companiesthat-are-intensely-religious-2012-1?IR=T&op=1
Macarthur, J. (2009). Kitab Kepemimpinan: 26 Karakter
Pemimpin Sejati. Jakarta: BPK Gunung Mulia
Malphrus, A. (2003). Being Leaders: The Nature of Authentic
Christian Leadership. Retrived March 21, 2015, from
http://books.google.co.id/books?id=UvjWa3mPYK4
C&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=fals
e.
Moleong, J. (2013). Metodologi penelitian kualitatif.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Nelson, A.E. (2007). Spirituality & Leadership. Colorado:
NavPress
Northouse, P.G. (2012). Leadership: Theory and practice.
California: SAGE Publications, Inc.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian bisnis (pendekatan
kuantitatif, kualitatif, dan R&D). Bandung: CV.
Alfabeta.
Wiyono, I.G. F.X. (2013). Christian Leadership: Gaya
Kepemimpinan Kristiani.Cikokol Tangerang: Karunia
Exori.