HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA TENAGA PENGAJAR DI SMA N 1 AMURANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN | Sinubu | JURNAL KEPERAWATAN 8034 15865 1 SM

e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 3 Nomor 2 Mei 2015
HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI
PADA TENAGA PENGAJAR DI SMA N 1 AMURANG
KABUPATEN MINAHASA SELATAN
Risky Brian Sinubu
Rolly Rondonuwu
Franly Onibala
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: riskysinubu39@gmail.com
Abstract : One of the factors that influence the increase in blood pressure is a workload that
a person who exceeds the normal time limit. A type of work performed beyond the limit
working time trigger fatigue that affects aspects of mental load , physical, and working time.
The results of the Riskesdas ( 2013 ) for hypertension according to its characteristics is found
that employment status may also affect the occurrence of hypertension with a prevalence of
24.72 % . Objectives : The purpose of this study to determine the relationship of the workload
with the incidence of hypertension in SMA N 1 Amurang South Minahasa District. Study
Methods : used is observational analytic cross sectional. The sampling technique was
conducted by accidental sampling with a sample of 33 people. Results : using chi -square test
p value = 0.023 < α = 0:05. Conclusion : The results showed an association with
hypertension workload on teachers in SMA N 1 Amurang South Minahasa District.

Suggestions can be added as the information in the field of medical-surgical nursing as a
reference for future studies that heavy workloads lead to hypertension .
Keywords : Workload , Hypertension , Lecturer

Abstrak : Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya peningkatan tekanan darah adalah
beban kerja yang dilakukan seseorang yang melebihi batas waktu normal. Suatu jenis
pekerjaan yang dilakukan melebihi batas waktu kerja memicu terjadinya kelelahan kerja
sehingga mempengaruhi aspek beban mental, fisik, dan waktu kerja. Hasil penelitian dari
Riskesdas (2013) terhadap hipertensi menurut karakteristiknya didapat bahwa status
pekerjaan juga dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi dengan prevalensi sebesar 24,72%.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan beban kerja dengan kejadian hipertensi di
SMA N 1 Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. Desain Penelitian yang digunakan bersifat
observasional analitik yaitu cross sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan
accidental sampling dengan jumlah sampel 33 orang. Hasil penelitian menggunakan uji
statistik chi square didapatkan nilai p = 0.023 < α = 0.05. Kesimpulan hasil penelitian
menunjukkan adanya hubungan beban kerja dengan kejadian hipertensi pada tenaga pengajar
di SMA N 1 Amurang Kabupaten Minahasa Selatan. Saran dapat ditambahkan sebagai
informasi dibidang keperawatan medikal bedah untuk dijadikan acuan penelitian selanjutnya
bahwa beban kerja yang berat memicu terjadinya hipertensi.
Kata Kunci: Beban Kerja, Hipertensi, Tenaga Pengajar


1

e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 3 Nomor 2 Mei 2015
PENDAHULUAN
Penyakit hipertensi adalah penyakit yang
timbul akibat adanya interaksi dari berbagai
faktor risiko yaitu: umur, jenis kelamin,
obesitas, alkohol, genetik, stres, asupan
garam, merokok, pola aktivitas fisik,
penyakit ginjal dan diabetes melitus. Oleh
karena itu penyakit hipertensi timbul
karena adanya interaksi dari berbagai faktor
yang telah disebutkan, faktor mana yang
lebih berpengaruh atau berperan terhadap
timbulnya hipertensi tidak dapat diketahui
dengan pasti (Anggara, 2013).
Hipertensi salah satunya disebabkan
oleh faktor gaya hidup modern, orang
zaman sekarang sibuk mengutamakan

pekerjaan untuk mencapai kesuksesan.
Kesibukan dan kerja keras serta tujuantujuan yang berat mengakibatkan timbulnya
rasa stres dan timbulnya tekanan yang
tinggi. Perasaan tertekan membuat tekanan
darah menjadi naik. Selain itu, orang yang
sibuk juga tidak sempat untuk berolahraga.
Akibatnya lemak dalam tubuh semakin
banyak dan tertimbun yang dapat
menghambat aliran darah. Pembuluh yang
terhimpit oleh tumpukan lemak menjadikan
tekanan darah menjadi tinggi. Inilah salah
satu penyebab terjadinya hipertensi (Susilo,
2011).
Penyakit hipertensi merupakan
masalah yang sedang dialami oleh seluruh
dunia. Berdasarkan data WHO (2008),
sebesar 40% penduduk usia dewasa
menderita hipertensi.
Prevalensi
di

Amerika sebesar 35%, dikawasan Eropa
sebesar 41%, dan Australia sebesar 31,8%.
Prevalensi hipertensi pada kawasan Asia
Tenggara adalah sebesar 37%, Thailand
sebesar 34,2%, Brunei Darusalam 34,4%,
Singapura 34,6% dan Malaysia 38%
(Estiningsih, 2012).
Banyak negara saat ini, prevalensi
hipertensi meningkat sejalan perubahan
gaya hidup. Hipertensi sudah menjadi
masalah kesehatan masyarakat dan akan
menjadi masalah yang lebih besar jika tidak
ditanggulangi, dimana hipertensi adalah
salah satu penyebab kematian nomor satu
secara global (Susilo, 2011).

Hasil dari Riskesdas (2013) Prevalensi
hipertensi di Indonesia yang di dapat
melalui pengukuran pada umur ≥ 18 tahun
sebesar 25,8%, tertinggi di Bangka

Belitung (30,09%), diikuti Kalimantan
Selatan (29,6%), dan Jawa Barat (29,4%).
Untuk prevalensi provinsi Sulawesi Utara
berada di posisi ke 7 dari 33 provinsi yang
ada di Indonesia yaitu sebesar 27,1%. Dan
melalui hasil penelitian dari Riskesdas
(2013) terhadap hipertensi menurut
karakteristiknya
didapat bahwa status
pekerjaan juga
dapat mempengaruhi
terjadinya hipertensi dengan prevalensi
sebesar 24,72%.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi
merupakan penyakit yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah yang melebihi
normal. Hipertensi sering mengakibatkan
keadaan
yang
berbahaya

karena
keberadaannya sering kali tidak disadari
dan kerap tidak menimbulkan keluhan yang
berarti; sampai suatu waktu terjadi
komplikasi jantung, otak, ginjal, mata,
pembuluh darah, atau organ-organ vital
lainnya. Namun demikian penyakit
hipertensi sangat di pengaruhi oleh
makanan yang dikonsumsi dan pekerjaan
yang menguras aktivitas masyarakat
sehingga mengurangi pola aktivitas yang
baik untuk di lakukan. Pola aktivitas yang
sehat dan makanan yang sehat merupakan
pilihan tepat untuk menjaga diri terbebas
dari hipertensi. Semuanya dilakukan secara
terus menerus , tidak boleh temporer.
Sekali kita lengah menjaga diri dengan
tidak mengikuti pola aktivitas yang sehat,
dipastikan kita akan mudah terkena
hipertensi dan penyakit lainnya (Malara,

2014).
Penelitian
sebelumnya
yang
dilakukan oleh Meylen Suoth, Hendro
Bidjuni dan Reginus Malara pada bulan
Desember (2013) sampai Januari (2014),
dalam jurnal penelitian hubungan gaya
hidup dengan kejadian hipertensi di
puskesmas Kolongan kecamatan Kalawat
kabupaten Minahasa Utara. Kesimpulan
adanya hubungan yang bermakna antara
2

e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 3 Nomor 2 Mei 2015
jumlah tenaga pengajar yang ada di
SMA N 1 Amurang berjumlah 54 orang
dengan waktu kerja selama 7-8 jam/hari
selama 6 hari dalam seminggu dan data
yang didapat setelah wawancara dengan

beberapa
tenaga
pengajar
yang
adaberdasarkan tiga aspek beban kerja
(beban waktu, beban fisik dan beban
mental) terdapat 50% dari 18 tenaga
pengajar yang ditanya menderita tekanan
darah tinggi.

gaya hidup dalam bentuk kemampuan
mengatur stress dengan kejadian hipertensi.
Penelitian yang dilakukan oleh
S.Parikh (2011) dalam jurnal The Study
of Epidemiolgy & Determinents of
Hypertension in Urban Health Training
Centre (UHTC) menunjukkan bahwa
aktivitas fisik memiliki hubungan
terhadap hipertensi. Dan responden yang
memiliki pekerjaan berat beresiko terjadi

hipertensi. Sementara dalam penelitian
ini responden ( 3,4 % ) pekerja sedang
mengalami hipertensi yang secara
signifikan lebih rendah ( nilai z = 8.27, p
= 0,001 ) dibandingkan prevalensi 31,1
% di antara pekerja berat/menetap.
Beberapa temuan yang sama yang
diteliti di daerah perkotaan Chandigarh,
ada 86.8 % hipertensive berada di
kelompok yang sering melakukan
aktivitas fisik & risiko terjadi hipertensi
sebesar 35% pada kelompok yang
memiliki aktivitas kurang.

Berdasarkan latar belakang dari
data yang ada bahwa suatu penyakit
hipertensi
mempunyai
keterkaitan
dengan status pekerjaan melalui beban

kerja yang dilakukan. Maka peniliti
tertarik untuk meneliti tentang hubungan
beban kerja dengan kejadian hipertensi
pada tenaga pengajar di SMA N 1
Amurang Kabupaten Minahasa Selatan.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian survei analitik dengan
pendekatan Cross Sectional Study.
Penelitian
dilakukukan
di
SMA
Negeri 1 Amurang Kabupaten Minahasa
Selatan, pada tanggal 5-17 Desember
2014. Populasi dalam penelitian ini
adalah Tenaga Pengajar di SMA Negeri
1 Amurang, yang berjumlah 54 tenaga
pengajar. Sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik

accidental
sampling.
Jumlah
sampel dalam
penelitian ini adalah siswa. Sampel
yang diambil dalam penelitian ini
adalah 33 responden memiliki tekanan
darah diatas batas normal 120/80 mmHg,
responden yang memiliki waktu kerja ≥
6 jam/hari dan responden yang
memberikan persetujuan dalam lembar
perstujuan dan bersedia mengikuti
proses penelitian. Penelitian
ini
menggunakan insrumen berupa lembar
kuesioner beban kerja dan lembar
observasi. Pengukuran beban kerja para
tenaga
pengajar
diukur
dengan
menggunakan kuesioner dengan skala

Hampir semua orang didalam
kehidupan mereka mengalami stres
berhubungan dengan pekerjaan mereka.
Hal ini dapat dipengaruhi karena
tuntutan kerja yang terlalu banyak
(bekerja terlalu keras dan sering kerja
lembur) dan jenis pekerjaan yang harus
memberikan penilaian atas penampilan
kerja bawahannya atau pekerjaan yang
menuntut tanggung jawab bagi manusia.
Beban kerja meliputi pembatasan jam
kerja dan jam kerja yang diharuskan
adalah 6-7 jam setiap harinya. Sisanya
digunakan
untuk
keluarga
dan
masyarakat, istirahat, tidur dan lain-lain.
Dalam satu minggu seseorang bekerja
dengan baik selama 40-50 jam, lebih
dari itu terlihat kecenderungan yang
negatif seperti kelelehan kerja, penyakit
dan kecelakaan kerja (Agustin, 2012).
Data awal yang diambil di Sekolah
SMA N 1 Amurang pada tanggal 28
Oktober 2014 melalui wawancara
dengan Bagian Kurikulum bahwa
3

e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 3 Nomor 2 Mei 2015
didapatkan masalah sebagai dasar
penelitian, peneliti menetukan judul
penelitian
dan
lingkup penelitian
berdasarkan data-data yang di peroleh
dari
studi
kasus
di
lapangan.
Selanjutnya
peneliti
menyusun
proposal
penelitian, menentukan
populasi penelitian, dan
subjek
penelitian (sampel) memenuhi kriteria
inklusi dan kriteria eksklusi. Setelah
usulan proposal penelitian mendapat
persetujuan untuk dilanjutkan menjadi
sebuah
penelitian, maka
peneliti
berhak untuk melanjutkan penelitian.
Setelah surat izin untuk melakukan
penelitian di tetapkan, selanjutnya
peneliti dapat melakukan pengambilan
data-data yang diperlukan untuk proses
penelitian di tempat penelitian. Setelah
data-data diperoleh, selanjutnya peneliti
harus melakukan analisa data. Setelah
proses
analisa
data selesai akan
diperoleh hasil penelitian dari penelitian
yang dilakukan. Setelah diperoleh hasil
penelitian
maka
peneliti harus
menyusun kesimpulan dan saran dari
penelitian yang dilakukan. Setelah
melewati tahap akhir ini, maka
penelitian dapat dinyatakan selesai.
Pengolahan data yang diperoleh dari
hasil penelitian ini diolah secara
manual dengan mengelompokkan hasil
dari
lembar observasi dan lembar
kuesioner
yang
dibagikan
dan
selanjutnya
dilakukan
analisis
menggunakan
program pengolah
statistik.
Setelah
itu
diolah
menggunakan sistem komputerisasi,
tahapan-tahapan tersebut yaitu editing,
coding dan entering.

ordinal. Kuesioner akan diberikan pada
responden yang bersedia menjadi
responden. Kuesioner ini sudah pernah
dipakai oleh Dewi 2013 dalam penelitian
tugas
akhirnya
dengan
judul
“Pengukuran Beban Kerja Mental
Dalam
Upaya
Meningkatkan
Performansi Kerja Teller di Bank “X”
Cimahi dengan Metode Subjective
Workload
Assesment
Technique
(SWAT)”. Dengan cara mengukur
mengetahui
tingkat
beban
kerja
responden berdasarkan beban waktu,
beban mental dan beban psikologi
melalui pernyataan yang diberikan,
responden memilih angka 1 untuk beban
kerja yang ringan, 2 untuk beban kerja
sedang, 3 beban kerja tinggi sesuai
persepsinya sendiri dengan kriteria
penilaian yang diberikan skor 1-3 berada
pada beban ringan, sedang-berat ≥ 4.
Skor yang didapat yaitu dari jumlah
besar angka yang dipilih/dilingkar dibagi
dengan jumlah hari mengajar lalu
dijumlahkan keseluruhan berdasarakan 3
aspek beban kerja. Instrument ini
menggunakan lembar obeservasi dengan
alat sphygmomanometer dan stetoskope
untuk mengukur jumlah tekanan darah
responden. Dengan kriteria penilaian,
skor 1 berada pada tekanan darah normal
: 110-120/80-90 mmHg, skor 2 pada
tekanan
darah
tidak
normal
:
prehipertensi 120-139/80-90 mmHg,
hipertensi stage I 140-159/90-99 mmHg,
dan hipertensi stageII >160/100 mmHg.
Prosedur pengumpulan data dalam
penelitian
ini
yaitu,
setelah
mendapatkan
surat
rekomendasi
pengambilan data awal ke tempat
penelitian,
selanjutnya
peneliti
mengidentifikasi fakta yang ada di
SMA N 1 Amurang melalui studi kasus
di lapangan untuk mendapatkan data
tentang masalah yang terjadi di tempat
penelitian.
Setelah
mendapatkan
fenomena awal yang menjadi masalah
di tempat penelitian kemudian peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai dasar
penelitian,
kemudian
setelah

Analisa data dalam penelitian ini
yaitu analisa univariat yang bertujuan
untuk
mendeskripsikan
atau
mendapatkan gambaran setiap variabel
yang akan diukur dan disajikan.
Analisa bivariat yaitu analisa yang
dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga atau berkorelasi. Dilakukan uji
chi-square dengan derajat kemaknaan
4

e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 3 Nomor 2 Mei 2015
95% (α 0,05). Dalam
melakukan
penelitian, peneliti
memperhatikan
masalah-masalah etika penelitian yang
meliputi : Menghormati harkat dan
martabat manusia (respect for human
dignity), menghormati privasi dan
kerahasiaan subjek penelitian (respect
for privacy
and
confidentiality),
keadilan dan inklusivitas/keterbukaan
(respect for justice and inclusiveness),
memperhitungkan
manfaat
dan
kerugian yang ditimbulkan (balancing
harms and benefits).

d. Beban Kerja
Tabel 4 : Distribusi Responden
Berdasarkan Beban Kerja
Beban
n
%
Kerja
Ringan
4
12.1
Berat
29
87.9
Total
33
100

e. Tekanan Darah
Tabel 5. Distribusi Responden
Berdasarkan Tekanan Darah
Tekanan
n
%
Darah
Normal
7
21.2
Hipertensi 26
78.8
Total
33
100

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
1. Analisis Univariat
a. Umur
Tabel 1. Distribusi
Berdasarkan Umur
Umur
n
30-40
1
41-50
7
51-60
20
≥ 60
5
Total
33

Responden
2. Analisis Bivariat
Tabel 6. Hubungan Beban
Kerja
Dengan
Kejadian
Hipertensi
Pada
Tenaga
Pengajar Di SMA N 1 Amurang

%
3.0
21.2
60.6
12.5
100

b. Jenis Kelamin
Tabel 2 : Distribusi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis
n
%
Kelamin
Laki-laki
11
33.3
Perempuan 22
66.7
Total
33
100

Beban
Kerja

Tekanan Darah
Normal hipertensi
n %
N
%

Total
n

%

Ringan 3
Berat
4

75
13.8

1
25

25
86.2

4
29

100
100

Total

21.2

26

78.8

33

100

c. Waktu Kerja
Tabel 3 : Distribusi Responden
Berdasarkan Waktu Kerja
Waktu
n
%
Kerja
6 jam/hari
4
12.1
7 jam/hari
10
30.3
8 jam/hari
16
48.5
10 jam/hari 3
9.1
Total
33
100

7

OR
(95%
CI)
18.75
(1.54227.7
)

B. Pembahasan
Hasil penelitian yang dilakukan di
SMA N 1 Amurang menunjukan hasil
distribusi responden berdasarkan umur
didapat responden terbanyak pada
golongan umur 51-60 tahun yaitu 20
responden (60.6%).
Hasil
penelitian
distribusi
responden berdasarkan jenis kelamin
didapat responden terbanyak pada jenis

5

P
Val
ue
0.0
23

e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 3 Nomor 2 Mei 2015
3. Terdapat adanya hubungan beban kerja
dengan kejadian hipertensi pada tenaga
pengajar di SMA Negeri 1 Amurang (
p= 0.023, < α.= 0.05).

kelamin perempuan yaitu 22 responden
(66.7%).
Hasil
penelitian
distribusi
responden berdasarkan waktu kerja
didapatkan
responden
terbanyak
memiliki waktu kerja 8 jam/hari yaitu
16 responden (48.5%).
Hasil
penelitian
distribusi
responden berdasarkan beban kerja
didapat responden terbanyak memiliki
beban kerja berat yaitu 29 responden
(87.9%).
Hasil
penelitian
distribusi
responden berdasarkan tekanan darah
didapatkan ada 26 responden yang
memiliki hipertensi yaitu (78.8%).
Hasil penelitian yang telah
dilakukan di SMA Negeri 1 Amurang
menunjukan 33 orang tenaga pengajar
terdiri dari 11 orang laki-laki dan 22
orang perempuan dengan pembagian
waktu kerja 8 jam/hari. Terdapat 29
dari 33 responden memiliki beban kerja
berat dan terdapat 26 dari 33 responden
memiliki tekanan darah yang tidak
normal. Penelitian dilakukan pada 33
responden di SMA N 1 Amurang
Kab.Minahasa Selatan. Berdasarkan
hasil penelitian dari 33 responden
didapati dari hasil uji statistik dengan
menggunakan uji chi square (x2)
diperoleh nilai ρ = 0,023 < α = 0,05.
Dari data tersebut menunjukkan dimana
terdapat hubungan yang bermakna
antara beban kerja dengan kejadian
hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA
Anggara, & Prayitno,N (2013). Faktorfaktor yang berhubungan
dengan
tekanan
darah
dipuskesmas telaga murni
cikarang
barat
tahun
2012.Jurnal Ilmiah Kesehatan,
5(1); Januari 2013. Diakses
tanggal 29 september 2014
Agustin. E (2012). Faktor perilaku dan
hubungannya
dengan
kejadian hypertensi. Public
Health
Journal,
http//publichealthjournal.helpingpeopleideas.co
m. diakses tanggal 23 Oktober
2014.
Aribowo,T

& Murtiningsih,A (2012).
Rahasia sehat setiap hari,
Jakarta : Dunia Sehat

Dalimartha,S., Purnama,T.B., Sutarina,N.,
Mahendra,B., & Darmawan,R
(2008). Care your self
hipertensi, Jakarta : Penebar
Plus+

SIMPULAN
Dari
hasil
penelitian
yang
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Amurang
pada tanggal 5-17 Desember 2014 maka
dapat disimpulkan bahwa :

Dewi I.A (2013). Hubungan
antara persepsi beban kerja
dengan komitmen organisasi
karyawan divisi pelaksana
produksi PT.Solo Kawistara
Garmindo. Skripsi, diakses
tanggal 8 November 2014.

1. Terdapat beban kerja berat pada tenaga
pengajar di SMA N 1 Amurang dengan
responden terbanyak pada beban kerja
berat yaitu 29 (87.9%) responden.
2. Teridentifikasi kejadian hipertensi pada
tenaga pengajar di SMA N 1 Amurang
sebanyak 26 (78.8%) responden.

E.Manampiring (2008). Hubungan status
gizi dengan tekanan darah
pada penduduk usia 45 tahun
keatas di Kelurahan Pakowa
Kecamatan
Wanea
Kota
Manado. Diakses tanggal 6
November 2014.
6

e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 3 Nomor 2 Mei 2015
Estiningsih

(2008). Hubungan indeks
massa tubuh dan faktor lain
dengan kejadian hipertensi
pada kelompok usia 18-44
tahun di Kelurahan Suka
Maju Depok. Skripsi, diakses
tanggal 6 November 2014.

Tlogosari Kulon Kota Semarang.
Jurnal Kesehatan Masyarakat vol 1 no
2. Diakses tanggal 6 November 2014.

Potter.P & Perry.A, (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan Ed.4 Vol.1.
Buku Kedokteran EGC.

Faisal,E.,Djarwoto,B.,Murtiningsih,B
(2012). The risk factors of
hypertension incidence in the
worker woman with double
role in bantul regency in
2011.Berita
kedokteran
masyarakat,vol28,no.2,Juni
2012. Diakses tanggal 06
Oktober 2014

Rahayu.H (2012). Faktor Resiko Hipertensi
pada Masyarakat RW 01 Srengseng
Sawah Kecamatan Jagakarsa Kota
Jakarta
Selatan.Skripsi.
Diakses
tanggal 6 November 2014.
Saryono (2010). Penurununan kadar
kolesterol total pada pasien hipertensi
yang mendapat terapi bekam di klinik
AN-NAHL
Purwerkerto.
The
soedirman journal of nursing vol 5 no2
Juli 2010. Diakses tanggal 6 November
2014.

Lewa,F.A., Pramantara, Dewa., Rahayujati,
B. (2010). Risk factor of
isolated systolic hypertension
in
the
elderly.
Berita
kedokteran
masyarakat
vol.26,no.4, Desember 2010.
Diakses tanggal 06 Oktober
2014

Setiadi
(2013).Konsep
dan
praktik
penulisan riset keperawatan, (ed.2).
Yogyakarta : Graha ilmu
South,M., Bidjuni,H., & Malara,R., (2014).
Hubungan gaya hidup dengan kejadian
hipertensi
dipuskesmas
kolongan
kecamatan
kalawat
kabupaten
minahasa
utara ,
ejournal
keperawatan(e-Kp) vol.2,no.1 februari
2014. diakses tanggal 29 September
2014

Luknis.S., Sutanto.P.H., (2014). Statistik
Kesehaaaacatan, Jakarta :
Rajawali Pers
Mubin,MF.,Samiasih,A.,Hermawanti,T
(2010). Karakteristik dan pengetahuan
pasien dengan motivasi melakukan
control tekanan darah diwilayah kerja
puskesmas sragi I pekalongan.
http//jurnal.unimus.ac.id,vol26,no.1,Th
2010. Diakses tanggal 09 oktober 2014
Nisa, I (2012). Ajaibnya terapi herbal
tumpas penyakit darah tinggi, Jakarta :
Dunia Sehat
Notoadmodjo (2010).
penelitian kesehatan,
PT.Rineka Cipta

Metodologi
Jakarta :

Nur
Syahrini.E,
Susanto.H,
Udiyono.A, (2012). Faktor-faktor
resiko hipertensi primer di Puskesmas
7

e-Journal Keperawatan (e-Kp) volume 3 Nomor 2 Mei 2015
S.Parikh, J. Choksi, D. V. Bala, (2011). The
Study of Epidemiology & Determinents
of Hypertension in Urban Health
Training Centre (UHTC). Gujarat
Medical
Journal/February-2011
vol.66,no.1. Diakses tanggal 6
November 2014.
Susilo,Y& Wulandary,A (2011). Cara jitu
mengatasi hipertensi, Yogyakarta :
C.V Andi Offset.
Triyanto, E., S.Kep., Ns., M.Kep, (2014).
Pelayanan
Keperawatan
Bagi
Penderita Hipertensi Secara Terpadu,
Yogyakarta : Graha Ilmu

8

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KOLONGAN KECAMATAN KALAWAT KABUPATEN MINAHASA UTARA | Suoth | JURNAL KEPERAWATAN 4055 7680 1 SM

0 1 10

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT PASIEN HIPERTENSI DI DESA BATU KECAMATAN LIKUPANG SELATAN KABUPATEN MINAHASA UTARA | Koyongian | JURNAL KEPERAWATAN 8781 17363 1 SM

0 1 7

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI PUSKESMASRANOMUUT KOTA MANADO | Adriaansz | JURNAL KEPERAWATAN 12132 24176 1 SM

0 0 6

HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 REMBOKEN KABUPATEN MINAHASA | Kairupan | JURNAL KEPERAWATAN 11907 23742 1 SM

2 11 8

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 AMURANG | Tujuwale | JURNAL KEPERAWATAN 11900 23728 1 SM

0 0 8

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA 1-3 TAHUN DI KELURAHAN BITUNG KECAMATAN AMURANG KABUPATEN MINAHASA SELATAN | Wauran | JURNAL KEPERAWATAN 12914 25752 1 SM

0 1 7

PERILAKU PEMILIH MASYARAKAT PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH KABUPATEN MINAHASA SELATAN TAHUN 2015 (Studi di Kecamatan Amurang Timur) | Rumondor | JURNAL EKSEKUTIF 16315 32708 1 SM

0 0 11

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS) AMURANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA SELATAN | Wowor | JURNAL ILMIAH SOCIETY 12443 24800 1 SM

0 0 20

ARAHAN PENGEMBANGAN PENGGUNAAN LAHAN PERMUKIMAN DI KECAMATAN AMURANG BARAT, KABUPATEN MINAHASA SELATAN | Sillia | SPASIAL 15987 32070 1 SM

0 0 11

this PDF file HUBUNGAN KEBIASAAN MENONTON TELEVISI DENGAN OBESITAS PADA REMAJA DI SMA NEGERI 1 TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA | Soputan | JURNAL KEPERAWATAN 1 SM

0 0 7