materi 5 geografi budaya

(1)

GEOGRAFI BUDAYA


(2)

IV. PERKEMBANGAN


(3)

FRIEDRICH RATZEL (1844-1904)

Charles Darwin (1809-1882) seorang botanis Inggris telah menerbitkan bukunya The origin of species by means of natural selection, yang didalamnya terkenal dengan teori evolusinya, sangat memberi pengaruh terhadap para


(4)

Gagasan Darwin tentang evolusi, timbul adanya teori relasi manusia dengan lingkungannya (

mileu

), agar manusia dapat lestari


(5)

Manusia dituntut untuk

menyesuaikan cara hidupnya agar cocok dengan lingkungan tempat


(6)

Kehidupan manusia dipermukaan bumi sampai taraf tertentu dibentuk/ditentukan oleh kondisi lingkungan alamnya.


(7)

Apabila suatu ruang

itu bersifat serba

terbatas, dan

diferensiasi sedikit,

tipe-tipe fisik dan

peradaban disitu akan

bersifat monoton


(8)

Dalam perkembangannya

waktu itu geografi dijadikan menjadi suatu studi tentang respon manusia terhadap

lingkungan alamnya.

Dalam perkembangannya

waktu itu geografi dijadikan menjadi suatu studi tentang respon manusia terhadap


(9)

Geografi dapat

memprediksi cara-cara

manusia merespons

lingkungannya sebagai

tempat manusia

hidupnya.

Geografi dapat

memprediksi cara-cara

manusia merespons

lingkungannya sebagai

tempat manusia

hidupnya.


(10)

Pada waktu itu geografi

sudah dijadikan ilmu praktis,

yang selalu dimanfaatkan

oleh para kolonisator /

penjajah untuk membuka

dan menjelajahi bahkan

menguasai benua-benua

baru yang ditemui dalam


(11)

Teori evolusi berkembang pula di luar Inggris.

Friedrich Ratzel (1886) berbekal teori evolusi, mengamati migrasi

spesies hewan dan juga migrasi manusia.


(12)

Dalam bukunya Anthopogeographie, dituliskan: 1. cara-cara manusia

mengelompokkan diri di permukaan bumi

2. pengaruh lingkungan fisis, atas persebaran

kelompok manusia

3. efek lingkungan alam atas individu dan masyarakat.


(13)

Inti dari tulisan Ratzel, bahwa : manusia sebagai individu

maupun sebagai anggota masyarakat telah ditundukkan oleh pengaruh lingkungan alamnya, sehingga manusia harus menyesuaikan diri dengan


(14)

Keadaan tersebut

memunculkan konsep

tentang,

Lebensraum

(

adalah wilayah

geografis sebagai

sarana organisme untuk

berkembang

)


(15)

Geografi mulai dipandang

sebagai suatu telaah tentang

interaksi antara manusia

dengan lingkungannya.

Geografi, sebagai studi

tentang cara lingkungan fisis

mengontrol kehidupan


(16)

Frederic Leplay (1806-1882),

seorang sosiolog Prancis pertama, yakin bahwa lingkungan fisis

menentukan terciptanya tipe mata pencaharian manusia dan

selanjutnya menentukan bentuk organisasi kemasyarakatannya.

Formulanya :

tempat – pekerjaan – keluarga (masyarakatnya)


(17)

Demolins (1852-1907), murid Leplay memperkenalkan ajaran

determinisme alam.

Steva cocok untuk kuda, kuda dijadikan sarana

transportasi untuk berkomunikasi antar kelompok, sehingga menjamin


(18)

Elsworth Huntington (1876-1947) Amerika. Dalam The Pulse of the Earth (1907)

mengatakan keagungan dan keruntuhan peradaban di benua Eropa dipengaruhi oleh sejarah iklimnya dari

abad ke abad. Dalam Civilization and climete (1915)

peradaban dapat maju atau mundur sangat tergantung pada respons


(19)

Para geografi pada abad ke 20, mulai memperhatikan peranan manusia dengan akal dan budi

dayanya.

Vidal de la Blache

mengemukakan tentang :

Naturedetereminism VS free will


(20)

Mulai berkembangnya geografi budaya.

Ajaran Ratzel mulai ditinggalkan, geografi dijadikan ilmu khorologi

(khorografi) meliputi : uraian tempat, mempelajari

interelasi antara alam dan manusia, yang memberikan


(21)

Hettner

(1859-1941),

mengarahkan studi

geografi budaya kepada

seluk beluk wilayah,

cultural

Landschaft


(22)

Carl Sauer (1889-1975)

(Amerika), menyimpang dari para pendahulunya dan

menciptakan aliran :

cultural geography

yang berobyek studi

cultural


(23)

Sauer, membicarakan geografi budaya sebagai lawan dari

geografi deterministis. Sauer bekerja sama dengan Kroeber (

ahli tentang

bangsa-bangsa primitif

) sehingga geografi budaya menjadi semakin kaya dan menarik.


(24)

Cultural-geography

, mempelajari aspek materiil

(

man made fetures

) dari budaya yang mencirikan aspek khas suatu daerah (

region

), terutama pada kenampakan

landscape

nya (sosial-ekonomi, ideologi, adat, hukum, perdagangan dsb.)


(25)

Dalam Man’s adaptation to nature (1930) Bryan,

memperkenalkan empat bentang budaya :

1. Bentuk-bentuk struktural seperti, lahan garapan,

permukiman, pertambangan, pabrik.


(26)

2. Sarana mobilitas (manusia dan barang)

3. Proses-proses khusus,

bertani, industri, transportasi 4. Hasil kegiatan manusia,

persediaan

pangan, komoditas, kesehatan,


(27)

Bentang budaya merupakan berbagai bentuk konkret dari adaptasi manusia terhadap lingkungan alamnya,

karena :

1. terkait erat dengan usaha manusia untuk mengubah alam,

2. bertalian dengan akibat pengaruh kondisi alam terhadap kehidupan manusia


(28)

Taylor,

mengatakan disamping

karya manusia perlu

diperhatikan pula ideologi,

teknologi karena dengan itu

manusia mampu mengubah


(29)

Menurut aliran geografi budaya, bumi sebagai home of man memerlukan perubahan terus menerus, untuk menjamin

kelestarian penghuninya. Sehingga manusia adalah

active agent bumi sebagai


(30)

Di Jerman dikenal dengan

cultur landschaft

atau bentang budaya.

Bentang budaya merupakan ciri dari manusia dengan


(31)

Akibatnya bentang budaya sering diartikan menjadi

geografi regional.

Schmidt, memberikan tafsiran yang luas pada geografi budaya, menjadi


(32)

Mulai sejak itu (abad 20) geografi budaya, selalu

dijadikan pertimbangan dalam berbagai keperluan.

Untuk Indonesia sering

terdengar istilah “kearifan lokal”,


(33)

BAHAN KULIAH LAIN

MENYUSUL/ DICERMATI

SENDIRI.


(34)

(1)

Menurut aliran geografi budaya, bumi sebagai home of man memerlukan perubahan terus menerus, untuk menjamin

kelestarian penghuninya. Sehingga manusia adalah active agent bumi sebagai


(2)

Di Jerman dikenal dengan

cultur landschaft

atau bentang budaya.

Bentang budaya merupakan ciri dari manusia dengan


(3)

Akibatnya bentang budaya sering diartikan menjadi

geografi regional.

Schmidt, memberikan tafsiran yang luas pada geografi budaya, menjadi


(4)

Mulai sejak itu (abad 20) geografi budaya, selalu

dijadikan pertimbangan dalam berbagai keperluan.

Untuk Indonesia sering

terdengar istilah “kearifan lokal”,


(5)

BAHAN KULIAH LAIN

MENYUSUL/ DICERMATI

SENDIRI.


(6)